Anda di halaman 1dari 10

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN

KASUS NORTH COUNTRY AUTO Inc. DITINJAU


DARI PUSAT LABA

Disusun Oleh :
RULI BESTARI
(108694008)
SRI ALAM SETYA KUSPRIANTI
(108694025)
SUCI HARUM BUDIATI

(108694043)

ISA NUR FITRI


(108694057)

S1 AKUNTANSI 2010 A
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

2013

BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Terdapat 3 macam perusahaan, yaitu perusahaan manufaktur, perusahaan dagang,
dan perusahaa jasa. Ketiga perusahaan tersebut mengharapkan untung dari setiap
kegiatannya. Keuntungan yang diinginkan perusahaaan tersebut disebut laba. Semua
perusahaan berusaha menbggunkana segala cara untuk memaksimalkan kegiatan dan
pelayan kepada konsumen. Dengan pelayanan yang baik tersebut maka konsumen akan
terus berpihak pada perusahaan tersebut. Dengan kei nginan konsumen tetap pada
perusahaan tersebut, pendapatan perusahaan tersebut juga akan tetap stabil. Pendapatan
yang stabil dapat menyetabilkan laba perusahaan tersebut. Namun, terkadang terdapat
beberapa perusahaan yang hanya memikirkan laba yang ingin mereka dapatkan tanpa
memkirkan konsumen.
Untuk meningkatakan laba perusahaan, perlu adanya peningkatan kinerja
perusahaan. Peningkatan kinerja tersebut mulai dari kinerja financial, kinerja karyawan,
dan kinerja perusahaan itu sendiri. Ketika kinerja financial suatu pusat tanggung jawab
diukur dalam ruang lingkup laba yaitu selisih antara pendapatan dan beban, maka pusat
ini disebut sebagai pusat laba (profit center). Sesuai dengan pengertian laba sendiri,
dapat dikatakan bahwa laba merupakan ukuran kinerja yang berguna karena laba
memungkinkan manajemen senior untuk dapat menggunakan satu indikator yang
komprehensif, dibandingkan jika harus menggunakan beberapa indikator (beberapa
diantaranya menunjuk ke arah yang berbeda).
Dalam suatu perusahaan yang organisasinya telah dibagi-bagi menjadi pusat-pusat
laba, transfer barang atau jasa antarpusat laba tersebut menimbulkan masalah penetuan
harga transfer, karena masing-masing pusat laba diukur kinerjanya berdasarkan laba,
sehingga setiap transfer barang atau jasa antarpusat laba akan berdampak terhadap laba
masing-masing pihak yang terkait. Dengan adanya pusat laba dapat menyebabkan
adanya kompetisi yang tidak sehat setiap departemen, karena setiap departemen hanya
mementingkan kepentingan masing-masing departemen. Kesuksesan sebuah perusahaan
harus adanya koordinasi yang baik antar tiap departemen, tidak bisa tiap departemen
berdiri sendiri untuk memajukan perusahaan.

BAB II

KAJIAN TEORI

1. Pengertian Pusat Laba


Pusat laba (profit center) merupakan pusat pertanggungjawaban yang memiliki
kewenangan untuk mengendalikan biaya-biaya dan menghasilkan pendapatan tetapi tidak
memiliki kewenangan untuk mengambil keputusan tentang investasi. Pusat laba hanya
bertanggungjawab terhadap tingkat laba yang harus dicapai. Misalnya: pimpinan anak
perusahaan atau manajer divisi yang tidak diberi hak untuk mengambil keputusan
tentang investasi.
Laba merupakan ukuran kinerja yang berguna karena laba memungkinkan
manajemen senior untuk dapat menggunakan satu indicator yg komprehensif,
dibandingkan jika harus menggunakan beberapa indikator.
Banyak keputusan manajemen melibtkan usulan untuk meningkatkan beban
dengan harapan bahwa hal itu akan menghasilkan peninkatan yang lebih bsar dlam
peningkatan penjualan keputusan semacam ini disebut sebagai pertimbangan
biaya/pendapatan (expense/revenue trade-off). Tambahan beban iklan adalah salah satu
contohnya. Untuk dapat mendelegasikan keputusan trade-off semacam ini dengan aman
ke tingkat manajer yang lebih rendah, maka ada dua kondisi yang harus dipenuhi.
1. Manajer harus memiliki akses ke informasi relefan yang dibutuhkan dalam membuat
keputusan serupa.
2. Harus ada semacam cara untuk mengukur efektifitasnya suatu trade-off yang dibuat
oleh manajer.
Langkah utama dalam membuat pusat laba adalah menentukkan titik terendah
dalam organisasi dimana kedua kondisi diatas terpenuhi. Seluruh pusat tanggung jawab
diibaratkan sebagai suatu kesatuan rangkaian yang mulai dari pusat tanggung jawab
yang sangat jelas merupakan pusat lana sampai pusat tanggung jawab yang bukan
merupakan pusat laba. Manajemen harus memutuskan apakah keuntungan dari delegasi
tanggung jawab laba akan dapat menutupi kerugiannya, sebagaimana dibahas berikut
ini. Seperti halnya pilihan-pilihan desain system pengendaian maajemen, dalam ini tidak
ada batasan-batasan yang jelas.

2. Manfaat Pusat Laba


a. Kualitas keputusan manajer lebih meningkat. Hal tersebut dikarenakan keputusan
tersebut dibuat oleh para manajer yang paling dekat dengan titik keputusan.

b. Kecepatan pengambilan keputusan operasional dapat meningkat karena tidak perlu


mendapat persetujuan terlebih dahulu dari kantor pusat.
c. Manajer kantor pusat dapat lebih berkonsentrasi pada hal-hal yang lebih luas,
karena manajemen kantor pusat bebas dari pengambilan keputusan harian.
d. Manajer lebih bebas menunjukkan imajinasi dan inisiatifnya, karena hanya sedikit
batasan dari korporat.
e. Memberikan tempat pelatihan sempurna bagi kemampuan manajerial secara
umum. Para manajer mendapatkan pengalaman dalam mengelola seluruh area
fungsional, dan manajemen yang lebih tinggi mendapatkan kesempatan untuk
mengevaluasi potensi pekerjaan yang tingkatnya lebih tinggi.
f. Kesadaran terhadap laba semakin meningkat, karena para manajer yang
bertnggung jawab atas laba akan selalu mencari cara untuk meningkatkan labanya.
g. Memberikan informasi siap pakai kepada manajemen puncak tentang profitabilitas
komponen-komponen individual perusahaan.
h. Output yg siap pakai membuat pusat laba sangat responsif terhadap tekanan utk
meningkatkan kinerja kompetitif.
3. Unit Bisnis sebagai Pusat Laba
Hampir semua unit bisnis diciptakan sebagai pusat laba kerena manajer yang
bertanggung jawab atas unit tersebut memiliki kendali atas perkembangan produk, proses
produksi, dan pemasaran. Para manajer tersebut berperan untuk mempengaruhi
pendapatan dan beban sedemikian rupa sehingga dapat dianggap bertanggung jawab atas
laba bersih. Hal utama yang harus dipertimbangkan adalah adanya batasan atas
wewenang manajer unit bisnis. Batasan dapat muncul dari unit bisnis lain maupun dari
manajemen korporat.
a. Batasan atas Wewenang Unit Bisnis
1. Batasan dari Unit Bisnis Lain
Salah satu masalah utama teradi ketika suatu unit bisnis harus berurusan
dengan unit bisnis lain. Batasan dari unit bisnis lain akan semakin tidak terlihat
apabila keputusan produk, keputusan pemasaran dan keputusan perolehan
dilakukan oleh satu unit bisnis, disamping itu terdapat sinergi antar unit bisnis.
Jika seorang manajer unit bisnis mengendalikan ketiga aktivitas tersebut,
biasanya tidak akan ada kesulitan dalam melaksanakan tanggung jawab laba
dan mengukur kinerja. Pada umumnya semakin terintegrasi suatu perusahaan
maka akan semakin sulit melakukan tanggung jawab pusat laba tunggal untuk
ketiga aktivitas tersebut dalam lini produk yang ada.
2. Batasan dari Manajemen Korporat

Batasan dari manajemen korporat dikelompokkan menjadi 3 bagian,


yaitu batasan-batasan yang timbul dari: pertimbangan-pertimbangan strategis,
karena adanya keseragaman dan dari nilai ekonomis sentralisasi.
Hampir semua perusahaan mempertahankan beberapa keputusan
terutama keputusan financial, pada tingkat korporat, setidaknya untuk aktivitas
domestic. Akibatnya, salah satu batasan utama atas unit bisnis berasal dari
pengendalian korporat terhadap investasi baru. Unit bisnis yang ada harus
bersaing satu sama lain untuk mendapatkan bagian dari dana yang tersedia.

BAB III
PEMBAHASAN

Dari informasi diatas diperoleh bahwa :


1. Perusahaan menggunakan konsep pusat laba menjadi konsep yang baik dalam
usahanya.
2. Setiap departemen berlomba-lomba meningkatkan laba di departemennya tersebut.
3. Belum menemukan sistem yang cocok untuk transfer pricing.
4. Tidak adanya kerja sama yang baik antar departemen sehingga sering terjadi
kesalahpahaman antar departemen.
5. Sering terjadi kapitalisasi perbaikan mobil bekas yang tidak langsung dijadikan beban
atau biaya.
Dari informasi diatas dapat dikatakan bahwa departemen lebih mementingkan
performance departemennya bukan performance keseluruhan perusahaan, Hal ini mungkin
sebagai dampak dari sistem pemberian kompensasi yang didasarkan pada performance
departemen yang mengakibatkan masalah berkaitan dengan goal congruence ini muncul.
Solusi yang mesti dilakukan mungkin adalah dengan melakukan sedikit perubahan dalam
sistem kompensasi, bahwa kompensasi atau insentive selain didasarkan pada gross profit
departemen tetapi juga pada kesanggupan kerjasama antar departemen (cross functional
organization) yang menimbulkan keefisienan sumber daya demi output yang lebih baik.
Penggunaan pusat laba sebagai konsep utama memiliki beberapa kekurangan antara lain :
1. Pusat laba membuat persaingan yang tidak sehat.
Hal ini ditunjukan dengan adanya ketidak sepahaman antar departemen dalam
menentukan harga produk.
2. Pusat laba tidak menjamin akan adanya keutungan keseluruhan perusahaan.
Hal ini ditunjukan bahwa meskipun departemen robbins tetap menjual produk agar
perputaran persediaannya cepat, namun hal itu dapat mengalami kerugian dari sudut
pandang perusahaan secara keseluruhan.
3. Lebih terfokus pada departemen masing-masing.
Hal ini ditunjukan bahwa setiap departemen akan memberikan insentif atau subsidi
sesuai dengan kinerja departemennya bukan sesuai kinerja perusahaan.

4. Perselisihan dapat meningkat karena adanya argument-argumen mengenai harga


transfer yang sesuai, pengalokasian biaya umum yang tepat dan kredit untuk
pendapatan yang sebelumnya.
Hal ini ditunjukan dengan belum adanya sistem yang cocok untuk transfer pricing,
meskipun Liddy percaya bahwa setiap departemen dapat beroperasi sebagai usaha
yang independen. Akan lebih baik kalau transfer pricing dilakukan berdasar pada
harga pasar (market price). Sesuai dengan market price bukan berarti sama dengan
harga retail, melainkan sesuai dengan harga pasar ketika perusahaan luar melakukan
kerjasama jangka panjang dengan North Country Auto. Bagaimanapun, perusahaan
North Country Auto, Inc. menerapkan sistem bonus bagi manajer berdasarkan
presentase dari gross profit departemen/unit bisnis. Tidak adil ketika departemen satu
harus menyediakan resources bagi departemen yang lain dengan tidak mengambil
margin sedikitpun (misalnya ketika menggunakan full cost dalam transfer pricing),
sehingga profitabilitas departemen yang bersangkutan akan menurun disebabkan oleh
pricing menurut saya tidak menguntungkan tersebut.
Solusi yang ditawarkan adalah menggunakan batasan wewenang unit bisnis. Batasan unit
bisnis ini sangat berguna untuk memikirkan pengelolaan suatu pusat laba dalam hal
pengendalian atas 3 jenis keputusan.
1. Keputusan produk yang akan dijual
2. Keputusan pemasaran
3. Keputusan perolehan
Selain itu juga ada batasan secara korporat yang tidak menimbulkan permasalahan fatal
dalam suatu struktur yang terdesentralisasi selama hal itu dikemukakan secara exsplisit.
Manajemen unit bisnis harus memahami kebutuhan penyelarasan masalah dan harus
menghadapinya dengan lapang dada.

BAB IV
PENUTUP

Simpulan
Pada setiap departemen di perusahaan North Country Auto Inc. lebih mementingkan
performance departemennya bukan performance keseluruhan perusahaan. Hal ini mungkin
sebagai dampak dari sistem pemberian kompensasi yang didasarkan pada performance
departemen yang mengakibatkan masalah berkaitan dengan goal congruence ini muncul.
Sehingga pusat laba membuat persaingan yang tidak sehat, pusat laba tidak menjamin
akan adanya keutungan keseluruhan perusahaan, lebih terfokus pada departemen masingmasing, perselisihan dapat meningkat karena adanya argument-argumen mengenai harga
transfer yang sesuai, pengalokasian biaya umum yang tepat dan kredit untuk pendapatan yang
sebelumnya. Maka dengan demikian, batasan unit bisnis ini sangat berguna untuk
memikirkan pengelolaan suatu pusat laba dalam hal pengendalian atas 3 jenis keputusan,
yaitu keputusan produk yang akan dijual, keputusan pemasaran, dan keputusan perolehan.

DAFTAR PUSTAKA
Anthony, Robert N dan Vijay Govindarajan. 2005. Management Control System. Jakarta:
Salemba Empat.
http://silfisulfiyah.blogspot.com/2011/03/pusat-laba.html (Diakses Pada Tanggal 17 Oktober
2013).

Anda mungkin juga menyukai