Oleh :
Kelompok IV
1. Oktovianus N Tahun
2. Sonny R. Ly Ratu
3. Adeli S. Feo
4. Sofie M. Lay
5. Essu Maubanu
I. Definisi Biaya Taksiran
Dalam sistem biaya taksiran rekening barang dalam proses didebit dengan biaya
produksi yang sesungguhnya terjadi dan dikredit sebesar hasil kali jumlah produk selesai
dan produk dalam proses dengan biaya taksiran per satuan. Karena harga pokok produk
jadi yang masuk gudang dihargai dengan biaya taksiran, maka pada saat dijual, harga
pokok penjualannya adalah sebesar hasil kali jumlah produk yang dijual dengan biaya
taksiran persatuan. Selisih diantara biaya taksiran dengan biaya sesungguhnya dihitung
dengan cara mencari saldo rekening barang dalam proses dan dipindahkan ke rekening
selisih.
1. Prosedur Pencatatan Biaya Bahan Baku
Untuk pencatatan biaya bahan baku semua peristiwa dicatat dengan menggunakan
biaya sesungguhnya yang terjadi dalam satu periode.
2. Prosedur Pencatatan Biaya Tenaga Kerja
Untuk pencatatan biaya tenaga kerja semua peristiwa meliputi upah, biaya
kesejahteraan karyawan, dan biaya lain-lain untuk karyawan) dicatat dengan
menggunakan biaya sesungguhnya yang terjadi dalam satu periode.
3. Prosedur Pencatatan Biaya Overhead Pabrik
1. Pencatatan biaya overhead pabrik sesungguhnya ( dicatat dengan biaya
sesungguhnya terjadi)
2. Pembebanan biaya overhead pabrik ke produk ( dicatat dengan tarif yang telah
ditentukan di muka.Penutupan biaya overhead pabrik sesungguhnya.
4. Prosedur Pencatatan Persediaan Produk Jadi dan Persediaan Barang Dalam
Proses
1. Pencatatan persediaan produk jadi (harga pokok produk jadi dihitung dengan
mengalikan kuantitas produk jadi dengan biaya taksiran per satuan produk ).
2. Persediaan barang dalam proses ( harga pokok produk dalam proses dihitung
dengan mengalikan unit ekuivalen kuantitasnya dengan biaya taksiran per satuan
produk.
5. Prosedur Pencatatan Harga Pokok Penjualan
Harga pokok penjualan dihitung dengan cara mengalikan jumlah produk yang terjual
dengan taksiran persatuan produk.
6. Prosedur Pencatatan Selisih Biaya Taksiran dengan Biaya Sesungguhnya
Penentuan selisih biaya taksiran dengan biaya sesungguhnya tergantung pada metode
pencatatan biaya overhead pabrik. Jika pencatatatn biaya overhead menggunakan
metode 1, maka selisih antara biaya taksiran dengan biaya sesungguhnya dihitung
dengan cara mencari saldo rekening barang dalam proses. Jika pencatatan biaya
overhead pabrik menggunakan metode 2, maka selisih antara biaya taksiran dengan
biaya sesungguhnya dihitung dengan cara :
a. Menghitung saldo rekening barang dalam proses
b. Menghitung biaya overhead pabrik sesungguhnya
Untuk proses produksi melalui lebih dari satu departemen produksi, maka perlu
digunakan rekening transfer untuk mencatat harga pokok taksiran produk selesai dari
departemen pertama atau departemen lain sebelum departemen produksi terakhir
Jika produk diolah melalui lebih dari satu departemen produksi, prosedur
akuntansi dalam system biaya taksiran secara umum dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Untuk tiap-tiap departemen produksi harsu ditentukan biaya taksiran persatuan produk
b. Untuk tiap-tiap departemen produksi dibentuk satu rekening barang dalam proses.
Rekening tersebut dapat dipecah lagi sesuai dengan unsure harga pokok produk.
c. Rekening barang dalam proses masing-masing departemen produksi di debit dengan
biaya produksi sesungguhnya selama periode tertentu dan dikredit dengan harga
pokok taksiran produk jadi dan harga pokok taksiran produk dalam proses akhir
periode (unut ekuivalensi x biaya taksiran per satuan produk)
d. Saldo rekening barang dalamproses tiap produksi merupakan selisih biaya
sesungguhnya dengan biaya taksiran. Jumlah selisih ini di transfer ke dalam rekening
selisih.
Selisih antara biaya sesungguhnya dengan biaya taksiran dalam suatu periode akuntansi
dapat diperlakukan sebagai berikut:
a. Ditutup ke rekening Harga Pokok Penjualan atau rekening Laba Rugi.
b. Dibagikan secara adil kepada produk selesai dalam periode yang bersangkutan, yaitu
dibagikan ke rekening Barang Jadi dan Harga Pokok penjualan.
c. Dibagikan secara adil ke rekening persediaan BDP, persediaan Barang Jadi dan Harga
Pokok Penjualan.
d. Membiarkan selisih tersebut tetap dalam rekening selisih, karena ada kemungkinan
selisih-selisih yang terjadi akan saling menutup (mengkompensasi).
PT.ICHIBAN adalah sebuah perusahaan yang bergerak dalm produksi tas yang diolah
melalui satu departemen produksi. Dalam menentukan anggaran biaya produksinya
(budget of production costs), PT.ICHIBAN menggunakan sistem biaya taksiran.
BBB (raw material cost) Rp. 4000
BTKL (direct labor cost) Rp. 3200
BOP (FOH) Rp. 1800
Jumlah biaya taksiran Rp. 9000
Data produksi selama bulan Oktober 1999 adalah sebagai berikut :
Produk jadi (finished goods) ditransfer ke gudang 1000 unit
Produk dalam proses akhir (goods in process) 200 unit
Data lain yang berkaitan dengan produksi selama bulan Oktober 1999 adalah:
Persediaan awal bahan baku (beginning raw material inventory) Rp.300.000
Pembelian bahan baku (raw material purchase) selama bulan Oktober yang
dilakukan secara kredit adalah Rp.4.000.000
Persediaan akhir bahan baku (ending raw material inventory) Rp.200.000
Produk yang terjual selama bulan Oktober adalah sebanyak 90 % dari produk
jadi.
Harga jual per unit Rp.11.000
BTKL (direct labor cost) sesungguhnya Rp.3.250.000
BOP (factory overhead) sesungguhnya Rp.1.810.000
Diminta :
Buatlah jurnal yang diperlukan untuk mencatat semua transaksi yang terjadi selama
bulan oktober 1999 beserta perhitungannya.
Penyelesaian :
1. Mencatat pembelian bahan baku.
Pembelian Rp.4.000.000
Utang dagang Rp4.000.000
2. Mencatat biaya bahan baku yang sesungguhnya dipakai (raw material used).
Barang Dalam Proses –Biaya Bahan Baku Rp. 4.100.000
Persediaan Bahan Baku Rp. 200.000
Persediaan Bahan Baku Rp. 300.000
Pembelian Rp. 4.000.000
Perhitungan:
Harga Pokok Persediaan Bahan Baku awal bulan Rp. 300.000
Pembelian Rp. 4.000.000 +
Rp 4.300.000
Harga Pokok Persediaan Bahan Baku Akhir Bulan Rp. 200.000 –
BBB selama bulan Oktober 2000 Rp 4.100.000
3. Mencatat BTKL yang sesungguhnya.
BDP-BTKL Rp.3.250.000
Gaji dan upah Rp.3.250.000
4. Mencatat BOP yang sesungguhnya terjadi.
BDP-BOP Rp.1.810.000
BOP Rp.1.810.000
5. Mencatat HP produk jadi.
Persed.produk jadi Rp.9.000.000
BDP-BBB Rp.4.000.000
BDP-BTKL Rp.3.200.000
BDP-BOP Rp.1.800.000
Perhitungan :
Kuantitas produk yang dihasilkan x bi. Taksiran per satuan.
BBB = 1000 x 4000 = 4.000.000
BTKL = 1000 x 3200 = 3.200.000
BOP = 1000 x 1800 = 1.800.000 +
HP.Taks.produk jadi 9.000.000
6. Mencatat HP.Persed.produk dalam prosesakhir bulan.
Persed.produk dalam proses Rp.1.300.000
BDP-BBB Rp.800.000
BDP-BTKL Rp.320.000
BDP-BOP Rp.180.000
Perhitungan :
Unit ekuiv. BDP akhir x bi.taks.per satuan
BBB = 200 x 100% x Rp.4000 = 800.000
BTKL = 200 x 50 % x Rp. 3200 = 320.000
BOP = 200 x 50 % x Rp. 1800 = 180.000 +
HP.persed.produk dlm proses akhir 1.300.000
7. Mencatat penjualan bulan Oktober 2000.
Piutang dagang Rp.9.900.000
Hasil penjualan Rp.9.900.000
Perhitugan: (90% x 1000 unit) x Rp.11.000 = 9.900.000
8. Mencatat HP produk yang terjual.
HPP Rp.8.100.000
Persed.produk jadi Rp.8.100.000
Perhitungan : (90% x 1000 unit) x Rp.9000 = 8.100.000
9. Mencatat selisih antara biaya taksiran dengan biaya sesungguhnya.
BDP-BBB Rp.700.000
BDP-BTKL Rp.270.000
BDP-BOP Rp.170.000
Selisih Rp.1.140.000
Perhitungan:
Selisih BBB =4.100.000 – 4.000.000 – 800.000 =700.000
Selisih BTKL =3.250.000 – 3.200.000 – 320.000 =270.000
Selisih BOP =1.810.000 – 1.800.000 – 180.000 =170.000
IX. Kesimpulan
Dari semua penjelasan yang telah dipaparkan pada halaman sebelumnya, dapat
disimpulkan bahwa sistem biaya taksiran merupakan salah satu sistem harga pokok
yang ditentukan di muka untuk mengolah produk atau jasa tertentu dengan jalan
menentukan besarnya biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya
overhead pabrik yang diperlukan untuk mengolah produk atau jasa tersebut di waktu
yang akan datang. Adapun tujuan penggunaan sistem biaya taksiran, yaitu untuk
menjembatani menuju sistem biaya standar, untuk menghindari biaya yang relative
besar dalam pemakaian biaya standar, untuk pengendalian dan analisis kegiatan dan
untuk mengurangi biaya akuntansi. Cara menentukan biaya taksiran adalah dengan
memecahnya menjadi beberapa unsur biaya, yaitu biaya bahan baku, biaya tenaga
kerja langsung dan biaya overhead pabrik.
CONTOH DALAM BUKU
Untuk membenkan gambaran rinci sistem biaya taksiran, berikut ini diberikan dua
contoh. Contoh pertama menyajikan gambaran sistem biaya taksiran yang digunakan
oleh perusahaan yang produknya diolah melalui satu departemen produksi. Contoh
kedua menyajikan gambaran sistem biaya taksiran yang digunakan oleh perusahaan
yang produknya diolah melalui lebih dari satu departemen produksi.
Contoh 1
PT Eliona memproduksi satu macarn produk melalui satu tahap pengolahan.
Perusahaan menggunakan sistem biaya taksiran, dan biaya taksiran per kilogram
produk adalah sebagai berikut:
Biaya bahan baku 2 kg @ Rp 9 Rp18
Biaya tenaga kerja 1 jam @ Rp27 27
Biaya overhead pabrik 1 jam @ Rp37 37 +
Biaya taksiran per kilogram produk Rp82
Data kegiatan perusahaan dalam bulan November 20X7 adalah sebagai berikut:
1. Persediaan pada awal bulan November 20X7
a. Harga pokok persediaan bahan baku sebesar Rp20.000.
b. Jumlah persediaan produk dalam proses sebanyak 3.000 kg dengan tingkat
penyelesaian sebagai berikut:
biaya bahan baku 100%;
biaya konversi 2/3
Harga pokok taksiran persediaan produk dalam proses ini dihitung sebagai
berikut:
Biaya bahan baku 100% x 3.000 x Rp18 Rp 54.000
Biaya tenaga kerja 2/3 x 3.000x Rp27 54.000
Biaya overhead pabrik 2/3 x 3.000 x Rp37 74.000+
jurnlah Rp182.000
c. Persediaan produk jadi berjumlah 500 kg.
Harga pokokproduk jadi ditentukan dengan cara mengalikan kuantitas produk jadi
yang sesungguhnya dihasilkan dengan biaya taksiran per satuan. Perhitungan harga
pokok produk jadi adalah sebagai berikut:
8. Jurnal pencatatan harga pokok persediaan produk dalam proses pada akhir bulan
November 20X7.
Persediaan produk dalam proses Rp77.000
Barang Dalam Proses-Biaya Bahan Baku Rp.45.000
Barang Dalam Proses-Biaya Tenaga Kerja 13.500
Barang Dalam Proses –Biaya Overhead Pabrik 18.500
Harga pokok persediaan produk dalam proses akhir bulan ditentukan dengan cara
mengalihkan unit ekuivalen persediaan produk dalam proses akhir dengan biaya
taksiran per satuan. Perhitungan harga pokok persediaan produk dalam proses akhir
bulan adalah sebagai berikut:
11. Jurnal pencatatan selisih biaya taksiran dengan biaya sesungguhnya yang terdapat
dalam rekening barang dalam proses
Selisih Rp.35.500
Barang Dalam Proses-Biaya Bahan Baku Rp.10.000
Barang Dalam Proses-Biaya Tenaga Kerja 7.000
Barang Dalam Proses-Biaya Overhead Pabrik 18.500
Selisih yang terdapat dalam rekening barang dalam proses dihitung dengan cara
mencari saldo tiap-tiap rekening barang dalam proses.
12. Jurnal pencatatan selisih antara biaya overhead pabrik sesungguhnya dengan yang
dibebankan atas dasar tarif.
Biaya Overhead Pabrik sesungguhnya Rp15.500
Selisih Rp15.500
PT.ICHIBAN adalah sebuah perusahaan yang bergerak dalm produksi tas yang diolah
melalui satu departemen produksi. Dalam menentukan anggaran biaya produksinya
(budget of production costs), PT.ICHIBAN menggunakan sistem biaya taksiran.
BBB (raw material cost) Rp. 4000
BTKL (direct labor cost) Rp. 3200
BOP (FOH) Rp. 1800
Jumlah biaya taksiran Rp. 9000
Data produksi selama bulan Oktober 1999 adalah sebagai berikut :
Produk jadi (finished goods) ditransfer ke gudang 1000 unit
Produk dalam proses akhir (goods in process) 200 unit
Data lain yang berkaitan dengan produksi selama bulan Oktober 1999 adalah:
Persediaan awal bahan baku (beginning raw material inventory) Rp.300.000
Pembelian bahan baku (raw material purchase) selama bulan Oktober yang
dilakukan secara kredit adalah Rp.4.000.000
Persediaan akhir bahan baku (ending raw material inventory) Rp.200.000
Produk yang terjual selama bulan Oktober adalah sebanyak 90 % dari produk
jadi.
Harga jual per unit Rp.11.000
BTKL (direct labor cost) sesungguhnya Rp.3.250.000
BOP (factory overhead) sesungguhnya Rp.1.810.000
Diminta :
Buatlah jurnal yang diperlukan untuk mencatat semua transaksi yang terjadi selama
bulan oktober 1999 beserta perhitungannya.
Penyelesaian :
10. Mencatat pembelian bahan baku.
Pembelian Rp.4.000.000
Utang dagang Rp4.000.000
11. Mencatat biaya bahan baku yang sesungguhnya dipakai (raw material used).
Barang Dalam Proses –Biaya Bahan Baku Rp. 4.100.000
Persediaan Bahan Baku Rp. 200.000
Persediaan Bahan Baku Rp. 300.000
Pembelian Rp. 4.000.000
Perhitungan:
Harga Pokok Persediaan Bahan Baku awal bulan Rp. 300.000
Pembelian Rp. 4.000.000 +
Rp 4.300.000
Harga Pokok Persediaan Bahan Baku Akhir Bulan Rp. 200.000 –
BBB selama bulan Oktober 2000 Rp 4.100.000
12. Mencatat BTKL yang sesungguhnya.
BDP-BTKL Rp.3.250.000
Gaji dan upah Rp.3.250.000
13. Mencatat BOP yang sesungguhnya terjadi.
BDP-BOP Rp.1.810.000
BOP Rp.1.810.000
14. Mencatat HP produk jadi.
Persed.produk jadi Rp.9.000.000
BDP-BBB Rp.4.000.000
BDP-BTKL Rp.3.200.000
BDP-BOP Rp.1.800.000
Perhitungan :
Kuantitas produk yang dihasilkan x bi. Taksiran per satuan.
BBB = 1000 x 4000 = 4.000.000
BTKL = 1000 x 3200 = 3.200.000
BOP = 1000 x 1800 = 1.800.000 +
HP.Taks.produk jadi 9.000.000
15. Mencatat HP.Persed.produk dalam prosesakhir bulan.
Persed.produk dalam proses Rp.1.300.000
BDP-BBB Rp.800.000
BDP-BTKL Rp.320.000
BDP-BOP Rp.180.000
Perhitungan :
Unit ekuiv. BDP akhir x bi.taks.per satuan
BBB = 200 x 100% x Rp.4000 = 800.000
BTKL = 200 x 50 % x Rp. 3200 = 320.000
BOP = 200 x 50 % x Rp. 1800 = 180.000 +
HP.persed.produk dlm proses akhir 1.300.000
16. Mencatat penjualan bulan Oktober 2000.
Piutang dagang Rp.9.900.000
Hasil penjualan Rp.9.900.000
Perhitugan: (90% x 1000 unit) x Rp.11.000 = 9.900.000
17. Mencatat HP produk yang terjual.
HPP Rp.8.100.000
Persed.produk jadi Rp.8.100.000
Perhitungan : (90% x 1000 unit) x Rp.9000 = 8.100.000
18. Mencatat selisih antara biaya taksiran dengan biaya sesungguhnya.
BDP-BBB Rp.700.000
BDP-BTKL Rp.270.000
BDP-BOP Rp.170.000
Selisih Rp.1.140.000
Perhitungan:
Selisih BBB = 4.100.000 – 4.000.000 – 800.000 = 700.000
Selisih BTKL = 3.250.000 – 3.200.000 – 320.000 = 270.000
Selisih BOP = 1.810.000 – 1.800.000 – 180.000 = 170.000 +
1.140.000
MENGERJAKAN SOAL
HITUNGAN NOMOR
PT. Oki menerapkan system biaya taksiran mulai tahun anggaran 2016. Biaya taksiran per
unit produk yang ditentukan berdasarkan pengalaman produksi 4 tahun yang lalu adalah
sebagai berikut :
Biaya Bahan Baku 10 kg @Rp. 50,- Rp. 500,-
Biaya Tenaga Kerja 2 jam @Rp. 500,- Rp. 1.000,-
Biaya Overhead Pabrik 2 jam @Rp. 1.500,- Rp. 3.000,-
Biaya Taksiran perunit produk Rp. 4.500,-
Jawaban !
a). - Jurnal untuk mencatat biaya bahan baku sesungguhnya
1) Biaya Dalam Proses – Biaya Bahan Baku Rp 1.700.000
Persediaan Bahan Baku Rp 1.700.000
2) Jurnal untuk mencatat biaya tenaga kerja langsung sesungguhnya
BDP – BTKL Rp 2.782.500
Gaji dan Upah Rp 2.782.500
3) Jurnal untuk mencatat biaya overhead pabrik sesungguhnya
BDP – BOP Rp 8.000.000
BOP Sesungguhnya Rp 8.000.000
b). - Jurnal untuk mencatat harga pokok produk jadi dalam akhir bulan April
Persediaan Produk Dalam Proses Rp 630.000
BDP – BBB Rp 150.000
BDP – BTKL Rp 120.000
BDP – BOP Rp 360.000
-Perhitungan :
BBB : 300 x 100% x Rp 500 = Rp 150.000
BTKL : 300 x 40% x Rp 1000 = Rp 120.000
BOP : 300 x 40% x Rp 3000 = Rp 360.000
Rp 630.000
Pembagian Selisih :
Persediaan BBB : 300 x Rp 300.000 – 3300 = Rp 27.272,73
Persediaan BDP : 500 x Rp 300.000 – 3300 = Rp 45.454,55
HPP : 2500 x Rp 300.000 – 3300 = Rp 227.272,73