Disusun Oleh :
Universitas Airlangga
Surabaya
2020
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
Dalam tahap Analisis awal, dilakukan survey terhadap sistem yang telah ada untuk
mengetahui kelemahan dan kekuatan system, kemudian setelah hasil survey ini dicocokkan
dengan rencana pengembangan sistem. Jika kemudian pengembangan diputuskan untuk tetap
berlanjut maka System Analysis maju ke tahap selanjutnya yaitu Feasibility Analysis, dimana
feasibilitas dari perancangan sistem informasi dipertimbangkan berdasarkan estimasi biaya,
kompleksitas, dan waktu yang diperlukan, estimasi ini akan selalu berubah dan diamati oleh
komite pengembangan. Setelah proyek dinyatakan feasible, maka dilakukan dokumentasi
secara detail mengenai keperluan informasi yang diperlukan serta persyaratan yang
diperlukan untuk memproses dokumen itu dan disertai dengan sampel form input dan output.
Seluruh hasil temuan ini akan dirangkum dan dinyatakan kesimpulan finalnya untuk
kemudian menjadi System Analysis Report.
Penelitian yang dilakukan oleh Antonio Trigo et.al (2016) membahas mengenai
perkembangan sistem informasi akuntansi yang semkain mengarah ke BPMS atau Business
process management suite. Hal ini menunjukkan bahwa
Contoh dari itu adalah penelitian yang dilakukan oleh Swadanu et.al (2015)
mengenai studi lapangan dari siklus dan sistem akuntansi Holland Bakery. penelitian ini
memberikan gambaran secara garis besar mengenai kondisi dan rancangan sistem informasi
dari Holland Bakery. Gambaran ini didapat melalui rancangan DFD dan flowchart mengenai
siklus operasional Holland Bakery yang diperoleh dari hasil studi lapangan dan wawancara.
Selain itu terdapat juga penelitian serupa oleh Gunawan (2013) yang membahas
mengenai pengembangan dalam planning dan Inventory Control Holland Bakery, dimana
sistem pengendalian inventory Holland Bakery yaitu PPIC (Production Planning Inventory
Control) sering mengalami kesulitan dalam menangani jumlah bahan baku berdasarkan resep.
Penelitian ini memberikan gambaran mengenai kelemahan sistem perencanaan dan inventaris
Holland Bakery.
Diluar dari kedua penelitian itu, sangatlah sulit untuk menemukan penelitian
mengenai sistem informasi dari Holland Bakery ini, sehingga metode pengumpulan data bisa
dikatakan terbatas tanpa dilakukannya studi lapangan.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif berdasarkan hasil studi literatur
terkait, dalam kasus ini berupa buku wajib untuk perkuliahan, serta jurnal-jurnal penelitian
yang terkait mengenai Sistem Informasi Akuntansi.
Adapun keterbatasan dari pendekatan ini adalah data yang tidak up-to-date,
mengingat terbatasnya jumlah penelitian yang terkait, serta adanya keterbatasan dalam
tingkat detail informasi yang dapat diperoleh.
Survey awal dilakukan terhadap sistem informasi Holland Bakery melalui data
sekunder yang telah tersedia, dengan pertimbangan bahwa laporan keuangan serta informasi
keuangan sensitif lain milik PT Mustika Cita Rasa tidak tersedia kepada khayalak luas.
1. Entry pesanan penjualan yang dilakukan pada saat ada pelanggan yang memesan,
pesanan ini nantinya akan diproses oleh pihak kasir untuk kemudian ditindak berdasarkan
jenis pesanan.
A. Untuk pesanan khusus yang memerlukan waktu untuk dilakukan produksi seperti
pemesanan cake atau roti dalam jumlah besar, petugas akan melihat inventory dan melakukan
pengecekan stok. Apabila stok ada maka akan diambilkan dan diberikan kepada pelanggan,
namun apabila stok tidak ada akan dicatat dan didata untuk dimasukkan pada perencanaan
produksi dan pelanggan diberikan estimasi waktu selesainya produk untuk kemudian diambil
oleh customer atau dikirimkan oleh kurir ke alamat customer.
B. Untuk pesanan berupa pembelian langsung dalam kuantitas kecil, barang pada
umumnya diambil sendiri oleh pelanggan menggunakan sistem self service dan tinggal
membayar ke kasir.
2. Setelah pesanan pelanggan tercatat, dan dengan catatan barang yang dipesan oleh
pelanggan tersedia di stok toko, maka akan dilakukan pengepakan untuk kemudian bisa
diambil oleh cutomer atau dikirimkan kepada alamat customer melalui kurir dengan
dibuatkan bill of lading sebagai bukti bahwa barang telah keluar dari toko.
4. Roti atau pastry yang tidak terjual di penghujung hari nantinya akan dikembalikan
ke bagian distribusi untuk nantinya didonasikan ke berbagai yayasan mengikuti daftar yang
dimiliki oleh bagian distribusi.
Hasil ini menunjukkan bahwa masih ada kemungkinan untuk terjadinya terjadi
kesalahan dalam perpindahan data mengingat masih banyak pemindahan data yang dilakukan
secara manual. Diluar itu pengecekan atas data untuk proses pengiriman juga kurang, dengan
tidak terlihat adanya pengecekan antara bill of lading dengan data pesanan awal sehingga
ditakutkan terjadi kesalahan pengiriman.
2. Daftar permintaan bahan baku diterima oleh bagian pembelian dan selanjutnya
dibuatkan dokumen Purchase Order yang dibuat dua rangkap.
4. Supplier memproses pesanan, dan mengirim barang kepada bagian gudang, dimana
bagian gudang akan mencocokkan barang yang diterima dengan copy Purchase Order. saat
pencocokan terdapat dua kemungkinan
B. Apabila barang telah sesuai dengan Purchase Order, maka oleh bagian
gudang akan dibuatkan surat jalan yang kemudian di otorisasi untuk diberikan ke
supplier. Selain itu bagian gudang juga akan mengupdate PPIC (Production Planning
and Inventory Control) yang kemudian akan disimpan ke bagian pembelian.
5. Jika pemeriksaan oleh bagian gudang telah sesuai, maka dokumen Purchase Order
Juga diserahkan kepada bagian keuangan untuk dicocokkan dengan Invoice yang dikirim
oleh supplier. Jika cocok Invoice akan disimpan oleh bagian keuangan dan kemudian
dilakukan transfer berdasarkan Invoice, namun bila tidak cocok maka bagian keuangan akan
menghubungi supplier untuk dilakukan pembetulan.
6. Setelah transfer dilakukan maka Invoice akan disimpan oleh bagian keuangan, dan
dari bukti transfer akan dijadikan basis untuk melakukan penjurnalan dan disimpan untuk
dokumentasi.
Jika melihat dari alur siklus pengeluaran yang telah diteliti, terdapat kelemahan
berupa tidak adanya pengecekan ulang oleh bagian produksi atau keuangan antara Purchase
Order dan dokumen permintaan material, sehingga terjadi kemungkinan terjadi pembelian
tidak sesuai. Lalu saat pengecekan barang tidak dilakukan pencatatan langsung, sehingga saat
terjadi retur pencatatan kurang akurat dan mungkin terjadi penggelapan. Terakhir pembuatan
dokumen Purchase Order sebaiknya dilakukan dengan rangkap 3 dan diberikan ke seriap
bagian yang berurusan dengan penerimaan barang untuk mempercepat alur informasi dan
mengurangi resiko salah jumlah kas saat transfer.
6. HPP dan harga jual barang jadi ditentukan oleh bagian akuntansi biaya,
kemudian barang jadi tersebut akan didistribusikan ke berbagai cabang penjualan
Holland Bakery yang bersangkutan oleh bagian distribusi untuk dijual.
7. Hasil penjualan akan dicatat oleh bagian siklus pendapatan untuk kemudian
dijadikan sebagai acuan untuk resep hari selanjutnya.
8. Sisa produksi yang tidak laku terjual tapi masih layak untuk dikonsumsi
akan dikembalikan kepada bagian distribusi untuk kemudian didistribusikan ke
berbagai yayasan yang telah ditentukan sebelumnya.
Berdasarkan hasil analisis awal, kelemahan di siklus ini terlihat dari kerumitan siklus.
Bagian awal siklus mencakup mulai dari divisi Distribusi hingga tingkat manajemen atas.
Selain itu dari segi perencanaan resep sendiri tergolong tidak fleksibel, sehingga
dikhawatirkan jika ada pesanan besar yang bersifat short-notice, jumlah dapur yang tersedia
serta jumlah material yang mampu disiapkan oleh siklus pengeluaran tidak mampu menutupi
permintaan. Kelemahan ini juga telah dibahas didalam penelitian yang dilakukan oleh
Gunawan (2013) dari segi pengadaan, dan peneliti tersebut memiliki kekhawatiran yang
sama mengenai sistem ini.
Dalam sumber informasi yang kami dapatkan, kami tidak menemukan sebuah
rancangan sistem informasi mengenai siklus HR & Payroll, namun terdapat deskripsi
operasional dari siklus HR & Payroll selama ini.
1. Pendataan absensi karyawan dalam level toko terkadang tidak memiliki metode
yang jelas dan dalam gerai yang diwawancarai hanya mengandalkan sidak dari pihak atas.
4. Hasil final dari perhitungan akan diotorisasikan dan gaji akan ditransfer ke
rekening bank masing-masing pegawai, dan slip gaji akan dikirimkan ke pegawai.
Berdasarkan dari hasil analisis dari informasi sistem diatas, maka kelemahan dari
sistem ini dapat di-identifikasikan sebagai lemahnya pengawasan dalam pencatatan absensi
karyawan. Diluar itu terdapat masalahdimana terjadi efisiensi rendah dari penerapan
pencatatan, klarifikasi, dan penghitungan payroll akibat dari sistem siklus payroll yang masih
manual.
Dalam siklus ini kami dapat menginterpretasikan informasi dari sumber menjadi
sebuah DFD level 0, dan berdasarkan DFD ini kami dapat menganalisis sistem awal dari
siklus ini, analisis dilakukan berdasarkan data yang telah diperoleh, dan menghasilkan alur
operasional dalam siklus produksi sebagai berikut :
1. Bukti transaksi, invoice, dan voucher selama satu periode dikumpulkan dan
disetorkan kepada bagian akunting untuk penjurnalan dan pencatatan secara manual kedalam
buku besar
2. Pada akhir periode buku besar akan diproses untuk pembuatan laporan keuangan,
dan menghasilkan Trial balance.
4. Trial balance akan diproses lebih lanjut dan menjadi laporan keuangan untuk
kemudian dipublikasikan kepada pemakai yang terkait
Dari analisis ini dapat dikatakan kelemahan dalam siklus ini adalah sistem lama yang
masih manual sehingga rentan menimbulkan delay, error, dan potensi terjadinya fraud.
Walaupun potensi tersebut tidaklah lepas dari peran akuntan yang melakukan pencatatan dan
perhitungan keuangan sebuah sistem terkomputerisasi akan lebih membatasi margin of error
dan ruang gerak untuk melakukan fraud.
Dari segi legal dan hukum, siklus ini tidak berhadapan langsung dengan hukum
kecuali jika terjadi wanprestasi atas penjualan, atau terjadi pencurian produk fisik di etalase
toko. Sehingga segi legal dan hukum tidak menjadi pertimbangan besar dalam perancangan
sistem dalam siklus ini, dengan tujuan di segi ini untuk menghindarkan adanya fraud internal.
.
Siklus ini memiliki hubungan dengan bagian legal atau hukum dalam bentuk resiko
kesalahan pembayaran, serta resiko eksternal dari sistem berupa potensi pencurian barang
inventaris fisik. Sehingga walaupun ada faktor hukum yang menjadi pertimbangan namun
belumlah menjadi pertimbangan yang signifikan.
Berhubung siklus ini memiliki hubungan langsung dengan labor, serta faktor dimana
siklus ini meproduksi barang yang nantinya akan didistribusikan kepada pelanggan dan
berbagai yayasan, maka perancangan sistem hendaknya mempertimbangkan peraturan dan
perundang undangan yang berlaku mengenai ketenagakerjaan serta membuat konsiderasi
perancangan resep yang tidak membahayakan pelanggan. Hal ini menyebabkan diperlukan
nyaperhatian dan kehati-hatian ekstra dalam perancangan sistem.
Didalam siklus HR & Payroll, pemakai utama dari sistem ini adalah bagian HRD dan
Financing yang bekerja untuk mencatat, menghitung, dan membayarkan payroll pegawai
pada saat tertentu, sehingga pihak yang terlibat diluar dari pegawai yang melakukan check-
clock absensi hanyalah pihak HRD untuk mengecek daftar pegawai, Payroll untuk
menghitung gaji, serta bagian finance untuk membayarkan gaji via rekening bank. Hal ini
membuat kompleksitas sistem tidak terlampau rumit karena pencatatan absensi bisa dicatat
melalui mesin fingerprint atau timestamp, serta pendataan dan penghitungan gaji dapat
dilakukan dengan komputer.
Didalam siklus GL & Reporting, secara teknis pemakai dari siklus ini mencakup
seluruh operasional perusahaan, namun secara praktikanya departemen-departemen lain
hanya tinggal menyetorkan data hasil terjadinya transaksi kepada pihak accounting.
Adanya revisi dalam siklus ini memerlukan pertimbangan terhadap regulasi dan
peraturan mengenai akuntansi yang berlaku, serta diperlukan pengawasan internal untuk
mencegah adanya fraud. Diluar dari itu persyaratan sistem sendiri tidak terlampau rumit dan
apabila terjadi perubahan maka faktor yang paling signifikan adalah prosedur dan aturan
akuntansi yang berlaku.
3. Faktur pembelian, sebagai bukti transaksi dan juga berfungsi untuk alat
pencatatan penjualan dan bukti untuk penagihan, faktur ini berisi data pelanggan, dan
data pesanan pelanggan.
Berdasarkan deskripsi siklus yang telah didapat, persyaratan sistem ini adalah :
2. Material request form yang dikirim dari bagian gudang ke bagian pembelian.
Data ini digunakan untuk pembuatan Purchase Order.
3. Purchase Order yang dibuat oleh bagian pembelian. Dokumen ini akan
dikirimkan ke supplier untuk keperluan pemrosesan pesanan, dan nantinya akan dibuat
beberapa rangkap untuk keperluan pengecekan saat penerimaan pesanan dan
pembayaran atas pesanan.
5. Surat jalan yang dibuatkan oleh bagian gudang dan di otorisasi. Dokumen ini
digunakan sebagai bukti penerimaan barang dan nantinya diberikan kepada supplier.
6. Formulir retur yang dibuat oleh bagian gudang berdasarkan hasil pencocokan
barang dengan Purchase Order. Formulir Retur ini dikirimkan kepada bagian akunting
untuk penjurnalan retur barang.
Berdasarkan deskripsi siklus yang telah didapat, persyaratan sistem ini adalah :
1. Daftar Resep. Daftar resep ini dibuat oleh bagian keuangan, dengan
pertimbangan forecast penjualan dan hasil penjualan hari lalu, kemudian bagian
produksi juga mempertimbangkan jumlah tenaga kerja yang diperlukan untuk
melakukan produksi berdasarkan resep ini. Pemesanan material serta tenaga kerja
dibuat berdasarkan resep ini
3. Kartu jam kerja yang berisi timestamp pekerja. Kartu ini nantinya diserahkan
kepada bagian akuntansi biaya bersamaan dengan bukti permintaan material dan kartu
pemindahan material sebagai dasar penghitungan HPP.
4. Bukti catatan penjualan yang dibuat oleh siklus pendapatan sebagai acuan
penentuan resep dan acuan penjurnalan penjualan oleh bagian akuntansi
Berdasarkan deskripsi siklus yang telah didapat, persyaratan sistem ini adalah :
Dalam siklus HR & Payroll data dan informasi yang diperlukan hanya berkutat pada
database dan absensi pegawai, serta verifikasi dan crosschecking yang berkaitan, sehingga
siklus ini tidak memiliki kerumitan yang sama dengan siklus produksi. Berikut adalah
informasi dan data yang diperlukan dalam sistem HR & Payroll cycle
1. Informasi dan data absensi pegawai sehari-hari (Time Card). Informasi dan data ini
digunakan sebagai dasar dari penentuan pegawai mana yang diberi gaji, serta tingkat gaji
yang diperlukan
3. Informasi dari database wages (gaji tiap pegawai) untuk keperluan pencocokan dan
klarifikasi berapa gaji tiap pegawai yang telah didata dari employee database.
4. Informasi dan data perhitungan jumlah pajak dan tagihan asuransi untuk masing
masing pegawai untuk keperluan perhitungan nilai gaji.
5. Master File gaji untuk menghasilkan penghitungan gaji final, dan Daftar Gaji yang
dibuat berdasarkan Master File Gaji untuk menentukan gaji yang akan dibayarkan pada saat
tertentu.
Berdasarkan deskripsi siklus yang telah didapat, persyaratan sistem ini adalah :
Dalam pelaksanaan siklus GL & Reporting, data dan informasi yang diperlukan untuk
operasional berkutat pada catatan dan bukti transaksi yang digunakan untuk penjurnalan, dan
cenderung hanya menerima data dan informasi tersebut dari departemen dan siklus lain yang
melakukan transaksi untuk operasional perusahaan. Berikut adalah daftar data dan informasi
yang diperlukan :
1. Catatan dan Bukti transaksi dari seluruh departemen, baik itu pembelian, penjualan,
hutang, maupun piutang. Bukti dan catatan ini digunakan untuk pembukuan ke General
Ledger
2. General Ledger, Working trial Balance, Adjusted Trial Balance, dan elemen-
elemen laporan keuangan yang terkait dengan pembuatan laporan keuangan
3. Laporan keuangan yang telah diselesaikan, untuk keperluan approval oleh
managemen dan juga publishing.
Berdasarkan deskripsi siklus yang telah didapat, persyaratan sistem ini adalah :
1. Kemampuan untuk melakukan pencatatan transaksi secara akurat, tepat, dan presisi
untuk menghindari adanya kesalahan
2. Kemampuan untuk melakukan pembukuan dan proses akuntansi secara akurat dan
sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku.
Dari segi persyaratan data dan informasi, tidak diperlukan adanya data dan informasi
lain diluar data pelanggan serta data pesanan pelanggan. Kedua informasi ini menjadi basis
dari operasi dalam siklus penjualan. Sedangkan dari segi persyaratan keperluan sistem
tergolong simpel dan mudah untuk dimengerti, serta tidak membutuhkan perancangan sistem
yang kompleks.
Dari segi persyaratan data dan informasi, siklus pengeluaran ini memerlukan data dan
informasi yang lebih banyak daripada siklus penerimaan, namu bukan berarti data dan
informasi tersebut lebih kompleks daripada siklus lain. Informasi utama yang diperlukan
hanyalah informasi permintaan bahan baku, berdasarkan informasi inilah data dan dokumen
lain dibuat, dan cenderung hanya digunakan untuk pencocokan dan klarifikasi kondisi
lapangan terhadap informasi awal agar tidak terjadi kesalahan.
Walaupun susunan antar departemen lebih rumit dan memiliki lebih banyak user jika
dibandingkan dengan siklus pendapatan, tatanan dari operasional siklu pengeluaran ini
masih tergolong simpel dan tidak rumit sehingga cenderung tidak menghabiskan banyak
waktu dan biaya untuk pengembangan dan implementasi sistem baru.
Dari segi permintaan data dan informasi, data dan informasi yang diperlukan oleh
sistem ini tergolong standar, dengan jumlah data dan informasi yang diminta masih dalam
batas wajar pada umumnya. Hanya saja jumlah data ini jauh lebih banyak jika dibandingkan
dengan dua siklus sebelumnya mengingat kompleksitas siklus yang jauh lebih tinggi.
Secara segi feasibilitas, kompleksitas sistem serta jumlah pemakai sistem secara
umum yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan dua sistem sebelumnya mungkin dapat
menyebabkan penerapan sistem baru maupun ubahan untuk menjadi prohibitif, baik secara
ekonomi maupun untuk pertimbangan waktu, baik itu untuk perancangan sistem hingga
penerapan nya.
Dari segi permintaan data dan informasi, keperluan siklus ini tergolong ringan dan
tidak berbelit belit, dan cenderung digunakan untuk verifikasi dan penentuan gaji saja.
Dari segi relasi antar departemen, siklus ini tentunya mencakup seluruh departemen
yang memiliki pegawai, namun akibat dari penerapan dimana siklus dimulai dari penyerahan
data absensi dan jam kerja maka keterlibatan departemen dan overlap siklus tidaklah sampai
mendalam dan berbelit belit.
Hasil analisis sistem awal menunjukkan bahwa sistem yang digunakan saat ini telah
memenuhi kebutuhan operasional dari GL & Reporting, namun terdapat bagian yang dapat
dibenahi yaitu belum adanya digitalisasi sistem dari siklus ini. Dengan diterapkan digitalisasi
kami mengharapkan Data dan Informasi yang dimanfaatkan dalam siklus ini menjadi lebih
aman dan penggunaannya lebih akurat.
Dari segi permintaan data, siklus ini tidak terlampau beda dengan siklus HR &
Payroll, dimana semua departemen yang melakuan transaksi dan aktivitas yang berkaitan atau
menghasilkan perubahan dalam keuangan akan mengirimkan bukti dan catatan transaksi atau
laporan aktivitas tersebut.
GL & Reporting sangat mengandalkan departemen dan siklus lain untuk memberikan
data dan laporan transaksi dan aktivitas untuk melakukan operasi, karena dari data inilah
laporan keuangan perusahaan yang nantinya akan digunakan untuk keperluan perencanaan
dan perpajakan akan dibuat.
DFD 3.1 diatas digunakan untuk keperluan pembayaran transaksi dalam bentuk tunai,
untuk pembayaran dalam bentuk kredit maka mengacu pada DFD 3.1 Dibawah ini
Dari Data Flow Diagram yang telah dirancang diatas beserta perinciannya dalam
bentuk DFD level 1, maka dapat dirancangkan flowchart dari data-data yang telah tercantum
dari DFD level 1 diatas
Flowchart Revenue 1.0 (Selling)
Berikut ini adalah narasi dari lajur flowchart untuk siklus pendapatan (Revenue).
narasi dibawah ini telah mencakup semua flowchart diatas mulai dari awal operasi hingga
akhir operasi.
3. Apabila transaksi tetap dilakukan, maka bagian penjualan dan billing akan
membuat faktur, dari bagian penjualan akan dikirim ke accounting untuk pencatatanm
sedangkan bagian billing akan memberikan faktur sebagai tagihan untuk pelanggan,
sedangkan pesanan akan segera diproses dan bagian penjualan meminta bagian
inventory untuk menyiapkan pesanan. Faktur digital yang dipegang oleh kasir
dijadikan sebagai basis untuk pembuatan bill of lading untuk bagian delivery.
4. Setelah produk siap dan telah dikemas, bagian delivery menerima bill of
lading dan mengkonfirmasikan ke bagian penjualan, jika konfirmasi positif maka
barang akan diantarkan ke pelanggan.
Dari Data Flow Diagram yang telah dirancang diatas beserta perinciannya dalam
bentuk DFD level 1, maka dapat dirancangkan flowchart dari data-data yang telah tercantum
dari DFD level 1 diatas
Berikut ini adalah narasi dari lajur flowchart untuk siklus pengadaan (Expenditure).
narasi dibawah ini telah mencakup semua flowchart diatas mulai dari awal operasi hingga
akhir operasi.
6. Barang yang dikirim oleh supplier diterima oleh bagian gudang. Dilakukan
pengecekan antara barang fisik dengan PO#2.
9. Jika invoice sesuai maka akan dibuatkan transfer order untuk kemudian
dilakukan transfer. Jika tidak cocok akan dibuatkan correction request untuk revisi
invoice kepada supplier.
10. Transfer order digunakan untuk otorisasi transfer dana ke vendor melalui
bank terafiliasi.
Usulan dari kami mengenai siklus expenditure adalah peningkatan efisiensi dengan
cara digitalisasi dari berbagai prosedural yang ada. Hal ini memangkas keperluan dari
verifikasi manual yang memakan waktu dan tenaga kerja, serta meningkatkan pengendalian
internal dari sistem dengan cara memudahkan verifikasi yang dapat dilakukan secara
otomatis melalui sistem digital.
Dari Data Flow Diagram yang telah dirancang diatas beserta perinciannya dalam
bentuk DFD level 1, maka dapat dirancangkan flowchart dari data-data yang telah tercantum
dari DFD level 1 diatas
Berikut ini adalah narasi dari lajur flowchart untuk siklus Produksi. narasi dibawah ini
telah mencakup semua flowchart diatas mulai dari awal operasi hingga akhir operasi.
1. Pada awal proses bagian planning akan membuat resep untuk produksi. Resep ini
dikirim ke bagian production planning.
2. Production planning menerima resep dan memprosesnya untuk produksi hari ini
menjadi production recipe, pertimbangan pembuatan resep produksi adalah forecast dan juga
penjualan hari sebelumnya.
3. Resep produksi dikirim ke bagian produksi yang nantinya akan meminta material
kepada purchasing (expenditure cycle), material yang sudah datang akan dikirim dari gudang
kembali ke bagian produksi.
4. Proses produksi berlangsung dengan memanfaatkan resep produksi sebagai dasar
operasional dan menggunakan material yang telah diadakan, hasil dari produksi ini adalah
finished goods untuk penjualan hari itu.
5. Dibuatkan Finished good list hasil produksi yang dikirimkan ke bagian cost
accounting, sedangkan barang jadi tersebut diserahkan ke Delivery untuk diantarkan ke outlet
yang sesuai. Sementara itu kehadiran pekerja dicatat dan dikirimkan ke HRD untuk proses
payroll.
6. Delivery selesai mengantarkan goods, dan membuat distribution report untuk
dikirimkan ke accounting.
7. Bagian cost accounting menerima data dari bagian produksi, pengadaan, delivery,
dan HRD untuk membuat kalkulasi costing produksi hari ini. Hasil kalkulasi beban dan
CoGS akan dikirimkan ke accounting untuk dilakukan pencatatan, sementara laporan
managerial atas costing produksi dikirimkan ke manajemen untuk analisis.
Berikut ini adalah narasi dari lajur flowchart untuk siklus HR & Payroll. narasi
dibawah ini telah mencakup semua flowchart diatas mulai dari awal operasi hingga akhir
operasi.
1. Pada awal dari siklus ini, tiap tiap departemen mengirimkan timestamp dan daftar
absensi yang telah divalidasi kepada SDM/HRD . Data ini nantinya akan digunakan
untuk penentuan dan pencocokan antara pegawai dan rate gaji.
2. Data yang diterima dari setiap divisi dan departemen akan dicocokan dengan
database pegawai yang memiliki catatan daftar setiap pegawai yang bekerja pada
Holland Bakery. Data hasil pencocokan ini adalah Attendance Records yang kemudian
akan dikirimkan ke bagian payroll.
3. Di bagian payroll akan dilakukan penghitungan atas upah gaji yang diterima oleh
masing masing pegawai yang ditentukan melalui Wages Database, kemudian akan
ditambahkan dengan perhitungan potongan Pajak dan BPJS (Asuransi) yang diterima
dari bagian accounting. Hasil dari aktivitas ini adalah data Master Pay File yang
mencakup data gaji seluruh pegawai Holland. Dari Master Pay File ini akan dibuatkan
daftar gaji pegawai untuk pegawai yang akan menerima gaji.
4. Daftar gaji pegawai dijadikan basis dari pembuatan slip gaji yang nantinya
diserahkan kepada masing-masing pegawai, sedangkan daftar gaji akan diserahkan ke
bagian akunting untuk urusan pembukuan Wages Payable.
5. Bagian Finance menerima daftar gaji pegawai, untuk dicek dan kemudian
dilakukan transfer ke rekening pegawai masing masing, hasil dari transfer ini dapat
dicocokkan oleh pegawai menggunakan slip gaji.
6. Dari transfer gaji tadi, bagian finance menerima bukti transfer dari bank, bukti
transfer ini nantinya akanh dilakukan verifikasi, dan akhirnya diserahkan ke bagian
akunting untuk pembukuan Wages Expense, serta untuk menutup Wages Payable.
Dari Data Flow Diagram yang telah dirancang diatas beserta perinciannya
dalam bentuk DFD level 1, maka dapat dirancangkan flowchart dari data-data yang
telah tercantum dari DFD level 1 diatas
Berikut ini adalah narasi dari lajur flowchart untuk siklus GL & Reporting. narasi
dibawah ini telah mencakup semua flowchart diatas mulai dari awal operasi hingga akhir
operasi.
1. Data dan catatan transaksi diterima dari berbagai departemen dan siklus yang
berkaitan dengan operasional perusahaan. Catatan dan data ini telah diverifikasi terlebih
dahulu oleh sub-sistem akunting dari siklus dan departmene lain yang terkait.
sebagai contoh :
Data dan Informasi Transaksi yang berkaitan dengan siklus Revenue adalah
Nota dan Catatan Penjualan
Data dan Informasi yang berkaitan dengan siklus HR & Payroll adalah data
pay list pegawai yang akan dibayarkan dan bukti transfer payroll ke
rekening bank.
3. Setelah data dan catatan tersebut diterima oleh bagian akunting akan dilakukan
verifikasi ulang, kemudian dilakukan pembukuan kedalam buku besar perusahaan untuk
akhirnya diproses untuk menjadi trial balance. Pada akhir periode Trial balance ini akan
ditutup dan dilakukan pengecekan apakah memerlukan penyesuaian atau tidak.
6. Hasil review laporan keuangan akan mengarahkan tujuan akhir dari laporan
keuangan. Apabila pihak manajemen atas memberikan approval untuk publish, maka
laporan keuangan kemudian akan diterbitkan diserahkan kepada pemakai diluar
perusahaan seperti pemegang kepentingan maupun publik, sedangkan laporan keuangan
akan digabungkan dengan laporan managerial untuk diserahkan kepada pihak
managemen untuk keperluan analisis dan perancangan rencana jangka panjang maupun
jangka pendek perusahaan.
Sedikit tambahan dari kami, mengingat Holland Bakery masih merupakan perusahaan
private, dan bukan merupakan perusahaan yang sahamnya beredar di bursa efek, maka User
dalam konteks ini belum tentu merupakan publik, namun bisa saja manajemen atas maupun
kantor pajak yang memeriksa laporan keuangan.
BAB V
5.1 Simpulan
Seiring dengan perkembangan sistem informasi. Sistem informasi yang telah ada dan
tengah digunakan sekarang harus selalu terus dibenahi dan dilakukan pembaharuan. Didalam
perusahaan Holland Bakery, mereka memiliki sistem informasi yang dirancang secara
fungsional dan tepat guna yang sesuai dengan kebutuhan pengguna mereka, namun tetap saja
masih terdapat celah untu perbaikan. Untuk itulah kami memberikan usulandan saran untuk
pembenahan sistem yang dapat dilakukan terhadap sistem dasar.
5.2 Saran
Saran yang dapat kami berikan adalah adanya peningkatan dalam segi keamanan dan
verifikasi sistem yang telah ada, karena seiring dengan majunya teknologi sistem informasi
sekarang tidak lagi diperlukan berbagai rangkap dokumen dan personnel yang diperlukan
untuk melakukan pencocokan dan klarifikasi. Namun kita dapat memanfaatkan komputer
untuk melakukan tugas itu
selain itu digitalisasi sistem juga dapat diterapkan hingga ke bagian yang paling dekat
dengan pelanggan, mengingat dengan teknologi sekarang penggunaan sistem dapat
diadaptasikan ke banyak platform berbeda dengan internet. Sangatlah mungkin penerapan
sistem bagi internal perusahaan dapat dibentuk menjadi sebuah app bagi smartphone.
DAFTAR PUSTAKA
1. Romney. Marshall B, Steinbart. Paul John, Accounting Information System 13th
edition, PEARSON, Inggris, 2015.