Anda di halaman 1dari 5

Nama : Alficha Florenzia Bintang A

NIM : E2A022239
Prodi : S1 Manajemen/ E
Tugas : Resume Akuntansi 5

Metode Harga Pokok Proses

Tujuan dari metode ini adalah untuk memperoleh informasi mengenai harga
pokok produksi untuk setiap unit produk, sehingga perusahaan dapat
menentukan harga jual yang tepat dan mengambil keputusan yang baik terkait
pengelolaan biaya produksi.

Karakteristik dari Metode Harga Pokok Proses adalah sebagai berikut:


1. Pengukuran biaya dilakukan berdasarkan proses produksi
2. Dalam metode ini, biaya produksi diukur berdasarkan proses produksi yang
dilakukan dalam siklus tertentu, seperti produksi dalam jumlah besar,
produksi berkelanjutan atau produksi dalam jangka waktu yang panjang.
3. Biaya diatribusikan ke setiap proses
4. Biaya produksi seperti bahan baku, tenaga kerja, dan overhead
diatribusikan ke setiap proses produksi.
5. Biaya ditentukan berdasarkan rata-rata
6. Biaya produksi dalam metode ini ditentukan berdasarkan rata-rata biaya
produksi selama periode tertentu, seperti bulanan atau tahunan.
7. Unit produksi identik
8. Metode Harga Pokok Proses digunakan pada produksi yang menghasilkan
unit produk yang identik atau serupa. Dalam hal ini, biaya produksi diukur
secara konsisten dan diatribusikan ke setiap unit produk secara merata.
9. Cocok untuk produksi dalam skala besar
10. Metode ini cocok untuk perusahaan yang memproduksi dalam skala besar
dan terus menerus, seperti produsen kimia, pabrik pengolahan makanan,
dan pabrik farmasi.

Metode Harga Pokok Proses adalah salah satu metode akuntansi biaya yang
digunakan untuk menghitung harga pokok produk dalam produksi skala besar dan
terus menerus. Metode ini digunakan untuk menghitung biaya produksi
berdasarkan proses produksi dan diatribusikan ke setiap unit produk.

Dalam Metode Harga Pokok Proses, biaya produksi diatribusikan ke setiap


departemen atau tahap produksi. Hal ini dilakukan untuk memperoleh informasi
yang lebih detail mengenai biaya produksi dalam setiap tahap produksi. Dengan
mengalokasikan biaya produksi per departemen, perusahaan dapat lebih
memahami komponen biaya yang terlibat dalam setiap tahap produksi dan dapat
mengambil keputusan yang lebih baik terkait pengelolaan biaya produksi.
Berikut adalah langkah-langkah dalam menghitung biaya produksi per
departemen dalam Metode Harga Pokok Proses:
1. Identifikasi departemen produksi
2. Departemen produksi harus diidentifikasi dan dipecah menjadi beberapa
tahap atau departemen. Setiap departemen harus memiliki biaya yang
terkait dengan departemen tersebut.
3. Mengumpulkan biaya produksi per departemen
4. Biaya produksi seperti bahan baku, tenaga kerja, dan overhead harus
dikumpulkan untuk setiap departemen produksi. Biaya harus diidentifikasi
untuk setiap tahap atau departemen produksi.
5. Menentukan unit biaya per departemen
6. Unit biaya harus ditentukan untuk setiap tahap atau departemen produksi.
Ini dapat dilakukan dengan membagi biaya produksi dengan jumlah unit
yang diproduksi dalam departemen tersebut.
7. Menghitung total biaya produksi per departemen
8. Total biaya produksi untuk setiap departemen produksi harus dihitung
dengan mengalikan jumlah unit biaya dengan jumlah unit produksi dalam
departemen tersebut.
9. Menghitung biaya produksi per unit
10. Biaya produksi per unit dihitung dengan menjumlahkan total biaya
produksi dari setiap departemen produksi dan membaginya dengan jumlah
unit produksi total.

Arus produk dalam Metode Harga Pokok Proses mengacu pada aliran produk
dalam proses produksi. Produk yang diproduksi melalui beberapa tahap atau
departemen dan diubah bentuk atau dimodifikasi sebelum menjadi produk jadi.
Oleh karena itu, perusahaan harus memahami arus produk dalam Metode Harga
Pokok Proses untuk menghitung biaya produksi secara akurat.

Berikut adalah tahapan arus produk dalam Metode Harga Pokok Proses:
1. Tahap Produksi Awal
Tahap ini mencakup pengolahan bahan baku pertama menjadi barang
setengah jadi atau bahan mentah yang akan digunakan dalam proses
produksi selanjutnya. Biaya yang terkait dengan tahap ini termasuk biaya
bahan baku dan biaya langsung lainnya yang diperlukan untuk mengolah
bahan baku menjadi barang setengah jadi atau bahan mentah.
2. Tahap Produksi Intermediet
Tahap ini mencakup proses produksi di mana barang setengah jadi atau
bahan mentah yang diproduksi pada tahap sebelumnya diubah menjadi
barang setengah jadi atau bahan mentah lainnya. Biaya yang terkait dengan
tahap ini termasuk biaya langsung dan overhead yang diperlukan untuk
mengolah barang setengah jadi atau bahan mentah menjadi barang
setengah jadi atau bahan mentah lainnya.
3. Tahap Produksi Akhir
Tahap ini mencakup proses produksi di mana barang setengah jadi yang
diproduksi pada tahap sebelumnya diubah menjadi produk jadi yang siap
dijual. Biaya yang terkait dengan tahap ini termasuk biaya langsung dan
overhead yang diperlukan untuk mengubah barang setengah jadi menjadi
produk jadi.

Prosedur akuntansi untuk biaya bahan baku, tenaga kerja langsung, dan
overhead pabrik dalam metode harga pokok proses meliputi:
1. Pengumpulan data biaya
Pengumpulan data biaya harus dilakukan secara teratur dan akurat. Biaya
bahan baku harus dicatat ketika bahan baku diterima dan disimpan di
gudang bahan baku. Biaya tenaga kerja langsung harus dicatat ketika
karyawan bekerja pada produksi di departemen tertentu. Biaya overhead
pabrik harus dicatat ketika biaya overhead terjadi, seperti biaya sewa
pabrik, biaya listrik, dan biaya bahan kimia.
2. Pembebanan biaya overhead pabrik
Biaya overhead pabrik harus dialokasikan ke setiap departemen produksi
atau tahap produksi dengan menggunakan metode alokasi biaya overhead
yang tepat. Setelah alokasi biaya overhead pabrik dilakukan, biaya produksi
dalam setiap departemen dapat dihitung.
3. Rekonsiliasi persediaan bahan baku
Persediaan bahan baku harus dicatat secara teratur dan diperbarui.
Rekonsiliasi harus dilakukan pada akhir setiap periode akuntansi untuk
memastikan bahwa jumlah bahan baku yang tercatat dalam catatan
akuntansi sama dengan jumlah bahan baku yang ada di gudang bahan baku.
4. Pembuatan laporan biaya produksi
Laporan biaya produksi harus dibuat setiap periode akuntansi untuk
memberikan informasi yang tepat tentang biaya produksi. Laporan ini
harus mencakup biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya
overhead pabrik, dan total biaya produksi dalam setiap departemen.
5. Pembebanan biaya produksi
Biaya produksi harus dibebankan ke setiap produk yang diproduksi dalam
setiap departemen. Biaya produksi harus dibebankan ke setiap produk
dengan menggunakan metode pembebanan biaya yang tepat. Misalnya, jika
perusahaan menggunakan metode pembebanan biaya berdasarkan jumlah
unit produksi, maka biaya produksi harus dibagi dengan jumlah unit
produksi untuk mendapatkan biaya produksi per unit.
6. Perhitungan harga pokok produksi
Harga pokok produksi harus dihitung dengan menjumlahkan biaya
produksi dalam setiap departemen untuk setiap produk yang diproduksi
dalam periode akuntansi tertentu.
Pengaruh otomatisasi dalam metode harga pokok proses adalah sangat besar
karena dapat menghemat waktu dan upaya serta meminimalkan kesalahan
manusia. Automatisasi dapat digunakan untuk mengumpulkan data biaya,
menghitung biaya produksi, dan membuat laporan biaya produksi.

Beberapa keuntungan dari otomatisasi dalam metode harga pokok proses adalah:
1. Efisiensi waktu dan upaya. Dalam metode harga pokok proses,
pengumpulan data biaya dan perhitungan biaya produksi bisa memakan
waktu dan upaya yang cukup besar. Dengan otomatisasi, tugas-tugas
tersebut bisa diotomatisasi sehingga menghemat waktu dan upaya.
2. Minimalkan kesalahan manusia. Dalam metode harga pokok proses,
kesalahan manusia seperti kesalahan penghitungan atau kesalahan
penulisan bisa terjadi. Dengan otomatisasi, kesalahan manusia bisa
diminimalkan karena penghitungan dilakukan oleh komputer.
3. Informasi yang lebih akurat. Dalam metode harga pokok proses, informasi
yang akurat sangat penting karena hal itu mempengaruhi pengambilan
keputusan. Dengan otomatisasi, informasi yang dihasilkan lebih akurat
karena penghitungan dilakukan oleh sistem

Namun, ada beberapa pengaruh yang perlu diperhatikan dalam penggunaan


otomatisasi dalam metode harga pokok proses, yaitu:
1. Biaya investasi. Penggunaan otomatisasi dalam metode harga pokok proses
memerlukan investasi awal yang besar untuk mengembangkan sistem
otomatisasi. Oleh karena itu, perusahaan perlu mempertimbangkan biaya
investasi tersebut dengan manfaat yang diperoleh.
2. Keamanan data. Dalam pengumpulan dan pengolahan data, perusahaan
perlu memastikan keamanan data yang digunakan dan disimpan di sistem
otomatisasi.
3. Keterampilan teknis. Penggunaan otomatisasi dalam metode harga pokok
proses memerlukan keterampilan teknis yang tinggi. Perusahaan harus
memastikan bahwa staf mereka memiliki keterampilan dan pengetahuan
yang cukup untuk menggunakan sistem otomatisasi.

Laporan biaya produksi dalam metode harga pokok proses adalah laporan
yang digunakan untuk menunjukkan rincian biaya produksi suatu produk.
Laporan ini dapat membantu manajemen dalam mengambil keputusan yang tepat
mengenai harga jual, keuntungan, dan strategi produksi.
Laporan biaya produksi dalam metode harga pokok proses biasanya terdiri dari
tiga bagian utama, yaitu:
1. Biaya bahan baku. Bagian ini mencakup biaya bahan baku yang digunakan
untuk membuat produk, termasuk biaya pembelian dan pengiriman bahan
baku ke pabrik.
2. Biaya tenaga kerja langsung. Bagian ini mencakup biaya tenaga kerja
langsung yang digunakan untuk membuat produk, termasuk gaji dan upah
pekerja pabrik yang terlibat dalam produksi.
3. Biaya overhead pabrik. Bagian ini mencakup biaya overhead pabrik seperti
biaya listrik, bahan bakar, dan biaya sewa pabrik. Biaya overhead pabrik
dihitung berdasarkan metode alokasi overhead yang dipilih

Setelah semua biaya produksi dihitung, biaya total diakumulasikan dan dibagi
dengan jumlah unit produk yang dihasilkan untuk mendapatkan harga pokok per
unit. Harga pokok per unit ini kemudian digunakan untuk menentukan harga jual
produk dan menghitung laba atau rugi per produk.

Laporan biaya produksi dalam metode harga pokok proses juga dapat
menyediakan informasi tambahan seperti jumlah unit produk yang diproduksi
dan dijual, persentase biaya produksi terhadap penjualan, dan margin laba bersih.
Laporan ini sangat penting dalam pengambilan keputusan manajemen karena
dapat membantu mengidentifikasi area yang memerlukan peningkatan efisiensi
dan penghematan biaya produksi.

Anda mungkin juga menyukai