Anda di halaman 1dari 8

Ringkasan Materi Kuliah RPS 6

Metodologi Penelitian
“POPULASI DAN SAMPEL”
Dosen Pengampu : Dr. I Dewa Nyoman Badera, S.E., M.Si., Ak

Oleh:
KELOMPOK 6
Ni Kadek Dwi Feby Sugiantari (1907531162)
Komang Tika Dewi (1907531182)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
2021
6.1. Definisi Populasi dan Sampel
Definisi Populasi
Populasi (population) merupakan sekelompok orang, kejadian atau segala
sesuatu mempunyai karakteristik tertentu. Jadi populasi bukan hanya orang,
tetapi juga obyek dan benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar
jumlah yang ada pada onyek/subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh
karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subyek/obyek itu. Anggota populasi
disebut dengan elemen populasi (populasi Element). Masalah populasi timbul
terutama pada perelitian opini yang menggunakan metode survey sebagai tektik
pengumpulan data. Penentuan populasi berbeda dengan penentuan unit analisis,
meskipun keduanya berkaitan dengan unit data yang dianalisis.
Definisi Sampel
Sampel adalah sebagian dari subjek dalam populasi yang diteliti, yang
sudah tentu mampu secara representatif dapat mewakili populasinya. Menurut
Sugiyono sampel adalah bagian atau jumlah dan karakteritik yang dimiliki oleh
populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari
semua yang ada pada populasi, misal karena keterbatan dana, tenaga dan waktu,
maka peneliti akan mengambil sampel dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari
sampel itu, kesimpulannya akan diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel
yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif (Sugiyono, 2011).
Dari beberapa pandangan diatas, dapat disimpulkan bahwa sampel
merupakan bagian dari populasi yang dipilih dengan menggunakan aturan-
aturan tertentu, yang digunakan untuk mengumpulkan informasi/data yang
menggambarkan sifat atau ciri yang dimiliki populasi.

6.2. Penelitian menggunakan populasi dan sampel


Penelitian yang bekerja dengan sampel, berarti hanya mengambil sebagian
saja dari anggota populasi untuk dijadikan sebagai sampel dan selanjutnya
berdasarkan analisis sampel dibuat generalisasi. Faktor penting di sini adalah
generalisasi, artinya seberapa jauh simpulan dari analisis sampel dapat
digeneralisasikan. Salah satu kaidah penelitian ilmiah, seperti generalizability
yang artinya hasil penelitian tersebut memiliki kemampuan generalisasi.
Kemampuan generalisasi ini sangat tergantung dari besamya sampel.
Sampel yang representative (mewakili) meniliki kemampuan generalisasi.
Penelitian yang bekerja dengan populasi tidak perlu menghadapi persoalan
generalisasi. Peneliti terhindar dari sampling karena jumlah sampel yang
diambil sama dengan jumlah anggota populasi. Pada penelitian populasi, peneliti
biasanya berhadapan dengan kendala biaya, waktu dan tenaga.

6.3. Kriteria Sampel yang baik


Penelitian dengan menggunakan sampel yang representative akan
memberikan hasil yang mempunyai kemampuan untuk digeneralisasi. Kriteria
sampel yang representatif tergantung pada dua aspek yang saling berkaitan yaitu
 Akurasi sampel
Sampel yang akurat adalah sejauh mana statistik sampel dapat mengestimasi
parameter populasi dengan tepat. Akurasi berkaitan dengan tingkat keyakinan
(confidence level). Semakin akurat suatu gampel akan semakin tinggi tingkat
keyakinan bahwa statistik sampel mengestimasi parameter populasinya
dengan tepat. Tingkat keyakinan, dalam statistik dinyatakan dengan
persentase.
 Ketelitian (presisi) sampel
Sampel yang presisi adalah sejauh mana hasil penelitian berdasarkan sampel
dapat merefleksikan realitas populasinya dengan teliti. Presisi menunjukkan
tingkat ketepatan hasil penelitian berdasarkan sampel menggambarkan
karakteristik populasinya. Presisi umumnya dinyatakan dengan interval
keyakinan (confidenceinterval) dari sampel yang dipilih.

6.4. Pertimbangan penentuan ukuran sampel


Pertimbangan Ukuran Sampel
Empat hal yang harus dipertimbangkan dalam menentukan besarnya sampel
dalam suatu penelitian, yaitu:
 Derajat keseragaman
Apabila populasi seragam sempurna, maka satu elementer saja dari seluruh
populasi sudah cukup representative untuk diteliti. Jika populasi adalah
completely heterogeneous, maka hanya pencacahan lengkaplah dapat
memberikan gambaran yang refresentatif
 Presisi yang dikehendaki dalam penelitian
Tingkat ketepatan ditentukan oleh perbedaan perbedaan hasil sampel dengan
hasil pencacahan lengkap dengan asumsi instrumen, teknik wawancara,
kualitas pewawancara yang digunakan sama. Secara kuantitatif presisi diukur
dari standar error. makin kecil kesalahan baku, makin besar tingkat presisi
 Rencana analisis
Rencana analisis data dengan teknik analisis tertentu sangat menentukan
besamya sampel yang harus diambil.
 Ketersediaan biaya, tengga dan waktu

Penentuan Ukuran Sampel:


Ada yang menyatakan paling sedikit 10% dari jumlah populasinya. Pendapat-
pendapat tersebut kurang tepat, karena untuk menentukan ukuran sampel
tergantung pada variasi populasinya. Semakin besar dispersi atau variasi suatu
populasi maka semakin besar pula ukuran sampel yang diperlukan agar estimasi
terhadap parameter populasi dapat dilakukan dengan akurat dan presisi. Glenn D
Israel, dari University of Florida (1992) mengemukakan pertimbangan dalam
menentukan ukuran sampel untuk penelitian adalah:
 The Level of Precision
Tingkat kepresisian suatu sampel atau sering disebut sampling error, atau
kesalahan sampel yang ditunjukan dengan perbandingan antara rata-rata
populasi dengan rata-rata sampel.
 The Confidence Level
Tingkat kepercayaan suatu sampel. Teori ini berlandaskan asumsi bahwa
populasi berdistribusi normal dan populasi itu merupakan kumpuan sampel-
sampel yang dapat diambil secara berulang. Dengan demikian kepercayaan
sampel yang diambil dari populasi bersifat peluang.
 Degree of Variability
Derajat variabilitas suatu populasi. Populasi yang variabilitasnya tinggi
sangat heterogin. Hal ini berarti bila populasi semakin heterogin, maka
ukuran sampel akan semakin besar, dan sebaliknya bila populasi homogen
maka ukuran sampel akan semakin kecil.
6.5. Ukuran sampel
Berdasarkan atas pertimbangan penentuan ukuran sampel, peneliti dapat
menentukan ukuran sampel yang dapat dipandang representatif mewakili
populasi. Makin besar jumlah sampel mendekati populasi, maka peluang
kesalahan gencralisasi semakin kecil dan sebaliknya makin kecil jumlah sampel
menjauhi populasi, maka makin besar kesalahan generalisasi.
Jumlah sampel yang dipandang representative tergantung pada tingkat presisi
yang dikehendaki. Presisi yang dikehendaki dapat dipresentasikan dari derajat
kesulahan secara statistik apakah 1%, 5%, atau 10%%. Semakin tinggi presisi
yang dikchendaki, semakin kecil tingkat kesalahan yang harus ditentukan.
Derajat kesalahan 1% memiliki presisi lebih tinggi daripada derajat kesalahan 5%
atau 10%.

6.6. Sumber Kesalahan Sampel


1. Sampling Frame Error
Sampling Frame Error adalah kesalahan yang terjadi bila elemen sampel
tertentu tidak diperhitungkan, atau bila seluruh populasi tidak diwakili secara
tepat oleh kerangka sampel
2. Random Sampling Error
Random Sampling Error adalah kesalahan akibat adanya perbedaan antara
hasil sampel dan hasil sensus yang dilakukan dengan prosedur yang sama.
Kesalahan ini dapat terjadi karena fluktuasi statistik yang terjadi karena
variasi peluang dalam elemen sampel yang terpilih
3. Nonresponse Error
Nonresponse error adalah kesalahan akibat perbedaan statistik antara survei
yang hanya memasukkan mereka yang merespon dan tidak mereka yang
gagal merespon

6.7. Tahap Pemilihan Sampel


Tahapan atau proses pemilihan sampel meliputi :
1. Penentuan Populasi, menentukan apa yang menjadi elemen populasi
(individu, organisasi, produk)
2. Penentuan Unit Pemilihan Sampel, menentuka kelompok-kelompok elemen
berdasarkan desain sampel yang digunakan
3. Penentuan Kerangka Pemilihan Sampel, menentulan daftar elemen dari
setiap unit pemilihan sampel
4. Penentuan Desain Sampel, menentukan teknik sampling yang digunakan
(probability sampling atau non probability sampling)
5. Penentuan Jumlah Sampel, menentukan jumlah atau besarnya sampel yang
digunakan dalam penelitian
6. Pemilihan Sampel, menentukan elemen yang akan menjadi sampel dari
penelitian yang dilakukan

6.8. Metode Pengambilan Sampel/Teknik Sampling


a. Teknik Pengambilan Sampel secara Acak (Random Sampling/Probability
Sample)
Teknik sampling probabilitas atau random sampling merupakan teknik
sampling yang dilakukan dengan memberikan peluang atau kesempatan
kepada seluruh anggota populasi untuk menjadi sampel. Dengan demikian
sampek yang diperoleh diharapkan merupakan sampel yang representatif.
Teknik sampling semacam ini dapat dilakukan dengan cara-cara sebagai
berikut :
1. Teknik sampling secara rambang sederhana (random sampling). Cara
paling populer yang dipakai dalam proses penarikan sampel rambang
sederhana adalah dengan undian
2. Teknik sampling secara sistematis (systematic sampling). Prosedur ini
berupa penarikan sampel dengan cara mengambil setiap kasus (nomor
urut) yang kesekian dari daftar populasi
3. Teknik sampling secara rambang proporsional (proporsional random
sampling). Jika populasi terdiri dari subpopulasi-subpopulasi maka
sampel penelitian diambil dari setiap subpopulasi. Adapun cara
pengambilannya dapat dilakukan secara undian maupun sistematis
4. Teknik sampling secara rambang bertingkat. Bila subpopulasi-
subpopulasi sifatnya bertingkat, cara pengambilan sampel sama seperti
pada teknik sampling secara proporsional
5. Teknik samplibf secara kluster (cluster sampling). Ada kalanya peneliti
tidak tahu persis karakteristik populasi yang ingin dijadikan subjek
penelitian karena populasi tersebar di wilayah yang amat luas. Teknik
pengambilan sampel semacam ini disebut cluster sampling atau multi-
stage sampling
b. Teknik Pengambilan Sampel secara Tidak Acak (Non Random
Sampling/Non Prbability Sample)
Pemilihan sampel dengan cara ini tidak menghiraukan prinsip-prinsip
probability. Pemilihan sampel tidak secara random. Hasil yang diharapkan
hanya merupakan gambaran kasar tentang suatu keadaan.
Cara ini dipergunakan bila biaya sangat sedikit, hasilnya diminta segera,
tidak memerlukan ketepatan yang tinggi, karena hanya sekedar gambaran
umum saja. Teknik pengambilan sampel secara tidak acak atau non
probability sample ini memiliki beberapa cara yang telah dikenal di dunia
penelitian, yaitu :
1. Sampel dengan Maksud (Purposive Sampling)
Pengambilan sampel dilakukan hanya atas dasar pertimbangan penelitinya
saja yang menganggap unsur-unsur yang dikehendaki telah ada dalam
anggota sampel yang diambil
2. Sampel Tanpa Sengaja (Accidental Sampling)
Sampel diambil atas dasar seandainya saja, tanpa direncanakan lebih
dahulu. Juga jumlah sampel yng dikehendaki tidak berdasarkan
pertimbangan yang dapat dipertanggungjawabkan
3. Sampel Berjatah (Quota Sampling)
Pengambilan sampel hanya berdasarkan pertimbangan peneliti saja, hanya
disini besar dan kriteria sampel telah ditentukan terlebih dahulu
DAFTAR PUSTAKA
Rahyuda, Ketut. 2016. Metodologi Penelitian Bisnis Edisi Revisi 2017. Bali :
Udayana University Press
Sugiyono. 2018. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Penerbit Alfabeta

Anda mungkin juga menyukai