!
Contoh Pemetaan sistem Lambang
Peta 2
‘ Beras’
!
Contoh Pemetaan Sistem Petak
Peta 3
Pengaruh Bahasa Sasak terhadap Bahasa Sumbawa
Peta 3
Pengaruh Antar.
Dialek
!
Hal lain yang perlu diperhatikan adalah ihwal apakah dalam satu peta dapat dilakukan pemetaan
lebih dari saru jenis perbedaan bidang linguistik (perbedaan fonologi, morfologi, sintaksis,
leksikon, dan semantik)? Selama perbedaan itu menyangkut perbedaan dalam merealisasi
satu makna, artinya realisasi makna itu memunculkan dua perbedaan sekaligus, misalnya
perbedaan pada bidang fonologi dan leksikon, maka pemetaannya dapat dilakukan pada satu
peta. Peta 4 berikut memperlihatkan perbedaan fonologi, yaitu korespondensi antara [i] [ì]
[I] [ĕ], yang ditandai dengan penggunaan lambang yang berbeda. Pada satu pihak
leksem ŋiat ’gigi’ dilambangkan dengan lingkaran yang berisi, yang menandai bahwa pada
peta tersebut terdapat di samping terdapat perbedaan fonologi, juga terdapat perbedaan
leksikon.
Peta 4 [i] [ì] [I] [ĕ]/ -K#
!
Selanjutnya peta penafsiran (interpretative map) merupakan peta yang memuat akumulasi
pernyataan-pernyataan umum tentang distribusi perbedaan unsur-unsur kebahasaan (linguistik)
yang dihasilkan berdasarkan peta peragaan. Contohnya, peta yang dibuat oleh Jochnowitz tentang
telaah tapal batas bahasa Prancis Utara dan Prancis Selatan, yang dibuat berdasarkan peta peragaan
Gillieron. Peta penafsiran biasanya dibuat sevbagai telaah lanjutan untuk hal-hal khusus. Dalam
kajian dialektologi yang dikembangkan ini, peta penafsiran biasanya berisi hal-hal yang berkaitan
dengan inovasi dan relik, termasuk di dalamnya juga peta berkas isoglos. Contoh peta berkas
isoglos diperlihatkan berikut ini (peta 5)
Peta 5
Peta Berkas Isoglos Varian Bahasa Sumbawa
!
Baik peta peragaan maupun peta penafsiran dibuat berdasarkan peta dasar. Peta dasar
biasanya memuat hal-hal yang penting – yang sekiranya berpengaruh terhadap perbedaan unsur-
unsur kebahasaan—seperti: sungai besar, gunung, danau, kota penting, batas administrasi,
misalnya : kabupaten, Propinsi dll. dan juga ukuran peta (skala).
Dari peta dasar itu kemudian dibuat peta yang hanya memuat daerah penelitian dan
selanjutnya, dari peta inilah akan dibuat peta peragaan dan peta penafsiran.