Anda di halaman 1dari 25

“PEMETAAN PEMBELAJARAN SASTRA TERKAIT

DENGAN PROSA, PUISI, DAN DRAMA PADA KELAS 10 SMA


SEMSTER 1”
Dosen Pengampu :
Diah Eka Sari, M.Pd
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan kami berkat dan rahmatNya, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah pada mata kuliah “Pengajaran Prosa, Puisi, dan Drama” ini dengan tepat
waktu. Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada Ibu
Diah Eka Sari, M.Pd. yang telah membimbing penulis dalam mengerjakan
Makalah ini.

Kami selaku penulis berharap agar kiranya makalah ini dapat menambah
pemahaman pembaca terutama mengenai bagaimana “Pemetaan pembelajaran
sastra terkait dengan prosa, puisi, dan drama pada pembelajaran kelas 10 SMA”.
Disamping itu, kami selaku penulis menyadari bahwa dalam penyelesaian
makalah ini masih terdapat banyak kekurangan dan masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari para
pembaca demi perbaikan di waktu mendatang, mengingat tidak ada yang
sempurna tanpa adanya sarana yang membangun.

Demikianlah kata pengantar ini kamisampaikan. Penulis menyampaikan


terimakasih kepada para pembaca yang telah meluangkan waktunya untuk
membaca makalah yang kami sajikan ini.

Medan, Agustus 2021

Kelompok 8

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………………………………………………..…………i

DAFTAR ISI …………………………………….…………………..………….ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ………………………………………………………….…..1


1.2 Rumusan Masalah …………………………………………………….…….2
1.3 Tujuan ……………………………………………….……………………...2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Sastra ……………………………………………………………….………3

2.2 Pemetaan Pembelajaran Sastra Pada Kelas 10 SMA Semester 1 ….………6

BAB III PENUTUP

3.1 Simpulan

3.2 Saran

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sastra pada dasarnya merupakan ciptaan, sebuah kreasi bukan semata-mata


sebuah imitasi (dalam Luxemburg, 1989: 5). Karya sastra sebagai bentuk dan
hasil sebuah pekerjaan kreatif, pada hakikatnya adalah suatu media yang
mendayagunakan bahasa untuk mengungkapkan tentang kehidupan manusia.
Oleh sebab itu, sebuah karya sastra, pada umumnya, berisi tentang permasalahan
yang melingkupi kehidupan manusia. Lahirnya karya sastra dilatar belakangi
dengan adanya dorongan dasar manusia untuk mengungkapkan eksistensi
dirinya. (dalam Sarjidu, 2004: 2). Secara garis besar, sastra tergolong ke dalam 3
bagian yaitu prosa, puisi dan drama. Untuk dapat memahami sebuah karya sastra
dengan baik, pembaca harus memiliki pengetahuan tentang fungsi dan unsur-
unsur karya sastra yang dibacanya.

Sebelum mengenal karya sastra alangkah baiknya kita mengetahui dahulu


definisi karya sastra. Sastra berasal dari bahasa sansekerta yaitu susastra, su
artinya baik atau indah dan sastra artinya tulisan. Jadi susastra artinya tulisan
yang indah, tapi bukan bentuk tulisannya yang indah seperti kaligrafi. Yang
dimaksud disini adalah isi kata-katanya yang indah dan menggugah hati pembaca
sehingga emosi pembaca larut dalam tulisan yang dibacanya. Karya sastra adalah
karya rekaan penulis berdasarkan sudut pandangnya, pengalamannya, wawasan
ilmu pengetahuannya, apa yang dilihatnya dan suasana hatinya. Jadi karya sastra
adalah karya imajinasi penulis yang dituangkan dalam bentuk tulisan.

Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas 10 SMA, materi sastra terdiri


atas prosa dan puisi yang mana keduanya terbagi ke dalam semester yang
berbeda. Sastra yang berbentuk prosa dipelajari pada semester 1, sementara itu
sastra yang berupa puisi dipelajari pada semester 2. Oleh karena itu, pada
kesempatan ini penulis akan membahas lebih dalam terkait dengan prosa
dikarenakan hal tersebut relevan dengan topik yang di angkat oleh penulis.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa itu sastra?
2. Apa saja bagian-bagian dari sastra?
3. Apa saja bagian sastra yang terdapat dalam pembelajaran kelas 10 SMA
semester 1?
4. Apa itu prosa, puisi, drama?

1.3 Tujuan Masalah


1. Untuk mengetahui apa itu sastra
2. Untuk mengetahui apa saja bagian sastra
3. Untuk mengetahui pemetaan sastra pada materi ajar kelas 10 SMA
semester 1
4. Untuk mengetahui apa itu prosa, puisi dan drama

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 SASTRA
a. Pengertian Sastra
Sastra merupakan kata serapan dari bahasa Sanskerta yaitu shaastra, yang
berarti "teks yang mengandung instruksi" atau "pedoman". Shaastra berasal dari
kata dasar śās- atau shaas yang berarti mengarahkan, mengajar, memberi petunjuk
atau instruksi, dan tra yang berarti alat atau sarana. Teks Sastra juga tidak hanya
teks yang berisikan tentang intruksi ajaran, lebih dari itu dalam bahasa Indonesia
kata ini biasa digunakan untuk merujuk kepada "kesusastraan" atau sebuah jenis
tulisan yang memiliki arti atau keindahan tertentu. Menurut KBBI, sastra adalah
bahasa (kata-kata, gaya bahasa) yang dipakai dalam kitab-kitab (bukan bahasa
sehari-hari).

Sementara itu, Sugian tomas menyatakan bahwa sastra adalah hasil kegiatan
kreatif manusia yang dituangkan ke dalam media bahasa, baik lisan maupun
tulisan. Sebuah karya seni dapat dikatakan sebagai karya yang bernilai sastra
bukan hanya karena bahasa indah, beralun-alun, penuh
dengan irama dan perumpamaan, melainkan harus dilihat secara keseluruhan; dari
nilai-nilai estetika, nilai-nilai moral, dan nilai-nilai konsepsi yang terdapat dalam
karya sastra tersebut.

Eagleton, memberi pendapat bahwa sastra karya tulisan indah (belle letters)
yang mencatatkan sesuatu dalam bentuk bahasa yang dipadatkan, didalamkan,
dibelitkan, dipanjangpendekkan dan diputarbalikkan, dijadikan ganjil atau cara
penggubahan estetis lainnya melalui alat bahasa.

Sumardjo dan Saini KM (1991: 3) mengungkapkan bahwa sastra adalah


ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, ide,
semangat, keyakinan dalam suatu bentuk gambaran kongkrit yang
membangkitkan pesona dengan alat bahasa.

3
Semi (1988 : 8) berpendapat bahwa sastra adalah suatu bentuk hasil pekerjaan
seni kreatif, yang mana objeknya (subjeknya) adalah manusia dan kehidupannya
dengan menggunakan bahasa sebagai medium.

Berdasarkan pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa sastra merupakan


karya seni yang berisi ungkapan ide kreatif manusia yang dituangkan dalam media
bahasa, baik lisan maupun tulisan.

b. Ciri-ciri Sastra

Luxemburg, menyatakan tentang ciri sastra, khususnya kekhasannya pada


masa romantik. Ciri-ciri yang dimaksud ialah sebagai berikut:

1. Sastra adalah sebuah kreasi, bukan imitasi atau tiruan. Kreasi itu
disebabkan seniman menciptakan dunia baru.

2. Sastra bersifat otonom dan tidak bersifat komunikatif.

3. Sastra mempunyai unsur kohesi yang didalamnya memiliki keselarasan


antara bentuk dan isi.

4. Sastra berisi tentang sintesis atau unsur-unsur yang dianggap bertentangan,


baik yang disadari maupun tidak. Misalnya pertentangan antara ruh dan
benda, pria dan wanita, dsb.

5. Sastra berisi ungkapan-ungkapan yang tidak bisa terungkapkan.

Terkait akan perbedaan sastra dengan karya ilmiah dari segi bahasanya, Emzir
dan Saifur Rohman, menyampaikan hal berikut:

 Bahasa sastra bersifat konotasi sedangkan bahasa karya ilmiah bersifat


denotasi.

 Bahasa sastra bersifat homonim sedangkan bahasa karya ilmiah bersifat


struktur.

 Bahasa sastra bersifat ekspresif sedngakn bahasa ilmiah bersifat logis.

4
 Bahasa sastra lebih mementingkan simbol yang mewadahi gagasan
tertentu, sedangkan bahasa karya ilmiah lebih mementingkan skema atau *
bagan-bagan untuk menjelaskan gagasan tertentu.

 Bahasa sastra diungkapkan secara estetis, sedangkan bahasa ilmiah


diungkapkan secara normatif.

c. Genre Sastra

Salah satu cara untuk memahami bahasa adalah melalui teks (Halliday dan
Hasan, 1992). Teks merupakan bentuk dari penggunaan bahasa untuk tujuan
tertentu. Dengan kata lain, jika dilihat dari sudut pandang teori semiotika sosial,
pembicaraan tentang teks tak lepas dari tujuan sosial atau konteks tertentu. Teks
dapat diwujudkan dalam bentuk bahasa yang dilisankan, dituliskan, atau
dituangkan dalam berbagai bentuk hal yang dipikirkan selama memiliki konteks
situasi. Dalam hal ini, Mahsun (2014) menambahkan bahwa teks juga memiliki
struktur berpikir yang lengkap. Karena tujuan atau kegiatan sosial yang hendak
dicapai manusia itu berbeda-beda, akan muncul beragam teks dengan struktur teks
atau struktur berpikir yang berbeda pula. Semakin banyak teks yang dikuasai
seseorang, akan semakin banyak pula struktur berpikir yang dikuasainya.

Selanjutnya, tataran yang lebih tinggi dari teks adalah genre. Mahsun (2014)
mendefinisikan genre sebagai jenis teks yang berfungsi menjadi rujukan agar
suatu teks dapat dibuat lebih efektif. Keefektifan yang dimaksud berkaitan dengan
ketepatan tujuan sosial, pemilihan dan penyusunan elemen teks, serta penggunaan
unsur tata bahasanya. Sementara Priyatni dan Nurhadi (2017) menjelaskan bahwa
genre merujuk pada nilai-nilai atau norma-norma kultural yang direalisasikan
dalam suatu proses sosial. Proses sosial akan merefleksikan diri menjadi bahasa
dalam konteks situasi tertentu. Jika genre dikaitkan dengan tindakan komunikatif
dalam konteks budaya, teks dikaitkan pada konteks yang lebih spesifik, yakni
konteks situasi. Oleh karena konteks situasi pemakaian bahasa itu sangat beragam,
akan beragam pula jenis teksnya.

Genre ditentukan oleh tujuan komunikasi yang bersifat universal. Inti dari
gagasan tentang genre adalah bahwa genre tidak dilihat secara dominan sebagai

5
produk atau tipe teks, tetapi sebagai suatu perangkat inti proses generik
(menggambarkan, menjelaskan, menginstruksikan, berpendapat, dan
menceritakan). Untuk satu tujuan yang sama, genre dapat terdiri atas satu atau
lebih jenis teks. Sebagai contoh, sebuah peristiwa komunikasi tujuan
komunikasinya adalah untuk menginformasikan benda. Untuk menginformasikan
benda, langkah yang ditempuh beragam. informasi dapat bersifat general,
sistematis, dan ilmiah. Namun, dapat juga bersifat spesifik, terperinci, seolah-olah
kita dapat merasakan, atau melihat benda yang diinformasikan. Cara
penginformasian benda yang bersifat general diwujudkan dalam bentuk teks
laporan hasil observasi, sedangkan yang spesifik dikategorikan sebagai teks
deskripsi.

Teori genre memandang bahwa bentuk-bentuk teks (genre) merupakan hasil


dari proses dan produk sosial. Sebagai proses sosial, genre memiliki fungsi-fungsi
komunikasi untuk mendeskripsikan, menjelaskan, memaparkan petunjuk atau
perintah untuk melakukan atau menggunakan sesuatu, meyakinkan, dan
menceritakan. Sebagai sebuah produk sosial, tiap-tiap genre digunakan untuk
beragam keperluan sesuai dengan konteks situasinya.

Adapun genre sastra pada umumnya terbagi berdasarkan kategori situasi


bahasanya, yang mana genre tersebut terdiri atas prosa, puisi, dan drama.
Sementara itu, dalam pembelajaran Bahasa kelas 10 SMA semester 1, hanya
terdapat pembelajaran mengenai prosa, oleh karena itu pemaparan materi pada
makalah ini akan lebih terfokus pada prosa.

2.2 PEMETAAN PEMBELAJARAN SASTRA PADA KELAS 10 SMA


SEMESTER 1

A. Prosa

Pada pembelajaran kelas 10 SMA sem 1, terdapat pembelajaran sastra yang


terkait dengan prosa, yang mana peserta didik akan belajar tentang cerita hikayat,
cerpen dan lainnya.

6
1. Pengertian Prosa

Prosa adalah karya sastra yang juga mengambil bentuk penulisan bebas, yang
akan bebas, yang berarti bahwa dalam prosa itu tidak akan terikat oleh aturan
penulisan seperti sajak, diksi, ritme, dan lainnya.

Adapun makna kata-kata dalam prosa yang bersifat denotatif atau akan
mengandung makna yang sebenarnya. Bahkan jika ada kata-kata kiasan, mereka
hanya akan menjadi perhiasan dari beberapa bagian sehingga teks dapat
ditekankan atau didekorasi dengan prosa. Kata kias dalam prosa juga akan
berfungsi sebagai hiasan, tidak seperti puisi, yang pada dasarnya juga
menggunakan konotasi atau kata-kata kiasan, yang akan membutuhkan
interpretasi yang cermat.

2. Ciri Khas Prosa

Ciri utama dari prosa yaitu penggunaan kata-kata yang tidak memperhatikan pola
irama maupun sajak. Prosa memiiki sifat memaparkan sesuatu dan hanya
mengandung sedikit nilai sastra. Pemaparan prosa dapat dikatakan sebagai karya
sastra apabila di dalamnya terdapat berbagai peristiwa, pengenalan tokoh dan
penggunaan fiksi. Tindakan di dalam satu kesatuan ruang dan waktu menjadi
penanda terjadinya sebuah peristiwa. Keberadaan ruang dan waktu tidak dapat
disebut sebagai peristiwa jika tidak terdapat tindakan di dalamnya. Tap perisitiwa
selalu melibatkan tokoh di dalamnya. Peristiwa-peristiwa yang terjadi secara
berurutan dan berkelanjutan merupakan hasil tindakan tokoh. Tokoh-tokoh dan
peristiwa yang diceritakan di dalam prosa bersifat fiktif. Penyampaian prosa tidak
mengutamakan penggunaan unsur-unsur keindahan puisi.

B. Puisi
1. Pengertian Puisi

Berdasarkan pengertiannya, puisi dapat dikatakan sebagai salah satu genre sastra
yang menggunakan kata-kata yang estetis dan berirama. Penggunaan kata-kata
indah ini bertujuan untuk membangun makna yang berbeda atau menggantikan
makna asli sebuah kata.

7
Pada materi puisi Bahasa Indonesia kelas 10, disebutkan bahwa puisi merupakan
ungkapan hati atau pemikiran penyair mengenai berbagai hal dalam kehidupan ke
dalam susunan kata-kata yang padat dan penuh makna. 

Pengertian Puisi Menurut Para Ahli

Berikut adalah beberapa pengertian puisi menurut ahli yang bisa membantu kamu
lebih memahami puisi:

 H.B Jassin menjelaskan bahwa puisi merupakan suatu karya sastra yang
diucapkan dengan sebuah perasaan yang di dalamnya mengandung suatu
pikiran-pikiran dan sebuah tanggapan-tanggapan.

 Herman Waluyo menjelaskan bahwa puisi merupakan karya sastra yang


mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif dan
disusun dengan memfokuskan semua kekuatan bahasa dalam sebuah
struktur fisik dan struktur batinnya.

 Sumardi menjelaskan bahwa puisi merupakan karya sastra dengan bahasa


yang dipadatkan, dipersingkat, dan diberi irama dengan bunyi yang padu
dan kata-kata bermakna kiasan (imajinatif).

 James Reeves menjelaskan bahwa puisi merupakan ungkapan bahasa yang


penuh dan kaya akan daya pikat.

 Carlyle menjelaskan bahwa puisi merupakan pemikiran yang bersifat


musikal, kata-katanya disusun sedemikian rupa, sehingga menonjolkan
rangkaian bunyi yang merdu seperti musik.

 Samuel Taylor Coleridge menjelaskan bahwa puisi adalah kata-kata


terindah dalam susunan terindah.

2. Ciri-Ciri Puisi

Puisi memiliki beberapa ciri sebagai berikut:

 Bahasa yang digunakan dalam puisi lebih padat dibandingkan prosa


dan drama.
 Puisi memiliki rima atau sajak yang teratur.

8
 Puisi lebih menggunakan sajak syair atau pola pantun, khususnya pada
puisi lama.
 Puisi bersifat simetris.
 Puisi memiliki makna konotatif.
 Puisi terdiri dari kesatuan sintaksis (gatra).
3. Unsur-Unsur Puisi

Pada materi puisi Bahasa Indonesia kelas 10 ini, kamu juga perlu mengetahui
tentang apa saja yang menjadi unsur pada puisi, sebagai berikut:

4. Struktur Fisik Puisi

Struktur fisik puisi merupakan unsur dari puisi yang dapat dilihat dan diamati
secara langsung dengan mata. Struktur fisik puisi terdiri dari:

 Tipografi atau bentuk format puisi 

Dalam tipografi ini kamu dapat melihat pengaturan baris, batas tepi kertas kanan,
kiri, atas, dan bawah, serta pemilihan jenis huruf yang digunakan oleh penyairnya.
Tipografi ini berpengaruh terhadap pemaknaan dari isi puisi.

 Diksi

Diksi merupakan pemilihan kata yang digunakan oleh penyair dalam puisinya,
yang dimaksudkan untuk mendapatkan efek sesuai dengan keinginan penyair
tersebut. Diksi ini sangat berpengaruh dengan makna yang ingin disampaikan
penyair dalam puisinya.

 Imaji atau Citraan

Imaji atau citraan merupakan kata atau susunan kata-kata yang mengungkapkan
pengalaman indrawi pembaca saat membaca puisi, sehingga pembaca dapat
seolah-olah melihat, mendengar, merasakan, atau mengalami hal-hal yang
terdapat dalam sebuah puisi. Imaji dapat dibagi menjadi tiga macam, yaitu imaji
penglihatan (visual), imaji pendengaran atau suara (auditif), dan imaji sentuh atau
perabaan (taktil).

 Majas

9
Majas merupakan pemakaian bahasa dengan melukiskan sesuatu dengan konotasi
khusus sehingga arti sebuah kata dapat memiliki banyak makna.

 Kata Konkret

Kata konkret merupakan kata yang mengacu atau merujuk kepada suatu benda
atau hal yang berwujud, dapat diraba, dilihat, didengar, dan dicium. Kata konkret
dalam puisi biasanya merangsang imaji pembaca dan berkaitan dengan lambang
atau kiasan. Contoh kata konkret adalah laut, sawah, pantai, meja, uang, rumah,
mobil, dan lain sebagainya.

 Rima atau Irama

Rima atau irama merupakan persamaan bunyi yang digunakan oleh penyair dalam
puisinya dari awal hingga akhir puisi. Rima atau irama terdiri dari:

 Pengulangan kata

Atau ungkapan yang menentukan tinggi dan rendah, panjang dan pendek, keras
dan lemahnya bunyi yang sangat berpengaruh dan menonjol dalam pembacaan
puisi.

 Onomatope atau tiruan bunyi

Contoh dari onomatope ini adalah dor! yang merupakan tiruan bunyi suara
tembakan. Bentuk intern pola bunyi seperti asonansi, aliterasi, persamaan awal,
persamaan akhir, sajak berparuh, sajak penuh, sajak berselang, repetisi bunyi
(kata), dan sebagainya.

5. Struktur Batin Puisi

Struktur batin puisi merupakan unsur pembangun puisi yang tidak terlihat mata.
Struktur batin puisi terdiri dari:

 Tema atau Makna (Sense)

Tema atau makna merupakan salah satu unsur puisi yang tersirat, berupa makna
yang ingin disampaikan oleh penyair kepada para pembaca. Tema atau makna
dalam puisi berkaitan dengan hubungan tanda dengan makna. Oleh karena itu baik

10
kata, baris, bait, maupun bentuk sebuah puisi memiliki makna tertentu yang ingin
disampaikan oleh penyairnya. 

 Nada (Tone)

Nada merupakan sikap penyair kepada para pembacanya, yang berkaitan dengan
tema dan rasa. Dalam sebuah puisi, penyair dapat menyampaikan makna yang
ingin disampaikan dengan nada menggurui, mendikte, merendahkan, memuji, atau
lain sebagainya. 

 Rasa (Feeling)

Rasa merupakan sikap penyair terhadap pokok permasalahan dalam puisinya.


Rasa biasanya dipengaruhi latar belakang sosial dan psikologi penyair. Misalnya,
latar belakang pendidikan, jenis kelamin, kelas sosial, agama, kedudukan dalam
masyarakat, usia, pengetahuan, serta pengalaman sosiologis dan psikologis
seorang penyair akan mempengaruhi rasa dalam puisi yang ia tulis.

 Amanat atau Tujuan (Intention)

Amanat atau tujuan merupakan pesan yang ingin disampaikan oleh penyair dalam
puisinya kepada para pembaca.

6. Jenis-Jenis Puisi

Nah, setelah mengetahui tentang struktur puisi, pada materi puisi Bahasa
Indonesia Kelas 10 ini, Mipi juga akan mengenalkan kamu pada tiga jenis puisi,
sebagai berikut:

a. Puisi Lama

Puisi lama merupakan puisi yang dibuat sebelum abad ke-20 dan terikat pada
beberapa aturan. Puisi lama memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

 Bersifat anonim karena merupakan puisi rakyat,


 Disampaikan secara lisan atau dari mulut ke mulut, dan
 Terikat aturan-aturan yang mengatur jumlah baris tiap bait, jumlah suku
kata, maupun rima.

11
Lebih jelasnya, aturan yang mengikat puisi lama adalah sebagai berikut:

 Jumlah kata dalam satu baris,


 Jumlah baris dalam satu bait,
 Jumlah suku kata dalam tiap baris.
 Persajakan atau rima, dan
 Irama.

Nah, puisi lama ini juga dibagi menjadi beberapa jenis, Pahamifren. Beberapa
jenis puisi lama tersebut adalah sebagai berikut:

a) Mantra

Mantra merupakan ucapan kata-kata yang dipercaya dapat mendatangkan


kekuatan magis, yang biasanya diucapkan pada acara tertentu. Misalnya adalah
mantra yang diucapkan untuk menolak ataupun untuk mendatangkan hujan.

b) Pantun

Pantun merupakan puisi lama yang terdiri dari empat larik dengan rima
berakhiran ab-ab. Pantun juga biasa disebut sebagai bahasa sindiran. Pantun
dibedakan berdasarkan jenisnya, yaitu pantun anak, pantun teka-teki, pantun
orang tua, pantun remaja, dan pantun teka-teki.

c) Seloka

Seloka merupakan pantun berkait yang berasal dari Melayu Klasik. Seloka
biasanya berisi mengenai pepatah.

d) Gurindam

Gurindam merupakan puisi lama yang terdiri dari dua bait yang tiap baitnya
terdiri dari dua baris kalimat dengan rima yang sama. Gurindam ini biasanya
mengandung amanat atau nasihat.

e) Karmina

12
Karmina merupakan puisi lama yang berbentuk seperti prosa dan lebih pendek
dari pantun. Karmina sering disebut juga sebagai pantun kilat karena bentuknya
yang sangat pendek.

f) Talibun

Talibun merupakan puisi lama berupa pantun yang memiliki lebih dari empat
baris dengan rima abc-abc.

g) Syair

Syair merupakan puisi lama yang terdiri dari empat baris berakhiran serupa. Syair
umumnya mengisahkan sebuah cerita yang di dalamnya terkandung amanat dari
penyairnya.

b. Puisi Baru

Puisi baru merupakan puisi yang tidak terikat pada aturan-aturan puisi lama, baik
dalam jumlah baris, suku kata, ataupun rima. Puisi baru memiliki ciri-ciri sebagai
berikut:

 Nama penyairnya jelas atau diketahui,


 Memiliki bentuk rapi dan simetris,
 Memiliki gaya bahasa yang dinamis,
 Memiliki persajakan akhir yang teratur,
 Sebagian besar puisi baru memiliki empat seuntai,
 Setiap barisnya terdiri dari sebuah gatra atau kesatuan sintaksis,
 Setiap gatra terdiri dari empat sampai lima suku kata, dan
 Banyak menggunakan pola pantun dan syair, sekalipun ada juga yang
menggunakan pola puisi lama lainnya.

Puisi baru terdiri dari beberapa jenis, yaitu:

a) Himne

Himne merupakan sejenis nyanyian pujian yang ditujukan untuk Tuhan atau
dewa, ataupun segala sesuatu yang dianggap suci atau sakral.

b) Balada

13
Balada merupakan puisi sederhana yang berkisah mengenai cerita rakyat yang
mengharukan. Balada biasanya berbentuk dialog atau disajikan dalam bentuk
nyanyian.

c) Ode

Ode merupakan puisi larik mengenai sanjungan terhadap orang yang berjasa. Ode
dibaca dalam nada yang agung dan memiliki tema yang serius. Biasanya ode
ditujukan pada orang tua, pahlawan, dan tokoh-tokoh besar.

Romansa

Romansa merupakan puisi cerita yang mengungkapkan luapan perasaan cinta


kasih. Pusi romansa ini menimbulkan efek romantis saat dibacakan.

Epigram

Epigram merupakan puisi mengenai ajaran dan tuntunan dalam menjalani hidup.
Epigram sendiri memiliki arti unsur pengajaran, nasihat, menuntun ke arah
kebenaran yang dijadikan pedoman hidup.

Elegi

Elegi merupakan syair atau nyanyian berupa ratapan dan ungkapan duka cita,
terutama pada peristiwa kematian.

Satir

Satir merupakan puisi bergaya bahasa sindiran atau kritik yang disampaikan
dalam bentuk sarkasme, ironi, atau parodi.

Distikon

Distikon meripakan puisi yang masing-masing baitnya terdiri dari dua baris atau
dua seuntai.

Terzina

Terzina merupakan puisi yang masing-masing baitnya terdiri dari tiga baris atau
tiga seuntai. 

14
Kuatren

Kuatren merupakan puisi yang masing-masing baitnya terdiri dari empat baris
atau empat seuntai.

Kuint

Kuint merupakan puisi yang masing-masing baitnya terdiri dari lima baris atau
lima seuntai.

Sekstet

Sekstet merupakan merupakan puisi yang masing-masing baitnya terdiri dari


enam baris atau enam seuntai.

Septima

Septima merupakan puisi yang masing-masing baitnya terdiri dari tujuh baris atau
tujuh seuntai.

Oktaf atau Stanza

Oktaf atau stanza adalah merupakan puisi yang masing-masing baitnya terdiri dari
delapan baris atau delapan seuntai.

Soneta

Soneta merupakan puisi yang terdiri dari 14 baris yang dibagi menjadi dua bagian.
Dua bait pertama dalam soneta memiliki empat baris, sementara dua bait kedua
masing-masing memiliki tiga baris. Soneta ini merupakan jenis puisi baru yang
paling terkenal karena paling susah dibuat dan membuat para penyair tertantang
untuk membuatnya. 

Puisi Kontemporer

Sesuai dengan namanya, puisi kontemporer merupakan jenis puisi yang berusaha
menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman dan selalu berusaha keluar dari
ikatan konvensional penulisan puisi lama maupun baru. 

Puisi kontemporer juga biasanya menggunakan kata-kata yang tidak terlalu


memperhatikan kesantunan berbahasa, seperti menggunakan kata-kata yang kasar,

15
ejekan, atau lainnya. Dalam puisi kontemporer juga pemakaian kata-kata simbolik
atau lambang intuisi, irama, gaya bahasa, dan lain sebagainya dianggap tidak
terlalu penting lagi. Puisi kontemporer juga bisa berarti puisi yang ditulis dalam
kurun waktu terakhir.

Puisi kontemporer dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:

Puisi Mbeling

Puisi mbeling merupakan puisi yang tidak mengikuti aturan umum atau ketentuan
dalam puisi lama maupun baru. Penyair puisi mbeling biasanya tidak tidak perlu
memilih-milih kata lagi karena dasar dari puisi ini adalah bermain-main.

Ciri utama dari puisi mbeling adalah kuatnya unsur kelakar, sehingga penyair
memanfaatkan seluruh unsur puisi berupa rima, irama, diksi, bunyi, dan tipografi
untuk mengejar efek kelakar tanpa ada maksud tersirat atau disembunyikan.

Puisi mbeling biasanya digunakan untuk menyampaikan kritik sosial terhadap


sistem pemerintahan dan sistem perekonomian, serta digunakan sebagai ejekan
kepada para penyair yang bersikap terlalu serius atau sungguh-sungguh dalam
berpuisi. Oleh karena itulah, Taufik Ismail menyebut puisi mbeling sebagai puisi
yang mengejek puisi.

Puisi Mantra

Puisi mantra merupakan puisi yang mengambil sifat-sifat dari mantra. Penyair
Indonesia yang memperkenalkan jenis puisi ini adalah Sutardji Calzoum Bachri.
Ciri-ciri puisi mantra ini adalah sebagai berikut:

 Mantra berfungsi sebagai penghubung manusia dengan dunia misteri,

 Mantra bukanlah sesuatu yang dihadirkan untuk dipahami, melainkan


sebagai sesuatu yang disajikan untuk menimbulkan efek atau akibat
tertentu, dan

 Mantra mengutamakan efek atau akibat berupa kemanjuran yang terletak


pada perintah.

Puisi Konkret

16
Puisi konkret merupakan puisi yang lebih mengutamakan bentuk grafis berupa
tata wajah sehingga menyerupai gambar tertentu dan tidak sepenuhnya
menggunakan bahasa sebagai medianya. Dalam puisi konkret biasanya terdapat
lambang-lambang yang diwujudkan dengan benda atau gambar-gambar sebagai
ungkapan ekspresi penyairnya. Dalam penulisannya, puisi konkret perlu
memperhatikan beberapa unsur berikut:

 Tipografi, meliputi penyusunan baris-baris puisi berupa kata atau suku


kata yang disusun berdasarkan gambar atau pola tertentu.

 Unsur bunyi, meliputi penempatan persamaan bunyi atau rima di tempat-


tempat tertentu demi menghidupkan kesan yang disatukan dengan repetisi
atau pengulangan-pengulangannya.

 Enjambemen, meliputi pemenggalan atau perpindahan baris puisi untuk


menuju baris puisi yang pekat dan penuh perenungan.

PEMETAAN SK, KD BAHASA INDONESIA

Indikator Pencapaian
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
Kompetensi

Mendengarkan 1.1 Menanggapi  Menuliskan isi siaran


1. Memahami siaran atau siaran atau radio/televisi dalam beberapa
cerita yang disampaikan kalimat dengan urutan yang
informasi dari
secara langsung /tidak runtut dan mudah dipahami.
media
langsung  Menyampaikan secara lisan
elektronik isi berita yang telah ditulis
(berita dan secara runtut dan jelas
nonberita)  Mengajukan pertanyaan/
tanggapan berdasarkan

17
Indikator Pencapaian
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
Kompetensi

informasi yang didengar


(menyetujui, menolak,
menambahkan pendapat)
1.2 Mengidentifika-si unsur  Menyampaikan unsurunsur
sastra (intrinsik intrinsik ( tema, penokohan,
konflik, amanat, dll.)
dan ekstrinsik)
 Menyampaikan unsur- unsur
suatu cerita
ekstrinsik (nilai
yang disampaikan moral,kebudayaan, agama,
secara dll.)
langsung/ melalui  Menanggapi (setuju atau tidak
rekaman setuju) unsur-unsur intrinsik
dan ekstrinsik yang
disampaikan teman
Berbicara 2.1 Memperkenal-kan  Mengucapkan kalimat
2. Mengungka-pkan diri dan perkenalan (misalnya, sebagai
pikiran, perasaan, dan moderator dan atau pembawa
orang lain di
informasi melalui acara) dengan lancar dan
dalam forum intonasi yang tidak monoton
kegiatan berkenalan,
berdiskusi, dan bercerita resmi dengan  Menggunakan diksi (pilihan
intonasi yang kata) yang tepat
tepat  Menanggapi kekurangan yang
terdapat pada pengucapan
kalimat perkenalan oleh
teman
 Memperbaiki pengucapan
kalimat yang kurang pas
2.2 Mendiskusikan  Mencatat masalah dari
masalah (yang berbagai sumber
ditemukan dari  Menanggapi masalah dalam
berita, artikel, dan buku
berbagai berita,
 Mengajukan saran dan
artikel, atau
pemecahan masalah terhadap
buku) masalah yang disampaikan
 Mendaftar kata-kata sulit
dalam teks bacaan membahas
maknanya
2.3 Menceritakan  Menyampaikan secara lisan
berbagai pengalaman pribadi (yang
lucu, menyenangkan,
pengalaman
mengharukan, dsb.) dengan
dengan pilihan pilihan kata dan ekspresi yang
kata dan tepat
ekspresi yang  Menanggapi pengalaman
tepat pribadi yang disampaikan

18
Indikator Pencapaian
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
Kompetensi

teman
Membaca 3.1 Menemukan ide  Membaca cepat teks dengan
3. Memahami berbagai pokok berbagai kecepatan 250 kata/menit
teks bacaan nonsastra teks nonsastra  Menemukan ide pokok
dengan berbagai teknik paragraf dalam teks
dengan teknik
membaca  Membuat ringkasan isi teks
membaca
dalam beberapa kalimat yang
cepat (250 runtut
kata/menit)
3.2 Mengidentifika-si ide pokok  Mengidentifikasi ide pokok
teks nonsastra tiap paragraf
dari berbagai  Menuliskan kembali isi
sumber melalui bacaan secara ringkas dalam
beberapa kalimat
teknik membaca
 Mengidentifikasi fakta dan
ekstensif pendapat
Menulis 4.1 Menulis  Mendaftar topik-topik yang
4. Mengungkapkan gagasan dapat dikembangkan menjadi
informasi dalam berbagai paragraf naratif
dengan
bentuk paragraf (naratif,  Menyusun kerangka paragraf
menggunakan
deskriptif, ekspositif) naratif berdasarkan kronologi
pola urutan waktu dan peristiwa
waktu dan  Mengembangkan kerangka
tempat dalam yang telah dibuat menjadi
bentuk paragraf paragraf naratif
naratif  Menyunting paragraf naratif
yang ditulis teman
berdasarkan kronologi,
waktu, peristiwa, dan EYD
 Menggunakan kata ulang
dalam paragraf naratif
4.2 Menulis hasil  Mendaftar topik- topik yang
observasi dapat dikembangkan menjadi
paragraf deskriptif
dalam bentuk
berdasarkan hasil pengamatan
paragraf
 Menyusun kerangka paragraf
deskriptif deskriptif
 Mengembangkan kerangka
yang telah disusun menjadi
paragraf deskriptif
 Menggunakan frase ajektif
dalam paragraf deskriptif
 Menyunting paragraph
deskriptif yang ditulis teman

19
Indikator Pencapaian
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
Kompetensi

4.3 Menulis  Mendaftar topik- topik yang


gagasan dapat dikembangkan menjadi
paragraf ekspositif
secara logis
 Menyusun kerangka paragraf
dan sistematis
ekspositif
dalam bentuk
 Mengembangkan kerangka
ragam paragraf yang telah disusun menjadi
ekspositif paragraf ekspositif
 Mengidentifikasi kata
berimbuhan dalam paragraph
ekspositif
 Menyunting paragraph
ekspositif yang ditulis teman
Mendengarkan 5.1 Mengidentifik-asi unsur-unsur  Mengidentifikasi (majas,rima,
5. Memahami puisi yang bentuk suatu kata-kata berkonotasi dan
disampaikan secara bermakna lambang)
puisi yang
langsung/ tidak  Menanggapi unsur-unsur
disampaikan
langsung. puisi yang ditemukan
secara
langsung
ataupun melalui
rekaman
5.2 Mengungkapkan  Menyebutkan tema puisi yang
isi suatu didengar
puisi yang  Menyebutkan jenis puisi yang
didengar (balada,elegi,
disampaikan
roman, ode, himne,satire, dll.)
secara
 Menjelaskan maksud puisi
langsung
 Mengungkapkan isi puisi
ataupun melalui dengan kata-kata sendiri
rekaman
Berbicara 6.1 Mengemukakan  Menceritakan kembali isi
6. Membahas cerita pendek hal-hal cerita pendek yang dibaca
melalui kegiatan diskusi. dengan kata-kata sendiri
yang menarik
 Mengungkapkan hal-hal yang
atau
menarik atau mengesankan
mengesankan
 Mendiskusikan unsur-unsur
dari cerita intrinsik (tema, penokohan,
pendek melalui alur, sudut pandang, latar
kegiatan ,amanat) cerita pendek yang
diskusi dibaca.

6.2 Menemukan  Menemukan nilai-nilai dalam


nilai-nilai cerita cerpen
pendek melalui  Membandingkan nilai-nilai

20
Indikator Pencapaian
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
Kompetensi

kegiatan yang terdapat dalam cerita


diskusi pendek dengan kehidupan
sehari-hari
 Mendiskusikan nilai-nilai
yang terdapat dalam cerpen
Membaca 7.1 Membacakan  Membaca puisi dengan
7. Memahami wacana sastra puisi dengan  memperhatikan lafal, tekanan,
melalui kegiatan membaca lafal, nada, dan intonasi yang sesuai
puisi dan cerpen. dengan isi puisi
tekanan, dan
 Membahas pembacaan puisi
intonasi yang
berdasarkan lafal, tekanan,
tepat dan intonasi
 Memperbaiki pembacaan
puisi yang kurang tepat
7.2 Menganalisis  Mengidentifikasi unsurunsur
keterkaitan (tema, penokohan, dan
amanat) cerita pendek yang
unsur intrinsik
telah dibaca
suatu cerpen
 Mengaitkan unsur intrinsic
dengan (tema, penokohan, dan
kehidupan amanat) dengan kehidupan
sehari-hari sehari-hari
Menulis 8.1 Menulis puisi  Mengidentifikasi puisi lama
8. Mengungk-apkan pikiran, lama dengan (pantun, syair) berdasarkan
dan perasaan melalui bait, irama, dan rima
memperhatikan
kegiatan menulis puisi.  Membedakan bentuk pantun
bait, irama, dan
dan syair
rima
 Menulis pantun/ syair dengan
memperhatikan bait, irama,
dan rima
 Menyunting puisi lama
(pantun/syair) yang dibuat
teman
8.2 Menulis puisi  Mengidentifikasi puisi baru
baru dengan berdasarkan bait, irama, dan
rima
memperhatikan
 Menulis puisi baru dengan
bait, irama, dan
memperhatikan bait, irama,
rima dan rima
 Menyunting puisi baru yang
dibuat teman

21
22

Anda mungkin juga menyukai