Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sastra Indonesia, adalah sebuah istilah yang melingkupi berbagai macam karya
sastra di Asia Tenggara. Istilah “Indonesia” sendiri mempunyai arti yang saling melengkapi
terutama dalam cakupan geografi dan sejarah poltik di wilayah tersebut Sastra Indonesia
sendiri dapat merujuk pada sastra yang dibuat di wilayah Kepulauan Indonesia. Sastra pada
dasarnya merupakan ciptaan sebuah kreasi, bukan semata-mata sebuah imitasi (dalam
Luxemburg, 1989 : 5). Karya sastra sebagai bentuk dan hasil sebuah pekerjaan kreatif pada
hakikatnya adalah suatu media yang mendayagunakan bahasa untuk mengungkapkan
tentang kehidupan manusia. Oleh sebab itu, sebuah karya sastra, pada umumnya, berisi
tentang permasalahan yang melingkupi kehidupan manusia.
Sastra Indonesia modern yang menjadi tonggak pembeda dengan sastra Melayu
Lama adalah sastra Barat atau Eropa dalam bidang prosa yang kemudian dikenal dengan
istilah novel dan cerpen, bidang puisi, maupun bidang drama dan teater. Sejak masuknya
pengaruh Eropa kini telah menggeser apa yang dimaksudkan sebagai karya sastra asli
Indonesia atau sastra Melayu sebagai leluhurnya. Kini, ketika sastra Indonesia disebut
dengan sastra Indonesia mutakhir, hamper semua jenis karya sastra yang diproduksi adalah
karya sastra Barat.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana hakikat sastra itu?
2. Bagaimana peranan sastra dalam kehidupan?
3. Bagaimana estetika bahasa dalam karya sastra?
4. Apa saja jenis-jenis kesusastraan Indonesia?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaikana hakikat sastra
2. Untuk mengetahui bagaimana peran sastra dalam kehidupan
3. Untuk mengetahui bagaimana estetika bahasa dalam karya sastra
4. Untuk mengetahui jenis-jenis kesusastraan Indonesia
D. Manfaat
Adapun manfaat dari penulisan paper ini adalah untuk menambah pengetahuan tentang
kesusastraan Indonesia terkait dengan pengertian perkembangan dan jenis-jenisnya, serta untuk
memenuhi tugas perkuliahan pada mata kuliah kesusastraan Indonesia.

1
BAB II
PEMBAHASAN

1. Hakikat Sastra
Karya sastra telah mengalami perkembangan pesat seiring dengan perkembangan
teknologi. Secara langsung maupun tidak langsung, perkembangan teknologi telah
memengaruhi perkembangan karya sastra. Banyak karya sastra yang tercipta dengan ragam
tema yang lebih bervariasimisalnya sosial budaya, ekonomi, politik, teknologi, kasih sayang
dan sebagainya. Selain itu, genre sastra telah mengalami perkembangan yakni puisi, pantun,
drama, cerita pendek, cerita bersambung, cerita bergambar, komik, drama, sandiwara, dan
sebagainya.
Secara etimologi (menurut asal-usul kata) kesusastraan berarti karangan yang indah.
“sastra” (dari bahasa Sansekerta) artinya : tulisan, karangan. Akan tetapi sekarang pengertian
“Kesusastraan” berkembang melebihi pengertian etimologi tersebut. Kata “Indah” amat luas
maknanya. Tidak saja menjangkau pengertian-pengertian lahiriah tapi terutama adalah
pengertian-pengertian yang bersifat rohaniah. Misalnya, bukankah pada wajah yang jelak orang
masih bisa menemukan hal-hal yang indah.
Menurut Teeuw (dalam Winarni, 2013:1) bahwa kata sastra berasal dari kata sas- dan –
tra. Kata sas- yang mengandung artimemberikan petunjuk atau mengarahkan, dan kata –tra yag
mengandung arti sarana. Kata sas- dan –tra merupakan diambildari bahasa Sansekerta.
Pengertian sastra menurut Teeuw mengandung makna bahwa sastra merupakan sarana untuk
mengarahkan hal-hal yang berkaitan dengan kehidupan. Untuk itu, sastra mengandung
pengalaman dan pengajaran mengenai kehidupan.
Sedangkan menurut Wellek dan Warren (2014:3) bahwa sastra adalah sebuah kegiatan
kreatif yang menghasilkan karya seni. Definisi tersebut bermakna bahwa sastra merupakan
seni. Oleh karena, seni dan sastra merupakan dua karya yang mengandung estetika.
Perbedaannya terdapat pada mediapublikasi, apabila seni menggunakan media benda
sedangkan sastra menggunakan media bahasa. Unsur estetika ini yang melatarbelakangi sastra
masuk menjadi bagian dari seni. Selain itu, media bahasa juga melatarbelakangi sastra menjadi
bagian dari kebahasaan.
Sastra tidak sekedar berorientasi pada estetika bahasa,lebih jauh dari estetika bahasa.
Sastra juga banyakmengungkapkan mengenai rasa, ekspresi, pengalaman dan pembelajaran.
Sastra lebih banyak bersinggungan dengan kehidupan bermasyarakat. Sehingga sastra menjadi
suatu karya yang menarik yang karena mampu mengungkapkan ekspresi, gagasan dan perasaan

2
melalui karya dengan imajinasi dan kreatifitas diri. Sisi lain dari karya sastra yang menarik
karena karya sastra sangat erat kaitannya dengan pembelajaran dan pengalaman hidup.
2. Peran Sastra dalam Kehidupan
Sastra bersifat menghibur bukan berarti membuat oembaca terpingjal-pingkal karena
tidak dapat menahan tawanya. Namun, lebih pada kepuasan batin ketika mengikuti alur cerita
atau menikmati keindahan penggunaan bahasa dalam memaparkan aspek-aspek kehidupan
(Priyanti, 2015:21).
Sastra tumbuh dan berkembang sejak zaman dahulu ketika manusia belum mengenal
tulisan. Pada zaman itu sastra berkembang secara turun temurun melalui lisan. Sedangkanketika
manusia telah mengenal tulisan, karya sastra diturunkan dan diabadikan melalui tulisan.
Penciptaan karya sastra ditujukan sebagai penyampaian pesan dan gagasan melalui estetika
bahasa. Pesan dan gagasan yang disebarkan melalui karya sastra banyak mengandung nilai-nilai
kehidupan. Maka, melalui karya sastra seseorang mampu mempelajari makna dan tujuan
kehidupan.
Sering kali kita mendengar istilah sastra merupakan cerminan realitas kehidupan.
Istilah tersebut menggambarkan bahwa karya sastra mengandung pembelajaran dan
pengalamanmengenai kehidupan. Hal ini merupakan upaya pengarang dalam menyampaikan
pesan-pesan mengenai kehidupan. Sastrasebagai cerminan kehidupan merupakan refleksi
pengarang mengenai problematika kehidupan masyarakat. Di dalam mengajarkan mengenai
pembelajaran dan pengalaman dalam kehidupan diperlukan penggambaran kehidupan yang
dikemas dalam karya sastra.
Damono (dalam Sangidu, 2004:44) berpendapat bahwa istilah karya sastra merupakan
cerminan kehidupan masih kabur karena masih disalahtafsirkan. Beberapa hal yang menjadi
perhatian Damono yaitu:
a) Fenomena yang diungkapkan dalam suatu karya sastra pada saat karya sastra tersebut
diciptakan belum tentu berlaku dalam kaitannya mencerminkan kehidupan masyarakat
tersebut karena terjadinya fenomena dan penciptaan karya sastra memiliki waktu yang
berbeda.
b) Kecenderungan dan sifat khusus yang dimiliki oleh pengarang dapat memengaruhi
fakta sosial antara realitas dan karya sastra.
c) Genre kesusastraan terkadang hanya mencerminkan kelompok sosial tertentu, bukan
cerminan sosialmasyarakat secara keseluruhan.
d) Karya sastra yang mencerminkan suatu fenomena sosial masyarakat secara detail
belum tentu dapat dipercaya sebagai cerminan masyarakat karena pengarang

3
mengolahnya dengan cara mencampukan imajinasi pengarang dan realitas sosial
masyarakat.
Akan tetapi peranan sastra dalam kehidupan sangat penting, mengingat sastra sebagai cerminan
kehidupan yang mampu memberikan pembelajaran mengenai kehidupan. Terlebih pada zaman
globalisasi, ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi hal yang harus mendapatkan perhatian
lebih.Karya sastra mampu memberikan pengetahuan yang terbungkus dalam imajinasi. Maka,
karya sastra harus mampu membentuk pribadi penikmat sastra menjadi pribadi yang positif,
berwawasan luas dan mampu mengatasi problematika kehidupan. Berkaitan dengan hal tersebut,
sastra harus mampu menghadirkan segala sisi kehidupan. Segala aspek kehidupan dapat
tergambarkan misalnya politik, sosial, perekonomian, moral, budaya, lingkungan, sejarah dan
sebagainya.
Maka, sastra memiliki kemampuan dalam membawa masyarakat kearah perubahan, baik
dalam segi budaya maupun sosial. Karya sastra dapat menjadi sumber inspirasi dan pendorong
kekuatan moral bagi proses perubahan sosial-budaya dari kondisi yang terpuruk menuju kearah
yang lebih baik yaitu mandiri dan merdeka.
3. Estetika Bahasa dalam Karya Sastra
Secara umum banyak orang menjelaskan pengertian sastra sebagai keindahan dalam
berbahasa. Pemahaman sastra sebagai produk manusia yang mengandung nilai keindahan
sudahbenar. Jika menelusuri arti sastra melalui sejarahnya, baik di Barat maupun di Indonesia,
nilai keindahan menjadi satu kriteria yang utama.
Pembelajaran dan pengalaman hidup dalam karya sastra terbungkus oleh bahasa sastra
yang mengandung estetika. Pemakaian bahasa yang estetik ini menarik minat penikmat sastra
sehingga para penikmat sastra mampu mengembangkan imajinasi ketika bercengkraman dengan
karya sastra. Di dalam karya sastra, gramatika bahasa, kohesi dan koherensi bahasa terkadang
diabaikan demi memenuhi perasaan dan ekspresi dalam membungkus bahasa agar mengandung
unsur estetika. Pemakaian unsur estetika dalam menciptakan karya sastra setiap pengarang
berbeda yang dapat mewujudkan ciri khas dan gaya bahasa tertentu.
Pemakaian estetika bahasa dalam karya sastra merupakan kebebasan pengarang dalam
mengolah bahasa yang sering disebut dengan licentia poetarum. Kebebasan ini
mengesampingkan gramatika bahasa dam cenderung menyimpang dari kaidah kebahasaan untuk
mendapatkannuansa estetika. Selain itu, ada yang menyebutnya licentia poetica yaitu kebebasan
yang dapat dilakukan oleh seminam untuk melanggar aturan tata bahasa atau kaidah berbahasa
(Ratna, 2011:145). Namun, penyimpangan bahasa ini mengandung makna yang memerlukan

4
interpretasi yang mendalam agar penikmat sastra mampu mengetahui isi dari karya sastra dan
mampu menikmati karya sastra secara keseluruhan.
4. Jenis-jenis Kesusastraan Indonesia
Ada beberapa bentuk karya sastra yang dikenal di Indonesia, antara lain:
a. Puisi
Karya sastra disebut puisi jika mempunyai ketentuan-ketentuan tentang jumlah kata,
bait, larik, rima, dan irama.  Dengan kata lain, puisi itu bentuknya terikat oleh berbagai
ketentuan. Pantun, syair, gurindam, puisi modern adalah contoh karya sastra yang
berbentuk puisi.
b. Drama
Drama ialah bentuk karya satra yang berusaha mengungkapkan perihal kehidupan
manusia melalui gerak dan percakapan diatas panggung.
c. Prosa (fiksi)
Prosa merupakan karya sastra yang disusun dalam bentuk cerita atau narasi. Prosa pada
umumnya merupakan cangkokan dari bentuk monolog dengan dialog.
d. Novel
Novel merupakan suatu bentuk karya sastra yang berbentuk prosa, yang memiliki unsur
intrinsik dan ekstrinsik. Kata novel berasa dari bahasa Italia yaitu 'novella' yang berarti
sebuah kisah atau cerita.

5
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kesusastraa yaitu segala hasil cipta karya manusia dengan bahasa sebagai alat atau instrumennya
yang dirangkai dengan indah dan baik, sehingga dapat meningkatkan budi pekerti manusia
melalui makna dan pesan yang disampaikan oleh penulis. Dalam proses penciptaan sebuah karya
sastra seorang penulis berusaha merubah fakta-fakta yang faktual menjadi fakta-fakta yang
imajinatif dan bahkan menjadi fakta-fakta yang artistik. Pesan-pesan yang disampaikan dikemas
menjadi nilai-nilai yang artistik yang tidak semata-mata ingin menyampaikan pesan moral
tentang baik buruk suatu perbuatan akan tetapi juga ungkapan ekspresi imajinasi yang
dituangkan dengan kemasan-kemasan artistik. Ada beberapa bentuk kesusastraan secara umum
yang dikenal di Indonesia yaitu 1). Puisi 2). Drama 3). Prosa (fiksi) 4). Novel

6
DAFTAR PUSTAKA

Faozan, Tri, Nugraha. Jenis-jenis Karya Sastra (2021). Diakses pada 8 September 2022, dari
https://www.bola.com/ragam/read/4663614/jenis-jenis-karya-sastra-yang-populer-lengkap-
beserta-penjelasannya
Guntur Tarigan Hendry, Prinsip-prinsip dasar sastra, (Bandung : Angkasa), diakses pada 8
September 2022, dari http://belajarbahasaindonesia.blogspot.com/2012/05/unsur-karya-
sastra.html

Anda mungkin juga menyukai