Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

SEJARAH LOKAL
TIPE - TIPE SEJARAH LOKAL

Disusun oleh :
Ahmad Harissudy (2105140017)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS GALUH
CIAMIS
2014/2015

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur dipanjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa,karena berkat limpahan
Rahmat dan Karunia-Nya, sehingga penulis bisa menyusun makalah ini dengan baik dan tepat
waktuny. Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini,
oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun penulis. Penulis
berharap makalah yang telah dibuat ini bisa bermanfaat serta menambah pengetahuan pembaca.

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

---------------------------------

DAFTAR ISI

---------------------------------

ii

-----------------------------------------------------------------

1
1

BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
2. Rumusan Masalah
BAB II PEMBAHASAN
A.
B.
C.
D.
E.

Sejarah lokal tradisional


Sejarah lokal diletantis
Sejarah lokal edukatif inspiratif
Sejarah lokal colonial
sejarah lokal kritis analitis.

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

BAB III PENUTUP


1. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA

---------------------------------------------------------------

BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Untuk mewujudkan tipologi sejarah lokal ini, tentu saja yang menjadi masalah
adalah kriteria yang kita gunakan sebagai dasar pengelompokannya. Sebelum
menjelaskan berbagai corak sejarah lokal, barangkali ada baiknya di jelaskan lebih
dahulu apa kepentingan kita membuat klasifikasi atau pengelompokan dari tipe-tipe
sejarah lokal itu.
Untuk itu pertama-tama harus kita sadari bahwa usaha untuk membuat tipologi
sejarah lokal tidak perlu berarti menarik gari tegas di antara berbagai kelompok yang
terlibat dalam penulisan sejarah lokal tersebut. Dengan demikian usaha untuk
mengembangkan pengertian tipologi sejarah lokal adalah dengan, menumbuhkan saling
pengertian di berbagai pihak yang terlibat dalam bidang sejarah lokal ini.
Penyusunan tipologi sejarah yang telah di sebutkan di atas di dasarkan pada
tujuan penulisan yang berkaitan dengan latar belakang pendidikan penulis.Penyusunan di
Indonesia sendiri di bedakan menjadi 5 jenis penulisan sejarah lokal :
Sejarah lokal tradisional
Sejarah lokal diletantis
Sejarah lokal edukatif inspiratif
Sejarah lokal colonial
sejarah lokal kritis analitis.
2. Rumusan Masalah
a) Apa itu Sejarah Lokal Tradisional
b) Apa Itu Sejarah Lokal Dilentalis
c) Apa Itu Sejarah Lokal Edukatif Inspiratif
d) Apa Itu Sejarah Lokal Colonial
e) Apa Itu Sejarah Lokal Kritis Analitis

BAB II
PEMBAHASAN
1

A. Sejarah Lokal Tradisional


Sejarah lokal tradisional adalah hasil penyusunan sejarah dari berbagai kelompok
etnik dari seluruh Indonesia yang sudah bersifat tertulis. Sejarah lokal tradisional boleh di
katakan merupakan tipe sejarah lokal yang baru pertama kali muncul di Indonesia. Sifat
uraian kitab-kitab tradisional di Indonesia bisa di bandingkan dengan kitb modern karena
yang di pentingkan adalah tujuan untuk mengabdikan pengalaman kelompok masyarakat
tersebut sesuai dengan alam pikiran masyarakat tersebut.
Kelompok etnik itu biasanya berusaha membuat lukisan tentang asal usul atau
peristiwa peristiwa yang telah dialami oleh kelompoknya diwaktu lampau.di seluruh
Indonesia kita kenal berbagai istilah bagai uraian sejarah tradisional tersebut seperti
babad, hikayat, lontaradan sebagainya
Penyusun sejarah lokal tradisional ini diduga adalah tokoh-tokoh intektual
tradisional yang tidak bisa dibangdingkan dengan sejarahwan profesional, karena latar
belakang pendidikan yang khusus. Di lain pihak bagi sejarahwan lokal modern sejarah
lokal tradisional mempunyai nilai tersendiri bagi sumber sejarah.
Sejarah lokal tradisional bisa dikatakan muncul karena kesadaran ataupun
kesatuan dalam etnik, dan sudah muncul suatu sistem birokrasi tradisional yang dipimpin
oleh seorang penguasa (sultan atau raja). Sejarah lokal tradisional pun mempunyai
karakteristik baik itu kelebihan maupun kekurangan.
Adapun kelebihan dari sejarah lokal tradisional antara lain sifat lokalitasnya
mudah dimengerti, mencakup asal mula suatu lokalitas tertentu serta kisah-kisah yang
dialami suatu lokalitas (etnik) pada masa lampau dengan beberapa hal yang khas,
dipengaruhi oleh faktor budaya masyarakat dimana naskah tersebut ditulis sehingga
merupakan hasil kebudayaan suatu masyarakat, sejarah lokal tradisional masih tetap
bertahan, bukan saja sebagai warisan masa lampau, tetapi terkadang isinya masih
dipercaya sebagai gambaran sejarah masa lalu jadi bersifat fungsional dalam kehidupan
kelompok tersebut, dan misalnya dalam contoh Babad, selain dipandang sebagai karya
sejarah, juga dapat merupakan suatu cerita yang dikarang oleh seorang pujangga atau
pratisentana dari suatu klen yang mempunyai kemampuan untuk mengarang cerita baik
yang berhubungan dengan suatu kelompok (etnik), kerajaan maupun jalannya
pemerintahan.
2

Selain kelebihan, sejarah lokal tradisional juga mempunyai kekurangan,


diantaranya belum berkembangnya kesadaran akan kesatuan antar etnik yang meliputi
seluruh Indonesia, penulis sejarah lokal tradisional jarang ditampilkan karena penonjolan
individu dalam masyarakat tradisional ini kurang dipentingkan, harus menggunakan sikap
kritis yang tinggi karena pada umumnya naskahnya tidak disusun secara ilmiah dan
sering kali bercampur dengan unsur mitos dan realitas serta sumber-sumber datanya sulit
untuk ditelusuri kembali bahkan terkadang mustahil untuk dibuktikan. Contoh sejarah
lokal tradisional yaitu babad yang berjudul Babad Panjalu.
B. Sejarh Lokal Diletantis.
Kateristik yang menonjol dari tipe sejarah ini adalah tujuan penyusunan
umumnya terutam untuk memenuhi rasa estetis individual melalui lukisan peristiwa masa
lampau, maka sejarah lokal dilentatis ini lebih bersifat memenuhi tuntutan ke ingintahuan
pribadi. Kalangan yang mengembangkan diri sebagai sejarahwan dikentatis adalah
mereka yang terdidik baik tradisional maupun modern di lingkungan masyarakatnya,
karena itu mempunyai pandangan yang luas dan mampu membaca sumber-sumber
sejarah terutama berupa dokumen, dan melukiskan lukisan sejarah dengan baik. Hanya
saja mereka ini umumnya tidak dapat pendidikan khusus kesejarahan.
Akan tetapi gambaran sejarah lokal yang di hasilkan biasanya bersifat naratif
kronologis dengan sedikit bumbu emosional yang mencerminkan patriotisme lokal. Di
Amerika tipe ini sangat berkembang, akan tetapi sangat di sayangkan di Indonesia tipe
ini sangat jarang sehingga para sejarahwan dilentatis ini biasanya begerak secara
pribadi. Dengan kata lain sejarahwan lokal dilentatis ini sedikit banyak berperan
membantu sejarahwan profesional dalamusaha yang belakangan ini untuk membuat
analisis lebih lanjut dari sejarah lokal yang sedang mereka susun.
Sejarah Lokal Dilentatis Salah satu karakteristik yang menonjol dari tipe sejarah
lokal dilentatis ialah bahwa tujuan penyusunnya pada umumnya untuk memenuhi rasa
estetis individual melalui lukisan peristiwa masa lampau.Jadi apabila sejarah lokal
tradisional lebih berfungsi untuk memenuhi kepentingan kelompok,maka sejarah lokal
dilentatis lebih bersifat memenuhi tuntutan keingintahuan pribadi.Ada yang
menggambarkan pekerjaan kaum dilentatis ibarat seorang novelis dalam bidang sastra.
Untuk mencapai tujuan memenuhi kesenangan beberapa peminat sejarah bukan saja ingin
membaca gambaran sejarah yang sudah jadi tapi lebih dari itu lebih tergugah untuk
menyusun sejarahnya sendiri.
a. Ciri-Ciri Sejarah Tipe Dilentatis
1. Penyusunannya bersifat memenuhi rasa estetis individual melalui lukisan
peristiwa masa lampau
2. Dalam pengembangannya biasanya pada umumnya para kalangan terdidik
3. Dalam gambaran sejarah lokal lebih bersifat naratif dengan sedikit emosional
mencerminkan akan kecintaanya terhadap lingkungan
3

b. Tujuan sejarah lokal dilentatis Tujuan penuliasan sejarah lokal ini sangant berperan
penting karna merupakan usaha untuk menumbuhkan kesadaran sejarah di lingkungan
masyarakat,yang mungkin bisa di jadikan motivasi dalam rangka pmbangunan
masyarakat secara keseluruan
Contoh Sejarah Lokal Tipe Dilentatis Contoh sejarah lokal dilentatis hasil karya
Nina.H.Lubis yang berjudul Konflik Elite Birokrasi Polotik R.A.A.Martanagara.buku ini
merupakan karya sejarah lokal lokal dilentatis karena pembahasan yang di lakukan
penulis terbatas pada ruang lingkup yang di fokuskan untuk elite Birokrasi Kabupaten
Bandung Buku ini bercerita mengenai awal berdirinya Kota Bandung dengan struktur
pemerintahannya dan berbagai aspek yang di uraikan mencakup keadaan geografi
sosial ,ekonomi,dan politik Dan hal yang paling penting yang di kemukakan dimana yang
menjadi objek ialah sosok Bupati yang memimpin Kota Bandung pada masa Deandels
dengan pembagian wilayah Priangan di tujukan untuk memilih daerah penghasil kopi.
C. Sejarah Lokal Edukatif Inspiratif
Pengertian sebelumnya menyinggung sejarahwan lokal dilentatis bagi usaha
menumbuhkan kesadaran sejarah di masyarakat lingkungannya. Tipe dilentatis sudah
mencerminkan sedikit tipe sejarah lokal sdukatif inspiratif, akan tetapi kurang tepat
diklasifikasikan sebagai sejarah lokal edukatif inspiratif.
Dengan demikian yang dimaksud sejarah lokal edukatif inspiratif adalah, jenis
sejarah yang memang di susun dalam rangka mengembangkan kecintaan sejarah,
terutama pada sejarah lingkungan.
Penjelasan sejarah lokal di atas tercermin pada kata edukatif dan inspiratif, yang
merupakan aspek penting mempelajari aspek sejarah. Yang dimaksud edukatif dari
sejarah berarti menyadari makna sejarah sebagai gambaran peristiwa masa lampau yang
penuh arti. Yang berarti nilai-nilai sejarah berupa ide maupun konsep-konsep kreatif
sebagai sumber motivasi bagi pemecahan masalah masa kini dan merealisasikan masa
depan (widja 1988:49).
Sejarah lokal edukatif-inspiratif adalah salah satu tipe sejarah lokal yang disusun
dalam rangka mengembangkan kecintaan sejarah, terutama sejarah lingkungannya yang
kemudian menjadi pangkal bagi timbulnya kesadaran sejarah dalam artian yang luas.
Kata edukatif pada tipe sejarah ini berarti menyadari akan makna dari sejarah sebagai
gambaran peristiwa masa lampau yang penuh arti. Kita dapat mengambil ide-ide ataupun
konsep-konsep kreatif sebagai motivasi pemecahan masalah yang ada pada masa kini dan
juga agar dapat merealisasikan harapan pada masa mendatang. Pada kata inspiratif lebih
ditekankan daya gugah atau semangat yang ditimbulkan oleh usaha mempelajari
sejarah tersebut.
Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa tiap tipe sejarah lokal saling
bersinggungan, begitu pun pada tipe sejarah edukatif-inspiratif ini yang salah satu cirinya
4

menyinggung peranan para sejarawan diletantis, yakni usaha menumbuhkan kesadaran


sejarah di masyarakat lingkungannya. Namun, perbedaan terlihat dari tujuan
penyusunannya dimana sejarah lokal diletantis merupakan usaha untuk memenuhi
kesenangan pribadi. Sedangkan penyusunan sejarah lokal edukatif-inspiratif dari awal
adalah untuk memberikan edukasi serta inspirasi.
Oleh karena tujuan dari sejarah lokal edukatif-inspiratif seperti yang dipaparkan di
atas, maka pihak yang biasanya sangat berkepentingan dengan tipe sejarah lokal ini ialah
lembaga-lembaga pendidikan atau badan pemerintah daerah yang memandang hal ini
adalah sebagai bagian dari upaya untuk pembangunan mental masyarakatnya bahkan
sekaligus mendukung pembangunan fisik suatu daerah apabila pembangunan mental
berhasil dilaksanakan karena dengan adanya kebanggaan serta harga diri kolektif akan
memudahkan pihak pemerintah setempat memotivasi masyarakat setempat untuk
berpartisipasi aktif dalam pembangunan fisik Adanya proyek penulisan sejarah daerah
berdasarkan pesanan seperti dalam tipe sejarah lokal edukatif-inspiratif ini lebih
didorong oleh rasa nasionalisme yang sangat baik pula untuk pendidikan generasi muda
dan juga sering didukung oleh keinginan memperlihatkan partisipasi daerah dalam
sejarah perjuangan tetapi tidak jarang kegiatan ini mengganggu perspektif sejarah dalam
kajian sejarah secara akademisnya. Hal ini terjadi karena tujuan utama dari tipe sejarah
lokal ini bukan semata-mata untuk suatu kajian ilmiah serta kebanyakan yang
melakukannya adalah kelompok sejarawan non-profesional, diantaranya guru-guru atau
unsur-unsur anggota masyarakat setempat yang dianggap punya minat besar dalam
sejarah.

D. Sejarah Lokal Colonial


Sejarah lokal kolonial ini mempunyai kategori yang khas pada tipologi sejarh
lokal. Kerateristik yang pertama adalah sebagian besar dari penyusunannya oleh para
pejabat atau kolonial seperti Residen, Asusten Residen, Kontrolir, atau oleh pejabat
pribumi tapi atas dorongan pejabat kolonial Belanda.
Kedua adalah sebagian besar tulisan ini berupa laporan dari pejabat-pejabat
kolonial di daerah-daerah, laporan itu bisa berupa memori serah jabatan, atau laporan
khusus kepada pemerintah pusat tentang perkembangan yang terjadi.
Sejarah lokal jenis ini memang merupakan hasil studi yang dalam dan bersifat
akademis. Dan bersifat sebagau arsip laporan. Dan tulisannya banyak yang sangat
5

menarik. Pada umumnya adda usaha untuk mengemukakan data yang cermat, meskipun
dengan sendirinya ada unsur subyektif atas dasar kepentingan kolonial yang mendaasari
brbagai macam tulisan itu. Terlepas adanya unsur subyektif semacam itu, secara khusus
bisa di kemukakan beberapa unsur uraian yang cukup berbobot.
E. Sejarah Lokal Kritis Analitis
Sifat uraian tipe ini telah menggunakan pendekatan metodologis sejarah yang
bersifat ketat. Mulai dari pemilihan objek sejarah sampai konsep dan susunan penulisan
laporan. Yang mudah dikenali ialah bahwa pelaksanaan penelitian ini umumnya di
tangani oleh sejarahwan profesional. Profesional disini buka saja di liahat dari latar
belakang pendidikan, tetapi juga dari keterampilan di lapangannya.
Taufik Abdullah membedakan empat corak pennulisan pada tipe ini karena, di
lihat dari fokus serta metodologinya.
Corak yang pertama di sebut sebagai, studi yang di fokuskan pada suatu
peristiwa tertentu ( studi peristiwa khusus atau disebut evenemental
levenemental), seperti contoh tentang pemberontakan petani di Banten,
karya Sartoono Kartodirdjo,
Corak ke-dua dari tipe ini adalah, studi yang lebih menekankan pada
sturktur sebagai contoh suatukota kecil di jawa Timur karya Clifford
Geertz.
Corak ketiga adalah studi yang mengambil perkembangan tertentu dalam
kurun waktu tertentu (studi tematis) dari masa ke masa. di sini ditekankan
pada pembahasan suatu aspek dan prroses sosial tertentu yang kemudian
dicarikan penjelasan dan kaitannya pada sturktur yang lebih luas yang di
anggap sebagai pangkal bagi aspek serta proses sosial yang teliti. Seperti
contoh : studi Mitzue Nakamura tentang sejarah sosial kota Gede di
Yogyakarta.
corak ke-empat tipologi dari Abdullah adalah, studi sejarah umum, yang
menguraikan perkembangan daerah tertentu ( provinsi, kota, kabupaten)
dari masa ke masa. sifat populer dari sejarah lokal jenis ini ialah
ditunjukan dengan corak urian yang kronoligis. Maka studi sejarah lokal
jenis ini memang lebih cocok di masukan dalam kategori edukatif
inspratif.
Demikianlah beberapa tipe sajrah lokal yang berkembang di Indonesia. Dan harus
di sadari, dari semua jenis tipologi di buku ini hanyalah sekedar usaha untuk membrikan
gambaran kategori umum dari seluruh kegiatan sejarah lokal di Indonesia. Hal lain yang
harus di sadari pula dalam hubungan dengan tipologi yang di kemukakan tersebut tidak
ada maksud untuk perumusan klasifikasi untuk menyatakan bahwa lima tipe sejarah lokal
itu menggambarkan sepenuhnya tahap-tahap perkembangan sejarah lokal di Indonesia.
Maka tujuan utama dari usaha membuat tipologi sejarah lokal ialah untuk menunjukan
posisi dari pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan sejarah lokal.
6

Abdulah, Taufik (ed). 2005. Sejarah Lokal di Indonesia. Yogyakarta : Gadjah Mada
University Press.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Demikianlah beberapa tipe sajrah lokal yang berkembang di Indonesia. Dan
harus di sadari, dari semua jenis tipologi di buku ini hanyalah sekedar usaha untuk
membrikan gambaran kategori umum dari seluruh kegiatan sejarah lokal di Indonesia.
Hal lain yang harus di sadari pula dalam hubungan dengan tipologi yang di
kemukakan tersebut tidak ada maksud untuk perumusan klasifikasi untuk menyatakan
bahwa lima tipe sejarah lokal itu menggambarkan sepenuhnya tahap-tahap
perkembangan sejarah lokal di Indonesia. Maka tujuan utama dari usaha membuat
tipologi sejarah lokal ialah untuk menunjukan posisi dari pihak-pihak yang terlibat
dalam kegiatan sejarah lokal.

Anda mungkin juga menyukai