Disusun oleh :
Kelas 18 MJ B
Prodi Manajemen
Universitas Pasundan
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul MAKALAH STANDARD COSTING ini tepat
pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dosen
pada akuntansi biaya. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
tentang AKUNTANSI STANDARD COSTING bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada ibu Dr. Hj. Ellen Rusliati, SE., MSIE, selaku dosen
akuntansi biaya yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan
wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.
Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pencatatan perhitungan kekayaan mulai dibutuhkan sejak manusia mengenali arti nilai suatu
barang dan alat tukar, semenjak mengenal nilai arti suatu barang, manusia melakukan tukar-
menukar barang dengan memperhatikan nilai barang dan memerlukan pencatatan perhitungan
harta kekayaan (Akuntansi), pencatatan terus berkembang dari waktu ke waktu sampai dengan
kemajuan peradaban manusia. Pencatatan yang lebih lengkap sejalan dengan perkembangan
dunia usaha muncul dikota Venesia, Italia. Seorang biarawan pakar Matematika yang bernama
Lucas Paciolo pada tahun 1494.
Sisitem akuntansi yang dikemukakan Lucas Paciolo yang berkembang dan mendasari
system akuntansi yang adipakai dalam dunia usaha sekarang ini.
Akuntansi Biaya Adalah proses pencatatan, penggolongan, peringkasan dan penyajian biaya
pembuatan dan penjualan produk atau jasa, dengan cara-cara tertentu serta penafsiran
terhadapnya.
Biaya Dalam arti luas adalah pengorbanan sumber ekonomis, yang diukur dalam satuan
uang, yang telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam
arti sempit biaya merupakan bagian daripada harga pokok yang dikorbankan di dalam usaha
untuk memperoleh penghasilan.
Sudah sejak lama masyarakat dunia memandang sektor ekonomi sebagai sektor
yang sangat menjanjikan dan menentukan kemajuan suatu bangsa. Bahkan munculnya istilah
“Era Globalisasi” dan “Pasar Bebas” tak lepas dari sebuah harapan terbukanya pintu usaha di
seluruh penjuru dunia.
Kondisi ini membawa pengaruh terhadap para pelaku ekonomi. Masing-masing tampak
mempersiapkan diri dan meningkatkan kualitas dan profesionalitas perusahaannya agar mampu
menghadapi persaingan yang begitu ketat. Manajemen sebagai ujung tombak perusahaan dituntut
untuk selalu dapat menemukan langkah-langkah yang akurat, tepat dan prosfektif dalam berbagai
kondisi sehingga mendatangkan keuntungan semaksimal mungkin bagi perusahaan yang
dikelola.
Faktor terpenting dalam menjalankan kegiatan produksi pada perusahaan mebel adalah
bahan baku, tenaga kerja serta biaya overhead pabrik karena pada umumnya komponen tersebut
cukup besar. Bahan baku merupakan sumber daya utama yang memegang peranan paling
penting dalam perusahaan manufaktur atau Pabrik. Maju mundurnya suatu perusahaan sangat
tergantung pada kualitas bahan baku untuk produksi yang dimiliki perusahaan. Dengan demikian
pihak manajemen harus mampu merencanakan dan mengendalikan biaya dengan baik sesuai
dengan kondisi perusahaan saat itu. Tenaga kerja sangat menunjang bagi kualitas produk yang
akan dihasilkan oleh perusahaan itu sendiri. Selain itu, biaya overhead pabrik yang dikeluarkan
untuk menunjang proses produksi tersebut juga harus diperhatikan. Agar biaya tersebut dapat
terealisasi dengan baik, maka pihak manajemen perlu mengetahui jumlah biaya yang seharusnya
dikeluarkan untuk membuat satu-satuan produk dengan dasar pedoman dari biaya masa lalu.
Didalam pengendalian biaya pada akuntansi biaya diperlukan patokan atau standar
sebagai dasar yang dipakai sebagai tolok ukur pengendalian. Biaya yang digunakan sebagai tolok
ukur pengendalian ini disebut biaya standar. Biaya standar digunakan untuk menghitung selisih
antara biaya standar dengan biaya sesungguhnya. Kemudian selisih antara biaya standar dan
biaya sesungguhnya tersebut disajikan kepada manajemen untuk dipakai sebagai dasar penentuan
harga pokok sebab selisih yang digunakan untuk mengetahui seberapa efisiensi dan seberapa
besar penyimpangan dalam menerapkan sistem biaya standar dalam mengendalikan biaya
produksinya.
Biaya standar adalah biaya produksi suatu unit atau sekelompok produk selama periode
tertentu yang ditentukan di muka. Biaya standar merupakan biaya yang direncanakan untuk suatu
produk pada kondisi operasi tertentu. Suatu biaya standar mempunyai dua komponen, yaitu
standar fisik dan standar harga. Standar fisik adalah kuantitas standar masukan per unit keluaran.
Standar harga adalah harga perkiraan per unit masukan. Biaya produksi standar yang dibuat
meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik. Secara
umum biaya didefinisikan sebagai sumber daya ekonomis yang dikorbankan untuk mencapai
tujuan atau sasaran tertentu, tetapi di dalam suatu pengambilan keputusan yang berbeda.
Prosedur Penentuan Biaya Standar
Dalam prosedur penentuan biaya standar menurut Mulyadi (1991,419) biaya standar tersebut
dibagi menjadi tiga bagian yaitu biaya bahan baku standar, biaya tenaga kerja standar, dan biaya
overhead pabrik standar.
A. Biaya Bahan Baku Standar (standard raw material cost)
Adalah biaya bahan baku yang seharusnya terjadi untuk membuat satu satuan produk tertentu,
yang terdiri dari dua komponen, yaitu :
Harga bahan baku standar (standard raw material price), terdiri atas :
Ø Masukan fisik yang diperlukan untuk memproduksi sejumlah keluaran fisik tertentu atau lebih
dikenal dengan nama kuantitas standar.
Ø Harga persatuan perfisik tersebut, atau disebut pula harga standar yang berupa:
· Harga yang diperkirakan akan berlaku dimasa yang akan datang.
· Harga yang berlaku pada saat penyusunan standar.
· Harga yang diperkirakan akan merupakan harga normal dalam jangka panjang.
Sistem biaya standar dirancang untuk mengendalikan biaya. Biaya standar merupakan
alat yang penting dalam pelaksanaan kebijakan yang telah ditetapkan sebelumnya. Jika biaya
standar ditetentukan dengan realistis, hal ini akan merangsang pelaksana dalam melaksanakan
pekerjaanya secara efektif, karena pelaksana telah mengetahui bagaimana pekerjaan seharusnya
dilaksanakan dan pada tingkat biaya berapa pekerjaan tersebut seharusnya dilaksanakan.
Sistem biaya standar memberikan pedoman kepada manajemen berapa biaya yang
seharusnya untuk melaksanakan kegiatan tertentu. Sistem biaya standar menyajikan analisis
penyimpangan biaya sesungguhnya dari biaya standar memungkinkan manajemen melaksanakan
pengelolaan mereka dengan “prinsip kelainan” (Excception principle). Dengan memusatkan
perhatian mereka terhadap keadaan yang meyimpang dari keadaan yang seharusnya, manajemen
dilengkapi dengan alat yang efektif untuk mengendalikan kegiatan perusahaan.
Mulyadi (2009:388) Biaya standar membantu perencanaan dan pengendalian operasi.
Biaya standar memberikan wawasan mengenai dampak-dampak yang mungkin dari keputusan
atas biaya dan laba. Manfaat Biaya standar digunakan untuk :
1. Menetapkan anggaran
2. Mengendalikan biaya dengan cara memotivasi karyawan dan mengukur efisiensi operasi.
3. Menyederhanakan prosedur perhitungan biaya dan mempercepat laporan keuangan.
4. Membebankan persediaan bahan baku, barang dalam proses dan barang jadi.
5. Menetapkan tawaran kontrak dan harga jual.
System biaya standar bermanfaat untuk melakukan perencanaan, pengendalian operasi, dan
memberikan wawasan kepada manajemen dalam membuat keputusan. Biaya standar dapat
digunakan untuk hal-hal berikut ini.
1. Menyederhanakan prosedur penentuan biaya produk
2. Memudahkan pembuatan anggaran
3. Mengendalikan biaya
4. Menentukan harga jual
5. Sistem biaya standar dirancang untuk mengendalikan biaya.
6. Sistem biaya standar memberikan pedoman kepada manajemen berapa biaya yang seharusnya
untuk melaksanakan kegiatan tertentu.
7. Sistem biaya standar menyajikan analisis penyimpangan biaya sesungguhnya dan biaya
standar.
Menurut Mulyadi (2009 : 389), bahwa tingkat keketatan atau kelonggaran standar tidak dapat
dihitung dengan tepat. Meskipun telah ditetapkan dengan jelas jenis standar apa yang dibutuhkan
oleh perusahaan, tetapi tidak ada jaminan bahwa standar telah ditetapkan dalam perusahaan
secara keseluruhan dengan keketatan atau kelonggaran yang relatif sama.
Seringkali standar cenderung untuk menjadi kaku atau tidak fleksibel, meskipun dalam jangka
waktu pendek. Keadaan produksi selalu mengalami perubahan, sedangkan perbaikan standar
jarang sekali dilakukan. Perubahan standar menimbulkan masalah persediaan. Jika standar sering
diperbaiki, hal ini menyebabkan kurang efektifnya standar tersebut sebagai alat pengukur
pelaksana. Tetapi jika tidak diadakan perbaikan standar, padahal telah terjadi perubahan yang
berarti dalam produksi, maka akan terjadi pengukuran pelaksanaan yang tidak tepat dan tidak
realistis.
Kelebihan Sistem Biaya Standar :
STANDAR UNIT
Dua keputusan yang harus dibuat dalam penentuan biaya standart yaitu:
(1) jumlah input yang seharusnya digunakan per unit output (keputusan kuantitas)
(2) jumlah yang seharusnya dibayar untuk kuantitasinput yang digunakan (keputusan harga).
Standar harga/unit adalah tanggung jawab gabungan dari operasional, pembelian, personalia, dan
akuntansi. Pertimbangan diskon, biaya pengiriman, dan kualitas; personalia, di lain pihak, harus
mempertimbangkan pembayaran pajak pendapatan, fasilitas tambahan, dan kualifikas merupakan
hal-hal yang terkait dalam pembuatan standart harga dan pembelian.
Standar umumnya diklasifikasikan dalam dua bagian:
1. Standar ideal (ideal standards) yaitu membutuhkan efisiensi maksimum dan hanya dapat
tercapai jika segala sesuatu beroperasi secara sempurna. Tidak ada mesin yang rusak,
menganggur, atau kurangnya keterampilan (bahkan jika hanya sementara) yang dapat ditoleransi.
2. Standar yang saat ini dapat tercapai (currently attainable standards), bisa dicapai dengan
beroperasi secara efisien. Kelonggaran diberikan untuk kerusakan normal, gangguan,
keterampilan yang lebih rendah dari sempurna, dan lainnya. Standar-standar ini sangat
menantang tetapi dapat dicapai.
Sistem Biaya Standar Diterapkan untuk:
a. Perencanaan dan Pengendalian Sistem perhitungan biaya standar memperbaiki perencanaan dan
pengendalian serta memperbaiki pengukuran kinerja.
b. Perhitungan Biaya Produk. Dalam sistem perhitungan biaya standar, biaya-biaya dibebankan
pada produk dengan menggunakan standar kuantitas dan harga
Contoh 2:
CV. CAHAYA MENTARI yang berproduksi dengan 2 jenis bahan baku dan memiliki 2 dept.
produksi dimana Bahan Baku hanya dipakai pada Dept. I dan BOP pada Dept. II. Biaya standar
untuk menentukan biaya produksi, berdasarkan data-data sebagai berikut :
a. Harga bahan distandarkan Rp. 100,-/kg untuk bahan A dan Rp. 400,-/kg untuk bahan B
ditambah biaya penanganan masing-masing 10 %. Untuk membuat satu unit produk jadi
diperlukan 2,5 kg bahan A dan 2 kg bahan B.
b. Jumlah tenaga kerja yang menangani langsung produksi adalah 40 orang di Dept. I dan 100
orang di Dept. II, dimana diperkirakan tiap pekerja bisa bekerja efektif 35 jam / minggu. Upah
dan gaji total per minggu Dept. I Rp. 280.000 dan Dept. II Rp. 875.000,- ditambah 20 %
sebagai cadangan premi lembur dan premi lain-lain. Dalam Dept. I bahan diolah selama 2,5 jam
dan dalam Dept. II selama 2 jam.
c. Kapasitas normal produksi adalah 1.000 unit ( 100 % ) atau 4.000 jam mesin dengan batas
terendah produksi 80 % dan kapasitas penuh 120 %. BOP yang terdiri dari overhead tetap dan
variabel pada kapasitas normal adalah :
Variabel Tetap
Upah pegawai Rp. 320.000 –
Bahan pembantu Rp. 140.000 –
Lain-lain Rp. 20.000 –
Penyusutan Mesin – Rp. 190.000
Listrik – Rp. 50.000
Pemeliharaan, dll – Rp. 80.000 +
Rp. 480.000 Rp. 320.000
Dari data-data tersebut diminta untuk menyusun biaya standar per unit produk jadi dan fleksible
budget untuk BOP pada kapasitas 80 %, 100 %, 120 %
JAWABAN :
Penyusunan Biaya Standar Bahan Baku per Unit Produk :
Bahan A Bahan B
1. Harga bahan per unit (kg) Rp. 100,- Rp. 400,-
2. Biaya penanganan bahan 10 % 10 %
3. Kebutuhan bahan 2,5 kg 2 kg
4. Harga standar bahan per kg Rp. 110,- Rp. 440,- *)
5. Biaya standar bahan Rp. 275,- **) Rp. 1.100,-
6. Biaya standar bahan baku
(Rp. 275,- + Rp 1.100,- ) = Rp. 1.375,-
Penyusunan Biaya Standar Upah Langsung per Unit Produk :
Dept. I Dept. II
1. Tenaga Kerja 40 100
2. Jam kerja per minggu / orang 35 35
3. Jumlah jam kerja / minggu (1 x 2) 1.400 3.500
4. Jumlah biaya per minggu Rp. 280.000,- Rp. 875.000,-
5. Biaya per jam (4 : 3) Rp. 200,- Rp. 250,-
6. Cadangan premi 20 % Rp. 40,- Rp. 50,-
7. Biaya per jam total (5 + 6) Rp. 240,- Rp. 300,-
8. Kebutuhan jam kerja 2,5 2
9. Biaya standar upah
(2,5 x Rp. 240) + (2 x 300) = Rp. 1.200,-/unit
REKENING SELISIH
DEBIT KREDIT
Unfavorable Favorable
(tidak menguntungka) (menguntungkan)
2.7.1. SELISIH BIAYA BAHAN BAKU
Biaya standard bahan baku yang dibebankan ke rekening BOP.
Persediaan bahan baku dicatat dengan standard dan pencatatan selisih dengan harga pada saat
bahan baku diterima.
Persediaan bahan baku dicatat sebesar harga sesungguhnya (actual cost) dan variance dicatat
pada saat bahan baku dimasukkan ke dalam produksi.
2.7.2. SELISIH UPAH TENAGA KERJA LANGSUNG
Dalam sistem biay standard, biaya tenaga kerja langsung dibebankan ke perkiraan BOP dengan
menggunakan jam standard yang ditentukan dengan tarif standard.
Selisih terjadi oleh perbedaan antara gaji / unit (jam kerja sesungguhnya x tarif sesungguhnya)
dengan biaya standard.
Selisih biaya tenaga kerja diakui pada saat terjadinya.
2.7.3. SELISIH BIAYA OVERHEAD PABRIK
Perhitungan tarif biaya overhead pabrik adalah menggunakan kapasitas normal, sedangkan
pembebanan biaya overhead pabrik kepada produk menggunakan kasitas sesungguhnya yang
dicapai. Dalam perusahaan yang menggunakan system biaya standar, analisis selisih biaya
overhead pabrik dipengaruhi pula oleh kapasitas standar. Oleh karena itu, ada 4 model analisis
selisih biaya overhead pabrik: model satu selisih, model dua selisih, model tiga selisih, dan
model empat selisih.
Dimana:
SH = Selisih Harga SK = Selisih Kuantitas/Efesiensi
HSt = Harga Standard KSt = Kuantitas Standard
HS = Harga Sesungguhnya KS = Kuantitas Sesungguhnya
c. Harga standar lebih tinggi dari harga sesungguhnya, namun kuantitas standar lebih rendah
kuantitas sesungguhnya.
SH = (HSt – HS) x KSt
SK = (KSt – KS) x HS
Selisih volume
Jam tenaga kerja pada kapasitas normal 5.200 jam
Jam tenaga kerja standar 5.000 jam
Selisih volume 200 jam
Tarif biaya overhead pabrik tetap Rp300 per jam x
Selisih volume Rp60.000 R
Selisih kapasitas
Kapasitas normal 5.200 jam
Kapasitas sesungguhnya 5.100 jam
Kapasitas yang tidak terpakai 100 jam
Tarif biaya overhead pabrik tetap Rp300 per jam x
Selisih kapasitas Rp30.000 R
Selisih efisiensi
Jam standar 5.000 jam
Jam sesungguhnya 5.100 jam
Selisih efisiensi 100 jam
Tarif biaya overhead pabrik Rp700 per jam x
Selisih efisiensi Rp70.000 R
2.Pencatatan BTKL
BDP – BTKL xxx
Gaji dan Upah xxx
Selisih BTKL
Selisih Efisiensi upah xxx
Selisih Tarif upah xxx
BDP – BTK xxx
Selisih BOP
BDP – BOP xxx
BOP yang dibebankan xxx
BOP Sesungguhnya xxx
Berbagai rekening yang dikredit xxx
Selisih Terkendalikan xxx
Selisih Volume xxx
BOP Sesungguhnya xxx
Secara garis besar sistem akuntansi biaya standar dapat dibagi dua metode yaitu:
2.8.1. Metode Tunggal (SINGLE PLAN)
Berdasarkan data dalam contoh, berikut ini disajikan jurnal-jurnal yang dibuat untuk mencatat
biaya bahan baku, mencatat biaya tenaga kerja langsung dan mencatat biaya overhead pabrik
.1. Mencatat Biaya bahan baku
a. Mencatat pembelian bahan baku
Persediaan bahan baku Rp. 1.650.000
Hutang dagang Rp. 1.650.000
b. Mencatat pemakaian bahan baku
BDP bahan baku Rp. 1.250.000
Selisih Harga bahan baku Rp. 105.000
Persediaan bahan baku Rp . 1.155.000
Selisih Kuantitas Rp 200.000
2. Pencatatan Biaya Tenaga Kerja
BDP Biaya Tenaga Kerja Rp. 2.500.000
Selisih efisiensi Rp. 50.000
Gaji dan upah Rp. 2.422.500
Selisih tarif Rp. 127.500
3. Pencatatan Biaya Overhead Pabrik
a. Metode dua selisih
Jika metode dua selisih digunakan untuk analisis selisih biaya overhead pabrik maka prosedur
pencatatan sbb:
1. Mencatat pembebanan BOP
BDP BOP Rp. 3.500.000*
BOP yang dibebankan Rp.3.500.000
*250 unit x 20 jam x Rp.700=Rp.3.500.000
2. Mencatat BOP sesungguhnya
BOP Sesungguhnya Rp3.650.000
Berbagai rek. Di kredit Rp 3.650.000
3. Mencatat penutupan rekening BOP yang dibebankan kerekening BOP sesungguhnya:
BOP yang dibebankan Rp. 3.500.000
BOP sesungguhnya Rp.3.500.00
4. Mencatat selisih BOP yaitu:
Selisih terkendali Rp. 90.000
Selisih volume Rp. 60.000
BOP sesungguhnya Rp. 150.000
b. Metode tiga selisih
1. Pencatatan pembebanan BOP kepada produk:
BDP BOP ( 5.000JamxRp.700) Rp. 3.500.000
Selisih efisiensi .RP 70.000
BOP yang dibebankan Rp 3.570.000*
*5.100 jam x Rp.700 = Rp.3.570.000
2. Mencatat BOP sesungguhnya :
BOP sesungguhnya Rp. 3.650.000
Berbagai rek. dkredit Rp.3.650.000
3. Mencatat penutupan rekening BOP yang dibebankan kerekening BOP sesungguhnya:
BOP yang dibebankan Rp. 3.570.000
BOP sesungguhnya Rp.3.570.000
4. Mencatat selisih BOP:
Selisih pengeluaran Rp.50.000
Selisih kapasitas Rp.30.000
BOP sesungguhnya Rp.80.000
c. Metode Empat Selisih:
Perbedaan metode empat selisih denhan metode tiga selisih terletak pada selisih efisiensi,
maka pencatatan BOP dalam metode 4 selisih dilakukan bengan membentuk rekening selisih
efisiensi variabel dan selisih efisiensi tetap.
BDP BOP Rp. 3.500.000
Selisih efisiensi variabel Rp. 40.000
Selisih efisiensi tetap Rp. 30.000
BOP yang dibebankan Rp.3.570.000
4. Pencatatan Harga Pokok Produk Jadi
Pencatatan harga pokok produk jadi yang ditransfer kegudang dilakukan dengan mengkredit
rekening BDP dan mendebet rekening persediaan produk jadi. Jadi sebesar = produk jadi yang
di transfer x harga pokok standar per satuan.
Persedian produkjadi Rp. 7.250.000 *
BDP BBB Rp. 1.250.000
BDP TKL Rp. 2.500.000
BDP BOP Rp. 3.500.000
*250 unit x Rp. 29.000 = Rp. 7.250.000
Diminta Carilah :
1. Selisih harga bahan baku.
2. Selisih kuantitas bahan baku.
3. Selisih efisiensi tenaga kerja langsung.
4. Selisih Tarif tenaga kerja langsung
5. Jurnal untuk mencatat gaji dan upah yang harus dibayar serta pengalokasian selisih gaji dan
upah dengan mengabaikan pajak atas gaji dan upah.
PENYELESAIAN :
Secara umum biaya didefinisikan sebagai sumber daya ekonomis yang dikorbankan
untuk mencapai tujuan atau sasaran tertentu, tetapi di dalam suatu pengambilan keputusan yang
berbeda.
Dalam prosedur penentuan biaya standar menurut Mulyadi (1991,419) biaya standar tersebut
dibagi menjadi tiga bagian yaitu biaya bahan baku standar, biaya tenaga kerja standar, dan biaya
overhead pabrik standar.
Sistem akuntansi biaya standar dibagi menjadi dua: metode gada dan metode tunggal.
Dalam metode ganda, rekening Barang Dalam Proses dicatat dua macam yaitu biaya
sesungguhnya dan biaya standar. Dalam metode ganda, selisih biaya sesungguhnya dan biaya
standar baru dapat ditentukan pada akhir akuntansi, karena dalam metode ini selisih dihitung
berdasarkan keluaran. Dalam metode tunggal, rekening Barang Dalam Proses dicatat pada satu
macam biaya, yaitu biaya standar. Dalam metode ini selisih biaya sesungguhnya dari biaya
standar ditentukan sepanjang periode akuntansi pada saat selisih tersebut terjadi.
3.2. Saran
Meskipun penulis menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan makalah ini tetapi
kenyataannya masih banyak kekurangan yang perlu penulis perbaiki. Hal ini dikarenakan masih
minimnya pengetahuan yang penulis miliki. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun
dari para pembaca sangat penulis harapkan untuk perbaikan ke depannya.