Disusun oleh:
Kelompok 1
Desak Putu Devi Widiantari 2215644006
Kadek Eva Resmiani 2215644012
I Gusti Agung Ayu Mayuni Citra Dewi 2215644018
3F AKUNTANSI MANAJERIAL
JURUSAN AKUNTANSI
POLITEKNIK NEGERI BALI
TAHUN AJARAN 2023/2024
SIKLUS PRODUKSI
A. PENDAHULUAN
Siklus produksi (production cycle) adalah serangkaian aktivitas bisnis dan operasi
pemrosesan informasi terkait yang terus-menerus berhubungan dengan pembuatan produk.
Proses
Sistem informasi siklus pendapatan menyediakan informasi (pesanan pelanggan dan
prediksi penjualan) kepada siklus produksi untuk merencanakan tingkat produksi dan
persediaan. Sebagai balasannya, sisem informasi siklus produksi mengirimkan informasi ke
siklus pendapatan mengenai produk jadi yang telah diproduksi dan tersedia untuk dijual.
Sistem informasi siklus pengeluaran mengirimkan siklus produksi permintaan pembelian.
Sebagai gantinya, sistem siklus produksi menyediakan informasi mengenai perolehan bahan
baku dan juga pengeluaran lain yang dimasukkan ke dalam overhead pabrik. Informasi
mengenai kebutuhan tenaga kerja dikirim ke siklus sumber daya manusia, yang sebagai
balasannya menyediakan data mangenai biaya dan ketersediaan tenaga kerja. Terakhir,
informasi mengenai harga pokok produksi akan dikirim ke sistem buku besar dan pelaporan
informasi, serta laporan produksi akan dikirimkan kepada manajemen.
Proses
Aktivitas akuntansi biaya mengirimkan informasi biaya untuk produksi kepada aktivitas
desain produk. Aktivitas desain produk menghasilkan informasi bahan baku, serta daftar
operasi. Kedua informasi tersebut akan diberikan kepada aktivitas akuntansi biaya serta
aktivitas perencanaan dan penjadwalan untuk diproses. Siklus Pendapatan mengirimkan
informasi perkiraan penjualan dan pesanan pelanggan kepada aktivitas perencanaan dan
penjadwalan. Aktivitas perencanaan dan penjadwalan mengirimkan informasi berupa
permintaan Pembelian kepada siklus pengeluaran yang nantinya akan memberikan informasi
biaya bahan baku dan overhead ke aktivitas akuntansi biaya. Aktivitas perencanaan
mengirimkan kebutuhan tenaga kerja kepada siklus manajemen SDM, sebagai gantinya
diberikan tenaga yang tersedia, tidak lupa mengirimkan biaya tenaga kerja kepada aktivitas
akuntansi biaya. Siklus Pengeluaran menghasilkan informasi daftar bahan baku yang akan
diserahkan kepada aktivitas perencanaan. Aktivitas perencanann memberikan informasi
pesanan produksi, permintaan bahan baku, dan kartu pemindahan kepada aktivitas produksi.
Setelah pesanan mulai diproduksi, aktivitas produksi akan mengupdate informasi pesanan
produksi yang dikirimkan aktivitas perencanaan, serta menghasilkan informasi WIP (work in
process). Lalu mentransfer kartu jam kerja, kartu pemindahan, dan permintaan bahan baku
yang telah digunakan untuk produksi kepada aktivitas akuntansi biaya. Terakhir aktivitas
akuntansi biaya akan menghasilkan harga pokok produksi yang diberikan kepada sistem buku
besar dan pelaporan, laporan yang akan dikirimkan kepada manajemen dan informasi barang
jadi kepada siklus pendapatan.
B. SISTEM INFORMASI SIKLUS PRODUKSI
Proses
Masing-masing departemen melakukan input manual, yang nantinya akan disimpan ke
dalam buku besar umum. Departemen Teknik melakukan input manual spesifik produk.
Departemen Penjualan melakukan input manual perkiraan dan pesanan. Departemen
Perencanaan Produksi melakukan input manual pesanan dan jadwal produksi. Departemen
Akuntansi Biaya melakukan input manual biaya standar dan tingkat overhead. Departemen
Persediaan melakukan input manual permintaan bahan baku. Serta, Departemen Stasiun
Kerja Pabrik melakukan input manual data produksi. Dari buku besar umum akan diproses
oleh sistem informasi produksi online, yang akan menghasilkan database siklus produksi
yang terdiri dari daftar bahan baku, daftar operasi, jadwal induk produksi, persediaan,
pesanan produksi, dan barang dalam proses. Selanjutnya, database siklus produksi akan
diproses oleh sistem pemrosesan permintaan yang akan menghasilkan laporan status produksi
untuk diserahkan kepada Departemen Penjualan, laporan status produksi untuk diserahkan
kepada Departemen Perencanaan Produksi, analisis biaya untuk diserahkan kepada
Departemen Akuntansi Biaya, dan laporan kinerja untuk diserahkan kepada Penyelia Pabrik.
Segala hal yang telah diproses oleh sistem informasi produksi online akan disimpan ke dalam
spesifikasi pengendalian manufaktur. Terakhir ada antarmuka computer-integrated
manufacturing (CIM) mengirimkan instruksi mendetail ke stasiun kerja pabrik yang
menghasilkan instruksi dan jadwal. Antarmuka CIM tersebut juga mengumpulkan data biaya
dan operasional yang digunakan untuk memperbarui file barang dalam proses dan pesanan
produksi masing- masing.
Ancaman & Pengendalian
1. Data induk tidak akurat atau tidak valid
Catatan persediaaan yang tidak akurat dapat mengakibatkan kegagalan untuk pembuatan
barang jadi secara tepat waktu atau produksi yang tidak perlu.
Pengendalian dapat dilakukan dengan membatasi akses terhadap data induk siklus
produksi, serta pemisahan tugas dengan CFO dalam meninjau dan menyarankan
konfigurasi yang sesuai atas hak-hak pengguna dalam sistem ERP terintegrasi.
2. Pengungkapan yang tidak diotorisasi atas informasi produksi
Pengendalian data sensitif, seperti prosedur tetap yang tepat untuk mengikuti di bidang
manufaktur sebuah produk tertentu, harus dienkripsi baik ketika dalam penyimpanan
maupun selama transmisi melalui Internet ke pabrik manufaktur dan rekan bisnis.
3. Kehilangan atau perubahan data produksi
Pengendalian dengan backup secara teratur semua file. Untuk menghindari penghapusan
yang tidak disengaja, seluruh disk dan rekaman harus memiliki label file eksternal dan
internal.
C. DESAIN PRODUK
Proses
Aktivitas desain produk menghasilkan 2 output. Pertama, daftar bahan baku (bill of
materials – BOM) yang menyebutkan nomor bahan baku, deskripsi, dan kuantitas dari setiap
komponen yang digunakan dalam produk jadi. Kedua adalah daftar operasi yang
menspesifikan urutan langkah-langkah untuk mengikuti dalam membuat produk, peralatan
apa yang digunakan, dan lama setiap langkah yang diambil.
Alat-alat seperti perangkat lunak manajemen siklus hidup produk (Product life-cycle
management-PLM) dapat membantu meningkatkan efisiensi dan efektivitas dari proses
desain produk. Perangkat lunak PLM terdiri atas tiga komponen kunci: perangkat lunak untuk
mendesain produk baru, perangkat lunak manufaktur digital yang menirukan bagaimana
produk-produk tersebut akan diproduksi, dan perangkat lunak manajemen data produk yang
menyimpan semua data yang terkait dengan produk. Perangkat lunak CAD memungkinkan
para produsen untuk mendesain dan menguji model produk 3-D virtual, sehingga dapat
mengeliminasi biaya yang terkait dengan pembuatan dan penghancuran prototipe fisik.
Perangkat lunak CAD memfasilitasi kolaborasi dengan tim desain yang tersebar di seluruh
dunia dan mengeliminasi biaya yang terkait dengan bertukar salinan statis desain produk.
Perangkat lunak manufaktur digital mengizinkan perusahaan menentukan kebutuhan tenaga
kerja, mesin, dan proses untuk secara optimal menghasilkan barang-barang dalam fasilitas
yang berbeda di seluruh dunia guna meminimalkan biaya. Perangkat lunak manajemen data
produk menyediakan akses mudah terhadap spesifikasi teknik mendetail dan data produk
lainnya untuk memfasilitasi desain ulang produk, modifikasi, dan pemeliharaan purnajual.
Ancaman & Pengendalian
Desain produk yang buruk meningkatkan biaya, proses produksi yang tidak efisien karena
kompleksitas serta menimbulkan garansi dan biaya perbaikan yang tinggi. Untuk
menanggulangi ancaman seperti ini, para akuntan harus berpartisipasi dalam aktivitas desain
produk karena 65%-80% biaya produk ditentukan pada tahap proses produksi ini. Karena
akuntan dapat menganalisis bagaimana penggunaan komponen alternatif dan perubahan
untuk proses produksi yang memengaruhi biaya.
E. OPERASI PRODUKSI
Menggunakan berbagai bentuk teknologi Informasi (TI) dalam proses produksi, seperti robot
dan mesin yang dikendalikan komputer, disebut sebagai computer-integrated manufacturing
(CIM). CIM dapat secara signifikan mengurangi biaya produksi. Para akuntan tidak perlu
menjadi ahli pada setiap aspek CIM, tetapi mereka harus memahami bagiamana ini
memengaruhi operasi dan akuntansi biaya. Satu efek operasional dari CIM adalah pergeseran
dari produksi mussal menjadi manufaktur pesanan khusus. CIM memerlukan desain ulang
atas sistem manajemen persediaan dan arus kerja untuk memfasilitasi perubahan cepat dalam
produksi.
Figur 14-9 mengilustrasikan bagaimana sebuah sistem ERP menyediakan integrasi ini.
Pelanggan menyediakan informasi pesanan, yang diinput secara manual atau secara otomatis
melalui situs atau ekstranet. Sistem mengecek ketersediaan persediaan di tangan untuk
menentukan seberapa banyak yang perlu diproduksi untuk mengisi pesanan baru. Sistem
kemudian menghitung kebutuhan pegawai, serta sistem menentukan apakah ada kebutuhan
untuk menjadwalkan produksi. Selanjutnya sistem mengirimkan informasi mendetail
mengenai pesanan pembelian untuk bahan baku yang perlu dikirimkan ke pemasok melalui
electronic data interchange (EDI). Terakhir sistem mengirimkan informasi kebutuhan staf
terhadap manajemen SDM.
Ancaman & Pengendalian
1. Pencurian persediaan
Untuk mengurangi risiko kehilangan atas persediaan, akses fisik terhadap persediaan harus
dibatasi dan seluruh pergerakan internal dari persediaan harus didokumentasikan.
Pemisahan tugas yang tepat untuk mengamankan persediaan. Mengidentifikasi dan
mencatat seluruh aktiva tetap.
2. Kinerja yang buruk
Pengendaliannya dapat dilakukan dengan memberikan pelatihan, dan secara teratur
meninjau laporan kinerja guna mengidentifikasi pelatihan tambahan.
3. Investasi suboptimal aktiva tetap
Pengotorisasian yang tepat atas transaksi aktiva tetap.
4. Kerugian akibat kebakaran atau bencana lainnya
Pengamanan fisik seperti sistem pemadaman api dan di desain untuk mencegah bencana.
F. AKUNTANSI BIAYA
Proses
Sebagian besar perusahaan menggunakan perhitungan biaya job-order atau perhitungan
proses untuk menentukan biaya produksi. Perhitungan biaya job-order (job-order costing)
menentukan biaya ke batch produksi tertentu atau pekerjaan, dan digunakan ketika produk
atau jasa yang dijual terdiri dari bagian-bagian yang dapat diidentifikasi secara diskret
(berlainan). Sebaliknya, perhitungan biaya proses (process costing) menentukan biaya pada
masing-masing proses atau pusat kerja dalam siklus produksi, dan kemudian menghitung
biaya rata-rata untuk seluruh unit yang diproduksi. Perhitungan biaya proses digunakan
ketika barang atau jasa yang hampir sama diproduksi dalam jumlah massal dan unit diskret
tidak dapat dengan segera diidentifikasi.
a. Data Penggunaan Bahan Baku
Ketika produksi dimulai, penerbitan permintaan bahan baku memicu debit barang
dalam proses untuk bahan baku yang dikirim ke produksi. Jika bahan baku tambahan
diperlukan, debit yang lain dibuat untuk barang dalam proses. Sebaliknya. barang dalam
proses dikredit untuk bahan baku yang tidak digunakan dan dikembalikan ke persediaan.
Banyak bahan baku diberi kode batang agar data penggunaan dapat dikumpulkan dengan
memindai produk tersebut ketika dilepas dari, atau dikembalikan ke persediaan. Semakin
banyak para produsen yang menggunakan lebel RFID untuk lebih meningkatkan efisiensi
dari pelacakan penggunaan bahan baku.
b. Biaya Tenaga Kerja Langsung
Di masa lalu, AOE dan para produsen lainnya menggunakan dokumen kertas yang
disebut kartu jam kerja (job-time ticket) untuk mengumpulkan data mengenai aktivitas tenaga
kerja. Dokumen ini mencatat jumlah waktu seorang pekerja yang digunakannya untuk setiap
tugas pekerjaan tertentu. Untuk lebih meningkatkan efisiensi dalam proses ini, AOE sedang
mempertimbangkan untuk beralih ke kartu identifikası berkode, yang akan digesekkan para
pekerja ke alat pembaca kartu atau pemindai kode batang untuk mengotomatiskan
pengumpulan data yang dapat menjadi signifikan. Perubahan tersebut menghasilkan
peningkatan permanen sebesar 15% dalam produktivitas
c. Penggunaan Mesin dan Peralatan
Ketika perusahaan mengimplementasikan CIM untuk mengotomatiskan proses
produksi, proporsi yang lebih besar dari biaya produk yang terkait dengan mesin dan
peralatan yang digunakan untuk membuat produk tersebut. Data mengenai penggunaan mesin
dan peralatan dikumpulkan di setiap tahap proses produksi, sering kali bersamaan dengan
data mengenai biaya tenaga kerja. Sampai saat ini, data ini dikumpulkan dengan pemasangan
kabel pabrik, sehingga setiap potongan peralatan ditautkan dengan sistem komputer. Hal ini
membatasi kemampuan untuk cepat dan mudah mendesain ulang tata letak lantai pengerjaan
untuk meningkatkan efisiensi produksi. Akibatnya, banyak perusahaan manufaktur
menggantikan sambungan kabel tersebut dengan teknologi airkabel. Dengan melakukan hal
tersebut memungkinkan perusahaan untuk menggunakan perangkat lunak simulasi 3-D baru
untuk mengevaluasi efek dari memodifikasi tata letak lantai pengerjaan dan arus kerja dan
dengan mudah dan cepat mengimplementasikan perubahan yang bermanfaat.
d. Biaya Overhead Pabrik
Biaya pabrik yang biasanya secara ekonomis tidak layak untuk melacak langsung
terhadap pekerjaan atau proses tertentu yang disebut overhead pabrik (manufacturing
overhead). Contohnya termasuk biaya penggunaan air, listrik, dan utilitas lainnya,
perlengkapan lain-lain, sewa, asuransi, dan pajak properti bagi pabrik, serta gaji penyelia
pabrik. Sebagian besar dari biaya-biaya ini dikumpulkan dengan sistem informasi siklus
pengeluaran dengan pengecualian gaji penyelia, yang diproses oleh sistem informasi siklus
sumber daya manusia.
Ancaman & Pengendalian
Ancamannya adalah biaya yang tidak akurat, serta sistem akuntansi biaya yang di desain
buruk. Prosedur pengendalian terbaik untuk memastikan bahwa entri data akurat adalah untuk
mengotomatisasi pengumpulan data menggunakan teknologi RFID, pemindai kode batang,
alat pembaca kartu, dan perangkat lainnya, verifikasi dan pengecekan validitas.
e. Meningkatkan Pengendalian Dengan Sistem Perhitungan Biaya Berbasis Aktivitas
Perhitungan biaya berbasis aktivitas (activity-based costing-ABC) dapat memperbaiki dan
meningkatkan alokasi biaya baik dalam sistem biaya job order atau proses. Tujuan yang
mendasari perhitungan biaya berbasis aktivitas adalah untuk menghubungkan biaya dengan
strategi perusahaan. Strategi perusahaan menghasilkan keputusan mengenai barang dan jasa
apa yang akan diproduksi. Aktivitas harus dijalankan untuk memproduksi barang dan jasa ini,
yang akhirnya akan mengeluarkan biaya. Jadi, strategi perusahaan menentukan biaya.
Akibatnya, dengan mengukur biaya dari aktivitas dasar, seperti penanganan bahan baku atau
memproses pesanan pembelian, perhitungan biaya berbasis aktivitas dapat memberikan
informasi bagi manajemen untuk mengevaluasi konsekuensi keputusan strategis.
Perbedaan perhitungan biaya berbasis aktivitas dengan sistem akuntansi biaya konvensional:
1. Sistem biaya berbasis aktivitas berusaha secara langsung menelusuri proporsi besar dari
biaya overhead ke produk.
2. Sistem biaya berbasis aktivitas menggunakan sejumlah besar biaya pool untuk
mengakumulasi biaya tidak langsung (overhead pabrik). Sementara sebagian besar
sistem biaya tradisional menyatukan seluruh biaya overhead bersama-sama.
3. Sistem biaya berbasis aktivitas berupaya untuk merasionalkan alokasi overhead ke
produk dengan mengidentifikasi pemicu biaya. Pemicu biaya (cost driver) adalah segala
sesuatu yang memiliki hubungan sebab akibat terhadap biaya. Sebaliknya, sistem
perhitungan biaya tradisional sering menggunakan variabel keuangan, seperti volume
dolar dari pembelian, sebagai dasar untuk mengalokasikan overhead pabrik.
Keputusan yang lebih baik. Sistem biaya berbasis aktivitas menghindari masalah-masalah
ini karena overhead dibagi ke dalam tiga kategori dan dibebankan menggunakan pemicu
biaya yang secara kausal (sebab- akibat) berkaitan dengan produksi. Jadi, data biaya produk
akan menjadi lebih akurat. Perhitungan biaya berbasis aktivitas juga membuat penggunaan
yang lebih baik atas data produksi untuk meningkatkan desain produk.
f. Peningkatan Manajemen Biaya
Biaya kemmampuan aktivitas = Biaya aktivitas yang digunakan + Biaya kapasitas yang tidak
digunakan
Untuk mengilustrasikan, pertimbangkan fungsi penerimaan pada sebuah perusahaan
manufaktur seperti AOE. Total biaya pegawai bulanan dalam departemen penerimaan,
termasuk gaji dan keuntungan, menunjukkan biaya untuk menyediakan fungsi ini-menerima
pengiriman dari pemasok. Sama halnya, tindakan yang diambil untuk meningkatkan efisiensi
operasi, seperti mensyaratkan vendor untuk mengirimkan produk dalam kontainer berkode
batang, akan meningkatkan kapasitas praktis dan menciptakan tambahan kapasitas yang tidak
digunakan. Dalam kasus lain, laporan kinerja biaya berbasis aktivitas menekankan kelebihan
kapasitas ini untuk menjadi perhatian manajerial. Manajemen kemudian dapat mencoba
meningkatkan profitabilitas dengan menerapkan kapasitas yang tidak digunakan tersebut ke
aktivitas yang menghasilkan pendapatan lainnya.
g. Peningkatan Pengendalian Dengan Metrik Kinerja Inovatif
Para CPA yang bekerja untuk dan dengan perusahaan yang telah mengadopsi teknik produksi
ramping akan mengadvokasi pendampingan laporan keuangan tradisional berdasarkan
Generally Accepted Accounting Principles (GAAP) dengan laporan tambahan yang
didasarkan pada prinsip-prinsip akuntansi ramping.
Throughput: Sebuah Ukuran Elektivitas Produksi. Throughput menunjukkan jumlah unit
barang yang diproduksi dalam suatu periode waktu tertentu. Throughput ini terdiri atas tiga
faktor, di mana masing-masing dapat dikendalikan secara terpisah, sebagaimana yang
ditunjukkan dalam formula berikut. Throughput = (Total unit yang diproduksi/Waktu
pemrosesan) x (Waktu pemrosesan/Total waktu) x (Unit barang/Total unit).
Kapasitas produktif, menunjukkan jumlah unit maksimum yang dapat diproduksi dengan
menggunakan teknologi saat ini. Waktu pemrosesan produktif, mengindikasikan persentase
total waktu produksi yang digunakan untuk membuat produk tersebut. Yield, menunjukkan
persentase unit barang (yang tidak cacat) yang dihasilkan.
h. Ukuran Pengendalian Kualitas
1. Biaya pencegahan berhubungan dengan perubahan terhadap proses produksi yang
didesain untuk mengurangi tingkat kecacatan produk.
2. Biaya inspeksi berhubungan dengan pengujian untuk memastikan bahwa produk
memenuhi standar kualitas.
3. Biaya kegagalan internal berhubungan dengan pengerjaan ulang, atau pembuangan
produk yang diidentifikasikan sebagai produk cacat sebelum panjualan.
4. Biaya kegagalan eksternal dihasilkan ketika produk cacat dijual ke pelanggan. Ini
meliputi biaya-biaya seperti klaim kewajiban produk, garansi dan blaya perba hilangnya
kepuasan pelanggan, dan kerusakan reputasi perusahaan.
SISTEM BUKU BESAR DAN PELAPORAN
A. PENDAHULUAN
Bab ini membahas mengenai operasi pemrosesan informasi yang dilibatkan dalam
memperbarui buku besar dan menyiapkan laporan yang merangkum hasil dari aktivitas
sebuah organisasi. Seperti yang ditunjukkan dalam Figur 16-1, sistem buku besar dan
pelaporan memainkan sebuah peran penting dalam sistem informasi akuntansi sebuah
perusahaan. Fungsi utamanya adalah untuk mengumpulkan dan mengatur data dari sumber-
sumber sebagai berikut.
Setiap subsistem siklus akuntansi yang dijelaskan dalam Bab 12 sampai 15 menyediakan
informasi mengenai transaksi reguler. (Hanya arus data utama dari setiap subsistem yang
digambarkan, untuk menjaga agar figur menjadi rapi.)
Bendahara menyediakan informasi mengenai aktivitas pendanaan dan investasi, seperti
penerbitan atau penyelesaian instrumen utang dan ekuitas dan pembelian serta penjualan
sekuritas investasi.
Departemen anggaran menyediakan nomor anggaran.
Kontrolir menyediakan jurnal penyesuaian.
B. SISTEM BUKU BESAR DAN PELAPORAN
Proses
Database terpusat harus diatur menggunakan cara yang memungkinkan tercapainya berbagai
kebutuhan informasi, baik pengguna internal maupun eksternal. Para manajer membutuhkan
informasi yang detail dan tepat waktu mengenai hasil operasi pada area tanggung jawab
tertentunya. Para investor dan kreditur mengharapkan laporan keuangan periodik dan
pembaruan tepat waktu untuk membantu mereka dalam menilai kinerja organisasi. Berbagai
badan pemerintah juga meminta persyaratan informasi yang spesifik. Untuk memenuhi
berbagai kebutuhan ini, sistem buku besar dan pelaporan tidak hanya menghasilkan laporan
periodik, tetapi juga mendukung pertanyaan secara online.
Ancaman Dan Pengendalian
Ancaman
1. Data buku besar yang tidak akurat atau tidak valid
2. Pengungkapan laporan keuangan yang tidak diotorisasi
3. Hilangnya atau perusakan data
Pengendalian
1. Pengendalian interigritas pengolahan data
2. Pembatasan akses ke buku besar
3. Tinjauan terhadap seluruh perubahan pada data buku besar
4. Pengendalian akses
5. Enkripsi
6. Backup dan prosedur pemulihan bencana
Untuk mengevaluasi kinerja dengan layak, laporan harus menekankan hasil yang
dapat dikendalikan secara langsung oleh orang atau unit yang dievaluasi. Akuntansi
pertanggungjawaban (responsibility accounting) melakukan ini dengan menghasilkan
serangkaian laporan berkorelasi yang membagi kinerja keseluruhan organisasi berdasarkan
subunit spesifik yang sebagian besar dapat mengendalikan aktivitas-aktivitas tersebut secara
langsung, seperti yang ditunjukkan dalam Figur 16-7. Perhatikan setiap laporan yang
menunjukkan biaya dan varians sesungguhnya dari anggaran bagi bulan ini dan sampai saat
ini, tetapi hanya untuk hal-hal yang dikendalikan oleh manajer dari subunit tersebut.
Perhatikan juga sifat hierarkis dari laporan-laporan tersebut: Biaya total dari tiap subunit
individu ditampilkan sebagai sebuah komponen baris tunggal pada laporan bertingkat lebih
tinggi selanjutnya.
Pendekatan termudah adalah menetapkan target tetap bagi tiap unit, menyimpan
angka-angka tersebut dalam database, dan membandingkan kinerja sesungguhnya dengan
nilai-nilai yang telah diatur sebelumnya. Sebuah kekurangan besar terhadap pendekatan ini
adalah bahwa nomor anggaran statis dan tidak merefleksikan perubahaan yang tidak
diramalkan dalam lingkungan pengoperasian. Akibatnya, para manajer individu mungkin
diberikan hukuman atau diberikan hadiah bagi faktor-faktor yang melebihi kendali mereka.
Sebagai contoh, asumsikan bahwa jumlah yang dianggarkan dalam Figur 16-7 bagi pengawas
umum didasarkan pada keluaran yang direncanakan sebanyak 2.000 unit. Meskipun produksi
sesungguhnya adalah 2.200 unit karena penjualan lebih besar dari yang diantisipasi,
kemudian varians negatif bagi kategori biaya tersebut mungkin mengindikasikan bukannya
inefisiensi, tetapi peningkatan tingkat keluaran.
Sebuah anggaran fleksibel (flexible budget), yaitu jumlah yang dianggarkan bervariasi
dalam hubungan terhadap beberapa ukuran aktivitas organisasi, menanggulangi masalah ini.
Dalam hal contoh sebelumnya, penganggaran fleksibel akan perlu membagi anggaran bagi
tiap hal baris dalam departemen pengawas umum ke dalam komponen biaya tetap dan
variabelnya. Dengan cara ini, standar anggaran akan secara otomatis disesuaikan untuk segala
peningkatan (atau penurunan) yang tidak direncanakan dalam produksi. Maka, selisih antara
standar yang disesuaikan ini dan biaya sesungguhnya dapat diinterpretasikan dengan lebih
layak.
BALANCED SCORECARD
Satu masalah dengan laporan yang dihasilkan oleh banyak sistem akuntansi adalah
bahwa laporan tersebut terlalu fokus hanya pada satu dimensi kinerja secara sempit: yang
direfleksikan dalam laporan keuangan. Balanced scorecard berupaya untuk menyelesaikan
masalah tersebut. Balanced scorecard adalah sebuah laporan yang menyediakan perspektif
multidimensi atas kinerja organisasi. Seperti yang ditunjukkan dalam Tabel 16-2, balanced
scorecard' berisi ukuran- ukuran yang menunjukkan empat perspektif organisasi: keuangan,
pelanggan, operasi internal, serta inovasi dan pembelajaran.
Bagian keuangan berisi indikator yang ketinggalan atas kinerja di waktu yang lalu,
sementara ketiga bagian lainnya menyediakan indikator yang mengarah pada kinerja di waktu
yang akan datang. Untuk tiap dimensi, balanced scorecard tersebut menunjukkan tujuan dan
ukuran spesifik organisasi yang merefleksikan kinerja dalam mencapai tujuan tersebut.
Keempat dimensi balanced scorecard secara bersama-sama menyediakan sebuah ikhtisar
kinerja keorganisasian yang jauh lebih komprehensif daripada yang hanya disediakan oleh
ukuran keuangan.
Pelanggan adalah kunci tercapainya tujuan keuangan. Oleh karena itu, perspektif
pelanggan berdasarkan balanced scorecard AOE berisi dua tujuan utama, yaitu meningkatkan
kepuasan pelanggan dan menjadi pemasok yang dicari oleh para pelanggan penting. Oleh
karena itu, pencapaian tujuan-tujuan terkait pelanggan harus dilakukan dengan proses internal
perusahaan yang efisien dan efektif. Akibatnya, bagian perspektif operasi internal dari
balanced scorecard milik AOE berfokus pada aktivitas yang cenderung paling dapat
memengaruhi persepsi pelanggan secara langsung, yaitu kualitas jasa, kecepatan pengiriman,
dan efisiensi proses.
Para akuntan dan profesional sistem harus berpartisipasi dalam pengembangan sebuah
balanced scorecard. Peran manajemen puncak, yaitu untuk menspesifikasikan tujuan yang
dikejar dalam tiap dimensi. Para akuntan dan profesional sistem informasi kemudian dapat
membantu manajemen memilih ukuran yang paling layak guna melacak pencapaian tujuan-
tujuan tersebut.
Ancaman-ancaman eksternal, seperti hilangnya pangsa pasar, dapat diatasi dengan
menyertakan pengendalian yang sesuai (misalnya, penjualan ke pelanggan berulang, jumlah
pelanggan baru) dalam bagian Pelanggan dan Keuangan atas balanced scorecard. Dengan
demikian, balanced scorecard.
1. Gunakan judul yang meringkas pesan dasar.
2. Sertakan nilai data dengan elemen masing-masing untuk memfasilitasi
perhitungan dan analisis mental.
3. Gunakan batang 2-D, bukan 3-D, karena batang 2-D mempermudah untuk menilai
besarnya perubahan dan trend dengan akurat.
Meskipun demikian, grafik tidak hanya harus mudah dibaca, tetapi juga harus
mengarahkan pada interpretasi data yang mendasari dengan akurat. Dua prinsip berikut
merupakan prinsip yang esensial dalam proses mendesain diagram batang data keuangan
dengan sesuai, sehingga diagram tersebut dapat diinterpretasikan dengan akurat.
1. Mulai sumbu vertikal pada angka nol. Jika sumbu vertikal dimulai pada angka nol,
maka besar perubahan yang digambarkan dalam data tersebut dapat dipastikan telah
merefleksikan perubahan data yang sesungguhnya dengan akurat. Sebaliknya,
memulaj sumbu vertikal bukan dari angka nol, dapat memperbesar tampilan visual
suatu trend, Untuk melihat pentingnya peran ini, bandingkan Figur 16-8, yang
mengikuti prinsip ini, dengan Figur 16-9, yang tidak mengikuti prinsip. Pengecualian:
Memulai sumbu vertikal pada angka selain nol mungkin digunakan jika ada
kebutuhan untuk mengawasi data dengan tingkat fluktuasi yang kecil. Sebagai contoh,
seorang pialang mungkin perlu untuk mengidentifikasi perubahan kecil pada harga
saham dengan relatif cepat.
2. Grafik yang menggambarkan data time-series, atur sumbu x dari kiri ke kanan
secara berurutan. Prinsip ini diilustrasikan dalam Figur 16-8. Selain itu, penampil
mungkin membentuk sebuah kesan awal yang keliru atas sifat perubahan dalam data.
Sebagai contoh, kesan visual awal yang diciptakan pada Figur 16-10 adalah trend
yang menurun. Aturan untuk desain grafik yang tepat sesungguhnya cukup sederhana,
tetapi mudah terjadi kesalahan. Terkadang, kesalahan tersebut terjadi akibat program
perangkat lunak yang digunakan untuk membuat grafik secara otomatis. Sebagai
contoh, banyak spreadsheet keuangan menampilkan data dalam urutan kronologis
terbalik, dengan data tahun terbaru pada kolom paling kanan dalam label penjelasan.
Dalam kasus ini, memilih data dan menggunakan fungsi bagan tertanam spreadsheet
secara otomatis menghasilkan sebuah grafik yang sumbu x-nya dalam urutan
kronologis terbalik. Sementara itu, di saat yang lain, kesalahan terjadi karena pilihan
yang sengaja dilakukan oleh desainer grafik. Terlepas dari alasannya, melanggar
prinsip-prinsip desain grafik yang tepat dapat menghasilkan grafik yang menyesatkan
bagi orang yang melihatnya. Oleh karena itu, penting bagi para akuntan dan
profesional sistem informasi untuk memahami prinsip-prinsip membuat desain grafik
yang tepat sehingga dapat menghindari ketidaksengajaan pembuatan grafik yang
menyesatkan, mengidentifikasi, serta mengoreksi grafik yang mereka temui.