Anda di halaman 1dari 11

Analisis kuantitatif dalam

pengambilan keputusan manajemen


Pertemuan II: David Y,D, Mahulae, SE,ME
A. Pengertian Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan (Desicion making) adalah melakukan penilaian dan
menjatuhkan pilihan. Keputusan ini diambil setelah melalui beberapa perhitungan dan
pertimbangan alternatif. Sebelum pilihan dijatuhkan, ada beberapa tahap yang
mungkin akan dilalui oleh pembuat identifikasi masalah utama, menyusun alternatif
yang akan dipilih dan sampai pada pengambilan keputusan yang terbaik.
Secara umum, pengertian pengambilan keputusan telah dikemukakan oleh banyak ahli,
diantaranya adalah :
G.R. Terry :
Mengemukakan bahwa pengambilan keputusan adalah sebagai pemilihan yang
didasarkan kriteria tertentu atas dua atau lebih alternatif yang mungkin.
Claude S. Goerge, Jr :
Mengatakan proses pengambilan keputusan itu dikerjakan oleh kebanyakan manajer
berupa suatu kesadaran, kegiatan pemikiran yang termasuk pertimbangan, pemilihan
diantara sejumlah alternatif.
Jadi, pengambilan keputusan adalah untuk memecahkan masalah melalui tahapan-
tahapan agar keputusan itu tepat sasaran dan diambil dalam rangka memecahkan
masalah (problem solving) suatu perusahaan atau lainnya.
 B. Metode Kuantitatif Pengambilan Keputusan
Metode kuantitatif pengambilan keputusan dikenal dengan nama teknik management
science dan operations research. Riset operasi menggambarkan, memahami, dan
memperkirakan perilaku berbagai sistem yang komplek dalam kehidupan manusia.
Tujuannya menyediakan informasi yang akurat.
Namun, jika ramalan didasarkan pada model matematika, maka pendekatan yang
digunakan adalah kuantitatif.
Umumnya pendekatan kuantitatif dalam pengambilan keputusan yang menggunakan
model-model matematika. Matematika sudah ditemukan oleh manusia ribuan tahun
yang lalu dan telah bayak digunakan dalam banyak aplikasi. Salah satu aplikasi
matematika adalah untuk pengambilan keputusan.
Untuk kasus yang lebih kompleks tentu saja dibutuhkan model matematika yang lebih
rumit. Telah banyak model analisis kuantitatif yang dikembangkan dalam pengambilan
keputusan.
Semua metode kuantitatif akan mengkonversikan data mentah menjadi informasi yang
bermanfaat untuk pengambilan keputusan dari :
RAW MATERIAL -> ANALISIS KUANTITATIF -> INFORMASI YANG BERGUNA
 Langkah-langkah dalam pengambil keputusan
1. Mendefinisikan Masalah. 
Secara sederhana, masalah merupakan perbedaan (gap) antara situasi yang diinginkan
dengan kenyataan yang ada. Pada dasarnya, semua langkah pengambilan keputusan
dilakukan untuk menghilangkan atau mengurangi perbedaan yang ada antara yang
diharapkan dan yang terjadi.
2. Mengembangkan Model 
Dalam langkah pengembangan model dikenal istilah variabel yang nilai-nilainya akan
mempengaruhi keputusan yang akan diambil. Dalam kasus nyata, variabel-variabel ini
sebagian dapat dikendalikan dan sebagian yang lain tidak.
Model adalah representasi dari sebuah situasi nyata.
a. Model fisik, contohnya miniatur mobil, rumah
b. b. Model logika, contohnya aliran listrik dengan rangkaian tertentu, logika arus
lalu lintas.
c. c. Model matematika, contohnya pendapatan, tabungan
3. Mengumpulkan Data
Data yang akurat sangat penting untuk menjamin analisis kuantitatif yang dilakukan
menghasilkan keluaran seperti yang diinginkan. Sumber data untuk pengujian model
dapat berupa laporan-laporan perusahaan seperti :
a. pengukuran langsung di lapangan dan hasil sampling statistik
b. Laporan keuangan dan dokumen perusahaan lainnya
c. Hasil wawancara
4. Membuat Solusi
     Solusi yang diambil dalam pendekatan kuantitatif dilakukan dengan memanipulasi
model dan dengan masukan data yang dihasilkan pada langkah
sebelumnya. Banyak metode yang bisa dilakukan dalam membuat solusi, seperti
memecahkan persamaan (model matematika) yang sudah dikembangkan sebelumnya,
menggunakan pendekatan trial and error
dengan data masukan yang berbeda-beda untuk menghasilkan solusi “terbaik”, atau
menggunakan alogaritma atau langkah-langkah penyelesaian detail
khusus yang telah dikembangkan. Apapun metode yang digunakan, solusi yang
dihasilkan haruslah praktis (practical) dan dapat diterapkan (implementable).
Solusi “terbaik” yang dihasilkan harus tidak rumit dan dapat digunakan untuk
memecahkan masalah yang ada
5. Menguji Solusi. 
Untuk menjamin bahwa solusi yang dihasilkan merupakan yang terbaik, maka pengujian harus dilakukan,
baik pada model ataupun pada data masukan. Pengujian ini dilakukan untuk melihat akurasi (accuracy)
dan kelengkapan model dan data yang digunakan. Untuk melihat akurasi dan kelengkapan data, data
yang diperoleh dari berbagai sumber dapat dimasukkan kedalam model dan hasilnya dibandingkan. Model
dan data yang akurat dan lengkap seharusnya menjamin konsistensi hasil. Pengujian ini penting dilakukan
sebelum analisis hasil dilakukan.

6. Menganalisis Hasil. 
Analisis hasil dilakukan untuk memahami langkah-langkah yang harus dilakukan jika sebuah keputusan
telah dipilih. Selanjutnya implikasi langkah-langkah yang dilakukan juga harus dianalisis. Dalam langkah
ini analisis sensitivitas (sensitivity analysis) menjadi sangat penting. Analisis sensitivitas dilakukan dengan
mengubah-ubah nilai-nilai masukan model dan melihat perbedaan apa yang terjadi pada hasil. Dengan
demikian, analisis sensitivitas akan membantu untuk lebih memahami masalah yang dihadapi dan
kemungkinan-kemungkinan jawaban atas masalah tersebut.

7. Mengimplementasikan Hasil. 
Langkah implementasi ini dilakukan dengan menerapkan hasil analisis kedalam proses-proses yang
terdapat dalam perusahaan. Tidak kalah penting dalam langkah ini adalah memonitor hasil dari
penerapan solusi. Namun, perlu disadari bahwa implementasi hasil analisis (solusi) bukanlah tanpa
hambatan. Salah satu hambatan yang mungkin dihadapi adalah bagaimana meyakinkan pihak manajemen
bahwa solusi yang ditawarkan merupakan yang terbaik dan akan memecahkan masalah yang ada. Dalam
kasus ini, analisis sensitivitas atas model yang dihasilkan sekali lagi dapat digunakan untuk menjual solusi
yang dihasilkan kepada pihak manajemen.
C. Bentuk-Bentuk Pembuatan Keputusan
(Decision Making) 
Pembuatan keputusan yaitu proses serangkaian kegiatan yang akan dilakukan dalam
penyelesaian suatu masalah. Pembuatan keputusan ini dilakukan oleh setiap jabatan
dalam organisasi. Manajer akan membuat keputusan yang berbeda dalam situasi dan
kondisi yang berbeda pula. Bentuk keputusan ini bisa berupa keputusan yang
diprogram (Programmed Decisions) atau tidak, bisa juga dibedakan antara keputusan
yang dibuat dibawah kondisi kepastian, resiko dan ketidakpastian.
Keputusan terprogram yaitu keputusan yang dibuat menurut kebiasaan, aturan atau
prosedur yang terjadi secara rutin dan berulang-ulang. Contoh : penetapan gaji
pegawai, prosedur penerimaan pegawai baru, prosedur kenaikan jenjang kepegawaian
dan sebagainya. Keputusan tidak terprogram (non-program med decision), yaitu
keputusan yang dibuat karena terjadinya masalah-masalah khusus atau tidak biasanya.
Contoh : pengalokasian sumber daya – sumber daya organisasi, penjualan yang
merosot tajam, pemakaian teknologi yang termodern dan lain sebagainya.
Keputusan dengan kepastian, resiko dan ketidakpastian, ini tergantung dari beberapa
aspek yang tidak dapat diperkirakan dan dipastikan sebelumnya, seperti reaksi pesaing,
perubahan perekonomian, perubahan teknologi, perilaku konsumen dan lain sebagainya.
Oleh karena itu terbagi dalam tiga jenis situasi, yaitu :
1. Kepastian (certainty), yaitu dengan diketahuinya keadaan yang akan terjadi diwaktu
mendatang, karena tersedianya informasi yang akurat dan responsibility.
2. Resiko (risk) yaitu dengan diketahuinya kesempatan atau probabilitas setiap
kemungkinan yang akan terjadi serta hasilnya, tetapi informasi yang lengkap tidak
dimiliki oleh organisasi atau perusahaan.
3. Ketidakpastian (uncertainty), dimana manajer tidak mengetahui probabilitas yang
dimiliki serta tidak diketahuinya situasi yang akan terjadi diwaktu mendatang, karena
tidak mempunyai informasi yang dibutuhkan. Umumnya ini menyangkut keputusan yang
kritis dan paling menarik.
Menurut Davis, bentuk keputusan ada dua. Yang pertama keputusan terstruktur dan
kedua keputusan yang tidak terstruktur. Sedangkan bentuk keputusan lain berkisar
diantara kedua jenis tersebut.
Menurutnya, keputusan terstruktur itu mempunyai aturan-aturan yang jelas dan teliti,
dipakai berulang-ulang, dapat diprogramkan sehingga mungkin didelegasikan kepada
orang lain dan dapat pula dikomputerisasi.
C. Proses Pembuatan Keputusan
1. Pemahaman dan Perumusan Masalah
Manajer harus dapat menemukan masalah apa yang sebenarnya, dan menentukan bagian-bagian mana yang harus
dipecahkan dan bagian mana yang seharusnya dipecahkan.
2 Pengumpulan dan Analisa Data yang Relevan.
Setelah masalahnya ditemukan, lalu ditentukan dan dibuatkan rumusannya untuk membuat keputusan yang
tepat.
3 Pengembangan Alternatif
Pengembangan alternatif memungkinkan menolak kecenderungan membuat keputusan yang cepat agar tercapai
keputusan yang efektif.
4 Pengevaluasian Terhadap Alternatif yang Digunakan
Menilai efektivitas dari alternatif yang dipakai, yang diukur dengan menghuungkan tujuan dan sumber daya
organisasi dengan alternatif yang realistis serta menilai seberapa bail alternatif yang diambil dapat membantu
pemecahan masalah.
5 Pemilihan Alternatif Terbaik
Didasarkan pada informasi yang diberikan kepada manajer dan ketidaksempurnaan kebijaksanaan yang diambil
oleh manajer.
6 Implementasi Keputusan
Manajer harus menetapkan anggaran, mengadakan dan mengalokasikan sumber daya yang diperlukan, serta
memperhatikan resiko dan ketidakpuasan terhadap keputusan yang diambil. Sehingga perlu dibuat prosedur
laporan kemajuan periodik dan mempersiapkan tidakan korektif bila timbul masalah baru dalam keputusan yang
dibuat serta mempersiapkan peringatan dini atas segala kemungkinan yang terjadi.
7 Evaluasi atas Hasil Keputusan
Implementasi yang telah diambil harus selalu dimonitor terus-menerus, apakah berjalan lancar dan memberikan
hasil yang diharapkan.
E. Kelebihan dan Kekurangan penggunaan
metode Kuantitatif Pengambilan Keputusan
• Kelebihan Metode Kuantitatif
a. Dapat digunakan untuk menduga atau meramal.
b. Hasil analisis dapat diperoleh dengan pasti dan akurat apabila digunakan sesuai aturan-
aturan yang telah ditetapkan.
c. Dapat digunakan untuk mengukur interaksi hubungan antara dua/lebih variabel
(peubah).
d. Dapat menyederhanakan realitas permasalahan yang kompleks & rumit dalam sebuah
model.
• Kekurangan Metode Kuantitatif
a.  Berdasarkan pada anggapan-anggapan (Asumsi)
b. Asumsi tidak sesuai dengan realitas yang terjadi atau menyimpang jauh maka
kemampuannya tidak dapat dijamin bahkan menyesatkan.
c. Data harus berdistribusi normal dengan skala pengukuran data yang harus digunakan
adalah interval & rasio.
d. Dapat digunakan untuk menganalisis data yang populasi/sampelnya sama.
e. Tidak dapat dipergunakan untuk menganalisis dengan cuplikan (Sampel) yang
jumlahnya sedikit
Tugas: Buat Makalah :
“Apa tujuan sebuah penelitian
menggunakan metode 
kuantitatif dalam menyusun
sebuah penelitian...!!”

Anda mungkin juga menyukai