Anda di halaman 1dari 11

RINGKASAN MATERI KULIAH

AKUNTANSI BIAYA

Disusun oleh :
KADEK DUTA MAHESA DHARMA 2007341033
I MADE WISMA GIRI PUTRA 2007341034

DIPLOMA III PERPAJAKAN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
2022/2023
Metode Pengumpulan Biaya Produksi

Ada beberapa metode pengumpulan biaya produksi. Dalam pembuatan produk


terdapat dua kelompok biaya, biaya produksi dan biaya non produksi. Biaya produksi
merupakan biaya-biaya yang dikeluarkan dalam pengolahan bahan baku menjadi produk,
sedangkan biaya non produksi merupakan biaya- biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan non
produksi, seperti kegiatan pemasaran dan kegiatan administrasi umum. Biaya produksi
membentuk harga pokok produksi, yang digunakan untuk menghitung harga pokok produk
jadi dan harga pokok produk yang pada akhir periode akuntansi masih dalam proses. Biaya
non produksi ditambahkan pada harga pokok produksi untuk menghitung total harga pokok
produk.

Pengumpulan harga pokok produksi sangat ditentukan oleh cara memproduksi. Secara
garis besar, cara memproduksi produk terbagi dua macam,yaitu produksi atas dasar pesanan
dan produksi massa. Perusahaan yang berproduksi berdasarkan pesanan melaksanakan
pengolahan produknya atas dasar pesanan yang diterima dari pihak luar, contohnya
perusahaan percetakan, perusahaan mebel, perusahaan dok kapal. Perusahaan yang
berproduksi berdasar produksi massa melaksanakan pengolahan produksinya untuk
memenuhi persediaan gudang. Umumnya produknya berupa produk standar, contohnya
perusahaan semen, pupuk, makanan ternak, bumbu masak dan tekstil.

Perusahaan yang berproduksi berdasarkan pesanan, mengumpulkan harga pokok


produksinya dengan menggunakan metode harga pokok pesanan (job order cost method).
Sedangkan perusahaan yang berproduksi massa, mengumpulkan harga pokok produksinya
dengan menggunakan metode harga pokok proses (process cost method).

Metode Harga Pokok Pesanan

Metode ini digunakan oleh organisasi yang memiliki produk dan jasa yang mudah
diidentifikasi menurut unit atau kumpulan individual yang masing-masing menerima
berbagai masukan bahan baku langsung, tenaga kerja langsung dan overhead pabrik. Industri-
industri yang besar memakai harga pokok pesanan antara lain meliputi, percetakan, mebel
dan mesin. Pengumpulan biaya produksi tiap-tiap pesanan digunakan kartu harga pokok (job
order cost sheet) dan untuk memudahkan pencatatan biaya-biaya langsung ke dalam kartu
harga pokok, nomor order produksi atau nomor pesanan harus dicantumkan diatas kartu
harga pokok masing-masing pesanan. Harga pokok produk perunit setiap perusahaan
diperoleh dengan membagi jumlah biaya produksi pesanan tertentu dengan jumlah satuan
produk dalam pesanan yang bersangkutan.

Metode Harga pokok Proses

Metode harga pokok proses adalah suatu metode untuk membebankan biaya ke
produk sejenis yang diproduksi secara massal, berkesinambungan lewat serangkaian langkah
produksi yang disebut proses. Metode harga pokok proses umumnya dijumpai dalam industri
tekstil, kimia, cat dan perminyakan. Di dalam metode ini, biaya produksi dikumpulkan dalam
jangka waktu tertentu untuk setiap pengolahan produk. Harga pokok persatuan produk yang
diperoleh dengan membagi jumlah biaya produk yang telah dikeluarkan selama jangka waktu
atau periode tertentu. Untuk perhitungan jumlah satuan produk yang dihasilkan dalam
periode tertentu, produk yang masih dalam proses pada akhir periode harus dinyatakan dalam
unit ekuivalen yaitu berupa satuan produk selesai yang diperkirakan dapat dihasikan dari
produk yang masih dalam proses produksi tersebut.Biaya-biaya yang dikeluarkan
diikhtisarkan dalam laporan biaya produksi, yang merupakan alat untuk pengumpulan data
biaya produksi.

Langkah – langkah kalkulasi harga pokok proses :


1. Mengumpulkan biaya bahan baku, upah langsung dan biaya overhead oleh bagian-
bagian. 
2. Menetapkan harga pokok persatuan untuk tiap bagian. 
3. Memindahkan biaya-biaya dari bagian yang satu ke bagian yang lain ke barang jadi. 
4. Membebankan biaya-biaya kepada persediaan barang dalam proses
Dari penggambaran di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa ciri-ciri kalkulasi metode harga
pokok proses adalah :
1. Biaya-biaya dibebankan kepada perkiraan-perkiraan dalam proses untuk setiap
bagian. 
2. Biaya produksi dikumpulkan dan dilaporkan oleh bagian-bagian. 
3. Barang-barang dalam proses pada akhir suatu periode dinyatakan dalam satuan yang
selesai 100%. 
4. Jumlah biaya yang dibebankan kepada suatu bagian di bagi banyaknya produksi dari
bagian itu untuk menentukan harga pokok rata-rata suatu periode tertentu. 
5. Harga pokok dari satuan yang rusak diperhitungkan dan ditambahkan pada harga
pokok dan satuan-satuan yang selesai dan utuh. 
6. Harga pokok dari satuan-satuan yang selesai dari suatu bagian proses produksi
berikutnya untuk memperoleh harga pokok aktif dari produksi jadi selama suatu
periode
Masalah yang sering timbul di dalam sistem harga pokok proses adalah dalam
menghitung jumlah barang yang diproduksi pada suatu periode. Jumlah produksi selama
suatu periode terdiri dari barang yang mulai dan selesai diproduksi, barang yang diproduksi
tetapi belum selesai dan barang yang diproduksi pada periode sebelumnya dan selesai pada
periode sekarang. Cara umum yang dapat digunakan untuk menjumlahkan kuantitas ketiga
jenis barang ini adalah ke dalam produksi setara (ekuivalen produksi) konsep dari produksi
ekuivalen merupakan suatu hal mendasari pada sistem harga pokok proses. Pada umumnya
terdapat unit-unit yang sedang dalam proses pada berbagai tingkat penyelesaian, semua unit
harus dinyatakan dalam satuan barang jadi untuk menentukan biaya per unit. Produksi
ekuivalen adalah istilah dari unit belum jadi ke dalam satuan unit barang jadi.

Dalam buku Akuntansi biaya penentuan harga pokok dan pengendalian biaya oleh
Mulyadi (2004): Penyajian perhitungan biaya produksi persatuan dan perhitungan harga
pokok produksi selesai dan produk dalam laporan biaya produksi (Cost of production) yang
terbagi menjadi tiga bagian adalah sebagai berikut:

a. Bagian pertama merupakan data produksi, yang berisikan jumlah produk dalam


proses pada awal periode (jika ada), jumlah produk yang diolah selama periode
tertentu jumlah produk selesai yang ditransfer kedepartemen berikut atau gudang dan
jumlah produk yang masih dalam proses akhir periode, serta jumlah produk yang
hilang, cacat atau rusak dalam proses produksi.
b. Bagian kedua memperlihatkan biaya-biaya produksi yang terjadi dalam departemen
tertentu dan biaya produksi kumulatif yang dikeluarkan sampai dengan departemen
tertentu (departemen setelah departemen pertama) dalam bagian kedua disajikan biaya
total dan biaya persatuan setiap elemen biaya produksi.
c. Bagian ketiga memperlihatkan perhitungan harga pokok produk selesai yang
ditransfer ke gudang atau departemen berikut dan produk dalam proses pada akhir
periode.

Perhitungan barang masih dalam proses menjadi setara dengan barang jadi harus dibuat
mengenai asumsi penyelesaian barang masih dalam pengolahan tersebut dan mencantumkan
prosentase tertentu. Jadi dengan penyelesaian produksi setara biaya produksi per unit suatu
periode akan termasuk biaya penyelesaian barang dalam proses awal periode dan biaya-biaya
yang telah dikeluarkan untuk barang dalam proses pada akhir periode.

Karakteristik / Ciri-ciri Usaha Perusahaan yang Produksinya Berdasarkan


Pesanan

Ada beberapa contoh perusahaan yang menggunakan metode harga pokok pesanan tersebut.
Perusahaan yang produksinya berdasarkan pesanan dalam mengolah bahan baku menjadi
produk jadi berdasarkan pesanan dari luar atau dari dalam perusahaan mempunyai
Karakteristik usaha perusahaan tersebut adalah sebagai berikut :

1. Proses pengolahan produk terjadi secara terputus-putus. Saat pesanan yang satu
selesai dikerjakan, maka proses produksi pun dihentikan lalu akan dimulai dengan
pesanan berikutnya.
2. Produk yang dihasilkan harus sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan oleh
pemesan. Dengan demikian pesanan yang satu tersebut dapat tidak sama dengan
pesanan yang lain.
3. Produksi ditujukan untuk memenuhi pesanan, bukan untuk memenuhi persediaan di
Gudang, hal ini dapat menghindari hal yang tidak diinginkan seperti laba yang
ditahan.

Karakteristik / Ciri-ciri Metode Harga Pokok Pesanan

Karakteristik usaha perusahaan yang produksinya berdasarkan pesenan tersebut seperti yang


dijelaskan di atas mempengaruhi pengumpulan biaya produksinya. Untuk itu perlu
menggunakan cara system economic order Quantity. Metode pengumpulan biaya produksi
dengan metode harga pokok pesanan yang digunakan dalam perusahaan yang produksinya
berdasarkan pesanan memiliki karakteristik harga pokok pesanan sebagai berikut :

1. Perusahaan memproduksi bermacam-macam produk berdasarkan spesifikasi pemesan


dan setiap jenis produk perlu dihitung harga pokok produksinya secara individual.
2. Adapula kelompok dari biaya produksi yang berhubungan dengan produk, yaitu biaya
produksi langsung dan biaya produksi tidak langsung.
3. Biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung termasuk bagian dari biaya
produksi langsung. dan biaya overhead pabrik termasuk dalam istilah biaya produksi
tidak langsung atau yang lebih dikenal dengan system activity based coasting.
4. Biaya produksi langsung diperhitungkan sebagai harga pokok produksi pesanan
tertentu berdasarkan biaya yang sesungguhnya terjadi, sedangkan biaya overhead
pabrik diperhitungkan ke dalam harga pokok pesanan berdasarkan tarif yang
ditentukan dimuka.
5. Saat pesanan telah selesai diproduksi, harga pokok produksi dihitung per unit caranya
dengan membagi jumlah biaya produksi yang dikeluarkan untuk pesanan tersebut
dengan jumlah unit produk yang dihasilkan dalam pesanan yang bersangkutan.

Syarat Penentuan Harga Pokok Pesanan

Menurut Mulyadi dalam buku Akuntansi Biaya, terdapat beberapa syarat yang harus dipenuhi
dalam menentukan harga pokok pesanan, yaitu:

1. Setiap pesanan produk harus dapat dipisahkan identitasnya dengan jelas dan harus
dilakukan penentuan harga pokok pesanan secara individu.

2. Biaya produksi dibagi menjadi dua golongan, yaitu biaya produksi langsung yang
terdiri dari biaya bahan baku dan tenaga kerja, serta biaya produksi tidak langsung
yang terdiri dari biaya-biaya produksi selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja
langsung.

3. Biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung dibebankan langsung pada
pesanan, sedangkan biaya produksi tidak langsung dibebankan pada pesanan tertentu
atas dasar tarif yang ditentukan di muka.

4. Harga pokok setiap pesanan ditentukan saat selesai pengerjaan.

5. Harga pokok persatuan produk dihitung dengan membagi jumlah biaya produksi yang
dibebankan pada pesanan tertentu dengan jumlah satuan produk dalam pesanan
terkait.

Cara Menghitung Harga Pokok Pesanan


Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, biaya-biaya produksi akan dikumpulkan untuk
pesanan tertentu dan harga pokok produksi per satuan dihitung dengan cara membagi total
biaya operasi untuk pesanan tersebut dengan jumlah satuan produk dalam pesanan yang
bersangkutan.
Rumus perhitungan harga pokok pesanan adalah:
Harga Pokok Pesanan = Biaya Operasi / Jumlah pesanan
Biaya operasi akan berfluktuasi dari bisnis ke bisnis dengan adanya kombinasi biaya tetap
(seperti sewa gudang), dan biaya variabel yang meningkat ketika volume pesanan (seperti
pengemasan) juga bertambah.
contoh kasus :
Dalam sebulan, sebuah bisnis mengirimkan jumlah pesanan sebanyak 5.000 item.
Biaya tetap
 Sewa gudang: Rp 5.000.000
 Gaji karyawan gudang = Rp 6.500.000
= (Rp 5.000.000 + Rp 6.500.000) / 3000
= 3.833
Biaya variabel

 Kemasan: Rp 1.200.000
= 1.200.000 / 3.000
= 400
Maka itu, jumlah harga pokok pesanan perusahaan tersebut adalah Rp 3.833 + Rp 400 = Rp
4.233

Kartu Harga Pokok

Untuk menentukan biaya atau barga pokok dan masing-masing pekerjaandalam metode barga
pokok pesanan digunakan kartu harga pokok (joborder cost sheet). Kartu harga pokok ini
adalah buku besar pembantu dari akun Barang dalam Proses (work-in process). Dalam
mencatat arus biayaproduksi, kita biasanya rnenggunakan akun-akun buku besar dan buku
Akun Buku Besar Buku Besar Pembantu
Persediaan Bahan Baku Kartu Persediaan Bahan Baku
Gaji dan Upah Daftar gaji dan Upah
Overhead Pabrik Kartu Biaya Overhead Pabrik
Barang Dalam Proses Kartu Harga Pokok (Metode Harga Pokok
Pesanan)
Laporan Biaya Produksi (Metode Harga
Pokok Proses)
Barang Jadi Kartu Pesediaan Barang jadi
Kartu harga pokok sebagai buku besar pembantu dari akun Barang dalam Proses,
mencatat biaya produksi secara terperinci yaitu biaya bahan baku langsung, biaya tenaga
kerja langsung, dan biaya overhead pabrik yang dibebankan. Untuk memudahkan
pencatatan atau pembebanan biaya-biaya tersebut kepada masing-masing pekerjaan,
setiap kartu harga pokok harus diberikan suatu nomor pekerjaan khusus. Demikian pula
untuk dokumen sumber yang bersangkutan dengan pekerjaan tersebut, seperti bukti
permìntaan bahan dan kupon waktu tenaga kerja.

Dengan pengidentifikasian seperti itu maka biaya bahan baku langsung dan biaya
tenaga kerja langsung yang dikonsumsi oleh suatu pekerjaan atau pesanan dapat secara
langsung dicatat dalam kartu harga pokok dan pekerjaan atau pesanan yang
bersangkutan. Adapun biaya overhead pabrik yang merupakan biaya tidak langsung
dicatat dan dibebankan berdasarkan tarif yang ditetapkan lebih dahulu, dan disebut
dengan biaya overhead yang dibebankan (applied factory overhead). Perhitungan tarif
dan pembebanannya akan dibahas dalam bagian lain dalam bab ini. Format dan isi dan
kartu harga pokok sering kali berbeda antara satu jenis usaha dengan jenis usaha yang
lainnya. Dernikian pula untuk suatu pabrik di mana operasi produksinya melalui
beberapa departemen maka kartu harga pokok ini akan mencatat dan menghitung biaya
bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead Masing-masing
departemen atau pusat biaya.

Berikut ini adalah contoh kartu harga pokok untuk operasi nondepartementalisasi.

KARTU HARGA POKOK PESANAN


Nama Pernesanan : PT IDOLA No. Pekerjaan : 101

Jenis Produk : Lemari Tanggal Dipesan : 4/1/2015

Spesifikasi : ...... Tanggal Dimulai : 6/1/2015

Kuantitas : 5 buah Tgl.Permintaan Selesai : 12/1/2015

Tanggal Selesai : 10/1/2015


BAHAN BAKU TENAGA KERJA OVERHEAD PABRIK YANG
LANGSUNG LANGSUNG DIBEBANKAN
Tgl No. Jumlah Tgl Jumlah Tgl Trf. OH. Jumlah
BPB
Jan.6 21 Rp 290.000 Jan. 6 Rp 96.000 Jan.1 50% Rp
9 28 276.000 7 Rp 96.000 Tenaga 240.000
8 Rp 96.000 Kerja
9 Rp 96.000 Langsung
10 Rp 96.000
Jumlah Rp 566.000 Jumlah Rp 480.000 Jumlah Rp
240.000
Harga jual Rp 2.000.000

Biaya produksi

Bahan Baku Langsung Rp 566.000

Tenaga Kerja Langsung 480.000

Overhead Pabrik 240.000 1.286.000

Beban usaha:

Beban Pemasaran 128.000

Beban Umum dan Administrasi 90.000

Laba Rp 496.000

Setiap pekerjaan atau pesanan memiliki kartu barga pokok pekerjaan atau pesanan
tersendiri. Dalam setiap kartu harga pokok pesanan terdapat informasi tentang nama pemesan
jenis barang yang atau jasa yang dipesan, jumlah barang yang dipesan. Selain itu, kartu harga
pokok pesanan memiliki nomornya sendiri dan berbeda-beda untuk masing-masing pesanan.
Tanggal diterimanya pesanan, tanggal dimulainya pekerjaan pesanan,tanggal pesanan
tersebut diharapkan dapat diselesaikan, dan tanggal aktual pekerjaan pesanan diselesaikan.
Kartu barga pokok pesanan juga berisikan pemakaian bahan baku langsung dan tenaga kerja
langsung untuk setiap pesanan. Seianjutnya, kartu barga pokok pesanan juga berisikan biaya
overhead pabrik yang dibebankan. Terakhir, perkiraan laba atau rugi dan setiap kartu harga
pokok pesanan juga dapat dihitung.

Akuntansi Metode Harga Pokok Pesanan


Dalam perusahaan manufaktur seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, seluruh
biaya produksi dicatat dalarn sualu akun pengendali (cortroling account) yaitu Barang dalam
Proses. Transaksi-transaksi yang dicatat sebagaî biaya produksi dalam akun barang dalam ini
biasanya berasal dari Pernakaian bahan baku langsung pendistribusiaan dan pengalokasian
biaya tenaga kerja langsung ke pekerjaan yang bersangkutan, dan Pembebanan biaya
overhead pabrik dengan menggunakan tarif tertentu. Rincian biaya produksi atau harga pokok
untuk masing-masing pekerjaan dapat ditunjukan pada kartu barga pokok pesanan. Pada akhir
periode akuntansi, saldo akun Barang dalam Proses harus sama dengan saldo dari seluruh
kartu harga pokok pesanan yang rnasih belum selesai pada akhir periode akuntansi. Arus
biaya dan pencatatan untuk biaya bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead
pabrik akan diuraikan dalam lanjutan bab ini pada sub-subtopik akuntansi bahan baku,
akuntansi tenaga kerja, dan akuntansi overhead pabrik.

Arus Biaya Produksi Untuk Metode Harga Pokok Pesanan


DAFTAR PUSTAKA

https://www.psychologymania.com/2013/05/metode-pengumpulan-biaya-produksi.html?m=l

https://www.harmony.co.id/blog/harga-pokok-pesanan-bagaimana-cara-mengetahui-dan-
menghitungnya

https://www.harmony.co.id/blog/harga-pokok-pesanan-bagaimana-cara-mengetahui-dan-
menghitungnya

http://eprints.binadarma.ac.id/6088/1/materi%20bab%203.pdf

Anda mungkin juga menyukai