Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH METODE PENELITIAN

SAMPLING

DOSEN PENGAMPU : Dr. KAMIRI, M.Pd.

DI SUSUN OLEH :

DEWI KESUMAWATI ( 1988201003 )


NADA FIKRI NABILLA ( 1988201009 )
RIZKI MANOGI ( 1988201112 )
SUKMA JAYA ( 1988201002 )

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini. Kami mengucapkan terima kasih
kepada Ibu Dr. Kamiri, M.Pd, selaku dosen pengampu mata kuliah Metode Penelitian Bahasa
Indonesia dan teman-teman yang telah membantu dalam memberikan saran dan kritik serta
kepada orangtua yang telah membantu dan memberikan pengertian dalam melaksanakan tugas
makalah ini.

Dalam rangka memenuhi tugas Metode Penelitian Bahasa Indonesia maka makalah ini
dibuat dengan materi mengenai “Sampling”. Oleh karena itu, kami mengharapkan agar supaya
makalah ini dapat membantu bagi para pembaca terutama kami yang menyusun makalah ini.

Kami mengharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan makalah ini. Selain itu, kami
berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan tercapainya tujuan
pembelajaran dari makalah yang kami tulis ini.

Tangerang, 29 – September – 2021

Kelompok 6

DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Penelitian dilakukan untuk menganalisis suatu hal, sehingga dapat diketahui
kelebihan dan kekurangan hal tersebut atau menemukan hal baru yang lebih efektif.
Secara keseluruhan penelitian merupakan aktivitas pengumpulan fakta, bukti atau hasil
secara sistematis dalam rangka untuk menemukan, mengembangkan atau menguji
pengetahuan tentang fenomena alam maupun sosial.

Penelitian survai biasanya digunakan untuk mengkaji populasi dengan cara


menentukan sampel untuk menemukan insidensi, distribusi maupun korelasi variabel-
variabel atau beberapa bagian yang diteliti. Dalam penelitian survai ada yang
menggunakan sensus dan ada yang menggunakan sampel.

Dalam hal ini setiap proses pengambilan sampling harus menggunakan cara yang
baik dan benar, serta peneliti harus mempunyai pengetahuan dasar dan teknik sampling
secara keseluruhan.
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN SAMPLING

Sampling adalah proses dan cara mengambil sampel/ contoh untuk menduga keadaan suatu
populasi.  Contoh serangga diambil dari suatu area untuk diduga berbagai karakteristik
populasinya seperti kepadatan populasi,  sebarannya dalam habitat, jumlah relatif masing-
masing stadia, dan fluktuasi jumlah serangga menurut waktu. Metode sampling dapat dibedakan
menjadi probability sampling dan non probability sampling. Probability sampling memberikan
kesempatan pada setiap unsur untuk dipilih, sedangkan non probability sampling tidak
memberikan kesempatan yang sama untuk dipilih. Probability sampling terdiri dari :

 Simple Random Sampling


Merupakan pengambilan sampel yang memberikan kesempatan yang sama pada
setiap unsur populasi untuk dipilih. Cara ini dapat menggunakan bantuan tabel
random maupun menggunakan cara seperti yang biasa dilakukan ibu-ibu arisan
dengan cara membuat gelas kocokan. Data yang digunakan harus homogeny.

 Stratified Random Sampling


Merupakan cara pengambilan sampel dengan cara melakukan stratifikasi pada
populasi yang tidak homogen, sehingga sampel yang diperoleh dapat homogen. Acak
dapat dilakukan pada setiap subgrup.

 Cluster Sampling
Merupakan cara pengambilan sampel dengan cara diklasterkan menjadi grup untuk
diambil secara acak. Contoh, meneliti perguruan tinggi sepulau jawa. Perguruan
tinggi dijadikan klaster primer (pengambilan acak) dan jumlah mahasiswa dari
masing-masing perguruan tinggi sebagai klaster sekunder (pengambilan acak).

 Stratified Cluster Sampling


Merupakan cara pengambilan sampel dengan cara distratifikasi kemudian
dikelompokkan berdasarkan klaster. Contoh, meneliti perguruan tinggi sepulau jawa.
Perguruan tinggi distratifikasi menjadi besar, sedang (Strata primer), kecil kemudian
diacak untuk diambil perguruan tinggi dari masing-masing stratifikasi (klaster
primer). Kemudian distratifikasi menjadi mahasiswa tingkat I sampai IV (strata
sekunder) dan kemudian diacak 25 mahasiswa tiap angkatan (klaster sekunder).
Non Probability Sampling terdiri dari:

 Purposive Sampling
Merupakan pengambilan sampel populasi dengan menggunakan kriteria-kriteria khusus

 Quota Sampling
Merupakan pengambilan sampel berdasarkan jumlah yang ditentukan

  Accidental Sampling
Merupakan pengambilan sampel berdasarkan kebetulan.

Pengambilan sampel harus tepat dan benar, karena hal ini memiliki pengaruh yang besar dalam
keberhasilan proses penelitian. Semoga informasi dan ulasan ini dapat memberi tambah untuk
ilmu pengetahuan dan dapat diambil manfaatnya.
B. KONSEP SAMPLING

Sampling dapat dilakukan sebelum atau setelah tindakan pengendalian hama


pascapanen. Tujuan sampling hama pascapanen sebenarnya adalah untuk menentukan kapan
waktu yang tepat untuk intervensi tindakan dan untuk menentukan apakah intervensi
pengendalian telah efektif menekan populasi serangga.  Tujuan ini menentukan area
sampling, peralatan sampling, cara mengumpulkan data dan bagaimana data dianalisis.  Hal
pertama yang harus diketahui adalah konsep sampling. 

C. TEKNIK SAMPLING

Teknik sampling adalah metode yang meliputi pemilihan unit contoh yang tepat a serta
proses penarikan contoh.  Unit contoh apa yang akan dipakai disesuaikan dengan sifat
bioekologi serangga.  Misalnya, unit contoh berupa perangkap berumpan hanya tepat untuk
sampling serangga yang tertarik umpan tersebut.  Proses penarikan contoh bisa bisa
dilakukan secara random atau sistematik (non ramdom). Pada proses random, pemilihan titik
contoh berdasarkan tabel angka acak.  Sebaliknya, titik contoh pada sampling sistematik
mengikuti aturan tertentu, misalnya jarak yang sama antar titik contoh, posisi pengambilan
sampel yang sama untuk bahan simpan yang sedang bergerak dan lain-lain.

 Statistik Dasar
Hampir semua hipotesis statistik berdasar pada asumsi bahwa sampel data
terdistribusi normal.  Sebaran data jumlah serangga per unit contoh, lama
perkembangan hidup serangga, jumlah serangga yang mati setelah fumigasi dan
sebagainya apabila diplotkan akan menghasilkan kurva yang berbentuk seperti genta,
terutama bila unit contoh cukup besar (>30). 

Apabila data pengamatan dalam suatu unit contoh dihitung/diukur dan dilambangkan
dengan x, maka rata-rata atau mean data per unit contoh  adalah:
               
Varian (s2) adalah jumlah kuadrat dari selisih data unit contoh (xi) dan mean ,
sehingga rumus sederhananya adalah dengan n-1 derajat bebas. 
Akar kuadrat dari varian (Ös2=s) disebut deviasi standar sampel dan menunjukkan
seberapa dekat mean hasil perhitungan sampling terhadap mean populasi sebenarnya.
 Program Sampling
Semua pengetahuan terdahulu tentang sampling biasanya menghasilkan program
sampling.  Program sampling menunjukkan unit contoh apa yang digunakan, berapa
banyaknya titik contoh, kapan dilakukan sampling, bagaimana distribusi spasial
(dispersi serangga), analisis statistik apa yang digunakan dan sebagainya.  Program
sampling sangat berguna untuk menentukan apakah pada saat tertentu perlu atau tidak
dilakukan intervensi pengendalian.  Program sampling yang dilaksanakan dengan
baik akan menjadi salah satu kunci pengendalian hama pascapanen di penyimpanan.
BAB III
PENUTUP

Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam
makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya
pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah
ini.
Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman dusi memberikan kritik dan saran
yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan dan penulisan makalah di
kesempatan – kesempatan berikutnya.
Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca yang
budiman pada umumnya.

Anda mungkin juga menyukai