Anda di halaman 1dari 7

Akuntan dan Pengembangan Sistem

• Istilah sistem informasi akuntansi melibatkan aktivitas pengembangan


sistem. Dalam aktivitas pengembangan sistem, diharapkan akuntan
dan auditor dapat bertindak secara profesional.
• Karakteristik pengembangan sistem
Proyek pengembangan sistem terdiri dari tiga fase, yaitu :
1. Analisis sistem
2. Desain sistem
3. Implementasi sistem
Analisis Sistem
• Melibatkan penyusunan solusi dan evaluasi solusi untuk menyelesaikan
masalah sistem. Analisis sistem menekankan tujuan sistem secara keseluruhan.
Dasar dari analisis sistem adalah timbal balik antara tujuan sistem. Tujuan
umum analisis sistem adalah :
1. Untuk meningkatkan kualitas informasi
2. Untuk meningkatkan pengendalian internal
3. Untuk meminimalkan biaya, jika memungkinkan
• Tujuan di atas saling berhubungan dan terkadang saling bertentangan. Titik
timbal balik antara kualitas, ekonomis dan manfaat, ataupun antara
kemudahan dan realitas, haruslah ditentukan. Terkadang evaluasi timbal balik
harus dilakukan secara subjektif mengingat banyaknya faktor-faktor penentu.
Desain Sistem & Implementasi Sistem
• Desain sistem merupakan proses merancang secara rinci solusi yang
telah dipilih dalam proses analisis.
• Desain sistem mencakup evaluasi efektivitas dan efisiensi alternatif
rancangan sistem terkait dengan kebutuhan sistem secara keseluruhan. 
• Implementasi sistem merupakan proses penerapan prosedur dan
metode yang telah dirancang ke dalam operasi,  mencakup pengujian
solusi sebelum implementasi, dokumentasi, serta evaluasi sistem pada
saat sistem tersebut mulai dioperasikan untuk memastikan bahwa
sistem berfungsi sesuai dengan yang telah direncanakan.
Pendekatan Sistem
• Merupakan suatu prosedur untuk  mengadministrasi proyek sistem. Tujuannya untuk membantu
terlaksananya pengembangan sistem yang efektif dan teratur. Terdiri dari 6 tahap yaitu :
1. Menetapkan tujuan sistem
2. Menyusun berbagai alternatif solusi
3. Analisis sistem
4. Desain sistem
5. Implementasi sistem
6. Evaluasi sistem
• Pendekatan sistem mempunyai subsistem. Karenanya, setiap tahapan dalam proses dapat
menjadi subjek dari pendekatan sistem. Perancangan secara top-down (dari atas ke
bawah) dengan perbaikan yang terus-menerus merupakan esensi pendekatan sistem untuk
menyelesaikan masalah.
Cetak Biru Proses Bisnis
• Dengan cetak biru proses bisnis, perusahaan menggunakan cetak biru standar industri
atau yang berlaku umum, dan bukannya mendesain sendiri sistem perusahaannya.
Perusahaan perancang bekerjasama dengan pembeli untuk memilih sekumpulan cetak
biru dari berbagai ragam cetak biru yang ada, kemudian disesuaikan dengan
kebutuhan spesifik pembeli.
• Banyak perusahaan memilih alternatif ini karena lebih efektif dan efisien daripada
mendesain sendiri sistem mulai dari nol. Cetak biru memungkinkan perusahaan
menghemat tenaga sehingga sumber daya perusahaan dapat lebih memusatkan
perhatian pada proses bisnis bagi tercapainya tujuan organisasi.
• Perusahaan perintis pendekatan cetak biru adalah SAP.  Namun cetak biru bukan satu-
satunya obat kebutuhan sistem yang mujarab. Masalah dapat timbul ketika
perusahaan menerapkan cetak biru atau mungkin sana cetak biru sama mahalnya
ketimbang alternatif mengembangkan sistem sendiri.
Pertimbangan Perilaku dalam Pengembangan
Sistem
• Manajemen, pengguna, dan personil sistem terlibat dalam perancangan
dan operasi suatu sistem informasi. Banyak masalah yang dapat terjadi
dalam implementasi sistem.
• Sistem informasi yang baru menyebabkan perubahan relasi kerja,
perubahan deskripsi pekerjaan, dan bahkan perubahan struktur
organisasi. beberapa faktor seperti faktor teknis, situasi, perilaku, dan
personel harus dipertimbangkan.
• Selain itu juga dibutuhkan kerjasama dari pengguna sistem agar sistem
dapat diimplementasikan. Kerjasama pengguna harus dipastikan sejak
perancangan sistem. Untuk memastikan kesesuaian jadwal, hubungan
antara pengguna dan personel sistem informasi penting untuk dibina. 
Perancangan Berorientasi Pengguna
• Filosofi ini mengindikasikan pentingnya sikap dan pendekatan
pengembangan sistem yang secara sadar mempertimbangkan seluruh
konteks organisasi.
• Pengguna perlu dilibatkan dalam perancangan aplikasi. Output perlu
dirancang dengan fokus pada kebutuhan pengambil keputusan. 
• Pengguna harus dapat memahami tujuan dan karakteristik setiap output
supaya output tersebut dapat dimanfaatkan secara maksimal.
• Terakhir, sistem harus disiapkan untuk menerima perubahan dan untuk
diubah setelah operasi dimulai. Antisipasi akan kemungkinan ini dan hal-hal
lain merupakan hal yang penting dalam filosofi perancangan sistem yang
berorientasi pada pengguna.

Anda mungkin juga menyukai