Siklus produksi adalah serangkaian aktivitas bisnis dan operasi
pemrosesan data terkait yang berulang yang berkaitan dengan pembuatan produk. Tujuan dari siklus produksi adalah mengotorisasi semua produksi dan perolehan aktiva tetap dengan baik, menjaga persediaan barang dalam proses dan aktiva tetap, mencatat siklus produksi yang valid dan sah, mencatat siklus produksi secara akurat dan melakukan setiap aktivitas siklus produksi secara efisien dan efektif (Romney, 2015). Tahapan aktivitas yang dilakukan dalam siklus produksi sebagai berikut:
1. Aktivitas dalam siklus produksi dimulai dengan mendesain produk
yang nantinya akan diproduksi. Mendesain produk diperlukan untuk memastikan proses produksi dilakukan dengan tujuan menghasilkan sebuah produk yang benar-benar sesuai spesifikasi teknis yang diinginkan dari berbagai aspek, seperti kualitas, bahan baku yang digunakan, efektivitas proses produksi, dan aspek- aspek lainnya. 2. Jika spesifikasi teknis sudah jelas ditentukan, tahap selanjutnya adalah mengecek ketersediaan bahan baku yang diperlukan untuk proses produksi. Apabila bahan baku belum tersedia, departemen pembelian akan diminta untuk mendatangkan barang yang diinginkan. Namun, apabila bahan baku yang diinginkan sudah tersedia, departemen produksi dapat langsung meneruskan ke tahapan selanjutnya. 3. Tahap selanjutnya adalah memperhitungkan anggaran produksi. Anggaran produksi diperlukan untuk memperkirakan besar biaya produksi yang mungkin akan dikeluarkan selama proses produksi. Departemen keuangan dan anggaran sangat berkepentingan. Adanya anggaran produksi ini untuk upaya pengendalian awal agar proses produksi dapat berjalan seefisien mungkin. Anggaran produksi juga digunakan untuk membandingkan besar anggaran yang diestimasikan dengan total biaya produksi sebenarnya pada saat proses produksi selesai dilakukan. 4. Tahap selanjutnya adalah persiapan produksi. Pada tahapan ini, biasanya sudah dibicarakan aspek teknis yang akan dilakukan dalam proses produksi. Beberapa hal yang dibicarakan misalnya menyangkut siapa saja yang akan terlibat dalam proses produksi, tahapan proses produksi yang akan dilakukan, dan bagaimana kerja sama yang akan dilakukan antarsetiap subunit produksi. 5. Setelah tahapan proses produksi sudah terbayang, hal berikutnya yang dilakukan adalah penjadwalan proses produksi. Beberapa hal yang dibahas dalam tahap penjadwalan proses produksi ini menyangkut kapan produksi akan dimulai, kapan proses produksi akan berakhir, apakah diperlukan jam kerja tambahan (jam kerja lembur), dan beberapa aspek lainnya yang berhubungan dengan waktu pengerjaan sebuah produk. 6. Setelah perencanaan produksi sudah direncanakan dengan matang, kemudian bahan baku dipindahkan dari gudang ke tempat produksi. Sebelumnya sistem komputer akan membuatkan spesifikasi bahan baku apa saja yang dibutuhkan dalam proses produksi. 7. Selama proses produksi, semua pengeluaran produksi dihitung. Setelah proses produksi selesai dilakukan, semua komponen biaya dikalkulasikan. Komponen dan biaya overhead lainnya biaya produksi mencakup biaya tenaga kerja langsung, biaya jam kerja mesin, dan biaya overhead lainnya. 8. Setelah proses produksi selesai dilakukan dan besar biaya produksi sudah selesai dihitung, tahap selanjutnya adalah menyerahkan barang hasil produksi ke departemen penjualan. Biasanya, harga jual produksi ditentukan oleh departemen penjualan dengan mempertimbangkan seluruh aspek biaya yang telah dikeluarkan, termasuk total biaya produksi.