a. Tujuan Produksi
Tujuan produksi harus dibuat sejelas mungkin dan mampu dipahami oleh menejemen perusahaan.
b. Pengukuran dan standar produksi
Artinya perencanaan produksi tidak hanya dilakukan atas tujuan saja, tetapi juga harus mengukur
kemampuan konsumen dalam menyerap produk tersebut.
c. Perencanaan merupakan fakta obyektif
Perencanaan produksi harus apa adanya dan memiliki pemikiran yang cukup rasional bukan hanya
sebagai angan-angan saja.
d. Perencanaan harus bisa diukur
Artinya sekalipun hanya mengira-ngira, tetapi perkiraan tersebut adalah benar dan tentunya tidak
menimbulkan kerugian pada perusahaan.
e. Tahap awal pelaksanaan produksi
Perencanaan harus menjadi langkah awal bagi perusahaan dalam menghasilkan barang yang
dibutuhkan oleh konsumen.
Tahapan produksi merupakan salah satu langkah penting dalam menjalankan bisnis. Tahapan
produksi ini meliputi proses perencanaan, penentuan alur, hingga pengiriman produk dan follow
up-nya.
Menciptakan produk yang bisa memuaskan kebutuhan pelanggan merupakan tujuan inti dari
bisnis. Hal ini untuk memastikan bisnis tetap berjalan berkesinambungan dan menghasilkan
keuntungan.
Tujuan Tahapan Produksi
Menurut Prof Indra Bastian dalam buku Manajemen Keuangan Publik, tujuan tahapan produksi
terdiri dari:
5. Follow-up
Tahap follow up ini merupakan tahap terakhir dari proses produksi. Tahapan ini mengukur
produksi aktual versus produksi yang diharapkan.
2. Pembelian Mesin
Dalam proses produksi biskuit, perusahaan akan membutuhkan mesin untuk mencampur
semua bahan yang diperlukan. Mesin produksi ini berupa oven untuk memanggang biskuit,
mesin pengemas produk, dan pelabelan biskuit. Semua ini akan menjadi penyertaan modal
bagi perusahaan.
3. Tenaga Kerja
Perusahaan juga akan membutuhkan tenaga kerja untuk mencampur semua bahan menjadi
satu, memisahkannya ke dalam batch produksi dan rasa yang berbeda. Kemudian mengatur
tingkat output mesin dan suhu oven, tim pengemas produk, dan pengawas sistem produksi
secara keseluruhan.
Jika semua faktor tersebut terpenuhi, maka produksi biskuit dapat berjalan dengan lancar dan
sesuai dengan kebutuhan bisnis dan pelanggan.
Perusahaan juga akan membutuhkan tenaga kerja untuk mencampur semua bahan menjadi
satu, memisahkannya ke dalam batch produksi dan rasa yang berbeda. Kemudian mengatur
tingkat output mesin dan suhu oven, tim pengemas produk, dan pengawas sistem produksi
secara keseluruhan.
Jika semua faktor tersebut terpenuhi, maka produksi biskuit dapat berjalan dengan lancar dan
sesuai dengan kebutuhan bisnis dan pelanggan.
1. Produktivitas
a. Perhitungan Produktivitas dalam Perusahaan
Produktivitas diukur dari tingkat efisiensi produksi masukan seperti tenaga kerja dan modal.
Salah satu perhitungan produktivitas yang paling umum adalah menghitung produksi kotor
selama 1 jam kerja, perhitungan ini dapat menghitung seberapa efisien penggunaan tenaga
kerja untuk menghasilkan produksi keluaran.
Dimensi sikap kerja: indikator sikap dalam melayani, sikap dalam melaksanakan pekerjaan, dan
sikap melakukan inisiatif kerja.
Dimensi tingkat keterampilan: indikator keterampilan pencapaian tugas, keterampilan
melaksanakan program dan keterampilan mengevaluasi pencapaian program.
Dimensi hubungan antarlingkungan kerja: indikator hubungan kerja dengan pimpinan,
hubungan kerja antarbagian dan hubungan kerja dengan rekan kerja.
Dimensi efisiensi kerja: indikator jumlah tenaga kerja, pemanfaatan tenaga kerja dan
pemanfaatan waktu tenaga kerja.
Dimensi kewiraswastaan: indikator kemampuan melihat potensi daerah, kemampuan melihat
potensi diri dan kemampuan melihat potensi organisasi.
2. Kapasitas Produksi
Kapasitas adalah hasil produksi atau volume pemrosesan (throughput) atau jumlah unit yang
ditangani, diterima, disimpan, atau diproduksi oleh sebuah fasilitas pada suatu periode waktu
tertentu.
a. Jenis Kapasitas
Kapasitas Desain
Kapasitas yang bisa diperoleh oleh suatu desain produk jika desain produk tersebut
dialokasikan kepada sumber daya yang cocok.
Kapasitas Efektif
Kapasitas yang dapat diperoleh jika dihitung dari efektivitas desain dan sumber daya yang
diperoleh.
b. Mengelola Permintaan
Dalam tahapan produksi, peluang ketidakcocokan antara permintaan aktual dengan kapasitas
yang tersedia sangat mungkin terjadi. Oleh karena itu berikut kasus-kasus penyelesaian dalam
pengelolaan permintaan: