Nim : 2001020019
Kelas : 5C1 Akuntansi
Mata Kuliah : Sistem Informasi Akuntansi
PROSES PRODUKSI
Siklus produksi adalah rangkaian aktivitas bisnis dan operasi pemrosesan data terkait, yang terus
terjadi dan berkaitan dengan pembuatan produk. Pada siklus ini, informasi yang berkaitan dengan
barang jadi yang telah dibuat dan tersedia untuk dijual akan diberikan ke Siklus Pendapatan, dan
informasi mengenai kebutuhan bahan baku diberikan ke Siklus Pengeluaran.
Tujuan dari siklus produksi adalah mengotorisasi semua produksi dan perolehan aktiva tetap dengan
baik, menjaga persediaan barang dalam proses dan aktiva tetap, mencatat siklus produksi yang valid
dan sah, mencatat siklus produksi secara akurat dan melakukan setiap aktivitas siklus produksi secara
efisien dan efektif. (Romney dan Steinbart, 2012).
Arus informasi yang yang masuk ke siklus produksi dari siklus lain, yaitu:
Siklus pendapatan menyediakan informasi mengenai order customer dan perkiraan
penjualanuntuk digunakan dalam perencanaan produksi dan persediaan.
Siklus pengeluaran menyediakan informasi untuk memperoleh bahan mentah dan mengontrol
pengeluaran lain yang termasuk overhead pabrik.
Siklus penggajian menyediakan informasi tentang biaya karyawan dan ketersediaannya
Pesanan Produksi (Production Order): sebuah dokumen yang mengotorisasi pembuatan dalam
kuantitas yang telah ditentukan pada produk tertentu.
Permintaan Bahan Baku (Materials Requistion): mengotorisasi penghapusan dari kuantitas yang
diperlukan bahan baku dari ruang penyimpanan.
Kartu Pemindahan (Move Ticket): dokumen yang mengidentifikasi transfer internal dari bagian,
lokasi dimana bagian tersebut ditransfer, dan waktu transfer.
Data penggunaan bahan baku
Ketika produksi dimulai, penerbitan permintaan bahan baku memicu debit barang dalam proses untuk
bahan baku yang dikirim ke produksi. Jika bahan baku tambahan diperlukan, debit yang lain dibuat
untuk barang dalam proses.
Siklus produksi terdiri dari semua kegiatan yang berkaitan dengan konversi bahan baku menjadi
barang jadi. Siklus ini terdiri dari beberapa komponen yang berbeda, yang melibatkan desain produk,
penggabungannya ke dalam jadwal produksi, kegiatan manufaktur, dan lingkaran umpan balik
akuntansi biaya.
Dalam siklus produksi terdapat empat aktivitas utama yang dilakukan yakni:
Keempat bidang ini biasanya dikelola oleh empat departemen yang berbeda - departemen teknik,
manajemen bahan, produksi, dan akuntansi. Siklus produksi penuh berisi kegiatan berikut:
1. Departemen teknik menggunakan proses berulang untuk mengembangkan desain produk. Proses
ini memerlukan input dari departemen akuntansi mengenai biaya komponen produk yang
diusulkan, sementara departemen pemasaran menyarankan fitur produk yang dibutuhkan. Grup
teknik industri memberikan masukan tentang bagaimana produk baru dapat dirancang untuk
membuatnya lebih mudah dan lebih murah untuk diproduksi. Staf teknik memasukkan harga jual
yang ditargetkan dan margin keuntungan ke dalam pekerjaan desainnya, dalam proses yang
disebut target costing , untuk merancang produkproduk baru yang akan dijamin mendapatkan
laba yang wajar .
2. Setelah desain produk selesai, staf teknik membuat bill of material , yang memerinci setiap
komponen dalam produk. Ini juga bekerja dengan kelompok teknik industri, biasanya melalui
beberapa jalur produksi, untuk mengembangkan rute tenaga kerja , yang menyatakan perkiraan
jumlah tenaga kerja yang akan dibutuhkan di setiap stasiun kerja produksi untuk menyelesaikan
produk.
3. Perkiraan penjualan dari departemen penjualan digunakan sebagai input untuk pengembangan
rencana produksi, yang menyatakan jumlah unit yang akan diproduksi, serta waktu kapan setiap
batch produk akan dimulai. Berdasarkan jadwal ini, sistem mengeluarkan daftar permintaan
pembelian ke departemen pembelian untuk mendapatkan bahan baku yang diperlukan .
4. Staf manajemen bahan melepaskan pesanan pekerjaan ke departemen produksi sesuai dengan
persyaratan rencana produksi, dan menjadwalkan staf kerja langsung berdasarkan informasi rute
tenaga kerja untuk setiap produk di lantai toko. Barang yang sudah selesai dikirim segera ke
pelanggan atau disimpan di gudang sebagai barang jadi .
5. Staf akuntansi biaya menyusun ringkasan biaya untuk setiap batch yang diselesaikan oleh
kelompok produksi, yang disediakan untuk manajer teknik dan manajer produksi. Informasi ini
diperlukan untuk menemukan variasi dari harapan, yang dapat menyebabkan perubahan desain
atau perubahan dalam instruksi kerja yang digunakan di lantai toko.
PENGENDALIAN INTERN PRODUKSI
Fungsi kedua dari SIA dirancang dengan baik adalah untuk memberikan pengendalian yang cukup
untuk memastikan bahwa tujuan-tujuan tersebut terpenuhi :
1) Semua produksi dan perolehan aktiva tetap diotorisasi dengan baik.
2) Persediaan barang dalam proses dan aktiva tetap dijaga keamanannya.
3) Semua transaksi siklus produksi yang valid dan sah akan dicatat.
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) mengadopsi definisi pengendalian intern dari COSO, seperti
dinyatakan dalam PSA No. 69 (IAI, 2001:319.2), yaitu: ”Pengendalian intern adalah suatu proses
yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen, dan personil lain entitas – yang didesain untuk
memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini: (a) keandalan
pelaporan keuangan, (b) efektivitas dan efisiensi operasi, dan (c) kepatuhan terhadap hukum dan
peraturan yang berlaku.” (dalam Li Baihaqi Mustafa, 2004:7).
Komponen pengendalian intern menurut COSO yang dikutip oleh Abdul Halim (2003:204)
sebagai berikut:
a) Lingkungan Pengendalian, yaitu menetapkan corak suatu organisasi, mempengaruhi kesadaran
pengendalian orang-orang, dasar pengendalian intern, menyediakan disiplin dan struktur,
menyediakan arahan bagi organisasi.
b) Penaksiran Risiko, yaitu identifikasi entitas dan analisis terhadap risiko yang relevan untuk
mencapai tujuannya, membentuk suatu dasar untuk menentukan bagaimana resiko harus dikelola.
c) Aktivitas Pengendalian yaitu kebijakan dan prosedur yang membantu menjamin bahwa arahan
manajemen dilaksanakan.
d) Informasi dan Komunikasi yaitu pengidentifikasian, penangkapan dan pertukaran informasi dalam
suatu bentuk dan waktu yang memungkinkan orang melaksanakan tanggung jawab mereka.
e) Pemantauan, yaitu proses menentukan kualitas kinerja pengendalian intern sepanjang waktu.
Hall dan Singleton (2007:19) mengatakan manajemen perusahaan diharuskan oleh hukum untuk
membentuk dan mempertahankan sistem pengendalian internal yang memadai. Sistem pengendalian
internal yang terdiri atas kebijakan, praktik dan prosedur yang digunakan oleh perusahaan untuk
mencapai empat tujuan umum yaitu (1) mengamankan aktiva perusahaan, (2) memastikan akurasi
dan keandalan berbagai catatan dan informasi akuntansi, (3) menyebarluaskan efisiensi dalam operasi
perusahaan, dan (4) mengukur ketaatan dengan berbagai kebijakan dan prosedur yang ditetapkan oleh
pihak manajemen.
Salah satu sifat dari pengendalian internal yang baik adalah menggunakan orang-orang yang jujur
dan cakap sesuai dengan fungsi yang ditangani. Dalam hal ini memilih karyawan harus diperhatikan
kecakapan dan keahlian yang menyangkut pendidikan, pengalaman dan juga kepribadian yang
menyangkut kecerdasan, kejujuran, kesabaran dan keuletan. Prosedur dalam sistem pengawasan
produksi dan sistem biaya yang mencakup formulirformulir yang digunakan dalam melaksanakan
suatu prosedur, unit kegiatan organisasi yang terlibat dalam melaksanakan suatu prosedur dan
diagram alur yang berlaku di perusahaan saat ini. Tujuan penyusunan suatu sistem akuntansi tidak
lepas dari peningkatan pengendalian intern.
Ada dua jenis prosedur pengawasan produksi, yaitu:
1) Prosedur pengawasan order produksi khusus yaitu suatu order produksi dikeluarkan untuk
meminta pabrik agar memproduksi sejumlah produk tertentu.
2) Prosedur pengawasan produksi berulang yaitu prosedur yang sebuah order produksi dikeluarkan
untuk meminta pabrik agar memproduksi produk tertentu selama 1 periode yang akan datang.