AKUNTANSI BIAYA
Disusun oleh :
KADEK DUTA MAHESA DHARMA 2007341033
I MADE WISMA GIRI PUTRA 2007341034
Pengumpulan harga pokok produksi sangat ditentukan oleh cara memproduksi. Secara
garis besar, cara memproduksi produk terbagi dua macam,yaitu produksi atas dasar pesanan
dan produksi massa. Perusahaan yang berproduksi berdasarkan pesanan melaksanakan
pengolahan produknya atas dasar pesanan yang diterima dari pihak luar, contohnya
perusahaan percetakan, perusahaan mebel, perusahaan dok kapal. Perusahaan yang
berproduksi berdasar produksi massa melaksanakan pengolahan produksinya untuk
memenuhi persediaan gudang. Umumnya produknya berupa produk standar, contohnya
perusahaan semen, pupuk, makanan ternak, bumbu masak dan tekstil.
Metode ini digunakan oleh organisasi yang memiliki produk dan jasa yang mudah
diidentifikasi menurut unit atau kumpulan individual yang masing-masing menerima
berbagai masukan bahan baku langsung, tenaga kerja langsung dan overhead pabrik. Industri-
industri yang besar memakai harga pokok pesanan antara lain meliputi, percetakan, mebel
dan mesin. Pengumpulan biaya produksi tiap-tiap pesanan digunakan kartu harga pokok (job
order cost sheet) dan untuk memudahkan pencatatan biaya-biaya langsung ke dalam kartu
harga pokok, nomor order produksi atau nomor pesanan harus dicantumkan diatas kartu
harga pokok masing-masing pesanan. Harga pokok produk perunit setiap perusahaan
diperoleh dengan membagi jumlah biaya produksi pesanan tertentu dengan jumlah satuan
produk dalam pesanan yang bersangkutan.
Metode harga pokok proses adalah suatu metode untuk membebankan biaya ke
produk sejenis yang diproduksi secara massal, berkesinambungan lewat serangkaian langkah
produksi yang disebut proses. Metode harga pokok proses umumnya dijumpai dalam industri
tekstil, kimia, cat dan perminyakan. Di dalam metode ini, biaya produksi dikumpulkan dalam
jangka waktu tertentu untuk setiap pengolahan produk. Harga pokok persatuan produk yang
diperoleh dengan membagi jumlah biaya produk yang telah dikeluarkan selama jangka waktu
atau periode tertentu. Untuk perhitungan jumlah satuan produk yang dihasilkan dalam
periode tertentu, produk yang masih dalam proses pada akhir periode harus dinyatakan dalam
unit ekuivalen yaitu berupa satuan produk selesai yang diperkirakan dapat dihasikan dari
produk yang masih dalam proses produksi tersebut.Biaya-biaya yang dikeluarkan
diikhtisarkan dalam laporan biaya produksi, yang merupakan alat untuk pengumpulan data
biaya produksi.
Dalam buku Akuntansi biaya penentuan harga pokok dan pengendalian biaya oleh
Mulyadi (2004): Penyajian perhitungan biaya produksi persatuan dan perhitungan harga
pokok produksi selesai dan produk dalam laporan biaya produksi (Cost of production) yang
terbagi menjadi tiga bagian adalah sebagai berikut:
Perhitungan barang masih dalam proses menjadi setara dengan barang jadi harus dibuat
mengenai asumsi penyelesaian barang masih dalam pengolahan tersebut dan mencantumkan
prosentase tertentu. Jadi dengan penyelesaian produksi setara biaya produksi per unit suatu
periode akan termasuk biaya penyelesaian barang dalam proses awal periode dan biaya-biaya
yang telah dikeluarkan untuk barang dalam proses pada akhir periode.
Ada beberapa contoh perusahaan yang menggunakan metode harga pokok pesanan tersebut.
Perusahaan yang produksinya berdasarkan pesanan dalam mengolah bahan baku menjadi
produk jadi berdasarkan pesanan dari luar atau dari dalam perusahaan mempunyai
Karakteristik usaha perusahaan tersebut adalah sebagai berikut :
1. Proses pengolahan produk terjadi secara terputus-putus. Saat pesanan yang satu
selesai dikerjakan, maka proses produksi pun dihentikan lalu akan dimulai dengan
pesanan berikutnya.
2. Produk yang dihasilkan harus sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan oleh
pemesan. Dengan demikian pesanan yang satu tersebut dapat tidak sama dengan
pesanan yang lain.
3. Produksi ditujukan untuk memenuhi pesanan, bukan untuk memenuhi persediaan di
Gudang, hal ini dapat menghindari hal yang tidak diinginkan seperti laba yang
ditahan.
Menurut Mulyadi dalam buku Akuntansi Biaya, terdapat beberapa syarat yang harus dipenuhi
dalam menentukan harga pokok pesanan, yaitu:
1. Setiap pesanan produk harus dapat dipisahkan identitasnya dengan jelas dan harus
dilakukan penentuan harga pokok pesanan secara individu.
2. Biaya produksi dibagi menjadi dua golongan, yaitu biaya produksi langsung yang
terdiri dari biaya bahan baku dan tenaga kerja, serta biaya produksi tidak langsung
yang terdiri dari biaya-biaya produksi selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja
langsung.
3. Biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung dibebankan langsung pada
pesanan, sedangkan biaya produksi tidak langsung dibebankan pada pesanan tertentu
atas dasar tarif yang ditentukan di muka.
5. Harga pokok persatuan produk dihitung dengan membagi jumlah biaya produksi yang
dibebankan pada pesanan tertentu dengan jumlah satuan produk dalam pesanan
terkait.
Kemasan: Rp 1.200.000
= 1.200.000 / 3.000
= 400
Maka itu, jumlah harga pokok pesanan perusahaan tersebut adalah Rp 3.833 + Rp 400 = Rp
4.233
Untuk menentukan biaya atau barga pokok dan masing-masing pekerjaandalam metode barga
pokok pesanan digunakan kartu harga pokok (joborder cost sheet). Kartu harga pokok ini
adalah buku besar pembantu dari akun Barang dalam Proses (work-in process). Dalam
mencatat arus biayaproduksi, kita biasanya rnenggunakan akun-akun buku besar dan buku
Akun Buku Besar Buku Besar Pembantu
Persediaan Bahan Baku Kartu Persediaan Bahan Baku
Gaji dan Upah Daftar gaji dan Upah
Overhead Pabrik Kartu Biaya Overhead Pabrik
Barang Dalam Proses Kartu Harga Pokok (Metode Harga Pokok
Pesanan)
Laporan Biaya Produksi (Metode Harga
Pokok Proses)
Barang Jadi Kartu Pesediaan Barang jadi
Kartu harga pokok sebagai buku besar pembantu dari akun Barang dalam Proses,
mencatat biaya produksi secara terperinci yaitu biaya bahan baku langsung, biaya tenaga
kerja langsung, dan biaya overhead pabrik yang dibebankan. Untuk memudahkan
pencatatan atau pembebanan biaya-biaya tersebut kepada masing-masing pekerjaan,
setiap kartu harga pokok harus diberikan suatu nomor pekerjaan khusus. Demikian pula
untuk dokumen sumber yang bersangkutan dengan pekerjaan tersebut, seperti bukti
permìntaan bahan dan kupon waktu tenaga kerja.
Dengan pengidentifikasian seperti itu maka biaya bahan baku langsung dan biaya
tenaga kerja langsung yang dikonsumsi oleh suatu pekerjaan atau pesanan dapat secara
langsung dicatat dalam kartu harga pokok dan pekerjaan atau pesanan yang
bersangkutan. Adapun biaya overhead pabrik yang merupakan biaya tidak langsung
dicatat dan dibebankan berdasarkan tarif yang ditetapkan lebih dahulu, dan disebut
dengan biaya overhead yang dibebankan (applied factory overhead). Perhitungan tarif
dan pembebanannya akan dibahas dalam bagian lain dalam bab ini. Format dan isi dan
kartu harga pokok sering kali berbeda antara satu jenis usaha dengan jenis usaha yang
lainnya. Dernikian pula untuk suatu pabrik di mana operasi produksinya melalui
beberapa departemen maka kartu harga pokok ini akan mencatat dan menghitung biaya
bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead Masing-masing
departemen atau pusat biaya.
Berikut ini adalah contoh kartu harga pokok untuk operasi nondepartementalisasi.
Biaya produksi
Beban usaha:
Laba Rp 496.000
Setiap pekerjaan atau pesanan memiliki kartu barga pokok pekerjaan atau pesanan
tersendiri. Dalam setiap kartu harga pokok pesanan terdapat informasi tentang nama pemesan
jenis barang yang atau jasa yang dipesan, jumlah barang yang dipesan. Selain itu, kartu harga
pokok pesanan memiliki nomornya sendiri dan berbeda-beda untuk masing-masing pesanan.
Tanggal diterimanya pesanan, tanggal dimulainya pekerjaan pesanan,tanggal pesanan
tersebut diharapkan dapat diselesaikan, dan tanggal aktual pekerjaan pesanan diselesaikan.
Kartu barga pokok pesanan juga berisikan pemakaian bahan baku langsung dan tenaga kerja
langsung untuk setiap pesanan. Seianjutnya, kartu barga pokok pesanan juga berisikan biaya
overhead pabrik yang dibebankan. Terakhir, perkiraan laba atau rugi dan setiap kartu harga
pokok pesanan juga dapat dihitung.
https://www.psychologymania.com/2013/05/metode-pengumpulan-biaya-produksi.html?m=l
https://www.harmony.co.id/blog/harga-pokok-pesanan-bagaimana-cara-mengetahui-dan-
menghitungnya
https://www.harmony.co.id/blog/harga-pokok-pesanan-bagaimana-cara-mengetahui-dan-
menghitungnya
http://eprints.binadarma.ac.id/6088/1/materi%20bab%203.pdf