alur dan hubungan yang terjadi antara dua atau lebih organisasi.
Pada jaman dulu banyak organisasi yang dipaksa untuk ikut dalam hubungan antar
organisasi tergantung pada kebutuhan dan ketidakstabilan dan komplekstisitas
lingkungan.
Organizational Ecosystem
Sebuah gagasan baru yang dideskripsikan James Moore berpendapat bahwa organisasi
Is competition dead?
Tidak ada perusahaan yang dapat berjalan sendiri dibawah gempuran bisnis internasional,
perubahan teknologi, dan regulasi baru. Organisasi di seluruh dunia menanamkan pada
bersama dengan yang lain di ekosistem sehingga semuanya dapat menjadi kuat.
Komplekstisitas sebuah ecosystem ditunjukkan dengan tumpang tindihnya hubungan
diantara perusahaan perusahaan yang berteknologi tinggi. Ecosystem secara konstan
merubah dan mengembangkan dengan beberapa hubungan yang menjadi kuat sementara
yang lainnya diperlemah.
Interorganizational framework
Framework yang digunakan untuk menganalisa perbedaan sudut pandang hubungan
antar organisasi.
Hubungan antara perusahaan bisa dikarakteristikkan berdasarkan persamaan atau
perbedaan hubungan peurshaan. Untuk memahami persepektif ini, manager bisa
menilai lingkungan mereka dan mengadopsi strategi sesuai kebutuhan.
1. Resources dependence theory
2. Collaborative network
3. Population ecology
4. Institutionalism
Ide dasar teori ini adalah bahwa hubungan organisasi dan lingkungan adalah bersifat
dependen, dalam arti organisasi bergantung kepada lingkungan untuk mendapatkan sumberdaya
(modal, bahan mentah, tenaga kerja, teknologi & peralatan, dll). Oleh karena itu teori ini disebut
teori ketergantungan sumberdaya (resource dependent).
Teori ketergantungan sumber daya berpendapat bahwa organisasi berusaha untuk mengurangi
ketergantungan mereka pada organisasi lain untuk penyediaan sumber daya penting dan mencoba
untuk mempengaruhi lingkungan untuk membuat sumber daya yang tersedia. Agar hal tersebut
dapat tercapai maka Salah satu strateginya adalah mengadopsi atau mengubah hubungan
independen, dengan cara membeli kepemilikan suplier, melakukan kontrak jangka panjang atau
join venture untuk menjaga sumberdaya yang diperlukan. Teknik lainnya adalah memasukkan
perusahaan pemasok dalam keanggotan dewan direksi, bergabung dengan asosiasi perdagangan
untuk mengkoordinasikan kebutuhan, menggunakan kegiatan lobi dan politik, atau
penggabungan dengan perusahaan lain untuk menjamin sumber daya dan pasokan bahan.
Dalam supply chain ada beberapa pemain utama yang merupakan perusahaan yang mempunyai
kepentingan yang sama, yaitu :
1.Supplies
2.Manufactures
3.Distribution
4.Retail Stores
1. Supplier
Jaringan bermula dari sini, yang merupakan sumber yang menyediakan bahan pertama,
dimana rantai penyaluran baru akan mulai. Bahan pertama ini bisa dalam bentuk bahan baku,
bahan mentah,bahan penolong, barang dagangan, suku cadang danlain-lain.
2. Manufactures
Barang yang sudah dihasilkan oleh manufactures sudah mulai harus disalurkan kepada
pelanggan / konsumen. Walaupun sudah tersedia banyak cara untuk menyalurkan barang
kepada pelanggan, yang umum adalah melalui distributor dan ini biasanya ditempuh oleh
sebagian besar supply chain.
3. Distribution
Pedagang besar biasanya mempunyai fasilitasgudang sendiri atau dapat juga menyewa dari
pihak lain. Gudang ini digunakan untuk menyimpan barang sebelum disalurkan lagi ke pihak
pengecer. Disini ada kesempatan untuk memperoleh penghematan dalam bentuk jumlah
inventoris dan biaya gudang dengan cara melakukan desain kembali pola pengiriman barang
baik dari gudang manufacture maupun ke toko pengecer.
4. Retail Stores
Para pengecer atau retailer menawarkan baranglangsung kepada para pelanggan atau pembeli
atau pengguna barang langsung. Yang termasuk retail stores adalah toko kelontong,
supermarket, warung-warung, dan lain-lain.
Supply Chain Management (SCM) adalah merupakan aplikasi terpadu yang memberikan
dukungan sistem informasi kepada manajemen dalam hal pengadaan barang dan jasa bagi
perusahaan sekaligus mengelola hubungan diantara mitra untuk menjaga tingkat kesediaan
produk dan jasa yang dibutuhkan oleh perusahaan secara optimal. SCM mengintegrasikan mulai
dari pengiriman order dan prosesnya, pengadaan bahan mentah, order tracking, penyebaran
informasi, perencanaan kolaboratif, pengukuran kinerja, pelayanan purna jual, dan
pengembangan produk baru. Jadi kalau supply chain adalah jaringan fisiknya, yakni perusahaan perusahaan yang terlibat dalam memasok bahan baku, memproduksi barang maupun
mengirimkannya ke pemakai akhir, sedangkan SCM adalah metode, alat atau pendekatan
pengelolaannya.
IMPLIKASI KEKUASAAN
Dalam teori ketergantungan sumber daya, perusahaan besar memiliki kekuasaan atas pemasok
kecil. Ia dapat meminta suppliers untuk menyerap / menekan biaya, pengiriman yang lebih efisien, dan
menyediakan pelayanan yang lebih baik dari sebelumnya tanpa menaikkan harga. Para supplier sering
tidak memiliki pilihan selain menjalankan kebijakan dari perusahaan dan bila mereka gagal maka mereka
akan dikeluarkan dari bisnis. Tetapi tidak semua demikian, ada juga perusahaan yang memiliki kekuasaan
atas pemasok / supplier kecil menerapkan kebijakan yang win win solution bagi kedua belah pihak
( saling menguntungkan ).
JARINGAN KOLABORATIF
Definisi Kolaborasi merupakan proses partisipasi beberapa orang, kelompok, dan organisasi
yang bekerja sama untuk mencapai hasil yang diinginkan. Kolaborasi menyelesaikan visi
bersama, mencapai hasil positif bagi khalayak yang mereka layani, dan membangun sistem yang
saling terkait untuk mengatasi masalah dan peluang. Kolaborasi juga melibatkan berbagi sumber
daya dan tanggung jawab untuk secara bersama merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi
program-program untuk mencapai tujuan bersama. Anggota kolaborasi harus bersedia untuk
berbagi visi, misi, kekuatan, sumber daya dan tujuan. Perspektif jaringan kolaboratif merupakan
alternatif yang muncul untuk teori sumber daya ketergantungan.
1. Perusahaan bergabung bersama untuk menjadi lebih kompetitif dan untuk berbagi
sumber daya yang langka
Sumber daya yang terbatas / langka, menjadi salah satu alasan perusahaan perusahaan untuk
berkolaborasi. Dimana mereka berbagi kekuatan sumber daya untuk mencapai tujuan yang
sama sehingga performa perusahaan menjadi lebih kompetitif.
2. Aliansi memerlukan manajer yang pandai membangun jaringan
Dikarenakan harus terbentuknya hubungan / kerja sama yang baik antar perusahaan yang
berkolaborasi maka manajer dituntut untuk mampu membangun dan menjaga hubungan agar
jaringan kolaborasi tersebut dapat berjalan selaras dan harmonis untuk keberlangsungan usaha
bersama.
3. Perusahaan dapat berbagi risiko dan kerjasama merupakan prasyarat untuk inovasi
yang lebih besar, pemecahan masalah, dan kinerja
Mengapa kolaborasi diperlukan ? dikarenakan dengan berkolaborasi perusahaan dapat berbagi
resiko ketika memasuki pasar baru yang mana biasanya membutuhkan sumber daya yang
besar. Dengan berkolaborasi maka perusahaan dapat memasuki pasar tersebut dengan
meminimalisir resiko dan menekan biaya. Kerjasama menjembatani perusahaan perusahaan
untuk dapat berinovasi lebih, menyelesaikan permasalahan bersama serta meningkatkan
kinjerja perusahaan.
Hubungan interorganisasional memberikan semacam jaringan pengamanan yang mendorong
investasi jangka panjang, pembagian informasi, dan pengambilan resiko. Organisasi dapat
mencapai level yang lebih tinggi atas inovasi dan kinerja, karena pola pemikiran mereka beralih
dari permusuhan menjadi pola pikir partnership atau kemitraan.
Perusahaan lebih mengukur kinerja secara detail dan diawasi secara tertutup.
Orientasi utama pada harga effisiensi, keuntungan pribadi. Sayangnya informasi yang
diperoleh dan feedback yang di terima lebih terbatas
Keterlibatan yang minimal, adanya investasi dimuka yang besar, dan sumber daya
terpisah
Kepercayaan, nilai tambah pada kedua belah pihak serta komitmen yang besar
jalur elektronik diperuntukkan sebagai media berbagi informasi utama, adanya feedback
atas masalah yang timbul, dan diselesaikan dengan diskusi
partner terlibat dalan perancangan design produk dan produksi serta berbagi sumber daya