Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

SISTEM HARGA POKOK STANDAR

Disusun untuk memenuhi tugas


Mata Kuliah : Akutansi Biaya
Dosen Penggampu : Alfiana, SE., M.Si.

Disusun oleh Kelompok 7 :


1. Claudius Aprillianus Sot (201611018153126)
2. Danni Marindra (201611018152762)
3. Rizqullazid Mufiddin (201611018153032)

KELAS A2
PRODI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS WIDYAGAMA MALANG
TAHUN 2021

i
KATA PENGANTAR

Dengan mengucap syukur kepada Tuhan yang Maha Kasih, atas rahmat dan
karunia yang dilimpahkan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Shalawat serta salam senantiasa kita sanjungkan kepada junjungan kita, Nabi
Muhammad SAW, keluarga, sahabat serta semua umatnya. Dalam kesempatan ini,
kami ingin mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu
pada tahap penyusunan hingga selesainya makalah ini. Harapan kami semoga
makalah yang telah tersusun ini bermanfaat sebagai salah satu rujukan maupun
pedoman bagi para pembaca, menambah wawasan serta pengalaman, sehingga
nantinya kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini menjadi lebih
baik lagi.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna karena
mungkin adanya beberapa keterbatasan atau kendala yang kami alami. Semua ini
didasari oleh keterbatasan yang kami miliki. Oleh sebab itu, kritik serta saran sangat
saya butuhkan kepada segenap pembaca yang bersifat membangun untuk lebih
meningkatkan kualitas makalah kami selanjutnya. Namun, dengan demikian kami
berusaha semaksimal mungkin untuk menyelesaikan makalah kami yang berjudul
“ Sistem Harga Pokok Standar “. Dalam rangka untuk memenuhi nilai penugasan
pada mata kuliah Akutansi Biaya program studi Manajemen

Penyusun, 29 November 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii


DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
1.1. Latar Belakang ........................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ...................................................................................... 1
1.3. Tujuan ......................................................................................................... 1
BAB II .................................................................................................................... 2
PEMBAHASAN .................................................................................................... 2
2.1. Pengertian Sistem Harga Pokok Standar................................................. 2
2.2. Kelemahan Sistem Biaya Standar ............................................................. 2
2.3. Tujuan Penetapan Sistem Akutansi Biaya Standar ................................ 3
2.4. Penentuan Harga Pokok Standar ............................................................. 4
2.5. Akutansi Biaya Standar ............................................................................. 4
BAB II .................................................................................................................... 9
PENUTUP .............................................................................................................. 9
3.1. Kesimpulan ................................................................................................. 9
3.2. Saran ............................................................................................................ 9
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 10

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pencatatan perhitungan kekayaan mulai dibutuhkan sejak manusia
mengenali arti nilai suatu barang dan alat tukar secara tidak langsung kegiatan ini
memerlukan kegiatan akuntansi. Pencatatan yang lebih lengkap sejalan dengan
berkembangnya dunia usaha. Sistem akuntansi yang dikemukakan oleh Lucas
Paciolo yang berkembang dan mendasari sistem akuntansi yang dipakai dalam
dunia usaha saat ini. Akutansi biaya adalah proses pencatatan, penggolongan,
peringkasan dan penyajian biaya pembuatan dan penjualan produk atau jasa dengan
cara-cara tertentu serta penafsiran terhadapnya.
Biaya dalam arti luas adalah pengorbanan sumber ekonomi yang diukur
dalam satuan uang yang telah terjadi untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam arti
sampai biaya merupakan bagian dari harga pokok yang dikorbankan di dalam usaha
untuk memperoleh penghasilan.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa pengertian sistem biaya standar?
2. Apa saja kelemahan sistem biaya standar?
3. Apa tujuan penetapan sistem akutansi biaya standar?
4. Bagaimana penentuan harga pokok standar?
5. Apa saja jurnal sistem biaya standar?

1.3. Tujuan
Melihat dari latar belakang dan juga rumusan masalah ada kami sampaikan
diatas maka tujuan dari kami menyusun makalah ini adalah untuk mengetahui apa
pengertian dari sistem harga pokok standar sampai dengan jurnal apa saja yang ada
dalam sistem harga pokok standar.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Sistem Harga Pokok Standar


Pengertian sistem biaya standar menurut Mulyadi (2009) adalah biaya yang
ditentukan dimuka, yang merupakan jumlah biaya yang seharusnya dikeluarkan
untuk membuat satu satuan produk atau untuk membiayai kegiatan tertentu di
bawah asumsi bahwa kondisi ekonomi, efisiensi dan faktor lainnya.
Biaya standar adalah biaya produksi suatu unit atau sekelompok produk
selama periode tertentu yang ditentukan dimuka. Biaya standar merupakan biaya
yang direncanakan untuk suatu produk pada kondisi operasi tertentu. Suatu biaya
standar mempunyai dua komponen, yaitu standar fisik dan standar harga. Standar
fisik adalah kuantitas standar masukan per unit keluaran. Sedangkan standar harga
adalah harga perkiraan per unit masukan. Biaya produksi standar yang dibuat
meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik.

2.2. Kelemahan Sistem Biaya Standar


Menurut Mulyadi (2009), bahwa tingkat keketatan atau kelonggaran standar
tidak dapat dihitung dengan tepat. Meskipun telah ditetapkan dengan jelas jenis
standar apa yang dibutuhkan oleh perusahaan, tetapi tidak ada jaminan bahwa
standar telah ditetapkan dalam perusahaan secara keseluruhan dengan keketatan
atau kelonggaran yang relatif sama.
Seringkali standar cenderung untuk menjadi kaku atau bisa dibilang tidak
fleksibel, meskipun dalam jangka waktu pendek. Keadaan produksi selalu
mengalami perubahan, sedangkan perbaikan standar jarang sekali dilakukan.
Perubahan standar menimbulkan masalah persediaan. Jika standar sering untuk
diperbaiki, hal ini menyebabkan kurang efektifnya standar tersebut sebagai alat
pengukur pelaksana. Tetapi jika tidak dilakukan perbaikan standar, padahal telah
terjadi perubahan yang berarti dalam produksi, maka akan terjadi pengukuran
pelaksanaan yang tidak tepat dan tidak relastis. Sebagai contoh, suatu perubahan
dalam harga bahan baku memerlukan penyesuaian terhadap persediaan, tidak saja

2
persedian bahan baku tetapi juga persediaan produk dalam proses dan produk jadi
yang berisi bahan baku.

Bukan hanya itu saja kelemahan jika kita menggunakan sistem standar,
Kelemahan lainnya yang akan terjadi yaitu umpan balik yang lambat, dimana
sistem perhitungan varian yang komplek merupakan bagian integral dari sistem
penetapan biaya standar yang diselesaikan oleh staf akutansi pada akhir setiap
periode pelaporan. Jika departemen produksi difokuskan pada umpan balik segera
dari masalah untuk koreksi instan, pelaporan varian ini akan sangat terlambat untuk
digunakan. Akibat lain yang akan terjadi yaitu informasi tingkat unit yang
diakumulasikan secara agregat, dimana tidak bisa memberikan informasi tentang
perbedaan di tingkat yang lebih rendah seperti sel kerja, individu atau unit.

2.3. Tujuan Penetapan Sistem Akutansi Biaya Standar


Sistem perhitungan biaya standar memperbaiki perencanaan dan
pengendalian serta memperbaiki pengukuran kinerja. Standar unit adalah syarat
fundamental bagi sistem anggaran fleksibel yang merupakan kunci bagi sistem
perencanaan dan pengendalian yang baik. Penetapan biaya standar didasarkan pada
standar fisik dimana dua diantaranya seringkali disebut standar dasar dan standar
yang berlaku. Sistem biaya standar dirancang untuk mengendalikan biaya. Biaya
standar merupakan alat yang paling penting dalam menilai pelaksanaan kebijakan
yang telah diterapkan sebelumnya. Jika biaya standar ditentukan dengan realistis,
hal ini akan merangsang pelaksana dalam melaksanakan pekerjaan yang efektif.
Sistem biaya standar memberikan pedoman kepada manajemen, berapa biaya yang
seharusnya untuk melaksanakan kegiatan tertentu sehingga memungkinkan mereka
melakukan pengurangan biaya dengan cara perbaikan metode produksi, pemilihan
tenaga kerja dan kegiatan yang lainnya.
Penentuan kuantitas standar bahan baku dimulai dari penetapan spesifikasi
produk baik mengenai ukuran, bentuk, pengolahan produk sampai kualitasnya. Dari
spesifikasi ini kemudian dibuat kartu bahan baku yang berisi spesifikasi dan jumlah
tiap-tiap jenis bahan baku yang akan diolah menjadi produk selesai. Harga standar
ini pada umumnya ditentukan dari daftar harga pemasok atau informasi yang sejenis
dan informasi lain yang tersedia. Untuk menentukan standar yang telah ditetapkan

3
pada setiap komponen biaya, standar per unit harus dikalikan dengan kuantitas unit
ekuivalen yang diproduksi.

2.4. Penentuan Harga Pokok Standar


A. Penentuan Biaya Bahan Baku Standar, dimana pada penentuan biaya
ini terbagi menjadi 2 bagian yang terdiri dari : standar harga dan informasi lain
yang berhubungan dengan kemungkinan terjadinya perubahan harga di masa
mendatang.
B. Standar Kuantitas / Fisik, penentuan ini dapat dilakukan dengan cara
penyelidikan teknis yang menyangkut penetapan spesifikasi baik bentuk, ukuran,
kualitas maupun pengolahan kualitasnya.
C. Penentuan Biaya Tenaga Kerja, dalam penentuan biaya kerja ini juga
terbagi menjadi 2 bagian yaitu melihat dari standar tarif yang mana sesuai dengan
kontrak kerja juga rata-rata hitung dan rata-rata tertimbang dari upah karyawan di
masa lalu untuk pekerjaan yang sama. Yang kedua adalah melihat dari standar
waktu/efisiensi sesuai dengan menghitung rata-rata jam kerja, penyelidikan gerak
dan waktu dari berbagai kerja karyawan juga taksiran yang resonable didasarkan
pengalaman dan pengetahuan.
D. Biaya Overhead Pabrik, penentuan biaya ini dilakukan dengan cara
menggunakan tarif overhead standar dihitung dengan membagi jumlah biaya
overhead yang dianggarkan pada kapasitas normal.

2.5. Akutansi Biaya Standar


Secara garis besar sistem akutansi biaya standar dapat dibagi menjadi 2
metode diantaranya adalah metode ganda dan juga metode tunggal. Dimana
karakteristik dari metode ganda adalah rekening barang dalam proses dengan biaya
sesungguhnya di kredit dengan biaya standar, metode ini persediaan bahan baku
dicatat pada biaya sesungguhnya dan persediaan produk jadi dicatat pada harga
pokok standar. Kemudian karakteristik yang ke dua adalah selisih biaya
sesungguhnya dari biaya standar dihitung pada akhir periode akutansi, setelah harga
pokok persediaan produk dalam proses ditemukan dan harga pokok produk jadinya
ditransfer ke gudang dicatat dalam rekening barang dalam proses. Lalu karakteristik

4
yang terakhir dari metode ganda ini adalah selisih biaya sesungguhnya dari biaya
standar merupakan jumlah total perbedaan antara biaya standar dengan biaya
sesungguhnya. Analisis terhadap selisih tersebut merupakan bantuan informasi
yang tidak tersedia dalam rekening-rekening buku besar.
Berikut contoh bagaimana cara menggunakan metode ganda dan tunggal
dalam pencatatan biaya harga pokok standar.
A. Aliran Biaya Standar Dalam Metode Ganda
Pencatatan Biaya Bahan Baku
BDP biaya bahan baku Rp. 1.155.000
Persediaan bahan baku Rp. 1.155.000

Pencatatan biaya tenaga kerja langsung


BDP biaya tenaga kerja langsung Rp. 2.422.500
Gaji dan upah Rp. 2.422.500

Pencatatan biaya overhead pabrik


Dalam metode ganda BOP dapat dicatat dengan menggunakan salah satu
metode ini
Metode 1
- Pencatatan BOP sesungguhnya terjadi
BOP sesungguhnya Rp. 3.650.000
Berbagai Rek. Yang dikredit Rp. 3.650.000
- Pembebanan BOP sesungguhnya ke rekening BDP
BDP BOP Rp. 3.650.000
BOP sesungguhnya Rp. 3.650.000
Metode 2
- Pencatatan BOP sesungguhnya
BOP sesungguhnya Rp. 3.650.000
Berbagai Rek di kredit Rp. 3.650.000
- Pembebanan BOP kepada produk atas dasar tarif tandar
BDP BOP Rp. 3.570.000
BOP yang dibebankan Rp. 3.570.000

5
- Penutupan rekening BOP yang dibebankan
BOP yang dibebankan Rp. 3.570.000
BOP sesungguhnya Rp. 3.570.000
- Pencatatan harga pokok produk jadi
Persediaan produk jadi Rp. 7.250.000
BDP BBB Rp. 1.250.000
BDP BTK Rp. 2.500.000
BDP BOP Rp. 3.500.000
Biaya bahan baku = Rp. 5.000 x 250 = Rp. 1.250.000
Biaya tenaga kerja = Rp. 10.000 x 250 = Rp. 2.500.000
BOP (Rp. 8.000 + Rp. 6.000) x 250 = Rp. 3.500.000
B. Pencatatan Selisih Antara Biaya Sesungguhnya Dengan Biaya Standar
a. Selisih bahan baku
Selisih harga bahan baku Rp. 105.000
BDP biaya bahan baku Rp. 95.000
Selisih kuantitas bahan baku Rp. 200.000
b. Selisih biaya tenaga kerja langsung
Selisih efisiensi upah Rp. 50.000
BDP biaya tenaga kerja Rp. 77.500
Selisih tarif upah Rp. 127.500
c. Selisih biaya overhead pabrik
- Jika pencatatan BOP menggunakan metode 1
Selisih pengeluaran Rp. 50.000
Selisih kapasitas Rp. 30.000
Selisih efesiensi Rp. 70.000
BDP BOP Rp. 150.000
- Jika pencatatan BOP menggunakan metode 2
Selisih efesiensi Rp. 70.000
BDP BOP Rp. 70.000
Selisih pengeluaran Rp. 50.000
Selisih kapasitas Rp. 30.000
BOP sesungguhnya Rp. 80.000

6
C. Aliran Biaya Standar Dalam Meetode Tunggal
1. Pencatatan biaya bahan baku
a. Mencatat pembelian bahan baku
Persediaan bahan baku Rp. 1.650.000
Hutang dagang Rp. 1.650.000
b. Mencatat pemakaian bahan baku
BDP bahan baku Rp. 1.250.000
Selisih bahan baku Rp. 105.000
Persediaan bahan baku Rp. 1.155.000
Selisih kuantitas Rp. 200.000
2. Pencatatan biaya tenaga kerja
BDP biiaya tenaga kerja Rp. 2.500.000
Selisih efesiensi Rp. 50.000
Gaji dan upah Rp. 2.442.500
Selisih tarif Rp. 127.500
3. Pencatatan biaya overhead pabrik
Metode satu selisih
- Mencatat perbedaan BOP
BDP BOP Rp. 3.500.000
(250 unit x 20 jam x Rp. 700 = Rp. 3.500.000)
BOP yang dibebankan Rp. 3.500.000
- Mencatat BOP sesungguhnya
BOP sesungguhnya Rp. 3.650.000
Berbagai rek dikredit Rp. 3.650.000
- Mencatat penutupan rekening BOP yang dibebankan ke rekening
BOP sesungguhnya
BOP yang dibebankan Rp. 3.500.000
BOP sesungguhnya Rp. 3.500.000
- Mencatat selisih BOP
Selisih terkendali Rp. 90.000
Selisih volume Rp. 60.000
BOP sesungguhnya Rp. 150.000

7
4. Pencatatan Harga Pokok Produk Jadi
Pencatatan harga pokok produk jadi yang ditransfer kegudang dilakukan
dengan mengkredit rekening BDP dan mendebit rekening persediaan
produk jadi. Persediaan produk jadi (250 unit x Rp. 29.000 = Rp.
7.250.000)
BDP BBB Rp. 1.250.000
BDP BTKL Rp. 2.500.000
BDP BOP Rp. 3.500.000
Total Rp. 7.250.000

8
BAB II
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Sistem biaya standar adalah biaya yang ditentukan dimuka yang mana
merupakan biaya yang seharusnya untuk membuat satu satuan produk atau untuk
membiayai kegiatan tertentu, dibawah kondisi asumsi ekonomi, efisiensi dan faktor
tertentu lainnya.
Sistem akutansi biaya standar dibagi menjadi 2 yaitu metode ganda dan juga
metode tunggal. Dalam metode ganda selisish biaya sesungguhnya dan biaya
standar baru dapat ditentukan pada akhir akutansi, sedangkan dalam metode tunggal
rekening barang dalam proses dicatat pada satu macam biaya yaitu biaya standar.
Dalam metode ini selisih biaya sesungguhnya dari biaya standar ditentukan
sepanjang periode akutansi pada saat selisih tersebut terjadi.

3.2. Saran
Demikian makalah yang dapat saya sampaikan. Saya yakin dalam makalah
ini masih banyak kekurangan dan kesalahan, untuk itu saya meminta maaf yang
sebesar-besarnya. Saran atau kritik dari pembaca, saya terima untuk memperbaiki
makalah selanjutnya. Semoga makalah ini bisa memberi manfaat dan membantu
pengetahuan pembaca.

9
DAFTAR PUSTAKA

Mulyadi. (n.d.). Akuntansi Biaya. Yogyakarta: UPP AMP YKPN.


Supriyono, R. (n.d.). Akuntansi Biaya. Yogyakarta: BPFE.

10

Anda mungkin juga menyukai