Anda di halaman 1dari 40

MAKALAH STANDARD COSTING

Disusun untuk memenuhi tugas

mata kuliah: Akuntansi Biaya


dosen pengampu : Dr. Hj. Ellen Rusliati, SE., MSIE

Disusun oleh :

Silvia Ramadhani (184010075)

Kelas 18 MJ B

Prodi Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Pasundan
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul MAKALAH STANDARD COSTING ini tepat
pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dosen
pada akuntansi biaya. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
tentang AKUNTANSI STANDARD COSTING bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada ibu Dr. Hj. Ellen Rusliati, SE., MSIE, selaku dosen
akuntansi biaya yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan
wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.

Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

BANDUNG, 27 APRIL 2020

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
       Pencatatan perhitungan kekayaan mulai dibutuhkan sejak manusia mengenali arti nilai suatu
barang dan alat tukar, semenjak mengenal nilai arti suatu barang, manusia melakukan tukar-
menukar barang dengan memperhatikan nilai barang dan memerlukan pencatatan perhitungan
harta kekayaan (Akuntansi), pencatatan terus berkembang dari waktu ke waktu sampai dengan
kemajuan peradaban manusia. Pencatatan yang lebih lengkap sejalan dengan perkembangan
dunia usaha muncul dikota Venesia, Italia. Seorang biarawan pakar Matematika yang bernama
Lucas Paciolo pada tahun 1494.
       Sisitem akuntansi yang dikemukakan Lucas Paciolo yang berkembang dan mendasari
system akuntansi yang adipakai dalam dunia usaha sekarang ini.
Akuntansi Biaya Adalah proses pencatatan, penggolongan, peringkasan dan penyajian biaya
pembuatan dan penjualan produk atau jasa, dengan cara-cara tertentu serta penafsiran
terhadapnya.
       Biaya Dalam arti luas adalah pengorbanan sumber ekonomis, yang diukur dalam satuan
uang, yang telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam
arti sempit biaya merupakan bagian daripada harga pokok yang dikorbankan di dalam usaha
untuk memperoleh penghasilan.
Sudah sejak lama masyarakat dunia memandang sektor ekonomi sebagai sektor
yang sangat menjanjikan dan menentukan kemajuan suatu bangsa. Bahkan munculnya istilah
“Era Globalisasi” dan “Pasar Bebas” tak lepas dari sebuah harapan terbukanya pintu usaha di
seluruh penjuru dunia.
Kondisi ini membawa pengaruh terhadap para pelaku ekonomi. Masing-masing tampak
mempersiapkan diri dan meningkatkan kualitas dan profesionalitas perusahaannya agar mampu
menghadapi persaingan yang begitu ketat. Manajemen sebagai ujung tombak perusahaan dituntut
untuk selalu dapat menemukan langkah-langkah yang akurat, tepat dan prosfektif dalam berbagai
kondisi sehingga mendatangkan keuntungan semaksimal mungkin bagi perusahaan yang
dikelola.
Faktor terpenting dalam menjalankan kegiatan produksi pada perusahaan mebel adalah
bahan baku, tenaga kerja serta biaya overhead pabrik karena pada umumnya komponen tersebut
cukup besar. Bahan baku merupakan sumber daya utama yang memegang peranan paling
penting dalam perusahaan manufaktur atau Pabrik. Maju mundurnya suatu perusahaan sangat
tergantung pada kualitas bahan baku untuk produksi yang dimiliki perusahaan. Dengan demikian
pihak manajemen harus mampu merencanakan dan mengendalikan biaya dengan baik sesuai
dengan kondisi perusahaan saat itu. Tenaga kerja sangat menunjang bagi kualitas produk yang
akan dihasilkan oleh perusahaan itu sendiri. Selain itu, biaya overhead pabrik yang dikeluarkan
untuk menunjang proses produksi tersebut juga harus diperhatikan. Agar biaya tersebut  dapat
terealisasi dengan baik, maka pihak manajemen perlu mengetahui jumlah biaya yang seharusnya
dikeluarkan untuk membuat satu-satuan produk dengan dasar pedoman dari biaya masa lalu.
Didalam pengendalian biaya pada akuntansi biaya diperlukan patokan atau standar
sebagai dasar yang dipakai sebagai tolok ukur pengendalian. Biaya yang digunakan sebagai tolok
ukur pengendalian ini disebut biaya standar. Biaya standar digunakan untuk menghitung selisih
antara biaya standar dengan biaya sesungguhnya. Kemudian selisih antara biaya standar dan
biaya sesungguhnya tersebut disajikan kepada manajemen untuk dipakai sebagai dasar penentuan
harga pokok sebab selisih yang digunakan untuk mengetahui seberapa efisiensi dan seberapa
besar penyimpangan dalam menerapkan sistem biaya standar dalam mengendalikan biaya
produksinya.

1.2. Rumusan Masalah


1.2.1.      apa pengertian dari biaya standar?
1.2.2.      apa saja Manfaat dari Biaya Standar?
1.2.3.      apa saja Kelemahan dan Kelebihan Biaya Standar?
1.2.4.      apa saja Tujuan Penetapan Sistem Akuntansi Biaya Standar?
1.2.5.      apa saja Tipe-tipe Biaya Standar?
1.2.6.      bagaimana Penentuan Harga Pokok Standar?
1.2.7.      apa saja Analisa Variance/ Selisih?
1.2.8.      apa saja Jurnal Biaya Standar?
1.3. Tujuan penulisan
1.3.1.      Untuk mengetahui pengertian dari biaya standar
1.3.2.      Untuk mengetahui Manfaat dari Biaya Standar
1.3.3.      Untuk mengetahui Kelemahan Biaya Standar
1.3.4.      Untuk mengetahui Tujuan Penetapan Sistem Akuntansi Biaya Standar
1.3.5.      Untuk mengetahui Tipe-tipe Biaya Standar
1.3.6.      Untuk mengetahui Penentuan Harga Pokok Standar
1.3.7.      Untuk mengetahui Analisa Variance/ Selisih
1.3.8.      Untuk mengetahui Jurnal Biaya Standar
1.3.9. Mengetahui Bagaimana Perlakuan Selisih dan Penyajian Selisih di Dalam Laporan
Keuangan Perusahaan.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. PENGERTIAN BIAYA STANDAR


        Pengertian biaya standar menurut Mulyadi (2009; 387) : Biaya Standar adalah biaya yang
ditentukan dimuka, yang merupakan jumlah biaya yang seharusnya dikeluarkan untuk membuat
satu satuan produk atau untuk membiayai kegiatan tertentu, di bawah asumsi bahwa kondisi
ekonomi, efisiensi, dan faktor-faktor lain tertentu.
Menurut Carter Usry (2005;153): "Biaya Standar adalah biaya yang telah ditentukan
sebelumnya untuk memproduksi satu unit atau sejumlah tertentu produk selama satu periode
tertentu.”
Sistem biaya standar dirancang untuk mengendalikan biaya. Jika biaya standar ditentukan
realistis, hal ini akan merangsang pelaksana dalam melaksanakan pekerjaannya dengan efektif,
karena telah mengetahui bagaimana pekerjaan seharusnya dilaksanakan dan pada tingkat biaya
berapa pekerjaan tersebut seharusnya dilaksanakan.

        Biaya standar adalah biaya produksi suatu unit atau sekelompok produk selama periode
tertentu yang ditentukan di muka. Biaya standar merupakan biaya yang direncanakan untuk suatu
produk pada kondisi operasi tertentu. Suatu biaya standar mempunyai dua komponen, yaitu
standar fisik dan standar harga. Standar fisik adalah kuantitas standar masukan per unit keluaran.
Standar harga adalah harga perkiraan per unit masukan. Biaya produksi standar yang dibuat
meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik. Secara
umum biaya didefinisikan sebagai sumber daya ekonomis yang dikorbankan untuk mencapai
tujuan atau sasaran tertentu, tetapi di dalam suatu pengambilan keputusan yang berbeda.
Prosedur Penentuan Biaya Standar
Dalam prosedur penentuan biaya standar menurut Mulyadi (1991,419) biaya standar tersebut
dibagi menjadi tiga bagian yaitu biaya bahan baku standar, biaya tenaga kerja standar, dan biaya
overhead pabrik standar.
A.      Biaya Bahan Baku Standar (standard raw material cost)
Adalah biaya bahan baku yang seharusnya terjadi untuk membuat satu satuan produk tertentu,
yang terdiri dari dua komponen, yaitu :
Harga bahan baku standar (standard raw material price), terdiri atas :
Ø  Masukan fisik yang diperlukan untuk memproduksi sejumlah keluaran fisik tertentu atau lebih
dikenal dengan nama kuantitas standar.
Ø  Harga persatuan perfisik tersebut, atau disebut pula harga standar yang berupa:
·         Harga yang diperkirakan akan berlaku dimasa yang akan datang.
·         Harga yang berlaku pada saat penyusunan standar.
·         Harga yang diperkirakan akan merupakan harga normal dalam jangka panjang.

Kuantitas bahan baku standar (standard raw material quantity)


       Kuantitas standar bahan baku dapat ditentukan dengan menggunakan :
1.      Penyelidikan teknis
2.      Analisis catatan masa lalu dalam bentuk :
·         Menghitung rata-rata pemakaian bahan baku untuk produk atau pekerjaan yang sama
dalam periode tertentu dimasa lalu.
·         Menghitung rata-rata pemakaian bahan baku untuk produk dalam pelaksanaan yang paling
baik dan yang paling buruk dimasa lalu.
·         Menghitung rata-rata dalam pelaksanaan pekerjaan yang paling baik.

B.       Biaya Tenaga Kerja standar (Standar direct labor cost)


Adalah biaya tenaga kerja langsung (direct labor cost) yang seharusnya terjadi untuk membuat
satu satuan poduk tertentu.Seperti halnya dengan biaya bahan baku standar,biaya tenaga kerja
terdiri dari dua unsur : jam tenaga kerja standar dan tarif upah standar.
Jam tenaga kerja standar
Syarat mutlak berlakunya jam tenaga kerja standar adalah :
1.      Tata letak pabrik (plant layout) yang efisien dengan peralatan yang modern sehingga dapat
dilakukan produksi yang maksimum dengan biaya yang minimum.
2.      Pembelian bahan baku direncanakan dengan baik, sehingga tersedia pada saat dibutuhkan
untuk produksi.
3.      Standarisasi  kerja  karyawan  dan  metode – metode  kerja  dengan instruksi – instruksi
dan latihan yang cukup bagi karyawan, sehingga proses produksi dapat dilakukan dibawah
kondisi yang baik.
Jam tenaga kerja standar dapat ditentukan dengan cara :
1.      Menghitung rata-rata jam kerja yang dikonsumsi dalam suatu pekerjaan dari kartu harga
pokok (cost sheet) periode yang lalu.
2.      Membuat tes-run operasi produksi dibawah keadaan normal yang diharapkan.
3.      Mengadakan penyelidikan gerak dan waktu dari berbagai kerja karyawan dibawah keadaan
nyata yang diharapkan.

Tarif Upah Standar


Penentuan tarif upah standar memerlukan pengetahuan mengenai     kegiatan yang dijalankan,
tingkat kecepatan tenaga kerja yang diperlukan dan rata-rata terif upah perjam yang dibayar.

Tarif Upah Standar dapat ditentukan dengan cara :


1.      Perjanjian dengan organisasi karyawan.
2.      Data upah masa lalu, yang dapat dijadikan sebagai upah standar adalah: rata-rata hitung,
rata-rata tertimbang atau median dari upah karyawan masa lalu.
3.      Penghitungan tarif upah karyawan masa lalu dalam keadaan operasi normal.

C.   Biaya Overhead Pabrik Standar (standar overhead rate)


Biaya Overhead Pabrik Standar ini terdiri dari :
1.      Jam (kuantitas) standar
2.      Harga (tarif) standar, terlebih dahulu harus ditetapkan berapa besarnya biaya tetap dan
biaya variabel sebagai standar. Standar untuk biaya overhead pabrik menggunakan fleksibel
budget.

2.2. MANFAAT BIAYA STANDAR

Sistem biaya standar dirancang untuk mengendalikan biaya. Biaya standar merupakan
alat yang penting dalam pelaksanaan kebijakan yang telah ditetapkan sebelumnya. Jika biaya
standar ditetentukan dengan realistis, hal ini akan merangsang pelaksana dalam melaksanakan
pekerjaanya secara efektif, karena pelaksana telah mengetahui bagaimana pekerjaan seharusnya
dilaksanakan dan pada tingkat biaya berapa pekerjaan tersebut seharusnya dilaksanakan.
Sistem biaya standar memberikan pedoman kepada manajemen berapa biaya yang
seharusnya untuk melaksanakan kegiatan tertentu. Sistem biaya standar menyajikan analisis
penyimpangan biaya sesungguhnya dari biaya standar memungkinkan manajemen melaksanakan
pengelolaan mereka dengan “prinsip kelainan” (Excception principle). Dengan memusatkan
perhatian mereka terhadap keadaan yang meyimpang dari keadaan yang seharusnya, manajemen
dilengkapi dengan alat yang efektif untuk mengendalikan kegiatan perusahaan.
Mulyadi (2009:388) Biaya standar membantu perencanaan dan pengendalian operasi.
Biaya standar memberikan wawasan mengenai dampak-dampak yang mungkin dari keputusan
atas biaya dan laba. Manfaat Biaya standar digunakan untuk :
1.      Menetapkan anggaran
2.      Mengendalikan biaya dengan cara memotivasi karyawan dan mengukur efisiensi operasi.
3.      Menyederhanakan prosedur perhitungan biaya dan mempercepat laporan keuangan.
4.      Membebankan persediaan bahan baku, barang dalam proses dan barang jadi.
5.      Menetapkan tawaran kontrak dan harga jual.

System biaya standar bermanfaat untuk melakukan perencanaan, pengendalian operasi, dan
memberikan wawasan kepada manajemen dalam membuat keputusan. Biaya standar dapat
digunakan untuk hal-hal berikut ini.
1. Menyederhanakan prosedur penentuan biaya produk
2. Memudahkan pembuatan anggaran
3. Mengendalikan biaya
4. Menentukan harga jual
5. Sistem biaya standar dirancang untuk mengendalikan biaya.
6. Sistem biaya standar memberikan pedoman kepada manajemen berapa biaya yang seharusnya
untuk melaksanakan kegiatan tertentu.
7. Sistem biaya standar menyajikan analisis penyimpangan biaya sesungguhnya dan biaya
standar.

2.3. KELEMAHAN dan KELEBIHAN BIAYA STANDAR


Kelemahan Sistem Biaya Standar
Biaya standar memiliki kelemahan. Seringkali standar cenderung manjadi kaku atau tidak
fleksibel, meskipun dalam waktu pendek. Keadaan produksi selalu mengalami perubahan,
sedangkan perbaikan standar jarang sekali dilakukan. Perubahan standar menimbulkan maslah
persediaan. Contohnya perubahan dalam harga bahan baku memerlukan penyesuaian terhadap
persediaan, tidak saja persediaan bahan baku tetapi juga persediaan produk dalam proses dan
produk jadi yang berisi bahan baku tersebut. Jika standar sering diperbaiki, akan meyebabkan
kurang efektifnya standar tersebut sebagai alat pengukur pelaksana. Tetapi jika tidak diadakan
perbaikan standar, padahal telah terjadi perubahan yang beerarti dalam produksi, maka akan
terjadi pengukuran pelaksanaan yang tidak tepat dan tidak realistis. (Mulyadi:2009:387)
1.      Terlalu menekan pada moral
2.      Laporan biaya standar tidak tepat waktu
3.      Insentif pembentukan persediaan
4.      Varian laba favorable dapat saja salah diinterprestasikan
5.      Penekanan pada standar mungkin mengabaikan objek yang penting

Menurut Mulyadi (2009 : 389), bahwa tingkat keketatan atau kelonggaran standar tidak dapat
dihitung dengan tepat. Meskipun telah ditetapkan dengan jelas jenis standar apa yang dibutuhkan
oleh perusahaan, tetapi tidak ada jaminan bahwa standar telah ditetapkan dalam perusahaan
secara keseluruhan dengan keketatan atau kelonggaran yang relatif sama.
Seringkali standar cenderung untuk menjadi kaku atau tidak fleksibel, meskipun dalam jangka
waktu pendek. Keadaan produksi selalu mengalami perubahan, sedangkan perbaikan standar
jarang sekali dilakukan. Perubahan standar menimbulkan masalah persediaan. Jika standar sering
diperbaiki, hal ini menyebabkan kurang efektifnya standar tersebut sebagai alat pengukur
pelaksana. Tetapi jika tidak diadakan perbaikan standar, padahal telah terjadi perubahan yang
berarti dalam produksi, maka akan terjadi pengukuran pelaksanaan yang tidak tepat dan tidak
realistis. 
Kelebihan Sistem Biaya Standar :

1.      Memungkinkan reduksi biaya produk


2.      Meningkatkan pengendalian biaya dan evaluasi kerja
3.      Informasi yang lebih baik bagi perencanaan

2.4. TUJUAN PENETAPAN SISTEM AKUNTANSI BIAYA STANDAR


1. Pengendalian biaya (cost control)
KONSEP PENGENDALIAN
Pengendalian dibutuhkan dalam setiap pekerjaan untuk mengevaluasi kegiatan yang telah
dilakukan agar sesuai dengan yang direncanakan semula. Pengendalian adalah melihat
kebelakang, memutuskan apakah yang sebenarnya telah terjadi dan membandingkannya dengan
hasil yang direncanakan sebelumnya (Hansen dan Mowen, 2006).
Menurut Rony (1990), pengendalian berkaitan dengan usaha, prosedur, metode, dan langkah
yang harus ditempuh agar apa yang telah direncanakan dapat terlaksana dengan baik untuk
mencapai sasaran yang ditetapkan. Biaya produksi harus dapat dikendalikan agar tidak terjadi
pemborosan. Oleh karena itu diperlukan suatu metode yang dapat mengendalikan biaya produksi
agar berjalan secara efisien.
Menurut Kuswadi (2005), penentuan biaya standar dilakukan untuk mencapai produktivitas yang
maksimum dengan biaya serendah-rendahnya.

2. Penentuan harga pokok produksi (product costing)


Biaya standar bersama-sama analisis varian sangat bermanfaat karena beberapa alasan:
1. Menyediakan informasi kepada manajemen mengenai kendali suatu sistem
2. Sebagai dasar/basis suatu sistem evaluasi kinerja
3. Meyediakan informasi mengenai opportunity cost berkenaan dengan produksi suatu produk
4. Penentuan harga produk

2.5. TIPE-TIPE BIAYA STANDARD :


1.      Berdasarkan faktor tingkat harga, terdiri dari :
a.       STANDARD IDEAL : tingkat harga yang didasarkan pada anggapan tingkat harga bahan
baku, tenaga kerja, BOP yang paling rendah atau menguntungkan.
b.      STANDARD NORMAL : tingkat harga yang didasarkan pada anggapan tingkat harga
normal atau tingkat harga rata-rata yang diharapkan terjadi di dalam siklus bisnis.
c.       STANDARD CURRENT : tingkat harga yang diharapkan akan terjadi di dalam periode
akuntansi pemakai standard.
d.      STANDARD DASAR : tingkat harga yang diharapkan didasarkan pada anggaran tingkat
harga yang diharapkan terjadi pada tahun pertama pemakaian standard.
2.      Berdasarkan faktor tingkat prestasi, terdiri dari :
1.      Standard Teoritis / Standard Ideal : Merupakan standar yang ideal yang dalam
pelaksanaanya sulit untuk dapat dicapai. Asumsi yang mendasari standar teoritis ini adalah
bahwa standar merupakan tingkat yang paling efisien yang dapat dicapai oleh para pelaksanaan.
Kebaikan standar ini dapat digunakan dalam jangka waktu yang relatif lama.
2. Rata-rata biaya waktu yang lalu : Rata-rata biaya yang berlaku memandang biaya-biaya yang
tidak efisien, yang seharusnya tidak boleh dimasukkan sebagai unsur biaya standar. Tetapi jenis
ini berguna pada saat permulaan perusahaan menerapkan sistem  biaya standar.
3. Standar lama : Didasarkan atas taksiran biaya di masa yang akan datang di bawah asumsi
keadaan ekonomi dan kegiatan yang norma, standar ini berguna agi manajemen dalam
perencanaan jangka panjang dan dalam pengambilan keputusan yang bersifat jangka panjang
4. Pelaksanaan terbaik yang dapat dicapai (attainable high Performance) : standar jenis ini
banyak digunakan dan merupakan criteria yang paling baik untuk menilai pelaksanaan. Standar
ini didasarkan pada tingkat pelaksanaan terbaik yang dapat dicapai dengan memperhitungkan
ketidakefisienan kegiatan yang tidak dapat dihindari terjadinya.
3.      Didasarkan pada tingkat pelaksanaan terbaik yang dapat dicapai dengan memperhitungkan
ketidakefisienan kegiatan yang tidak dapat dihindari terjadinya. Berdasarkan faktor tingkat
produksi, terdiri dari :
1.      Standard Kapasitas Teoritis
2.      Standard Kapasitas Praktis
3.      Standard Kapasitas Normal
4.      Standard Kapasitas Sesungguhnya yang diharapkan.

2.6. PENENTUAN HARGA POKOK STANDARD

  STANDAR UNIT
Dua keputusan yang harus dibuat dalam penentuan biaya standart yaitu:
(1)   jumlah input yang seharusnya digunakan per unit output (keputusan kuantitas)
(2)   jumlah yang seharusnya dibayar untuk kuantitasinput yang digunakan (keputusan harga).
Standar harga/unit adalah tanggung jawab gabungan dari operasional, pembelian, personalia, dan
akuntansi. Pertimbangan diskon, biaya pengiriman, dan kualitas; personalia, di lain pihak, harus
mempertimbangkan pembayaran pajak pendapatan, fasilitas tambahan, dan kualifikas merupakan
hal-hal yang terkait dalam pembuatan standart harga dan pembelian.
Standar umumnya diklasifikasikan dalam dua bagian:
1.               Standar ideal (ideal standards) yaitu membutuhkan efisiensi maksimum dan hanya dapat
tercapai jika segala sesuatu beroperasi secara sempurna. Tidak ada mesin yang rusak,
menganggur, atau kurangnya keterampilan (bahkan jika hanya sementara) yang dapat ditoleransi.
2.               Standar yang saat ini dapat tercapai (currently attainable standards), bisa dicapai dengan
beroperasi secara efisien. Kelonggaran diberikan untuk kerusakan normal, gangguan,
keterampilan yang lebih rendah dari sempurna, dan lainnya. Standar-standar ini sangat
menantang tetapi dapat dicapai.
Sistem Biaya Standar Diterapkan untuk:
a.       Perencanaan dan Pengendalian Sistem perhitungan biaya standar memperbaiki perencanaan dan
pengendalian serta memperbaiki pengukuran kinerja.
b.      Perhitungan Biaya Produk. Dalam sistem perhitungan biaya standar, biaya-biaya dibebankan
pada produk dengan menggunakan standar kuantitas dan harga

STANDARD COST dapat digunakan pada :


1.      Job Order Costing
2.      Process Costing
2.6.1.      STANDAR BIAYA BAHAN, terdiri dari :
a.       Standar Harga : harga persatuan input fisik tersebut
b.      Standar Kwantitas / Fisik :  input fisik yang diperlukan
Penentuan kuantitas standar bahan baku dilakukan dengan cara :
a.  Penyilidikan   teknis,  menyangkut   penetapan   spesifikasi,   baik   bentuk,   ukuran,   warna,
karakteristik pengolahan maupun kualitasnya.
b.  Analisa catatan masa lalu dalam bentuk :
1.  Menghitung rata-rata pemakaian bahan baku untuk produk atau pekerjaan yang sama
2.  Menghitung rata-rata pemakaian bahan baku dalam pelaksanaan yagn paling baik dan yang pa
ling buruk
Penentuan harga standar bahan baku dilakukan dengan cara melihat :
a.  Daftar harga pemasok, katalog, brosur yang berkaitan dengan bahan baku
b.  Informasi lain yang berhubungan dengan kemungkinan terjadinya perubahan harga di masa m
endatang
Harga yang dipakai sebagai harga standar dapat berupa :
1.  Harga yang diperkirakan terjadinya di masa mendatang, biasanya untuk jangka satu tahun
2.  Harga yang berlaku saat penyusunan standar

2.6.2. STANDAR BIAYA TENAGA KERJA, terdiri dari :


1.            Standar Tarif
2.            Standar Waktu / Efisiensi
Penentuan jam kerja standar dilakukan dengan cara :
a.  Menghitung rata-rata jam kerja yang diperlukan untuk suatu pekerjaan yang sama di masa
yang lalu
b.  Membuat test run operasi produksi (sample)
c.   Mengadakan penyelidikan gerak dan waktu dari berbagai kerja karyawan
d.  Mengadakan taksiran yang reasonable didasarkan pengalaman dan pengetahuan
Penentuan tarif upah standar dilakukan dengan cara melihat :
a.  Kontrak kerja
b.  Rata-rata hitung dan rata-rata tertimbang dari upah karyawan di masa lalu untuk pekerjaan ya
ng sama
c.   Penghitungan tarif upah dalam operasi normal
2.6.3. STANDAR BIAYA OVERHEAD PABRIK :
Penentuan biaya overhead pabrik standar : dilakukan dengan cara menggunakan tarif overhead
standar dihitung dengan membagi jumlah biaya overhead yang dianggarkan pada kapasitas norm
al dengan kapasitas normal ( untuk jelasnya lihat materi
sebelumnya ). Untuk pengendalian biaya overhead pabrik diperlukan flexible budget, yaitu budg
et biaya untuk beberapa kisaran (range) kapasitas
CONTOH 1:
Berikut ini standar per unit produk yang dihasilkan oleh CV. Anwar untuk periode tertentu yaitu:
Bahan langsung 4 kg @ Rp. 5.000,-  = Rp. 20.000,- / unit output
T.K. langsung 2 jam  @ Rp. 8.000,-  = Rp. 16.000,- / unit output
Informasi tambahan yang diperoleh mengenai hal-hal yang sesungguhnya terjadi yaitu :
- Unit barang yang diproduksi                                                            10.000 unit
- Biaya bahan baku                                                                    Rp. 270.000,-
- Bahan baku yang dibeli dan digunakan                                           50.000 kg
- Harga bahan baku / kg                                                             Rp.     5.000,-
- Biaya tenaga kerja langsung                                                    Rp. 171.600,-
- Jam Kerja sesungguhnya                                                                  22.000 jam
- Biaya tenaga kerja per jam                                                       Rp.     7.800,-
- Bahan baku yang dibeli sesungguhnya                                             55.000 kg
Diminta :
Hitunglah :   1. Selisih biaya bahan baku
2. Selisih biaya tenaga kerja
3. Jurnal
    a. Untuk mencatat pembelian bahan baku
    b. Mencatat penggunaan bahan baku
    c. Mencatat upah gaji
JAWAB :
1.A.Selisih harga = (Rp. 5.400,- -Rp. 5.000,-) x 50.000 kg
 = Rp.20.000.000,- (TM/UF).
   B.Selisih Kwantitas
 = {50.000 kg – (10.000 x 4 kg} x Rp. 5.000,-
2. Selisih Tenaga Kerja :
A. Selisih Tarif = (Rp. 7.8000,- - Rp. 8.000,-) x 22.000 jam
 = Rp.4.400.000,- (M/F).
B. Selisih Efisiensi
 = (22.000 Jam – 20.000 Jam) x Rp. 8.000,-
 = Rp.16.000.000,- (TM).
3. Jurnal :
a. Mencatat pembelian bahan baku
 Bahan Baku                                 Rp.275.000.000,-
 Selisih Harga                                Rp   32.000.000,- (dari yang dibeli)
      Hitung Dagang                                                           Rp.297.000.000,-
b. Mencatat penggunan bahan baku
 B.D.P                                           Rp.200.000.000,-
 Selisih Efisiensi                            Rp.  16.000.000,-
      Bahan Baku                                                                Rp.250.000.000,-
c. Mencatat upah dan gaji
 B.D.P                                           Rp.160.000.000,-
 Selisih efisiensi tenaga kerja        Rp.  16.000.000,-
      Selisih tarif tenaga kerja                                              Rp.    4.400.000,-
      Hitung upah / gaji                                                       Rp.171.600.000,-
Buku Besar
BAHAN BAKU
Kwantitas pembelian ssg X Harga STD/Unit Kwantitas pengguna ssg X Harga STD/ unit
Rp. 275.000.000,-                                                                             Rp. 250.000.000,-
B.D.P
Kwantitas STD yg dipakai X Harga STD/Unit         
                                    Rp. 200.000.000,-                              
                                    Rp. 160.000.000,-
Selisih harga bahan baku 
Kwantitas pembelian ssg X Harga/Unit        
                                    Rp.   22.000.000,-                              
Selisih efisiensi bahan baku
 Selisih kwantitas yang dipakai X Harga STD/
Unit                             Rp.   50.000.000,-                              
Selisih efisiensi tenaga kerja
Selisih jam kerja X tarif STD/Unit                            
                                    Rp.   16.000.000,-
Selisih tarif tenaga kerja
                                                                        Jam kerja ssg X selisih per unit
                                                                                                            Rp.    4.400.000,-

Contoh 2:

CV.  CAHAYA MENTARI yang berproduksi dengan 2 jenis bahan baku dan memiliki 2 dept.
produksi dimana Bahan Baku hanya dipakai pada Dept. I dan BOP pada Dept. II.  Biaya standar
untuk menentukan biaya produksi, berdasarkan data-data sebagai berikut  :
a.  Harga bahan distandarkan Rp. 100,-/kg untuk bahan A dan Rp. 400,-/kg untuk bahan B
ditambah biaya penanganan masing-masing 10 %.  Untuk membuat satu unit produk jadi
diperlukan 2,5 kg bahan A dan 2 kg bahan B.
b.  Jumlah tenaga kerja yang menangani langsung produksi adalah 40 orang di Dept. I dan 100
orang di Dept. II, dimana diperkirakan tiap pekerja bisa bekerja efektif 35 jam / minggu.  Upah
dan gaji total per minggu Dept. I  Rp. 280.000 dan Dept. II  Rp. 875.000,- ditambah 20 %
sebagai cadangan premi lembur dan premi lain-lain.  Dalam Dept. I  bahan diolah selama 2,5 jam
dan dalam Dept. II selama 2 jam.
c.  Kapasitas normal produksi adalah 1.000 unit ( 100 % ) atau 4.000 jam mesin dengan batas
terendah produksi 80 % dan kapasitas penuh 120 %.  BOP yang terdiri dari overhead tetap dan
variabel pada kapasitas normal adalah :
                                                     Variabel              Tetap
            Upah pegawai             Rp.  320.000               –
            Bahan pembantu         Rp.  140.000               –
            Lain-lain                      Rp.    20.000               –
            Penyusutan Mesin                   –          Rp.  190.000
            Listrik                                      –          Rp.    50.000
            Pemeliharaan, dll                     –          Rp.    80.000  +
                                                Rp.  480.000   Rp.  320.000
Dari data-data tersebut diminta untuk menyusun biaya standar per unit produk jadi dan fleksible
budget untuk BOP pada kapasitas 80 %, 100 %, 120 %
JAWABAN  :
 Penyusunan Biaya Standar Bahan Baku per Unit Produk  :
                                                            Bahan  A                     Bahan  B
1.  Harga bahan per unit (kg)              Rp.  100,-                    Rp.  400,-
2.  Biaya penanganan bahan                  10 %                              10 %
3.  Kebutuhan bahan                             2,5  kg                           2  kg
4.  Harga standar bahan per kg           Rp.  110,-                    Rp.  440,-  *)
5.  Biaya standar bahan                       Rp.  275,-  **)                Rp. 1.100,-
6.  Biaya standar bahan baku 
     (Rp. 275,-  +  Rp 1.100,- ) =  Rp. 1.375,-
 Penyusunan Biaya Standar Upah Langsung per Unit Produk  :
                                                                             Dept.  I                       Dept.  II
1.  Tenaga Kerja                                                       40                              100
2.  Jam kerja per minggu / orang                              35                               35
3.  Jumlah jam kerja / minggu  (1 x 2)                1.400                              3.500
4.  Jumlah biaya per minggu                           Rp. 280.000,-              Rp. 875.000,-
5.  Biaya per jam  (4 : 3)                                      Rp. 200,-                     Rp. 250,-
6.  Cadangan premi 20 %                                    Rp.   40,-                     Rp.   50,-
7.  Biaya per jam total (5 + 6)                             Rp. 240,-                     Rp. 300,-
8.  Kebutuhan jam kerja                                           2,5                                2
9.  Biaya standar upah
     (2,5 x Rp. 240) + (2 x 300) = Rp. 1.200,-/unit

 Penyusunan Biaya Standar Overhead Pabrik per Unit Produk  :


80 % 100 % 120 %
Jenis Biaya Total Per jam Total Per jam Total Per jam
(Rp.) (Rp.) (Rp.) (Rp.) (Rp.) (Rp.)
Biaya variabel :
Upah pengawas 256.000 80 320.000 80 384.000 80
Bahan. 112.000 35 140.000 35 168.000 35
pembantu
  16.000   5   20.000   5   24.000   5
Lain-lain
384.000 120 480.000 120 576.000 120
Biaya Tetap :
Peny. mesin 190.000 190.000 190.000
Listrik   50.000   50.000   50.000
Pemeliharaan   80.000   80.000   80.000
320.000 320.000 320.000
Jumlah Biaya 704.000 800.000 896.000

 Biaya Standar Produksi per unit :


            Bahan Baku                            Rp. 1.375,-
            Upah Langsung                       Rp. 1.200,-
            Overhead Pabrik                     Rp.    800,-
                Biaya Produksi Standar      Rp. 3.375,- / unit Biaya standar overhead pabrik dibuat
pada kapasitas normal dimana :                           
Overhead Standar / jam  =  Rp. 120  +  Rp. 80  =  Rp.  200 
Biaya overhead pabrik  =  Rp. 200  x  4  =  Rp. 800,-

2.7. ANALISA VARIANCE / SELISIH


Pada standar cost (harga pokok standard) variance (selisih) dihitung untuk tiap elemen biaya
yaitu :
a.       Selisih bahan
b.      Selisih tenaga kerja
c.       Selisih BOP
Dengan cara membandingkan antara standard dengan sesungguhnya.
SELISIH pada umumnya terdapat 2 jenis :
1.      Selisih menguntung (favorable)
Standard > sesungguhnya
2.      Selisih tidak menguntungkan (unfavorable)
Standard < sesungguhnya
 (PROSEDUR PENCATATAN SELISIH)

REKENING SELISIH
 

                                    DEBIT                                          KREDIT

                                Unfavorable                                       Favorable
                        (tidak menguntungka)                         (menguntungkan)
2.7.1. SELISIH BIAYA BAHAN BAKU
Biaya standard bahan baku yang dibebankan ke rekening BOP.
Persediaan bahan baku dicatat dengan standard dan pencatatan selisih dengan harga pada saat
bahan baku diterima.
Persediaan bahan baku dicatat sebesar harga sesungguhnya (actual cost) dan variance dicatat
pada saat bahan baku dimasukkan ke dalam produksi.
2.7.2. SELISIH UPAH TENAGA KERJA LANGSUNG
Dalam sistem biay standard, biaya tenaga kerja langsung dibebankan ke perkiraan BOP dengan
menggunakan jam standard yang ditentukan dengan tarif standard.
Selisih terjadi oleh perbedaan antara gaji / unit (jam kerja sesungguhnya x tarif sesungguhnya)
dengan biaya standard.
Selisih biaya tenaga kerja diakui pada saat terjadinya.
2.7.3. SELISIH BIAYA OVERHEAD PABRIK
Perhitungan tarif biaya overhead pabrik adalah menggunakan kapasitas normal, sedangkan
pembebanan biaya overhead pabrik kepada produk menggunakan kasitas sesungguhnya yang
dicapai. Dalam perusahaan yang menggunakan system biaya standar, analisis selisih biaya
overhead pabrik dipengaruhi pula oleh kapasitas standar. Oleh karena itu, ada 4 model analisis
selisih biaya overhead pabrik: model satu selisih, model dua selisih, model tiga selisih, dan
model empat selisih.

2.7.3.1. Model Satu Selisih


Dalam model ini, selisih biaya overhead pabrik dihitung dengan cara mengurangi biaya overhead
pabrik dengan tarif standar pada kapasitas standar dengan biaya overhead pabrik sesungguhnya.
St = (HSt x KSt) – (HS x KS)
Dimana :
St         = selisih total
HSt      = harga standar
KSt      = kuantitas standar
HS       = harga sesungguhnya
KS       = kuantitas sesungguhnya
2.7.3.2. Model Dua Selisih
selisih biaya overhead pabrik yang dihitung dengan model satu selisih dapat dipecah menjadi dua
macam selisih: selisih terkendalikan, dan selisih volume. Selisih terkendalikan adalah perbedaan
biaya overhead sesungguhnya dengan biaya overhead yang dianggarkan pada kapasitas standar,
sedangkan selisih volume adalah perbedaan antara biaya overhead yang dianggarkan pada jam
standar dengan biaya overhead pabrik yang dibebankan kepada produk (kapasitas standar dengan
tarif standar)
Selisih Harga (SH) = (HSt – HS) x KS

Selisih Kuantitas (SK) = (KSt – KS) x HSt

Dimana:
SH  = Selisih Harga                       SK  = Selisih Kuantitas/Efesiensi
HSt = Harga Standard                    KSt = Kuantitas Standard
HS  = Harga Sesungguhnya            KS  = Kuantitas Sesungguhnya

2.7.3.3. Model Tiga Selisih


selisih biaya overhead pabrik yang dihitung dengan model satu selisih dapat dipecah menjadi
tiga macam selisih: selisih pengeluaran, selisih kapasitas, dan selisih efisiensi. Selisih
pengeluaran adalah perbedaan biaya overhead pabrik sesungguhnya dengan biaya overhead yang
dianggarkan pada kapasitas sesungguhnya. Selisih kapasitas adalah perbedaan antara biaya
overhead yang dianggarkan pada kapasitas sesungguhnya dengan biaya overhead pabrik yang
pabrik yang dibebankan kepada produk pada kapasitas sesungguhnnya (kapasitas sesungguhnya
dengan tarif standar). Selisih efisiensi adalah tarif biaya overhead pabrik dikalikan dengan selisih
antara kapasitas standar dengan kapasitas sesungguhnya.
Terdiri 3 jenis hubungan antara biaya standar dengan biaya sesungguhnya.
a.       Harga dan kuantitas standar lebih tinggi atau rendah dari harga dan kuantitas
sesungguhnya.
SH     =  (HSt – HS) x KSt
SK     =  (KSt – KS) x HSt
SHK  =  (HSt – HS) x (KSt –
KS)
b.      Harga standar lebih rendah dari harga sesungguhnya, namun kuantitas standar lebih tinggi
kuantitas sesungguhnya.
SH    =  (HSt – HS) x KS
SK    =  (KSt – KS) x HSt

c.       Harga standar lebih tinggi dari harga sesungguhnya, namun kuantitas standar lebih rendah
kuantitas sesungguhnya.
SH    =  (HSt – HS) x KSt
SK    =  (KSt – KS) x HS

2.7.3.4. Model Empat Selisih


Model empat selisih ini merupakan perluasan model tiga selisih. Dalam model ini, selisih
efisiensi dalam model tiga selisih dipecah lebih lanjut menjadi dua selisih berikut ini : selisih
efisiensi variable dan selisih efisiensi tetap.
Contoh:
Untuk memproduksi 1 satuan produk diperlukan biaya produksi menurut standar disajikan
sebagai berikut:
Biaya bahan baku 5 kg @Rp1.000                 Rp    5.000
Biaya tenaga kerja 20 jam @Rp500                      10.000
Biaya overhead pabrik                                                    
            Variable 20 jam @Rp400                                        8.000
  Tetap *) 20 jam @Rp300                                         6.000
                        Total                                                    Rp  29.000
Transaksi yang terjadi dalam bulan januari 19X1 adalah sebagai berikut:
1.      Jumlah bahan baku yang dibeli adalah 1500 kg @Rp1.100
2.      Jumlah produk yang diproduksi dan selesai diproses dalam bulan januari 19X1 adalah 250
satuan dengan biaya produksi sesungguhnya sebagai berikut:
a.       Biaya bahan baku 1.050 kg @Rp1.100      = Rp 1.155.000
b.      Biaya tenaga kerja 5.100 jam @Rp475       =       2.422.500
c.       Biaya overhead pabrik                                =       3.650.000
Atas dasar data di atas, berikut ini disajikan analisis selisih biaya produksi langsung dan biaya
overhead pabrik:
Biaya Bahan Baku
1.      Model Satu Selisih
(HSt x KSt) – (HS x KS)
(Rp1000  x 1.250) – (Rp1.100 x 1.050) =      Rp 95.000 L
2.      Model Dua Selisih
Selisih harga bahan baku
(HSt - HS) x KS
(Rp1.000 – Rp1.100) x 1.050 kg =                 Rp105.000 R
Selisih kuantitas bahan baku
(KSt - KS) x HSt
(1.250 – 1.050) x Rp1.000 =                           Rp200.000 L
Total selisih biaya bahan baku                        Rp  95.000 L
3.      Model Tiga Selisih
Selisih harga bahan baku
(HSt – HS) x KS
(Rp1.000 – Rp1.100) x 1.050 =                      Rp105.000 R
Selisih kuantitas bahan baku
(KSt - KS) x HSt       
(1.250 – 1..050) x Rp1.000 =                          Rp200.000 L
Selisih harga/kuantitas bahan baku
Tidak terdapat selisih harga/kuantitas=                        0
Total selisih biaya bahan baku                        Rp  95.000 L

Biaya Tenaga Kerja


1.      Model Satu Selisih
Selisih biaya tenaga kerja
(TUSt x JKSt) – (TUS x JKS)
(Rp500  x 5.000) – (Rp475 x 5.100) =           Rp 77.500 L
2.      Model Dua Selisih
Selisih tarif upah
(TUSt - TUS) x JKS
(Rp500 – Rp475) x 5.100 jam =                     Rp127.500 L
Selisih efisiensi upah
(JKSt - JKS) x TUSt
(5.000 – 5.100) x Rp500 =                              Rp  50.000 R
Total selisih biaya tenaga kerja langsung        Rp  77.500 L
3.      Model Tiga Selisih
Selisih tarif upah
(TUSt – TUS) x JKSt
(Rp500 – Rp475) x 5.000jam =                      Rp125.000 L
Selisih efisiensi upah
(JKSt - JKS) x TUS   
(5.000 – 5.100) x Rp475 =                              Rp  47.500 R
Selisih harga/kuantitas bahan baku
Tidak terdapat selisih harga/kuantitas=                        0
Total selisih harga/efisiensi upah                     Rp  77.500 L

Selisih Biaya Overhead Pabrik


1.      Model Satu Selisih
Selisih total biaya overhead pabrik                
Biaya overhead pabrik sesungguhnya             Rp3.650.000
Biaya overhead pabrik yang dibebankan:
250 x 20 jam x Rp700 =                                 Rp3.500.000
Selisih total biaya overhead pabrik                 Rp   150.000 R

2.      Model Dua Selisih


Selisih tersebut dipecah menjadi dua macam selisih sebagai berikut:
Selisih terkendalikan
Biaya overhead pabrik sesungguhnya                         Rp3.650.000
Biaya overhead pabrik tetap pada kapasitas normal
            5.200 x Rp300 =                                                 1.560.000
Biaya overhead pabrik variable sesungguhnya           Rp2.090.000
Biaya overhead pabrik variable pada jam standar
            5.000 jam x Rp400 =                                           2.000.000
Selisih terkendalikan                                                   Rp     90.000 R

Selisih volume
Jam tenaga kerja pada kapasitas normal                     5.200 jam
Jam tenaga kerja standar                                             5.000 jam
Selisih volume                                                                200 jam
Tarif biaya overhead pabrik tetap                             Rp300 per jam x
Selisih volume                                                           Rp60.000 R 

3.      Model Tiga Selisih


Selisih biaya overhead pabrik sebesar Rp150.000 tersebut dapat dipecah menjadi tiga macam
selisih berikut ini:
Selisih pengeluaran
Biaya overhead pabrik sesungguhnya                         Rp3.650.000
Biaya overhead pabrik tetap pada kapasitas normal  
            5.200 jam x Rp300 =                                           1.560.000
Biaya overhead pabrik sesungguhnya                         Rp2.090.000
Biaya overhead pabrik variable yang dianggarkan
            Pada jam yang sesungguhnya dicapai
            5.100 jam x Rp400                                               2.040.000
Selisih pengeluaran                                                     Rp     50.000 R

Selisih kapasitas                                 
Kapasitas normal                                 5.200 jam
Kapasitas sesungguhnya                     5.100 jam
Kapasitas yang tidak terpakai                100 jam                   
Tarif biaya overhead pabrik tetap     Rp300 per jam x
Selisih kapasitas                                Rp30.000 R

Selisih efisiensi
Jam standar                                         5.000 jam
Jam sesungguhnya                              5.100 jam
Selisih efisiensi                                       100 jam
Tarif biaya overhead pabrik              Rp700 per jam x
Selisih efisiensi                                  Rp70.000 R

4.      Model Empat Selisih


Seperti telah disebutkan diatas, model empat selisih ini merupakan perluasan model tiga selisih.
Selisih dalam model tiga selisih tersebut dipecah menjadi: selisih efisiensi variable dan selisih
efisiensi tetap dalam model empat selisih ini. Selisih biaya overhead pabrik dalam contoh sebesar
Rp150.000 R tersebut dipecah menjadi empat macam selisih sebagai berikut:
Selisih pengeluaran                                                                 Rp 50.000 R
Selisih kapasitas                                                                            30.000 R
Selisih efisiensi yang dipecah lebih lanjut menjadi:
            Selisih efisiensi variable 100 jam x Rp400                        40.000 R
            Selisih efisiensi tetap 100 jam x Rp300                            30.000 R
Total selisih biaya overhead pabrik                                         Rp150.000 R
2.7.3.5 ANALISIS VARIANSI : DESKRIPSI UMUM
Anggaran fleksibel dapat digunakan untuk mengidentifikasi biaya yang seharusnya muncul pada
tingkat aktivitas aktual tertentu. biaya input yang direncanakan atau dianggarkan adalah SP x SQ
dengan SP adalah  standar harga perunit suatu input dan SQ adalah kuantitas standar input yang
diizinkan untuk output aktual . biaya input aktual adalah AP x AQ dengan AP adalah harga
actual per unit input dan AQ adalah Kuantitas aktual bahan baku yang digunakan
a)          Variansi Harga dan Efisiensi
Variansi total anggaran adalah perbedaan antara biaya aktual input dan biaya yang direncanakan.
Rumus : Variansi total = (AP x AQ) – (SP x SQ)
Dengan SP : standar harga per unit suatu input
             SQ : kuantitas standar input yang diizinkan untuk output aktual,
             AP : harga actual per unit input
 AQ : kuantitas input aktual yang digunakan
Dalam suatu system perhitungan biaya standar, variansi total dipecah menjadi dua variansi
Yaitu:
(1)   Variansi harga (tarif) yaitu perbedaan antara harga aktual dan harga standar per unit dikalikan
dengan jumlah input yang digunakan : (AP – SP) AQ.
(2)   Variansi penggunaan (efisiensi) adalah perbedaan antara kuantitas input aktual dan input standar
dikalikan dengan standar harga per unit input : (AQ – SQ) SP.
Total variansi adalah jumlah variansi harga dan penggunaan.
                        = (AP – SP) AQ + (AQ – SQ) SP
                     = {(AP x AQ ) – (SP x AQ) + (SP x AQ) – (SP x AQ) – (SP x SQ)}
                        = (AP x AQ ) – (SP x AQ) + (SP x AQ) – (SP  x SQ)
                        = (AP x AQ) – (SP x SQ)
Variansi yang tidak menguntungkan (unvaforable (U) variance) terjadi ketika harga aktual atau
penggunaan input lebih banyak dari pada standar harga atau penggunaan. Ketika hal berlawanan
yang muncul, variansi yang ditoleransi (Favorable (F) variance) diperoleh. Variansi yang
ditoleransi dan tidak ditoleransi tidak sama dengan variansi yang baik dan buruk.

2.7.3.6 ANALISIS VARIANSI : BAHAN BAKU DAN TENAGA KERJA


Variansi total mengukur perbedaan antara biaya actual bahan baku dan tenaga kerja serta biaya
yang dianggarkan untuk tingkat aktivitas aktual.
1.      Variansi Bahan Baku Langsung
Harga bahan baku (material price variance-MPV) mengukur perbedaan antara berapa yang harus
dibayar untuk bahan baku dan berapa yang secara aktual dibayar.
Rumus untuk perhitungan varian bahan baku langsung adalah :
MPV = (AP x AQ) – (SP x AQ)
Atau secara faktor, kita memiliki :
MPV = (AP – SP) AQ
dimana : AP = Harga aktual per unit
               SP = Harga standar per unit
              AQ = Kuantitas aktual bahan baku yang digunakan
Langkah pertama dalam analisis variansi adalah memutuskan apakah variansi signifikan atau
tidak. Jika dinilai tidak signifikan, tidak ada langkah lebih jauh diperlukan. Variansi harga bahan
baku dapat dihitung salah satu pada satu dari dua poin :
(1)     ketika bahan baku dikeluarkan untuk digunakan dalam produksi, atau
(2)     ketika mereka dibeli. Jika variansi harga bahan baku dihitung saat pembelian, AQ perlu
diredefinisikan sebagai kuantitas aktual input yang dibeli, dari pada bahan baku yang digunakan
secara aktual. Oleh karena bahan baku yang dibeli dapat berbeda dari bahan baku yang
digunakan, keseluruhan variansi anggaran bahan baku tidak mesti jumlah variansi harga bahan
baku dan variansi bahan baku yang digunakan.
a)      Perhitungan Variansi Penggunaan Bahan Baku
Variansi penggunaan bahan baku (materials usage variance-MUV) mengukur perbedaan antara
bahan baku langsung secara actual digunakan dan bahan baku langsung yang seharusnya
digunakan untuk output aktual.
Rumus untuk menghitung variansi ini adalah :
MUV = (SP x AQ) – (SP x SQ) atau MUV = (AQ – SQ) SP
Dimana : AQ = Kuantitas aktual bahan baku yang digunakan
    SQ = Kuantitas standar bahan baku yang diperbolehkan untuk output actual
                  SP = Harga standar per unit
b)      Tanggung Jawab Atas Variansi Penggunaa Bahan Baku
secara umum, manajer produksi bertanggung jawab pada penggunaan bahan  baku.
Meminimalkan sisa, pembuangan dan pengerjaan kembali adalah cara-cara manajer untuk
memastikan standar akan terpenuhi.
c)      Analisis Variansi Penggunaan Bahan Baku
dalam hal ini variansi yang menguntungkan dapat dibebankan pada pembelian. Karena variansi
penggunaan bahan baku menguntungkan – tetapi tidak lebih kecil dari pada variansi harga yang
tidak menguntungkan – hasil keseluruhan perubahan dalam bagian pembelian tidak
menguntungkan dimasa depan.
2.      Variansi Tenaga Kerja Langsung
Variansi tarif (harga) dan efisiensi (penggunaan) untuk tenaga kerja dapat dihitung baik dengan
menggunakan pendekatan kolom atau pendekatan rumus. Variansi Tarif Tenaga Kerja (labor rate
variance-LRV) menghitung perbedaan antara apa yang sudah dibayar untuk tenaga kerja
langsung dan apa yang seharusnya dibayar:
LRV = (AR x AH) – (SR x AH) atau LVR = (AR – SR) AH
Dimana : AR = Tarif upah aktual per jam
               SR = Tarif upah standar per jam
               AH = Jam tenaga kerja langsung aktual yang digunakan
 Varians Efisiensi Tenga Kerja : Pendekatan Rumus
Variansi Efisiensi Tenaga Kerja (labor efficiency variance-LEV) mengukur perbedaan antara
jam tenaga kerja yang secara aktual digunakan dan jam tenaga kerja yang seharusnya
digunakan :
LEV = (AH x SR) – (SH x SR) Atau LEV = (AH – SH) SR
Dimana :  AH = Jam aktual tenaga kerja langsung yang digunakan
                 SH = Jam standar tenaga kerja langsung yang seharusnya digunakan
                 SR = Tarif upah standar per jam  
2.7.3.7 ANALISIS VARIANSI : BIAYA OVERHEAD
Variansi overhead total, yaitu perbedaan antara overhead yang dibebankan dan yang actual, juga
dibagi menjadi berbagai variansi komponen. Berapa banyak variansi komponen yang dihitung,
tergantung pada metode analisis variansi yang digunakan. Variansi total overhead variabel dibagi
menjadi dua komponen yaitu : variansi pengeluaran overhead variable dan variansi efisiensi
overhead variable.
a)      Variansi Overhead Variabel
Variansi total overhead variabel adalah perbedaan antara overhead variabel yang aktual dengan
yang dibebankan. Mengukur pengaruh agregat dari perbedaan antara tarif aktual overhead
variabel (actual variable overhead rate-AVOR) dan tarif standar overhead variabel (standard
variable rate-SVOR). Tarif aktual overhead variabel adalah overhead variabel aktual dibagi
dengan jam actual.
Rumus menghitung variansi pengeluaran overhead variabel adalah :
Variansi pengeluaran overhead variabel =  (AVOR x AH) – (SVOR x AH)
                                                                   =  (AVOR – SVOR) AH
Variansi pengeluaran overhead variabel serupa akan tetapi tidak sama dengan variansi harga
bahan dan tenaga kerja; terdapat beberapa perbedaan konseptual. Variansi pengeluaran overhead
variabel dapat muncul karena harga-harga pada tiap bagian overhead variabel telah meningkat
atau menurun. Overhead variabel diasumsikan bervariasi sejalan dengan perubahan volume
produksi. Jadi, overhead variabel berubah sesuai proporsi perubahan jam tenaga kerja langsung
yang digunakan.
Variansi efisiensi dihitung dengan menggunakan rumus berikut :
Variansi efisiensi overhead variabel = (AH – SH) SVO
b)      Variansi Overhead Tetap
Variansi total overhead tetap adalah perbedaan antara overhead tetap aktual dan overhead tetap
yang dibebankan, dimana overhead tetap yang dibebankan diperoleh dengan mengkalikan tarif
standar overhead tetap dengan jam standar yang diizinkan untuk output aktual. Jadi overhead
tetap yang dibebankan adalah :
Overhead tetap yang dibebankan = Tarif standar overhead tetap x Jam standar
Variansi pengeluaran overhead tetap didefinisikan sebagai perbedaan antara overhead tetap
aktual dan overhead tetap yang dianggarkan..
Overhead tetap dibuat dari beberapa bagian terpisah seperti gaji, penyusutan, pajak dan asuransi.
Oleh karena banyak biaya overhead tetap terutama dipengaruhi oleh keputusan jangka panjang
dan bukan oleh perusahaan dalam tingkat produksi, variansi anggaran biasanya kecil. Oleh
karena overhead tetap dibuat dari banyak bagian terpisah, perbandingan lini per lini dari biaya
yang dianggarkan dengan biaya aktual, memberikan informasi lebih banyak tentang penyebab
variansi pengeluaran. Variansi volume overhead tetap adalah perbedaan antara overhead tetap
yang dianggarkan dan overhead tetap yang dibebankan. Variansi volume mengukur pengaruh
perbedaan output aktual dari output yang digunakan di awal tahun, untuk menghitung tarif
perkiraan standar overhead tetap.
Dengan mengansumsikan variansi volume mengukur penggunaan kapasitas tersirat bahwa
tanggung jawab umum atas variansi ini seharusnya dibebankan pada departemen produksi.
Tetapi kadangkala penyelidikan terhadap alasan variansi volume yang signifikan dapat
mengungkapkan penyebabnya adalah faktor di luar kendali produksi.
1.      Total Variansi Overhead Tetap
Dimana merupakan perbedaan antara overhead tetap actual dan overhead tetap yang dibebankan
Overhead tetap yang dibebankan = tarif standar overhead tetap X jam standar
2.      Variansi Volume Overhead Tetap
Variansi volume overhead tetap adalah perbedaan antara overhead tetap yang dianggarkan dan
overhead tetap yang dibebankan. Variansi volume mengukur pengaruh perbedaan output
sesungguhnya dari output yang digunakan di awal tahun, untuk menghitung tarif perkiraan
standar overhead tetap.
Variansi volume = Overhead tetap yang dianggarkan – overhead tetap yang dibebankan
Oleh karena itu, variansi volume dapat diartikan sebagai pengukur penggunaan kapasitas.
3.      Tanggung Jawab pada Variansi Volume Overhead Tetap
Dengan mengasumsikan variansi volume mengukur penggunaan kapasitas tersirat bahwa
tanggung jawab umum atas variasi ini seharusnya dibebankan pada departemen produksi. Tetapi,
kadangkala penyelidikan terhadap alasan variansi volume yang signifikan dapat mengungkapkan
penyebabnya adalah faktor di luar kendali produksi

2.8. JURNAL BIAYA STANDAR


Aliran Biaya Standar:
1.  Pencatatan BBB
BDP – BBB                                        xxx
           Persediaan BB                                                             xxx

2.Pencatatan BTKL
BDP – BTKL                                      xxx
           Gaji dan Upah                                                  xxx

3. Pencatatan BOP – Metode 1


BOP Sesungguhnya                            xxx
          Berbagai rekening dikredit                               xxx
BDP – BOP                                        xxx
           BOP Sesungguhnya                                         xxx

Pencatatan BOP – Metode 2


BOP Sesungguhnya                            xxx
            Berbagai rekening dikredit                            xxx
BDP – BOP                                        xxx
            BOP yang dibebankan                                    xxx
BOP yang dibebankan                        xxx
            BOP Sesungguhnya                                        xxx

4.Pencatatan HP produk jadi


Persediaan produk jadi                       xxx
            BDP – BBB                                                    xxx
            BDP – BTK                                                    xxx
            BDP – BOP                                                    xxx

5.Pencatatan HP produk dalam proses


Persediaan produk dalam proses         xxx
            BDP – BBB                                                    xxx
            BDP – BTK                                                    xxx
            BDP – BOP                                                    xxx

6.Pencatatan HP produk yang dijual


Harga pokok penjualan                       xxx
            Persediaan produk jadi                                   xxx

7.Pencatatan selisih biaya


Selisih BB
Selisih harga BB                                 xxx
selisih kuantitas BB                            xxx
            BDP – BBB                                                    xxx

Selisih BTKL
Selisih Efisiensi upah                          xxx
Selisih Tarif upah                                xxx
            BDP – BTK                                                    xxx

Selisih BOP
BDP – BOP                                       xxx
BOP yang dibebankan                                                xxx

BOP Sesungguhnya                            xxx
Berbagai rekening yang dikredit                                 xxx

BOP yang dibebankan                        xxx


BOP Sesungguhnya                                                    xxx

Selisih Terkendalikan                          xxx
Selisih Volume                                    xxx
BOP Sesungguhnya                                                    xxx

Secara garis besar sistem akuntansi biaya standar dapat dibagi dua metode yaitu:
2.8.1. Metode Tunggal (SINGLE PLAN)
Berdasarkan data dalam contoh, berikut ini disajikan jurnal-jurnal yang dibuat untuk mencatat
biaya bahan baku, mencatat biaya tenaga kerja langsung dan mencatat biaya overhead pabrik
.1. Mencatat Biaya bahan baku
     a. Mencatat pembelian bahan baku
                           Persediaan bahan baku         Rp. 1.650.000
                    Hutang dagang               Rp. 1.650.000
     b.                  Mencatat pemakaian bahan baku
                          BDP     bahan baku               Rp. 1.250.000
                          Selisih Harga bahan baku      Rp.    105.000
                   Persediaan bahan baku                 Rp       . 1.155.000
                    Selisih Kuantitas                                Rp     200.000
2. Pencatatan Biaya Tenaga Kerja
BDP Biaya Tenaga Kerja     Rp. 2.500.000
Selisih efisiensi                                 Rp.       50.000
                  Gaji dan upah                              Rp. 2.422.500
                   Selisih tarif                                 Rp.     127.500
3. Pencatatan Biaya Overhead Pabrik
     a. Metode dua selisih
Jika metode dua selisih digunakan untuk analisis selisih biaya overhead pabrik maka prosedur
pencatatan sbb:
  1. Mencatat pembebanan BOP
           BDP BOP                              Rp. 3.500.000*
                     BOP yang dibebankan                                     Rp.3.500.000
           *250 unit x 20 jam x Rp.700=Rp.3.500.000
2. Mencatat   BOP sesungguhnya   
                                   BOP Sesungguhnya               Rp3.650.000
                         Berbagai rek. Di kredit                       Rp 3.650.000
3. Mencatat penutupan rekening BOP yang dibebankan kerekening BOP sesungguhnya:         
            BOP yang dibebankan     Rp. 3.500.000
                          BOP sesungguhnya       Rp.3.500.00
4. Mencatat selisih BOP yaitu:
             Selisih terkendali                Rp. 90.000
             Selisih volume                    Rp. 60.000
                          BOP sesungguhnya                                    Rp. 150.000
b. Metode tiga selisih
     1. Pencatatan pembebanan BOP kepada     produk:
          BDP BOP ( 5.000JamxRp.700)   Rp. 3.500.000
          Selisih efisiensi                            .RP       70.000
                    BOP yang dibebankan       Rp 3.570.000*
          *5.100 jam x Rp.700 = Rp.3.570.000
       2. Mencatat BOP sesungguhnya :
            BOP sesungguhnya    Rp. 3.650.000
         Berbagai rek. dkredit Rp.3.650.000
      3.  Mencatat penutupan rekening BOP yang dibebankan kerekening BOP sesungguhnya:
            BOP yang dibebankan   Rp. 3.570.000
            BOP sesungguhnya Rp.3.570.000
       4. Mencatat selisih BOP:
            Selisih pengeluaran                                   Rp.50.000
            Selisih kapasitas                                        Rp.30.000
            BOP sesungguhnya                                      Rp.80.000
c. Metode Empat Selisih:
    Perbedaan metode empat selisih denhan metode tiga selisih terletak pada selisih efisiensi,
maka pencatatan BOP dalam metode 4 selisih dilakukan bengan membentuk rekening selisih
efisiensi variabel dan selisih efisiensi tetap.
       BDP     BOP                          Rp. 3.500.000
      Selisih efisiensi variabel   Rp.      40.000
      Selisih efisiensi tetap        Rp.       30.000
        BOP yang dibebankan         Rp.3.570.000
4. Pencatatan Harga Pokok Produk Jadi
Pencatatan harga pokok produk jadi yang ditransfer kegudang dilakukan dengan mengkredit
rekening BDP dan mendebet rekening persediaan produk jadi. Jadi sebesar = produk jadi yang
di transfer x harga pokok standar per satuan.
Persedian produkjadi            Rp. 7.250.000 *
           BDP BBB                                                         Rp. 1.250.000
           BDP TKL                                                         Rp. 2.500.000
           BDP BOP                                                         Rp. 3.500.000
*250 unit x Rp. 29.000 = Rp. 7.250.000

2.8.2. Metode Ganda (Partial Plan)


Karakteristik metode ganda adalah:
1. Rekening Barang Dalam Proses dengan biaya   sesunggunya dan dikredit dengan biaya
standar. Metode ini persediaan bahan baku dicatat pada biaya sesungguhnya dan persediaan
produk jadi dicatat pada harga harga pokok standar. Harga pokok penjualan dicatat pada harga
pokok standar.
2. Selisih biaya sesungguhnya dari biaya standar dihitung pada akhir periode akuntansi, setelah
harga pokok persediaan produk dalam proses ditentukan dan harga pokok produk jadinyang
ditransfer ke gudang dicatat dalam rekening Barang dalam proses.
3. Selisih biaya sesungguhnya dari biaya standar merupakan jumlah total perbedaan antara biaya
standar dengan biaya sesungguhnya. Analisis terhadap selisih tersebut merupakan bantuan
informasi yang tidak tersedia dalam rekening-rekening buku besar.
Aliran Biaya Standar Dalam Metode Ganda:
Berdasarkan data dalam contoh, berikut ini disajikan jurnal-jurnal yang dibuat untuk mencatat
biaya produksi sesungguhnya, biata produksi standar dan selisih.
1. Pencatatan biaya bahan baku
     BDP biaya bahan baku              Rp. 1.155.000
               Persediaan bahan baku                       Rp.1.155.000
(Pemakaian bahan baku sesungguhnya 1.050kg @   Rp1.000 = Rp1.155.000)
2. Pencatatan biaya tenaga kerja langsung
     BDP biaya tenaga kerja langsung       Rp. 2.422.500
                                    Gaji dan upah                                  Rp.2.422.500
       (Pembebanan biaya tenaga kerja sesungguhnya   5.100jam @ Rp 475 = Rp. 2.422.500) 
3. Pencatatan Biaya overhead pabrik
       Dalam metode ganda, BOP dicatat dengan   menggunakan salah satu metode berikut ini:
Metode 1. Rekening barang dalam proses didebit dengan biaya overhead pabrik yang
sesungguhnya terjadi dalam periode akuntansi tertentu dan dikredit dengan biaya standarnya.
Dengan demikian, selisih biaya overhead pabrik dihitung dari saldo rekening barang dalam
proses-biaya overhead pabrik. Jurnal pencatatan biaya overhead pabrik yang sesungguhnya
terjadi berdasarkan data dalam contoh 8 adalah sebagai berikut:
a. Pencatatan BOP sesungguhnya terjadi
       BOP sesungguhnya   Rp3.650.000  
                 Berbagai Rek. Yang dikredit   Rp3.650.000
b. Pembebanab BOP sesungguhya ke rekening BDP
       BDP BOP                                         Rp.3.650.000 
            BOP sesungguhnya                             Rp.3.650.000
Metode 2. Rekening barang dalam proses didebit dengan biaya overhead pabrik atas dasar tariff
standar. Dalam metode ini selisih biaya overhead pabrik dihitung dari saldo rekening barang
dalam proses-biaya overhead pabrik sesungguhnya. Jurnal pencatatan biaya overhead pabrik
yang sesungguhnya terjadi berdasarkan data dalam contoh 8 adalah sebagai berikut:
a. Pencatatan BOP sesungguhnya
     BOP sesungguhnya              Rp.3.650.000
                  Berbagai rek. Dikredit       Rp.3.650.000
b. Pembebanan BOP kepada produk atas dasar tarif tandar (5.100 jam x Rp700  = Rp.3.570.000)
  BDP BOP                             Rp. 3.570.000
               BOP yang dibebankan         Rp.3.570.000
c. Penutupan rekening BOP yang dibebankan
      BOP yang dibebankan Rp.3.570.000
               BOP yang sesungguhnya     Rp.3.570.000
3.      Pencatatan harga pokok produk jadi
     Persediaan produk jadi       Rp.7.250.000
               BDP  BBB                                       Rp.1.250.000
            BDP  BTK                                      Rp.2.500.000
          BDP  BOP                                        Rp.3.500.000
-     Biaya bahan baku =Rp5.000x250 un=Rp.1.250.000
Biaya tenagakerja=Rp10.000 x 250u = Rp.2.500.000
-  BOP (Rp8.000 + Rp6.000) x 250 u = Rp.3.500.000
5. Pencatatan selisih antara biaya sesungguhnya    dengan biaya standar.
a. Selisih bahan baku
    Selisih harga bahan baku                 Rp. 105.000
    BDP biaya bahan baku                   RP.   95.000
               Selisih kuantitas bahan baku               Rp.200.000
b. Selisih biaya tenaga kerja langsung
     Selisih efisiensi upah                                  Rp. 50.000
     BDP biaya tenaga kerja                             Rp. 77.500
                 Selisih tarip upah                            Rp.127.500
c. Selisih biaya overhead pabrik
      1. Jika pencatatan BOP menggunakan metode I
             Selisih pengeluaran                             Rp. 50.000
             Selisih kapasitas                                 Rp. 30.000
             Selisih efisiensi                                   Rp. 70.000
                          BDP  BOP                                        Rp.150.000
       2. Jika pencatatan BOP menggunakan metode 2
                Dengan model tiga selisih dicatat sebagai berikut:
            -  Selisih efisiensi                                 Rp. 70.000
                       BDP BOP                                           Rp. 70.000
            -   Selisih pengeluaran             Rp. 50.000
                 Selisih kapasitas                 Rp. 30.000
                       BOP sesungguhnya                  Rp. 80.000

Perlakuan Selisih dan Penyajian Selisih di Dalam Laporan Keuangan Perusahaan


CONTOH  SOAL

PT. CAHAYA MENTARI pada tahun 2010 memproduksi produk jadi sebanyak 120.000 unit.


Bahan baku yang dibeli dari pemasok sebanyak 750.000 kg, sedangkan yang digunakan dalam
proses produksi sebanyak 700.000 kg.
Dalam menghasilkan produk, ditetapkan standar kuantitas bahan baku sebanyak 6 kg / unit
dengan standar harga Rp. 2.150,- / kg, lalu ditentukan pula standar efisiensi tenaga kerja
langsung 3 jam / unit dengan standar tarif upah Rp. 2.400,- / jam . Namun kenyataan yang
terjadi, harga bahan baku sesungguhnya hanya Rp. 2.100,- / kg dengan jumlah jam tenaga kerja
sesungguhnya selama 365.000 jam dengan tarif Rp. 2.500, / jam.

Diminta  Carilah  :
1.  Selisih harga bahan baku.
2.  Selisih kuantitas bahan baku.
3.  Selisih efisiensi tenaga kerja langsung.
4.  Selisih Tarif tenaga kerja langsung
5.  Jurnal untuk mencatat gaji dan upah yang harus dibayar serta pengalokasian selisih gaji dan
upah dengan mengabaikan pajak atas gaji dan upah.

PENYELESAIAN  :

1.  Selisih Harga Bahan Baku :


     Selisih Harga    =   ( Harga Ssg – Harga Std )  x  Kuantitas Ssg
                            =   ( Rp. 2.100  –  Rp. 2.150 )  x  750.000
                            =   Rp. 37.500.000,-   ( Laba )

2.  Selisih Kuantitas Bahan Baku :


     Selisih Kuantitas    =   [ Kuantitas Ssg – Kuantitas Std yang ditetapkan]   x  Harga Std
                                    =   [ 700.000  –  ( 6  x 120.000 ) ]  x  Rp. 2.150
                                    =   Rp. 43.000.000   ( Laba )  

3.  Selisih Efisiensi Jam Tenaga Kerja Langsung :


     Selisih Jam Kerja    =  [ Jam kerja Ssg – Jam kerja Std yang ditetapkan ] x Tarif upah Std
                                    =  [ 365.000  –  ( 3  x 120.000 ) ]  x  Rp. 2.400
                                    =  Rp. 12.000.000,-  ( Rugi )  

4.  Selisih Tarif  Upah Tenaga Kerja Langsung :


     Selisih Tarif Upah =  [ Tarif upah Ssg – Tarif upah Std ]  x  Jam kerja Ssg
                                    =  [ Rp. 2.500 – Rp. 2.400 ]  x  365.000
                                    =  Rp. 36.500.000,-  ( Rugi )

5.  Jurnal untuk mencatat gaji dan upah yang harus dibayar :


Gaji dan upah  ( 2.500 x 365.000)                  Rp.  912.500.000,-      
          Berbagai perkiraan hutang                                                  Rp. 912.500.000,-
Ø  Jurnal untuk mengalokasikan gaji dan upah serta selisih-selisihnya :

Barang dalam proses ( 360.000 x 2.400 )       Rp. 864.000.000,-       


Selisih efisiensi TK langsung                          Rp.   12.000.000,-       
Selisih tarif  TL langsung                                Rp.   36.500.000,-       
                        Gaji dan upah                                                        Rp. 912.500.000,-
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Biaya standar adalah biaya yang ditentukan dimuka, yang merupakan biaya yang
seharusnya untuk membuat satu satuan produk atau untuk mmbiayai kegiatan tertentu, dibawah
kondisi asumsi ekonomi, efisiensi dan faktor lain tertentu. Sistem biaya standar dirancang untuk
pengendalian biaya. Sistem ini hanya cocok digunakan dalam pusat pertanggung jawaban yang
sebagian besar biayanya berupa engineered expanse.

Secara umum biaya didefinisikan sebagai sumber daya ekonomis yang dikorbankan
untuk mencapai tujuan atau sasaran tertentu, tetapi di dalam suatu pengambilan keputusan yang
berbeda.
Dalam prosedur penentuan biaya standar menurut Mulyadi (1991,419) biaya standar tersebut
dibagi menjadi tiga bagian yaitu biaya bahan baku standar, biaya tenaga kerja standar, dan biaya
overhead pabrik standar.

a.       Biaya Bahan Baku Standar ( standard raw material cost)


b.      Biaya Tenaga Kerja standar (Standar direct labor cost)
c.       Biaya Overhead Pabrik Standar (standar overhead rate)

                 Sistem akuntansi biaya standar dibagi menjadi dua: metode gada dan metode tunggal.
Dalam metode ganda, rekening Barang Dalam Proses dicatat dua macam yaitu biaya
sesungguhnya dan biaya standar. Dalam metode ganda, selisih biaya sesungguhnya dan biaya
standar baru dapat ditentukan pada akhir akuntansi, karena dalam metode ini selisih dihitung
berdasarkan keluaran. Dalam metode tunggal, rekening Barang Dalam Proses dicatat pada satu
macam biaya, yaitu biaya standar. Dalam metode ini selisih biaya sesungguhnya dari biaya
standar ditentukan sepanjang periode akuntansi pada saat selisih tersebut terjadi.   

3.2. Saran
Meskipun penulis menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan makalah ini tetapi
kenyataannya masih banyak kekurangan yang perlu penulis perbaiki. Hal ini dikarenakan masih
minimnya pengetahuan yang penulis miliki. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun
dari para pembaca sangat penulis harapkan untuk perbaikan ke depannya.

Anda mungkin juga menyukai