Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

Sastra Lisan
“Khasanah Teks dan Konteks (pembelajaran formal dan nonformal)”

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 2
SRI RUKMAENI REZA (1855041022)
ST. AMINAH (1855042008)
NISRAWATI (1855040006)
RAHMAT (1855041028)
BAHARUDDIN (1855041019)

PRODI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA DAERAH


FAKULTAS BAHASA DAN SASTRA
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
T.A 2019
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala yang telah memberi kami kekuatan dan
petunjuk untuk menyelesaikan tugas makalah ini. Tanpa pertolongan-Nya kami sekelompok
tidak akan bisa menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Makalah ini disusun berdasarkan tugas dari proses pembelajaran yang telah dititipkan
kepada kelompok kami. Makalah ini disusun dengan menghadapi berbagai rintangan, namun
penuh dengan kesabaran kami mencoba untuk menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini memuat tentang Khasanah Teks dan Konteks (pembelajaran formal dan
nonformal) dalam hal ini memberikan penjelasan tentang hal tersebut.
Kami selaku penyusun mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen pemandu mata
kuliah Sastra Lisan yang telah membantu dalam menyelesaikan proses makalah ini. Sumber dari
makalah ini kami mengambil dari google dan buku-buku yang tersedia.
Semoga makalah yang kami buat ini dapat dinilai dengan baik dan dihargai oleh pembaca
meski makalah ini masih mempunyai kekurangan, kami selaku penyusun mohon kritik dan
sarannya.
Terima kasih.

Makassar, 15 November 2019

(Penulis)

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................ii
DAFTAR ISI..................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang.................................................................................................................................1
Rumusan Masalah............................................................................................................................1
Tujuan..............................................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
Konsep Khasanah Teks dan Konteks……………………………………...…………………...….2
Kaitan dengan pembelajaran formal dan nonformal……………………………………...………4
BAB III PENUTUPAN
Kesimpulan......................................................................................................................................5
Saran................................................................................................................................................5
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................5

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berdasarkan waktu penciptaan karya sastra, kesusastraan tergolong dari
sastralama dan sastra modern. Kesusastraan Indonesia modern diciptakan dibawah
pengaruh paham
paham Barat dan sedangkan kelahiran sastra lama terlahir jauh sebelum mesin cetak
masuk ke Indonesia. Karya-karya yang lahir pada masa itu hanya ditulis tangandiatas
daun lontar, batu, maupun bahan lainnya. Karya-karya yang berbentuk naskahinilah yang
merupakan salah satu peninggalan kebudayaan yang patut dijagakelestariannya, begitu
pula dengan sastra lisan yang dulunya terbangun di masyarakatterdahulu.Melalui naskah-
naskah kuno baik itu tertulis dan tidak yang tersebar di berbagaidaerah di Nusantara,
didalamnya dapat terlihat kembali semua aspek kehidupan bangsaini pada masa lampau.
Sebahagian besar isi naskah juga dapat mengungkapkan jati
diri bangsa. Sebagahagian pula dari segi isi teks pun masih ada yang masih relefan denga
nzaman sekarang. Oleh karena itu, kesusastraan tersebut perlu mendapat perhatian
khususmengingat kandungan isisnya yang sangat penting.Banyaknya khasanah naskah
nusantara yang dituliskan dalam berbagai bahasadan aksara, maka dari itu perlunya edisi
teks agar informasi yang terkandung didalamnyadapat bermanfaat bagi semua orang yang
membacanya
Dalam sastra lisan dikenal dengan istilah khasanah teks dan konteks yang dapat
diajarkan dalam dunia formal dan nonformal. Suatu karsya sastra tidak akan ada
pewarisan jika tidak ada bukti yang dituangkan dalam bentuk teks dan konteks berupa
sastra lisan, tulisan dan cetakan.
Penyusunan karya sastra yang telah didapatkan dalam Nusantara ini maka
sebagaiknya memperhatikan tata cara dan sebagaiknya diajarkan kepada orang yang
belum mengetahui agar dapat melestarikan sastra budaya dalam bangsa ini dengan baik.
Oleh karena itu, berikut penjelasan mengenai khasanah teks dan konteks dalam
pembelajaran formal dan nonformal.

B. Rumusan Masalah
1) Bagaimana peran khasanah teks dan konteks dalam pembelajaran formal dan
nonformal?
2) Apa itu khasanah teks dan konteks dalam dunia kesusastraan?

C. Tujuan
- Untuk mengetahui maksud dari khasanah teks dan konteks dalam pembelajaran
formal dan nonformal
- Untuk mengetahui karya sastra yang berupa teks dan konteks

1.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Khasanah teks dan konteks


1. Khasanah Kesusastraan
Dalam khazanah kesusastraan Nusantara sastra lisan adalah sebuah karya
sastrayang berbentuk abstrak dan disampaikan dengan cara oral. Bentuk dari sastra
lisan ini disampaikan oleh para tetua-tetuah kampung atau dalam suatu masayarakat
yang disampaikan secara lisan dari orang ke orang lain. Contohnya, cerita tentang
Abu Nawasitu memiliki banyak versi di setiap penceritanya, selain itu terkadang
judul cerita samatapi akan berbeda ketika disampaikan oleh orang yang
berbeda.Dalam perjalanannya sastra lisan menemukan tempat dan bentuknya masing-
masing di tiap-tiap daerah pada ruang etnik dan suku yang mengusung adat
yang berbeda-beda. Hal ini juga menjadi suatu bentuk ekspresi budaya masyarakat
pemiliknya,sastra lisan tidak hanya mengandung unsure keindahan (estetik) tetapi
juga mengandung berbagai informasi nilai-nilai kebudayaan tradisi yang
bersangkutan.Sastra lisan bertahan cukup lama dan menjadi semacam ekspresi estetik
tiap-tiapdaerah dan suku yang ada di Nusantara. Namun, seiring dengan
perkembangan zaman, dalam khasanah kesusastraan dalam bentuk lisan, sastra tulis
lebih mendominasi dansastra lisan mulai terpinggirkan bisa saja sampai terhapuskan.
Hal ini mulai berkembangketika munculnya anggapan bahwa sastra tulis mempunyai
nilai yang lebih tinggidibandingkan sastra lisan.
Ditambah lagi oleh arus modernisasi yang masuk danmembawa corak
kebudayaan baru, maka posisi sastra lisan di masyarakat semakin pudar dan akan
menghilang.Dalam hal lain sastra lisan yang banyak tersebar di Nusantara menjadi
kekayaan budaya bangsa Indonesia yang senantiasa harus dilestarikan dan dikembang
kanDemikian halnya di Sulawesi Selatan Khususnya dalam masyarakat Etnik Bugis-
Makassar yang mendiami pesisir pantai jazirah selatan pulau Sulawesi.

2. Khasanah Konteks
- Sinrilik 
salah satu sastra lisan dalam tradisi Sulawesi Selatan tepatnya di Kabupaten Gowa,
mementaskan Sinrilik di istana Tamalatea Balla Lompoa,dengan melantunkan syair
dibumbui interaksi dengan penonton sambilmemainkan alat music gesek sejenis
rebab.
- kacaping;
Tradisi lisan dalam masyarakat Bugis-Makassar yang dimana sastra inidi tuturkan
dengan jalan dinyanyikan atau disenandungkan dengan diiringi oelh berbagai macam
instrument/ bunyi-bunyian dan alat musik.
 2.
- Royong
Royong adalah karya sastra yang berbentuk puisi (kelong), biasanya sastra lisanini
dilantunkan pada saat ritus upacara adat. Seperti pada upacara adat
perkawinan, sunatan, khinatan, upacara akil balik denga menggunakan baju adat
(Baju Bodo) kepada anak gadis dan juga pada upacara ritual kelahiran.Tradisi lisan
royong ini sangat terkait dengan strafifikasi social masyarakat etnik Makassar.
Dikenal tingkatan masyarakat antara lain:
1. Kelas atas adalah keluarga raja yang berkuasa (Sombaya)
2. Bangsawan (Karaeng)
3. Masyarakat biasa yang bebas dari perbudakan (Tomaradeka)
4. Budak (Ata) 

3. Khasanah Teks
Meninjau dari segi isi naskah, naskah-naskah itu merupakan rekaman budayamasa
lampau yang sangat berharga dan sebagai cagar budaya bangsa yang tentunya
patutdiwariskan kepada generasi penerus. Naskah-naskah di bagian Sulawesi
sebenarnya banyak, hanya saja masih kurangyang menelitinya dan sebagian besar
naskah-naskah diteliti dari segi filologisnya yaknidari daerah Jawa dan Bali. Tapi hal
ini tak mengurungkan niat bahwa naskah-naskahkhususnya bagian timur tetap harus
di pertahankan dan dilestarikan.Adapun naskah-naskah di Sulawesi Selatan ialah
sebagai berikut;
- Lontarak Pappasang 
(Pesan)Kumpulan amanat atau pesan orang-orang bijak, dan ini dijadikan
kaidahdalam hidup masyarakat, biasanya berisi cara-cara pelaksanaan
pemerintahanyang baik.
- Lontarak Pagalung (Pertanian)Keadaan cuaca, musim tanaman-tanaman yang baik
untuk ditanami dilading, serta pelaksanaan pertanian atau tata cara bertani yang baik.
- Lontarak Surak-surak (Surat-surat)Pada naskah ini lembarannya tidak terlalu banyak
dan tebal, ini berisikannyanyian-nyanyian yang di nyanyikan pada saat acara menaiki
rubah baru,mengadakan perkawinan, dan upacara lainnya.
- Lontarak Pattaungeng (catatan harian)Berisi masalh kehidupan pribadi, keluarga dan
tetangga dan umumnyayang terjadi setiap hari.
- Lontarak adak (adat)
Catatan-catatan hokum adat dan adat kebiasaan.
- Lontarak Uluada (Perjanjian)
 Himpunan rumus-rumus perjanjian antara satu kerajaan dengan kerajaanlainnya.
- Lontaraq Aklepa-lepa (Pelayaran)
Berisi hokum adat pelayaran
- Lontarak Pangoriseng (Silsilah)
Silsilah keturunan satu keluarga atau sislsilah dalam suatu kerajaan.
- Lontaraq Attoriolong (tata karma orang dahulu)
Catatan mengenai asal usul raja-raja, keluarga bangsawan, dapat dikatakansejarah
masa lalu.
- Lontraq Pau-pau rikadong (Hikayat)
Cerita rakyat mengandung legenda mengenai kejadian atau peristiwa luar  biasa yang
masih diragukan kebenarannya.
- Lontaraq Pangaja (Nasehat)
Kumpulan pedoman hidup, atau nasehat-nasehat yang diberikan oleh orang tua
kepada anaknya turunannya

B. Kaitan dengan pembelajaran formal dan nonformal


1. Formal
Dalam lingkungan formal ini lebih menonjol kepada kehidupan keluarga, seorang
individu dapat belajar dalam lingkungan keluarga dengan memahami kebudayaan-
kebudayaan yang secara tidak langsung dapat disaksikan di kalangan keluarga.
Sehingga seorang individu akan mengetahui suatu khasanah sastra dalam bentuk
konteks.
2. Nonformal
Dalam lingkungan nonformal identik dengan sekolah, dalam dunia pendidikan
tepatnya sekolah seseorang dapat mengetahui atau mempelajari suatu khasanah sastra
dalam bentuk teks.

4.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Khasanah teks dan konteks dalam pembelajaran formal dan nonformal itu sangat
penting dalam kehidupan, dengan tujuan untuk melestarikan ilmu kesastraan
tepatnya sastra nisantara.

B. Saran
Penulis memohon maaf atas segala kekurangan makalah ini, maka penulis
memohon saran dan kritiknya. Kami penyusun makalah ini berharap agar
pembaca dapat memahami dan menjadikan referensi.

DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/4704563/SASTRA_NUSANTARA diakses pada
tanggal 28 November 2019

5.

Anda mungkin juga menyukai