Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH TIPE-TIPE SEJARAH LOKAL

Mata Kuliah

(Sejarah Lokal)

DOSEN PENGAMPUH : Dr. Bahri S.Pd,M.Pd

DI SUSUN OLEH :

Aninda Thesa Pamangin (210602500015)

Zhet Mananna’ (210602501002)

Kelas 02 (B)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN HUKUM

TAHUN AJARAN 2022


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur dipanjatkan ke Hadirat Tuhan Maha Esa, karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-
Nya, sehingga penulis bisa menyusun makalah ini dengan baik dan tepat waktu. Penulis menyadari
bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini, oleh karena itu penulis mengharapkan
kritik dan saran yang dapat membangun penulis. Penulis berharap makalah yang telah dibuat ini bisa
bermanfaat serta menambah pengetahuan pembaca.

Makassar, Sabtu 18 September 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

Kata Pengantar...............................................................................................................................i

Daftar Isi.........................................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................................1

1.1 Latar Belakang..........................................................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................................2

2.1 Sejarah Lokal Tradisional..........................................................................................................2

2.2 Sejarah Lokal Dilentatis............................................................................................................2

2.3 Sejarah Lokal Edukatif Inspiratif...............................................................................................3

2.4 Sejarah Lokal Kolonial...............................................................................................................4

2.5 Sejarah Lokla Kritis Analitis.......................................................................................................5

BAB III PENUTUP.............................................................................................................................6

3.1 Kesimpulan...............................................................................................................................6

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................................7
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Dalam sejarah lokal, terdapat pengelompokan tipe-tipe sejarah lokal atau biasa disebut tipe-tipe
sejarah lokal. Dalam pengelompokan ini bukan berarti kita menarik garis tegas diantara berbagai
kelompok yang ada, setiap kelompok atau tipe-tipe sejarah lokal saling berkaitan satu samalain.

Pada pengelompokan sejarah lokal di Indonesia sejarah lokal terbagi menjadi 5 jenis penulisan:

 Sejarah Lokal Tradisional


 Sejarah Lokal Diletantis
 Sejarah Lokal Edukatif Inspiratif
 Sejarah Lokal Kolonial
 Sejarah Lokal Kritis Analiss

2. Rumusan masalah
a) Apa Itu Sejarah Lokal Tradisional?
b) Apa Itu Sejarah Lokal Diletantis?
c) Apa Itu Sejarah Lokal Edukatif Inspiratif?
d) Apa Itu Sejarah Lokal Kolonial?
e) Apa Itu Sejarah Lokal Kritis Analis?
BAB II

PEMBAHASAN

1. Sejarah Lokal Tradisional

Sejarah tradisional adalah hasil penyusuran sejarah dari berbagai kelompok etnik yang ada di
Indonesia yang bersifat tertulis. Sejarah lokal tradisional merupakan tipe sejarah lokal yang
pertamakali muncul di Indonesia. Contoh sejarah lokal tradisional misalnya babad, hikayat, tambo,
lontara dan sebagainya. Bukan hanya itu, uraian kitab-kitab tradisional yang ada di Indonesia bisa
dibandingkan dengan kitab modern karena yang terpenting adalah tujuan penulisan pengalaman
kelompok masyarakat tradisional dengan alam pikiran masyarakat itu sendiri.

Kelompok-kelompok masyarakat tradisional atau etnik tertentu biasanya membuat lukisan


mengenai asal usul mereka serta pengalaman-pengalaman atau peristiwa yang telah mereka alami
diwaktu lampau. Sejarah lokal tradisional diduga ditulis oleh para toko-toko intelektual tradisional
yang tidak memiliki latar pendidikan khusus.

Sejarah lokal bisa dikatakan muncul karena kesadaran ataupun kesatuan dalam etnik dan sudah
muncul suatu sistem birokrasi tradisional yang dipimpin oleh seorang penguasa (raja atau sultan).
Sejarah lokal tradisional memiliki kelebihan maupun kekurangan.

Adapun kelebihannya yaitu lokalitas sejarah lokal yang mudah dimengerti, mencakup asal mula
suatu lokalitas tertentu serta kisah-kisah yang dialami suatu lokalitas atau etnik dengan beberapa
hal yang khas, dipengaruhi oleh faktor budaya masyarakat dimana naskah tersebut ditulis dari suatu
hasil kebudayaan masyarakat yang kemudian terus berkembang dan masih bertahan hingga
sekarang bukan hanya sebagai warisan masa lampau, tetapi terkadang masih dipercaya sebagai
gambaran sejarah yang bersifat fungsional bagi kehidupan kelompok tersebut, seperti contohnya
babad. Selain dipandang sebagai karya sejarah, babad juga merupakan suatu cerita yang dikarang
oleh suatu pujangga yang mempunyai kemampuan mengarang cerita yang baik yang berhubungan
dengan suatu kelomok atau etnik, kerajaan maupun dalamnya pemerintahan.

Selain kelebihan, sejarah lokal juga mempunyai kekurangan, diantaranya belum


berkembangnya kesadaran akan kesatuan antar etnik yang meliputi seluruh Indonesia, penulis
sejarah lokal juga jarang sekali ditampilkan karena penonjolan individu dalam masyarakat tradisional
kurang dipentingkan, harus menggunakan sikap kritis yang tinggi karena pada umumnya naskahnya
tidak disusun secara ilmiah dan seringkali bercampur dengan unsur mitos dan realitas serta sumber-
sumber datanya sulit untuk ditelusuri Kembali bahkan terkadang mustahil untuk dibuktikan.
Contohnya yaitu Tomanurung dari Sulawesi Selatan yang tidak dapat dibuktikan kebenarannya.

2. Sejarah Lokal Diletantis

Karakteristik yang menonjol dari tipe sejarah ini adalah tujuan penyusunan umumnya terutama
untuk memenuhi rasa estetis individual melalui lukisan peristiwa masa lampau, maka sejarah lokal
dilentatis ini lebih bersifat memenuhi tuntutan keingintahuan pribadi. Kalangan yang
mengembangkan diri sebagai sejarawan dilentatis adalah mereka yang terdidik baik tradisional
maupun modern di lingkungan masyarakatnya, karena itu mempunyai pandangan yang luas dan
mampu membaca sumber-sumber sejarah terutama dokumen dan melukiskan lukisan sejarah
dengan baik. Hanya saja mereka ini pada umumnya tidak dapat pendidikan khusus kesejarahan.
Akan tetapi gambaran sejarah lokal yang di hasilkan biasanya bersifat naratif kronologis dengan
sedikit bumbu emosional yang mencerminkan patriotisme lokal. Di Amerika tipe ini sangat
berkembang, akan tetapi sangat di sayangkan di Indonesia tipe ini sangat jarang sehingga para
sejarahwan dilentatis ini biasanya begerak secara pribadi. Dengan kata lain sejarahwan lokal
dilentatis ini sedikit banyak berperan membantu sejarahwan profesional dalam usaha yang
belakangan ini untuk membuat analisis lebih lanjut dari sejarah lokal yang sedang mereka susun.
Sejarah Lokal Dilentatis Salah satu karakteristik yang menonjol dari tipe sejarah lokal dilentatis ialah
bahwa tujuan penyusunnya pada umumnya untuk memenuhi rasa estetis individual melalui lukisan
peristiwa masa lampau.Jadi apabila sejarah lokal tradisional lebih berfungsi untuk memenuhi
kepentingan kelompok,maka sejarah lokal dilentatis lebih bersifat memenuhi tuntutan
keingintahuan pribadi. Ada yang menggambarkan pekerjaan kaum dilentatis ibarat seorang novelis
dalam bidang sastra. Untuk mencapai tujuan memenuhi kesenangan beberapa peminat sejarah
bukan saja ingin membaca gambaran sejarah yang sudah jadi tapi lebih dari itu lebih tergugah untuk
menyusun sejarahnya sendiri.

a. Ciri-Ciri Sejarah Tipe Dilentatis

 Penyusunannya bersifat memenuhi rasa estetis individual melalui lukisan peristiwa masa
lampau ,
 Dalam pengembangannya biasanya pada umumnya para kalangan terdidik ,
 Dalam gambaran sejarah lokal lebih bersifat naratif dengan sedikit emosional
mencerminkan akan kecintaanya terhadap lingkungan.

b. Tujuan Sejarah Lokal Dilentatis

Tujuan penuliasan sejarah lokal ini sangant berperan penting karna merupakan usaha untuk
menumbuhkan kesadaran sejarah di lingkungan masyarakat,yang mungkin bisa di jadikan motivasi
dalam rangka pembangunan masyarakat secara keseluruan.

c. Contoh Sejarah Lokal Tipe Dilentatis

Contoh sejarah lokal dilentatis hasil karya Nina.H.Lubis yang berjudul Konflik Elite Birokrasi Polotik
R.A.A.Martanagara. Buku ini merupakan karya sejarah lokal lokal dilentatis karena pembahasan yang di
lakukan penulis terbatas pada ruang lingkup yang di fokuskan untuk elite .

Birokrasi Kabupaten

Bandung Buku ini bercerita mengenai awal berdirinya Kota Bandung dengan struktur pemerintahannya
dan berbagai aspek yang di uraikan mencakup keadaan geografi sosial ,ekonomi,dan politik Dan hal yang
paling penting yang di kemukakan dimana yang menjadi objek ialah sosok Bupati yang memimpin Kota
Bandung pada masa Deandels dengan pembagian wilayah Priangan di tujukan untuk memilih daerah
penghasil kopi.

3. Sejarah Lokal Edukatif Inspiratif

Pengertian sebelumnya menyinggung sejarahwan lokal dilentatis bagi usaha menumbuhkan


kesadaran sejarah di masyarakat lingkungannya. Tipe dilentatis sudah mencerminkan sedikit tipe sejarah
lokal edukatif inspiratif, akan tetapi kurang tepat diklasifikasikan sebagai sejarah lokal edukatif inspiratif.
Dengan demikian yang dimaksud sejarah lokal edukatif inspiratif adalah, jenis sejarah yang memang di
susun dalam rangka mengembangkan kecintaan sejarah, terutama pada sejarah lingkungan.

Penjelasan sejarah lokal di atas tercermin pada kata edukatif dan inspiratif, yang merupakan
aspek penting mempelajari aspek sejarah. Yang dimaksud edukatif dari sejarah berarti menyadari makna
sejarah sebagai gambaran peristiwa masa lampau yang penuh arti. Yang berarti nilai-nilai sejarah berupa
ide maupun konsep-konsep kreatif sebagai sumber motivasi bagi pemecahan masalah masa kini dan
merealisasikan masa depan (widja 1988:49).

Sejarah lokal edukatif-inspiratif adalah salah satu tipe sejarah lokal yang disusun dalam rangka
mengembangkan kecintaan sejarah, terutama sejarah lingkungannya yang kemudian menjadi pangkal
bagi timbulnya kesadaran sejarah dalam artian yang luas. Kata edukatif pada tipe sejarah ini berarti
menyadari akan makna dari sejarah sebagai gambaran peristiwa masa lampau yang penuh arti. Kita
dapat mengambil ide-ide ataupun konsep-konsep kreatif sebagai motivasi pemecahan masalah yang ada
pada masa kini dan juga agar dapat merealisasikan harapan pada masa mendatang. Pada kata inspiratif
lebih ditekankan “daya gugah” atau semangat yang ditimbulkan oleh usaha mempelajari sejarah
tersebut.

Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa tiap tipe sejarah lokal saling bersinggungan,
begitupun pada tipe sejarah edukatif-inspiratif ini yang salah satu cirinya menyinggung peranan para
sejarawan diletantis, yakni usaha menumbuhkan kesadaran sejarah di masyarakat lingkungannya.
Namun, perbedaan terlihat dari tujuan penyusunannya dimana sejarah lokal diletantis merupakan usaha
untuk memenuhi kesenangan pribadi. Sedangkan penyusunan sejarah lokal edukatif-inspiratif dari awal
adalah untuk memberikan edukasi serta inspirasi. Oleh karena tujuan dari sejarah lokal edukatif-
inspiratif seperti yang dipaparkan diatas, maka pihak yang biasanya sangat berkepentingan dengan tipe
sejarah lokal ini ialah lembaga-lembaga pendidikan atau badan pemerintah daerah yang memandang hal
ini adalah sebagai bagian dari upaya untuk pembangunan mental masyarakatnya bahkan sekaligus
mendukung pembangunan fisik suatu daerah apabila pembangunan mental berhasil dilaksanakan
karena dengan adanya kebanggaan serta harga diri kolektif akan memudahkan pihak pemerintah
setempat memotivasi masyarakat setempat untuk berpartisipasi aktif dalam pembangunan fisik Adanya
proyek penulisan “sejarah daerah” berdasarkan “pesanan” seperti dalam tipe sejarah lokal edukatif-
inspiratif ini lebih didorong oleh rasa nasionalisme yang sangat baik pula untuk pendidikan generasi
muda dan juga sering didukung oleh keinginan memperlihatkan partisipasi daerah dalam sejarah
perjuangan tetapi tidak jarang kegiatan ini mengganggu perspektif sejarah dalam kajian sejarah secara
akademisnya. Hal ini terjadi karena tujuan utama dari tipe sejarah lokal ini bukan semata-mata untuk
suatu kajian ilmiah serta kebanyakan yang melakukannya adalah kelompok sejarawan non-profesional,
diantaranya guru-guru atau unsur-unsur anggota masyarakat setempat yang dianggap punya minat
besar dalam sejarah.

4. Sejarah Lokal Kolonial

Sejarah lokal kolonial ini mempunyai kategori yang khas pada tipologi sejarah lokal. Kerateristik
yang pertama adalah sebagian besar dari penyusunannya oleh para pejabat atau kolonial seperti
Residen, Asusten Residen, Kontrolir, atau oleh pejabat pribumi tapi atas dorongan pejabat kolonial
Belanda.
Kedua adalah sebagian besar tulisan ini berupa laporan dari pejabat-pejabat kolonial di daerah-daerah,
laporan itu bisa berupa memori serah jabatan, atau laporan khusus kepada pemerintah pusat tentang
perkembangan yang terjadi. Sejarah lokal jenis ini memang merupakan hasil studi yang dalam dan
bersifat akademis dan bersifat sebagai arsip laporan dan tulisannya banyak yang sangat menarik.

Pada umumnya adda usaha untuk mengemukakan data yang cermat, meskipun dengan
sendirinya ada unsur subyektif atas dasar kepentingan kolonial yang mendasari berbagai macam tulisan
itu. Terlepas adanya unsur subyektif semacam itu, secara khusus bisa di kemukakan beberapa unsur
uraian yang cukup berbobot.

5. Sejarah Lokal Kritis Analitis

Sifat uraian tipe ini telah menggunakan pendekatan metodologis sejarah yang bersifat ketat.
Mulai dari pemilihan objek sejarah sampai konsep dan susunan penulisan laporan. Yang mudah dikenali
ialah bahwa pelaksanaan penelitian ini umumnya di tangani oleh sejarahwan profesional. Profesional
disini buka saja di liahat dari latar belakang pendidikan, tetapi juga dari keterampilan di lapangannya.
Taufik Abdullah membedakan empat corak penulisan pada tipe ini karena, di lihat dari fokus serta
metodologinya.

 Corak yang pertama di sebut sebagai, “studi yang di fokuskan pada suatu peristiwa tertentu
(studi peristiwa khusus atau disebut ‘evenementall’evenemental’), seperti contoh tentang
pemberontakan petani di Banten, karya Sartoono Kartodirdjo,
 Corak ke-dua dari tipe ini adalah, “studi yang lebih menekankan pada sturktur” sebagai contoh
suatukota kecil di jawa Timur karya Clifford Geertz.
 Corak ketiga adalah “studi yang mengambil perkembangan tertentu dalam kurun waktu tertentu
(studi tematis) dari masa ke masa”. di sini ditekankan pada pembahasan suatu aspek dan
prroses sosial tertentu yang kemudian dicarikan penjelasan dan kaitannya pada sturktur yang
lebih luas yang di anggap sebagai pangkal bagi aspek serta proses sosial yang teliti. Seperti
contoh : studi Mitzue Nakamura tentang sejarah sosial kota Gede di Yogyakarta.
 Corak ke-empat tipologi dari Abdullah adalah, “studi sejarah umum, yang menguraikan
perkembangan daerah tertentu ( provinsi, kota, kabupaten) dari masa ke masa”. sifat populer
dari sejarah lokal jenis ini ialah ditunjukan dengan corak urian yang kronoligis. Maka studi
sejarah lokal jenis ini memang lebih cocok di masukan dalam kategori edukatif inspratif.

Demikianlah beberapa tipe sejarah lokal yang berkembang di Indonesia. Dan harus di sadari,
dari semua jenis tipologi di buku ini hanyalah sekedar usaha untuk memberikan gambaran kategori
umum dari seluruh kegiatan sejarah lokal di Indonesia. Hal lain yang harus di sadari pula dalam
hubungan dengan tipologi yang di kemukakan tersebut tidak ada maksud untuk perumusan klasifikasi
untuk menyatakan bahwa lima tipe sejarah lokal itu menggambarkan sepenuhnya tahap-tahap
perkembangan sejarah lokal di Indonesia. Maka tujuan utama dari usaha membuat tipologi sejarah lokal
ialah untuk menunjukan posisi dari pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan sejarah lokal.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Demikianlah beberapa tipe sejarah lokal yang berkembang di Indonesia. Dan harus disadari, dari
semua jenis tipologi di buku ini hanyalah sekedar usaha untuk memberikan gambaran kategori umum
dari seluruh kegiatan sejarah lokal di Indonesia. Hal lain yang harus di sadari pula dalam hubungan
dengan tipologi yang di kemukakan tersebut tidak ada maksud untuk perumusan klasifikasi untuk
menyatakan bahwa lima tipe sejarah lokal itu menggambarkan sepenuhnya tahap-tahap perkembangan
sejarah lokal di Indonesia. Maka tujuan utama dari usaha membuat tipologi sejarah lokal ialah untuk
menunjukkan posisi dari pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan sejarah lokal.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai