Anda di halaman 1dari 7

CHAPTER 4

RELATIONSHIP BETWEEN ORGANIZATIONS


Organizational Ecosystem

Interorganizational relationship adalah relative mempertahankan transaksi sumber daya,

alur dan hubungan yang terjadi antara dua atau lebih organisasi.
Pada jaman dulu banyak organisasi yang dipaksa untuk ikut dalam hubungan antar
organisasi tergantung pada kebutuhan dan ketidakstabilan dan komplekstisitas
lingkungan.

Organizational Ecosystem

Sebuah gagasan baru yang dideskripsikan James Moore berpendapat bahwa organisasi

sekarang berkembang ke dalam ekosistem bisnis.


Sebuah ekosistem organisasi (organizational ecosystem) adalah sebuah system yang

dibentuk berdasarkan interaksi komunitas organisasi dan lingkungannya.


Konsep ini sama dengan pendekatan megacommunity yang mana bisnis, pemerintah,
organisasi non profit bergabung bersama di segala sector dan industry untuk hadang
besar, mendorong masalah seperti pengembangan energi, cybercrime.

Is competition dead?
Tidak ada perusahaan yang dapat berjalan sendiri dibawah gempuran bisnis internasional,
perubahan teknologi, dan regulasi baru. Organisasi di seluruh dunia menanamkan pada

jaringan yang kompleks untuk suatu hubungan yang membingungkan.


Untuk satu contoh, perusahaan perusahaan sekarang dibutuhkan untuk berkembang

bersama dengan yang lain di ekosistem sehingga semuanya dapat menjadi kuat.
Komplekstisitas sebuah ecosystem ditunjukkan dengan tumpang tindihnya hubungan
diantara perusahaan perusahaan yang berteknologi tinggi. Ecosystem secara konstan
merubah dan mengembangkan dengan beberapa hubungan yang menjadi kuat sementara
yang lainnya diperlemah.

The changing role of management


Dengan business ecosystems ini manager belajar untuk bergerak melampaui tanggung
jawab pada strategi perusahaan dan mendesign struktur hierarki dan system control.

Sekarang ini manager berpikitr untuk memikirkan proses horizontal dibandingan


dengan struktur vertikal. Hubungan horizontal sekarang termasuk hubungan dengan

supplier, konsumen, dan yang menjadi bagian dari tim tersebut.


Sebuah penelitian dilakukan oleh Hay Group membagi antara operations roles and
collaborative roles. Di waktu yang lalu, banyak manager yang menerapkan operation
roles. Namun sekarang collaborative roles menjadi lebih penting jika ingin meraih
kesuksesan. Jika partnership gagal karena kegagalan atas ketidakpercayaan
partnership terhadap strategi bisnis.

Interorganizational framework
Framework yang digunakan untuk menganalisa perbedaan sudut pandang hubungan

antar organisasi.
Hubungan antara perusahaan bisa dikarakteristikkan berdasarkan persamaan atau
perbedaan hubungan peurshaan. Untuk memahami persepektif ini, manager bisa
menilai lingkungan mereka dan mengadopsi strategi sesuai kebutuhan.
1. Resources dependence theory
2. Collaborative network
3. Population ecology
4. Institutionalism

TEORI KETERGANTUNGAN SUMBER DAYA

Ide dasar teori ini adalah bahwa hubungan organisasi dan lingkungan adalah bersifat
dependen, dalam arti organisasi bergantung kepada lingkungan untuk mendapatkan sumberdaya
(modal, bahan mentah, tenaga kerja, teknologi & peralatan, dll). Oleh karena itu teori ini disebut
teori ketergantungan sumberdaya (resource dependent).
Teori ketergantungan sumber daya berpendapat bahwa organisasi berusaha untuk mengurangi
ketergantungan mereka pada organisasi lain untuk penyediaan sumber daya penting dan mencoba
untuk mempengaruhi lingkungan untuk membuat sumber daya yang tersedia. Agar hal tersebut
dapat tercapai maka Salah satu strateginya adalah mengadopsi atau mengubah hubungan
independen, dengan cara membeli kepemilikan suplier, melakukan kontrak jangka panjang atau
join venture untuk menjaga sumberdaya yang diperlukan. Teknik lainnya adalah memasukkan
perusahaan pemasok dalam keanggotan dewan direksi, bergabung dengan asosiasi perdagangan
untuk mengkoordinasikan kebutuhan, menggunakan kegiatan lobi dan politik, atau
penggabungan dengan perusahaan lain untuk menjamin sumber daya dan pasokan bahan.

HUBUNGAN RANTAI PEMASOK


Untuk beroperasi secara efisien dan memproduksi produk yang dibutuhkan konsumen
dengan kualitas tinggi, pengiriman barang yang handal, harga terjangkau untuk pasokan dan
bahan. Banyak perusahaan membangun hubungan dengan pemasok utama untuk mengontrol
ketersedian sumber daya yang diperlukan
Manajemen rantai pemasok ( supply chain management ) mengelola urutan pemasok dan pembeli,
yang mencakup semua tahap pengolahan dari memperoleh bahan baku hingga mendistribusikan
barang jadi ke konsumen. Supply chain dapat didefinisikan sebagai sekumpulan aktifitas (dalam
bentuk entitas/fasilitas) yang terlibat dalam proses transformasi dan distribusi barang mulai dari
bahan baku paling awal dari alam sampai produk jadi pada konsumen akhir. Menyimak dari
definisi ini, maka suatu supply chain terdiri dari perusahaan yang mengangkut bahan baku dari
bumi/alam, perusahaan yangn mentransformasikan bahan baku menjadi bahan setengah jadi atau
komponen, supplier bahan-bahan pendukung produk, perusahaan perakitan,distributor, dan
retailer yang menjual barang tersebut ke konsumen akhir.
Model Supply Chain Dasar

Dalam supply chain ada beberapa pemain utama yang merupakan perusahaan yang mempunyai
kepentingan yang sama, yaitu :
1.Supplies
2.Manufactures
3.Distribution
4.Retail Stores
1. Supplier
Jaringan bermula dari sini, yang merupakan sumber yang menyediakan bahan pertama,
dimana rantai penyaluran baru akan mulai. Bahan pertama ini bisa dalam bentuk bahan baku,
bahan mentah,bahan penolong, barang dagangan, suku cadang danlain-lain.
2. Manufactures
Barang yang sudah dihasilkan oleh manufactures sudah mulai harus disalurkan kepada
pelanggan / konsumen. Walaupun sudah tersedia banyak cara untuk menyalurkan barang
kepada pelanggan, yang umum adalah melalui distributor dan ini biasanya ditempuh oleh
sebagian besar supply chain.
3. Distribution
Pedagang besar biasanya mempunyai fasilitasgudang sendiri atau dapat juga menyewa dari
pihak lain. Gudang ini digunakan untuk menyimpan barang sebelum disalurkan lagi ke pihak
pengecer. Disini ada kesempatan untuk memperoleh penghematan dalam bentuk jumlah
inventoris dan biaya gudang dengan cara melakukan desain kembali pola pengiriman barang
baik dari gudang manufacture maupun ke toko pengecer.
4. Retail Stores
Para pengecer atau retailer menawarkan baranglangsung kepada para pelanggan atau pembeli
atau pengguna barang langsung. Yang termasuk retail stores adalah toko kelontong,
supermarket, warung-warung, dan lain-lain.
Supply Chain Management (SCM) adalah merupakan aplikasi terpadu yang memberikan
dukungan sistem informasi kepada manajemen dalam hal pengadaan barang dan jasa bagi
perusahaan sekaligus mengelola hubungan diantara mitra untuk menjaga tingkat kesediaan
produk dan jasa yang dibutuhkan oleh perusahaan secara optimal. SCM mengintegrasikan mulai
dari pengiriman order dan prosesnya, pengadaan bahan mentah, order tracking, penyebaran
informasi, perencanaan kolaboratif, pengukuran kinerja, pelayanan purna jual, dan
pengembangan produk baru. Jadi kalau supply chain adalah jaringan fisiknya, yakni perusahaan perusahaan yang terlibat dalam memasok bahan baku, memproduksi barang maupun
mengirimkannya ke pemakai akhir, sedangkan SCM adalah metode, alat atau pendekatan
pengelolaannya.

IMPLIKASI KEKUASAAN
Dalam teori ketergantungan sumber daya, perusahaan besar memiliki kekuasaan atas pemasok
kecil. Ia dapat meminta suppliers untuk menyerap / menekan biaya, pengiriman yang lebih efisien, dan

menyediakan pelayanan yang lebih baik dari sebelumnya tanpa menaikkan harga. Para supplier sering
tidak memiliki pilihan selain menjalankan kebijakan dari perusahaan dan bila mereka gagal maka mereka
akan dikeluarkan dari bisnis. Tetapi tidak semua demikian, ada juga perusahaan yang memiliki kekuasaan
atas pemasok / supplier kecil menerapkan kebijakan yang win win solution bagi kedua belah pihak
( saling menguntungkan ).

JARINGAN KOLABORATIF
Definisi Kolaborasi merupakan proses partisipasi beberapa orang, kelompok, dan organisasi
yang bekerja sama untuk mencapai hasil yang diinginkan. Kolaborasi menyelesaikan visi
bersama, mencapai hasil positif bagi khalayak yang mereka layani, dan membangun sistem yang
saling terkait untuk mengatasi masalah dan peluang. Kolaborasi juga melibatkan berbagi sumber
daya dan tanggung jawab untuk secara bersama merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi
program-program untuk mencapai tujuan bersama. Anggota kolaborasi harus bersedia untuk
berbagi visi, misi, kekuatan, sumber daya dan tujuan. Perspektif jaringan kolaboratif merupakan
alternatif yang muncul untuk teori sumber daya ketergantungan.
1. Perusahaan bergabung bersama untuk menjadi lebih kompetitif dan untuk berbagi
sumber daya yang langka
Sumber daya yang terbatas / langka, menjadi salah satu alasan perusahaan perusahaan untuk
berkolaborasi. Dimana mereka berbagi kekuatan sumber daya untuk mencapai tujuan yang
sama sehingga performa perusahaan menjadi lebih kompetitif.
2. Aliansi memerlukan manajer yang pandai membangun jaringan
Dikarenakan harus terbentuknya hubungan / kerja sama yang baik antar perusahaan yang
berkolaborasi maka manajer dituntut untuk mampu membangun dan menjaga hubungan agar
jaringan kolaborasi tersebut dapat berjalan selaras dan harmonis untuk keberlangsungan usaha
bersama.
3. Perusahaan dapat berbagi risiko dan kerjasama merupakan prasyarat untuk inovasi
yang lebih besar, pemecahan masalah, dan kinerja
Mengapa kolaborasi diperlukan ? dikarenakan dengan berkolaborasi perusahaan dapat berbagi
resiko ketika memasuki pasar baru yang mana biasanya membutuhkan sumber daya yang
besar. Dengan berkolaborasi maka perusahaan dapat memasuki pasar tersebut dengan
meminimalisir resiko dan menekan biaya. Kerjasama menjembatani perusahaan perusahaan
untuk dapat berinovasi lebih, menyelesaikan permasalahan bersama serta meningkatkan
kinjerja perusahaan.
Hubungan interorganisasional memberikan semacam jaringan pengamanan yang mendorong
investasi jangka panjang, pembagian informasi, dan pengambilan resiko. Organisasi dapat
mencapai level yang lebih tinggi atas inovasi dan kinerja, karena pola pemikiran mereka beralih
dari permusuhan menjadi pola pikir partnership atau kemitraan.

DARI MUSUH MENJADI KAWAN


Dengan adanya perubahan pola pikir. Maka terjadi pula perubahan karakteristik dalam hubungan
interorganisasional. Perubahan tersebut dijelaskan dalam tabel dibawah ini.

Pada orientasi tradisional : permusuhan


Ketergantungan atas sumber daya rendah

Lingkungan kerja yang penuh kecurigaan, kompetensi dan kepanjangan tangan


perusahaan

Perusahaan lebih mengukur kinerja secara detail dan diawasi secara tertutup.

Orientasi utama pada harga effisiensi, keuntungan pribadi. Sayangnya informasi yang
diperoleh dan feedback yang di terima lebih terbatas

Resolusi hukum atas konflik

Keterlibatan yang minimal, adanya investasi dimuka yang besar, dan sumber daya
terpisah

Hubungan dengan suppliers terikat dengan kontrak jangka pendek

Komtrak hanya terbatas pada hubungan kerja

Pada orientasi baru : partnership


Ketergantungan atas sumber daya tinggi

Kepercayaan, nilai tambah pada kedua belah pihak serta komitmen yang besar

ukuran kinerja longgar dan masalah diselesaikan dengan diskusi

kesetaraan, kesepakatan yang adil dan keuntungan dikedua belah pihak

jalur elektronik diperuntukkan sebagai media berbagi informasi utama, adanya feedback
atas masalah yang timbul, dan diselesaikan dengan diskusi

mekanisme kordinasi yang erat : langsung dengan orang lapangan

partner terlibat dalan perancangan design produk dan produksi serta berbagi sumber daya

Hubungan dengan suppliers terikat dengan kontrak jangka panjang

Menyediakan bantuan bisnis selama masa kontrak

Anda mungkin juga menyukai