KELAS A2
PRODI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS WIDYAGAMA MALANG
TAHUN 2021
i
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap syukur kepada Tuhan yang Maha Kasih, atas rahmat dan
karunia yang dilimpahkan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Shalawat serta salam senantiasa kita sanjungkan kepada junjungan kita, Nabi
Muhammad SAW, keluarga, sahabat serta semua umatnya. Dalam kesempatan ini,
kami ingin mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu
pada tahap penyusunan hingga selesainya makalah ini. Harapan kami semoga
makalah yang telah tersusun ini bermanfaat sebagai salah satu rujukan maupun
pedoman bagi para pembaca, menambah wawasan serta pengalaman, sehingga
nantinya kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini menjadi lebih
baik lagi.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna karena
mungkin adanya beberapa keterbatasan atau kendala yang kami alami. Semua ini
didasari oleh keterbatasan yang kami miliki. Oleh sebab itu, kritik serta saran sangat
saya butuhkan kepada segenap pembaca yang bersifat membangun untuk lebih
meningkatkan kualitas makalah kami selanjutnya. Namun, dengan demikian kami
berusaha semaksimal mungkin untuk menyelesaikan makalah kami yang berjudul
“ Sistem Harga Pokok Standar “. Dalam rangka untuk memenuhi nilai penugasan
pada mata kuliah Akutansi Biaya program studi Manajemen
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pencatatan perhitungan kekayaan mulai dibutuhkan sejak manusia
mengenali arti nilai suatu barang dan alat tukar secara tidak langsung kegiatan ini
memerlukan kegiatan akuntansi. Pencatatan yang lebih lengkap sejalan dengan
berkembangnya dunia usaha. Sistem akuntansi yang dikemukakan oleh Lucas
Paciolo yang berkembang dan mendasari sistem akuntansi yang dipakai dalam
dunia usaha saat ini. Akutansi biaya adalah proses pencatatan, penggolongan,
peringkasan dan penyajian biaya pembuatan dan penjualan produk atau jasa dengan
cara-cara tertentu serta penafsiran terhadapnya.
Biaya dalam arti luas adalah pengorbanan sumber ekonomi yang diukur
dalam satuan uang yang telah terjadi untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam arti
sampai biaya merupakan bagian dari harga pokok yang dikorbankan di dalam usaha
untuk memperoleh penghasilan.
1.3. Tujuan
Melihat dari latar belakang dan juga rumusan masalah ada kami sampaikan
diatas maka tujuan dari kami menyusun makalah ini adalah untuk mengetahui apa
pengertian dari sistem harga pokok standar sampai dengan jurnal apa saja yang ada
dalam sistem harga pokok standar.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
persedian bahan baku tetapi juga persediaan produk dalam proses dan produk jadi
yang berisi bahan baku.
Bukan hanya itu saja kelemahan jika kita menggunakan sistem standar,
Kelemahan lainnya yang akan terjadi yaitu umpan balik yang lambat, dimana
sistem perhitungan varian yang komplek merupakan bagian integral dari sistem
penetapan biaya standar yang diselesaikan oleh staf akutansi pada akhir setiap
periode pelaporan. Jika departemen produksi difokuskan pada umpan balik segera
dari masalah untuk koreksi instan, pelaporan varian ini akan sangat terlambat untuk
digunakan. Akibat lain yang akan terjadi yaitu informasi tingkat unit yang
diakumulasikan secara agregat, dimana tidak bisa memberikan informasi tentang
perbedaan di tingkat yang lebih rendah seperti sel kerja, individu atau unit.
3
pada setiap komponen biaya, standar per unit harus dikalikan dengan kuantitas unit
ekuivalen yang diproduksi.
4
yang terakhir dari metode ganda ini adalah selisih biaya sesungguhnya dari biaya
standar merupakan jumlah total perbedaan antara biaya standar dengan biaya
sesungguhnya. Analisis terhadap selisih tersebut merupakan bantuan informasi
yang tidak tersedia dalam rekening-rekening buku besar.
Berikut contoh bagaimana cara menggunakan metode ganda dan tunggal
dalam pencatatan biaya harga pokok standar.
A. Aliran Biaya Standar Dalam Metode Ganda
Pencatatan Biaya Bahan Baku
BDP biaya bahan baku Rp. 1.155.000
Persediaan bahan baku Rp. 1.155.000
5
- Penutupan rekening BOP yang dibebankan
BOP yang dibebankan Rp. 3.570.000
BOP sesungguhnya Rp. 3.570.000
- Pencatatan harga pokok produk jadi
Persediaan produk jadi Rp. 7.250.000
BDP BBB Rp. 1.250.000
BDP BTK Rp. 2.500.000
BDP BOP Rp. 3.500.000
Biaya bahan baku = Rp. 5.000 x 250 = Rp. 1.250.000
Biaya tenaga kerja = Rp. 10.000 x 250 = Rp. 2.500.000
BOP (Rp. 8.000 + Rp. 6.000) x 250 = Rp. 3.500.000
B. Pencatatan Selisih Antara Biaya Sesungguhnya Dengan Biaya Standar
a. Selisih bahan baku
Selisih harga bahan baku Rp. 105.000
BDP biaya bahan baku Rp. 95.000
Selisih kuantitas bahan baku Rp. 200.000
b. Selisih biaya tenaga kerja langsung
Selisih efisiensi upah Rp. 50.000
BDP biaya tenaga kerja Rp. 77.500
Selisih tarif upah Rp. 127.500
c. Selisih biaya overhead pabrik
- Jika pencatatan BOP menggunakan metode 1
Selisih pengeluaran Rp. 50.000
Selisih kapasitas Rp. 30.000
Selisih efesiensi Rp. 70.000
BDP BOP Rp. 150.000
- Jika pencatatan BOP menggunakan metode 2
Selisih efesiensi Rp. 70.000
BDP BOP Rp. 70.000
Selisih pengeluaran Rp. 50.000
Selisih kapasitas Rp. 30.000
BOP sesungguhnya Rp. 80.000
6
C. Aliran Biaya Standar Dalam Meetode Tunggal
1. Pencatatan biaya bahan baku
a. Mencatat pembelian bahan baku
Persediaan bahan baku Rp. 1.650.000
Hutang dagang Rp. 1.650.000
b. Mencatat pemakaian bahan baku
BDP bahan baku Rp. 1.250.000
Selisih bahan baku Rp. 105.000
Persediaan bahan baku Rp. 1.155.000
Selisih kuantitas Rp. 200.000
2. Pencatatan biaya tenaga kerja
BDP biiaya tenaga kerja Rp. 2.500.000
Selisih efesiensi Rp. 50.000
Gaji dan upah Rp. 2.442.500
Selisih tarif Rp. 127.500
3. Pencatatan biaya overhead pabrik
Metode satu selisih
- Mencatat perbedaan BOP
BDP BOP Rp. 3.500.000
(250 unit x 20 jam x Rp. 700 = Rp. 3.500.000)
BOP yang dibebankan Rp. 3.500.000
- Mencatat BOP sesungguhnya
BOP sesungguhnya Rp. 3.650.000
Berbagai rek dikredit Rp. 3.650.000
- Mencatat penutupan rekening BOP yang dibebankan ke rekening
BOP sesungguhnya
BOP yang dibebankan Rp. 3.500.000
BOP sesungguhnya Rp. 3.500.000
- Mencatat selisih BOP
Selisih terkendali Rp. 90.000
Selisih volume Rp. 60.000
BOP sesungguhnya Rp. 150.000
7
4. Pencatatan Harga Pokok Produk Jadi
Pencatatan harga pokok produk jadi yang ditransfer kegudang dilakukan
dengan mengkredit rekening BDP dan mendebit rekening persediaan
produk jadi. Persediaan produk jadi (250 unit x Rp. 29.000 = Rp.
7.250.000)
BDP BBB Rp. 1.250.000
BDP BTKL Rp. 2.500.000
BDP BOP Rp. 3.500.000
Total Rp. 7.250.000
8
BAB II
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Sistem biaya standar adalah biaya yang ditentukan dimuka yang mana
merupakan biaya yang seharusnya untuk membuat satu satuan produk atau untuk
membiayai kegiatan tertentu, dibawah kondisi asumsi ekonomi, efisiensi dan faktor
tertentu lainnya.
Sistem akutansi biaya standar dibagi menjadi 2 yaitu metode ganda dan juga
metode tunggal. Dalam metode ganda selisish biaya sesungguhnya dan biaya
standar baru dapat ditentukan pada akhir akutansi, sedangkan dalam metode tunggal
rekening barang dalam proses dicatat pada satu macam biaya yaitu biaya standar.
Dalam metode ini selisih biaya sesungguhnya dari biaya standar ditentukan
sepanjang periode akutansi pada saat selisih tersebut terjadi.
3.2. Saran
Demikian makalah yang dapat saya sampaikan. Saya yakin dalam makalah
ini masih banyak kekurangan dan kesalahan, untuk itu saya meminta maaf yang
sebesar-besarnya. Saran atau kritik dari pembaca, saya terima untuk memperbaiki
makalah selanjutnya. Semoga makalah ini bisa memberi manfaat dan membantu
pengetahuan pembaca.
9
DAFTAR PUSTAKA
10