Anda di halaman 1dari 36

ANALISIS KARAKTER TOKOH UTAMA DALAM NOVEL “ KATA”

KARYA RINTIK SEDU

OLEH:
REZKI
NIS: 0051965178

UPT SMA NEGERI 8 LUWU UTARA


Jl. Taman Siswa No. 4 Masamba Kab. Luwu Utara
 (0473) 21045
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-

Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas karya ilmiah yang berjudul

“Analisis Karakter Tokoh Utama Dalam Novel KATA Karya Rintik sedu“ ini

tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari karya ilmiah ini adalah untuk memenuhi

tugas dari Ibu Minatanti S.Pd pada mata pelajaran Bahasa Indonesia.Selain itu,

karya ilmiah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang cara

menganalisis novel bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Saya menyadari,karya ilmiah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna.

Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi

kesempurnaan karya ilmiah yang saya susun.

Masamba, Maret 2022

Penulis

Rezki
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Sastra merupakan salah satu bidang kesenian yg menggunaka bahasa

sebagai medianya. Menurut Luxemburg, (1992:23), Sastra dilahirkan dari

proses imajinasi seorang pengarang dan juga dapat dipandang sebagai

suatu gejala yang ditulis pada suatu kurun waktu tertentu sehingga

langsung berkaitan dengan norma-norma dan adat istiadat pada zaman

tersebut.Sering kali sastra digunakan untuk menuangkan ide-ide dari para

pengarangnya.Dikemas dalam bentuk fiksi terkait fenomena yang sedang

terjadi di sekitar yang dituangkan oleh pengarang. Fenomena yang

diangkat dapat berupa perbedaan kelas sosial, pandangan hidup, norma

yang berlaku dimasyarakat setempat maupun berbagai masalah sosial

lainnya yang sedang terjadi pada masyarakat pada masa itu dan dikemas

sedemikian rupa oleh pengarang dan disajikan dalam bentuk karya sastra.

Karya sastra merupakan buah dari pemikiran, imajinasi, perasaan, serta

pandangan seseorang, yang dalam hal ini adalah pengarang. Karya sastra

dibuat tidak hanya untuk dinikmati keindahannya sebagai karya seni,

tetapi melalui sebuah karya sastra dapat kita ketahui bagaimana pengarang

memandang kenyataan di sekitarnya. Bahkan pada karya-karya sastra

tertentu dapat kita temui fakta-fakta sejarah, norma yang berlaku, maupun

keadaan sosial dalam suatu zaman dari suatu masyarakat yang bercampur
dengan dunia fiksi yang diciptakan oleh pengarang. Serta bagaimana

pandangan pengarang terhadap berbagai peristiwa maupun masalah sosial

disekitar pengarang.Sering kali menjadi ajang bagi para pengarang

menyampaikan sudut pandangnya dalam menilai norma di masyarakat

pada zaman tersebut atau pola pikir masyarakat setempat maupun

fenomena yang sedang terjadi didalam masyarakat tersebut.

Jenis karya sastra terbagi menjadi dua, yaitu: karya sastra imajinatif dan

nonimaninatif. Ciri dari karya sastra imajinatif adalah karya sastra ini lebih

menonjolkan sifat khayali atau khayalan serta menggunakan bahasa yang

konotatif. Contohnya, novel, roman, dan cerpen. Sedangkan karya sastra

nonimajinatif merupakan karya sastra yang lebih mengutamakan unsur

faktual serta memiliki kecenderungan menggunakan bahasa yang

denotatif, dan tetap memenuhi syarat estetika seni. Contohnya, esai,

biografi, autobiografi dan sejarah.

Dalam kajian ini, penulis akan mengkaji tentang sebuah novel. Novel

merupakan salah satu karya sastra yang bersifat imajinatif dan merupakan

media komunikasi yang digunakan oleh pengarang untuk menyampaikan

pesan ataupun pandangannya kepada pembacanya yang disampaikan baik

secara langsung maupun tidak langsung. Poerwadaminta (1996:694)

mengemukakan bahwa novel adalah karangan prosa yang panjang,

mengandung rangkaian cerita kehidupan seseorang dengan orang yang

dikelilinginya dan menonjolkan watak dan sifat setiap pelaku. Sedangkan

menurut Jacob Sumardjo (1991:11-12), novel adalah genre sastra yang


berupa cerita, mudah dibaca dan dicerna. Novel juga mengandung unsur

pemikat dalam alur ceritanya yang mudah menimbulkan sikap penasaran

bagi pembacanya.

Dalam setiap karya sastra memiliki unsur yang mempengaruhi dalam

karya sastra tersebut. Yang diantaranya unsur intrinsik dan ekstrinsik.

Yang dimaksud dengan unsur intrinsik adalah unsur yang membangun

karya sastra tersebut secara langsung, dan secara langsung membangun

cerita didalam karya sastra tersebut. Dan yang termasuk dalam unsur

intrinsik tersebut adalah tema, penokohan, plot, latar, sudut pandang, gaya

bahasa, dan lain-lain.

Sedangkan yang dimaksud dengan unsur ekstrinsik adalah unsur – unsur

yang berada di luar karya sastra tersebut. Namun, secara tidak langsung

mempengaruhi pembentukan karya sastra. Unsur – unsur ini tidak berada

langsung didalam cerita. Namun, dapat mempengaruhi jalan cerita ataupun

isi cerita dari karya sastra tersebut. Yang termasuk dalam unsur ekstrinsik

adalah kebudayaan, sosial, politik, agama, ekonomi, psikologis latar

belakang kehidupan pengarang, keadaan sosial ketika cerita tersebut

diceritakan dan lain-lain yang mempengaruhi pengarang dalam membuat

karyanya.

Karakter merupakan unsur penting dalam karya sastra. Terutama dalam

novel, karakter dalam sebuah karya sastra diciptakan oleh pengarang untuk

menyampaikan gagasan dan perasaannya tentang sesuatu hal yang terjadi

di dunia ini. Karakter mempunyai kekuatan untuk mendominasi


keseluruhan cerita dalam sebuah karya sastra. Pengarang dapat membawa

karakter tersebut melewati banyak permasalahan dalam situasi yang

berbeda-beda. Menurut Grolier (1977:291), karakterisasi merupakan ciri

ciri unik dari bentuk fiksi seperti cerita pendek, novel, drama, dan puisi

narasi.

Ketika kita membaca sebuah novel maka akan muncul perasaan dan

melihat cerita tentang kehidupan dari masing-masing karakter dalam

novel. Pengarang menulis sebuah novel bukan hanya untuk menimbulkan

perasaan senang kepada pembaca tetapi juga menyampaikan sebuah pesan

tentang kejadian dan aksi para tokoh dalam novel itu.

Pengarang mendeskripsikan bahwa setiap orang memiliki perbedaan

dalam karakter, seperti tempramental, perasaan memiliki atau rasa humor.

Ketika kita membaca sebuah novel maka akan muncul perasaan dan

melihat cerita tentang kehidupan dari masing-masing karakter dalam

novel. Pengarang menulis sebuah novel bukan hanya untuk menimbulkan

perasaan senang kepada pembaca tetapi juga menyampaikan sebuah pesan

tentang kejadian dan aksi para tokoh dalam novel itu. Pengarang

mendeskripsikan bahwa setiap orang memiliki perbedaan dalam karakter,

seperti tempramental, perasaan memiliki atau rasa humor.

Penulis tertarik menganalisis novel KATA karya Rintik Sedu. Rintik Sedu

itu sendiri merupakan nama pena dari Nadhifa Allya Tsana atau yang lebih

dikenal dengan nama Ntsana. Ntsana merupakan salah satu penulis

terkenal saat ini. Pertahun 2020 saja, ia telah menulis sebanyak sepuluh
buku sejak tahun 2017. Buku lain karya Ntsana yang juga tidak kalah

terkenal dan akan diangkat ke layar lebar pada tahun ini adalah novel

berjudul GEEZ & ANN. Bahkan yang lebih membanggakannya, Ntsana

telah berkolaborasi dengan salah satu sastrawan terkenal Indonesia, yaitu

Sapardi Djoko Damono. Selain aktif dalam bidang menulis buku, Ntsana

juga dikenal aktif membuat podcast di Spotify dan membuat video di

kanal Youtube-nya. Sejak diterbitkan pertama kali pada tahun 2018,

hingga tahun 2019 novel KATA karya Ntsana ini bahkan sudah dicetak

ulang hingga lima kali, per pertengahan tahun 2019.

Novel ini berkisah tentang seorang Perempuan kuat bernama Binta

Dineschara Prandipta, Masalah hidup selalu datang menghampiri Binta .

Ketika usia ia 5 tahun, ayah nya meninggalkan Binta dan ibunya. Sehingga

ibunya mengidap penyakit Skizofrenia, yaitu penyakit kejiwaan yang

membuat si penderita tidak bisa membedakan mana yang nyata dan mana

yang ada didalam pikirannya. Selama 15 tahun berlalu, ibu Binta hanya

diam dan mengamuk ketika perasaannya sedang tidak baik. Binta adalah

seorang yang sangat sulit untuk diajak bergaul, ya karna ia berfikir ia lebih

baik mengurus ibunya dirumah daripada bergaul bersama teman-

temannya. Ia hanya memiliki satu teman, Cahyo. Bahkan Cahyo saja

membutuhkan waktu yang sangat lama agar ia bisa menjadi sahabat Binta.

Cahyo sudah tau sifat Binta, ia juga sudah akrab dengan Ibunya Binta dan

ia sudah tau masalah hidup apa saja yang sedang dihadapi oleh Binta.
Binta adalah mahasiswi dari jurusan Ilmu Komunikasi tetapi Binta sama

sekali tidak menikmati masa kuliahnya dalam jurusan tersebut. Binta

sering sekali dikeluarkan dari kelas oleh dosen bagi Binta itu adalah hal

yang biasa, untung saja setiap Binta lagi merasa bosan  dan jenuh Cahyo

selalu ada untuknya, Cahyo sangat sabar menghadapi Binta. Cahyo sudah

sering menasihati Binta tetapi tetap saja Binta keras kepala.

Kehidupan Binta di kampus pun tak begitu menyenangkan, ia lebih senang

menghabiskan waktunya dengan kesendirian yang ia buat. Sampai suatu

ketika ada seorang Nugraha yang muncul mengusik kehidupannya,

termasuk perasaan Binta.

Nug atau Nugraha digambarkan seseorang yang memiliki seribu kotak

kesabaran terlebih dalam menghadapi Binta yang begitu cuek. Selama

pendekatan dengan Binta, hanya ada penolakan dan juga usiran untuknya

agar menyerah saja, itu yang  hanya Nug terima, namun karena itulah Nug

masih bertahan dan terus saja memperjuangkan Binta, bahkan hampir saja

Binta luluh dengan kegigihan Nug.

Bukan Nugraha jika akhirnya memilih menyerah dan pergi. Sementara

Binta, seolah menyerah dengan masa lalu yang kian membelenggunya.

Di pertengahan muncul satu nama yang hadirnya begitu jarang diungkap

namun inilah yang menjadi latar belakang Binta. Laki-laki itu bernama

Biru. Laki-laki yang selalu ada di hatinya Binta, laki-laki yang selalu ada
dimimpi Binta. Biru datang kembali ke Jakarta dan kembali menemui

Binta setelah menghilang selama 2 tahun. Perasaan Binta saat itu senang

dan sedih.

Karna Biru adalah satu-satunya alasan Binta untuk melanjutkan

hidupnya. Berpisah selama beberapa tahun, hingga pada suatu ketika

semesta menyetujui mereka untuk bertemu di suatu tempat bernama Banda

Neira. Alih-alih mendapat kepastian akan kisahnya bersama Biru yang

selama ini menggantung, Binta justru dihadapkan pada kenyataan yang

membuat hidupnya semakin pahit. Penulis memilih topik ini karena tokoh

utama dalam cerita ini sangat menginspirasi.

Pada pertama kali membaca novel ini, penulis sangat tertarik dengan

beberap karakter utama,yaitu Binta,Nug,dan Biru.Mereka memiliki

karakter yang sangat menarik.Mereka mampu membawa pembaca ke

dalam semua kejadian dan perubahan yang terjadi dalam kehidupannya.

Itulah sebabnya novel ini menarik untuk dibahas terutama tentang karakter

utamanya.

B.Rumusan Masalah

Untuk mendapatkan hasil penelitian yang terarah maka diperlukan suatu

perumusan masalah. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai

berikut: Bagaimana Karakter Tokoh Utama dalam Novel KATA Karya

Rintik Sedu.
C.Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi dan menganalisis

karakter utama para tokoh yang digambarkan dalam novel KATA karya

Rintik Sedu.

D.Manfaat Penelitian

Penelitian yang baik haruslah memberikan manfaat. Adapun manfaa-


tmanfaat yang dapat diberikan oleh penelitian ini sebagai berikut ini:

1. Manfaat Teoritis, yaitu akan memperkaya khasanah ilmu pengetahuan

khususnya dalam pengkajian karya sastra.

2. Manfaat Praktis

a) Bagi pembaca dan penikmat sastra Penelitian novel KATA karya

Rintik Sedu ini dapat digunakan sebagai bahan perbandingan dengan

penelitian-penelitian lain yang telah ada sebelumnya

b) Bagi Pelajar dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi

pelajar untuk memotivasi ide atau gagasan baru yang lebih kreatif

dan inovatif di masa yang akan datang demi kemajuan pelajar.

c) Bagi pendidikan Penelitian ini diharapkan mampu digunakan oleh

guru bahasa dan Sastra Indonesia di sekolah sebagai materi ajar

khususnya materi sastra.


BAB II

KAJIAN TEORI

A. Landasan Teori

1. Sastra

Sastra merupakan salah satu bentuk cara untuk menyampaikan

pengajaran yang biasanya mempunyai nilai-nilai yang indah. Menurut

Teeuw (2013, hlm. 20) menyatakan bahwa “sastra dapat berarti alat

untuk mengajar, buku petunjuk, buku instruksi atau pengajaran”.

Artinya dalam hal ini sastra merupakan salah satu media untuk

menyampaikan pengajaran kepada masyarakat luas. Sedangkan

menurut Fowler dalam Hidayati (2010, hlm. 1) menyatakan bahwa

“sastra pada hakekatnya dipandang pula sebagai seperangkat aturan

unik yang terkadang memungkinkan aturan baru melengkapinya”.

Artinya cakupan sastra ini lebih luas yang mengatur secara umum

batasan-batasan sastra, namun hal tersebut bisa berubah seiring dengan

perkembangan zaman.
Sementara itu menurut Kosasih (2008, hlm. 1) menyatakan bahwa

“kesusastraan berasal dari bahasa Sansekerta, yakni susastra, Su berarti

“bagus” atau “indah”, sedangkan sastra berarti “buku”, “tulisan”, atau

“huruf”. Artinya makna dari kesusastraan tersebut yaitu tulisan yang

indah. Kemudian pengertian yang lebih luas lagi Rahmanto (2005,

hlm. 9) menyatakan bahwa “sastra, merupakan istilah yang

mempunyai arti luas, meliputi sejumlah kegiatan yang berbeda-beda”.

Artinya dalam hal ini sastra merupakan hal yang sangat umum, yang

bisa ditemukan di sekitar kita dan bisa kita rasakan keindahannya

bukan hanya dalam sebuah teks. Sastra juga tidak akan lepas dari

bahasa, karena media sastra tentu melalui bahasa pula. Namun dalam

hal ini bahasa bukan sastra dan bahasa sastra tentu mempunyai

perbedaan pemaknaan dan pengartian. Seperti menurut Sukada (2013,

hlm. 3) menyatakan bahwa “seluruh ciri bahasa sastra ini yang

membedakannya dari bahasa bukan sastra, dikenal sebagai bahasa

konotatif, yaitu bahasa yang memiliki makna lain daripada yang

ditunjuk dalam kamus”. Artinya bahasa sastra menggunakan bahasa

yang bukan arti sebenarnya dalam kamus yang ada, dimana

pengartiannya memiliki cakupan yang luas dan tidak sesuai dengan

kaidah kebahasaannya. Seiring berjalannya waktu teori sastra perlu

mempunyai hal yang dikritik untuk memajukan kesusastraan di

Indonesia, menurut Pradopo (2013, hlm. v) menyatakan bahwa

“strukturalisme berorientasi objektif yang memandang karya sastra


sebagai sesuatu yang mandiri, maka penelitiannya berpusat pada

struktur-dalam karya sastra”. Artinya kritik sastra strukturalisme ini

menganalisis berfokus pada struktur yang ada pada sebuah karya

tersebut.

2. Novel

Novel merupakan sebuah karya sastra bentuk prosa yang mempunya ciri

khas ceritanya yang panjang. Menurut Lestariyati (2011, hlm. 220)

menyatakan bahwa “novel adalah karya sastra yang menceritakan tentang

kehidupan seseorang. Cerita itu menyangkut karakter tokoh dan

interaksinya dengan orang sekitar dan lingkungannya”. Maksud

pernyataan pakar tersebut adalah novel ini merupakan sebuah cerita

dimana terdapat karakter masingmasing dan interaksi dengan tokoh-tokoh

lainnya. Sedangkan menurut Suprihadi (2009, hlm. 37) menyatakan bahwa

“novel merupakan karangan prosa yang panjang mengandung rangkaian

cerita kehidupan seseorang dengan orang-orang di sekelilingnya dengan

menonjolkan watak dan sifat setiap pelaku”. Maksudnya novel merupakan

sebuah karya seni yang isinya menceritakan kehidupan seseorang dan

karakter tokohnya. Menurut Nurgiyantoro (2010, hlm. 4) menyatakan

bahwa “novel sebagai sebuah karya fiksi menawarkan sebuah dunia, dunia
yang berisi model kehidupan yang diidealkan, dunia imajinatif, yang

dibangun melalui berbagai unsur intrinsiknya seperti peristiwa, plot, tokoh

(dan penokohan), latar, sudut pandang, dan lain-lain yang kesemuanya

tentu saja bersifat imajinatif”. Jadi yang dimaksud dari pernyataan tersebut

adalah novel tersebut menyajikan sebuah cerita yang unsur-unsur

intrinsiknya tersebut membangun sebuah bayangan kepada pembaca. Jadi

novel merupakan salah satu karya sastra yang berisi cerita kehidupan

seharu-hari yang dibumbui dengan imajinasi sang pengarang. Novel tidak

akan lepas dari interaksi dari setiap tokohnya dan latar yang menunjang

penceritaan novel tersebut.

3. Unsur Intrinsik

Unsur instrinsik merupakan salah satu usnur pembangun yang

terdapat dalam sebuah karya sastra. Menurut Nurgiyantoro (2010, hlm.

23) “unsur intrinsik adalah unsur-unsur yang membangun karya sastra

itu sendiri. Unsurunsur inilah yang menyebabkan karya sastra hadir

sebagai karya sastra, unsur-unsur yang secara faktual akan dijumpai

jika orang membaca karya sastra.” Artinya unsur intrinsik ini yang

secara langsung memberikan pengaruh terhadap tahap-tahap

pembuatan karya sastra. Selanjutnya menurut Santoso (2019, hlm. 2)

menyatakan bahwa “Unsur Intrinsik membangun fiksi dari dalam suatu

karya sastra”. Artinya unsur intrinsik memberikan pengaruh secara

langsung terhadap karya sastra tersebut. Kemudian menurut Pradopo


(2013, hlm. 4) menyatakan bahwa “ciri-ciri intrinsik tersebut meliputi

jenis sastranya, pikiran, perasaan, gaya bahasa, gaya penceritaan, dan

struktur karya sastra yang meliputi struktur penceritaan (alur),

penokohan, latar, begitu juga sarana-sarana sastranya seperti pusat

pengisahan, simbol, humor, pembayangan, suspense, dan sebagainya”.

Ciri tersebut merupakan ciri yang umum dari unsur intrinsik, dan

penerapannya hanya pada cerita-cerita fiksi, tidak termasuk pada puisi.

Jadi, unsur intrinsik merupakan sebuah unsur pembangun karya sastra

yang memberikan pengaruh langsung terhadap karya sastra tersebut,

dengan memiliki ciri-ciri yang khusus. Dalam hal ini unsur intrinsik

dibagi menjadi beberapa buah.

a. Tema

Salah satu unsur intrinsik yang pertama adalah tema. Menurut

Darmawati (2018, hlm. 12) menyatakan bahwa “tema adalah ide,

gagasan, atau pandangan hidup pengarang yang melatarbelakangi

penciptaan karya sastra”. Artinya tema ini merupakan sebuah hasil

pemikiran penulis terkait apa yang akan dibuat. Sedangkan menurut

Nurgiyantoro (2010, hlm. 70) menyatakan bahwa “tema, dengan

demikian, dapat dipandang sebagai dasar cerita, gagasan dasar umum,

sebuah karya novel”. Dapat diartikan tema ini merupakan sebuah hasil

pemikiran untuk sebuah karya sastra yang khususnya terdapat dalam

sebuah novel. Sedangkan menurut Kosasih (2008, hlm. 55)


menyatakan bahwa “tema adalah gagasan yang menjalin struktur 9 isi

cerita”. Artinya tema merupakan sebuah pemikiran yang hasilnya akan

menjadi sebuah struktur pokok cerita. Jadi tema merupakan sebuah

gagasan dari sang pengarang untuk mengembangkan kerangka pokok

dalam sebuah cerita yang dijalankan dalam sebuah karya sastra.

b. Alur atau plot

Alur atau plot merupakan seluruh rangkaian secara umum yang

tergambar dalam sebuah cerita. Menurut Darmawati (2018, hlm. 13)

menyatakan bahwa “plot atau alur sering diartikan sebagai keseluruhan

rangkaian peristiwa yang terdapat dalam cerita”. Dalam hal ini, alur

atau plot memberikan gambaran bagaimana cerita tersebut tersusun,

khususnya bagaimana jalan tersebut.

Dalam kemunculannya, alur bisa dibedakan menjadi beberapa bagian,

menurut Kosasih (2008, hlm. 58) menyatakan sebagai berikut:

1) Pengenalan Situasi Cerita (exposition) Pengenalan situasi ini

terdapat pada bagian awal cerita, yaitu pada saat pengarang

masih memperkenalkan tokoh-tokoh yang ada pada sebuah

cerita.

2) Pengungkapan Peristiwa (complication) Dalam hal ini

dimulai pada saat pengarang menampilkan pengenalan

kondisi sebuah masalah yang menjadi cikal bakal masalah


yang lebih besar, namun pada situasi ini masalah belum

besar, masih sekadar pengenalan sebuah masalah.

3) Menuju pada Adanya Konflik (rising action) Terjadinya

kondisi respon terhadap sebuah masalah, sehingga masalah

yang ada semakin membesar. Respon yang diberikan tokoh

tentu berbeda-beda, namun sudah pasti dalam kondisi ini

respon dari 13 tokoh akan menambah sebuah permasalahan

semakin rumit.

4) Puncak Konflik (turning point) Pada bagian ini, setelah tadi

pengenalan dan respon pada sebuah masalah, maka puncak

sebuah masalah terjadi. Pada bagian inilah yang menentukan

nasib jalan cerita yang akan dibawa oleh pengarang ini.

5) Penyelesaian (ending) Pada bagian ini merupakan sebuah

penutup jalan cerita, nasib tokoh dan akhir jalan cerita

ditentukan disini.

c. Latar
 Latar ( seting ) : unsur dalam suatu karya sastra yang

menunjukkan dimana, bagaimana dan kapan peristiwa dalam

cerita itu berlangsung. Latar ada tiga macam :, yaitu :

 Latar tempat / geografisyaitu hal-hal yang berkaitan dengan

tempat kejadian dalam karya tersebut.

 Latar waktu, yaitu hal-hal yang berkaitan dengan kapan

terjadinya dalam karya tersebut.


 Latar sosial, yaitu latar yang berhubungan dengan kehidupan

kemasyarakatan.

d. Penokohan

Unsur penokohan merupakan unsur yang terdapat dalam unsur intrinsik

sebuah karya sastra, guna melukiskan bagaimana perwatakan tokoh

tersebut dan penggambaran tokoh tersebut. Menurut Kosasih (2008, hlm.

61) menyatakan bahwa “penokohan merupakan cara pengarang dalam

menggambarkan dan mengembangkan karakter tokoh-tokoh dalam

cerita”. Maksudnya penokohan ini digunakan oleh penulis sebuah karya

sastra khususnya prosa untuk menggambarkan bagaimana karakter dari

tokoh-tokoh yang ada. Sedangkan menurut Aminudin (2015, hlm. 79)

menyatakan bahwa “cara pengarang menampilkan tokoh atau pelaku itu

disebut dengan penokohan”. Artinya penokohan bisa diklasifikasikan

sebagai cara menampilkan karakter pada tokoh-tokoh yang ada.

Sedangkan menurut Nurgiyantoro (2010, hlm. 66) menyatakan bahwa

“istilah “penokohan” lebih luas pengertiannya daripada “tokoh” dan

“perwatakan” sebab ia sekaligus mencakup masalah siapa tokoh cerita,

bagaimana perwatakan, dan bagaimana penempatan dan pelukisannya

dalam sebuah cerita sehingga sanggup memberikan gambaran yang jelas

kepada pembaca”. Artinya unsur penokohan pengertiannya lebih

kompleks, unsur penokohan ini tidak hanya memiliki satu fungsi, namun

ada beberapa fungsi yang menjadi inti dari unsur penokohan ini, yaitu

siapa sajakah tokoh yang ada dalam novel tersebut, bagaimana


karakteristiknya dan bagaimana penggambaran tokoh dalam novel. Jadi

unsur penokohan merupakan unsur yang melibatkan nama, karakter dan

cara penggambaran tokoh yang terdapat dalam sebuah karya sastra, dalam

hal ini penokohan banyak menyimpan aspek-aspek yang berkaitan dengan

tokoh dalam karya sastra. Dalam sebuah cerita juga, penokohan setiap

karakter itu sudah pasti berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan sang

pengarang. Gasong (2019, hlm. 158-160) menyatakan sebagai berikut:

1) Tokoh Protagonis 11 Protagonis ialah tokoh utama yang ada

dalam sebuah pengisahan cerita. Keberadaan tokoh ini adalah

untuk menyelesaikan permasalahan yang ada dalam sebuah

cerita, masalah yang muncul biasanya bisa jadi dari tokoh lain

ataupun dari kekurangan tokoh protagonis tersebut.

2) Tokoh Antagonis Antagonis sering disebut juga tokoh jahat.

Karena ia merupakan lawan dari tokoh protagonis itu sendiri.

Tokoh antagonis perlu memiliki karakter yang kuat dan selalu

berbenturan dengan tokoh protagonis. 3) Tokoh Deutragonis

Deutragonis ialah tokoh yang mendukung protagonis. Tokoh

deutragonis ini identik dengan membantu tokoh protagonis untuk

menyelesaikan permasalahan yang ada.

3) Tokoh Tritagonis Tritagonis ialah tokoh yang sifatnya netral

antara tokoh protagonis dan antagonis. Tritagonis menjadi

penengan bagi permasalahan yang ada dalam sebuah cerita

tersebut.
4) Tokoh Foil Foil ialah tokoh yang tidak terlibat secara langsung

dalam sebuah konflik, namun ia ada pada saat penyelesaian

masalah dalam sebuah cerita yang ada. Biasanya ia berada di

pihak tokoh yang jahat.

5) Tokoh Utility Utility ialah tokoh tambahan atau pembantu dalam

sebuah cerita agar jalannya sebuah cerita tersebut bertambah

menarik.

e. Sudut pandang

Sudut pandang : posisi pengarang atau penempatan diri pengarang di dalam

cerita yang dibuatnya. Sudut pandang ada tiga ( 3 ) yaitu :

o Orang pertama : pengarang berperan sebagai tokoh utama dalam

cerita yang dibuatnya. Biasanya menggunakan kata ganti orang

pertama ( aku, saya )

o Orang kedua : pengarang terlibat di dalam cerita tetapi bukan

sebagai tokoh utama.

o Orang ketiga : pengarang sama sekali tidak terlibat dalam cerita.

Biasanya menggunakan kata ganti ( dia, ia ).

f. Gaya Bahasa

Gaya bahasa yaitu pemanfaatan kekayaan bahasa, pemakaian ragam

tertentu untuk memperoleh efek efek tertentu yang membuat sebuah karya

Sastra semakin hidup, keseluruhan ciri bahasa sekelompok penulis sastra

dan cara khas dalam menyampaikan pikiran dan perasaan.

g. Amanat
Amanat adalah pesan yang ingin disampakan pengarang kepada

pembaca atau penonton atau pendengar. Terdapat beberapa cara

mengungkapkan pesan, yaitu secara eksplisit dan implisit. Secara

eksplisit, yaitu pengarang mengemukakan pesannya secara langsung

(terteradalamcerita).

Amanat merupakan pemecahan persoalan yang dikemukakan pengarang

melalui cerita. Amanat dibedakan menjadi makna niatan dan

maknamuatan.

Jenis-Jenis Amanat

Berikut ini terdapat beberapa jenis-jenis amanat, terdiri atas:

1. Agama

Merupakan amanat dalam cerita yang berkaitan dengan ajaran atauaturan

yang bersumberdari agama.

2. Moral

Merupakan amanat dalam cerita yang berhubungan dengan akhlak atau

etika dalam kehidupan sehari-hari.

3. Budaya

Merupakan amanat dalam sebuah cerita yang berkaitan dengan nilai

budaya dari suatu daerah tertentu.

4. Social
Merupakan amanat dalam cerita yang berhubungan dengan tata

pergaulan antar manusia.

BAB III

METODOLOGI PENILITAN

A. Variabel dan Desain Penelitian

a) Variabel penelitia

Variabel yang diamati dalam karya tulis ilmiah ini yaitu penokohan
yang terdapat dalam novel KATA karya Rintik Sedu.

b) Desain penelitian

Penelitian ini menggunakan metode data kualitatif yang didalamnya

terkandung metode penelitian secara deskriptif. Menurut Djodjosuroto,

dkk (2000:9) data kualitatif adalah data yang diperoleh dari rekaman,

pengamatan, wawancara, atau bahan tertulis, dan data ini tidak berbentuk

angka. Dan metode penelitian deskriptif adalah suatu penelitian yang

bertujuan menyajikan informasi secara sangat tepat dan teliti (acurately

and precisely) tentang karaktristik yang sangat luas dari suatu populasi.

Data-data juga diperoleh dari Library Research atau studi kepustakaan.

Studi kepustakaan adalah teknik mengumpulkan data dengan mengadakan

studi penelaahan terhadap buku-buku, catatan-catatan, laporan-laporan


yang berhubungan dengan masalah yang dipecahkan (Nazir, 2005:11).

Penulis juga melakukan penelusuran data melalui internet seperti blog-

blog yang membahas mengenai masalah yang berkaitan dengan judul

skripsi ini. Setelah data diperoleh dari referensi yang berkaitan, maka data

tersebut dianalisis untuk mendapatkan kesimpulan dan saran.

B. Definisi Operasional Variabel


Definisi operasional variabel digunakan untuk memperjelas karakter dari

penokohan dengan melibatkan tokoh-tokoh lain yang terdapat/berperan penting

didalamnya sebagai pendukung jalannya cerita.

C. Data dan Sumber Data

a) Data
Data adalah semua unsur atau hal yang berkaitan dengan penelitian.
(Camirin 1986: 30). Adapun yang dijadikan data dalam penelitian ini adalah
karakter dari penokohan yang terdapat dalam novel KATA karya Rintik Sedu.
b) Sumber data

Yang menjadi sumber data dalami ini adalah novel KATA karya Rintik

Sedu.

D. Teknik Pengumpulan Data

a) Teknik pengumpulan data


Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi

kepustakaan(Library research) melalui pembacaan salah hasil karangan

Fiersa besari berjudul Arah Langkah.


b) Data primer

Judul Buku : KATA


Penulis : Rintik Sedu
Penerbit : GagasMedia
Cetakan/Tahun Terbit : Pertama/2018
Tebal Buku : 396 halaman
c) Data Sekunder

Sumber data sekunder yang mendukung penulis berupa artikel-artikel

dari internet yang berhubungan dengan objek penelitian.

E. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses mengurutkan data kedalam pola, kategori, dan

satuan uraian dasar, sehingga dapat dirumuskan sebagai suatu hipotesis kerja

seperti yang disarankan oleh data(Moleong 2006: 247).

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif, yang akan dilakukan

melalui tahap-tahap sebagai berikut

1. Persiapan Membaca novel Kata untuk mendapatkan informasi dan

pemahaman mendalam. Dan membaca beberapa buku yang berkaitan

dengan topik penelitian sebagai data pendukung.

2. Pengumpulan Data Dalam pengumpulan data, penulis mencari tahu

terlebih dahulu kebutuhan dari penelitian ini dan kemudian

mengidentifikasi dengan memusatkan penelitian ini pada dialog, aksi

dan komentar yang dilakukan oleh tokoh-tokoh dalam cerita Kata.


3. Analisis Data Dalam menganalisis data, penulis menggunakan

pendekatan intrinsik untuk menganalisis hubungan antara karakter

dalam novel Kata berdasarkan Roberts (1983) yaitu untuk menilai

karakter lewat kata-katanya, apa yang dia pikirkan dan lakukan,

kemudian dari pengarang tentang tokohnya.

BAB IV

PEMBAHASAN

Pada bab ini akan dijelaskan mengenai analisis Karakter tokoh utama dalam

novel Kata karya Rintik sedu dengan menggunakan dialog-dialog tokoh dalam

novel dan dianalisis berdasarkan teori yang digunakan.

 Karakter tokoh utama

1. Binta

a. Sabar

Watak sabar yang dimiliki Binta dilihat dari cara Binta mengurus

mamanya yang sedang sakit dengan seorang diri.

“ Binta Dineshcara.Perempuan biasa yang kuliah di jurusan

komunikasi semester tiga.Hidup berdua dengan sang mama yang

mengidap penyakit skizofrenia.Itulah kenapa ayahnya

pergi,meninggalkan mereka menjadi keluarga rapuh.”(2:2)

b. Introvert
Binta dikenal sebagai orang yang tidak mudah bergaul terhadap

lingkungannya.

“ Cahyo,sahabat Binta satu-satunya,sudah parkir di depan

rumahnya. Hanya Cahyo yang mengetahui kondisi Binta,karena di

depan banyak orang,Binta memilih untuk dikenal sebagai

mahasiswi yang paling tidak bisa diajak berkomunikasi dengan

baik.Semuanya heran kenapa Cahyo sanggup berteman

dengannya.Mungkin karena ia mampu mengerti Binta sebagaimana

keadaannya,tanpa memintanya untuk berubah.”(2:6).

“ Waktu SD sampai SMA,aku Cuma punya satu teman.Sekarang di

kampus juga Cuma Cahyo.”(42:5).

2. Nugraha

a. Pantang menyerah

Nugraha seorang laki-laki yang tidak pantang menyerah dalam

hal apapun,terutama untuk mendapatkan hati binta.

“Dia aneh ,dia bilang dia menyukaiku dan dia tidak pernah

menyerah untuk mengejarku.”(156:3).

“Kenapa kamu ga nyerah aja sih?” “Andai bisa sesederhana itu,

aku nggak akan pernah mau mencintaimu sejak awal. Aku gak

akan mengorbankan perasaanku ke banyak resiko. Tapi ini semua

di luar kendaliku, Ta, harusnya kamu bisa memahami

itu.”(348:5).
“Ta, kamu tau, nggak? Dulu, waktu aku masih kelas 3 SD, aku

hampir nggak naik kelas karena nilai IPA dan matematikaku di

bawah rata-rata. Ayah marah besar. Tapi bunda bilang, tidak ada

yang tidak bisa dilakukan manusia asal mau bersungguh-

sungguh. Sejak saat itu, aku punya mimpi. Terdengar tinggi,

padahal sederhana. Mimpiku mewujudkan halhal yang tadinya

ku kira mustahil. Seperti IPA dan Matematika. Aku bermimpi

bisa menguasai dua mata pelajaran itu. Dan aku berhasil, Ta, aku

berhasil masuk arsitektur. Sejak saat itu aku mengerti bahwa

mimpi adalah sesuatu yang mustahil tapi bisa dijadikan nyata.

Tapi pemahamanku berubah saat aku jatuh cinta sama kamu.

Aku kira mimpi bisa diwujudkan.”(381:7).

3. Biru

a. Romantis

Sosok Biru yang romantis digambarkan dalam memperlakukan

Binta dengan sangat istimewa.

“Nggak tau,tiba-tiba ditengah jalan aku ingin kembali,masih

rindu kamu mungkin.Tapi Bu Lis bilang kamu naik

sepeda .kutunggu beberapa menit tapi tak juga

kembali.Jantungku mau copot,tau? “sudah copot belum?

Sudag.sewaktu memelukmu.” Bagaimana jani tidak jatuh

cinta? Suara teduh yang keluar dari mulut Biru selalu berhasil

meluluhkan perasaannya.”(173:6).
“ Biru menaruh kedua tangannya di pipi Jani,memandangi

kedua matanya yang begitu indah.”jani,kamu semakin

cantik.Waktu benar-benar memperlakukanmu dengan sangat

baik.”(144:2).

b. Pesimis

Biru pesimis dengan kehidupannya jadi ia tidak mau Binta

tidak bahagia jika bersamanya.

“Itu sebabnya aku tidak akan prnah bisa jadi lelaki seperti yang

pernah kita bicarakan,Jani,karena arah saja aku tidak punya.

Aku tidak bisa memberimu masa depan yang layak,tidak bisa

memberimu tujuan yang jelas,dan aku tidak mau memberimu

dunia yang kosong,dunia yang hanya akan membuatmu

susah,Jani.”(187:5).

Faktor-faktor yang mempengaruhi karakter tokoh utama dari Novel Kata dari

dalam maupun dari luar yang mempengaruhi terjadinya perubahan dari karakter

tokoh utama ini. Faktor-faktor tersebut dianalisis berdasarkan data dari keterangan

yang didapat dari tokoh utama dan dan tokoh-tokoh pendukung lainya dala novel

ini.
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdaasarkan hasil pembahasan pada bab-bab sebelumnya,maka dengan

ini penulis menarik kesimpulan sebagai berikut: Melalui tokoh Binta

dalam novel Kata menggambarkan kehidupan tokoh binta sebagai anak

tunggal yang mengurusi mamanya sendiri yang megidap penyakit

skizofrenia dalam mengurusi mamanya Binta sangat sabar sekali sejak

kecil,sejak kejadian mamanya sakit dan ayahnya meninggalkannya binta

lebih suka menyendiri dan tidak percaya cinta.dan tokoh Nugraha

digambarkan sebagai sosok lelaki yang tidak pantang menyerah untuk


mendapatkan hati binta,walaupun Binta tidak pernah melihatnya

sedikitpun.Sedangkan tokoh Biru adalah seorang laki-laki romantis yang

hidup seorang diri karena orang tuanya meninggal sejak ia kecil,lelaki

romantis yang selalu menyayangi dan mencintai bintadari kecil.Biru

pesimis dengan kehidupannya jadi ia tidak mau Binta tidak bahagiajika

bersamanya.

B. Saran

Saran-saran yang bisa disampaikan sehubungan dengan penelitian tentang karya

ini sebagai berikut, dalam penelitian ini, penulis hanya membahas karakter utama

dari novel Kata , sehingga masih banyak tema-tema menarik lainnya yang penting

untuk diteliti. Antara lain, konflik, kekuatan keluarga, persahabatan dsb.

Daftar Pustaka

Sedu, Rintik. 2019. KATA. Jakarta: Gagasmedia.


Kakondo, Simenang, 2012. “Analisis tokoh Utama Silas Marner dalam Novel
Silas Marmer karya George Eliot “. Skripsi.Manado.Fakultas Sastra Unsrat.
https://maribelajarbahasaalwafi1804.blogspot.com/2019/06/resensi-novel-kata-
rintik-sedu.html
Sinopsis

Perempuan kuat bernama Binta Dineschara Prandipta, yang sedari kecil selalu

mendapatkan ujian hidup. Ketika usia ia 5 tahun, ayah nya meninggalkan Binta

dan mama nya. Sehingga mama nya mengidap penyakit Skizofrenia, yaitu

penyakit kejiwaan yang membuat si penderita tidak bisa membedakan mana yang

nyata dan mana yang ada didalam pikirannya. Selama 15 tahun berlalu, mama

Binta hanya diam dan mengamuk ketika perasaan nya sedang tidak baik.
Binta menempuh pendidikan di salah satu universitas negeri ternama di

Jakarta. Binta merupakan mahasiswi semester tiga di jurusan Ilmu Komunikasi.

Binta memiliki teman dekat bernama Cahyo, kemana Binta pergi, Cahyo selalu

setia menemani nya. Binta hanya memiliki Cahyo sebagai temannya, dikarenakan

Binta sangat sulit untuk menerima orang lain masuk di kehidupan nya. Sehari-hari

dikampus pun, Binta hanya duduk dan mendengarkan musik melalui Walkman

kesayangan nya.

Cahyo berkali-kali memperkenalkan teman laki-laki nya kepada Binta,

tetapi Binta selalu menolak. Tetapi untuk kali ini, ada sosok laki-laki dari Jurusan

Arsitektur ingin berkenalan dengan Binta. Tetap saja Binta selalu menolak ajakan

berkenalan itu.  Laki-laki tersebut bernama Nugraha, laki-laki populer di kalangan

anak arsitek, Nugraha merupakan laki-laki tampan dan pintar. Berbagai cara

dilakukan Nugraha agar ia diterima sebagai teman oleh Binta.

Tepat hari itu, ia datang kembali. Luka lama Binta kembali terbuka. Ia

sahabat sekaligus seseorang yang selalu membuat Binta tenang bersamanya. Laki-

laki itu bernama Biru. Laki-laki yang selalu ada di hatinya Binta, laki-laki yang

selalu ada dimimpi Binta. Biru datang kembali ke Jakarta dan kembali menemui

Binta setelah menghilang selama 2 tahun. Perasaan Binta saat itu senang dan

sedih.
  Ketika Binta sudah mulai menerima kehadiran Nugraha di kehidupannya.

Ternyata ada sebuah kesalah pahaman yang membuat Binta dan Nugraha saling

berjauhan satu sama lain. Dan mereka pun memilih untuk pergi dari Jakarta.

Biografi Penulis Novel


Nadhifa Allya Tsana lahir di bumi tepatnya di Jakarta, 4 Mei 1998, dia sudah

menulis sejak diajari menulis oleh orang tuanya, yang mengatakan bahwa

Tsana mulai menulis sejak SMA itu bohong. Awalnya ia gemar menulis prosa

dan sajak di Blogspot ketika SMA. Saat ini ia sedang menempuh pendidikan

di Poltekkes II jurusan Teknik Elektromedik. Tsana membuat akun tempat

menuangkan suasana hatinya(Rintik Sedu). Rintik Sedu adalah nama akun

instagram yang dipilih Nadhifa Akkya Tsana (@tsana) untuk memposting

tulisan-tulisannya.

Beberapa karyanya yang sudah diterbitkan antara lain :

¤ Geez dan Ann #1( 2017)

¤ Geez dan Ann #2( 2017)

¤ Kata ( 2018)

¤ Rahasia Geez (2018)

Biografi Penulis Karya Ilmiah


REZKI adalah siswa kelas XI MIPA 1 di SMA NEGERI 8 LUWU UTARA.

Lahir pada tanggal 27 September 2005 di Baebunta. Penulis adalah anak pertama

dari dua bersaudara. Ayahnya bekerja sebagai Wiraswasta,dan ibunya sebagai

IRT(ibu rumah tangga).

Penulis memulai pendidikannya di SD 026 BAEBUNTA kemudian melanjutkan

sekolahnya di SMPN 1 BAEBUNTA, dan penulis memutuskan untuk bersekolah

di SMAN 8 LUWU UTARA. Untuk lebih mengenal penulis kalian bisa

memfolow akun Instagranya @se9tember7.

Anda mungkin juga menyukai