Anda di halaman 1dari 6

PENDAHULUAN

Dalam ilmu manajemen khususnya pada konteks akuntasi biaya terkhusus lagi pada sistem
perhitungan biaya berdasarkan proses yang sangat dibutuhkan dalam konsep perusahaan. Tapi,
yang menjadi pertanyaanya kemudian bagaimanakah subtansi dari process costing tersebut. Hal
ini memang agak sulit untuk kita pahami karena process costing ini memerlukan banyak
referensi dan juga wawasan yang luas dan pengalaman yang cukup banyak itu kemudian di
implementasikan. Oleh karena itulah masalah tersebut akan di bahas didalam makalah ini. Dalam
kebanyakan bisnis manufaktur, biaya produksi dipertanggung-jawabkan menggunakan salah satu
dari dua jenis system akumulasi biaya: pertama, sistem perhitungan biaya berdasarkan pesanan
(job order cost system) dan kedua, sistem perhitungan biaya berdasarkan proses (process cost
system). Pada umumnya, sistem perhitungan biaya berdasarkan proses lebih ekonomis daripada
sistem perhitungan biaya berdasarkan pesanan. Sebaliknya, sistem perhitungan biaya
berdasarkan proses hanya dapat digunakan apabila yang diproduksi dalam satu departemen atau
pusat biaya adalah produk sejenis atau homogen.
Untuk menetapkan biaya ke produk, banyak perusahaan menggunakan sistem kalkulasi biaya
pesanan, kalkulasi biaya proses, atau kalkulasi biaya operasi. Manajemen berdasarkan kegiatan
(activity based management) dapat digabungkan dengan sistem kalkulasi biaya produk tersebut.
Suatu batch, kontrak, atau pesanan menyerap biaya dengan menggunakan sistem pesanan
pekerjaan (job order). Bahan langsung dari tenaga kerja langsung yang berkaitan dengan setiap
pekerjaan diidentifikasi dan diakumulasi pada kartu biaya pesanan. Karena sumber daya
overhead pabrik biasanya tidak dapat ditelusuri pada suatu pekerjaan tertentu, overhead
ditetapkan atas dasar hubungan sebab akibat.
Kalkulasi biaya proses mengakumulasi biaya per departemen untuk suatu periode waktu dan
mengalokasikan biaya tersebut diantara produk yang diproses selama periode berjalan. Kalkulasi
biaya proses mengetahui biaya setiap job (pekerjaan) lebih besar daripada biaya tambahan yang
dikeluarkan jika menggunakan sistem kalkulasi biaya pesanan. Suatu perusahaan mungkin
menemukan bahwa gabungan sistem kalkulasi biaya proses dan kalkulasi biaya pesanan adalah
sistem yang paling baik dalam memenuhi kebutuhan; sistem seperti ini adalah sistem kalkulasi
biaya operasi. Baik organisasi jasa maupun manufaktur harus memilih sistem yang paling baik
untuk memenuhi kebutuhan mereka masing-masing.
Dalam memutuskan apakah akan menggunakan kalkulasi biaya proses, kalkulasi biaya pesanan,
atau kalkulasi biaya operasi, akuntan harus mempelajari sifat operasi manufaktur perusahaan.
Kalkulasi biaya proses mengakumulasi biaya periode tertentu dalam setiap departemen.
Pendekatan ini berbeda dengan kalkulasi biaya pesanan dimana job menjadi titik penting dalam
penetapan biaya. Kalkulasi biaya proses dapat disesuaikan untuk perusahaan dengan operasi
perakitan lini, dimana terjadi arus produk yang berkesinambungan. Kalkulasi biaya operasi
menjadi lebih tepat jika bahan langsung dapat dialokasikan secara khusus pada batch-batch dan
biaya konversi dapat diterapkan pada semua unit fisik yang melalui operasi tersebut.
Metode rata-rata tertimbang dan FIFO merupakan dua pendekatan untuk menangani persediaan
awal dalam kalkulasi biaya proses. Kalkulasi biaya FIFO menunjukkan unit persediaan awal
yang terpisah dari biaya yang dibebankan pada unit yang dimulai dan diselesaikan dalam suatu
periode. Perhitungan unit ekuivalen dalam dua metode ini berbeda karena perlakuan terhadap
persediaan awal. Dengan menggunakan manufaktur JIT, akuntan dapat mengabaikan kalkulasi
unit ekuivalen secara keseluruhan karena terdapat sedikit atau tidak sama sekali barang dalam
proses akibat pengurangan waktu tenggang. Akibat pengurangan yang subtansial atas tingkat
persediaan barang dalam proses dan barang jadi, kebutuhan untuk mengalokasikan biaya secara
terpisah ke persediaan akhir menjadi berkurang. Sistem JIT membebankan biaya tenaga kerja
langsung dan overhead pabrik ke harga pokok penjualan secara langsung dan bukan ke barang
dalam proses dan barang jadi. Pengurangan yang subtansial atas biaya akuntansi mengabaikan
penurunan marjinal dalam keakuratan biaya produk perusahaan.
Kalkulasi biaya pesanan mungkin menjadi kurang berguna dalam penetapan yang terotomasi,
karena lot menjadi sangat kecil untuk memperoleh pesanan pekerjaan (job order) yang unik pada
setiap lot. Selain itu, perusahaan juga kurang menyukai pembuatan barang secara besar-besaran
untuk persediaan, Sistem kalkulasi biaya job dan lot memudahkan pendekatan kalkulasi biaya
proses dan operasi dalam manufaktur yang fleksibel.
Setelah barang melewati operasi manufaktur, akuntan menghitung biaya per unit produk untuk
menentukan nilai persediaan. Variabel yang berbeda menyulitkan penentuan biaya produk dalam
proses ini. Sebagai contoh, penambahan bahan dapat menyebabkan kenaikan biaya per unit atau
unit yang dipertanggung-jawabkan. Adalah lebih sederhana jika bahan yang ditambahkan tidak
meningkatkan unit terkait. Kenaikan unit yang dipertanggung-jawabkan yang berasal dari
penambahan bahan mengharuskan kita menghitung kembali biaya per unit departemen
sebelumnya untuk menyebarkan biaya ini kepada unit yang bertambah itu.
Perusahaan mengalami kehilangan unit dalam pemrosesan karena factor-faktor yang tidak dapat
dikendalikan, seperti pendiutan atau penguapan. Manajemen harus menentukan batas toleransi
normal untuk kehilangan yang diperkirakan. Setiap kehilangan yang melebihi batas tersebut
merupakan kehilangan unit yang abnormal. Kalkulasi unit ekuivalen memasukkan unit yang
hilang sehingga kehilangan unit itu akan menanggung biaya. Biaya kehilangan unit yang
abnormal merupakan biaya periode. Titik dimana inspeksi terjadi dan unit yang hilang terdeteksi,
menentukan apakah baik persediaan akhir maupun unit yang ditransfer atau hanya unit yang
ditransfer yang akan menerima biaya dari kehilangan unit yang normal. Metode ini menunjukkan
biaya unit yang hilang memberikan insetif kepada manajemen agar lebih mengusahakan cara
untuk mencegah kehilangan. Penggunaan konsep kerusakan nol yang meningkat juga
mengurangi terjadinya kehilangan.

TEORY
Proses costing merupakan metode akuntansi yang menelusuri dan terakumulasi biaya langsung,
dan mengalokasikan biaya tidak langsung dari proses manufaktur. Biaya dikeluarkan untuk
produk, biasanya dalam batch besar, yang mungkin mencakup produksi sebulan itu. Akhirnya,
biaya harus dialokasikan untuk unit individu produk. Ini memberikan biaya rata-rata untuk
masing-masing unit, dan merupakan kebalikan dari ekstrim Job costing yang mencoba untuk
mengukur biaya individu produksi masing-masing unit. Process costing biasanya bab signifikan.
Proses penetapan biaya adalah jenis operasi biaya yang digunakan untuk memastikan biaya
produk pada setiap proses atau tahap pembuatan. CIMA mendefinisikan process costing sebagai
"Metode biaya diterapkan di mana barang atau jasa hasil dari urutan operasi atau proses yang
terus menerus atau berulang-ulang. Biaya dirata-ratakan atas unit yang diproduksi selama
periode". Process costing cocok untuk industri yang memproduksi produk homogen dan di mana
produksi aliran kontinu. Sebuah proses dapat disebut sebagai sub-unit organisasi khusus yang
ditetapkan untuk biaya pengumpulan tujuan.
Karakteristik sistem biaya proses yang diterapkan pada perusahaan manufaktur adalah sebagai
berikut:
1. Sistem produksi merupakan sistem produksi yang berjalan terus menerus (intermitten);
2. Produk yang dihasilkan merupakan produksi massal dan bersifat seragam (homogen);
3. Tujuan produksi adalah untuk membentuk persediaan (inventory).
Dalam laporan pertanggung-jawaban untuk sistem biaya proses ini, terdiri dari 3 bagian yakni:
1. Bagian pertama berisi informasi data produksi yang sekaligus laporan arus fisik. Perlu dipahami
bahwa pengertian unit dalam bagian ini adalah unit ekuivalen.
2. Bagian kedua berisi informasi total akumulasi biaya yang menjadi tanggung-jawab Manajer
Departemen Produksi yang bersangkutan.
3. Bagian ketiga berisi informasi bagaimana total biaya didistribusikan menjadi nilai dari barang
dalam proses dan produk jadi.
Dalam system biaya proses ini, pada tiap akhir periode pertama masih terdapat barang dalam
proses pada akhir periode. Dimana barang dalam proses akhir periode pertama akan
diberlakukan sebagai barang dalam proses awal pada periode kedua. Dengan kata lain pada
periode kedua sudah terdapat barang dalam proses awal, sehingga untuk alokasi biaya produksi
terdapat 2 alternatif yang dapat dipilih, yakni:
a. Metode masuk pertama keluar pertama (FIFO);
b. Metode rata-rata (Average Method).
Unit ekuivalensi merupakan jumlah unit jadi yang dihasilkan dengan menggunakan bahan,
pekerja, overhead yang dikeluarkan selama satu periode yang tersedia untuk menyelesaikan unit
tersebut.
Kalkulasi Metode FIFO
Dalam metode ini, biaya persediaan awal barang dalam proses dipisahkan dari biaya yang
ditambahkan pada periode berjalan dan tidak dirata-ratakan dengan biaya tambahan baru.
Metode ini menghasilkan 2 angka biaya per unit:
a. Persediaan awal barang dalam proses yang diselesaikan;
b. Unit yang dimulai dan diselesaikan dalam periode yang sama.
Biaya persediaan awal barang dalam proses dicantumkan sebagai satu angka terpisah. Biaya
yang dibutuhkan untuk menyelesaikan unit persediaan awal ditambahkan kebiaya tadi. Jumlah
kedua biaya ini kemudian ditransfer ke departemen berikutnya.
Kalkulasi Metode Rata-rata (Average)
Dalam kalkulasi atau penetapan biaya rata-rata dalam hal ini, berarti bahwa biaya persediaan
awal barang dalam proses digabungkan dengan periode yang baru. Kemudian biaya unit-unit
yang ditransfer ke departemen berikutnya dihitung melalui perkalian jumlah unit yang ditransfer
dengan biaya akhir per unit.
Dalam metode rata-rata biaya persediaan awal barang dalam proses ditambahkan ke biaya dari
departemen sebelumnya dan biaya bahan, pekerja dan overhead pabrik yang dikeluarkan selama
periode itu. Biaya per unit akan ditentukan dengan membagi biaya-biaya ini dengan kuantitas
produksi ekuivalen. Unit-unit serta biayanya kemudian ditransfer ke departemen berikutnya
sebagai suatu angka kumulatif.
Perbandingan Metode FIFO dan Average
Kalkulasi biaya rata-rata dan kalkulasi biaya FIFO masing-masing mempunyai keunggulan
tersendiri. Pemilihan salah satu metode itu akan tergantung seluruhnya pada sikap manajemen
mengenai prosedur penentuan biaya yang lebih layak dan praktis.
Metode rata-rata umumnya lebih mudah untuk digunakan karena perhitungannya lebih mudah.
Metode ini paling sesuai jika hanya bahan baku, biaya konversi dan tingkat persediaan stabil.
Metode FIFO paling sesuai digunakan apabila tingkat harga bahan baku, biaya konversi atau
tingkat persediaan berfluktuasi. Metode FIFO lebih disukai untuk kepentingan pengendalian,
karena biaya per unit untuk setiap periode independen terhadap periode sebelumnya. Perbedaan
mendasar diantara kedua metode terutama berkaitan dengan perlakuan terhadap persediaan awal
barang dalam proses. Kesulitan yang dihadapi dalam prosedur akuntansi biaya proses adalah:
a. Penentuan kuantitas produksi dan tahap-tahap penyelesaiannya seringkali bermasalah;
b. Perhitungan biaya bahan seringkali memerlukan analisis yang cermat;
c. Industri yang menggunakan kalkulasi biaya proses pada umumnya merupakan jenis industry
yang banyak menghasilkan produk (heterogen).
Pengaruh Terjadinya Produk yang Hilang Dalam Proses terhadap Harga Pokok Produksi
per Satuan.
a. Hilang Awal Proses
b. Hilang Akhir Proses

Memperhitungkan Adanya Persediaan Produk Dalam Proses Awal


Persediaan Produk Dalam Proses Awal

 Dalam suatu departemen produksi, produk yang belum selesai diproses pada akhir
periode akan menjadi persediaan produk dalam proses pada awal periode berikutnya.
 Produk dalam proses awal periode ini akan membawa harga pokok persatuan yang
berasal dari periode sebelumnya, yang kemungkinan akan berbeda dengan harga pokok
per satuan yang dikeluarkan oleh departemen produksi yang bersangkutan dalam periode
sekarang. Dengan demikian jika dalam periode sekarang dihasilkan produk selesai yang
ditransfer ke gudang atau ke departemen berikutnya, harga pokok yang melekat pada
persediaan produk dalam proses awal akan menimbulkan masalah dalam penentuan harga
pokok produk selesai tersebut.
Metode Rata-Rata Tertimbang

 Dalam metode ini, jumlah harga pokok produk dalam proses awal ditambahkan dengan
biaya produksi yang dikeluarkan periode sekarang dibagi dengan unit ekuivalensi produk
untuk menghasilkan harga pokok rata-rata tertimbang.
 Harga pokok produk yang dihasilkan oleh departemen setelah departemen pertama
merupakan harga pokok kumulatif, yaitu merupakan penjumlahan harga pokok dari
departemen satu ditambahkan dengan departemen berikutnya yang bersangkutan.

Metode Masuk Pertama Keluar Pertama

 Dalam metode ini, menganggap biaya produksi periode sekarang pertama kali digunakan
untuk menyelesaikan produk yang pada awal periode masih dalam proses, baru kemudian
sisanya digunakan untuk mengolah produk yang dimasukkan dalam proses periode
sekarang.
 Oleh karena itu dalam perhitungan unit ekuivalensi tingkat penyelesaian persediaan
produk dalam proses awal harus diperhitungkan.
 Dalam departemen setelah departemen I, produk telah membawa harga pokok dari
periode sebelumnya digunakan pertama kali untuk menentukan harga pokok produk
yang ditransfer ke departemen berikutnya atau ke gudang.
Tambahan Baku Setelah Departemen Produksi I
Tambahan baku ini mempunyai 2 kemungkinan :

1. Tidak menambah jumlah produk yang dihasilkan. Tambahan initi dak terpengaruh
terhadap perhitungan unit ekuivalensi produk yang dihasilkan, sehingga tidak
mempengaruhi perhitungan HPP per satuan yang diterima dari departemen produksi
sebelumnya.

2. Menambah jumlah produk yang dihasilkan. Hal ini akan berakibat diadakannya
penyesuaian HPP per satuan yang diterima dari departemen produksi sebelumnya.
Memperhitungkan Adanya Persediaan Produk Dalam Proses Awal
Persediaan Produk Dalam Proses Awal

 Dalam suatu departemen produksi, produk yang belum selesai diproses pada akhir
periode akan menjadi persediaan produk dalam proses pada awal periode berikutnya.
 Produk dalam proses awal periode ini akan membawa harga pokok persatuan yang
berasal dari periode sebelumnya, yang kemungkinan akan berbeda dengan harga pokok
per satuan yang dikeluarkan oleh departemen produksi yang bersangkutan dalam periode
sekarang. Dengan demikian jika dalam periode sekarang dihasilkan produk selesai yang
ditransfer ke gudang atau ke departemen berikutnya, harga pokok yang melekat pada
persediaan produk dalam proses awal akan menimbulkan masalah dalam penentuan harga
pokok produk selesai tersebut.

Metode Rata-Rata Tertimbang

 Dalam metode ini, jumlah harga pokok produk dalam proses awal ditambahkan dengan
biaya produksi yang dikeluarkan periode sekarang dibagi dengan unit ekuivalensi produk
untuk menghasilkan harga pokok rata-rata tertimbang.
 Harga pokok produk yang dihasilkan oleh departemen setelah departemen pertama
merupakan harga pokok kumulatif, yaitu merupakan penjumlahan harga pokok dari
departemen satu ditambahkan dengan departemen berikutnya yang bersangkutan.

Metode Masuk Pertama Keluar Pertama

 Dalam metode ini, menganggap biaya produksi periode sekarang pertama kali digunakan
untuk menyelesaikan produk yang pada awal periode masih dalam proses, baru kemudian
sisanya digunakan untuk mengolah produk yang dimasukkan dalam proses periode
sekarang.
 Oleh karena itu dalam perhitungan unit ekuivalensi tingkat penyelesaian persediaan
produk dalam proses awal harus diperhitungkan.
 Dalam departemen setelah departemen I, produk telah membawa harga pokok dari
periode sebelumnya digunakan pertama kali untuk menentukan harga pokok produk
yang ditransfer ke departemen berikutnya atau ke gudang.
Tambahan Baku Setelah Departemen Produksi I
Tambahan baku ini mempunyai 2 kemungkinan :

1. Tidak menambah jumlah produk yang dihasilkan


Tambahan ini tidak terpengaruh terhadap perhitungan unit ekuivalensi produk yang dihasilkan,
sehingga tidak mempengaruhi perhitungan HPP per satuan yang diterima dari departemen
produksi sebelumnya.

2. Menambah jumlah produk yang dihasilkan


Hal ini akan berakibat diadakannya penyesuaian HPP per satuan yang diterima dari departemen
produksi sebelumnya

Anda mungkin juga menyukai