Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya saya dapat
menyelesaikan karya tulis ilmiaih ini dengan baik, walaupun masih terdapat kekurangan ata
hambatan dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.
Pada dasarnya karya tulis ilmiah saya yang berjudul “ Analisis Tokoh Dari Novel
KANGEN Karya Putu Deriska” dibuat dengan tujuan mengembangkan kreativitas pembaca
dalam menulis dan meningkatkan pengetahuan bagi pembaca serta untuk tugas dari mata
pelajaran Baha Indonesia.
Pada kesempatan ini saya selaku penulis karya tulis ini mengucapkan terima kasih
kepada Ibu Minayanti S,Pd selaku guru pembimbing mata pelajaran Bahasa Indonesia,
terima kasih kepada para penulis penulis yang telah mengunggah materi sebagai landasa
teori, serta teman teman kelas XI Mipa 2 yang sama sama berjuang saling mendukung
dalam meyelesaikan tugas ini yang bermanfaat bagi diri kita dimasa yang akan datang.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Novel merupakan salah satu komoditas jenis buku yang paling banyak memiliki
penggemar. Jenis novel juga beragam mulai dari romance, komedi hingga thiler.Tidak jarang
yang banyak diminati adalah novel yang berisi tentang percintaan. Kata novel berasal dari
bahasa Italia “novella” yang berarti sebuah kisah atau sepotong berita. Selain dari bahasa
Italia novel juga berasal dari bahasa latin yaitu “novellus” yang diturunka dari kata “novies”
yang berarti baru(Tarigan 1964;164).
Dalam membaca novel, agar pembaca dapat menikmati dan memahami isi dan jalan
cerita didalamnya diperlukan pengetahuan mengenai unsur-unsur yang terkandung dalam
sebuah novel yang sering disebu dengan unsur instrinsik Unsur instrinsik tersebu meliputi
tema, tokoh, alur, setting, sudut pandang, dan amanat. Dengan begitu pembaca akan lebih
mudah menangkap maksud dan makna yang ingin disampaikan oleh pengarang.
Nurgiyantoro mengemukakan, salah satu unsur terpenting dari sebuah novel adalah
tokoh. Walaupun merupakan ciptaan dari imajinasi pengarang, tidak menutup kemungkinan
tokoh mencerminkan perilaku dan watak dari manusia dalam kehidupan sehari-hari. Seorang
tokoh memiliki sifat-sifat dan karakter tertntu sabagai invidu, baik sebagai orang yang
memiliki kepribadan yang baik maupun buruk. Sifat dan karakter tokoh dapat dilihat melalui
berbicara ataupun perilaku yang ditunjukkan dalam novel tersebut.
Tokoh memegang peranan penting dalam membangun cerita, segala sesuatu yang
terjadi dalam sebuah novel dapat ditentukan oleh perilaku tokoh-tokoh yanf ada
didalamnya.Penafsiran terhadap sikap dan watak seseorang sangat mendasar pada apa yang
diucapkan dan apa yang dilakukan atau dengan kata lain ucapan dan tindakan seseorang
mencerminkan perwatakannya(Nurgiyantoro,1995 : 173).
Novel yang saya coba analisis unsur instrinsiknya yaitu tokoh adalah novel
“KANGEN” karya Putu Deriska. Novel ini menceritakan tentang kisah asmara ua sahabat
seorang wanita yang sekolah terpisah dengan orang tuanya dengan salah satu murid laki-laki
2
jurusan bahasa di sekolahnya. Yang mungkin pada novel ini memiliki cerita yang sama
dengan teman teman yang cinta sejatinya adalah sahabatnya sendiri.
B. Rumusan Masalah
“Bagaimana karakteristik tokoh Denis yang berperan dalam novel Kangen karya Putu
Deriska?”
C. Tujuan Penulisan
“Memperoleh deskripsi tentang karakter tokoh denis yang berperan dalam novel
dalam novel karya Putu Deriska”
D. Manfaat Penelitian
1. Dapat menambah wawasan bagi pembaca secara umum tentang unsur instrinsik pada
novel khusunya tokoh/penokohan.
2. Kami selaku siswa(penulis) diharapkan dapat membuat karya tulis menganalisis novel
dan mengetahui unsur-unsur instrinsik noel dengan baik. Disamping kami
memperoleh nilai deri guru bidang studi Bahasa Indonesia.
3
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Sastra
Selain itu, sastra juga merupakan salah satu hasil karya manusia untuk memenuhi
kebutuhannya. Manusia hidup di dunia ini memerlukan banyak kebutuhan. Manusia
perlu makan, pakaian agar tidak kedinginan, rumah agar tidak kehujanan dan
kepanasan, perlu kedokteran agar tidak jatuh sakit. Manusia juga perlu hiburan agar
mendapat kesenangan. Manusia perlu berpikir dan mencipta untuk memenuhi
kebutuhan-kebutuhannya itu. Ada kebutuhan manusia yang berupa kebendaan, ada
pula kebutuhan manusia yang bersifat kerohanian seperti aturan-aturan hidup dalam
hidup bersama, kesenian untuk hiburan. Semua hasil kerja manusia untuk memenuhi
kebutuhannya itu disebut kebudayaan. Karena kebutuhan manusia begitu banyak
maka kebutuhan kebutuhan tersebut digolongkan dalam beberapa kategori yaitu
kebutuhan kebendaan yang terdiri dari ilmu pengetahuan,teknologi, dan ekonomi;
kebutuhan kerohanian terdiri dari kesenian, tata cara berbadah dalam agama,
peraturan- peraturan dalam masyarakat, dan filsafat (Suardjo, 1984: 2).
Karya sastra adalah suatu fenomena sosial. arya sastra terkait dengan pembaca dan
segi kehidupan manusia yang diungkapkan didalam nya. Karya sastra sebagai
fenomena sosial tidak hanya terletak pada segi penciptaannya tetapi pada hakikat
karya itu sendiri tetapi sebagai reaksi sosial seorang penulis terhadap fenomena sosial
yang dihadapinya mendorong ia meulis karya sastra. Oleh sebab itu, mempelajari
karya sastra berarti mempelajari suatu kehidupan sosial, mengkaji manusia,
kehidupan, budaya, ideologi, perwatakan, bahkan menyangkut masalah-masalah lain
yang lebih luas yang terkait dengan kehidupan manusia (Semi, 1990:53).
4
Selain itu dalam kesusastraan,sastra dibagi menjadi sastra tertulis dan sastra
lisan(sastra oral). Sastra dibagi menjadi 2 jenis yaitu Prosa dan Puisi. Prosa adalah
karya sastra yang tidak terikat sedangkan puisi adalah karya sastra yang teikat dengan
kaidah dan aturan tertentu. Novel merupakan salah satu contoh dari karya sastra jenis
prosa.
Sastra atau Kesusastraan adalah pengungkapan dari fakta artistik dan imajinatif
sebagai menifestasi kehidupan manusia melalui bahasa sebagai medium dan memiliki
efek yang positif terhadap kehidupan manusia (kemanusiaan) (Mursal Esten 1978 : 9).
agar manusia lain dapat memetik pelajaran baik dari padanya agar manusia menjadi
lebih mengerti manusia lain.
5
Nilai yang terkandung dalam sastra antara lain:
1. Nilai hedonik (hedonik value) yaitu nilai yang dapat memberikan kesenangan
secara langsung kepada pembaca.
2. Nilai artistik (artistic value), yaitu nilai yang memanifestasikan suatu seni atau
keterampilan dalam melakukan suatu pekerjaan.
3. Nilai kultural (cultural value), yaitu nilai yang dapat memberikan atau
kebudayaan.
4. Nilai etis, moral, agama (ethical, moral, religious value) yaitu berkaitan dengan
dengan etika, moral, dan agama.
5. Nilai praktis (practical value) yaitu nilai yang mengandung hal praktis yang dapat
diterapkan dalam kehidupan nyata sehari-hari.
B. Pengertian Novel
Dari Wikipedia Bahasa Indonesia, Novel adalah sebuah karya fiksi yag ditlis
secara naratif, biasanya dalam bentuk cerita. Penulis novel disebu novelis. Kata novel
berasal dari bahasa Italia, “novella” yang berarti “sebuah kisah atau sepotong berita’.
Novel merupakan sebua karya sastra yang mmpunyai dua unsur, yaitu unsur
instrinsik da unsur ekstrinsik yang mana keduanya salin berkaitan dengan saling
berpengaruh dalam sebuah karya sastra(Drs.Rostamaji,M.Pd)
Novel lebih panjang (setidaknya 40.000) kata dan lebih kompleks dari cerpen, dan
ketidakterbatasan struktural.Perbedaan novel dengan cerpen dapat dilihat dari dari isi
kontennya yang lebih panjang dan lebih kompleksdibandingkan denan cerpen. Novel
juga adalah sebuah karya yang biasanya menceritakan tentang kehidupan beberapa
manusia yang saling berineraksi kepada ssamanya dan juga kepada lingkungannya.
6
3. Ceritanya lebih dari satu impresi, efek, dan emosi.
4. Alur cerita dalam novel cukup kompleks.
5. Seleksi cerita dalam nivel lebih luas,
6. Cerita dalam novel lebih panjang dibaningkan cerita pendek, akan tetapi
banyak kalimat yang diulang-ulang.
7. Terbentik dari dua unsur yaitu unsur instrinsik dan unsur ekstrinsik.
7
acak-acakan, sehingga puisi yang dibuat pada waktu itu adalah puisi yang berisi
sindiran-sindiran terhadap masyarakat.
8. 3. Unsur Nilai
9. Unsur nilai dalam puisi berkaitan dengan pendidikan, ekonomi, politik, sosial,
budaya, adat-istiadat, hukum, seni, dan lain sebagainya. Nilai yang ada dalam
puisi menjadi daya tarik tersendiri bagi pembaca, dan juga cukup mempengaruhi
baik tidaknya puisi tersebut.
10. Dalam membaca novel, pembaca harus penuh konsentrasi dan sungguh-sungguh
menjiwainya, menghayati setiap kata dan juga kalimat, yang akhirnya menjadi
sebuah cerita novel. Dengan begitu amanat yang hendak penulis sampaikan
dapat diterima dan dipahami oleh orang yang membacanya
Unsur instrinsik adalah unsur yang menyusun sebuah karya sastra dari dalam
yang mewujudkan struktur suau karya sastra seperti unsur unsur yang ada dalam
unsur instrinsik. Unsur instrinsik novel yaitu tema, tokoh dan penokohan, alur,
gaya bahasa, setting atau latar cerita, sudut pandang serta amanat.
a. Tema
Tema merupakan gagasan dasar umum yang menopang sebuah karya sastra
dan yang terkandung di dalam teks sebagai struktur semantik dan yang
menyangkut persamaan-persamaan atau perbedaan-perbedaan (Hartoko &
Rahmanto, 1986: 142) dalam Nurgiyantoro (2010: 68). Tema dipandang
sebagai dasar cerita atau gagasan umum dalam sebuah karya fiksi. Tema
dalam sebuah karya fiksi sebelumnya telah ditentukan oleh pengarang untuk
mengembangkan ceritanya.
b. Alur
Alur atau plot adalah jalinan peristiwa atau kejadian dalam suatu karya sastra
untuk mencapai efek tertentu. Alur merupakan urutan peristiwa atau kejadian
dalam suatu cerita yang dihubungkan secara sebab-akibat. Alur juga dapat
diartikan sebagai peristiwa-peristiwa dalam suatu cerita yang memiliki
penekanan pada hubungan kausalitas. Alur juga disebut sebagai urutan-urutan
kejadian dalam sebuah cerita. Hal ini sesuai dengan pendapat Stanton (1965:
14) dalam Nurgiyantoro (2010 : 113) yaitu, plot adalah cerita yang berisi
urutan kejadian, namun tiap kejadian itu hanya dihubungkan secara sebab-
8
akibat peristiwa yang satu disebabkan atau menyebabkan terjadinya peristiwa
yang lain.
Istilah tokoh merujuk pada orang atau pelaku dalam sebuah cerita, sedangkan
penokohan adalah cara seorang penulis menampilkan sifat dan watak dari
suatu tokoh. Penokohan juga dapat disebut sebagai pelukisan gambaran yang
jelas mengenai seseorang yang ditampilkan dalam suatu cerita. Abrams (1981:
20) dalam Nurgiyantoro (2010: 165) mengemukakan tokoh cerita (character)
adalah orang-orang yang ditampilkan dalam suatu karya naratif, atau drama,
yang oleh pembaca ditafsirkan memiliki kualitas moral dan kecenderungan
tertentu seperti yang diekspresikan dalam ucapan dan apa yang dilakukan
dalam tindakan.
d. Latar
Latar disebut juga setting. Latar adalah segala keterangan, pengacuan, atau
petunjuk yang berkaitan dengan waktu, ruang, dan situasi terjadinya
peristiwa dalam suatu cerita. Latar berfungsi sebagai pemberi kesan realistis
kepada pembaca. Selain itu, latar digunakan untuk menciptakan suasana
tertentu yang seolah-olah sungguh ada dan terjadi. Hal ini didukung oleh
pendapat Abrams (1981: 175) dalam Nurgiyantoro (12010: 214), Latar atau
setting yang disebut juga sebagai landas tumpu, menyaran pada pengertian
tempat, hubungan waktu, dan lingkungan sosial tempat terjadinya peristiwa-
peristiwa yang diceritakan.
e. Sudut Pandang
Yang dimaksud sudut pandang di sini adalah kedudukan atau posisi pengarang
dalam cerita tersebut. Dengan kata lain posisi pengarang menempatkan dirinya
dalam cerita tersebut. Apakah ia ikut terlibat langsung dalam cerita itu atau
hanya sebagai pengamat yang berdiri di luar cerita (Suroto, 1989: 96).
f. Gaya Bahasa
Gaya bahasa adalah alat atau sarana utama pengarang untuk melukiskan,
menggambarkan, dan menghidupkan cerita secara estetika. Gaya bahasa juga
9
dapat diartikan sebagai cara pengarang mengungkapkan ceritanya melalui
bahasa yang digunakan dalam cerita untuk memunculkan nilai keindahan.
Contohnya gaya bahasa personifikasi yang digunakan untuk mendeskripsikan
benda-benda mati dengan cara memberikan sifat-sifat seperti manusia atau
mengubah benda mati menjadi benda yang seolah-olah hidup.
g. Amanat
1). Tokoh
Menurut Aminuddin (2013: 79) peristiwa dalam karya sastra fiksi seperti
halnya peristiwa dalam kehidupan sehari-hari, selalu diemban oleh tokoh
atau pelaku- pelaku tertentu. Pelaku yang mengemban peristiwa dalam
cerita fiksi sehingga peristiwa itu mampu menjalin suatu cerita disebut
dengan tokoh.
10
Menurut Nurgiyantoro (2010: 176-178) tokoh-tokoh cerita dalam sebuah
fiksi dapat dibedakan berdasarkan beberapa hal meliputi:
11
2). Penokohan
12
1. Tuturan pengarang terhadap karakteristik pelakunya
a. Metode diskurtif atau dengan cara langsung adalah cara yang ditempuh
pengarang jika dia menggambarkan perwatakan tokoh-tokoh secara
13
langsung. Kelebihan metode ini terletak pada kesederhanaan dan
ekonomisnya.
b. Metode dramatis atau dengan cara tidak langsung adalah pelukisan tokoh
secara tidak langsung. Ada tiga macam pelukisan tidak langsung terhadap
kualitas tokoh, yaitu (1) teknik pemberian nama (naming), (2) teknik
cakapan, (3) teknik pemikiran tokoh, (4) teknik stream of consciousness
atau arus kesadaran, (5) teknik pelukisan perasaan tokoh, (6) perbuatan
tokoh, (7) teknik sikap tokoh, (8) pandangan seorang atau banyak tokoh
terhadap tokoh lain, (9) pelukisan fisik, (10) pelukisan latar.
14
karakterisasi. Penampilan tokoh yang dimaksud misalnya, pakaian apa
yang dikenakannya atau bagaimana ekspresinya. Pemberian rincian tentang
cara berpakaian memberikan gambaran tentang pekerjaan, status sosial, dan
bahkan derajat harga dirinya. Karakterisasi melalui tuturan pengarang
memberikan tempat yang luas dan bebas kepada pengarang atau narator
dalam menentukan kisahannya. Pengarang tidak sekadar menggiring
perhatian pembaca terhadap komentarnya tentang watak tokoh, tetapi juga
mencoba membentuk presepsi pembaca tentang tokoh yang dikisahkannya
(Minderop, 2005: 8). Metode karakterisasi melalui tuturan pengarang
memberikan tempat yang luas dan bebas kepada pengarang atau narator
dalam menentukan kisahannya.
15
2. Unsur Ekstrinsik Novel
Unsur Ekstrinsik novel merupakan unsur pembangun novelyang berasal
dari luar. Jadi unsur ekstrinsik ini tidak ditemukan dalam novel tersebut. Unsur
ekstrinsik ini meski tidak ada didalm novel, namun sangat berpengaruh terhadap hasil
karya sastra. Berikut ii beberapa unsur ekstrinsik novel, yaitu :
1. Unsur Biografi
Unsur biografi merupakan unsur tentang latar belakang penulis, diantaranya
seperti tempat tinggal penulis, keluarganya, latar belakang pendidikannya,
lingkungannya dan lain sebagainya.
2. Unsur Sosial
Unsur sosial sangat erat hubungannya dengan kondisi masyarakat ketika karya
dibuat.
3. Unsur Nilai
Nilai yang ada dalam novel menjadi daya tarik bagi pembaca.
16
BAB III
METODE PENILITIAN
17
D. Teknik pengumpulan data
1. Teknik pengumpulan data
Pengumpulan data yang berkaitan dengan objek penelitian sangat pentng
keberadaannya untuk keberhasilan dalam penelitian. Data-data yang diperoleh
akan memberikan gambaran atau informasi yang terkait dengan kegiatan objek
penelitian. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi
kepustakaaan (Library reserach) melalui pebacaan sejumlah buku serta tulisan-
tulisan yang mempunyai hubungan dengan penelitian melalui majalah, surat
kabar, dan lain-lain dari peran datas diperoleh dua bentuk data yang saling
mendukung dan melengkapi, yaitu:
2. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari novel
“KANGEN” karya Putu Deriska.
3. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang berupa penjelasan atau contoh yang dapat
membantu dan menunjang data primer.
4. Prosedur penelitian
Untuk menentkan suatu penelitian dilakukan sangat penting umtuk
menentukan langkah kegiatan yang akan ditempuh. Langkah-langkah yang
ditempuh dalam penelitian secara berurutan sebagai berikut :
1. Menentukan fokus penelitian.
2. Pembaca ojbjek yang akan diteliti.
3. Menemui sejumlah permasalahan yang muncul setelah memenuhi
permasalahan terhadap objek yang diteliti.
4. Membatasi dam merumusan permasalahan penelitian.
5. Merumuskan kesimpulan sementara terhadap permaslahan-
permasalahan yang muncul.
18
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Analisis terhadap novel “KANGEN” karangan Putu Deriska ini masih terbatas
pada penggambaran dan perwatakan dan konflik psikis satu tokoh saja, yaitu Denis
sebaga tokoh utama laki-laki. Disarankan ada penelitian selanjutnya terhadap novel
g”KANGEN” karya Putu Deriska untuk membahas keseluruhan tokoh yang ada di dalam
novel dengan menggunakan pendekatan psikologi sastra.
19
20