Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

“ SISTEM PERHITUNGAN BIAYA


BERDASARKAN PROSES (PROCESS COSTING) ”

DOSEN PENGAMPU :
MOCHAMMAD ILYAS JUNJUNAN, SE., M.A.

MATA KULIAH :
AKUNTANSI BIAYA

NAMA KELOMPOK :
1. RAUDATUL HIKMAH (08010221030)
2. M.NUR NAMA AREP P.A.C (08010221022)
3. PRITA AMALIA (08010221029)
4. HUSNIYA NURIL AZIZAH (08010221019)
5. ULIL AZMI SAYIDA HALIMAH (08010221035)

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “ Sistem Perhitungan
Biaya Berdasarkan Proses (Process Costing)” Ini Tepat Pada Waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari
Bapak Mochammad Ilyas Junjunan, Se., M.A. pada mata kuliah Akuntansi Biaya. Selain itu,
makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Sistem Perhitungan Biaya
Berdasarkan Proses (Process Costing) bagi para pembaca dan juga bagi penulis. Kami
mengucapkan terima kasih kepada Bapak Mochammad Ilyas Junjunan, Se., M.A selaku dosen
pengampu mata kuliah Akuntansi Biaya yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari,
makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Surabaya, 21 Maret 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................

DAFTAR ISI...........................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................................
1.1. LATAR BELAKANG............................................................................................................
1.2. RUMUSAN MASALAH.........................................................................................................
1.2.1 Apa Pengertian dan karakteristik sistem perhitungan biaya berdasarkan
proses ?......................................................................................................................
1.2.2 Apa sajakah Aliran proses produksi ?........................................................................
1.2.3 Bagaimana Sistem akuntansi biaya pada sistem perhitungan biaya
berdasarkan proses?..................................................................................................
1.2.4 Bagaimana Penambahan bahan di departemen lanjutan ?........................................
1.3. TUJUAN........................................................................................................................
1.3.1 Untuk mengetahui Pengertian dan karakteristik sistem perhitungan biaya
berdasarkan proses.........................................................................................................
1.3.2 Untuk mengetahui Aliran proses produksi......................................................................
1.3.3 Untuk mengetahui Sistem akuntansi biaya pada sistem perhitungan biaya
berdasarkan proses.....................................................................................................
1.3.4 Untuk mengetahui Penambahan bahan di departemen lanjutan ................................

BAB II PEMBAHASAN....................................................................................................................
2.1 Pengertian dan karakteristik sistem perhitungan biaya berdasarkan
proses ......................................................................................................................................
2.2 Aliran proses produksi ...........................................................................................................
2.2.1 Aliran proses produk secara berurutan.................................................................................
2.2.2 Aliran proses produk secara pararel...............................................................................
2.2.3 Aliran proses produk secara selektif.....................................................................................
2.3 Sistem akuntansi biaya pada sistem perhitungan biaya berdasarkan
proses .....................................................................................................................................
2.3.1 Akuntansi Untuk Bahan ......................................................................................................
2.3.2 Akuntansi Untuk Tenaga Kerja............................................................................................
2.3.3 Akuntansi Untuk Biaya Overhead Pabrik ...........................................................................
2.3.4 Akuntansi Untuk Produk Jadi Dan Produk Dalam Proses..................................................
2.3.5 Akuntansi Untuk Penjualan Produk Jadi............................................................................
2.4 Penambahan bahan di departemen lanjutan ..............................................................
2.4.1 Departement Pengupasan...................................................................................................
2.4.2 Departement penepungan...................................................................................................

iii
2.4.3 Departement pengolahan...................................................................................................
2.4.4 Departement pengemasan..................................................................................................

BAB III PENUTUP..............................................................................................................


3.1 Kesimpulan...................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................................

iv
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Setiap perusahaan bertujuan untuk mendapatkan laba semaksimal mungkin untuk
mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan dan memperluas perusahaan.
Sehingga bagi seorang pimpinan akan terus meningkatkan laba yang akan diperoleh,
karena jumlah yang dihasikan dapat digunakan sebagai ukuran kemajuan perusahaan
dan juga sebagai gambaran keberhasilan seorang pemimpin dalam manajemen
perusahaan. Laba dapat di peroleh apabila perusahaan mampu bersaing dengan
perusahaan yang sejenis. Persaingan ini selain dari mutu yang dihasilkan, juga
persaingan dalam menentukan harga jual. Konsumen biasanya akan mencari produk
dengan harga yang wajar dengan kualitas yang tinggi.
Dalam kebanyakan bisnis manfaktur, biaya produksi dipertanggungjawabkan
menggunakan salah satu dari dua jenis sistem akumulasi biaya, yaitu sistem
perhitungan biaya berdasarkan pesanan (job order costing system) dan sistem
perhitungan biaya berdasarkan proses (process costing system). Tujuan penting dari
sistem perhitungan biaya manapun adalah untuk menentukan biaya dari barang atau
jasa yang dihasilkan oleh perusahaan. Sodikin (2015 : 69), Metode penentuan biaya
proses adalah metode pengumpulan biaya produk berdasar proses. Metode ini
digunakan oleh perusahaan pemanfakturan yang membuat produk massa. Perusahaan-
perusahaan yang membuat bumbu masak, minyak kelapa sawit, dan kertas adalah
contoh-contoh perusahaan yang menggunakan metode penentuan biaya proses.
Perhitungan biaya dalam proses atau process costing termasuk dalam salah satu
desain sistem yang penting dalam pembuatan laporan keuangan, sehingga laporan
tersebut dapat digunakan sebagai salah satu sumber informasi yang akurat oleh
manajemen demi menentukan keputusan – keputusan penting bagi kemajuan
perusahaan. Bagi perusahaan / industri yang memproduksi produk yang homogen
(sejenis) secara terus menerus, perhitungan biaya dalam proses atau process costing
menjadi alternatif yang efektif dalam menentukan harga pokok penjualan.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1.1.1 Apa Pengertian dan karakteristik sistem perhitungan biaya berdasarkan proses ?
1.1.2 Apa sajakah Aliran proses produksi ?
1.1.3 Bagaimana Sistem akuntansi biaya pada sistem perhitungan biaya berdasarkan
proses?

1
1.1.4 Bagaimana Penambahan bahan di departemen lanjutan ?

1.3 TUJUAN
1.3.1 Untuk mengetahui apa pengertian dan karakteristik sistem perhitungan biaya
berdasarkan proses

1.3.2 Untuk mengetahui apa sajakah aliran proses produksi

1.3.3 Untuk mengetahui bagaimana sistem akuntansi biaya pada sistem


perhitungan biaya berdasarkan proses

1.3.4 Untuk mengetahui bagaimana penambahan bahan di departemen lanjutan

1.4

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Dan Karakteristik Sistem Perhitungan Biaya Berdasarkan Proses


Proses produksi yang terjadi di perusahaan manufaktur dapat dilakukan melalui
beberapa departemen dan setiap departemen tersebut melakukan kegiatan operasional
tertentu untuk menyelesaikan produk. Produk jadi yang dihasilkan oleh departemen
tertentu menjadi bahan di departemen berikutnya dan seterusnya sampai unit-unit
produk tersebut akhirnya selesai diproses dan ditransfer ke gudang produk jadi. Sistem
perhitungan biaya berdasarkan proses adalah sistem yang mengakumulasikan biaya
produksi yang dilakukan oleh departemen untuk periode tertentu, sehingga objek dari
sistem perhitungan biaya berdasarkan proses adalah departemen. Berikut

Beberapa karakteristik yang dimiliki sistem perhitungan biaya berdasarkan proses.


1. Proses produksi bersifat kontinu dan massal, sehingga produk yang dihasilkan
perusahaan sifatnya homogen dan standar.
2. Perhitungan total biaya maupun biaya per unit dilakukan di setiap akhir periode.
3. Biaya diakumulasikan per departemen dan biaya per unit untuk setiap departemen
diperoleh dengan membagi antara total biaya setiap departemen dengan jumlah
unit produk yang dihasilkan di departemen tersebut.
4. Laporan biaya pokok produksi di setiap departemen merupakan laporan yang
digunakan untuk mengumpulkan, mengikhtisarkan, dan menghitung total biaya
maupun biaya per unit Untuk setiap departemen di akhir periode.

2.2 Aliran proses produksi


Dalam skema proses produksi, unit-unit produk dapat mengalir dengan cara
yang berbeda dalam pengerjaan/penyelesaiannya. Pengetahuan mengenai aliran atau
pergerakan fisik sangat penting karena aliran biaya suatu produk mengikuti aliran fisik
produk yang bersangkutan. Berikut klasifikasi secara umum dari aliran proses produksi
untuk pembebanan biaya.
2.2.1 Aliran proses produk secara berurutan (Seguential Product Flow)
Pada aliran produk secara berurutan, semua produk diproduksi melalui
proses yang sama dalam urutan yang sama. Bahan diproses mulai dari
departemen pertama dan mengalir melalui setiap departemen bagian yang ada di
dalam Departemen Produksi. Terdapat kemungkinan penambahan bahan
langsung dan bahan penolong di departemen berikutnya setelah departemen

3
pertama.
Dalam suatu industri sepatu sebagai ilustrasi, produk diproses melalui tiga
departemen secara berurutan, yaitu Departemen Cutting, Departemen Sewing,
dan Departemen Assembling. Proses produksi dimulai di Departemen Cutting,
yang mana biaya bahan, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik
dibebankan. Selanjutnya, setelah selesai diproses di Departemen Cutting, produk
ditransfer ke Departemen Sewing, yang mana terdapat penambahan biaya bahan,
biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik. Apabila produk telah selesai
diproses di Departemen Sewing, produk ditransfer ke Departemen Assembling,
yang mana di departemen yang terakhir ini terdapat penambahan biaya bahan,
biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik. Berikutnya, setelah proses
produksi selesai dilakukan, produk jadi tersebut ditransfer ke gudang produk jadi.
Hal ini berarti produk tersebut siap dijual ke pelanggan. Tampilan 4.1 merupakan

ilustrasi aliran produk tersebut.

2.2.2 Aliran proses produk secara pararel (Parallel Product Flow)


Pada aliran produk secara paralel, bagian-bagian tertentu dari tahapan
pekerjaan dilakukan secara simultan dan kemudian digabungkan ke dalam suatu
proses atau proses final untuk diselesaikan dan ditransfer menjadi produk jadi.
Dalam industri mie instan sebagai ilustrasi, proses produksi antara mie
instan dan bumbu-bumbu dilakukan secara paralel. Proses produksi mie instan
dilakukan di dua departemen, yaitu Departemen Pencampuran dan Departemen
Pengolahan. Skema proses produksi dimulai di Departemen Pencampuran, yang
mana bahan berupa tepung terigu, telur, mentega, dan bahan lainnya ditambahkan
dan dicampur. Biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik juga dibebankan di
4
Departemen Pencampuran ini. Selanjutnya, setelah selesai diproses di
Departemen Pencampuran, produk ditransfer ke Departemen Pengolahan, yang
mana terdapat penambahan biaya bahan, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead
pabrik. Pada waktu yang bersamaan, proses produksi untuk bumbu-bumbu
dilakukan di dua departemen, yaitu Departemen Penggilingan dan Departemen
Pengepakan. Skema proses produksi dimulai di Departemen Penggilingan, yang
mana seluruh bahan yang merupakan bahan-bahan racikan ditambahkan dan
diolah. Biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik juga dibebankan di
Departemen Penggilingan ini. Selanjutnya, setelah selesai diproses di Departemen
Penggilingan, produk ditransfer ke Departemen Pengepakan, yang mana terdapat

penambahan biaya
bahan, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik.

Setelah masing-masing proses produksi yang dilakukan secara bersamaan


ini diselesaikan, produk-produk yang dihasilkan kemudian ditransfer ke
Departemen Pembungkusan untuk dikemas menjadi satu, Mie Instan Berbumbu.
Biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik juga dibebankan di Departemen
Pembungkusan ini. Produk yang telah selesai diproses di Departemen
Pembungkusan, selanjutnya ditransfer ke gudang produk jadi. Hal ini berarti
produk tersebut siap dijual ke pelanggan. Tampilan 4.2 merupakan ilustrasi aliran
produk tersebut.

5
2.2.3 Aliran proses produk secara selektif (Selective Product Flow)
Pada aliran produk secara selektif, produk berpindah antardepartemen
bagian yang berbeda dalam satu departemen produksi, tergantung pada produk
akhir seperti apa yang akan dihasilkan. Setiap proses akan menghasilkan produk
akhir yang berbeda-beda.
Dalam industri pengolahan daging sebagai ilustrasi, seluruh proses

produksi dimulai di Departemen Pemotongan. Unit produk yang dihasilkan di


Departemen Pemotongan

Selanjutnya dikelompokkan menjadi tiga bagian dan ditransfer ke tiga


departemen yang berbeda. Pertama, unit produk langsung ditransfer ke
Departemen Pengepakan, untuk selanjutnya ditransfer ke gudang produk jadi.
Kedua, unit produk ditransfer ke Departemen Penggilingan untuk digiling.
Berikutnya, unit produk tersebut ditransfer ke Departemen Pengepakan, untuk
selanjutnya ditransfer ke gudang produk jadi. Ketiga, unit produk ditransfer ke
Departemen Pencampuran untuk pemberian bumbu. Berikutnya, unit produk
tersebut ditransfer ke Departemen Pengepakan, untuk selanjutnya ditransfer ke
6
gudang produk jadi.

2.3 Sistem akuntansi biaya pada sistem perhitungan biaya berdasarkan proses

Konsep dasar yang digunakan dalam sistem perhitungan biaya berdasarkan


pesanan juga berlaku pada sistem perhitungan biaya berdasarkan proses. Penggunaan
sistem perhitungan biaya berdasarkan proses tidak mengubah sistem akumulasi biaya
produksi (biaya bahan, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik). Perbedaan
mendasar dari sistem perhitungan biaya berdasarkan proses adalah bahwa biaya dapat
ditelusuri ke departemen pemrosesan yang terkait, sehingga biaya yang muncul/terjadi
dapat dibebankan ke masing-masing departemen tersebut. Biaya yang muncul/ terjadi
di setiap departemen adalah biaya bahan, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead
pabrik. Pada departemen kedua dan departemen-departemen yang berikutnya, biaya
bahan berasal dari unit produk yang dihasilkan di departemen sebelumnya, dan
kemungkinan terdapat penambahan biaya bahan dari departemen yang bersangkutan.
Berikut merupakan penjelasan terkait penggunaan biaya bahan, biaya tenaga kerja, dan
biaya overhead pabrik sampai akhirnya menghasilkan produ jadi dalam sistem
perhitungan biaya berdasarkan proses.
Untuk memberikan gambaran lengkap terkait proses produksi dengan sistem
perhitungan biaya berdasarkan proses, berikut ilustrasi PT DUNIA KERAMIK sebagai
perusahaan manufaktur yang bergerak dalam bidang pembuatan produk-produk
berbahan dasar keramik, seperti piring. Produk diproses melalui dua departemen, yaitu:
Departemen Pencampuran dan Departemen Pencetakan: Berikut informasi terkait
proses produksi selama bulan Januari 2011.

Departemen Departemen
Keterangan Pencampuran Pencetakan
Produk :
Dimasukkan Dalam Proses Produksi 50.000 Unit -
Produk Selesai Yang Ditransfer Ke 47.000 Unit -
Departemen Pencetakan
Produk Selesai Yang Ditransfer Ke - 42.000 Unit
Gudang Produk Jadi
Produk dalam proses akhir 3.000 unit 5.000 unit

Biaya :
7
Biaya yang dikeluarkan di bulan januari
2011
Biaya bahan Rp 9.219.600 -
Biaya tenaga kerja Rp 74.958.500 Rp32.930.000
Biaya overhead pabrik Rp 5.781.250 Rp 6.594.900

Tingkat penyelesaian produk dalam


proses akhir
Biaya bahan 100% -
Biaya konversi 75% 50%

Informasi tambahan :
Produk yang terjual sebanyak 35.000 unit
dengan harga jual sebesar rp 4.000 per
unit

2.3.1 Akuntansi Untuk Bahan


Manajemen bahan perlu dilakukan karena perusahaan harus memberikan
perhatian terkait frekuensi pembelian, kuantitas pembelian, dan sebagainya.
Pembelian bahan dimulai dari Departemen Pembelian dengan membuat pesanan
pembelian (purchase order) yang dikirimkan ke pemasok. Bahan yang diterima dari
pemasok kemudian disimpan di gudang setelah sebelumnya dilakukan proses
verifikasi. Bahan yang dibeli harus memperhatikan kebutuhan bahan selama satu
periode akuntansi dan dicatat di kartu persediaan bahan. Satu kartu digunakan
untuk satu jenis bahan, yang mana pada gilirannya kartu-kartu ini dapat berfungsi
sebagai buku pembantu persediaan bahan.
Dalam sistem perhitungan biaya berdasarkan proses, bukti
permintaan bahan merupakan dokumen untuk membebankan biaya bahan pada
departemen yang membutuhkan sekaligus sebagai alat pengendalian bahan,
sementara penggunaan bahan dalam proses produksi oleh setiap departemen akan
dibuatkan laporan penggunaan bahan sebagai dasar penyusunan laporan biaya
pokok produksi. Terkait penggunaan bahan, tidak ada perbedaan antara bahan
langsung dan bahan tidak langsung karena produk-produk yang dihasilkan sifatnya
homogen dan standar, sehingga setiap satuan produk yang sama akan dibebani
biaya bahan yang relatif sama pula. Berdasarkan informasi sebelumnya, pemakaian

8
bahan selama bulan Januari 2011 di Departemen Pencampuran adalah sebesar
Rp9.219.600. Berikut ayat jurnal yang dibuat Departemen Akuntansi untuk
mencatat penggunaan bahan di Departemen Pencampuran pada bulan Januari 2011.
Tanggal Nama Akun Dan keterangan Ref Debit Kredit
Jan PDP-BBB-Dept-Pencampuran Rp 9.219.600
Persedian bahan Rp 9.219.000
(pemakaian bahan di departemen pencampuran)

2.3.2 Akuntansi Untuk Tenaga Kerja


Berdasarkan sistem perhitungan biaya berdasarkan proses, kartu jam kerja
atau kartu abseng karyawan (time clock card) merupakan dokumen yang dijadikan
dasar perhitungan biaya tenaga kerja seluruh karyawan perusahaan dan merupakan
dasar alokasi pembebanan biaya tenaga kerja ke masing-masing departemen, seperti
Departemen Produksi, Departemen Pemasaran, serta Departemen Administrasi dan
Umum.
Terkait pembebanan biaya tenaga kerja di Departemen Produksi tidak
dibedakan antara Biaya tenaga kerja langsung dengan biaya tenaga kerja tidak
langsung. Seluruh biaya yang terkait dengan tenaga kerja yang muncul/terjadi di
Departemen Produksi diklasifikasikan sebagai biaya tenaga kerja karena produk
yang dihasilkan perusahaan bersifat standar dan homogen. Dalam hal ini berarti
setiap unit produk yang dihasilkan ukurannya relatif sama dan akan menanggung
biaya tenaga kerja yang besarnya relatif sama pula. Sementara biaya tenaga kerja
yang terjadi di departemen jasa atau departemen pembantu diklasifikasikan sebagai
biaya overhead pabrik. Berdasarkan informasi sebelumnya, pembebanan biaya
tenaga kerja di Departemen Pencampuran adalah sebesar Rp74.958.000 dan di
Departemen Pencetakan sebesar Rp32.930.000. Berikut ayat jurnal yang dibuat
Departemen Akuntansi untuk mencatat pembebanan biaya tenaga kerja di
Departemen Pencampuran dan Departemen Pencetakan pada bulan Januari 2011.
Tanggal Nama Akun Dan keterangan Ref Debit Kredit
Jan PDP-BTK-Dept-Pencampuran Rp 74.958.500
PDP-BTK-Dept.Percetakan Rp 32.930.000
Biaya gaji dan upah Rp 107.888.000
(pembebanan tenaga kerja di departement pencampuran dan departemen
percetakan)

2.3.3 Akuntansi Untuk Biaya Overhead Pabrik


9
Biaya overhead pabrik (BOP) untuk sistem perhitungan biaya berdasarkan
pesanan didefinisikan sebagai biaya selain biaya bahan (bahan langsung) dan biaya
tenaga kerja langsung. Sementara dengan sistem perhitungan biaya berdasarkan
proses, biaya overhead pabrik adalah biaya-biaya selain biaya bahan langsung dan
biaya tenaga kerja langsung. Biaya overhead pabrik dibebankan ke dalam produk
berdasarkan tarif yang ditentukan di muka (predetermined rate). Biaya overhead
pabrik yang dibebankan (BOP applied) diperoleh dari perkalian antara tarif BOP
dengan jumlah pembebanan aktual (dasar aktivitas) yang digunakan di setiap
departemen bagian di departemer produksi. Penggunaan tarif ini sesuai apabila
produk yang dihasilkan bersifat fluktuatif dari waktuk waktu, sehingga dapat
estimasi biaya overhead pabrik
mengurangi atau
Tarif BOP = menghilangkan distorsi biaya periodik dari setiap unit yang
estimasi dasar pembebanan pada kapasitas normal
dihasilkan. Pada kasus ini, setiap departemen bagian kemungkinan memiliki tarif
yang berbeda.

BOP Dibebankan = Tarif BOP X Dasar Pembebanan Sesungguhnya

2.3.4 Akuntansi Untuk Produk Jadi Dan Produk Dalam Proses


Pada saat produk telah selesai diproses di salah satu departemen (dalam
kasus ini, di Departemen Pencampuran), unit produk yang dihasilkan selanjutnya
ditransfer ke gudang produk jadi atau ditransfer ke departemen berikutnya (dalam
kasus ini, di Departemen Pencetakan) untuk diproses lebih lanjut. Produk jadi di
Departemen Pencampuran pada akhir periode sebesar Rp85.728.000 dengan
rincian: biaya bahan sebesar Rp8.695.000 (47.000 unit x Rp185), biaya tenaga
kerja langsung sebesar Rp71.534.000 (47.000 unit x Rp1.522), dan biaya overhead
pabrik sebesar Rp5.499.000 (47.000 unit x Rp117). Berikut ayat jurnal yang dibuat
Departemen Akuntansi untuk mencatat penyelesaian produk di Departemen
Pencampuran yang ditransfer ke Departemen Pencetakan sebagai bahan baku untuk
diproses lebih lanjut selama bulan Januari 2011.
Tanggal Nama Akun Dan keterangan Ref Debit Kredit
Jan PDP-Dept. Pencampuran -Dept-Percetakan Rp 85.728.000
PDP-BB-Dept.Pencampuran Rp 8.695.000

10
PDP-BTK-Dept.Pencampuran Rp 71.534.000
PDP-BOP-Dept.Pencampuran Rp 5.499.000
(Produk jadi di dapartemen pencampuran yang ditransfer ke departemen pencetakan)

2.3.5 Akuntansi Untuk Penjualan Produk Jadi


Produk yang telah selesai proses pengerjaannya, selanjutnya ditransfer ke 
gudang produk jadi disimpan atau langsung dijual demi memenuhi kebutuhan
pelanggan. Penjualan produk jadi selama bulan Januari 2011 adalah sebesar
Rp140.000 (35.000 unit x Rp4.000), sementara perhitungan beban pokok
penjualan atas penjualan produk jadi tersebut adalah sebesar Rp94.920.000
(35.000 unit x Rp2.712) Berikut ayat jurnal yang dibuat Departemen Akuntansi
untuk mencatat transaksi penjualan produkjadi dan beban pokok penjualan selama
bulan Januari 2011.
Tanggal Nama Akun Dan keterangan Ref Debit Kredit
Jan Piutang usaha Rp 140.000.000
Penjualan produk jadi Rp 140.000.000
(penjualan produk jadi ke pelanggan
secara kredit)
Beban pokok penjualan Rp 94.920.000
Persediaan produk jadi Rp 94.920.000
(pecatatan beban pokok penjualan atas produk jadi yang dijual)

2.4 Penambahan bahan di departemen lanjutan


Dalam proses produksi yang dilakukan melalui beberapa departemen (lebih dari
satu departemen), sering kali ada penambahan bahan di departemen setelah departemen
pertama atau departemen lanjutan. Dalam kaitannya dengan jumlah unit produk yang
dihasilkan, penambahan bahan di departemen lanjutan tersebut dapat dikelompokkan
menjadi dua, yaitu:
1. Tambahan bahan di departemen lanjutan tidak menambah jumlah unit produk
yang dihasilkan. Penambahan bahan di departemen lanjutan tidak
memengaruhi biaya per unit yang diterima dari departemen sebelumnya
karena jumlah unit sebagai dasar perhitungan tidak berubah (tetap).
Penambahan bahan tersebut akan memengaruhi (menambah) biaya per unit
di departemen yang bersangkutan.

11
2. Tambahan bahan di departemen lanjutan dapat menambah jumlah unit produk
yang dihasilkan. Penambahan bahan baku di departemen lanjutan yang
menambah jumlah unit produk yang dihasilkan akan memengaruhi
perhitungan biaya produk, sehingga perlu adanya penyesuaian atas biaya per
unit yang diperoleh dari departemen sebelumnya karena jumlah unit produk
yang dijadikan sebagai dasar perhitungan bertambah. Hal tersebut berdampak
pada biaya per unit yang diperoleh dari departemen sebelumnya, yang mana
biaya per unitnya menjadi lebih kecil. Sementara penambahan bahan di
departemen lanjutan Yang menambah jumlah unit produk tersebut
mengakibatkan biaya per unitnya menjadi lebih besar di departemen yang
bersangkutan.

2.4.1 Departement Pengupasan


I. Pembebanan biaya bahan
Pemakaian bahan selama bulan April 2010 adalah sebesar Rp.
5.264.842.980. Berikut ayat jurnal yang dibuat Departemen Akuntansi
untuk mencatat pemakaian bahan Departemen pengupasan.
Tanggal Nama Akun Dan Keterangan Ref Debit Kredit
Apr PDP-B. Bahan Dept. Pengupasan Rp. 5.254.744.320
Persediaan Bahan Rp. 5.254.744.320
(Pemakaian bahan di Departemen Pengupasan)

II. Pembebanan Biaya Tenaga Kerja


Pembebanan biaya upah dan gaji selama bulan april 2010 adalah sebesar
Rp. 1.579.458,620,0, berikut adalah jurnal yang dibuat Departemen
Akuntansi untuk mencatat pembebanan biaya tenaga kerja di Departemen
Pengupasan.
Tanggal Nama Akun Dan Keterangan Ref Debit Kredit
Apr PDP-B. Tenaga Kerja Dept. Rp. 1.585.546.116
Pengupasan
Persediaan Upah dan Gaji Rp. 1.585.546.116
(Pembebanan Biaya Tenaga Kerja di Departemen Pengupasan)

III. Pembebanan Biaya Overhead Pabrik


Pembebanan biaya overhead pabrik selama bulan April 2010 adalah
sebesar Rp2.100.333.816 Berikut ayat jurnal yang dibuat Departemen
Akuntansi untuk mencatat pembebanan biaya overhead pabrik di

12
Departemen Pengupasan.
Tanggal Nama Akun Dan Keterangan Ref Debit Kredit
Apr PDP-B. Overhead Pabrik Dept. Rp. 2.100.333.816
Pengupasan
BOP Dibebankan-Dept. Rp. 2.100.333.816
Pengupasan
(Pembebanan BOP di Departemen Pengupasan)

IV. Produk Jadi di Akhir Periode di Departemen Pengupasan


Produk jadi yang diselesaikan di Departemen Pengupasan selama bulan
April 2010 adalah sebesar Rp8.537916.912 dengan rincian biaya bahan
sebesar Rp4.992.007.104 (19.809.552 unit x Rp252), haya tenaga kerja
sebesar Rp1.525.335.504 (19.809 552 unit Rp77), dan biaya overhead
pabrik sebesar Rp2.020.574.304 (19.809 552 unit x Rp102). Berikut ayat
jurnal yang dibuat Departemen Akuntansi untuk mencatat produk jadi di
Departemen Pengupasan.

Tanggal Nama Akun Dan Keterangan Ref Debit Kredit


Apr PDP-Dept. Pengupasan-Dept. Rp. 8.537.916.912
Penepungan
PDP-B. Bahan Baku Dept. Rp. 4.992.007.104
Pengupasan
PDP-B.T Kerja Dept. Rp. 1.525.335.504
Pengupasan
PDP-BOP Dept, Pengupasan Rp. 2.020.574.304
(Produk jadi di Departemen Pengupasan yang ditransfer ke Departemen
Penepungan)

V. Produk dalam Proses Akhir di Departemen Pengupasan


Persediaan produk dalam proses akhir di Departemen Pengupasan adalah
sebesar Rp402.707.340 dengan rincian: biaya bahan sebesar
Rp262.737.216 (1.042.608 unit x Rp252),biaya tenaga kerja sebesar
Rp60.210.612 (1.042.608 unit (75%) x Rp77), dan biaya overhead pabrik
sebesar Rp79.759.512 (1.042.608 unit (75%) x Rp102). Berikut ayat
jurnal yang dibuat Departemen Akuntansi untuk mencatat produk dalam
proses di Departemen Pengupasan.

Tanggal Nama Akun Dan Keterangan Ref Debit Kredit


Apr Persediaan PDP Dept. Rp. 402.707.340
Pengupasan
PDP-B. Bahan Dept. Pengupasan Rp. 262.737.216
13
PDP-B.T. Kerja Dept. Rp. 60.210.612
Pengupasan
PDP-BOP Dept, Pengupasan Rp. 79.759.512
(Persediaan produk dalam proses akhir di Departement Pengupasan)

2.4.2 Departement penepungan


I. Pemakaian Biaya Bahan
Pemakaian bahan selama bulan April 2010 adalah sebesar Rp792.382 080.
Berikut ayat jurnal yang dibuat Departemen Akuntansi untuk mencatat pemakaian
bahan di Departemen Penepungan.

Tanggal Nama Akun Dan Keterangan Re Debit Kredit


f
Apr PDP-B. Bahan Dept. Penepungan Rp. 792.382.080
Persediaan Bahan Rp. 792.382.080
(Pemakaian bahan di Departemen Penepungan)

II. Pembebanan Biaya Tenaga Kerja


Pembebanan biaya upah dan gaji selama bulan April 2010 adalah sebesar
Rp269.013.710. Berikut ayat jurnal yang dibuat Departemen Akuntansi untuk
mencatat pembebanan biaya tenaga kerja di Departemen Penepungan.

Tanggal Nama Akun Dan Keterangan Ref Debit Kredit


Apr PDP-B. Tenaga Kerja Dept. Rp. 269.013.710
Penepungan
Persediaan Upah dan Gaji Rp. 269.013.710
(Pembebanan biaya tenaga kerja di Departemen Penepungan)

III. Pembebanan Biaya Overhead Pabrik


Pembebanan biaya overhead pabrik selama bulan April 2010 adalah sebesar
Rp1.690.943.320 Berikut ayat jurnal yang dibuat Departemen Akuntansi untuk
mencatat pembebanan biaya overhead pabrik di Departemen Penepungan.

Tanggal Nama Akun Dan Keterangan Ref Debit Kredit


Apr PDP-B. Overhead Pabrik Dept. Rp. 1.690.943.320
Penepungan
14
BOP Dibebankan-Dept. Rp. 1.690.943.320
Penepungan
(Pembebanan BOP di Departemen Penepungan)

IV. Produk Jadi di Akhir Periode di Departemen Penepungan


Produk jadi yang diselesaikan di Departemen Penepungan selama bulan April
2010 adalah sebesar Rp10.669.820.394 (18.620.978 unit x Rp573) dengan
rincian: produk jadi yang berasal dari Departemen Pengupasan (produk dalam
proses Departemen Pengupasan - Departemen Penepungan) sebesar
Rp8.025.641.518 (18.620.978 unit x Rp431), biaya bahan sebesar Rp744 839 120
(18.620 978 unit Rp40), biaya tenaga kerja sebesar Rp260 69 (18.620978 unit
Rp14), dan biaya overhead pabrik sebesar Rp1.638.646.064 (1862697 unit <kpasi
Benkut avat jurnal
yang dibuat Departemen Alountain untuk menetat prida jadi di Departemen
penepungan.

Tanggal Nama Akun Dan Keterangan Ref Debit Kredit


Apr Persediaan Produk Jadi Rp.
10.669.820.394
PDP Dept. Pengupasan-Dept. Rp. 8.025.641.518
Penepungan
PDP-B. Bahan Dept. Rp. 744.839.120
Penepungan
PDP-B.T. Kerja Dept. Rp. 260.693.692
Penepungan
PDP-BOP Dept. Penepungan Rp. 1.638.646.064
(Produk jadi di Departemen Penepungan)

V. Produk dalam Proses Akhir di Departemen Penepungan


Persediaan produk dalam proses akhir di Departemen Penepungan adalah sebesar
Rp620 435.628 dengan rincian produk dari Departemen Pengopasan (produk
dalam proses Departemen Pengupasan-Departemen Penepungan) sebesar
Rp512275 394 (1.188.574 unit Rp431), biaya bahan sebesar Rp47.542.960
(1188.574 unit x Rp40). biaya tenaga kerja sebesar Rp8 320.018 (1.188.574 unit
(50%) Rp14), dan biaya overhead pabrik sebesar Rp52 297 256 11.188 574 unit
(50%) Rp881 Berikut ayat jurnal yang dibuat Departemen Akuntansi untuk
mencatat produk dalam proses di Departemen Penepungan.

Tanggal Nama Akun Dan Keterangan Ref Debit Kredit


Apr Persediaan PDP Dept. Rp. 620.435.628
15
Penepungan
PDP Dept. Pengupasan-Dept. Rp. 512.275.394
Penepungan
PDP-B. Bahan Dept. Penepungan Rp. 47.542.960
PDP-B.T. Kerja Dept. Rp. 8.320.018
Penepungan
PDP-BOP Dept. Penepungan Rp. 52.297.256
(Persediaan produk dalam proses akhir di Departemen Penepungan)

2.4.3 Departement pengolahan


I. Pembebanan Biaya Bahan:
Pemakaian bahan selama bulan Maret 2011 sebesar Rp1.754.948.340.
Berikut ayat jurnal vang dibuat Departemen Akuntansi untuk mencatat
pemakaian bahan di Departemen Pengolahan.
Tgl Nama Akun Dan Keterangan Ref Debit Kredit
Ma PDP-B,Bahan Dept. Pengolahan Rp. 1.754.948.340
r
Persediaan Bahan Rp. 1.754.948.340
(Pemakaian bahan di Departemen Pengolahan)

II. Pembebanan Biaya Tenaga Kerja


Pembebanan biaya upah dan gan selama bulan Maret 2011 adalah sebesar
Rp226,670.574 Berikut ayat jurnal yang dibuat Departemen Akuntansi
untuk mencatat pembebanan biaya tenaga kerja di Departemen Pengolahan.
Tgl Nama Akun Dan Keterangan Ref Debit Kredit
Ma PDP-B.Tenaga Kerja Dept. Rp. 226.670.574
r Pengolahan
Biaya Upah dan Gaji Rp. 226.670.574
(Pembebanan biaya tenaga kerja di Departemen Pengolahan)

III. Pembebanan Biaya Overhead Pabrik


Pembebanan biaya overhead pabrik selama bulan Maret 2011 adalah
sebesar Rp269 590 446 Berikut ayat jurnal yang dibuat Departemen
Akuntansi untuk mencatat pembebanan biaya overhead pabrik di
Departemen Pengolahan.
Tgl Nama Akun Dan Keterangan Ref Debit Kredit
Ma PDP-B.Overhead Pabrik Dept. Rp. 269.590.446
r Pengolahan
BOP Dibebankan-Dept. Rp. 269.590.446
Pengolahan
16
(Pembebanan BOP di Departemen Pengolahan)

IV. Produk Jadi di Akhir Periode di Departemen Pengolahan


Prodük sadi yang diselesaikan di Departemen Pengolahan selama bulan
Maret 2011 adalah sebesar Rp2.228.788 500 dengan rincian biaya bahan
sebesar Rp1.736.459 100 (1 330 620 unit Rp1.305), biaya tenaga kerja
sebesar Rp224 874 780 (1 330.620 unit Rp169), dan biaya overhead pabrik
sebesar Rp267 454 620 (1.330 620 urut x Rp201) Berikut ayat jurnal yang
dibuat Departemen Akuntansi untuk mencatat produk jadi di Departemen
Pengolahan.
Tgl Nama Akun Dan Keterangan Ref Debit Kredit
Mar PDP-Dept. Pengolahan-Dept. Rp. 2.228.788.500
Pengemasan
PDP-B. Bahan Dept. Pengolahan Rp. 1.736.459.100
PDP-B.T Kerja Dept. Rp. 224.874.780
Pengolahan
PDP-BOP Dept. Pengolahan Rp. 267.454.620
(Produk jadi di Departemen Pengolahan yang ditransfer ke Departemen
Pengemasan)

V. Produk dalam Proses Akhir di Departemen Pengolahan


Persediaan produk dalam proses akhir di Departemen Pengolahan adalah
sebesar Rp22 420.860 dengan rincian biaya bahan sebesar Rp18.489 240
(14:168 unit Rpl 305), biaya tenaga kerja sebesar Rp1 795 794 (14.168 unit
75%) Rp169). dan biaya overhead pabrik sebesar Rp2.135.826 1(14.168
unitx 75%) Rp2011 Berikut ayat jurnal yang dibuat Departemen Akuntansi
untuk mencatat produk dalam proses di Departemen Pengolahan.
Tgl Nama Akun Dan Keterangan Ref Debit Kredit
Mar Persediaan PDP-Dept. Rp. 22.420.860
Pengolahan
PDP-B. Bahan Dept. Rp. 18.489.240
Pengolahan
PDP-B.T Kerja Dept. Rp. 1.795.794
Pengolahan
PDP-BOP Dept. Pengolahan Rp. 2.135.826
(Persediaan produk dalam proses akhir di Departemen Pengolahan)

2.4.4 Departement pengemasan

I. Pembebanan Biaya Bahan


Pemakaian bahan selama bulan Maret 2011 adalah sebesar
17
Rp1.412.764.260, Berikut ayat jurnal yang dibuat Departemen Akuntansi
untuk mencatat pemakaian bahan di Departemen Pengemasan.
Tgl Nama Akun Dan Keterangan Ref Debit Kredit
Mar PDP-B. Bahan Dept. Rp. 1.412.764.260
Pengemasan
Persediaan Bahan Rp. 1.412.764.260
(Pemakaian bahan di Departemen Pengemasan)

II. Pembebanan Biaya Tenaga Kerja


Pembebanan biaya upah dan gaji selama bulan Maret 2011 adalah sebesar
Rp184.239.087. Berikut ayat jurnal yang dibuat Departemen Akuntansi
untuk mencatat pembebanan biaya tenaga kerja di Departemen
Pengemasan.
Tgl Nama Akun Dan Keterangan Ref Debit Kredit
Ma PDP-B. Tenaga Kerja Dept. Rp. 184.239.087
r Pengemasam
Biaya Upah dan Gaji Rp. 184.239.087
(Pembebanan biaya tenaga kerja di Departemen Pengemasan)
III. Pembebanan Biaya Overhead Pabrik
Pembebanan biaya overhead pabrik selama bulan Maret 2011 adalah
sebesar Rp287.985.369. Berikut ayat jurnal yang dibuat Departemen
Akuntansi untuk mencatat pembebanan biaya overhead pabrik di
Departemen Pengemasan.
Tgl Nama Akun Dan Keterangan Ref Debit Kredit
Ma PDP-B.Overhead Pabrik Dept. Rp. 287.985.369
r Pengemasan
BOP Dibebankan-Dept. Rp. 287.985.369
Pengemasan
(Pembebanan BOP di Departemen Pengemasan)

IV. Produk Jadi di Akhir Periode di Departemen Pengemasan


Produk jadi yang diselesaikan di Departemen Pengemasan selama bulan
Maret 2011 adalah sebesar Rp4.076,309.920 dengan rincian: biaya yang
berasal dari Departemen Pengolahan sebesar Rp2.207.259.520 (1.780.048
unit x Rp1.240), biaya bahan sebesar Rp1.399.117.728 (1.780.048 unit x
Rp786), biaya tenaga kerja sebesar Rp183.344.944 (1.780.048 unit x
Rp103), dan biaya overhead pabrik sebesar Rp286587.728 (1.780.048 unit
18
Rp161). Berikut ayat jurnal yang dibuat Departemen Akuntansi untuk
mencatat produk jadi di Departemen Pengemasan.
Tanggal Nama Akun Dan Keterangan Ref Debit Kredit
Apr Persediaan Produk Jadi Rp. 4.076.309.920
PDP Dept. Pengolahan-Dept. Rp. 2.207.259.520
Pengemasan
PDP-B. Bahan Dept. Rp. 1.399.117.728
Pengemasan
PDP-B.T. Kerja Dept. Rp. 183.344.944
Pengemasan
PDP-BOP Dept. Penepungan Rp. 286.587.728
(Produk jadi di Departemen Pengemasan yang ditransfer ke Gedung produk jadi)

V. Produk dalam Proses Akhir di Departemen Pengemasan


Persediaan produk dalam proses akhir di Departemen Pengemasan adalah
sebesar Rp37467.196 dengan rincian: biaya yang berasal dari Departemen
Pengolahan sebesar Rp21.528.880 (17:362 unit Rp1.740), biaya bahan
sebesar Rp13,646532 (17.362 unit Rp786), biaya tenaga kerja sebesar
Rp894 143 (17362 unit x 50 %) x Rp103), dan biaya overhead pabrik
sebesar Rp1.397.641 (17.362 unit x 50 %) x Rp1611. Berikut ayat jurnal
yang dibuat Departemen Akuntansi untuk mencatat produk dalam proses
di Departemen Pengolahan.
Tanggal Nama Akun Dan Keterangan Ref Debit Kredit
Apr Persediaan PDP-Dept. Rp. 37.467.196
Pengemasan
PDP Dept. Pengolahan-Dept. Rp. 21.528.880
Pengemasan
PDP-B. Bahan Dept. Rp. 13.646.532
Pengemasan
PDP-B.T. Kerja Dept. Rp. 894.143
Pengemasan
PDP-BOP Dept. Pengemasan Rp. 1.397.641
(Persediaan produk dalam proses akhir di Departemen Pengemasan)

19
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dalam mendesain sistem akumulasi biaya harus disesuaikan dengan sifat dan
tipe operasional yang dilakukan perusahaan. Untuk proses produksi yang bersifat
massal dan kontinu, paling sesuai menggunakan sistem perhitungan biaya berdasarkan
proses. Sistem perhitungan biaya berdasarkan Proses menentukan bagaimana biaya
produksi yang ditetapkan dialokasikan ke departemen untuk memproses bahan
menjadi produk jadi dalam setiap periodenya. Sebagai hasilnya, setiap departemen
harus menentukan berapa total biaya yang terjadi di dalam departemen tersebut, baik
yang berasal dari unit produk yang telah selesai diproses maupun unit-unit produk
yang masih dalam proses.

20
DAFTAR PUSTAKA

Christian Ray Wensen,2015 Penerapan Metode Process Costing System Dalam Penentuan

Harga Pokok Produksi Pada Pt. Conbloc Indonesia Surya

Https://Ejournal.Unsrat.Ac.Id/ Vol 11, No 3 (2016)

http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/MuniyaAlteza,SE,MSi/ Materi Akuntansi

Manajemen_ProcessCosting.pdf (diakses pada Tanggal 19 maret 2022)

http://ridhoamnel.blogspot.com/2014/02/process-costing.html (diakses pada Tanggal 20

Maret 2022)

https://lindaaviva.blogspot.com/2019/09/makalah-process-costing.html (diakses pada

Tanggal 20 maret 2022)

Agus Purwaji, Wibowo, Sabarudin Muslim .2016. buku akuntansi-biaya-edisi-2 : penerbit salemba

empat

21

Anda mungkin juga menyukai