Anda di halaman 1dari 65

Fakultas Kedokteran | Universitas Surabaya 1

HISTOLOGI

LABORATORIUM HISTOLOGI

Fakultas Kedokteran | Universitas Surabaya 42


TATA TERTIB KHUSUS LABORATORIUM HISTOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SURABAYA

1. Mahasiswa wajib meminjam preparat maksimal 3 hari sebelum praktikum di Laboran Histologi.

2. Mahasiswa wajib mengikuti kegiatan Responsi (Pre-test) sebelum praktikum.

3. Mahasiswa yang tidak mengikuti/terlambat Responsi tetap diperkenankan mengikuti praktikum,


dengan pengurangan nilai sesuai menit keterlambatan/ketidakhadiran.

4. Mahasiswa wajib hadir di Laboratorium Histologi paling lambat 10 menit sebelum praktikum
dimulai.

5. Mahasiswa wajib mengenakan Jas Laboratorium yang terdapat identitas (milik sendiri) sebelum
masuk Laboratorium Histologi.

6. Mahasiswa wajib meletakkkan tas kedalam loker yang telah disediakan.

7. Handphone dengan segala aktivitasnya wajib digunakan selama praktikum, hanya untuk
mendokumentasikan hasil pengamatan.

8. Mahasiswa wajib membawa minimal 1 Atlas Histologi dan Buku Penuntun Praktikum selama
kegiatan praktikum Anatomi.

9. Sebelum praktikum, mahasiswa wajib berdoa sesuai agama/kepercayaan masing-masing.

10. Mahasiswa wajib mengambil mikroskop sesuai instruksi Laboran Histologi.

11. Mahasiswa wajib mengambil preparat sesuai instruksi Laboran Histologi.

12. Selama kegiatan praktikum berlangsung, mahasiswa dilarang bersenda gurau dan bersikap
santun.

13. Dilarang makan dan minum di dalam Laboratorium Histologi.

14. Mahasiswa wajib mengembalikan mikroskop sesuai instruksi Laboran Histologi.

15. Mahasiswa wajib mengembalikan preparat sesuai instruksi Laboran Histologi.

16. Mahasiswa wajib mengikuti Responsi (Post-test) setelah praktikum.

Mahasiswa wajib melepaskan Jas Laboratorium diluar ruangan Laboratorium Histologi.

Fakultas Kedokteran | Universitas Surabaya 43


RONGGA MULUT

BIBIR
Terdiri atas 3 komponen :
1. Epitel berlapis pipih
2. Jaringan fibroelastis
3. Otot bergaris
Terdiri atas 3 bagian :
1. Bibir pars kutanea:
▪ Epitel berlapis pipih bertanduk.
• Kel lemak (+)
• Kel keringat (+)
• Folikel rambut (+)
• Otot bergaris dari m.orbicularis oris (+)

2. Bibir pars intermedia ( merah bibir )


• Dermal papil (++), tinggi2
• Str lusidum tebal & transparan
• Kel keringat (-)
• Kel lemak (-)
• Folikel rambut (-)
• Otot bergaris (+)
• Pblh darah (++)
• Akhiran saraf sensoris (+)

3. Bibir pars mukosa


 Dilapisi epitel berlapis pipih tak bertanduk.
 Dermal papil tinggi2.
 Kel mukous (+) → kel labialis.

Fakultas Kedokteran | Universitas Surabaya 44


MUKOSA PIPI
 Dilapisi epitel berlapis pipih tak bertanduk.
 Sel-sel permukaan selalu mengelupas.
 Sabut elastis terikat erat pada otot pipi → pipi tak tergigit saat mengunyah.
 Kel buccalis (+), mukous
LIDAH
 Mempunyai otot bergaris yang saling tegak lurus dalam 3 bidang (vertical, longitudinal,
transversal)
 Permukaan ventral : licin.
 Permukaan dorsal : kasar.
 Permukaan dorsal dibagi 2 oleh sulcus terminalis:
- Bagian depan : papilla lingualis (+).
- Bagian belakang : tonsilla lingualis (+), kelenjar (+)

PAPILA LINGUALIS
Tonjolan propria yang dilapisi oleh epitel berlapis pipih.
• 4 macam papila lingualis:
1. Papila filiformis
• Ujung lancip seperti benang.
• Dilapisi oleh epitel berlapis pipih bertanduk.
• Papila yang terbanyak.
• Alat pengecap /taste bud (-).
• Papil primer dan sekunder (+).

2. Papila fungiformis
• Bentuk seperti jamur.
• Dilapisi oleh epitel berlapis pipih tak bertanduk.
• Tersebar diantara papila filiformis.
• Jumlah lebih sedikit dari papila filiformis.
• Taste bud (+), sedikit.
• Papil primer (+), papil sekunder (+).

Fakultas Kedokteran | Universitas Surabaya 45


3. Papila sirkumvalata
• Terbesar.
• Hanya 7-12 buah.
• Terletak disepanjang sulcus terminalis.
• Dilapisi epitel berlapis pipih tak bertanduk.
• Papil primer (+), papil sekunder (+).
• Dikelilingi oleh parit yang didasarnya bermuara kel. Von Ebner, yang serous murni.
• Taste bud (++), ditepi parit.

4. Papila foliata
• Seperti daun.
• Berderet-deret di tepi lateral belakang lidah.
• Taste bud (++)
• Papil sekuder 3 buah, berbentuk seperti jari:
– 2 di tepi disebut papil saraf, 1 di tengah disebut papil darah.

KELENJAR-KELENJAR PADA LIDAH


1. Kelenjar Von Ebner :
 serous murni, bermuara didasar parit papila sirkumvalata

Fakultas Kedokteran | Universitas Surabaya 46


2. Kelenjar Weber:
 Mucous murni, bermuara didekat tonsila lingualis.

3. Kelenjar Blandin Nuhn:


 Seromukous, terletak diujung lidah.

TASTE BUD
• Bentuk seperti gentong.
• Taste pore (+)
• Terdiri atas 2 macam sel :
– Sel penyangga : pucat, spt sekoci.
– Sel neuro-epitel : gelap, taste hair (+), merupakan sel pengecap.

GINGIVA = GUSI

Fakultas Kedokteran | Universitas Surabaya 47


• Dilapisi epitel berlapis pipih bertanduk.
• Submukosa (-)
• Lamina propria lekat dng periost / periodontal membrane.
• 2 macam gingiva :
– Free gingiva, tepi bebas gingiva, propria papil (+)
– Attached gingiva, melekat pada tulang alveolar

ATTACHED EPITHELIAL CUFF


• Epitel yg melapisi gingiva yg melekat pd enamel.
• Tipis, bentuk melengkung.
• Propria papil (-).
• Merupakan sisa2 embryologis dari pertumbuhan gigi.

PALATUM
A. PALATUM DURUM
• Epitel seperti gingiva (berlapis pipih bertanduk)
• Propria papil panjang2.
• Pembuluh darah (++)
• Submukosa (+)
• 1/3 ant.  fatty zone, lemak dlm sbmukosa++
• 2/3 post  glandular zone, kel mukous ++
• Kerangka tulang (+)
• Dilapisi oleh epitel berlapis pipih bertanduk.
• Kerangka jaringan tulang (+).
• Di dalam sub mukosa terdapat kelenjar.

Fakultas Kedokteran | Universitas Surabaya 48


B. PALATUM MOLLE
• Dilapisi epitel berlapis pipih tak bertanduk.
• Di dekat nasopharynx, epitel berderet silindris + kinosilia + sel goblet.
• Kelenjar (+).
• Kerangka tulang (-).

DASAR RONGGA MULUT


• Dilapisi epitel berlapis pipih tak bertanduk
• Submukosa kendor
• Kelenjar sublingualis (+).

PHARYNX
• Dilapisi epitel berlapis pipih → berlapis silindris → berderet silindris
• Submukosa : tonsilla pharyngica (+).

GIGI DEWASA

Terdiri atas : -Mahkota gigi


-Leher
-Akar gigi
Komponen gigi : - Enamel
- Dentin
- Cementum
- Pulpa gigi
Dilekatkan dng tulang alveoler oleh periodontal membrane
ENAMEL :
• Lapisan terluar pada mahkota gigi.
Fakultas Kedokteran | Universitas Surabaya 49
• Paling keras, 96% anorganik.
• Berasal dari sel-sel ektodermal.
• Dibentuk oleh sel-sel ameloblast.
• Garis pertumbuhan: incremental lines of Retzius.
• Batas enamel prenatal & postnatal →neonatal lines
DENTIN
 Melingkupi pulpa dentis  mahkota & akar gigi.
 Terbesar mengandung mineral 69%.
 Dibentuk oleh sel-sel odontoblast yang berasal mesodermal.
 Terdiri atas sabut kolagen dan bahan dasar yang mengapur.
 Garis pertumbuhan: contour lines of Owen / imbrication lines of Von Ebner.

Sel odontoblast
• Asal : mesodermal.
• Berderet di tepi pulpa dentis.
• Mempunyai juluran sitoplasma  tome`s fibers, yg memasuki canaliculi dentinalis.

SEMENTUM
• Hanya terdapat pada akar gigi. 46% anorganik, terdiri atas:
– Cellular cement : cementocyte (+), pada apex akar gigi.
– Acellular cement : lapisan tipis diatas apex akar gigi, cementocyte (-).

Fakultas Kedokteran | Universitas Surabaya 50


PULPA DENTIS
Rongga yang dibatasi oleh sel-sel odontoblast, terdiri atas:
– sel-sel seperti sel mesenchyme.
– Sabut retikuler dan sabut kolagen.
– 1 arteri dan 2 vena.
– Akhiran saraf.

PERIODONTAL MEMBRANE
• Jaringan ikat yang melekatkan gigi dengan sekitarnya.
• Membentuk persendian sindesmosois yang nama khususnya gomphosis.
• Sharpey`s fibers (+)
• Epithelial rest dari Mallasez (+)

Fakultas Kedokteran | Universitas Surabaya 51


TRAKTUS DIGESTIVUS

HISTOLOGI SALURAN CERNA


4 lapisan utama :

A. TUNIKA MUKOSA :
Terdiri 3 lapis yaitu dari dalam ke luar : lapisan epitel, lamina propria dan muskularis mukosa

EPITEL  tergantung fungsi, bisa protektif (epitel berlapis pipih tanpa tanduk pada esofagus dan anus), atau
sekretoris dan absortif (epitel selapis silindris pada gaster sampai rektum)

LAMINA PROPRIA : merupakan jaringan ikat kendor di bawah lapisan epitel, yang berisi pembuluh darah,
pembuluh limfe dan otot polos

Pada esofagus, gaster, usus halus dan usus besar lamina proprianya mengandung kelenjar

MUSKULARIS MUKOSA mengandung otot polos 2 lapis

Kontraksi otot polos pada muskularis mukosa menyebabkan pergerakan mukosa

B. TUNIKA SUBMUKOSA :
• Terdiri atas jaringan ikat kendor
• Mengandung pleksus pembuluh darah dari Heller, pleksus darah yang disebut pleksus submukosa
Meisner, ganglion parasympatis, sel limfosit dan kelenjar
C. TUNIKA MUSKULARIS EKSTERNA
• Terdiri atas 2 lapis otot polos, sebelah dalam sirkuler, sebelah luar longitudinal
• Pada lambung muskularis eksterna terdiri atas 3 lapis
D. TUNIKA ADVENTITIA
• Terdiri atas jaringan ikat kendor
• Bila diliputi oleh mesotelium disebut tunika serosa

STRUKTUR LOKALIS :

OESOPHAGUS
- Epitel penutup : epitel berlapis pipih tanpa tanduk

- Lamina propria mengandung kelenjar mukus yang disebut oesophegeal cardiac gland (hanya pada esofagus
atas dan bawah)

- Muskularis mukosa 1 lapis, makin ke bawah makin tebal

- Submukosa mengandung kelenjar mukus yang disebut oesophageal gland proper

Berdasarkan jenis otot pada muskularis mukosa dibagi menjadi:

Fakultas Kedokteran | Universitas Surabaya 52


Jenis otot pada muskularis eksterna

Esofagus atas Otot bergaris

Esofagus tengah Campuran

Esofagus bawah Otot polos


LAMBUNG
- Secara makroskopis tampak lipatan longitudinal rugae dan cekungan foveolae gastrica

- Mukosa: epitel selapis silindris yang pucat  surface epithelium atau mucous cap cells

- Lamina propria: dipenuhi kelenjar yang bermuara di gastric pits

Lapisan-lapisan lambung
• Muskularis mukosa : 3 lapis otot polos
• Tunika submukosa : tidak ada kelenjar
• Tunika muskularis eksterna : 3 lapis otot polos
• Tunika adventitia : terdiri atas serosa
• Gaster dibagi menjadi : cardia, fundus, dan pylorus

Pembagian lambung :

1 . Lambung cardia :

• Gastric pits dangkal seperti huruf V


• Kelenjar (cardiac gland) terpotong bulat dan tidak rapat

2. Lambung fundus / corpus :


- Gastric pits dangkal seperti huruf U

- Pada lamina propria , fundic gland berupa tubulus dan tersusun rapat saling sejajar tegak lurus permukaan

- Fundic gland mengandung sel utama, sel parietal, mucous neck cell, sel argentafin dan sel neuroendokrin

Fakultas Kedokteran | Universitas Surabaya 53


3. Lambung pylorus
- Gastric pits sangat dalam

- Pada lamina propria, pyloric gland menggelembung dan bergelung sehingga tidak pernah terpotong
longitudinal

- Hanya mengandung mucous neck cell

- Mempunyai penebalan otot sirkuler yg disebut sphincter pylori

USUS HALUS
- Secara umum terdapat mikrovili, viili intestinalis, plika semisirkularis Kerkringi

- Mikrovili merupakan tonjolan halus yg terletak di permukaan sel absortif, mempunyai nama striated border

- Villi intestinalis merupakan tonjolan propria di permukaan dan diantara plika Kerkringi

- Plika Kerkringi merupakan lipatan sirkuler yg tingginya 1/3 sampai 2/3 lumen dan bercabang. Makin ke anal
makin sedikit

Fakultas Kedokteran | Universitas Surabaya 54


Lapisan-lapisan usus halus :

• Mukosa: epitel selapis silindris dengan striated border, terdiri atas sel absortif, sel Goblet, sel Paneth,
sel argentafin, sel M
• Lamina propria: merupakan jaringan ikat kendor, sabut retikuler dan limfosit
• Muskularis mukosa: 2 lapis otot polos
• Tunika submukosa: merupakan jaringan ikat kendor, mengandung kelenjar, pleksus Meissner, pleksus
Heller
• Tunika muskularis eksterna: 2 lapis otot polos yang dalam sirkuler, yang luar longitudinal. Di antara 2
lapis terdapat pleksus Auerbach
• Tunika adventitia: merupakan serosa
• Usus halus dibagi menjadi duodenum, jejenum dan ileum

STRUKTUR LOKALIS :

DUODENUM :
• Plika Kerkringi banyak dan bercabang
• Vili lebar seperti daun
• Kripta Lieberkhun pada lamina propria
• Pada submukosa terdapat kelenjar Brunner yang pucat

SIFAT KELENJAR DARI BRUNNER :

 Selapis kubis tinggi dengan inti gelap dan pipih yang terletak dibasal.
 Sitoplasma jernih & bervacuola.
 Menghasilkan mukous basa yang menetralisir sekret dari lambung yang asam.
 Mengandung urogastron yg menghambat sekresi asam lambung.

Fakultas Kedokteran | Universitas Surabaya 55


YEYUNUM :

• Plika Kerkringi banyak dan panjang-panjang


• Kripta Lieberkhun dan sel goblet lebih banyak dari duodenum

ILEUM :

• Plika Kerkringi makin jarang dan pendek dan menghilang pada akhir ileum
• Villi pendek dan atropi menghilnag pada akhir ileum
• Pada lamina propria terdapat limfonoduli yang disebut Peyer patch (hanya pada satu sisi)

USUS BESAR :

Berfungsi absorbsi air dan mencerna selulosa oleh sisa enzym dan kuman pembusuk.

• Plika Kerkringi (–)

Fakultas Kedokteran | Universitas Surabaya 56


• Villi intestinalis (–)
• Sel goblet lebih banyak dari usus halus
• Kripta Lieberkhun lebih banyak
• Terdapat plika semilunaris merupakan lipatan yang dibentuk oleh mukosa, submukosa dan muskularis
mukosa

STRUKTUR LOKALIS

APPENDIX VERMIFORMIS :

• Pada potongan melintang lumen berbentuk segitiga


• Epitel selapis silindris dengan striated border
• Tidak mempunyai vili intestinalis
• Pada lamina propria terdapat limfonoduli yang tersebar pada dua sisi (bedakan dengan ileum)

COLON

• Khas: mempunyai Taenia coli merupakan pengumpulan muskularis longitudinalis menjadi 3 kelompok
• Pada serosa terdapat jaringan ikat kendor yang berisi kantong-kantong lemak yang disebut
appendices epiploica
• Banyak sel goblet, sel paneth tidak ada

Fakultas Kedokteran | Universitas Surabaya 57


REKTUM
• Mukosa mempunyai lipatan longitudinal yang disebut columna rectalis Morgagni
• Muskularis mukosa tidak ada
• Di dalam lamina propria dan submukosa terdapat vena yang berliku-liku (pleksus venosus)

ANUS
• Mulai garis recto-anal sampai ano-perineal diliputi epitel berlapis pipih tanpa tanduk
• Pada sphincter ani dilapisi kulit tipis mempunyai kelenjar lemak dan kelenjar apokrin tg disebut
kelenjar sirkum analis
• Sphincter ani internus merupakan penebalan otot polos
• Sphincter ani eksternus merupakan otot bergaris dari pelvis

KELENJAR LUDAH

Kelenjar ludah ada 2 macam, ialah :

1.KELENJAR LUDAH INTRINSIK ( MINOR )

Pada mukosa dan submukosa dari rongga mulut.

Kecil-kecil dan terus menerus mengeluarkan sekret untuk membasahi rongga mulut.
Fakultas Kedokteran | Universitas Surabaya 58
Yang termasuk kelenjar ludah minor adalah :

- Glandula labialis-------- pada bibir.


- Glandula lingualis------ pada lidah.
- Glandula buccalis------- pada mukosa pipi.
- Glandula palatinae------ pada palatina.
2. KELENJAR LUDAH EXTRINSIK ( MAYOR )

Di luar rongga mulut.

Besar-besar, mengeluarkan sekretnya secara intermitten apabila ada rangsangan.

Sekretnya  saliva, disalurkan ke rongga mulut melalui saluran keluar.

Sifat: merokrin, serous/seromukous, tubulo-alveoler/ tubulo-acinair.

Yang termasuk kelenjar ludah mayor adalah :

- Glandula parotis.
- Glandula submandibularis / submaxillaris.
- Glandula sublingualis.
Sifat asinus / alveolus serous adalah :

• Dilapisi epitel selapis silindris dengan inti sel bulat/ lonjong.


• Lumen sempit.
• Warna sel gelap karena zymogen granule (+).
• Bagian basal basofil karena ERK (++)
• Di tepi acinous, sel basket (myoepitel) ++ untuk memompa sekret keluar.

Sifat asini / alveoli mukous adalah :

• Pucat, lumen lebih lebar.


• Batas sel lebih jelas.
• Bila isinya penuh, inti terdesak kebasal dan berbentuk pipih.
• Sekret berupa mucin, sebagian besar larut saat diproses  tampak lubang-lubang yang disebut
vacuola mucigen.

Fakultas Kedokteran | Universitas Surabaya 59


Sifat asini / alveoli campuran adalah :

• Bagian serous terletak didistal bagian yang mucous  tampak bentukan seperti bulan sabit yang
disebut serous demilune dari Gianuzzi.

Saluran keluar dari kelenjar :

1 . INTRA LOBULER DUCT , berjalan didalam lobulus;

A . intercalated duct ;

Dilapisi oleh epitel selapis pipih/ kubis rendah, berwarna pucat.

Bintik zymogen (-).

Fakultas Kedokteran | Universitas Surabaya 60


B. Striated duct

• Dilapisi epitel selapis silindris.


• Berwarna kemerahan.
• Bagian basal bergaris2 karena susunan mitochondria yang saling sejajar dan berbentuk seperti
tongkat, tegak lurus basis sel.

2 . INTER-LOBULER DUCT

• Berjalan diantara lobulus.


• Dilapisi oleh epitel selapis silindris/ berlapis kubis
• Dikelilingi oleh jaringan ikat

3. SALURAN KELUAR UTAMA.

• Berjalan di luar kelenjar.


• Dilapisi oleh epitel berlapis silindris / berderet silindris.

Fakultas Kedokteran | Universitas Surabaya 61


KELENJAR PAROTIS
• Serous murni.
• Kelenjar ludah yang terbesar.
• Kapsul (+), yang memasuki kelenjar sebagai septum interlobaris dan septum interlobularis.
• Intercalated duct panjang.
• Striated duct banyak.
• Saluran keluar utama : ductus Stenoni.

KELENJAR SUB MANDIBULARIS / SUB MAKSILARIS


• Acini seromucous, serous 80%.
• Kapsula jaringan ikat (+), memasuki kelenjar sebagai septum interlobaris dan septum interlobularis.
• Intercalated duct pendek dan sempit.
• Striated duct panjang dan banyak.
• Saluran keluar utama : ductus Warthoni.
• Serous demilune dari Gianuzzi (+).

KELENJAR SUB LINGUALIS.

• Kel ludah mayor yang terkecil.


• Acini campuran, yang mucous lebih banyak.
• Kapsul (-)
• Intercalated dan striated duct sangat jarang.
• Saluran keluar utama didekat frenulum lidah, didekat ductus Whartoni.

Fakultas Kedokteran | Universitas Surabaya 62


PANKREAS
• Kelenjar cerna yang terbesar.
• Terletak dalam perut  kelenjar ludah perut.
• Mempunyai bagian eksokrin dan endokrin.
• Terdiri atas caput, corpus dan cauda.
• Kapsula jaringan ikat tipis, memasuki kelenjar sebagai septum interlobaris dan septum interlobularis.

BAGIAN EKSOKRIN ;

• Acinous serous murni.


• Dilapisi epitel selapis silindris.
• Antara apex dan inti berwarna acidophyl karena bintik zymogen (+)
• Antara basal dan inti berwarna basophyl karena adanya ERK.
• Intercalated duct panjang dan ujungnya diliputi oleh sel-sel acinous  tampak sel ditengah acinous
(cell centroacinous)

BAGIAN ENDOKRIN.

• Bentukan buat  pulau Langerhans, yang besarnya sangat bervariasi.


• Terdiri atas rangkaian sel2 yang saling beranastomose dengan kapiler2 diantaranya.
• Terdapat banyak pada bagian cauda.
• Jaringan ikat sangat sedikit yang terdiri atas sabut2 retikuler.

Mengandung bermacam-macam sel yang disebut ;

• Sel alpha / sel A.


Menghasilkan hormon glucagon yang kerjanya berlawanan dengan hormon insulin yaitu
meningkatkan gula darah.

• Sel beta / sel B.


Menghasilkan hormon insulin yang berfungsi memudahkan transport glukosa ke dalam sel sehingga
kadar gula darah menurun.
Fakultas Kedokteran | Universitas Surabaya 63
• Sel C  pendahulu sel alpha.
• SEL D  kinerja belum diketahui.

HEPAR
• Kelenjar yang terbesar.
• Berat 1,5 kg.
• Terdiri atas 4 lobi.
• Dibungkus oleh capsula Glisson, terdiri atas: jaringan ikat padat mengandung sabut kolagen dan sabut
elastis
• Di luar kapsul terdapat tunika serosa terdiri atas jaringan ikat kendor dan selapis mesotel, kecuali pars
afiksa.

PORTA HEPATIS

Tempat masuk dan keluarnya pembuluh darah.

• Lobulasi hepar manusia tidak jelas.


• Lobulasi yang jelas pada: babi, beruang, unta.

PARENCHYMA HEPAR

 Terdiri atas sel2 hepar (hepatosit)


 Kapiler2 empedu (bile canaliculi).
HEPATOSIT

Terdiri atas lempengan2 setebal 1 sel yang disebut lamina hepatis/ hepatic plates dan merupakan epitel
kelenjar.

• Bentuk polyhedris.
• Inti sel satu / lebih, berbentuk bulat.
• Nukleolus jelas, 1 atau lebih.
• Sitoplasma eosinofil.
• Organel banyak : mitochondria, ERH, Golgi app, lysosome, ERK.
• Inklusi (+) : glycogen, lipid droplets.

Fakultas Kedokteran | Universitas Surabaya 64


OUTER LIMITING PLATES

• Deretan sel2 hepar di sepanjang tepi lobuli.


• Tampak berwarna kemerahan.
• Merupakan sel-sel hepatosit yang sangat aktif metabolismenya.

KAPILER EMPEDU ( BILE CANALICULI )

• Dibentuk oleh selaput sel dari 2 sel hepatosit yang berdekatan.


• Dindingnya mempunyai microvilli.
• Mengalirkan empedu ke arah perifer lobuli, ditampung ke dalam kanal Hering / cholangiole yang
dindingnya terdiri atas sel-sel epitel selapis kubis pucat dengan susunan yang kurang teratur.

Intra-lobuler bile duct : Saluran empedu di dalam lobuli hepar.

• Sudah mempunyai dinding sendiri, berupa epitel selapis pipih.


• Saluran ini tidak selalu ada.
KANAL HERING

• Saluran empedu di tepi lobulus hepar.


• Dinding dilapisi epitel selapis kubis rendah dengan susunan yang kurang teratur.
• Tidak di portal area.
• Tidak bersama portal triad.
Fakultas Kedokteran | Universitas Surabaya 65
ALIRAN EMPEDU :

Kapiler empeduintra lobuler bile duct [kalau ada]kanal Heringduktus interlobularisduktus hepatikus
dextra/sinduktus hepatikus komunisduktus cystikus atau ke duktus choledochus.

Yang dari duktus cystikus-menuju ke kandung empedu atau ke duktus choledochus.

SINUSOID HEPAR :

• Merupakan sistem kapiler intralobuler.


• Lumen lebar dan saling beranastomosis.
• Memisahkan lamina hepatis yang satu dengan yang lain.
• Dindingnya terdiri atas sel endotel dan sel dari Von Kupffer.
Dindingnya terdiri atas 2 macam sel , ialah :

1. Sel endotel :
- Sel pipih berinti gelap dan punya sifat khusus :
- Selaput sel berlubang-lubang (fenestra).
- Hubungan antar sel tak lengkap.
- Basal membran tidak ada.
- Sifat2 ini untuk meningkatkan efisiensi resorbsi dan sekresi.
2. Sel dari Von Kupffer.
 Sel phagosit.
 Berbentuk seperti bintang.
 Juluran2 sitoplasma menyusup diantara sel-sel endotel.

JARINGAN PENYANGGA DIDALAM LOBULI :

• Merupakan sabut2 retikuler yang halus, terletak diantara sel2 hepatosit dan sinusoid.
• Fungsi :
– Penyangga parenchym.
– Agar sinusoid tetap terbuka.

Fakultas Kedokteran | Universitas Surabaya 66


JARINGAN IKAT INTER LOBULARIS / SEPTUM INTERLOBULARIS.

• Terdiri atas jaringan ikat kendor, yang  jaringan ikat interlobularis.


• Pertemuan 3 lobuli yangg berdekatan, berbentuk segitiga yang  segitiga Kiernan / portal canal /
portal area.

PORTAL AREA / CANAL/ SEGITIGA KIERNAN

• Vena interlobularis.
• Arteria interlobularis.
• Ductus interlobularis.
Ke3  PORTAL TRIAD.

• Komponen lain yg tdk termasuk portal triad  pblh lymfe & sabut saraf.
PORTAL TRIAD :

1. Vena interlobularis.

• Cabang dari v. porta.


• Penampang terbesar dan dinding tipis.
2. Arteria interlobularis.

 Cabang a. hepatica.
 Penampang terkecil.
 Dinding tebal, tunika media dan tunika elastica interna jelas.
3. Duktus interlobularis.

• Saluran empedu.
• Penampang sedang.
• Dilapisi oleh epitel seapis kubis/ silindris dengan susunan sel-sel yang teratur.
• Merupakan lanjutan dari kanal Hering.
• Berjalan berdampingan dengan portal triad yang lain

LOBULASI HEPAR :

Fakultas Kedokteran | Universitas Surabaya 67


Dengan vena centralis sebagai poros.

• Sering dipakai pada histologi/ anatomi.


• Mengutamakan topografi.
Dengan portal canal sebagai poros.

• Sering dipakai pada ilmu faal.


• Lebih mengutamakan fungsi.

PEMBULUH DARAH PADA HEPAR :

A. VENA PORTA
• Fungsional.
• Membawa darah dari lien dan usus yang mengandung bahan2 yang telah diserap oleh usus, kecuali
lemak (diangkut oleh pembuluh lymfa).
• Vena porta  vena interlobularis  sinusoid  vena sentralis  vena sublobularis  vena hepatica
 vena cava inferior.
V. interlobularis

- Terdapat di dalam segitiga Kiernan.

- Bertiga dengan triad yang lain.

- Dinding tipis, penampang terbesar.

- Tunika media tak jelas.

- Lamina elastica interna tak jelas.

- Sering berisi sel2 darah.

V.Centralis

- Di tengah lobulus hepar.

- Dinding tipis.

- Berhubungan dengan sinusoid.

- Sendiri, tidak bersama portal triad yang lain.

Fakultas Kedokteran | Universitas Surabaya 68


V.sublobularis

- Di tepi lobulus hepar.

- Besar.

- Berdinding tebal.

- Di dalam jaringan ikat interlobuler.

- Tidak bersama dengan portal triad.

Arteria hepatika :

- Bersifat nutritif.

- Bercabang menjadi arteria interlobularis yang kemudian bercabang-cabang lagi menjadi sinusoid.

- Sebagian memberi nutrisi pada portal kanal dan perilobuler.

PEMBULUH LYMFA :

- Lobuli hepar dikelilingi oleh pembuluh lymfa kecil-kecil.

- Pembuluh lymfa intralobuler tidak ada.

- Hepar memproduksi cairan lymfa yang ditampung dalam celah Disse, ialah ruang sempit diantara dinding
sinusoid dan dinding sel hepatosit, kemudian masuk ke celah (periportal space) dari Mall, ialah ruang sempit
diantara tepi luar outer limiting plates dengan jaringan ikat perilobuler  pembuluh lymfa di portal area.

FUNGSI HEPAR :
Fakultas Kedokteran | Universitas Surabaya 69
• Detoksikasi dan inaktivasi: obat, racun, senyawa-senyawa lain.
• Lain-lain: pembuatan heparin, phagositosis oleh sel Kupffer.
• Hanya 10% parenchym hati yang diperlukan untuk hidup.

KANDUNG EMPEDU.

MAKROKOPIS

- Organ berbentuk kantong bulat panjang yang merupakan pelebaran dari saluran empedu.

- Terdiri atas fundus, corpus dan collum.

- Berfungsi sebagai reservoir empedu dan mengkonsentrasikannya dengan jalan meresorbsi air dan mineral.

Lapisan-lapisan kandung empedu :

Tunika mukosa :

• Berlipat2 seperti sarang lebah.


• Kadang tampak divertikula yang masuk sampai lapisan otot yang disebut sinus Rokitansky
Aschoff ( patologis )
• Permukaannya dilapisi oleh epitel selapis silindris yang pucat dan mempunyai mikrovilli, dan
mudah mengalami degenerasi post mortem.
• Lamina propria: jaringan ikat dengan sedikit otot polos.

Tunika muskularis.
• Otot polos yang tebal dengan arah sirkuler dan longitudinal dengan diantaranya terdapat sabut-sabut
elastis.

Tunika serosa.

Jaringan ikat kendor yang dilapisi oleh mesotel.

Fakultas Kedokteran | Universitas Surabaya 70


Extra hepatic duct

1. Duktus hepatikus.
2. Duktus cystikus.
3. Duktus choledochus.
Ketiganya adalah saluran empedu diluar hepar.

SISTEM URINALISIS

Sistem urinalis terdiri dari beberapa organ, yaitu 2 ginjal, 2 ureter, 1 kandung kemih dan 1 urethra.

Fungsi:

1. Produksi dan excresi urine.


2. Mengatur homeostasis air dan elektrolit.
3. Membentuk renin yang berfungsi mengatur tekanan darah dan ion natrium.
4. Membentuk erythropoietin yang berfungsi membentuk eritrosit.

GINJAL:

• Berbentuk seperti kacang.


• Bagian cekung  hilus yang merupakan tempat keluar masuknya pembuluh darah & tempat
keluarnya ureter.
• Permukaan dibungkus oleh kapsul tipis yang mudah dikelupas karena tak membentuk sekat-sekat
(septa).
• Merupakan kelenjar tubulus yang terdiri atas nepron & collecting tubule.

NEPHRON :

terdiri dari beberapa bentukan yaitu :

Fakultas Kedokteran | Universitas Surabaya 71


1. Glomerolus .
2. Capsula Bowman .
3. Tubulus Contortus Proximalis ( T.C.I )
4. Henle Tebal Descending .
5. Henle tipis .
6. Henle tebal ascending .
7. Tubulus Contortus Distalis ( T.C.II ) .

Fakultas Kedokteran | Universitas Surabaya 72


BAGIAN CORTEX :

Makroskopis :

• Berwarna gelap kecoklatan.


• Bergranula karena adanya renal corpuscle dan tubulus yang berlekuk-lekuk.
• Garis2 sejajar yang disebut medullary rays (processus Ferreini): tonjolan tubulus dari dalam medulla.
• Labyrinth ialah bagian cortex diantara medullary rays.
Mikroskopis :

1. Capsula Bowman 5. Macula densa.


2. Glomerolus 6. Urinary pole.
3. Tubulus Contortus Proximalis (T.C. I) 7. Vascular pole.
4. Tubulus Contortus Distalis (T.C. II) 8. Arteria interlobularis.

1. BOWMAN’S CAPSULE (kapsula Bowman).


Bentuk seperti mangkok yang melebar dan berakhir buntu.
Berdinding rangkap, bagian luar disebut pars parietalis, terdiri atas: epitel selapis pipih dan bagian
dalam disebut pars visceralis
Visceralis, terdiri atas: sel2 podocyte
Diantara ke dua dinding terdapat ruang yang disebut Bowman space.
Berisi glomerulus → gelungan kapiler
2.GLOMEROLUS :
• Berbentuk bulat.
• Merupakan gelungan kapiler, yang terdiri atas afferent arteriole (vas afferens) dan efferent
arteriole (vas efferens).
• Terdapat dalam mangkok yang disebut capsula Bowmann.
• Dilapisi oleh pars viscerale dari capsula Bowmann, terdiri atas: sel2 podocyte.

MESANGIAL CELL
• Stalk cells / intercappillary cells.
• Tertetak diantara kapiler glomerulus.
• Bentuk sel seperti bintang (stellate) dan mirip pericyte.
• Fungsi: penyangga kapiler, phagocytosis, membuang protein besar dari lamina basalis kapiler,
menurunkan aliran darah glomerulus dengan rangsangan angiotensin, mengadakan mitosis
bila diperlukan.

Fakultas Kedokteran | Universitas Surabaya 73


JUXTA-GLOMERULAR CELL (J.G. cell) :
• Modifikasi dari otot polos dari afferens arteriole yang berubah sifat menyerupai epitel
(epitheloid).
• Terletak didekat macula densa yang merupakan awal dari TC.II.
• Berfungsi membentuk renin.
• Disebut juga JG. Cells.
LACIS (POLKISSEN) : (Extra-Glomerular mesangial cell)
• Terletak di dekat juxta glomerular cells, diantara afferens dan efferens arteriole.
• Membentuk erythropoitin yang dapat merangsang pembentukan erytrosit didalam sumsum
tulang.
JUXTA-GLOMERULAR APPARATUS :(complex)
Dibentuk oleh 3 macam struktur yaitu : Juxta – glomerular cell, macula densa dan Lacis (Polkissen).

3.TUBULUS CONTORTUS PROXIMALIS (T.C. I)

= Proximal convoluted tubule.

• Saluran yang berkelok2, bagian nephron yang terpanjang, lumen terlebar dan membentuk massa
utama cortex.
• Berasal dari kutub urinal (urinary pole).
• Dilapisi epitel selapis kubis dengan brush border yaitu suatu mikrovili
• Batas sel tak jelas, sitoplasma banyak dan acidofil.
• Inti sel besar, pucat dan jumlahnya hanya sedikit

4. TUBULUS CONTORTUS DISTALIS (T.C. II)


= Distal convoluted tubule.

• berawal dari macula densa.


• kelanjutan lengkung henle yang kembali ke cortex.
• berakhir kedalam collecting tubule.
• dilapisi epitel selapis kubis tanpa brush border.
• batas sel tak jelas, sitoplasma pucat.
• inti banyak.

5. MACULA DENSA :
-Kumpulan sel2 T.C.II yang mengelompok tampak deretan inti yang sangat berdekatantampak gelap.

-Terjadi bila T.C.II menyentuh corpuscle renalis.

Fakultas Kedokteran | Universitas Surabaya 74


-Perbatasan antara lengjung henle dengan T.C.II.

RENAL CORPUSCLE

• BADAN MALPHIGI :
• Berbentuk spheris.
• Terdiri: glomerulus + capsula Bowman.
• Mempu 2 kutub, yaitu :
• Vascular pole
• Urinary pole

VASCULAR POLE

• Tempat keluar masuknya vasa afferens dan vasa efferens.


• Tempat bertemunya lapisan visceralis dan parietalis dari capsula bowman.

URINARY POLE

• Letak berseberangan dengan vascular pole.


• Muara bowman-space kedalam T.C.I.
• Awal dari T.C.I.
• Tempat peralihan dari epitel selapis pipih (dari capsula bowman) dengan epitel selapis kubis (dari
T.C.I.).

Fakultas Kedokteran | Universitas Surabaya 75


LOBULASI GINJAL :


lobus ginjal , adalah :
• 1 piramid dengan bagian cortex yang menyertai.
• ginjal manusia mempunyai banyak piramid → ginjal multilobar.
• ginjal mammalia rendah hanya mempunyai 1 piramid → ginjal unilobar.
• lobulus ginjal, adalah :
• kesatuan terkecil fungsionil, terdiri atas: 1 medullary ray pada bagian tengah dengan
setengah cortex dikiri-kanannya sampai sebatas a/v interlobularis.
BAGIAN MEDULLA :

• Menempati bagian dalam ginjal.


• Sebagian menonjol ke cortex, disebut medullary rays / processus Ferreini ,
• Didalamnya terdapat :
• Loop Henle ( lengkung Henle )
• Collecting tubule (ductus colligentes)

RENALIS BERTINI (Renal column).

Mikroskopis :

Struktur mikroskopis yang bisa tampak didalam medulla ginjal adalah :

1. LOOP OF HENLE (lengkung Henle = Ansa Henle) :


A. HENLE TEBAL YG TERDR ATAS :
- Henle tebal descending, merupakan lanjutan dari T.C.I, epitelnya seperti T.C.I ialah selapis kubis dengan brush
border.

- Henle tebal ascending, merupakan lanjutan dari henle tipis, epitelnya mirip T.C. II ialah epitel selapis kubis
tanpa brush border, karena dia melanjutkan diri sebagai T.C.II.

HENLE TIPIS :

• Merupakan lengkung tajam yang menghubungkan henle tebal descending dan ascending.

Fakultas Kedokteran | Universitas Surabaya 76


• Dilapisi epitel selapis pipih

2.COLLECTING TUBULE (ductus colligentes) :

• lanjutan dari T.C.II.


• memasuki medulla melalui medullary rays.
• dilapisi epitel selapis kubis dengan batas sel yang sangat jelas.

SALURAN PADA GINJAL :

Filtrat yang tertampung di dalam bowman space akan melewati :

T.C.I → Henle tebal descending → Henle tipis → Henle tebal ascending → T.C.II → Collecting tubule → Calix
minor → Calix mayor → Pelvis renalis → Ureter → Vesica urinaria → Urethra

FILTRATION BARRIER :

- Endotel kapiler :
Endotel ini sangat pipih dan berlubang-lubang serta tidak mempunyai diaphragma.

- Basal lamina kapiler :


Bagian ini merupakan suatu filter utama, karena merupakan satu-satunya lapisan yang utuh.

Fungsi struktur ini untuk menghalangi masuknya molekul-molekul yang besar.

- Filtration slit dan slit membrane :


Struktur ini dibentuk oleh pedicel-pedicel sel podocyte yang kemudian ditutup oleh slit membrane.

SIRKULASI G I N J A L :

Arcuata → menuju ke cortex sebagai arteria interlobularis yang berjalan di dalam labyrinth (antara 2 medullary
rays) → arteria intralobularis → kapiler yang membentuk glomerulus. Arteria renalis → masuk hilus →

Fakultas Kedokteran | Universitas Surabaya 77


bercabang-cabang menjadi arteria interlobaris yangg berjalan diantara piramid ginjal → pada batas cortex dan
medulla bercabang menjadi arteria archiformis / arteria

PELVIS RENALIS :

Merupakan pelebaran ureter bagian atas dengan lumen yang berbentuk seperti corong.

Mempunyai dinding 3 lapis yaitu, lapisan mukosa, lapisan muskularis dan lapisan adventitia.

1. Lapisan mukosa :
Lapisan ini terdiri dari EPITEL PERALIHAN ( terdiri dari 2 – 3 lapis sel ), BASAL LAMINA dan LAMINA
PROPRIA.

2. Lapisan muskularis :
Lapisan ini terdiri dari otot polos tipis yang terutama arahnya sirkuler ( melingkar ) dan mengelilingi
papillae renalis.

Lapisan adventitia :

Terdiri dari jaringan fibro – elastic.

URETER :

• tunica mucosa :
• epitel : peralihan.
• lamina propria: jaringan ikat padat dengan lumen seperti bintang karena lipatan longitudinal.
• tunica muscularis :
• otot polos dengan arah long-circ (2/3 prox )
• long-circ-oblique (1/3 distal )

VESICA URINARIA :

TUNIKA MUKOSA

- dilapisi oleh epitel peralihan yang terdiri atas 6-8 lapis sel (kosong) atau 2-3 lapis sel (penuh).

- relative tebal, terdiri jaringan ikat kendor yang berisi kelenjar mucous kecil2, bila isinya kosong tampak
berlipat-lipat.

- muscularis mucosa terdiri atas otot polos yang terputus-putus

TUNIKA MUSKULARIS

Fakultas Kedokteran | Universitas Surabaya 78


• Terdiri atas 3 lapis otot polos dengan arah long-circ-long.
• Lapisan yang paling tebal.
• Penebalan pada muara ureter & sekitar orificium urethrae internum karena membentuk sphincter.
TUNIKA ADVENTITIA

• Terdiri atas jaringan fibro-elastik.

SISTEM REPRODUKSI PRIA


Sistem reproduksi laki terdiri atas :

A. Dua buah testis.


B. Satu pasang sistem saluran keluar.
C. Kelenjar-kelenjar genital tambahan.
D. Penis.

TESTIS :

 Kelenjar eksokrin: terdiri atas sel-sel lembaga.


 Kelenjar endokrin: menghasilkan hormon.
 Berasal dari gonad indifferen.
 Sesudah lahir berada di dlm scrotum.
Scrotum :

 Kantongan tempat testis


 Terdiri atas: kulit, otot polos dan jaringan subcutan.
 Kulit scrotum mempunyai lipatan-lipatan untuk memperluas permukaan dan mempertahankan suhu.

Fakultas Kedokteran | Universitas Surabaya 79


KAPSULA TESTIKULARIS

Bungkus testis terdiri atas:

Tunika vaginalis.

- Terdiri atas selapis mesotel dari peritoneum.


Tunika albuginea.

- Jaringan fibro-elastis yang mengandung sel-sel otot polos yang berkontraksi periodik.
Tunika vaskulosa.

- Terdiri atas jala-jala kapiler yang terbenam di dalam jaringan ikat kendor.

MEDIASTINUM TESTIS

• permukaan belakang dari tunika albuginea menebal dan membentuk tonjolan kedalam testis.
• Dari sini menyebar sekat-sekat fibrosa yang mengarah ke kapsula testikularis yang disebut septula
testis.
• Terbentuklah lobuli testis yang berbentuk piramid dengan puncak di mediastinum testis, jumlah +/-
250 piramid.
• Tiap lobuli testis mengandung 4 tubuli seminiferi yang berjalan berlekuk-lekuk dan tertanam didalam
jaringan ikat kendor.

TUBULI SEMINIFERI :

Fakultas Kedokteran | Universitas Surabaya 80


• Saluran berjalan berlekuk2, bisa berakhir buntu/ beranastomose dengan tubulus2 di dekatnya baik
yang 1 lobulus/ lobulus didekatnya.
• Dilapisi oleh epitel germinativum/ epitel seminiferum yang merupakan modifikasi epitel berlapis
kubis.
• Jaringan peritubuler: jaringan ikat fibrous yang mengandung sel2 fibroblas & sel2 otot polos (peri
tubular myoid cells)

EPITEL TUBULUS SEMINIFERUS :

• Sel penyokong & nutrisi  sel Sertoli/sel penyokong/sel sustentakular.


• Sel spermatogenik  Sel spermatogonium, sel spermatosit primer, sel spermatosit sekunder, sel
spermatid, sel spermatozoon.
SEL PENYOKONG / SEL SUSTENTAKULAR / SEL SERTOLI.

 Jumlah sedikit, diantara sel-sel spermatogenik.


 Silindris tinggi, duduk pada membrana basalis.
 Permukaannya punya cekungan-cekungan tempat menempelnya sel spermatogenik.
 Sitoplasma tampak fibriler, kadang terdapat kristaloid yang terdiri atas protein.

Inti sel sertoli

• Agak jauh dari badan sel.


• Berwarna pucat.
• Berbentuk lonjong/ segitiga.
• Mempunyai 1/ 2 nucleolus.
Hubungan antar sel sertoli: tight junction/ occludent  membentuk blood testis barrier bersama dengan
jaringan peritubuler.

Fungsi sel sertoli

• Penyokong & pelindung dan mengatur nutrisi spermatozoa yang sedang berkembang.
• Phagositosis: memakan badan residu (sisa2 sitoplasma spermatid) yang kemudian dihancurkan oleh
lysosome.
• Sekresi:
– Cairan yang melancarkan transport sperma.
– Protein pengikat androgen  mengkonsentrasikan testoteron.
– Sekresi hormon steroid yaitu estrogen.

Fakultas Kedokteran | Universitas Surabaya 81


SEL SPERMATOGENIK :

• Membentuk 4-8 lapis sel.


• Berkembang progresif dari basal ke lumen.
• Proliferasi mendorong sel2 kearah lumen dan sel yang sudah dekat lumen mengalami transformasi
menjadi spermatozoon.
• Spermatogenesis 64 hari, dimulai dari spermatogonium s/d spermatozoon.
SPERMATOGENESIS

ADA 3 TAHAP :

 SPERMATOSITOGENESIS
- Mulai dari spermatogonium s/d spermatosit primer.
 MEIOSIS
- Pembelahan reduki (meiosis) 2X, pada spermatosit primer  spermatosit sekunder  terbentuk
spermatid.
 SPERMIOGENESIS
- Transformasi spermatid menjadi spermatozoon.
SPERMATOGONIA :

• Satu2nya sel benih yang ada sampai pubertas.


• Jumlah kromosom diploid (44 autosom dan 2 sex kromosom X /Y)
• Dekat dengan membrana basalis.
• Sel kecil, kromatin irreguler membentuk kelompok2 kasar.
• Mengalami mitosis yang berturutan

Menurut gambaran selnya, ada 3 buah spermatogonia :

• Spermatogonia gelap type A.


– Inti lonjong, gelap.
– Membelah diri secara berkala u/ mempertahankan spermatogonia spt induknya (gelap type
A ) atau membentuk spermatogonia pucat type A.
• Spermatogonia pucat type A.
– Inti lonjong, pucat.
– Mitosis u/ membentuk spermatogonia pucat type A atau menjadi spermatogonia type B.
• Spermatogonia type B.
– Inti bulat, kromatin padat disekitar selaput inti.
– Mitosis u/ membentuk spermatosit primer.
SPERMATOSIT PRIMER :

 Sel benih yang terbesar dalam tubulus seminiferi.


 Menempati daerah tengah epitelium.
 Berbentuk bulat/ lonjong.
 Jmlh kromosom diploid (44 autosom + 2 sex kromosom XY).
 Inti pada tingkat karyokinesis tertentu.

Fakultas Kedokteran | Universitas Surabaya 82


 Terjadi pembelahan reduksi (meiosis) yang menghasilkan 2 spermatosit sekunder dengan kromosom
haploid (22 autosom + 1 X atau 1 Y ).
 Sitokinesis tak lengkap sehingga 2 spermatosit sekunder masih dihubungkan dengan jembatan
protoplasma.
SPERMATOSIT SEKUNDER :

 Besar separonya spermatosit primer.


 Haploid.
 Letak lebih dekat dengan lumen.
 Jarang terlihat dalam tubulus seminiferi karena cepat membagi diri menjadi spermatid dengan
pembelahan meiosis yang kedua (1 spermatosit primer  2 spermatosit sekunder  4 spermatid).
SPERMATID :

 Besar separonya spermatosit sekunder.


 Dekat dengan lumen.
 Kromosom haploid.
 Inti bulat ditengah.
 Golgi app jelas, mitochondria banyak, sepasang centriole.
 2 spermatid saling berhubungan karena sitokinesisnya tak lengkap. Spermatid2 tampak
menggerombol dan hubungan sitoplasma ini memungkinkan terjadinya deferensiasi serentak.
 Spermatid2 menempel pada cekungan dari sel Sertoli untuk mengalami spermiogenesis.
SPERMIOGENESIS :

• Rangkaian proses metamorfosis/ deferensiasi/ transformasi dari spermatid menjadi spermatozoa.


• Pada permukaan selaput golgi timbul gelembung2 kecil yang berisi granula2 halus.  disebut
TINGKAT GOLGI
• Granula & gelembungnya menyatu sehingga terbentuk gelembung besar (gelembung akrosom) yang
dibatasi oleh membran dari golgi dengan granula tunggal didalamnya (akrosom), yang keduanya
disebut sistem akrosom yang terletak antara golgi dan selaput inti.
Perkembangan sistem akrosom :

• Akrosom: berubah menjadi berbentuk bulan sabit kecil tepat diatas inti.
• Gelembung acrosome menjadi tudung kepala/ Head cap, yaitu selaput yang mengelilingi akrosom,
karena terjadi serapan cairan didalam gelembung acrosome.
• Head cap akan meluas, akhirnya akan melapisi separuh permukaan inti.
• Daerah golgi dengan sebagian sitoplasma akan melepaskan diri sebagai badan residu dan difagositir
oleh sel Sertoli.
Pembentukan bagian tengah (middle piece)

• 1 sentriol melekatkan diri pada kutub yang berlawanan dengan akrosom, disebut centriole proximal
dan akan dibentuk flagella.
• Sentriol yang lain melingkari sumbu panjang filamen berbentuk seperti cincin, disebut anulus.
• Terbentuklah tabung caudal (caudal tube ) melingkari flagelum yang berasal dari filamen halus yang
melekat pada selaput inti yang kemudian akan menjadi selubung tambahan pada bagian tengah dari
calon spermatozoa.
• Mitochondria menyusun diri secara spiral (helix) diproximal flagela, membentuk selubung
mitochondria.
Tahap akhir spermiogenesis

• Inti sel memadat dan bentuknya berubah agak gepeng dan memanjang dan dia akan bergerak kearah
membran sel sehingga terbentuklah kepala sperma.
• Sitoplasma bergerak kearah ujung ekor sel.
• Terbentuklah spermatozoa yang secara morpholgi sudah matang, tetapi secara fungsional belum,
masih perlu kapasitasi yang terjadi sesudah eyakulasi.

Fakultas Kedokteran | Universitas Surabaya 83


SPERMIASI

• Pelepasan spermatozoa dari sel sertoli


• Memasuki lumen tubulus seminiferus.
• Spermatozoa ini secara morphologis
• Sudah matang, tetapi secara fungsional
• Belum matang, masih perlu kapasitasi
• Yang terjadi setelah eyakulasi

SPERMATOZOA DEWASA:

Terdiri dari :

Kepala :

• Mengandung inti yang memadat.


• Bagian depannya mempunyai akrosom yang mengandung enzym hyaluronidase untuk memudahkan
penetrasi kedalam sel telur.
Leher :

• Dekat kepala terdapat centriole proximal.


• Mengandung filamen2 memanjang yang dikelilingi oleh selubung mitochondria yang diduga mengatur
gerakan2 ekor.
Bagian tengah (middle piece ).

• Mengandung bentukan seperti silia, yaitu 2 mikrofilamen pusat yang dikelilingi oleh 9 pasang
mikrofilamen doublets.
• Bentukan ini dibungkus oleh sitoplasma .
• Di permukaannya terdapat selubung mitochondria.
Bagian ekor :

• Principal piece: bentukan seperti silia yang dibungkus oleh sarung yang terdiri atas ikatan2 serabut
yang tersusun melingkar.
• End piece: di bagian ujung yang telanjang.

JARINGAN INTERSTITIUM :
• Jaringan ikat kendor yang terletak diantara tubuli seminiferi.
• Berisi: sel interstitial dari Leidig, fibroblast, makrofag, mast cells, sel mesenchyme, pembuluh lymfa,
pembuluh darah, saraf.

Sifat sel interstitial dari Leidig :


• Sel besar, tersusun dalam kelompok2.
• Inti sering 2, nucleolus jelas, butir2 kromatin agak kasar.
• Sitoplasma bervacuola, lipid droplets (+) dan kristaloid (+) yg disebut kristal dari Reinke.

Fakultas Kedokteran | Universitas Surabaya 84


• E/M : ERH (++), tempat sintesis hormon steroid.
• Menghasilkan testosteron.

FUNGSI TESTIS :
1. FUNGSI EKSOKRIN:
• Menghasilkan sel kelamin pria, yang tergantung banyak faktor :
 FSH.
• Merangsang sel Sertoli untuk membentuk reseptor ABP (Androgen Bound Protein) yang akan
berikatan dengan hormon testoteron dan akan disekresikan kedalam lumen tubulus seminiferus.
2. FUNGSI ENDOKRIN :
• Sel Leidig dirangsang oleh LH (Luteinizing Hormon) dan ICSH ( Interstitial Cell Stimulating Hormon) utk
menghasilkan testoteron.
• Sel Sertoli menghasilkan hormon inhibin.

FUNGSI TESTOSTERON :
• Penampaan sifat2 sex sekunder laki.
• Pertumbuhan saluran2 genital & kelenjar2 reproduksi tambahan.
• Membangkitkan nafsu birahi.
• Memberikan potensi/ kemampuan untuk persetubuhan.

SISTEM SALURAN GENITAL :


TUBULI RECTI :
• Terdapat pada puncak setiap lobuli testis.
• Berjalan lurus, merupakan lanjutan dari tubulus seminiferus.
• Diliputi oleh epitel selapis kuboid/ silindris.

RETE TESTIS :
• Di dalam mediastinum testis, membentuk anyaman.
• Dilapisi epitel selapis kuboid rendah / pipih dan bbrp sel mempunyai silium.
• Lanjutan dari tubuli recti.
• Spermatozoa (-), karena spermatozoa saat lewat di tubuli recti & di rete testis sangat cepat.

DUCTULI EFFERENTES :
• pada bagian atas belakang dari testis tiap 10-15 ductus efferentes berjalan berlekuk2, membentuk
lobulus2 epididymis.
• Tiap ductulus panjang 6-8 cm, diameter 0,005 mm.

Fakultas Kedokteran | Universitas Surabaya 85


• Bersama2 jaringan ikat & sel2 otot polos menyusun sebagian besar caput epididymis.
• Dilapisi oleh epitel selapis silindris, dengan tinggi sel2 tidak sama  lumen tak teratur.
• Kelompok sel2 kolumnar tinggi berkinosilia (ciliated cells) bergantian dengan sel2 kolumnar rendah yg
menghasilkan kelenjar intra epithelial (secreted cells)
• Sel kolumnar tnggi :
• Sitiplasma asidofil.
• Lipid droplets (+), butir2 pigmen (+).
• Kinosilia (+), yang membantu menggerakkan spermatozoa kearah epididymis.

DUCTUS EPIDIDYMIS :
• Semua ductuli efferentes melanjutkan diri kedlm 1 ductus epididymis.
• Diliputi oleh jaringan ikat & berjalan sangat berlekuk2, membentuk badan & ekor epididymis.
• Panjang 5-7 m dan spermatozoa berjalan sangat lamban untuk mendapatkan kesuburan yang optimal.
• Dilapisi oleh epitel berderet silindris dengan non motile cilia, lumen rata.
• Dikelilingi oleh otot polos untuk membantu menyalurkan spermatozoa.

DUCTUS DEFERENS :
• Keluar dari scrotum, berjalan dalam canalis inguinalis sebagai bagian dari funuculus spermaticus.
• Dilapisi oleh epitel berderet silindris dengan stereo cilia.
• Lamina basalis halus, lamina propria tipis dan mengandung sabut2 elastis.
• Lumen berbentuk seperti bintang.
• Tunika sbmukosa tipis.
• Lapisan otot polos tebal, long-circ-long.
• Tunika adventitia : jaringan ikat fibrous yang menyatu dengan sekitarnya.

AMPULLA DUCTUS DEFERENS :


• Pelebaran ductus deferens.
• Pada bagian akhir dari ductus epididymis.
• Lumen lebih lebar & mukosanya membentuk lipatan2.
• Antara lipatan2 yang satu dengan yang lain, epitelnya salingg melekat sehingga terbentuk resesus
(lekukan) yang seperti kantong.
• Dilapisi epitel selapis silindris dengan beberapa sel menghasilkan sekret.
• Lapisan otot kurang teratur.
DUCTUS EJACULATORIUS :
• Bagian terakhir dari sistem saluran genital.

Fakultas Kedokteran | Universitas Surabaya 86


• Tempat bersatunya saluran dari ampulla ductus deferens dengan saluran dari vesicula seminalis.
• Menembus prostat dan melanjutkan diri kedalam urethra.
• Dilapisi epitel selapis silindris/ berderet silindris.
• Mukosa membentuk lekukan2, dinding penyokongnya jaringan ikat fibrous.

KELENJAR-KELENJAR GENITAL TAMBAHAN :


• VESICULA SEMINALIS :
- tonjolan ductus deferens yang berlekuk2 terletak di belakang prostat.
- Mukosa berlipat2 & bercabang sampai tingkat 1,2,3 dan menonjol sampai jauh kedalam lumen, lipatan ini
saling berhubungan antara yang 1 dengan yang lain sehingga terbentuk banyak ruang dengan ukuran yang
bermacam2.
- Dilapisi epitel selapis silindris/ berderet silindris dan mengandung butir2 sekresi & pigmen kuning.
- Hasil sekresi sebagai koagulum acidophyl di dalam lumen.
- Propria terdiri jaringan ikat kendor yang mengandung banyak pembuluh darah.
-Lapisan otot polos 2 lapis, circ-long.
-Tunika adventitia : jaringan ikat kendor yang mengandung sabut2 elastis.
-Fungsi : menghasilkan cairan kental sebagai bagian dari semen.
-Sekret : globulin, asam ascorbat, fructosa, prostaglandin, mempengaruhi fertilisasi yg wanita.
-Dipengaruhi oleh hormon testosteron.

• PROSTAT:
- kumpulan 30-50 kelenjar tubulo-alveoler bercabang, tersusun mengelilingi urethra dan bermuara kedalam
urethra pars prostatica.
- Daerah mukosa (central) : kelenjar kecil2
- Daerah submukosa (transition)
- Daerah permukaan (periferal /main gland): merupakan bagian yang terbesar.
- Seluruh kelompok kelenjar diliputi oleh jaringan ikat fibro-elastis yang mengandung plexus vena yang luas.
- Alveoli tertanam dalam jaringan ikat padat dan sabut2 otot polos.
- Permukaannya dilapisi oleh epitel selapis kubis/ silindris yang membentuk banyak lipatan.
- Lamina basalis tak jelas.
- Di dalam lumen sering tampak corpora amylacea/ batu prostat (bentukan bulat/lonjong ) yang merupakan
endapan bahan sekresi yang mengapur.

• KELENJAR BULBO-URETHRALIS.
- Sepasang, seperti kacang hijau.
- Terbungkus oleh jaringan ikat, dibelakang urethra pars membranacea.
- Kelenjar tubulo-alveoler bercabang.
- Sabut2 elastis (+), otot polos (+).
- Dilapisi oleh epitel selapis kubis / silindris.
- Sal keluar dilapisi oleh epitel berderet silindris, sel2 mukous, beberapa sel2 otot polos yang melingkar.
- Sekret kental, mukous, jernih.

Fakultas Kedokteran | Universitas Surabaya 87


PENIS :
Fungsi:
• Saluran keluar air seni
• Saluran keluar cairan semen
• Sebagai alat kopulasi
Terdiri atas 3 tabung jaringan erektil.
• 1 pasang corpora cavernosa penis.
• 1 buah corpora cavenosa urethra/ corpora spongiosa.
Pada corpora cavernosa penis :
Ruang cavernosa yg terbesar terdapat pada bagian pusat dari tabung dan menjadi semakin kecil kearah
permukaan.
Pada corpora cavernosa urethrae :
Ruang- ruang cavernosa hampir sama besar.

KULIT PENIS
• Permukaan penis dilapisi kulit tipis yang ujungnya melipat dan meliputi glans penis yang disebut
preputium.
• Mempunyai kelenjar keringat kecil2 & kelenjar lemak yang berhubungan dengan folikel rambut,
kecuali ujung penis tak mengandung rambut.
• Permukaan dalam preputium yang langsung berhubungan dengan glans penis dilapisi oleh epitel
berlapis pipih tak bertanduk yang agak basah.
• Pada glans penis & permukaan dalam preputium terdapat kelenjar lemak yang mengalami modifikasi,
 kelenjar dari Tyson.
CORPORA CAVERNOSA
• Corpora cavernosa penis :
– Dikelilingi jar ikat padat yang disebut tunika albuginea.
– Antara keduanya terdpt lubang2.
– Ruang2 cavernosa yang dipusat adalah yang paling besar dan makin ke tepi semakin kecil.
• Corpora cavernosa urethra :
– Ruang2 cavernosa hampir sama besar bahkan kadang yang ditengah agak kecil2 dibanding
yang ditepi.

Fakultas Kedokteran | Universitas Surabaya 88


URETHRA PARS CAVERNOSA
• Terdpt di dlm penis.
• Dikelilingi o/ corpora spongiosa.
• Pada saat ereksi, lumen tetap terbuka.
• Dilapisi o/ epitel berderet yg berakhir dng epitel berlapis pipih.
• Di sepanjang perjalanannya trdpt kelenjar mukous yg khusus  kel Litre.
• Ujungnya melebar  fossa navicularis.

PEMBULUH DARAH PADA PENIS :


ARTERIAE DORSALIS PENIS.
- Berjalan di kiri-kanan vena dorsalis penis.
- Cabang2nya masuk ke dalam corpus cavernosum dan menjadi plexus kapiler.
- Cabang yang lain berjalan di dalam trabekula sebagai arteria Helicinae yang kemudian juga masuk ke dalam
corpus cavernosum.
ARTERIAE HELICANE
- Mempunyai dinding otot polos yang tebal & berjalan melingkar.
- Pada bagian dalam mengandung otot polos yang berjalan longitudinal dan menonjol ke dalam lumen.
- Darah dari ruang cavernosa dan plexus kapiler akan menuju ke plexus venosus dan akhirnya masuk ke dalam
vena dorsalis penis.

Fakultas Kedokteran | Universitas Surabaya 89


SISTEM REPRODUKSI WANITA

• Terdiri dari
1. Ovaria

2 . Saluran genital wanita

a . Tubae uterinae

b . Uterus dan Placenta

c . Vagina

3 . Genitalia externa

4 . Glandulae mammariae

OVARIUM:

• Permukaan diliputi germinal epithelium (selap kubis)


• Terdiri dari 2 bagian :
I. CORTEX OVARIUM :
3 lapisan : germinal epithelium, tunika Albuginea (jar.ikat padat tak teratur) dan stroma ovarii .

Pada saat dewasa :

lapisan stroma mengandung folikel ovarial, corpus luteum dan corpus albicans II. MEDULA OVARIUM
:

a. Terdiri dari jaringan.ikat kendor fibro elastik.


b. Banyak mengandung pembuluh darah dan limfe, saraf dan otot polos

FOLIKEL OVARIAL:

Follikel primer terdapat setelah lahir , jumlahnya 400.000

Terdiri ovum ( oosit I ) dengan selapis sel folikel pipih .

Fakultas Kedokteran | Universitas Surabaya 90


Growing Folikel :

• setelah pubertas
• Perubahan yang terjadi :
– Oosit I membesar dan bersama sel folikel membentuk ZONA PELLUCIDA (grs homogen
mengell oosit I )
– Sel folikel menjd selapis kubis  selapis silindris  berlapis kubis .
• Timbul ruangan-ruangan kecil disebut CALL-EXNER BODIES
• Terbentuk lapisan.theca interna dan externa  terpisah dengan lapisan.sel folikel oleh GLASSY
MEMBR.
• Theca interna menghslkan ESTROGEN .

Folikel de Graaff :

Call exner bodies bersatu menjadi Anthrum Folikuli

Sel Folikel menjadi 3 macam

a. Cumulus Oophorus
sel folikel yang menonjol ke dlm anthrum

b. Corona Radiata
Selapis sel folikel yang mengelilingi oosit

c. Membrana Granulosa
Lapisan sel folikel yang membentuk dinding anthrum

Fakultas Kedokteran | Universitas Surabaya 91


CORPUS LUTEUM :

• Terjadi setelah ovulasi .


• Asal : sisa dinding antrum
• Terdiri dari 2 macam sel:
a. Granulosa lutein sel :
Berasal dari membran.granulosa, letaknya di tengah, selnya besar dan pucat, membentuk HORMON
PROGESTERON

b. Theca lutein sel :


Berasal dari sel theca interna,ditepi, sel kecil dan gelap .

CORPUS ALBICANS :

• Merupakan jaringan parut .


• Terbentuk menjelang  sel2 dalam corpus luteum berubah  jaringn parut
• Tampak sebagai bentukan pucat homogen, tidak mengandung sel lagi

ATRESIA FOLIKEL :

• Terbentuk setelah ovulasi


• Berasal dari folikel primer, growing folikel atau folikel de Graaff yang masih kecil (dini)
• Ditandai dengan sel folikel yang berserakan atau hanya sisa zona pelucida.

TUBA UTERINAE FALLOPII ( OVIDUCT ) :

Fakultas Kedokteran | Universitas Surabaya 92


Terdiri dari 4 bagian :

1. INFUNDIBULUM :
Bagian ujung yang menghadap ke rongga perut. Berbentuk cerobong (funnel shaped) & tepi bebasnya
mengandung lipatan-lipatan yg disebut FIMBRIAE .
2. AMPULLA
Merupakan bagian terpanjang (ta 2/3 panjang tuba). Mempunyai lumen lebar, dinding sempit, lipatan
mukosanya kompleks dan bercabang-cabang .

3. ISTHMUS
Mempunyai lumen sempit dan dinding tebal. Lipatan mukosa rendah tak bercabang .

4. INTRAMURAL
Menembus dinding uterus dan memp lumen sempit .

HISTOLOGI DINDING TUBA :

Dinding tuba uterina terdiri dari :

I. MUCOSA : Membentuk lipatan-2 longitudinal.

1. EPITELIUM :

-Selapis silindris, sebagian sel-2 nya bersilia dan sebagian lain tidak bersilia (peg cells) sel-sel sekretori

2. LAMINA PROPRIA :

- Terdiri dari jaringan ikat seluler (cellular connective tissue)

- terdiri otot polos yang tersusun dalam 2 lapisan:

1. Inner circular
– Tebal dan lengkap
2. Outer longitudinal
– Tipis dan tidak lengkap

Fakultas Kedokteran | Universitas Surabaya 93


II. MUSCULARIS
terdiri jaringan ikat kendor permukaan luarnya dilapisi oleh selapis pipih sel-2 mesothelium

III. SEROSA

UTERUS:

Terdiri dari 5 bagian :

1. Corpus uteri  bagian badan uterus .


2. Cervix uteri  bagian bawah corpus uteri .
3. Fundus uteri  bagian atap corpus uteri .
4. Isthmus  daerah sempit , peralihan corpus ke cervix .
5. Portio Vaginalis  bagian.cervix yg menonjol kedalam vagina .

CORPUS UTERI :

• Struktur histologinya = fundus .


• Mempunyai dinding 3 lapis
1.Serosa (perimetrium) :

Lapisan terluar & terdiri atas jaringan ikat tipis yang permukaan diliputi mesothelium

2.Myometrium (muscularis)

- Terdiri jaringan otot polos yang bisa bertambah dengan cara mitosis dan membesar pada saat hamil .

- Terdiri dari 3 lapisan :

a. Stratum subvasculare

Merupakan lapisan otot polos longitudinal dalam .

b. Stratum vasculare .
- Terdiri dari.otot polos sirkuler dan serong .
- Terdapat pd bagian tengah dan paling tebal, banyak mengand pembuluh darah
c. Stratum supravasculare .
- Merupakan lapisan luar, tipis, longitudinal .

Fakultas Kedokteran | Universitas Surabaya 94


- Langsung berhubungan dengan perimetrium .

3.Endometrium :

Berhubungan erat dengan myometrium dan mengalami perubahan siklik .

Epitelnya selapis silindris dengan beberapa sel yang bersilia dan membentuk kelenjar uterin  masuk dalam
stroma kemudian bercabang pada bagian basal

Punya 2 macam arteri: bagian basal – lurus dan di bagian permukaan spiral (COILED / SPIRAL ARTERI)

STRUKTUR HISTOLOGI:

Tergantung fase dalam siklus menstruasi dibagi menjadi 4 FASE :

1. FASE PROLIFERASI = estrogenik dan reparatif .

– Terjadi pembentukan epitel permukaan dan lamina propria .


– Terjadi proliferasi kelenjar  kelenjar tersusun rapat dan padat .
– Terbentuk coiled arteri .

2.Fase progestational (sekretorik = luteal = progravid) :

• Disebut fase LUTEAL/ PROGESTATIONAL


• Terjadi hipertrofi sel kelenjar dan timbunan cairan antar sel  endometrium menebal.
• Bentuk kelenjar seperti gergaji .
• Coiled arteri bertambah dan mendekati permukaan .
• Sel stroma membesar  sel Decidua

Fakultas Kedokteran | Universitas Surabaya 95


3.Fase Iskemik (pre-menstrual) :

Coiled arteri menyempit sehingga endometrium tampak pucat. Terdapat infiltrasi lekosit dalam stroma

4.Fase menstrual :

Endometrium terkelupas dan keluar sebagai external menstrual discharge terdiri atas:
a.darah arteri & vena
b. sel epitel dan stroma

c. sekret kelenjar .

CERVIX UTERI:

Mempunyai dinding 3 lapis :

• MUKOSA :
Epitelnya selapis silindris yang membentuk lekukan ke dalam propria dan bercabang-cabang 
Kelenjar Cervix: BRANCED TOBULAR  bila buntu  kista  OVULA NABOTH .

Lamina propria terdiri dari jaringan ikat dan tidak mengandung coiled arteri sehingga tidak
mengalami perubahan saat menstruasi .

• MUSCULARIS :
Terdiri dari jar.otot polos yang tidak teratur  lap.luar arahnya longitudinal dan melanjutkan ke
vagina .

• ADVENTITIA :
Terdiri dari jar.ikat fibro-elastis

Fakultas Kedokteran | Universitas Surabaya 96


PORTIO VAGINALIS:

• Merupakan bagian cervix uteri yang menonjol kedalam vagina .


• Epitelnya berlapis pipih tanpa tanduk
• Tidak mengalami perubahan siklik .
• Peralihan epitel: selapis silindris pada permukaan cervix  berlapis pipih (-) tanduk pada permukaan
patrio, terjadi secara mendadak & terdapat tepat di sebelah dalam canalis cervicis

VAGINA

• MerupAKAN tabung fibro-muskuler  dilapisi mukosa .


• DINDING terdiri 3 lapis :
1. MUKOSA :
Mempunyai lipatan mukosa  RUGAE.

Epitelnya berlps pipih tak bertanduk

• Lapisan propria terdiri dari jaringan ikat padat dengan banyak sabut elastis, pembuluh darah, ujung
saraf sensorik khusus dan sabut saraf, serta tak punya kelenjar

2.MUSKULARIS

- Terdiri dari anyaman otot polos .

- Dibedakan:

a. Bagian dalam  tipis, tersusun circular .

b. Bagian luar  tebal, tersusun longitudinal  ke atas melanjutkan diri ke myometrium Cervix

Fakultas Kedokteran | Universitas Surabaya 97


3 . ADVENTITIA

– Terdiri dari lapisan tipis jaringan ikat padat


– Mengandung PLEXUS GANGLION OTONOM .
– Mengandung banyak vena yang lebar-lebar

INTROITUS VAGINAE

• Mengandung 2 macam sphincter :


1 . MUSCULUS BULBOSPONGIOSUS

Terdiri dari jaringan.otot bergaris .

2 . SPHINCTER CUNNI

Terdiri dari jaringan otot polos .

GENITALIA EKSTERNA

1. Clitoris
• Homolog dengan penis tapi rudimenter dan tidak lengkap .
• Terdiri dari 2 corpora yang erectil  pada bagian distal berakhir sebagai GLANS CLITORIDIS yang
rudimenter .
• EPITEL: berlapis pipih tak bertanduk .
• PROPRIA: membentuk propria papil yg mengandung banyak pembuluh darah, ujung saraf sensorik
khusus: Corpuscle Meissner dan corp.Vater Paccini .

2. Labia Minora
Merupakan lipatan mukosa yg membentuk dinding lateral vestibulum vaginae

Epitel: berlapis pipih tak bertanduk dgn pigmen yg banyak pada bagian basal .

Propria: terdiri dari jaringan ikat padat dengan banyak pembuluh darah dan mengandung kelenjar
sebacea yang tak berhubungan dengan folikel rambut .

Fakultas Kedokteran | Universitas Surabaya 98


3. Labia Majora
• Merupakan lipatan kulit yang menutup labium minora dari bagian luar .
• EPITEL: ada 2 macam  Permukaan dalam: licin, terdiri dari epitel berlapis pipih tak bertanduk .
Permukaan luar: terdiri dari epitel berlapis pipih bertanduk dengan folikel rambut, kelenjar Sebacea
dan kelenjar keringat .

• PROPRIA : banyak jaringan lemak dan beberapa sabut otot polos .

4. Kelenjar-kelenjar
a. Kelenjar VESTIBULAR MINOR :
– Merupakan kelenjar mucous kecil-kecil .
– Terdapat dalam vestibulum vaginae , terutama sekitar orificium urethae externum dan dekat
clitoris .
b. Kelenjar VESTIBULAR MAJOR :
– Disebut Kelenjar Bartholin .
– Merpkan kelenjar tubulo-alveolar yang menghasilkan mukus pelumas .
– Saluran keluarnya bermuara dekat dasar HYMEN .

PLASENTA:

Sebelum membicarakan placenta, terlebih dahulu terjadinya suatu kehamilan.


Berupa suatu kista berbentuk bulat .
Fakultas Kedokteran | Universitas Surabaya 99
Permukaan diliputi sel-sel trophoblast .
Salah satu kutubnya terdapat suatu pemadatan yang akan menjd embryo  INNER CELL MASS
PERKEMBANGAN BLASTOCYST :

• Sel trophoblast membentuk epithelial cord (tonjolan epitel) di seluruh permukaan blastocyst 
PRIMARY (primitive) VILLI .
• Selanjutnya masuk jaringan ikat embryo ke dalam villi ini  CHORION .
• Disusul masuknya pembuluh.darah  SECONDARY CHORIONIC VILLI .

SECONDARY CHORIONIC VILLI

Bagian yang tumbuh ke arah myometrium (menuju DECIDUA BASALIS)  tumbuh subur  disebut CHORION
FRONDOSUM  membentuk PLACENTA

Chorion Laeve dan chorion frondosum  PLACENTA pars FOETALIS .

REAKSI ENDOMETRIUM PADA KEHAMILAN :

• Endometrium berubah menjadi jaringan decidua dan dibedakan berdasarkan letaknya menjadi :
1 . DECIDUA BASALIS

2 . DECIDUA CAPSULARIS

3 . DECIDUA VERA

• Ciri sel decidua : selnya besar dan pucat , sitoplasma mengandung glikogen
• Terdapat diantara blastocyst dengan myometrium .
1. DECIDUA BASALIS :
Merupakan bagian jaringan ibu yang ikut membentuk placenta, sehingga disebut PLACENTA pars MATERNALIS
 bersama CHORION FRONDOSUM membentuk placenta

2. DECIDUA CAPSULARIS :
Merupakan jar. endometrium ibu yg menutup permuk blastocyst setelah proses nidasi

3. DECIDUA PARIETALIS (VERA) :


Sisa permukaan endometrium yang tidak terlibat langsung pada lokasi nidasi

Ciri-ciri sel decidua :

Selnya besar dan pucat dengan sitoplasma yang mengandung banyak glikogen.

Fakultas Kedokteran | Universitas Surabaya 100


STRUKTUR HISTOLOGI PLACENTA :

Terdiri atas 2 komponen berdasarkan asal jaringannya :

1 . PARS FOETALIS: Berasal dari jaringan.ikat janin .

Terdiri dari 2 bentukan :

a.CHORIONIC PLATE  merupakan tempat keluarnya villi chorealis .

b.VILLI CHOREALIS :

-Berpangkal dari chorionic plate, bercabang-cabang, kemudian berakhir di basal plate

-Berdasarkan letaknya, dibedakan 3 macam :

1. STEM VILLUS: merupakan pangkal villus yang masih melekat pd chorionic plate

2.FLOATING (FREE) VILLUS: merupakan cabang villi chorealis yang terapung di dalam lacunae (intervillous
space)

3.ANCHORING VILLUS: merupakan lanjutan stem villus yang kemudian tertanam/ melekat pada decidua
basalis

STRUKTUR HISTOLOGI VILLI CHOREALIS

-BAGIAN TENGAH :

Terdiri dari jaringan.ikat embryonal yang tersusun kendor, mengandung kapiler foetal dan sel HOFFBAUER 
selnya besar, inti bulat dan besar, dapat mengadakan fagositosis.

-BAGIAN TEPI:

Terdiri dari 2 lapis sel trophoblast:

1. SEL CYTOTROPHOBLAST
-Terdapat pada lapis dalam, hanya sampai kehamilan minggu X .

-Disebut SEL LANGHANS  sel pucat, batas sel jelas dan sitoplasma mengandung vacuola dan
glikogen.

2. SEL SYNTITIOTROPHOBLAST
-Merupakan sel terluar dan tampak sebagai lapis gelap dg ketebalan bervariasi

-Intinya kecil dan gelap dan tidak mempunyai batas sel  merupakan massa sitoplasma dengan inti
banyak .

-Pada beberapa tempat inti bergerombol membentuk SYNTITIAL KNOT .

2. PARS MATERNALIS:
-Ditandai dengan adanya SEL DECIDUA

-Terdiri dari 2 bentukan :

a. DECIDUA BASALIS (basal plate), tersusun dari sel decidua, merupakan tempat melekatnya ANCHORING
VILLUS .

Fakultas Kedokteran | Universitas Surabaya 101


b. SEPTUM PLACENTA merupakan sisa decidua basalis yang tidak terkikis pada saat pertumbuhan villi chorealis
 berupa bentukan yang menonjol ke dalam intervillous space.

1 . Chorionic plate 2 . Stem villus

3 . Floating villus 4 . Intervillous space

PLACENTA BARRIER

• Memisahkan sirkulasi maternal dan foetal .


• Terdiri dari struktur berikut :

1. Sel syntitiotrophoblast

1 2. Sel cytotrophoblast

3. Lamina basalis sel


3
Trophoblast .

4. Jaringan ikat janin .

5. Lamina basalis endotel


4
pembuluh darah janin .

6. Endotel pembuluh darah

janin .

2
HORMON-HORMON PLACENTA

Placenta membentuk hormon berikut

1. Estrogen .
2. Progesteron .
3. Human Chorionic Gonadotropin ( HCG )  oleh cytotrophoblast .
4. Human Placental Lactogen ( HPL ) oleh Syntitiotrophoblast .

Fakultas Kedokteran | Universitas Surabaya 102


KELENJAR MAMMAE (Glandulae mammariae)

• Merupakan modifikasi kelenjar keringat  terletak subcutant .


• Sifat kelenjar: kelenjar majemuk tubulo-alveolar
• Terdapat pada pria dan wanita .
• Wanita: membesar cepat pada pubertas, terutama terdiri dari jaringan.lemak dan jaringan ikat padat
 perkembangan berlanjut pada kehamilan .
PRIA :

Perkembangan terhenti setelah pubertas

• Setiap mamma terdiri dari 15–20 lobi yang dipisahkan oleh jaringan.lemak dan jaringan.ikat
interlobaris .
• LOBUS: masing-masing mempunyai saluran keluar yang bermuara pada papilla mammae .
Terbagi menjadi LOBULI oleh jaringan lemak dan jaringan ikat interlobularis. Jaringan intralobuler
merupakan jaringan.ikat kendor .

LOBUS KELENJAR MAMMAE :

Masing-masing lobus kelenjar mammae mempunyai saluran keluar sendiri, sehingga akan terdapat 15-20
saluran keluar yang bermuara pada apex papilla mammae.

Lobus-lobus ini terbagi menjadi lobuli yang masing-masing dipisahkan oleh JARINGAN INTERLOBULARIS yang
juga terdiri dari jaringan ikat padat dan jaringan lemak.

Sedangkan JARINGAN INTRALOBULER terdiri dari jaringan ikat kendor.

SISTEM SALURAN KELENJAR MAMMAE

• Saluran terkecil DUCT. INTRALOBULARIS (selapis kubis)  DUCTUS INTERLOBULARIS (selapis silindris)
 DUCTUS LACTIFERUS (berderet silindris/berlapis kubis/ berlapis silindris  SINUS LACTIFERUS
(berlapis pipih tak bertanduk)
• Sinus ini merupakan ductus yang melebar di dekat papilla mammae & tempat menampung ASI.

STRUKTUR HISTOLOGI PARENCHYME MAMMAE

1. KELENJAR MAMMA NON AKTIF (resting), terdiri dari sistem saluran : DUCTULI INTRA LOBULARIS. Belum
terbentuk alveoli, terutama terdiri dari jaringan lemak & jaringan ikat intralobuler .

2. KELENJAR MAMMA AKTIF, kelenjar Mamma Gravid :

• Pada kehamilan bulan IV-V  proliferasi duct. intralobularis  membentuk buds/ kuncup yang
kemudian membesar menjada ALVEOLI (epitel masih selapis silindris). Jaringan ikat dan
jaringan.lemak intra dan interlobuler menipis .
• Pada bulan VI  alveoli membesar dan pada akhir kehamilan membentuk colostrum

Fakultas Kedokteran | Universitas Surabaya 103


3.KELENJAR MAMMA LACTASI

-Terjadi sekresi aktif ASI sehingga alveoli membesar menjadi SACCULI (epitel selapis kubis)

-Sebagian alveoli masih tetap dalam keadaan resting (epitel selapis silindris)

-Ductus intralobularis sulit dibedakan dengan alveoli .

PAPILLA MAMMAE :

• Terdapat lubang-lubang muara ductuli lactiferi .


• Epitel berlapis pipih bertanduk dan sangat banyak pigmen .
• Dermal papil tinggi  banyak pemb drh, sbt saraf afferent dan sbt otot polos .
• Kontraksi otot polos utk memperkeras dan mengangkat papil pd saat lactasi .
AREOLA MAMMAE :

• Merupakan kulit sekitar papilla mammae  sangat banyak pigmen .


• Pada lapis dermisnya terdapat KELJ MONTGOMERY (apokrin, bercabang )
• Mengandung kelenjar keringat, kelenjar.lemak dan folikel rambut .

Fakultas Kedokteran | Universitas Surabaya 104


d

Fakultas Kedokteran | Universitas Surabaya 105

Anda mungkin juga menyukai