Anda di halaman 1dari 18

Production Cycle

No. Nama NIM Nilai

1. Afina Zahra Aulia 2101693952

2. Fungdyawan Sulianto 2101704382

3. Gabriella Advena Tiara Marani 2101683762

4. Jessica Petricia 2101647630

5. Kevin Anderson 2101659265

Kelas LC53

Binus University

2019
Production Cycle

Siklus produksi (production cycle) merupakan aktivitas yang berkaitan


dengan pengolahan dan proses konversi bahan baku (raw materials) menjadi produk jadi
(finished goods). Proses ini dimulai dari permintaan bahan baku produksi dan diakhiri
dengan pemindahan hasil pengolahan/konversi ke barang jadi.Siklus produksi terdiri dari
beberapa aktivitas sebagai berikut:

1. Desain Produk

Langkah pertama dalam siklus produksi adalah desain produk, tujuan aktivitas ini adalah untuk
merancang sebuah produk yang memenuhi permintaan dalam hal kualitas, ketahanan, dan
fungsi, dan secara simultan meminimalkan biaya produksi.

Aktivitas desain produk menciptakan dua dokumen utama, yaitu pertama, daftar bahan baku
yang menyebutkan nomor bahan baku, deskripsi, serta jumlah masing-masing komponen
bahan baku yang digunakan dalam satu unit produk jadi.

Kedua, daftar operasi yang menyebutkan kebutuhan tenaga kerja dan mesin yang diperlukan
untuk memproduksi produk tersebut. Peran akuntan harus terlibat dalam desain produk karena
65 hingga 80 persen biaya produk ditentukan pada tahap proses produksi ini.

Para akuntan dapat memberikan informasi yang menunjukkan bagaimana berbagai desain
dapat mempengaruhi biaya produksi suatu lini produk-produk yang berkaitan dengan
meningkatkan jumlah komponen bersama yang digunakan dalam masing-masing produk.

Dengan memberikan data mengenai biaya perbaikan dan jaminan yang terkait dengan produk
yang ada dapat berguna untuk mendesain produk yang lebih baik.

2. Perencanaan dan Penjadwalan

Langkah kedua dalam siklus produksi adalah perencanaan dan penjadwalan, tujuan dari
langkah ini adalah mengembangkan rencana produksi yang cukup efisien untuk memenuhi
pesanan yang ada dan mengantisipasi permintaan jangka pendek tanpa menimbulkan kelebihan
persediaan barang jadi.

Terdapat dua metode perencanaan produksi yang umum digunakan adalah Perencanaan sumber
daya produksi (manufacturing resource planning = MRP-II) dan Sistem produksi Just-in-time
(JIT). MRP-II adalah kelanjutan dari perencanaan sumber daya bahan baku yang mencari
keseimbangan antara kapasitas produksi yang ada dan kebutuhan bahan baku untuk memenuhi
perkiraan permintaan penjualan.

Sistem MRP-II sering disebut sebagai push manufacturing, karena barang diproduksi sebagai
ekspetasi atas permintaan pelanggan. Sedangkan Just-in-time (JIT)memperluas prinsip sistem
pengendalian persediaan untuk seluruh proses produksi.

Tujuan produksi JIT adalah meminimalkan atau meniadakan persediaan bahan baku, barang
dalam proses, dan barang jadi. JIT sering kali disebut sebagai pull manufacturing, karena
barang diproduksi sebagai tanggapan atas permintaan pelanggan. Jadi hanya berproduksi
sebagai tanggapan atas pesanan pelanggan.

Jadwal Induk Produksi (master production schedule – MPS) menspesifikasikan seberapa


banyak produk akan diproduksi selama periode perencanaan dan kapan produksi tersebut harus
dilakukan. Permintaan bahan baku mensahkan pengeluaran jumlah bahan baku yang
dibutuhkan dari gudang ke lokasi pabrik, tempat bahan tersebut dibutuhkan.

Dokumen ini berisi nomor perintah produksi, tanggal pembuatan, dan berdasarkan pada daftar
bahan baku, nomor baarang serta jumlah semua bahan baku yang dibutuhkan. Perpindahan
selanjutnya dari bahan baku di sepanjang pabrik akan didokumentasikan dalam dalam kartu
perpindahan, yang mengidentifikasikan bagian – bagian yang di pindahkan, lokasi
perpindahannya serta waktu perpindahan.

3. Operasi Produksi

Langkah ketiga dalam siklus produksi adalah produksi aktual dari produk. Cara aktivitas ini
dicapai sangat berbeda di berbagai perusahaan, perbedaan tersebut berdasarkan jenis produk
yang diproduksi dan tingkat otomatisasi yang digunakan dalam proses produksi.

Penggunaan berbagai bentuk Teknologi Informasi dalam proses produksi, seperti mesin yang
dikendalikan oleh komputer, disebut sebagai computer-intergrated manufacturing (CIM) untuk
mengurangi biaya produksi.

Para akuntan tidak diminta untuk menjadi ahli dalam setiap segi CIM, tetapi mereka harus
memahami bagaimana hal tersebut mempengaruhi SIA. Salah satu pengaruh CIM adalah
pergeseran dari produksi massal ke produksi sesuai pesanan.

Walau sifat proses produksi dan keluasan CIM dapat berbeda diberbagai perusahaan, namun
setiap perusahaan membutuhkan data mengenai empat segi berikut yaitu bahan baku yang
digunakan, jam tenaga kerja yang digunakan, operasi mesin yang dilakukan serta biaya
overhead produksi lainnya yang terjadi.

4. Akuntansi Biaya

Langkah terakhir dalam siklus produksi adalah akuntansi biaya.

Terdapat tiga tujuan dasar dari sistem akuntansi biaya yaitu :

Memberikan informasi untuk perencanaan, pengendalian, dan penilaian kinerja dari operasi
produksi. SIA didesain untuk mengumpulkan data real-time mengenai kinerja aktivitas
produksi agar pihak manajemen dapat membuat keputusan tepat waktu.

Memberikan data biaya yang akurat mengenai produk untuk digunakan dalam menetapkan
harga serta keputusan bauran produk. SIA mengumpulkan biaya berdasarkan berbagai kategori
dan kemudian membebankan biaya tersebut ke produk & unit organisasi tertentu .

Mengumpulkan dan memproses informasi yang digunakan untuk menghitung persediaan serta
nilai harga pokok penjualan yang muncul di laporan keuangan perusahaan.
Sebagaian besar perusahaan menggunakan perhitungan biaya pesanan dan proses untuk
membebankan biaya produksi. Perhitungan biaya pesanan membebankan biaya ke batch
produksi tertentu, atau pekerjaan tertentu dan digunakan ketika produk atau jasa yang dijual
terdiri dari bagian-bagian yang dapat di identifikasikan secara terpisah.

Sebaliknya, Perhitungan biaya prosesmembebankan biaya ke setiap proses, dan kemudian


menghitung biaya rata-rata untuk semua unit yang diproduksi. Digunakan ketika produk atau
jasa yang hampir sama diproduksi dalam jumlah massal dan unit terpisah tidak dapat dengan
mudah diidentifikasi.

Pilihan perhitungan biaya berdasarkan pesanan atau proses hanya mempengaruhi metode yang
digunakan untuk membebankan biaya-biaya tersebut ke produk, bukan pada metode
pengumpulan data. Kedua sistem tersebut membutuhkan akumulasi dan mengenai empat jenis
biaya:

 Bahan Baku

Ketika produksi dimulai, pengeluaran permintaan bahan baku memicu debit barang dalam
proses untuk bahan baku yang dikirim ke bagian produksi..

 Tenaga Kerja Langsung (Direct Labor)

Kartu waktu kerja adalah sebuah dokumen kertas yang digunakan untuk mengumpulkan data
mengenai aktivitas pekerja. Dokumen ini mencatat jumlah waktu yang digunakan seorang
pekerja untuk setiap tugas pekerjaan tertentu. Para pekerja memasukkan data ini dengan
menggunakan terminal online di setiap bengkel kerja pabrik.

 Mesin dan Peralatan

Ketika perusahaan mengimplementasikan CIM untuk mengotomatisasi proses produksi,


proporsi yang lebih besar dari biaya produksi berhubungan dengan mesin dan peralatan yang
digunakan untuk membuat produk tersebut.

 Overhead Pabrik

Yaitu semua biaya produksi yang tidak secara ekonomis layak untuk ditelusuri secara langsung
ke pekerjaan atau proses tertentu.Untuk Aktiva tetap SIA juga dapat mengumpulkan informasi
mengenai gedung, pabrik, dan peralatan yang digunakan dalam siklus produksi. Aktiva tetap
harus diberi kode garis untuk memungkinkan pembaruan yang cepat dan periodik atas database
aktiva tetap.

Informasi minimum yang seharusnya dijaga mengenai aktiva tetapnya yaitu Nomor
identifikasi, Nomor seri, Lokasi,Biaya, Tanggal perolehan, Nama dan alamat pemasok,Umur
yg diharapkan, Nilai sisa yang diharapkan,Metode penyusutan, Beban penyusutan ke
tanggal,Perbaikan dan Kinerja service pemeliharaan.

Objek Audit
1. Production Order
2. Material requirement report
3. Material issue slip
4. Time ticket
5. Move ticket
6. Daily production activity report
7. Completed production report
8. Inventory subsidiary ledgers or master file (perpetual record)
9. Standard cost MF
10. WIP Inventory MF
11. FG Inventory MF

Tujuan Audit

Dua kelompok tujuan audit adalah : (1) tujuan audit atas kelompok transaksi yang
berkaitan dengan transaksi pabrikasi dan (2) tujuan audit atas saldo akun yang berkaitan dengan
saldo persediaan serta harga pokok penjualan.

Kategori asersi Tujuan audit atas kelompok Tujuan audit atas saldo akun
transaksi
Keberadaan atau Transaksi pabrikasi yang dicatat Persediaan yang tercetak dalam
keterjadian menyajikan bahan, tenaga kerja, neraca secara fisik ada.
dan overhead yang ditransfer ke Harga pokok penjualan menunjukkan
produksi serta pemindahan harga pokok barang yang dijual
produksi yang sudah selesai ke selama periode berjalan.
barang jadi selama periode berjalan

Semua transaksi pabrikasi yang Persediaan mencakup semua bahan,


Kelengkapan terjadi selama periode berjalan produk dan perlengkapan yang ada di
sudah dicatat tangan pada tanggal nerca.
Harga pokok penjualan mencakup
semua transaksi penjualan selama
periode berjalan.

entitas pelapor memegang hak milik


Entitas memegang hak atas atas persediaan pada tanggal neraca.
Hak dan persediaan yang berasal dari
Kewajiban transaksi pabrikasi yang dicatat Persediaan telah dinyatakan dengan
tepat pada harga yang terendah
Transaksi pabrikasi telah dijurna, Harga pokok penjualan didasarkan
Penilaiaan atau dan diposting dengan benar pada penerapan metode arus biaya
alokasi yang berlaku secara konsisten.

Persediaan dan harga pokok


penjualan telah diidentifikasi secara
tepat dalam laporan keuangan
Pengungkapan yang berhubungan
Rincian transaksi pabrikasi dengan dasar penilaian dan
Penyajian atau mendukung penyajian dalan pengagunan atau penjaminan
pengungkapan laporan keuangan termasuk persediaan sudah memadai.
klasifikasi dan pengungkapan
Fokus Audit

Akuntan memerlukan modifikasi laporan keuangan dan mengembangkan sistem pengukuran


yang lebih akurat guna mengukur kinerja perusahaan. Untuk memastikan bahwa siklus
produksi telah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan dan prosedur yang ada, maka perlu
dilaksanakan audit atas siklus produksi ini. Dengan dilaksanakannya audit atas siklus produksi,
kita dapat mengetahui apabila terjadi salah saji material yang disengaja ataupun tidak,
kelemahan pengendalian internal perusahaan, serta mendeteksi terjadinya kecurangan (fraud )
dalam perusahaan.

Program Audit

Perancangan Program Audit Untuk Pengujian Pengendalian Terhadap Siklus Produksi


Rerangka perancangan
1. Pemahaman system informasi akuntansi untuk pelaksanaan transaksi: manufaktur dan
penghitungan fisik sediaan.
2. Penentuan kemungkinan salah saji dalam setiap tahap pelaksanaan transaksi manufaktur dan
penghitungan fisik sediaan.
3. Penentuan aktivitas pengendalian yang diperlukan untuk mendekteksi dan mencegah salah
saji dalam setiap tahap pelaksanaan transaksi: Manufaktur dan penghitungan fisik sediaan.
4. Penentuan prosedur audit untuk mendekteksi efektivitas aktivitas pengendalian.
5. Penyusunan program audit untuk penujian terhadap transaksi.
Perancangan Program Audit Untuk Pengujian Pengendalian Transaksi Manufaktur
Fungsi Yang Terkait: Nama & Unit organisasi pemegang fungsi
Unit Organisasi Pemegang
NO. Nama Fungsi
Fungsi
1 Fungsi penjualan bagian penjualan
2 Fungsi otorisasi produksi departemen produksi
3 Fungsi produksi bagian produksi
Fungsi perencanaan dan bagian perencanaan dan
4
pengendalian produksi pengawasan
5 Fungsi gudang bagiann gudang
6 Fungsi akuntansi biaya bagian akuntansi biaya
7 Fungsi akuntansi umum bagian akuntansi umum
Dokumen
Surat order produksi adalah surat perintah yang dikeluarkan oleh departemen produksi,
yang ditujukan kepada bagian-bagian yang terkait dengan proses pengolahan produk
memproduksi sejumlah produk dengan spesifikasi, cara produksi, fasilitas produksi jangka
waktu seperti yang tercantum didalam surat order prokduksi tersebut.
Kartu jam kerja: kartu untuk mencatat jam kerja tenaga kerja langsung yang dikonsumsi
untuk memproduksi produk yang tercantum di dalam surat order produksi.
Buku permintaan dan pengeluaran barang gudang= formulir yang digunakan oleh fungsi
produksi untuk meminta bahan baku dan bahan penolong untuk memproduksi produk yang
tercantum di dalam surat order produksi.
Bukti pengembalian barang ke gudang adalah fomulir yang digunakan oleh fungsi produksi
untuk mengembalikan bahan baku dan bahan penolong ke fungsi gudang.
Bukti memorial adalah dokumen yang digunakan sebagai dasar pencatatan depresiasi
aktiva tetap berwujud, amortisasi aktiva tetap berwujud,amortisasi sewa & aktiva tidak
berwujud, dan pembebanan biaya overhead pabrik kepada produk berdasarkan tariff yang
ditentukan di muka.
Bukti kas keluar adalah dokumen yang digunakan untuk mencatat biaya-biaya yang dibayar
lewat kas.
Laporan produk selesai adalah laporan produk selesai dibuat oleh fungsi produksi untuk
memberitahukan selesainya produksi pesanan tertentu.
Catatan akuntansi yang digunakan dalam transaksi manufaktur :
1. Jurnal pemakaian bahan baku
2. Jurnal umum
3. Register bukti kas keluar
4. Kartu kos produk
5. Buku pembantu sediaan
6. Buku pembantu biaya
Bagan alir sistem informasi akuntasi manufaktur :
Gabungan jaringan prosedur – prosedur bagan alir sistem akuntansi
1. Prosedur order produksi untuk mengkoordinasikan kegiatan pengolahan produk guna
memenuhi pesanan pembeli atau kebutuhan produk untuk jangka waktu tertentu
2. Prosedur permintaan dan pengeluaran barang gudang
3. Prosedur pengembalian barang gudang
4. Prosedur pencatatan biaya tenaga kerja langsung
5. Prosedur produk selesai dan pencatatan pembebanan biaya overhead pabrik
6. Prosedur pencatatan biaya overhead pabrik sesungguhnya, biaya administrasi dan umum dan
biaya pemasaran
7. Prosedur pencatatan biaya overhead pabrik sesungguhnya, biaya administrasi dan umum dan
biaya pemasaran yang berasal dari pengeluaran kas dan yang menggunakan register kas keluar
dan jurnal umum
Aktivitas pengendalian yang diperlukan dalam transaksi manufaktur
1. Pemisahan fungsi akuntansi biaya dari fungsi produksi, fungsi gudang dan fungsi yang
menganggarkan biaya
Pencatatan yang dilakukan fungsi produksi, fungsi gudang, dan fungsi yang
menganggarkan biaya harus dipisah dengan pencatatan yang dilakukan fungsi biaya karena
apabila semua pecatatan dilakukan oleh keseluruhan fungsi produksi, gudang dan
penganggaran biaya maka akan sangat mudah terjadi manipulasi akuntansi dan penyelewengan
2. Pemisahan fungsi gudang dari fungsi produksi
Fungsi gudang dan fungsi produksi perlu dipisah agar terjadi kelancaran proses produksi dan
untuk menghindari penyelewengan terhadap sediaaan perusahaan. Dimana fungsi produksi
bertanggung jawab untuk memprosen bahan baku menjadi bahan jadi dan fungsi gudang
bertanggung jawab atas keamanan sediaan yang disimpan.
3. Surat order produksi otorisasi oleh kepala fungsi produksi
Kepala fungsi produksi adalah pemegang wewenang untuk memerintahkan unit-unti organisasi
yang ada dibawahnya dalam pelaksanaan kegiatan produksi, maka surat order produksi perlu
diotorisasi oleh kepala fungsi tersebut, sehingga semua dokumen yang dibuat untuk
pelaksanaan produksi memiliki dasar yang sah.
4. Daftar kebutuhan bahan dan daftar kegiatan produksi dibuat oleh fungsi perencanaan
dan pengendalian produksi dan diotorisasi oleh kepala fungsi produksi
Fungsi perencanaan dan pengedalian produksi merupakan staff dari kepala fungsi produksi,
setiap dokumen daftar daftar kebutuhan bahan dan kegiatan perlu diotorisasi oleh kepala fungsi
sehingga menjadi tolak ukur untuk mengawasi kegiatan produksi
5. Bukti permintaan dan pengeluaran barang gudang diotorisasi oleh kepala fungsi
produksi yang bersangkutan
Dokumen berupa bukti permontaa dan pengeluaran barang gudang digunakan sebagai dasar
pencatatan pengurangan sediaan yang dicata di dalam kartu gudang dan kartu sediaan. Agar
dokumen tersebut dianggap sah maka harus diotorisasi oleh kepala fungsi produksi.
6. Kartu jam kerja diotorisasi oleh kepala fungsi produksi yang bersangkutan
Bukti kas keluar merupakan dokumen sumber bagi pencatatan biaya produksi dan non produksi
yang dikeluarkan lewat kas. Agar bukti kas keluar tersebut merupaka dokumen yang sah maka
perlu diotorsasi oleh kepala fungsi pembuat bukti kas keluar, sebagai bukti telah dilakukannnya
verfikasi terhadap kesahihan dokumen tersebut.
7. Penggunaan tarif biaya overhead pabrik untuk membebanan biaya overhead pabrik
kepada produk
Kartu jam kerja merupakan dokumen sumber sebagai dasar distribusi biaya tenaga kerja
langsung kedalam kartu harga pokok tiap-tiap pesanan. Pencatatan kedalam kartu jam kerja
diselenggarakan oleh fungsi produksi, diotorisasi oleh kepala fungsi produksi.
8. Bukti kas keluar diotorisasi oleh fungsi pembuat bukti kas keluar
9. Surat order produksi, bukti permintaan dan pengeluaran barang gudang, Bukti kas
keluar, bukti memorial, bernomor urut tercetak dan penggunaannya
dipertanggungjawabkan
Pengendalian terhadap pemakaian berbagai dokumen sumber diatas dapat dilakukan dengan
membuat formulir dokumen tersebut dalam bentuk bernomor urut tercetak. Penggunaan nomor
urut tercetak setiapdokumen sumber tersebut harus dipertanggungjawabkan oleh fungsi yang
berwenang untuk menggunakannya.
10. Penggunaan kartu kas produk untuk mencatat kes produk yang diproduksi
Kartu kos produk merupakan buku pembantu biaya yang digunakan untuk mengumpulakan
biaya produksi ke produk secara individual. Keakuratan pembebanan kos produk kepada
pemesan sangat ditentukan oleh penyelenggaraan kartu kos produk. Selain itu kartu kosproduk
juga berfungsi untuk menetukan kos produk yang selesai yang ditransfer dari fungsi produksi
ke fungsi gudang.
11. Penggunaan laporan produk selesai untuk penyerahan produk selesai dari fungsi
produksi ke fungsi gudang dan untuk gudang dan untuk dasar pencatatan kos produk
jadi dalam buku pembantu sediaan
Laporan produk selesai berfungsi sebagai bukti penyerahan produk jadi dari fungsi produksi
ke fungsi gudang dan sebagai dasar bagi fungsi akuntansi biaya untuk mencatat kos produk
selesai ke buku pembantu sediaan
12. Secara periodik dilakukan rekonsiliasi kartu biaya dengan akun kotrol biaya di dalam
buku besar
Rekonsilisasi digunakan untuk mengecek ketelitian data yang dicatat didalam kartu biaya dan
akun kontrol biaya yang bersangkutan di dalam buku besar
13. Penggunaan panduan akun dan pelaporan biaya produk dan pada waktu yang tepat.
Keakuratan posting transaksi manufaktur ke dalam buku pembantu biaya ditentukan oleh
pemberian kode akun pada dokumen sumber.
Penjelasan Program Audit Untuk Pengujian Pengendalian Terhadap Transaksi
Manufaktur

1. Lakukan pengamatan terhadap pemisahan fungsi akuntansi dari fungsi produksi,


fungsi penyusunan anggaran biaya, dan fungsi penyimpanan gudang
Pemisahan fungsi akuntansi biaya dari fungsi operasi dan fungsi penyimpana akan menjamin
keandalan data biaya yang dicatat di dalam catatan akuntansi.

2. Ambil sampel kartu pos produk yang produknya telah selesai produksi
Dalam melaksanakan prosedur pemeriksaan ini, auditor mengambil sampel arsip kartu pos
produk untuk produk yang telah selesai diproduksi yang disimpan oleh fungsi akuntansi biaya
Kartu kos produk yang dipilih kemudian diperiksa mengenai:
1. Surat order produksi yang melampirinya
2. Otorisasi yang tercantum di dalam surat order produksi
3. Daftar kebutuhan bahan makanan yang melampirinya
4. Daftar kegiatan produksi yang melampirinya
5. Bukti permintaan dan peamkaian barang untuk pemakaian bahan baku yang bersangkutan
6. kartu jam kerja dan tariff upah yang dipakai
7. Bukti memorial yang bersangkutan dengan pembebanan biaya overhead pabrik

3. Ambil sampel kartu biaya


Untuk memperoleh keyakinan mengenai ketelitian dan keandalan dokumen pencatatan biaya
overhead pabrik auditor mengambil sampelkartu biaya dari arsip yang diselengarakan oleh
fungsi akuntansi biaya.

4. Periksa bukti digunakannya formulir cek bernomor urut tercetak dan


pertanggungjawabannya pemakaian formulir tersebut
Auditor memeriksa apakah klien menggunakan formulir bernomor urut cetak pada waktu
auditor mengambil sampel bukti-bukti tersebut pada waktu melakukan inspeksi terhadap
formulir yang belum dipakai.

5. Periksa adanya pengecekan independen terhadap posting buku dan jurnal


Untuk menguji keandalan prosedur pencatatan transaksi manufaktur, auditor menguji ketelitian
posting ringkasan jurnal umum dan register bukti kas keluar ke dalam akun yang bersangkutan
dalam buku besar.
Perncangan Program Audit Untuk Pengujian Pengendalian-Aktivita Perhitungan Fisik
Sediaan
FUNGSI YANG TERKAIT
Nama Fungsi dan Unit Organsiasi Pemegang Fungsi

NO. Nama Fungsi Unit Organisasi Pemegang Fungsi

1 Fungsi Penghitungan fisik Tim Penghitungan Fisik Persediaan

2 Fungsi akuntansi biaya Bagian Akuntasi biaya

3 Fungsi akuntansi umum Bagian Akuntasi Umum

Tim Penghitungan Fisik Sediaan. Tim yang terdiri dari fungsi pemegang kartu penghitungan
fisik, fungsi penghitung dan fungsi pengecek. Tujuan penghitungan fisik sediaan adalah untuk
meminta pertanggungjawaban atas barang yang disimpan oleh fungsi gudang dan
pertanggungjawaban atas ketelitian dan keandaalan data sediaan yang dicatat pada kartu
sediaan oleh funsgi akuntasi biaya.
Fungsi Akuntansi Biaya. Bertanggung jawab untuk mencantumkan kos satuan sediaan yang
dihitung dalam daftar hasil penghitungan fisik sediaan (inventory summary sleet).
Fungsi Akuntasi Umum. Bertanggung jawab untuk mencatat jurnal adjustment sebagai ahsil
penghitungan fisik sediaan ke dalam jurnal umum.
Dokumen
Dokumen sumber (source documents), yaitu dokumen yang diapkai sebagai dasar pencatatan
ke dalam akuntansi, dan dokumen pendukung (corroborating documents atau dokumen
penguat), yaitu dokumen yang membuktikan validitas terjadinya transaksi.
1. Kartu Penghitung Fisik.
Dokumen ini digunakana untuk merekam hasil perhitungan fisik sediaan, baik yang dilakukan
oleh penghitung (counter) maupun pengecej (checker).
2. Bukti Memorial (Journal Voucher).
Sebagai dasar pencatatan depresiasi aktiva tetap berwujud, amotisasi sewa dan aktiva tidak
berwujud, dan pembebanan biaya overhead pabtik kepada produk berdasarkan tariff yang
ditentukan di muka.
3. Daftar Hasil Penghitungan Fisik
Hasil perhitungna fisik sediaan yang telah terkumpul di dalam kartu perhitungan fisik
kemudian dicatat di dalam daftar hsil perhitungan fisik untuk ditentukan harga okok satuan
dank s total setiap jenis sediaan yang dihitung.
CATATAN AKUNTASI
Catatan akuntansi yang digunakan dalam aktivitas penghitungan fisik sediaan adalah:
1. Buku Pembantu Sediaan
Salah satu tujuan penghitungan fisik sediaan adalah untuk meng-adjust catatan dalam buku
pembantu sediaan berdasarkan hasil penghitungan fisik sediaan.
2. Jurnal Umum
dalam penghitungan fisik sediaan, jurnal umum digunakan untuk mencatat adjustment sediaan
berdasarkan data yang dikumpulkan dalam daftar hasil penghitungan fisik sediaan.

Aktivitas Pengendalian Yang Diperlukan Dalam Aktivitas Penghitungan Fisik Sediaan


1. Pemisahan penghitung dengan pengecek
2. Penggunaan kartu penghitungan fisik sediaan bernomor urut tercetak
3. Pemegang kartu penghitungan fisik sediaan mempertanggungjawabankan pemakaian kartu
tersebut dan pencatatannya ke dalam daftar hasil penghitungan fisik sediaan
4. Pengecekan secara independent pencantuman kos sediaan ke dalam daftar hasil penghitungan
fisik sediaan
5. Pengecekan secara independent terhadap perkalian antara kuantitas dan kos per unit dalam
daftar hasil penghitungan fisik sediaan
6. Pengecekan secara indepenen posting ke dalam buku pembantu sediaan berdasarkan daftar
hasil penghitungan fisik sediaan.
7. Penduan akun dan review pemberian kode akun
PENJELASAN PROGRAM AUDIT UNTUK PENGUJIAN PENGENDALIAN
TERHADAP AKTIVITAS PENGHITUNGAN FISIK SEDIAAN
Pelajari Instruksi Yang Dibuat Untuk Penghitungan Fisik Sediaan.
Auditor perlu mempelajari instruksi tertulis perhitungan fisik sediaan yang disusun oleh
klien untuk memperoleh keyakinan mengenai :
1. Independensi karyawan yang diikutsertakan dalam panitia perhitungan fisik sediaan dari
fungsi penyipanan barang dan fungsi akuntansi sediaan.
2. Ketelitian metode yang digunakan untuk pemgukuran sediaan
Lakukan Pengamatan Terhadap Penghitungan Fisik Sediaan
Dalam pengamatan terhadap perhitungan fisik sediaan tersebut auditor melakukan
kegiatan :

1. Mengamati pemisahan fungsi penghitung, pengecek, dan pemegang kartu perhitungan


fisik dalam tim penghitungan fisik sediaan.
2. Mengamati karyawan yang ditugasi untuk melakukan penghitungan fisik sediaan, yang
seharusnya bukan karyawan yang bertanggung jawab atas penyimpanan barang
digudang dan pencatatan sediaan di fungsi akuntansi
3. Mengamati alat yang digunakan sebagai pengukur dan metode yang digunakan dalam
penghitungan sediaan.
4. Mengambil sample kartu penghitungan fisik yang sudah digunakan yang disimpan
sementara oleh pemegang kartu perhitungan fisik dan memeriksa nomor urut
tercetaknya dan pertanggungjawaban pemakai nomor urutnya.
Lakukan Hitung Uji (Test Count)
Auditor melakukan perhitungan fisik terhadap sebagian sediaan barang yang telah dihitung
oleh tim penghitung fisik sediaan dan kemudian membandingkan hasil penghitungan tersebut
dengan hasil penghitungan fisik yang dicatat di dalam kartu penghitungan fisik.
Lakukan Pengujian Kompilasi (Compilation Test)
Dalam pengujian kompilasi ini auditor melakukan kegiatan:
1. Memilih unsure sediaan yang dicatat di dalam hasil penghitungan fisik kemudian mengusut
informasi tersebut ke dalam kartu penghitungan fisik yang bersangkutan.
2. Memperoleh kepastian bahwa semua kartu penghitungan fisik sudah dicatat di dalam daftar
hasil penghitungan fisik.
Lakukan Pengujian Kos (Pricing Test).
Dalam pengujian harga ini auditor melakukan kegiatan:
1. Memilih unsur sedian yang dicatat di dalam daftar hasil penghitungan fisik dan kemudiat
mengusut kos satuan yang dicantumkan di dalam daftar hasil penghitungan fisik ke dalam kartu
sediaan yang bersangkutan
2. Memeriksa ketelitian perkalian kuantitas dan ahrga satuan di dalam daftar hasil penghitungan
fisik
Lakukan Adjustment Test. Adjustment test dilakukan oleh auditor untuk memperoleh
keyakinan mengenai digunakannya data hasil penghitungan fisik sediaan untuk mengadjust
catatan akuntasi sediaan.

Cara Audit menggunakan ACL


Kategori Pengujian
Prosedur awal 1. Memperoleh pemahaman mengenai bisnis dan industri dan
menentukan:
a. Signifikunsi harga pokok penjualan dan persediaan.
b. Penggerak ekonomi utama yang mempengaruhi harga pokok
penjualan,marjin kotor dan kemungkinan keusangan persediaan.
c. Sejauh mana klien memiliki persediaan konsinyasi (masuk atau
keluar).
d. Eksistensi komitmen pembelian dan konsentrasi aktivitis dengan
pemasok.
2.Melakukan prosedur awal atas saldo dan catatan persediaan yang
akan diuji lebih lanjut.

3.Melakukan prosedur analitis


Prosedur analitis a. Menelaah pengalaman dan kecenderungan industri.
b. memeriksa analisis perputaran persediaan.
c. Menelaah hubungan saldo persediaan dengan aktivitas
pembelian,produksi, dan penjualan terakhir
d. Membandingkan saldo pcrsediaan dengan volume penjualan yang
diantisipasi
4.memvoucing ayat jurnal dalam akun persediaan ke dokumentasi
Pengujian rincian pendukungnya
transaksi 5.Menelusuri data dari catatan pembelian, pabrikasi, produksi yang
sudah selesai, dan penjualan ke akun persediaan.
6.Pengujian pisah batas.

7 Mengamati penghitungan fisik persediaan yang dilakukan klien.


Pengujian rincian a.Memutuskan waktu dan Iuas pengujian.
saldo b.Mengevaluasi kelayakan rencana perhitungan persediaan klien
8.Menguji akurasi klerikal daftar persediaan.
a. Menghitung kembali total dan perkalian kuantitas dengan harga per
unit.
b.Mene1usuri pengujian perhitungan dll.
9.Menguji penetapan harga persediaan.
a.Memeriksa faktur penjual yang sudah dibayar untuk persediaan
yang dibeli
b.Memeriksa ketetapan tarif tenaga kerja langsung dan overhead,
biaya standar serta disposisi varians yang berhubungan dengan
persediaan yang diproduksi.
10.Mengkomfirmasi persediaan pada lokasi diluar entitas
11. Memenksa perjanjian dan kontrak konsinyansi

12. Mengevaluasi nilai realisasi bersih persediaan


a. memeriksa faktur penjualan setelah akhir tahun dan melakukan
Pengujian rincian pengujian nilai terendah antara harga pokok dan harga pasar.
saldo : estimasib.Membandingkan persediaan dengan katalog penjualan dan laporan
akuntansi penjualan tahun berjalan entitas dll.

Observasi atas perhitungan persediaan fisik

Prosedur yang
diwajibkan 13. Membandingkan penyajian da1am laporan dengan GAAP.
a.Mengkonfinnasi perjanjian penjaminan dan pengagunan
Penyajian dan persediaan.
pengungkapan b.Menelaah penyajian dan pengungkapan persediaan dalam konsep
laporan keuangan dan menentukan kesesuaianuya dengan GAAP

Prosedur Awal
Salah Satu prosedur awal yang penting adalah menyangkut usaha untuk mendapatkan
pemahaman tentang bisnis dan industri suatu entitas guna mcnetapkan konteks untuk
mengevaluasi prosedur analitis dan pengujian rincian. jika klien adalah pabrikan, maka penting
untuk memahami bauran biaya tetap dan biaya variabel yang terlibat dalam proses pabrikasi.
Dan jika klien itu mcrupakan pengecer, maka penting untuk memahami sumber pasokan
produk serta peran yang dimainkan klien dalam mata rantai distribusi ini.

Prosedur Analitis
Hal yang sangat penting dilakukan ketika mengembangkan ekspektasi yang akan
digunakan dalam mengevaluasi data analitis bagi klien adalah penelaahan atas pengalaman dan
kecenderungan industri klien. Sebagai contoh, dengan mengetahui penurunan yang tajam
dalam rasio perputaran persediaan klien yang mencerminkan keadaan perusahaan tersebut,
dapat membantu auditor untuk menyimpulkan bahwa penurunan itu tidak mengindikasikan
kesalahan yang berhubungan dengan keberadaan data klien yang digunakan dalam menghitung
rasio perputaran persediaan., melainkan mengindikasikan masalah penilaian yang berkaitan
dengan penurunan permintaan yang mungkin akan diikuti oleh menurunnya harga pasar.

Pengujian Rincian Transaksi


Pengujian ini me1ibatkan prosedur pemeriksaan dokumen pendukung dan penelusuran
uutuk mendapatkan bukti tentang pemrosesan setiap transaksi yang mempengaruhi saldo
persediaan.

 PENGUJIAN AYAT JURNAL ATAS AKUN PERSEDIAAN

Sebagian atau semua jenis pengujian ini dapat dilakukan sebagai bagian dari pengujian
bertujuan ganda selama melaksanakan pekerjaan interim.
Contoh vouching ayat jumal yang tercatat dalam akun persediaan mencakup pemeriksaan
dokumen pendukung.

a. Ayat jumal debet dalam persediaan barang dagang atan bahan baku ke faktur penjual,
laporan penerimaan, dan pesanan pembelian.
b. Ayat jumal debet dalam persediaan barang dalam proses atau barangjadi ke catatan
biaya pabrikasi dan laporan produksi.
c. Ayat jnrnal kredit pada persediaan barang dagang dan barang jadi ke dokumen dan
catatan penjualan.
d. Ayat jumal kredit pada persediaan bahan baku dan barang dalam proses ke catatan
biaya pabrikasi dan laporan produksi.

Pcngujian rincian saldo

MENGAMATI PERHITUNGAN TJERSEDIAAN FlSIK KLIEN


Prosedur ini diwajibkan apabila persediaan merupakan ha1 yang material bagi laporan
keuangan sebuah perusahaan. SAS 1 (AU 331.09),piutang dan persediaan,mcnyatakan bahwa
dari pengujian substantive ini auditor akan memperoleh pengetahuan langsung mengenai
efektifitas perhitungan persediaan klien serta tingkat keandalan yang dapat diberikan atas asersi
manajemen sehubungan dengan kuantitas dan kondisi fisik persediaan.

PENETAPAN WAKTU DAN LUAS PENGUJIAN


Penetapan waktu tergantung pada system persediaan yang dianut klien dan efektifitas
pengendalian internal. Dalam systcm persediaan periodic, kuantitas ditentukan melalui
perhitungan fisik,dan semua perhitungan telah ditentukan pada tanggal tertentu yang mendekati
tanggal neraca.
Dalam system persediaan perpektual dengan pengendalian internal yang
efekiif,perhitungan fisik dapat dilakukan dan dibandingkan dengan catatan persediaan pada
tanggal interim.Dalam kasus ini prosedur ini dapat dilakukan selama atau setelah akhir periode
yang diaudit.

RENCANA PERHITUNGAN PERSEDIAAN


Perhitungan persediaan fisik dilakukan sesuai dengan rencana atau daftar intruksi,yang
mencakup hal-hal seperti :
· Nama karyawan yang bertanggung jawab untuk mengawasi perhitungan persediaan
· Tanggal perhitungan
· Lokasi-lokasi yang dihitung
· Intruksi terinci mengenai perhitungan akan dilakukan
· Penggunaan dan pengendalian label persediaan bernomor urut serta lembar ikhtisar
· Ketentuan mengenai penangangan penerimaan,pengirman dan perpindahan barang
· Pemisahan atau identitikasi barang yang bukan milik klien.

MELAKSANAKAN PENGUJIAN
· Meneliti kecermatan para karyawan klien mengikuti rencana perhitungan persediaan.
· Memastikan bahwa semua barang dagang telah diberi label.
· Menentukan label persediaan bernomor urut dan lembar kompilasi telah dikendalikan
dengan semestinya.
· Melakukan pengujian perhitungan dan menelusuri kuantitas.
· Mewaspadai wadah-wadah yang kosong yang mungkin ada.
· Mewaspadai persediaan barang yang rusak dan usang.
· Menilai kondisi umum persediaan.
· Mengidentifikasi dokumen penerimaan dan pengiriman terakhir yang digunakan.
· Mengajukan pertanyaan tentang eksistensi barang persediaan yang lambat pergerakannya.
PERSEDIAAN YANG DITENTUKAN DENGAN SAMPEL STATISTIK
Perhitungan ini harus diamati apabila dianggap perlu sesuai dengan situasinya. Selain
itu auditor harus memperoleh bukti mengenai kelayakan metode yang digunakan untuk
menentukan kuantitas yang diperlukan.

PENGAMATAN PERSEDIAAN AWAL


Auditor mungkin akan ditunjuk sesudah persediaan awal dihitung atau diminta untuk
memberikan laporan mengenai laporan keuangan dari satu atau lebih periode sebelumnya.
Jika sebelumnya klien belum pernah diaudit, maka auditor dapat memperoleh kepuasan
audit dengan menelaah ikhtisar perhitungan yang pernah dilakukan klien, menguji transaksi
persediaan sebelumnya, dan menerapkan pengujian laba kotor terhadap persediaan.
Referensi
Mulyadi, 2002. Auditing, Buku Dua, Edisi Ke Enam, Salemba Empat, Jakarta.
Jusuf, Al. Haryono, 2002. Auditing, buku2, Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi
YKPN
HM,Jogiyanto. 2008. Sistem Teknologi Informasi. CV ANDIOFFISET. Yogyakarta
https://accuratecloud.id/2017/01/06/siklus-produksi/
https://www.academia.edu/24281494/Audit_Terhadap_Siklus_Produksi

Anda mungkin juga menyukai