Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH BAHASA INDONESIA

CERITA SEJARAH

Disusun oleh

Kelompok 1 :

AISYAH RENOVILIA (01)

FANIA KHAIRUNNISA (09)

ICHA SALSABILA SAPUTRI (12)

M. PATIH MAHAR S. (16)

M. RIDHO SADEWO D. (20)

SAVER EXCEL MARSAHALA (31)

PEMERINTAHAN PROVINSI LAMPUNG

DINAS PENDIDKAN DAN KEBUDAYAAN

SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) NEGERI 1 KALIANDA

JALAN ZAINAL ABIDIN PAGARALAM NO.149 TELP. (0727) 322152

e-mail : smansakakld@gmail.com website : smansakakld.tripot.com

2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya,
penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul judul Atas kontribusi yang diberikan dalam
penyusunan makalah ini, penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Ibu Devi Rosfantina S.Pd, selaku guru mata pelajaran bahasa Indonesia, yangmemberikan
pengajaran, saran, kritik, serta dorongan kepada penulis.

2. Teman-teman yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini.

Karena itu, penulis sangat mengapresiasi semua kritik, saran dan masukan dari pembaca agar
penulis dapat membuat makalah yang lebih baik dikemudian hari.

Kalianda,...................2023

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL/KULIT LUAR Halaman

KATA PENGANTAR..................................................................................... i

DAFTAR ISI...................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah......................................................


1.2 Rumusan Masalah................................................................
1.3 Tujuan Penelitian.................................................................

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian teks sejarah........................................................

2.2 Struktur Teks Fiksi dan Non-fiksi.......................................

2.3 Unsur Intrinsik....................................................................

2.4 Unsur Ekstrinsik..................................................................

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan..........................................................................

3.2 Saran....................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Karya sastra merupakan hasil pemikiran atau tulisan yang disampaikan secara tersirat dan
tersurat dengan tujuan tertentu berdasarkan imajinasi maupun kejadian nyata kehidupan sosial
pengarang. Pada hakikatnya, karya sastra tidak hanya diciptakan untuk memberi kepuasan
estetik bagi pembaca melainkan karya sastra memiliki tujuan praktik yang mengajarkan nilai,
gagasan, refleksi pikiran dan konsep realitas kehidupan. Karya sastra pun ditulis dengan
bahasa yang komunikatif agar pesan di dalamnya tersampaikan dengan baik.

Keindahan dan pesan dalam karya sastra tidak terlepas dari situasi sosial budaya yang hidup
di masyarakat sehingga hal inilah yang menjadi letak pembeda antara karya sastra dengan
karya lain. Hubungan antara karya sastra dengan masyarakat sosial terletak pada potret
kehidupan bermasyarakat yang digambarkan pengarang karya sastra secara implisit melalui
ujaran, kalimat maupun wacana bergantung pada jenis karya sastranya. Adapun jenis karya
sastra terbagi menjadi karya sastra imajinatif (prosa, puisi, cerpen dan novel) dan
nonimajinatif (essai, sejarah, biografi dan autobiografi). Karya sastra imajinatif lebih
mengutamakan khayalan dan bahasa yang digunakan bersifat kiasan. Sedangkan, karya sastra
nonimajinatif lebih mengutamakan faktual dan bahasa yang digunakan lebih bersifat apa
adanya tanpa ada estetika.

Hakikat dari unsur intrinsik sendiri merupakan unsur suatu karya sastra yang membangun
cerita dari dalam karya sastra. Unsur intrinsik meliputi tema, plot, penokohan, latar, sudut
pandang penceritaan, bahasa, dan lain-lain. Unsur intrinsik berperan mewujudkan sebuah teks
atau wacana menjadi teks atau wacana sastra. Sedangkan, unsur ekstrinsik merupakan
kebalikan dari unsur intrinsik yang terdiri dari latar belakang dan riwayat hidup pengarang,
latar belakang masyarakat dan representasi nilai-nilai dalam cerita. Keutuhan cerita dalam
novel tidak mungkin ada tanpa pengaruh hal lain yang membangun jalan ceritanya. Istilah
bahasa baku telah dikenal oleh masyarakat secara luas. Namun pengenalan istilah tidak
menjamin bahwa mereka memahami secara komprehensif konsep dan makna istilah bahasa
baku itu. Hal ini terbukti bahwa masih banyak orang atau

Masyarakat berpendapat bahasa baku sama dengan bahasa yang baik dan benar. "Kita
berusaha agar dalam berusaha menggunakan bahasa yang baku". (Pateda, 1997: 30). Slogan
"pergunakanlah bahasa Indonesia dengan baik dan benar", tampaknya mudah diucapkan,
namun maknanya tidak jelas. Slogan itu hanyalah suatu retorika yang tidak berwujud nyata,
sebab masih diartikan bahwa di segala tempat kita harus menggunakan bahasa baku.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Apa sajakah struktur novel sejarah fiksi dan non-fiksi ?

1.2.2 Unsur ekstrinsik apa saja kah yang ada di novel "bumi manusia" ?

1.2.3 Sebutkan struktur yang terdapat dalam novel "bumi manusia" ?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Untuk mengetahui struktur nivel sejarah fiksi dan non-fiksi

1.3.2 Untuk mengetahui unsur ekstrinsik pada novel "bumi manusia"

1.3.3 Untuk mengetahui struktur yang ada pada novel "bumi manusia"
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Teks Sejarah

Teks cerita sejarah adalah teks yang di dalamnya menjelaskan atau menceritakan
tentangfakta atau kejadian masa lalu, yang menjadi asal muasal sesuatu yang memiliki
nilai sejarah Karena cerita sejarah itu menceritakan serangkaian peristiwa yang telah
terjadi di masa lalu. maka teks cerita sejarah akan berisi fakta-fakta. Selain itu, teks cerita
sejarah juga harus disampaikan secara runut (kronologis), sesuai dengan waktu terjadinya
peristiwa sejarah tersebut

2.2 Struktur Teks Fiksi dan Non-fiksi

1. Non Fiksi

- Orientasi

Orientasi merupakan pembuka atau pengantar dari teks sejarah. Ini berisi pengenalan
secara umum peristiwa yang akan dijelaskan.

- Kronologi

Kronologi atau disebut juga rangkaian peristiwa. Kejadiannya harus berurutan dan
saling berkesinambungan satu sama lain.

- Reorientasi

Bagian ini merupakan penutup yang berisi kesimpulan dan opini penulis. bagian ini
pun optional boleh menuliskannya ataupun tidak.
2. Fiksi

- Orientasi

Pembuka cerita yang berisi pengenalan tokoh dan latar.

- Komplikasi

Komplikasi adalah tahapan menuju konflik yang berisi urutan kejadian.

- Klimaks

Klimaks adalah puncak konflik dalam sebuah teks cerita sejarah fiksi.

- Resolusi

Setelah konflik terjadi, tokoh-tokoh dalam cerita berusaha menemukan solusi dan
menyelesaikan permasalahan yang ada.

- Koda

Koda adalah bagian akhir yang memuat nilai-nilai moral yang dapat dipetik oleh
pembaca.

2.3 Unsur Intrinsik

1. Biografi
Unsur ekstrinsik yang pertama dalam novel sejarah yaitu merupakan biografi pengarang.
Hal tersebut dikarenakan unsur biografi dari penulis dapat melatarbelakangi unsur cerita
sejarah dalam novel tersebut.

2. Sosial

Berikutnya, terdapat unsur ekstrinsik yang berupa kehidupan sosial. Jadi, kehidupan
sosial penulis juga dapat melatarbelakangi cerita dalam novel sejarah tersebut.

3. Budaya
Selain sosial, terdapat juga bagian budaya dari unsur ekstrinsik novel sejarah. Jadi,
kehidupan budaya penulis juga dapat menuai cerita sejarah.
4. Nilai Moral
Selanjutnya, terdapat unsur ekstrinsik yang berupa nilai moral. Jadi, setiap novel sejarah
juga sebaiknya memuat nilai atau pesan moral kepada pembacanya. Dengan adanya
kandungan nilai moral pada novel sejarah maka akan memberikan pembentukan karakter
pada setiap individunya. Dari nilai moral tersebut maka dapat diterapkan oleh para
pembacanya dalam kehidupan di masa sekarang.

5. Pendidikan
Terdapat pula unsur ekstrinsik berupa nilai pendidikan yang bermanfaat untuk kehidupan
pembacanya. Sebagai novel sejarah, sebaiknya juga memuat unsur ekstrinsik pendidik
yang bermanfaat untuk kehidupan para pembacanya. Jika, terdapat nilai pendidikan maka
akan novel tersebut dapat dijadikan sebagai bahan ajar untuk para pembacanya.

6. Religi
Unsur ekstrinsik juga terdapat nilai religi yang bermanfaat untuk kehidupan pembaca di
masa sekarang. Meskipun, bernilai sejarah tetapi sebaiknya memang tetap megandung
nilai religi yang bermanfaat untuk kehidupan para pembacanya. Dengan begitu novel
sejarah ini memang memberikan pesan dalam bentuk keagamaan .

 Orientasi
Bumi Manusia adalah novel sejarah karya Pramoedya Ananta Toer dengan judul yang
pernah dilarang Orde Baru (Orba) di bawah rezim Soeharto.. Kisah pembuka dari
Tetralogi Buru ini adalah mahakarya sang sastrawan, sekaligus cendera mata budaya juga
kesastraan Indonesia. Buku ini begitu kuat dampaknya, sekuat karisma sekaligus
pemikiran seorang Pramoedya Ananta Toer. Namun karena kekuatan itu pula, la harus
menjadi korban tahanan politik karena dianggap menyebarkan paham komunisme..
Pramoedya Ananta Toer adalah seorang sastrawan Indonesia yang karyanya sudah
dikenal di berbagai belahan dunia. Lebih dari 50 karyanya telah diterjemahkan ke 42
bahasa asing. Beliau dilahirkan di Blora, Jawa Tengah, 6 Februari 1925 dan
menghembuskan nafas terakhirnya di Jakarta, 30 April 2006 pada umur 81 tahun. la
merupakan anak sulung dalam keluarganya. Ayahnya adalah seorang guru, sedangkan
ibunya berdagang nasi. Nama asli Pramoedya adalah Pramoedya Ananta Mastoer,
sebagaimana yang tertulis dalam koleksi cerita pendek semi-otobiografinya yang berjudul
Cerita Dari Blora, Karena nama keluarga Mastoer (nama ayahnya) dirasakan terlalu
aristokratik, ia menghilangkan awalan Jawa "Mas" dari nama tersebut dan menggunakan
"Toer" sebagai nama keluarganya.
 Urutan peristiwa (kronologi)
Pada 1950-an ia tinggal di Belanda sebagai bagian dari program pertukaran budaya, dan
ketika kembali ke Indonesia la menjadi anggota Lembaga Kebudayaan Rakyat atau
Lekra, komunitas seniman yang dianggap berhaluan kiri di Indonesia. Beliau juga
menulis karya yang berbentuk fiksi kritik terhadap korupsi pada masa itu dan
menimbulkan friksi antara ia dan Soekarno. Kembali pada Lembaga Kebudayaan
Rakyat, komunitas ini memang sempat lekat dengan PKI, namun lembaga yang
menaungi kaum sastrawan dan seniman revolusioner ini tidak pernah menjadi bagian
resmi dari partai politik berhaluan kiri tersebut. Hanya saja oleh rezim Orde Baru, Lekra
disamaratakan dengan PKI yang harus dibasmi.

Padahal tak satupun orang berhasil mem-PKI-kan Lekra, kecuali Soeharto. Itulah alasan
mengapa Pramoedya Ananta Toer, beserta karya- karyanya, membuat penguasa dan
pemerintahan Orde Baru marah. Pada tahun 1969 la ditahan oleh Pemerintahan
Soeharto karena dianggap berpandangan pro-Komunis. Bukunya dilarang dari
peredaran, dan ia ditahan tanpa pengadilan. di Nusakambangan di lepas pantai Jawa,
dan akhirnya di Pulau Buru di Kawasan. Timur Indonesia.
Walau Pramoedya mengalami ketidakadilan, mentalnya tak lantas runtuh. Beliau
menjadikan pembuangannya sebagai momentum untuk terus berkarya. Kendati dilarang
menulis, Pram justru mampu menyusun rangkaian Inaskah yang kelak menjadi
mahakaryanya. Di tanah buangan itulah Bumi Manusia tercipta. Ini merupakan seri
pertama dari empat novel yang terangkai dalam Tetralogi Pulau Buru. Tiga seri lainnya
berjudul Anak Semua Bangsa, Jejak Langkah, dan Rumah Kaca. Tetralogi Pulau Buru
mengisahkan tentang perjalanan hidup Minke, seorang ningrat-intelektual Jawa yang
dengan segala daya upaya berusaha menyadarkan rakyat Indonesia untuk lepas dari
belenggu penjajahan. Minke yang merupakan karakter fiksi sebenarnya merujuk kepada
tokoh nyata, yakni Tirto Adhi Soerjo. Tirto adalah perintis pers bumiputera sekaligus
pelopor pergerakan nasional di awal abad ke-20.
Apa yang dialami Minke dalam Jejak Langkah dialami juga oleh Tirto, tentu dengan
tambahan imajinasi Pram. Bahkan beliau juga menggunakan inisial IT.A.S. sebagai
inisial yang sering Minke gunakan untuk menulis tajuk rencana. Kekaguman Pram tidak
hanya menjadikan Tirto sebagai inspirasi untuk tokoh Minke, ia juga menulis Sang
Pemula yang merupakan semi-biografi Tirto. Di I dalamnya diceritakan Tirto tidak
banyak membahas tentang orang tuanya. la dibesarkan kakeknya yang merupakan
Bupati Bojonegoro. Dalam Bumi Manusia, Minke sempat disiksa ayahnya yang saat itu
akan diangkat menjadi Bupati 8. Tidak diketahui apakah ini Blora atau Bojonegoro,
Bumi Manusia dan Sang Pemula menjadi persembahan Pram kepada Tirto yang
tenggelam akibat pendiskreditan oleh pemerintah kolonial Hindia Belanda yang juga
ditambah I pengabaian oleh bangsanya sendiri.
 Reorientasi
Bumi manusia adalah salah satu karya terbaik anak bangsa yang berpengaruh dalam
bidang sastra di Indonesia. Karya ini merupakan 1 persembahan bagi Tirto Adhi
Soerjo, dan bagi perjuangan bangsa Indonesia. Begitu banyak rintangan yang
dilewati, tidak membuat Pramoedya Ananta Toer sebagai penulis karya ini menyerah,
bahkan ia menciptakan mahakarya ini di balik jeruji besi. Pelarangan penjualan
karyanya juga tidak membuat buku I tersebut hilang dan dilupakan oleh penikmatnya.
Saat ini karyanya telah Idifilmkan dan sukses meraih hati jutaan penonton.

2.4 Unsur Ekstrinsik

1. Lebih dari 50 karya Pramoedya Ananta Toer telah diterjemahkan ke 42 bahasa


asing. (Paragraf 2)
2. Pramoedya Ananta Toer dilahirkan di Blora, Jawa Tengah, 6 Februari 1925 dan
menghembuskan nafas terakhirnya di Jakarta, 30 April 2006 pada umur 81
tahun. (Paragraf 2)
3. Pada tahun 1969 ia ditahan oleh Pemerintahan Soeharto karena dianggap
berpandangan pro-komunis di Nusakambangan di lepas pantai Jawa dan Pulau
Buru di kawasan timur Indonesia. (Paragraf 3)
4. Tirto adalah perintis pers Bumiputera sekaligus pelopor pergerakan nasional di
awal abad ke-20, (Paragraf 4)

 UNSUR BIAS
Kami sebagai penyalin dari kisah hidup Pramoedya Ananta Toer, hanya menuliskan
teks ini dengan kepentingan menuntaskan tugas mata pelajaran bahasa Indonesia.
Kami tidak memiliki kepentingan lain untuk menuliskan teks cerita sejarah dengan
menutupi kenyataan atau menambahkan hal yang belum tentu benar adanya. Maka
dari itu, teks cerita sejarah ini sesuai dengan sejarah yang telah dipublikasikan oleh
media.
 UNSUR POLITIS
“Lembaga Kebudayaan Rakyat, komunitas ini memang sempat lekat dengan PKI,
namun lembaga yang menaungi kaum sastrawan dan seniman revolusioner ini tidak
pernah menjadi bagian resmi dari partai politik berhaluan kiri tersebut." Kutipan di
atas menunjukkan adanya unsur politik dalam teks cerita sejarah ini. Dalam
pemerintahan Orde Baru, Lekra dianggap memihak Partai Komunis Indonesia yang
sedang dibasmi oleh Presiden Soeharto pada masa itu. Maka dan itu, Pramoedya
Ananta Toer, selaku anggota Lekra tidak diperbolehkan dalam menyebarluaskan
karyanya yang dianggap dapat memengaruhi pemikiran masyarakat Indonesia untuk
berpindah ideologi.

 UNSUR SOSIAL
"Pada tahun 1969 la ditahan oleh Pemerintahan Soeharto karena dianggap
berpandangan pro- Komunis. Bukunya dilarang dari peredaran, dan ia ditahan tanpa
pengadilan di Nusakambangan dilepas pantai Jawa, dan kemudian di Pulau Buru di
Kawasan Timur Indonesia."
Kutipan di atas merupakan bukti adanya unsur sosial dalam teks cerita sejarah ini.
Pramoedya Ananta Toer tidak mendapatkan keadilan dalam penahanannya, la
langsung ditahan tanpa adanya proses pengadilan. Hal ini menunjukkan adanya
unsur sosial yaitu ketidakadilan.

 UNSUR LATAR BELAKANG PENULIS


Penulis merupakan siswa-siswa SMA Negeri 34 Jakarta yang telah dibekali dengan
pengetahuan konsep pembuatan teks cerita sejarah dan telah melakukan beberapa
penelitian dari sumber resmi untuk menciptakan teks Di Balik Buku Bumi Manusia.
Penulis memiliki rasa ingin tahu tinggi dengan dilatarbelakangi oleh popularitas
Novel Bumi Manusia sesaat setelah Film Bumi Manusia terbit. Atas dasar tersebut
penulis berinisiatif untuk membuat teks cerita sejarah tentang proses pembuatan
naskah asli Bumi Manusia dari pengarang asliny, Pramoedya Ananta Toer.

 SEJARAH
• Lahir di Blora, Jawa Tengah, 6 Februari 1925 Tinggal di Belanda sebagai bagian
dari program pertukaran budaya Menjadi anggota Lembaga Kebudayaan Rakyat atau
Lekra (komunitas seniman yang dianggap berhaluan kiri di Indonesia)
• Ditahan oleh Pemerintahan Soeharto karena dianggap berpandangan pro-komunis
• Pelarangan peredaran buku oleh pemerintah • Ditahan tanpa pengadilan di
Nusakambangan dilepas pantai lawa Ditahan di Pulau Buru, kawasan timur Indonesia
• Menyusun rangkaian naskah saat ditahan, lalu tercipta Bumi Manusia
Menghembuskan nafas terakhirnya di Jakarta, 30 April 2006 pada umur 81 tahun
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari pembahasan di BAB 1 dan BAB 2 dapat sisimpulkan bahwa; struktur yang berbeda
antara fiksi dan non-fiksi nya. Struktur non-fiksi biasanya mengikuti urutan peristiwa sejarah
yang sebenarnya dengan fakta-fakta yang terverifikasi. Sedangkan, struktur cerita fiksi
menciptakan karakter dan peristiwa yang fiktif untuk menghibur atau menyampaikan pesan
tertentu. Unsur ekstrinsik pada kedua jenis cerita ini dapat mencakup konteks sejarah,
budaya, dan pengaruh lingkungan pada narasi.
DAFTAR PUSTAKA

 Team penyusun KBBI edisi kedua, 1991. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta Balai
Pustaka

 Tasai, S. Amran. 1948. Pelajaran Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Pustaka.


 Zodarmanto, M. 1977. Bahasa Indonesia. Jakarta: Pustaka.
 Moeliono, Anton M. 1975. Ciri-Ciri Bahasa Indonesia yang Baku dalam
Pengajaran Bahasa dan Sastra. Bandung: Angkasa.
 Keraf, G, 1991, Tatabahasa Indonesia Rujukan Bahasa Indonesia untuk
Pendidikan Menengah, Gramedia, Jakarta.
 Suherianto, 1981, Kompas Bahasa, Pengantar Berbahasa Indonesia yang Baik
dan Benar, Widya Duta, Surakarta.
 Tarigan, Henry Guntur. 1990. Pengajaran Analisis Kesalahan
Berbahasa. Bandung: Angkasa.
 Tarigan, Guntur H. (1997). Analisis Kesalahan Berbahasa. Jakarta: Depdikbud.
 file:///C:/Users/ASUS/Downloads/SKRIPSI%20FULL_DEWI
%20FATMAWATI_1713044019%20-%20Mlle.%20Dewi.pdf

Anda mungkin juga menyukai