Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH BAHASA DAN SASTRA INDONESIA DI SD

ANGGUN MEGA PRATAMA

858419938

UIVERSITAS TERBUKA

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

PDGK4109

2020
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb

Alhamdulillah. Puji syukur kehadirat Allah SWT senantiasa kita ucapkan. Tidak lupa
shawalat serta salam tercurahkan bagi Baginda Agung Rasulullah SAW yang telah
membimbing kita menuju jalan yang lurus.

Penyusunan makalah untuk memudahkan pemahaman kita tentang berbagai materi 1)


Pengertian sastra . 2) Jenis karya sastra secara umum .3) Sejarah sastra (singkat) di Indonesia.
4) Manfaat belajar sastra .5) Materi sastra untuk sekolah dasar

Adapun penulisan makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia.
Penulis

Dengan kerendahan hati, penulis memohon maaf apabila ada kesalahan dalam proses
pembuatan makalah. Penulis berharap terbuka pada kritik dan saran sebagai bagian dari revisi
makalah bahasa Indonesia ini.

Wassalamualaikum wr.wb

Balikpapan, 05 November 2020

Anggun Mega Pratama


DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang..................................................................................................................

1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................................

1.3 Tujuan.............................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian sastra..............................................................................................................

2.2 Jenis karya sastra secara umum......................................................................................

2.3 Sejarah sastra (singkat) di Indonesia................................................................................

2.4 Manfaat belajar sastra Materi sastra untuk sekolah dasar..............................................

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimlpulan.....................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tumbuhnya kesadaran siswa akan pentingnya mengapresiasi sastra akan mendorong


mereka pada kemampuan melihat permasalahan secara objektif, membentuk karakter,
merumuskan watak dan kepribadian. Kaitannya dengan pembelajaran di sekolah dasar,
pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia meliputi aspek kemampuan berbahasa dan
kemampuan bersastra. Aspek kemampuan berbahasa meliputi keterampilan
mendengarkan (menyimak), berbicara, membaca, dan menulis yang berkaitan dengan
ragam bahasa non sastra.
Sedangkan aspek kemampuan bersastra meliputi keterampilan mendengarkan
(menyimak), berbicara, membaca, dan menulis yang berkaitan dengan ragam sastra.
Membicarakan pengajaran bahasa Indonesia tidak akan lepas dari kegiatan menulis.
Menulis merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam seluruh proses belajar yang
dialami siswa selama menuntut ilmu di sekolah. Menulis merupakan suatu kegiatan yang
produktif dan ekspresif.
Kemampuan menulis seperti halnya dengan kemampuan berbahasa yang lain, yaitu
tidak akan datang secara otomatis, melainkan harus melalui latihan dan praktek yang
banyak dan teratur (Henry Guntur Tarigan, 1993: 3). (
http://definisipengertian.blogspot.com/2010/04/pengertian-menulis.html)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah dalam makalah ini sebagai berikut:
1. Pengertian sastra
2. Jenis karya sastra secara umum
3. Sejarah sastra (singkat) di Indonesia
4. Manfaat belajar sastra
5. Materi sastra untuk sekolah dasar

1.3 Tujuan

1. Untuk mempelajari Pengertian sastra


2. Untuk mempelajari Jenis karya sastra secara umum
3. Untuk mempelajari Sejarah sastra (singkat) di Indonesia
4. Untuk mempelajari Manfaat belajar sastra
5. Untukmempelajari Materi sastra untuk sekolah dasar
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Sastra

Sastra adalah ungkapan ekspresi manusia berupa karya tulisan atau lisan berdasarkan
pemikiran, pendapat, pengalaman, hingga ke perasaan dalam bentuk yang imajinatif,
cerminan kenyataan atau data asli yang dibalut dalam kemasan estetis melalui media
bahasa.

Pengertian di atas diperkuat oleh Sumardjo & Saini (1997: 3) yang berpendapat bahwa
Sastra adalah ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman, pemikiran, perasaan,
ide, semangat, keyakinan dalam suatu bentuk gambaran konkret yang membangkitkan
pesona dengan alat bahasa.

Mengapa bentuknya dapat berupa imajinasi atau justru data real secara bersamaan?
Karena terdapat jenis Sastra non-imajinatif atau non-fiksi. Kategori ini mengambil data
real berupa berita atau sejarah, lalu mengemasnya dalam tulisan estetis agar lebih
menggugah pembacanya.

Sementara itu, meskipun suatu karya tulisan adalah fiksi, ia tetap dapat mencerminkan
kenyataan. Seperti pendapat Saryono (2009: 18) bahwa sastra mempunyai kemampuan
untuk merekam pengalaman yang empiris-natural maupun pengalaman yang nonempiris-
supernatural.

Sederhananya, Sastra dapat menjadi saksi dan komentator kehidupan manusia.

Pengertian Sastra adalah hal yang tidak berhenti dibicarakan sepanjang masa.
Pengertiannya terus diperdebatkan sejalan dengan pendapat para pelaku dan
perkembangan zaman. Sehingga, untuk mengetahui perkembangannya, ada baiknya kita
mengetahui berbagai pendapat para ahli.
2.2 Jenis Karya sastra secara umum

Berikut adalah pembagian jenis sastra menurut Sumardjo & Saini (1997: 18).

Pembagian cabang/jenis Sastra menurut Sumardjo Sastra Imajinatif.


Sastra imajinatif terbagi menjadi dua kategori besar, yaitu Puisi dan Prosa

Puisi
Puisi adalah bentuk tulisan bebas yang merupakan ekspresi dan gagasan Penulisnya
dalam bentuk bait-bait yang diolah sedemikian rupa untuk menghasilkan tulisan
estetis yang dapat menggugah dan memberikan pesan secara tidak langsung melalui
berbagai gaya bahasa.
Puisi memiliki jenis yang beranekaragam seperti puisi: epik, lirik, dramatik, dsb.
Penjelasan lengkap mengenai puisi dapat dilihat pada artikel dibawah ini:

Pengertian Puisi, Unsur & Jenis Menurut Para Ahli (Lengkap)

Prosa
Prosa adalah tulisan berupa cerita atau kisah berplot dalam rangkaian berbagai
peristiwa yang dihasilkan dari imajinasi, cerminan kenyataan dan atau dari data dan
informasi sesungguhnya berdasarkan fakta ilmiah.

Prosa Fiksi
Prosa fiksi adalah tulisan cerita berplot yang dihasilkan dari imajinasi atau cerminan
kenyataan yang dapat diambil juga dari data real seperti sejarah. Hanya pelaku, nama
tempat atau alur ceritanya saja yang dikarang. Contohnya adalah novel-novel
Pramoedya Ananta Toer yang kaya akan sejarah.

Prosa Fiksi dapat dibagi menjadi beberapa jenis lagi seperti:


Novel. Karya prosa fiksi yang ceritanya panjang dan memiliki rangkaian peristiwa
yang detail dan lengkap. Cerita Pendek (Cerpen). Prosa yang aspek masalahnya yang
sangat dibatasi, sehingga menghasilkan cerita yang jauh lebih pendek dari Novel.
Novelet. Jumlah halaman dan durasi ceritanya lebih pendek dari novel namun tetap
jauh lebih panjang dari Cerpen, sekitar 60-150 halaman.
Penjelasan lengkap mengenai prosa dapat dilihat pada artikel dibawah ini:

Prosa – Pengertian, Unsur, Jenis & Penjelasan Lengkap

Drama
Drama adalah kisah yang menggunakan dialog sebagai bahan utama untuk
menyampaikan cerita dan berbagai rangkaian peristiwa yang ada dalam suatu cerita.
Drama dibuat dalam bentuk naskah untuk kemudian dilakonkan dalam pementasan
Seni Teater atau diekranisasi (transformasi) menjadi Film.

Drama dibagi menjadi dua jenis, yaitu Drama Prosa dan Drama Puisi. Selanjutnya
dapat dikategorisasikan lagi menjadi: komedi, tragedi, melodrama, tragedi-komedi.

Sastra Non-Imajinatif
Sastra non-imajinatif adalah karya yang tidak berasal dari khayalan semata dan
didasarkan pada data-data real yang ilmiah. Karya tulis jenis ini mengambil informasi
dari sumber terpercaya, lalu mengemasnya dalam tulisan estetis agar lebih menarik
dan menggugah pembacanya.

Beberapa contohnya adalah:

1. Esai
2. Kritik
3. Biografi
4. Otobiografi
5. Sejarah
6. Memoar
7. Catatan Harian
8. Surat-surat
2.3 Sejarah Sastra (singkat) di Indonesia

Sastra Indonesia merupakan sastra yang dibuat di wilayah kepulauan Indonesia. Sastra
Indonesia ini merujuk pasa sastra yang bahasa akarnya berdasarkan bahasa melayu
( dimana bahasa Indonesia adalah satu turunannya ). Dalam sejarah sastra Indonesia
dikenal dengan istilah angkatan. Angkatan adalah suatu usaha pengelompokan sastra
dalam suatu masa tertentu berdasarkan atas cirri khas karya yang dihasilkan pada masa
itu. Angkatan-angkatan dalam sejarah sastra Indonesia diantaranya adalah sebagai
berikut.
1. Angkatan Pujangga Lama
Pujangga Lama merupakan bentuk pengklasifikasian karya sastra di Indonesia yang
dihasilkan sebelum abad ke-20. Pada angkatan ini didominasi oleh syair, pantun,
gurindam, dan hikayat. Para penulis pada masa ini diantaranya adalah:
• Hamzah Fansuri,
• Syamsudin Pasai,
• Abdurrauf Singkil,
• Nuruddin ar-Raniri,dll.

2. Angkatan Sastra Melayu Lama


Karya sastra Indonesia yang dihasilkan antara tahun 1870-1942 yang berkembang di
lingkungan masyarakat Sumatra, seperti Langkat, Tapanuli, Minangkabau, dll. Isi
sastranya masih dalam bentuk syair, hikayat, dan terjemahan novel barat. Beberapa
karya sastra yang ada pada masa ini adalah:
• Robinson Crusoe (terjemahan)
• Nyai Dasima oleh G. Francis (Indonesia)
• Bunga Rumpai oleh A.F. Van Dewall

3. Angkatan Dua Puluhan (Balai Pustaka)


Disebut angkatan dua puluhan karena angkatan ini lahir di tahun 1920-an. Disebut
angkatan balai pustaka karena penerbit yang banyak menerbitkan adalah Balai Pustaka.
Pada angkatan ini isi yang ada adalah mengenai prosa ( roman, novel, cerpen, drama )
dan puisi. Beberapa karya sastra angkatan ini adalah:
• Azab dan Sengsara (roman, 1920, oleh Merari Siregar)
• Apa Dayaku karena Aku Seorang Perempuan (Nur Sutan Iskandar, 1923)
• Tak Putus dirundung Malang (roman, 1929, S.I. Alisyahbana)

4. Angkatan Tiga Puluhan (Pujangga Baru)


Angkatan ini lahir sekitar tahun 1933 dan 1942. Disebut pujangga baru karena pada saat
itu ada majalah sastra yang terkenal yaitu majalah Pujangga Baroe. Karya sastra
angkatan ini bersifat dinamis, individualis, tidak terikat tradisi, intelektual, dan
nasionalistik. Terdapat dua kelompok sastrawan Pujangga Baru, yaitu:
• Seni untuk seni => Sanusi Pane, Tengku Amir Hamzah
• Seni untuk Pembangunan Masyarakat => S.T. Alisyahbana, armijn Pane Efendi.
Karya sastra yang dihasilkan antara lain :
• Layar Terkembang (roman, 1936, S.T. Alisyahbana)
• Anak Perawan di sarang penyamun (roman, 1942, S.T. Alisyahbana)
• Belenggu (roman, 1940, Armijn Pane)

5. Angkatan ‘45
Pelopor angkatan ini adalah Cahiril Anwar. Ciri-ciri karyanya antara lain adalah bebas,
individualistik, realistik, dan futuristik. Karya-karya dari angkatan ini adalah;
• Kerikil Tajam (1949, Cahiril Anwar)
• Dari Ave Maria ke jalan lain ke Roma (Indrus), dll.

6. Angkatan 1950-1960 an
Pelopornya adalah Pramoedya Ananta Toer. Karya pada masa ini didominasi oleh
cerpen dan kumpulan puisi. Contoh karya pada masa angkatan ini, yaitu:
• Pramoedya Ananta Toer
– Kranji dan Bekasi Jatuh (1947)
– Keluarga Gerilya (1951)
• N. H. Dini
– Dua Dunia (1950)
• Mochtar Lubis
– Tak Ada Esok (1950)

7. Angkatan Enam Puluh Enam


Nama angkatan ini diberikan oleh H.B. Jassin. Muncul pada saat keadaan politik
Indonesia kacau karena terror PKI. Karya sastranya banyak bersifat protes terhadap
keadaan yang kacau pada saat itu. Beberapa karya pada angkatan ini adalah:
• Tirani (kumpulaln puisi oleh Taufik Ismail)
• Bila Malam Bertambah Malam (Putu Wijaya)

8. Angkatan 1980-1990an
Karya pada angkatan ini berisi tentang roman percintaan dan lebih menonjolkan tentang
wanita. Beberapa contoh karya pada masa ini adalah:
• N.H. Dini
– Namaku Hiroko
– Dua Hati
Ciri-ciri dari karya N.H. Dini adalah lebih berpengaruh pada budaya barat
• HIlman Hariwijaya
– Lupus

9. Angkatan Reformasi
Munculnya angkatan reformasi ini ditandai dengan maraknya karya-karya sastra, puisi,
cerpen, maupun novel yang bertema sosial-politik, dan seputar reformasi. Contoh karya
pada masa ini adalah ;
• Widji Thukul
– Puisi Pelo
– Darman

10. Angkatan 2000-an


Contoh karya pada masa ini adalah :
• Habibburrahmana EL SIrzy
– Ayat-ayat Cinta (2004)
– Pudarny Pesona Cleopatra (2005)
• Andrea Hirata
– Laskar Pelangi (2005)
11. Cybersastra
Karya sastra yang dipublikasikan di dunia maya. Situs sastra Indonesia di dunia maya
yang salah satunya adalah duniamaya,com.

Seperti inilah kiranya sejarah sastra di Indonesia. Setiap situasi dan kondisi suatu kaum
atau negara bisa mempengaruhi isi dari karya-karya sastra Indonesia. Seiring
berjalannya waktu, sastra Indonesia akan semakin berkembang sesuai dengan
perkembangan zaman.

2.4 Manfaat belajar sastra Materi sastra untuk sekolah dasar

1. Sastra menunjukan kebenaran hidup


Sastra dihargai, karena berguna bagi hidup manusia. Sebuah karya sastra tidak dapat
digolongkan sebagai karya sastra apabila karya tersebut menuturkan pengalaman uang
dapat menyesatkan kehidupan manusia. Dari sastra orang akan belajar banyak mengenai
pengalaman hiduo, persoalan, Dan bagaimana menghadapinya.
Kondisi seperti ini dapat dijadikan untuk menanamkan pendidikan kepada anak-anak
mengenai hidup yang sesungguhnya. Ada masa tenang, damai, masa anak-anak,
dewasa, orangtua dan lainnya dwngan aneka peran, tugas, tanggung jawab. Dengan
sastra manusia akan mengerti manusia lain.
2. Sastra untuk memperkaya rohani
Melalui sastra pembaca dapat memperoleh hiburan dan kesenangan. Jika hanya mencari
kesenangan maka pembaca tersebut bukanlah pembaca yang baik. Dalam membaca
sastra kita hendaknya menikmati jalannya cerita, pelukisan watak, mempertimbangkan,
mencari kebenaran yang ada didalamnya dan juga ikut aktif mencari makna yang ada.
Maka pembaca memperoleh kekayaan rohani yang dapat memperkuat jiwanya. Jiwa
akan kuat jika diisi dengan kekayaan rohani yakni salahsatunya diperoleh melalui karya
sastra.
3. Sastra melampaui batas bangsa dan zaman
Karya sastra Mahabarata dan Ramayana menceritakan kejadian beberapa ratua tahun
yang lalu. Cerita tersebut masih tetap hidup dalam sampai sekarang. Hal ini berarti
melampaui batas zaman. Cerita ini digemari manusia karena berisi pengalaman hidup
yang mendasar yang masih terjadi sampai saat ini, seperti kesetiaan dan penghianatan,
perang saudara, orang tua yang tidak mengakui anak dan lain sebagainnya.
4. Dengan sastra dapat memiliki santun berbahasa
Sastra kaya dengan kata-kata yang tersusun secara tepat dan mempesoa. Seseorang
dapat belajar tatakrama bahasa dari pengungkapan kata-kata sastrawan. Sebagai seorang
pendidik dan terpelajar sudah semestinya mampu berbicara, menulis dengan
menggunakan bahasa yang baik dan berterima. Jadi bahasa sastra dapat digunakan
sebagai alat untuk menarik hati para pendengar sesuai dengan keperluan.
5. Sastra dapat menjadikan manusia berbudaya
Manusia yang berbudaya adalah manusia yang cepat tanggap terhadap segala hal yang
luhur dan indah dalam hidup ini. Dalam karya seni dan budaya terkandung gagasan
tentang kebenaran, kebaikan, dan keindahan.
Kebiasaan manusia bergaul dengan kebenaran, keindahan dan kebaikan yang terdapat
dalam seni atau sastra, akan memberikan pengaruh pada tingkah laku sehari-hari, yang
akan berdampak pada tingkah laku yang sederhana, berbudi luhur dan disiplin.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1. Sastra menunjukan kebenaran hidup


2. Sastra untuk memperkaya rohani
3. Sastra melampaui batas bangsa dan zaman
4. Dengan sastra dapat memiliki santun berbahasa
5. Sastra dapat menjadikan manusia berbudaya

Anda mungkin juga menyukai