oleh
Sastra
Sastra
Imajinatif
Nonimajinatif
Prosa
Puisi
Drama 1. Esei
Fiksi (Prosa- 2. Kritik
Puisi) 3. Biografi
4. Otobiografi
5. Sejarah
1.Epik
6. Memoar
2.Dramatik
1.Komedi 7. Catatan harian
3.Lirik 1.Cerpen
2.Tragedi 8. Surat-surat
2.Novelet
3.Melodrama
3.Novel
4.Tragi-komedi
Teks Sastra
Teks adalah ungkapan bahasa yang menurut isi,
sintaksis, dan pragmatiknya merupakan suatu
kesatuan.
Berdasarkan definisi tersebut, maka teks dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu:
1. Teks lisan
2. Teks tertulis
Menurut Luxemburg (1984:86-89) ciri-ciri teks
adalah:
1. Pragmatik
menyangkut perbuatan, ungkapan bahasa,
pembicaraan dalam konteks sosial tertentu
dalam satu kesatuan
2. Sintaksis
unsur-unsur bahasa yang
memperlihatkan suatu pertautan
(hubungan).
3. Semantik
berkaitan dengan makna yang
terkandung di dalam teks tersebut, ada
yang dinyatakan secara eksplisit, namun
ada juga yang dinyatakan secara
implisit.
Fungsi teks menurut Jacobson adalah
sebagai alat untuk menyampaikan pesan
Tindak komunikasi ditentukan oleh lima
faktor, yaitu:
1. Pemancar (komunikator)/penerima
(komunikan)
Pemancar adalah orang yang menulis
teks, sedangkan penerima adalah orang
yang membaca teks.
2. Pesan (message): sejumlah tanda yang
menunjukkan makna, seperti pikiran,
perasaan, ide-ide yang disampaikan
3. Konteks: keterkaitan suatu pesan dengan
suatu kenyataan. Konteks merupakan
kenyataan yang diacu oleh pesan
4. Kode: perwujudan dari pesan. Kode merupakan
tanda-tanda (lambang) yang bersistem. Kode ada
dua macam, yaitu:
a. Kode primer berupa bahasa
b. Kode sekunder berupa bahasa khas sastra misalnya
struktur cerita, jalan cerita dll.
5. Saluran: media penyalur pesan, yaitu bahasa.
Jenis teks menurut luxemburg ada tiga macam, yaitu:
1. Teks acuan yaitu teks yang mengacu pada suatu
konteks
2. Teks ekspresif yaitu teks yang mengungkap
perasaan, pertimbangan, pengalaman batin, dll
3. Teks persuasif yaitu teks yang berfungsi
mempengaruhi pendapat, perasaan, atau pendirian
Teks acuan terdiri atas tiga macam, yaitu:
1. Teks informatif: menyatakan kenyataan faktual
(informasi).
2. Teks diskursif: berisi fakta bernalar seperti
uraian ilmiah
3. Teks instruktif: berisi pengajaran supaya
keterampilan tersebut semakin luas dan
mendalam.
61
1) Penafsiran dalam arti sempit
Yaitu upaya untuk memperjelas arti bahasa
dengan sarana analisis, parafrasa, dan
komentar.
62
2. Analisis
Analisis adalah penguraian karya sastra
atas bagian-bagian atau norma-normanya
(Pradopo, 1982).
63
Analisis fiksi menurut Stanton (1965) meliputi
analisis terhadap semua elemen
pembangun fiksi itu yang mencakup fakta
cerita, sarana cerita, dan tema.
3. Penilaian
Penilaian adalah upaya untuk menentukan
kadar keberhasilan atau keindahan suatu
karya sastra. Dengan penilaian dapat
ditentukan karya yang bermutu, tidak
bermutu, baik atau jelek, berhasil atau
gagal
64
UNSUR PEMBANGUN PROSA FIKSI
Menurut Stanton (1965:11-36) unsur
pembangun prosa fiksi adalah:
1. Tema
2. Fakta cerita (tokoh, alur, setting)
3. Sarana Sastra:
a. Sudut pandang
b. Gaya bahasa dan suasana
c. Simbol-simbol
d. imaji-imaji
e. Pemilihan judul
1. TEMA
Tema adalah:
1. Pokok pikiran
2. Sesuatu yang disampaikan oleh
pengarang
3. Gagasan sentral yang menjiwai seluruh
karangan
4. Hal yang dibicarakan dalam sebuah
cerita
5. Pikiran utama suatu karangan
6. Ide/gagasan dalam suatu cerita
2. FAKTA CERITA
Fakta cerita merupakan hal-hal yang
akan diceritakan dalam sebuah karya
fiksi. Fakta cerita itu meliputi plot,
tokoh, dan latar.
1. Plot/alur
Plot/alur adalah rangkaian peristiwa
dalam sebuah cerita yang disusun
berdasarkan hubungan-hubungan
kausalitas
67
Struktur Plot/Alur
* klimaks
* komplikasi
* konflik *denoument
* instabilitas
*eksposisi
awal tengah akhir
68
Struktur plot meliputi
1. Bagian awal
a. Pemaparan (eksposisi)
b. Elemen instabilitas
2. Bagian tengah
a. Konflik
b. komplikasi
c. Klimaks
3. Bagian akhir
denoument (pemecahan)
69
Kaidah-kaidah plot (Plotting)
1. kemasukakalan (posibility)
2. kejutan (surprise)
3. ketidaktentuan (suspense)
4. keutuhan (unity)
Fungsi plot/alur:
1. Menciptakan keutuhan cerita
2. Mengekspresikan makna suatu karya fiksi
3. Menjelaskan hubungan kausalitas setiap peristiwa
dalam sebuah cerita
4. Merupakan jiwa fiksi (Aristoteles jiwa tragedi)
70
JENIS-JENIS PLOT/ALUR DITINJAU DARI:
Penyusunan
peristiwa Akhir Cerita Kuantitas Kualitas
71
2. Tokoh
Tokoh adalah unsur cerita yang
mengemban watak tertentu.
Tokohlah yang mnggerakkan
jalan cerita. Dengan adanya
tokoh, maka jalan cerita terasa
hidup. Tokoh merupakan satu
di antara tiga fakta cerita.
Cara pengarang memberi identitas pada
tokoh ceritanya:
1. Dengan memberikan nama pada tokoh
tersebut, contoh: Goliat, Tuti, Mira,
Mince, dll.
2. Dengan menggunakan
jabatannya/profesinya, contoh: satpam,
Bu RT, Penjual Tahu, dll.
3. Dengan menggunakan kata ganti, contoh:
aku, kamu, dia, mereka
4. Dengan menggunakaan julukan, contoh: si
keling, si jangkung, si gendut, dll.
Tokoh
Derajat
Kepentingannya Jenis Karakter