Anda di halaman 1dari 6

Nama : Charlita Pratiwi

Nim : 2001020019
Kelas : 5C1 Akuntansi
Mata Kuliah : Sistem Informasi Akuntansi

RANGKUMAN DAN SOAL

BAB VIII APLIKASI SIKLUS PRODUKSI

PROSES PRODUKSI
Siklus produksi adalah rangkaian aktivitas bisnis dan operasi pemrosesan data terkait, yang terus
terjadi dan berkaitan dengan pembuatan produk. Pada siklus ini, informasi yang berkaitan dengan
barang jadi yang telah dibuat dan tersedia untuk dijual akan diberikan ke Siklus Pendapatan, dan
informasi mengenai kebutuhan bahan baku diberikan ke Siklus Pengeluaran.

Tujuan dari siklus produksi adalah mengotorisasi semua produksi dan perolehan aktiva tetap dengan
baik, menjaga persediaan barang dalam proses dan aktiva tetap, mencatat siklus produksi yang valid
dan sah, mencatat siklus produksi secara akurat dan melakukan setiap aktivitas siklus produksi secara
efisien dan efektif. (Romney dan Steinbart, 2012).

Arus informasi yang yang masuk ke siklus produksi dari siklus lain, yaitu:
 Siklus pendapatan menyediakan informasi mengenai order customer dan perkiraan
penjualanuntuk digunakan dalam perencanaan produksi dan persediaan.
 Siklus pengeluaran menyediakan informasi untuk memperoleh bahan mentah dan mengontrol
pengeluaran lain yang termasuk overhead pabrik.
 Siklus penggajian menyediakan informasi tentang biaya karyawan dan ketersediaannya

Peran SIA dalam Siklus Produksi


 Bauran produk
 Produk apa yang ingin diproduksi
 Penetapan harga produk
 Berapa HPP sampai produk selesai dibuat
 Alokasi dan perencanaan sumber daya (contoh apakah membuat atau membeli)
 Apakah jita akan membeli produk lalu dijual / membuat / memproduksi sendiri lalu dijual
 Manajemen Biaya
 Merencanakan / mengalokasikan biaya – biaya yang timbul.

Pesanan Produksi (Production Order): sebuah dokumen yang mengotorisasi pembuatan dalam
kuantitas yang telah ditentukan pada produk tertentu.

Permintaan Bahan Baku (Materials Requistion): mengotorisasi penghapusan dari kuantitas yang
diperlukan bahan baku dari ruang penyimpanan.

Kartu Pemindahan (Move Ticket): dokumen yang mengidentifikasi transfer internal dari bagian,
lokasi dimana bagian tersebut ditransfer, dan waktu transfer.
Data penggunaan bahan baku
Ketika produksi dimulai, penerbitan permintaan bahan baku memicu debit barang dalam proses untuk
bahan baku yang dikirim ke produksi. Jika bahan baku tambahan diperlukan, debit yang lain dibuat
untuk barang dalam proses.

Biaya tenaga kerja langsung


Kartu jam kerja (job-time ticket): sebuah dokumen yang digunakan untuk mengumpulkan data
mengenai aktivitas tenaga kerja dengan mencatat jumlah waktu seorang pekerja yang dikeluarkan
dalam setiap tugas pekerjaan tertentu.

Penggunaan mesin dan peralatan


Ketika perusaan mengimplementasikan cim untuk mengotomatiskan proses produksi, proporsi yang
lebih besar dari biaya produk yang terkait dengan mesin dan peralatan yang digunakan untuk
membuat produk tersebut.

Biaya overhead pabrik


Overhead pabrik: seluruh biaya manufaktur yang secara ekonomis tidak layak untuk melacak
langsung terhadap pekerjaan atau proses tertentu.

Siklus produksi terdiri dari semua kegiatan yang berkaitan dengan konversi bahan baku menjadi
barang jadi. Siklus ini terdiri dari beberapa komponen yang berbeda, yang melibatkan desain produk,
penggabungannya ke dalam jadwal produksi, kegiatan manufaktur, dan lingkaran umpan balik
akuntansi biaya.

Dalam siklus produksi terdapat empat aktivitas utama yang dilakukan yakni:

1) Perancangan produksi (production design)


Tahap pertama dari siklus produksi adalah perancangan produksi. Tujuannya adalah untuk
menciptakan suatu produk yang mampu memenuhi keinginan pelanggan dalam hal kualitas,
durabilitas, dan fungsionalitasnya sambil secara simultan meminimalkan biaya produksinya.
Dalam aktivitas ini menghasilkan dua dokumen utama. Pertama adalah daftar bahan baku (bill
of material-BOM) yang menyebutkan nomer bahan baku, deskripsi, serta jumlah masing-masing
komponen bahan baku yang digunakan dalam satu unit produk jadi. Kedua adalah daftar operasi,
yang menyebutkan kebutuhan tenaga kerja dan mesin yang diperlukan, serta urutan proses yang
dibutuhkan untuk membuat barang.

2) Perencanaan dan penjadwalan (planning and scheduling)


Tahap kedua dari siklus produksi adalah perencanaan dan penjadwalan. Tujuannya adalah untuk
mengembangan suatu perencanaan produksi yang seefisien mungkin untuk memenuhi pesanan-
pesanan yang ada dan mengantisipasi lonjakan permintaan jangka pendek sambil meminimalkan
persediaan bahan baku maupun barang jadi.
Dua metode perencanaan produksi adalah perencanaan sumber daya produksi (manufacturing
resorces planning-MRP II) dan justin-time (JIT).
3) Operasi produksi (production operation)
Tahap ketiga dari siklus produksi adalah pelaksanaan produksi. Cara bagaimana perusahaan
menjalankan produksinya sangat beragam, bergantung pada jenis produk yang akan dihasilkan
dan tingkat otomatisasi yang digunakan dalam proses produksinya. Dengan menggunakan
beragam bentuk teknologi informasi dalam proses produksi, seperti robot dan mesin yang
dikendalikan oleh komputer, yang disebut dengan computer-integrated manufacturing (CIM).
Akuntan, tidak perlu sangat ahli memahami bagaimana pengoperasian CIM berjalan, namun
akuntan harus memahami bagaimana CIM ini mempengaruhi operasi maupun akuntansi biaya di
perusahaan tersebut.

4) Akuntansi biaya (cost accounting)


Tahap terakhir dalam siklus produksi adalah akuntansi biaya. Tiga tujuan utama dari sistem
akuntansi biaya adalah (1) memberikan informasi untuk perencanaan, pengendalian dan evaluasi
kinerja operasi produksi, (2) memberikan data akurat mengenai produk, untuk menentukan harga
dan bauran produk, (3) untuk mengumpulkan dan memproses informasi yang digunakan untuk
menghitung nilai persediaan dan nilai beban pokok penjualan yang akan dimunculkan dalam
laporan keuangan perusahaan. (IAI)

Keempat bidang ini biasanya dikelola oleh empat departemen yang berbeda - departemen teknik,
manajemen bahan, produksi, dan akuntansi. Siklus produksi penuh berisi kegiatan berikut:
1. Departemen teknik menggunakan proses berulang untuk mengembangkan desain produk. Proses
ini memerlukan input dari departemen akuntansi mengenai biaya komponen produk yang
diusulkan, sementara departemen pemasaran menyarankan fitur produk yang dibutuhkan. Grup
teknik industri memberikan masukan tentang bagaimana produk baru dapat dirancang untuk
membuatnya lebih mudah dan lebih murah untuk diproduksi. Staf teknik memasukkan harga jual
yang ditargetkan dan margin keuntungan ke dalam pekerjaan desainnya, dalam proses yang
disebut target costing , untuk merancang produkproduk baru yang akan dijamin mendapatkan
laba yang wajar .
2. Setelah desain produk selesai, staf teknik membuat bill of material , yang memerinci setiap
komponen dalam produk. Ini juga bekerja dengan kelompok teknik industri, biasanya melalui
beberapa jalur produksi, untuk mengembangkan rute tenaga kerja , yang menyatakan perkiraan
jumlah tenaga kerja yang akan dibutuhkan di setiap stasiun kerja produksi untuk menyelesaikan
produk.
3. Perkiraan penjualan dari departemen penjualan digunakan sebagai input untuk pengembangan
rencana produksi, yang menyatakan jumlah unit yang akan diproduksi, serta waktu kapan setiap
batch produk akan dimulai. Berdasarkan jadwal ini, sistem mengeluarkan daftar permintaan
pembelian ke departemen pembelian untuk mendapatkan bahan baku yang diperlukan .
4. Staf manajemen bahan melepaskan pesanan pekerjaan ke departemen produksi sesuai dengan
persyaratan rencana produksi, dan menjadwalkan staf kerja langsung berdasarkan informasi rute
tenaga kerja untuk setiap produk di lantai toko. Barang yang sudah selesai dikirim segera ke
pelanggan atau disimpan di gudang sebagai barang jadi .
5. Staf akuntansi biaya menyusun ringkasan biaya untuk setiap batch yang diselesaikan oleh
kelompok produksi, yang disediakan untuk manajer teknik dan manajer produksi. Informasi ini
diperlukan untuk menemukan variasi dari harapan, yang dapat menyebabkan perubahan desain
atau perubahan dalam instruksi kerja yang digunakan di lantai toko.
PENGENDALIAN INTERN PRODUKSI
Fungsi kedua dari SIA dirancang dengan baik adalah untuk memberikan pengendalian yang cukup
untuk memastikan bahwa tujuan-tujuan tersebut terpenuhi :
1) Semua produksi dan perolehan aktiva tetap diotorisasi dengan baik.
2) Persediaan barang dalam proses dan aktiva tetap dijaga keamanannya.
3) Semua transaksi siklus produksi yang valid dan sah akan dicatat.

Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) mengadopsi definisi pengendalian intern dari COSO, seperti
dinyatakan dalam PSA No. 69 (IAI, 2001:319.2), yaitu: ”Pengendalian intern adalah suatu proses
yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen, dan personil lain entitas – yang didesain untuk
memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini: (a) keandalan
pelaporan keuangan, (b) efektivitas dan efisiensi operasi, dan (c) kepatuhan terhadap hukum dan
peraturan yang berlaku.” (dalam Li Baihaqi Mustafa, 2004:7).

Komponen pengendalian intern menurut COSO yang dikutip oleh Abdul Halim (2003:204)
sebagai berikut:
a) Lingkungan Pengendalian, yaitu menetapkan corak suatu organisasi, mempengaruhi kesadaran
pengendalian orang-orang, dasar pengendalian intern, menyediakan disiplin dan struktur,
menyediakan arahan bagi organisasi.
b) Penaksiran Risiko, yaitu identifikasi entitas dan analisis terhadap risiko yang relevan untuk
mencapai tujuannya, membentuk suatu dasar untuk menentukan bagaimana resiko harus dikelola.
c) Aktivitas Pengendalian yaitu kebijakan dan prosedur yang membantu menjamin bahwa arahan
manajemen dilaksanakan.
d) Informasi dan Komunikasi yaitu pengidentifikasian, penangkapan dan pertukaran informasi dalam
suatu bentuk dan waktu yang memungkinkan orang melaksanakan tanggung jawab mereka.
e) Pemantauan, yaitu proses menentukan kualitas kinerja pengendalian intern sepanjang waktu.

Hall dan Singleton (2007:19) mengatakan manajemen perusahaan diharuskan oleh hukum untuk
membentuk dan mempertahankan sistem pengendalian internal yang memadai. Sistem pengendalian
internal yang terdiri atas kebijakan, praktik dan prosedur yang digunakan oleh perusahaan untuk
mencapai empat tujuan umum yaitu (1) mengamankan aktiva perusahaan, (2) memastikan akurasi
dan keandalan berbagai catatan dan informasi akuntansi, (3) menyebarluaskan efisiensi dalam operasi
perusahaan, dan (4) mengukur ketaatan dengan berbagai kebijakan dan prosedur yang ditetapkan oleh
pihak manajemen.

Salah satu sifat dari pengendalian internal yang baik adalah menggunakan orang-orang yang jujur
dan cakap sesuai dengan fungsi yang ditangani. Dalam hal ini memilih karyawan harus diperhatikan
kecakapan dan keahlian yang menyangkut pendidikan, pengalaman dan juga kepribadian yang
menyangkut kecerdasan, kejujuran, kesabaran dan keuletan. Prosedur dalam sistem pengawasan
produksi dan sistem biaya yang mencakup formulirformulir yang digunakan dalam melaksanakan
suatu prosedur, unit kegiatan organisasi yang terlibat dalam melaksanakan suatu prosedur dan
diagram alur yang berlaku di perusahaan saat ini. Tujuan penyusunan suatu sistem akuntansi tidak
lepas dari peningkatan pengendalian intern.
Ada dua jenis prosedur pengawasan produksi, yaitu:
1) Prosedur pengawasan order produksi khusus yaitu suatu order produksi dikeluarkan untuk
meminta pabrik agar memproduksi sejumlah produk tertentu.
2) Prosedur pengawasan produksi berulang yaitu prosedur yang sebuah order produksi dikeluarkan
untuk meminta pabrik agar memproduksi produk tertentu selama 1 periode yang akan datang.

Unit organisasi yang terkait dengan Sistem Pengawasan Produksi, yaitu:


1) Bagian penjualan, berfungsi untuk meneruskan penerimaan pesanan dari langganan yaitu apabila
produksinya didasarkan atas pesanan. Penerimaan pesanan ini kemudian diteruskan ke departemen
produksi.
2) Bagian perencanaan dan pengawasan produksi, berfungsi sebagai staff pembantu departemen
produksi dalam merencanakan dan mengawasi kegiatan produksi
3) Departemen produksi, berfungsi membuat perintah produksi untuk bagian-bagian yang ada di
bawahnya yang akan terkait dalam pelaksanaan proses produksi guna memenuhi permintaan
produksi dari bagian penjualan. Surat pesanan produksi ini dilampiri dengan surat kebutuhan
bahan dan daftar kegiatan produksi
4) Bagian produksi, bertanggung jawab atas pelaksanaan produksi sesuai dengan surat pesanan
produksi yang diterima dari departemen produksi yang daftar kebutuhan bahan serta daftar
kegiatan produksi yang melampiri surat pesanan produksi tersebut
5) Bagian gudang, bertanggung jawab atas pelayanan permintaan bahan baku, bahan penolong dan
barang yang lain yang berada di dalam gudang. Bagian gudang ini juga menerima produk jadi
yang diserahkan oleh fungsi produksi.
SOAL DAN JAWABAN

1) Apa yang dimaksud dengan siklus produksi ?


Jawab :
Siklus produksi adalah rangkaian aktivitas bisnis dan operasi pemrosesan data terkait, yang terus
terjadi dan berkaitan dengan pembuatan produk.

2) Apa tujuan siklus produksi ?


Jawab :
Tujuan dari siklus produksi adalah mengotorisasi semua produksi dan perolehan aktiva tetap
dengan baik, menjaga persediaan barang dalam proses dan aktiva tetap, mencatat siklus produksi
yang valid dan sah, mencatat siklus produksi secara akurat dan melakukan setiap aktivitas siklus
produksi secara efisien dan efektif. (Romney dan Steinbart, 2012).

3) Sebutkan peran SIA dalam siklus produksi ?


Jawab :
Peran SIA dalam Siklus Produksi
 Bauran produk
 Produk apa yang ingin diproduksi
 Penetapan harga produk
 Berapa HPP sampai produk selesai dibuat
 Alokasi dan perencanaan sumber daya (contoh apakah membuat atau membeli)
 Apakah jita akan membeli produk lalu dijual / membuat / memproduksi sendiri lalu dijual
 Manajemen Biaya
 Merencanakan / mengalokasikan biaya – biaya yang timbul.

4) Jelaskan dua jenis prosedur pengawasan produksi ?


Jawab :
 Prosedur pengawasan order produksi khusus yaitu suatu order produksi dikeluarkan untuk
meminta pabrik agar memproduksi sejumlah produk tertentu.
 Prosedur pengawasan produksi berulang yaitu prosedur yang sebuah order produksi
dikeluarkan untuk meminta pabrik agar memproduksi produk tertentu selama 1 periode yang
akan datang.

5) Sebutkan 4 aktivitas utama siklus produksi ?


Jawab :
1) Perancangan produksi (production design)
2) Perencanaan dan penjadwalan (planning and scheduling)
3) Operasi produksi (production operation)
4) Akuntansi biaya (cost accounting)

Anda mungkin juga menyukai