Secara garis besar corak studi sejarah lokal yang pernah dilakukan tentang Indonesia
dapat dibedakan atas empat golongan. Keempat corak itu ialah :
1. Studi yang difokuskan pada suatu peristiwa tertentu ( studi peristiwa khusus )
Studi yang dikerjakan oleh Sartono Kartodirdjo tentang pemberontakan petani
di Cilegon (Banten), pada tahun 1888 adalah contoh yang terpenting dari corak studi
khusus yang pernah dilakukan sesudah Revolusi (1950). Bertolak dari suatu accepted
history, peristiwa yang telah diterima kenyataannya. Sartono mengadakan
rekonstruksi terperinci dari peristiwa dan memperlihatkan sumber dan pola dari
dinamika sosial yang melatarbelakanginya. Peristiwa itu sendiri kemudian lebih
merupakan suatu alat dalam menerangkan masalah sosiologis-historis yang mendasar.
Bukan saja untaian peristiwa, sequence, dan kaitan sebab akibat disampaikan dengan
baik, tetapi juga dan terutama konteks historis yang memungkinkan peristiwa itu
terjadi diuraikan dengan panjang lebar. Dapat dikatakan bahwa dengan menyoroti
peristiwa pemberontakan itu dari segala aspek yang berkaitan.
Suatu studi yang bersifat evenemental dan melihatnya dalam kerangka
struktural, tetapi dalam jangka waktu peristiwa yang lebih panjang telah dilakukan
oleh Jhon Small (1964) studi tentang revolusi Indonesia. Sebagian terbesar dari studi
sejarah peristiwa khusus di Indonesia sangat kurang memperhatikan masalah-masalah
struktural. Studi-studi tersebut lebih terpukau pada soal-soal “apa, siapa, dimana, dan
bila”. Dari sudut lain, karena dorongan hasrat normatif ideologis studi evenemental
lebih terpukau pada kisah-kisah kepahlawanan. Pemberontakan PETA di Blitar,
perang Banjarmasin, dan banyak yang lain adalah contoh-contoh dari beberapa
peristiwa evenemental yang masih memerlukan studi studi yang mendalam.