Anda di halaman 1dari 7

Bab I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Kesastraan merupakan dasar dari kata susastra. Karya sastra adalah media yang
digunakan untuk menghubungkan kehidupan manusia yang ada pada masa lalu, masa
sekarang dan masa depan. Sehingga, sastra selalu menampilkan secara lengkap nilai budaya
yang akan diungkapkan. Namun, bukan hanya itu saja, karya sastra juga memiliki fungsi lain
sebagai sarana informasi untuk masa depan manusia yang bergerak kearah kehidupan dan
masa depan yang baik.

Munculnya karya sastra sangat berkaitan dan berhubungan erat dengan aspek
kehidupan manusia. Seperti dalam aspek politik, sosial, ekonomi, religi, dan lain sebagainya.
Dalam karya sastra tidak akan terjadi peristiwa yang selalu sama atau tidak mengalami
perubahan, karena manusia akan senantiasa mengalami perkembangan dan perubahan seiring
dengan perkembangan atau dinamika kehidupan. Hal inilah menyebabkan karya sastra sangat
berguna untuk menjadi sarana perkembangan kehidupan menjadi yang lebih baik.

Dalam negara Indonesia sastra masih belum mampu bertumbuh. Sehingga sastra
didalam negara Indonesia belum dapat dinikmati oleh seluruh rakyat. Bisa disaksikan dalam
buku sastra yang beredar di negara indonesia yang tidak sepadan dengan jumlah penduduk
yang ada di kota-kota, apalagi didesa. Bukan hanya itu saja, tetapi juga bentuk apresiasi
terhadap sebuah sastra itu sendiri masih sangat minim sekali penghargaannya bahkan
kurangnya penikmatan terhadap suatu karya sastra tersebut.

Jadi, sangat tidak mengherankan bila apresiasi pembacaaan, dan penulisan puisi-puisi
bahasa Indonesia yang dari tahun ke tahun tidak mengalami perkembangan. Hanya kelompok
terkecil saja yang ada dikota indonesia memberi perhatian kepada bidang sastra tersebut.
Berdasarkan kenyataan diatas makan penulis melakukan penelitian dibidang sastra dengan
harapan penulis dapat membagikan pemikiran secara ilmiah dalam memajukan ilmu sastra di
masa yang terus berubah ini, terkhususnya puisi.
Pradopo (1995) mengatakan bahwa puisi adalah rekaman dan interpretasi dari berbagai
pengalaman manusia yang penting, digubah dalam bentuk atau wujud yang paling berkesan1.
Puisi adalah salah satu jenis karya sastra yang merupakan pengungkapan karya sastra yang
paling inti. Segala unsur sastra sangat mengental dalam puisi. Oleh karena itu, puisi
merupakan seni sastra yang memakai kata baku. Karena itu, puisi dari dahulu hingga
sekarang merupakan karya yang mampu membuat seseorang atau kelompok-kelompok yang
mendenagrkan atau yang membuatnya mengalami sebuah kenikmatan yang khusus. Karena
kemajuan dari masyarakatnya yang selalu mengalami perubahan inilah yang menyebabkan
bentuk puisi tersebut mengalami perubahan. Mengikuti sesuai dengan selera dan keinginan
masyarakat disaat itu.

Dalam menganalisis unsur ekstrinsik (nilai moral dan sosial) kumpulan puisi Chairil
Anwar sangat penting untuk dijadikan fokus utama terkait dengan dengan sistem bahasanya.
Banyak sekali kajian yang menyangkut tentang hal yang paling utama dalam objek penelitian
sastra khususnya dalam puisi. Namun kajian yang sangat relevan untuk menganalisis sastra
tersebut adalah analisis struktural dan semiotik. Hal ini bertujuan untuk memperoleh dan
memberi makna kepada puisi tersebut. Dengan demikian analisis struktural dan semiotik
dalam puisi ini dapat berguna untuk mengetahui makna yang terkandung dalam puisi
tersebut.

Berdasarkan penjelasan dari penulis diatas, maka judul yang dianalisis oleh peneliti
bukanlah plagiatisasi dari penelitian yang telah dilakukan oleh sebagian orang. Jika dilihat
dari fokus penelitiannya pasti berbeda. Oleh karena itu, peneliti yakin bahwa penelitian ini
sangat penting. Bukan hanya untuk dibaca namun juga sebagai sarana bagi pemerhati puisi.

1
Pradopo,” Pengertian dari puisi” https://www.matrapendidikan.com/2016/11/pengertian-puisi-menurut-
para-ahli (Diakses pada 22 September 2021)
B.Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dari latar belakang yang disampaikan penulis diatas, dapat
dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut: “ Bagaimanakah unsur ekstrinsik pada puisi
Chairil Anwar yang berjudul Deru Campur Debu ?”. Dengan rumusan masalah tersebut dapat
dirincikan sebagai berikut:

1. Bagaimanakah nilai religius dalam beberapa kumpulan puisi Deru Campur Debu
karya Chairil Anwar ?

2. Bagaimanakah nilai moral yang terdapat dalam kumpulan puisi Deru Campur Debu
karya Chairil Anwar ?

3. Bagaimanakah nilai sosial yang terdapat dalam kumpulan puisi Deru Campur Debu
karya Chairil Anwar ?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan diatas, tujuan penelititan ini
secara khusus ingin memaparkan unsur ekstrinsik secara mendalam dan menyeluruh dari
kumpulan puisi Deru Campur Debu karya Chairil Anwar. Tujuan dari penelitian ini berfokus
untuk memperoleh deskripsi secara menyeluruh dan lengkap tentang :

1. Nilai-nilai religius dalam kumpulan puisi Deru Campur Debu karya Chairil Anwar.

2. Nilai-nilai moral dalam kumpulan puisi Deru Campur Debu karya Chairil Anwar.

3. Nilai-nilai sosial dalam kumpulan puisi Deru Campur Debu karya Chairil Anwar.

D. Manfaat Penelitian

Dari analisis yang saya lakukan saya berharap dapat memberi manfaat, baik secara
teoritis maupun praktis.

1. Manfaat Teoritis

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan yang berguna bagi sarana
pengembangan pengetahuan. Bukan hanya dalam karya sastra namun lebih terkhususnya
adalah puisi. Selain itu juga berguna juga sebagai sarana penambah pengetahuan bagi
pengkaji karya sastra.
2. Manfaat Praktis

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi sarana masukan yang dapat berguna bagi
kalangan guru, siswa, maupun lapisan masyarakat yang memiliki minat untuk mengetahui,
memahami, dan mempelajari unsur ekstrinsik dari puisi. Selain dari pada itu peneliti juga
berharap bahwa hasil penelitian ini dapat menjadi sumbangan pengetahuan bagi pelajar
lainnya terkhususnya siswa di SMAK Seminari Mario John Boen.
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Hakikat Sastra

Menurut Terry Eagleton Sastra merupakan karya tulisan indah (belle letters) yang
mencatatkan sesuatu dalam bentuk bahasa yang dipadatkan, didalamkan, dibelitkan,
dipanjangpendekan dan diputarbalikan, dijadikan ganjil atau cara penggubahan estetis lainnya
melalui alat bahasa. Bukan hanya itu, Panuti Sudjiman juga berkata bahwa sastra merupakan
karya lisan atau tulisan yang memiliki berbagai ciri keunggulan seperti keorisinilan,
keartistikan, keindahan dalam isi dan ungkapannya2. Jadi, sastra atau kesusastraan ialah karya
yang dibuat dan dikembangkan oleh manusia dalam kaitan hubungannya dengan bahasa
sebagai ekspresi diri, baik berupa tulisan ataupun tidak tertulis. Kemudian sastra juga
memberikan kesan keindahan dalam setiap kata-katanya.

Secara etimologis, sastra berasal dari bahasa Latin, yaitu literatur. Litera yang berarti huruf
atau karya tulis. Dalam bahasa Indonesia karya sastra berasal dari bahasa sansekerta, sas
artinya mengajar, memberi petunjuk atau instruksi. Dengan demikian sastra memiliki arti alat
atau sarana. Sehingga dapat disimpulkan bahwa sastra adalah kumpulan alat untuk mengajar,
buku petunjuk, buku intruksi atau pengajaran yang baik.

Hasil karya sastra manusia memiliki nilai sastra apabila didalamnya terdapat kesepadanan
isi dengan bentuknya. Dengan bentuk dan isi yang indah dapat menimbulkan rasa keharuan
dan kekaguman terhadap sastra tersebut. Keduanya juga harus saling melengkapi, sehingga
pembaca dapat merasakan apa arti dari karya sastra tersebut. Dengan demikian untuk
menentukan sebuah karya itu disebut sastra bukan hanya dari penulisanya saja namun juga
menggunakan pengungkapan bahasa yang tepat dan baik.

Karya sastra sendiri memiliki sumber tersendiri, yakni dari kenyataan hidup yang ada di
alam maupun di masyarakat. Peristiwa yang ditampilkan dan diungkapkan menggnakan gaya
bahasa dan kata yang memiliki daya imajinatif. Dapat berupa penafsiran-penafsiran sehingga
menjadikannya sebagai nilai yang tinggi dan agung. Mulai dari penderitaan, kegembiraan,
perjuangan, pengorbanan, dan segala peristiwa yang ada dalam kehidupan.

B. Pengertian Puisi
2
Eagleton; Sudjiman” pengertian sastra” https://serupa.id/sastra-pengertian-sejarah-jenis-fungsi/ ( Diakses
pada 10 Oktober 2019)
Puisi merupakan salah satu bentuk karya sastra yang berbeda dengan bentuk prosa atau
drama. Sebelum lebih masuk terhadap puisi, ada baiknya jika pengertian tentang puisi itu
sendiri dijelaskan terlebih dahulu. Secara etimologis puisi berasal dari bahasa Yunani yaitu
“Poites” yang berarti membangun, membentuk, atau pembuat. Dalam bahasa Latin puisi juga
berasal dari kata “Poeta” yang berarti membangun, menyebabkan, menyair dan
menimbulkan. Dengan demikian dapat dilihat bahwa puisi merupakan suatu karya yang berisi
pesan atau menggambarkan suatu suasana tertentu, baik itu lahiriah maupun batiniah. Untuk
memperkuat penjelasan arti dari puisi tersebut, berikut pandangan dari para tokoh:

1. Menurut Herman J. Waluyo (2002, hlm. 1), mengungkapkan bahwa puisi adalah
karya sastra dengan bahasa yang dipadatkan, dipersingkat, dan diberi rima dengan
bunyi yang padu dan pemilihan kata-kata kias (imajinatif). Melihat rumusan dari
puisi tersebut yang dibuat oleh Herman J. Waluyo dapat diterima pasalnya dalam
puisi acapkali terdapat kepadatan kata atau bahasa yang dipersingkat dan diiringi
kepaduan dan penggunaan bahasa yang imajinatif.
2. Menurut Watt-Dunton (dalam Situmorang, 1980) puisi adalah ekpresi konkret
yang bersifat artistik dari pikiran manusia dalam bahasa emosional dan berirama.
3. Pradopo (1995) mengatakan bahwa puisi adalah rekaman dan interpretasi dari
berbagai pengalaman manusia yang penting, digubah dalam bentuk atau wujud
yang paling berkesan.
Pandangan para pakar yang menampilkan pengertian puisi dari berbagai sudut
pandang diatas, tentunya dapat memperjelas arti dan pemahaman terhadap puisi tersebut.
Oleh sebab itu, pemahaman terhadap puisi sanagt penting dalam mempertimbangkan
berbagai pandangan yang mempengaruhi proses dalam menciptakan puisi.

C. Hakikat Puisi
Hakikat puisi ialah untuk mengungkapkan makna yang hendak disampaikan penyair.
Hakikat puisi bukan hanya saja dari bentuk formalnya saja meski bentuk formal itu
penting. Namun, hakikat puisi itu adalah hal yang membuat puisi itu disebut penting.
Menurut teori I.A Richard dalam puisi terdapat 4 hakikat sebuah puisi, yaitu tema
(sense), perasaan penyair (feeling), nada dan suasana (tone), dan amanat (intentition).
Keempat unsur tersebut menyatu dalam wujud penyampaian bahasa dari seorang
penyair.
Tema adalah gagasan pokok pikiran atau persoalan yang begitu kuat sehingga
mengguncang jiwa penyair, sehingga menjadi landasan utama pengucapannya. Misalkan
jika desakan itu antara penyair antara penyair dengan Tuhan maka puisi tersebut bertema
keTuhanan. Jika desakan itu berasal dari wujud belas kasih atau kemanusiaan, maka
puisi itu bertema kemanusiaan.
Perasaan (feeling) berkaitan dengan suasana penyair yang diekspresikan dan dapat
juga dirasakan oleh pembaca

Anda mungkin juga menyukai