SIKLUS PRODUKSI
(CHAPTER 14)
DisusunOleh:
Muraiya 1301103010133
RannySharah 1301103010140
RiskaFaradhila 1301103010141
Fitrawati 12011030101003
2016
BAB 1
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Salah satu bagian penting dalam system informasi akuntansi adalah pada aktivitas
pembelian dan persediaan barang perusahaan. Sistem informasi persediaan akan mencatat
setiap pergerakan mutasi persediaan mulai dari pengadaan persediaan sampai dengan
distribusi persediaan. Dengan demikian system akuntansi persedian akan menjamin bahwa
catatan akuntansi perusahaan akan menunjukkan secara akurat setiap mutasi persediaan.
PEMBAHASAN
Siklus produksi (production cycle) adalah serangkaian aktivitas bisnis dan operasi
pemrosesan informasi terkait yang terus-menerus berhubungan dengan pembuatan produk.
Sistem informasi siklus pendapatan menyediakan informasi (pesanan pelanggan dan
perkiraan penjualan) yang digunakan untuk merencanakan tingkat produksi dan persediaan.
Sebagai balasannya, sistem informasi siklus produksi mengirimkan informasi ke siklus
pendapatan mengenai barang jadi yang telah diproduksi dan tersedia untuk dijual. Informasi
mengenai kebutuhan bahan baku dikirim ke sistem informasi siklus pengeluaran dalam
bentuk permintaan pembelian. Sebagai gantinya, sistem siklus pengeluaran menyediakan
informasi mengenai perolehan bahan baku dan juga mengenai pengeluaran lain yang
dimasukkan ke dalam overhead pabrik.
Desain produk
Perencanaan dan penjadwalan produksi
Operasi produksi
Akuntansi Biaya
B. Sistem Informasi Siklus Produksi
Proses
Aktivitas siklus produksi tergantung pada memperbarui database terintegrasi yang berisi data
induk mengenai spesifikasi produk dan persediaan.
C. Desain Produk
Langkah pertama dalam siklus produksi adalah desain produk. Tujuannya adalah untuk
menciptakan sebuah produk yang memenuhi kebutuhan pelanggan dari segi kualitas, daya
tahan, dan fungsionalitas sementara secara simultan meminimalkan biaya produksi.
Proses
Aktivitas desain produk menghasilkan dua output. Pertama, daftar bahan baku, yaitu sebuah
dokumen yang menyebutkan nomor bahan baku, deskripsi, dan kuantitas dari tiap-tiap
komponen yang digunakan dalam sebuah produk. Kedua, daftar operasi yaitu sebuah
dokumen yang menspesifikasikan urutan langkah-langkah untuk mengikuti dalam membuat
produk, peralatan apa yang digunakan, dan seberapa lama setiap langkah yang diambil.
Desain produk yang buruk meningkatkan biaya dalam beberapa cara. Menggunakan terlalu
banyak komponen unik ketika membuat produk yang serupa meningkatkan biaya yang terkait
dengan pembelian dan pemeliharaan persediaan bahan baku. Ini juga sering mengakibatkan
proses produksi yang tidak efisien karena kompleksitas yang berlebihan dalam mengubah
dari produksi satu produk ke produk yang lain. Produk yang didesain dengan buruk juga
cenderung menimbulkan garansi dan biaya perbaikan yang tinggi.
Langkah kedua dalam siklus produksi adalah perencanaan dan penjadwalan. Tujuannya
adalah untuk mengembangkan rencana produksi yang cukup efisien untuk memenuhi pesanan
yang ada dan mengantisipasi permintaan jangka pendek seklaigus meminimalkan persediaan
bahan baku dan barang jadi.
Dua metode umum perencanaan produksi adalah manufacturing resource planning dan
produksi ramping. Manufaturing resource planning (MRP-II) adalah perpanjangan dari
perencanaan sumber daya bahan baku yang berupaya untuk menyeimbangkan kapasitas
produksi yang ada dengan kebutuhan bahan baku untuk memenuhi permintaan penjualan
yang diperkirakan.
Pesanan produksi mengotorisasi pembuatan dalam kuantitas yang telah ditentukan pada
sebuah produk tertentu. Pesanan produksi tersebut mencantumkan operasi yang perlu
dijalankan, kuantitas yang akan diproduksi, dan lokasi dimana produk jadi harus dikirimkan.
Ia juga mengumpulkan data mengenai masing-masing aktivitas tersebut.
E. Operasi Produksi
Langkah ketiga dalam siklus produksi adalah pembuatan produk yang sebenarnya. Cara
aktivitas ini dicapai berbeda-beda di berbagai perusahaan, perbedaan berdasarkan jenis
produk yang diproduksi dan tingkat otomatisasi yang digunakan dalam proses produksi.
Menggunakan berbagai bentuk teknologi informasi (TI) dalam proses produksi, seperti robot
dan mesin yang dikendalikan komputer, disebut sebagai computer-integrated manufacturing
(CIM). CIM adalah sebuah pendekatan manufaktur dengan banyak proses manufaktur dengan
banyak proses manufaktur dijalankan dan diawasi dengan peralatan terkomputerisasi,
sebagian melalui penggunaan robot dan pengumpulan data real-time dari aktivitas
manufaktur.
Pencurian persediaan dan aktiva tetap adalah keprihatinan utama. Selain kehilangan aset,
pencurian juga mengakibatkan saldo aset yang berlebihan, yang dapat mengarah pada analisis
yang salah dari kinerja keuangan dan di bawah target. Untuk mengurangi resiko kehilangan
atas persediaan, akses fisik terhadap persediaan harus dibatasi dan seluruh pergerakan internsl
dari persediaan harus didokumentasikan. Jadi, permintaan bahan baku harus digunakan untuk
mengotorisasi dikeluarkannya bahan baku untuk produksi.
Kinerja yang buruk adalah ancaman lain terhadap operasi produksi. Pelatihan adalah satu
cara untuk menanggulangi ancaman ini. Ancaman lain terkait dengan aktivitas siklus
produksi adalah investasi suboptimal dalam aktiva tetap. Investasi yang berlebihan terhadap
aktiva tetap dapat menciptakan kelebihan biaya, tingkat investasi yang rendah dapat
mengurangi produktivitas. Kedua masalah tersebut mengurangi profitabilitas. Dengan
demikian, otorisasi yang tepat atas transaksi aktiva tetap adalah sangat penting.
F. Akuntansi Biaya
Langkah terakhir dalam siklus produksi adalah akuntansi biaya. 3 tujuan utama dari sistem
akuntansi biaya adalah (1) menyediakan informasi untuk perencanaan, pengendalian, dan
pengevaluasian kinerja operasi produksi; (2) menyediakan data biaya yang akurat mengenai
produk untuk digunakan dalam penetapan harga dan keputusan bauran produk; dan (3)
mengumpulkan dan memproses informasi yang digunakan untuk menghitung nilai-nilai
persediaan dan harga pokok penjualan yang muncul dalam laporan keuangan perusahaan.
Proses
Untuk berhasil mencapai tujuan pertama, sistem akuntansi biaya harus didesain untuk
mengumpulkan data secara real-time mengenai kinerja aktivitas produksi, sehingga
manajemen dapat membuat keputusan yang tepat waktu.
Sebaliknya, perhitungan biaya proses menentukan biaya pada masing-masing proses atau
pusat kerja dalam siklus produksi, dan kemudian menghitung biaya rata-rata untuk seluruh
unit yang diproduksi. Perhitungan biaya proses digunakan ketika barang atau jasa yang
hampir sama diproduksi dalam jumlah massal dan unit diskret tidak dapat dengan segera
diidentifikasi.
BIAYA TENAGA KERJA LANGSUNG kartu jam kerja adalah sebuah dokumen yang
digunakan untuk mengumpulkan data mengenai aktivitas tenaga kerja dengan mencatat
jumlah waktu seorang pekerja yang dikeluarkan dalam setiap tugas pekerjaan tertentu.
BIAYA OVERHEAD PABRIK. Biaya pabrik yang biasanya secara ekonomis tidak layak
untuk melacak langsung terhadap pekerjaan atau proses tertentu yang disebut overhead
pabrik. Para akuntan dapat memainkan peran penting dalam mengendalikan biaya overhead
dengan cermat menilai bagaimana perubahan dalam bauran produk dapat mempengaruhi total
overhead pabrik. Meskipun demikian, mereka harus melampaui tidak hanya sekadar
mengumpulkan data, tetapi juga harus mengidentifikasi faktor-faktor yang mendasari agar
mendorong perubahan dalam total biaya.
Data biaya yang tidak akurat dapat menurunkan efektivitas penjadwalan produksi dan
melemahkan kemampuan manajemen untuk mengawasi dan mengendalikan operasi
manufaktur. Sebagai contoh, data biaya yang tepat mengenai produk apa yang dibuat dan
bagaimana menentukan harga penjualan terkini. Kesalahan dalam pencatatan persediaan
dapat mengakibatkan kelebihan atau kurangnya produksi barang. Aktiva tetap yang disajikan
berlebihan akan menaikkan biaya melalui depresiasi ekstra dan pajak properti yang lebih
tinggi.
Prosedur pengendalian terbaik untuk memastikan bahwa entri data akurat adalah untuk
mengotomatisasi pengumpulan data menggunakan teknologi RFID, pemindai kode batang,
alat pembaca kartu, dan perangkat lainnya. Meskipun demikian, data biaya yang akurat
tidaklah cukup.
MENINGKATKAN PENGENDALIAN DENGAN SISTEM PERHITUNGAN BIAYA
BERBASIS AKTIVITAS
Sistem perhitungan biaya berbasis aktivitas berbeda dari sistem akuntansi biaya konvensional
dalam 3 cara yang penting :
1. Sistem biaya berbasis aktivitas berusaha secara langsung menelusuri proporsi besar
dari biaya overhead ke poduk.
2. Sistem biaya berbasis aktivitas menggunakan sejumlah besar biaya pooluntuk
mengakumulasi biaya tidak langsung (overhead pabrik). ABC costing membedakan 3
kategori overhead terpisah :
Overhead yang terkait dengan batch. Contohnya meliputi biaya setup, inspeksi, dan
penanganan bahan baku. ABC costing mengakumulasikan biaya-biaya ini untuk
sebuah batch dan kemudian mengalokasikannya ke unit yang diproduksi dalam batch
tersebut. Jadi, produk yang dibuat dalam jumlah besar memiliki biaya overhead yang
terkait dengan batch yang lebih rendah per unitnya daripada produk yang dibuat
dalam jumlah kecil.
Overhead yang terkait dengan produk. Biaya ini terkait dengan perbedaan lini produk
perusahaan. Contohnya meliputi Litbang, expediting, pengiriman dan penerimaan,
regulasi lingkungan, dan pembelian. ABC costing berusaha menghubungkan biaya-
biaya ini dengan produk tertentu ketika memungkinkan.
Overhead keseluruhan perusahaan. Kategori ini termasuk biaya-biaya seperti sewa
atau pajak properti. Biaya ini diberlakukan ke seluruh produk. Jadi ABC costing
biasanya mengalokasikan biaya dengan menggunakan tarif departemen atau pabrik.
3. Sistem biaya berdasarkan aktivitas berupaya untuk merasionalkan alokasi overhead ke
produk dengan mengidentifikasi pemicu biaya. Pemicu biaya (cost driver)adalah
segala sesuatu yang memiliki hubungan sebab-akibat terhadap biaya.
PENINGKATAN MANAJEMEN BIAYA. Para pendukung berargumen bahwa keuntungan
lain dari perhitungan biaya berbasis-aktivitas adalah bahwa perhitungan tersebut dengan jelas
mengukur hasil dari tindakan-tindakan manajemen atas profitabilitas secara keseluruhan.
Sementara sistem biaya tradisional hanya mengukur pengeluaran untuk memperoleh sumber
daya, maka sistem biaya berdasarkan aktivitas mengukur jumlah yang dikeluarkan unruk
memperoleh sumber daya dan konsumsi sumber daya tersebut.
Ketika perusahaan beralih dari produksi massal ke produksi ramping, maka perusahaan
tersebut akan mengurangi tingkat persediaan yang ada, dengan hasil bahwa biaya yang terjadi
di periode sebelumnya untuk menciptakan persediaan tersebut sekarang dibebankan. Selain
itu, karena produksi biaya tenaga kerja dan overhead dibebankan ke periode saat ini,
bukannya dialokasikan ke persediaan dan dengan demikian diperlakukan sebagai aset dan
ditahan untuk periode yang akan datang.
STUDI KASUS
CV. Muda Perkasa mendapatkan pesanan dari beberapa rumah makan di Banda Aceh.
Pesanan yang sudah disepakati sebelumnya dikirimkan secara langsung ke tahap produksi.
Ditahap inilah produksi dilaksanakan diawali dengan masuknya air PDAM yang telah
disaring melalui filter yang diuji kelayakannya. Kemudian air PDAM yang bersih
dimasukkan ke dalam tangki akumulator. Selanjutnya diproses pembekuannya oleh mesin
pendingin sesuai waktu yang ditentukan. Bahan pembantu lainnya yaitu plastik kemasan dan
tali untuk mengikat es Kristal yang telah dipaketkan. Harga produk ditentukan oleh bagian
pemasaran, yang mana apabila bahan baku tersedia banyak, maka harga es Kristal per kg
relatif murah, dan apabila bahan baku tidak banyak tersedia, maka harga es Kristal per kg
relatif mahal. Saat ini umumnya harga es Kristal Rp 1.000,- per kg dan terdiri dari 3 paket
yaitu 8 kg dengan harga Rp 8.000,-, paket 10 kg Rp 10.000,-, dan 20 kg Rp 20.000,-.
1. Pemiliktidakmelakukanstrategipemasaransecarakhusus,
hanyadikenalmelaluiinformasipembelidariword of mouth (secaralisan)
dansecarapemesanan.
2. Tidakadanyabagianakuntansisecaraterkhusus, dalamartianhanyasekedarpencatatan di
bagianpembukuansaja.
3. Tidakadanya label merek yang tertera di bagianpembungkusataupun plastic
pembungkuses Kristal.
4. Banyaknyaprodukpesaingtidakmenjadiacuanbagiusahaes Kristal CV. Muda Perkasa
dalammenetapkanharga. Artinya, sekalipunbanyakprodukpesaing,
merekapenetapanhargatetapsesuaidenganhargabahanbakudanbiaya-biayalainnya,
karenamerekaberanggapanprodukmerekatetaplakudipasarkankarenakonsumenmembel
iprodukmerekakarenakualitas yang memuaskan.
SARAN
1. Seharusnyaperusahaanmelakukanpemasarantidakhanyasecaralisan,
namunjugadipromosikanselebaran/brosurkepadasetiaprumahmakan/restorandantempat
-tempat yang sejenislainnya.
2. Merekruttenagakerjakhususdalambagianakuntansi,
sehinggapencatatannyaakanlebihjelasdantertata.
Inijugatermasukkedalampemisahantugas,
dimanabagianpencatatandanbagianpenerimaanseharusnyadipisahkan.
3.
DaftarPustaka