Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH STUDI KELAYAKAN BISNIS

“ASPEK LINGKUNGAN”

DISUSUN OLEH KELOMPOK 6:

1. WA ODE RELI (101801081)

2. INTAN DWI CAHYA (101801068)

3. OKTASIANA ELISA KASMA AHMAD ODE (10150110)

PROGRAM STUDI MUHAMMADIYAH BUTON

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BUTON

TAHUN

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya

sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami

mengucapkan terimakasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi

dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah

pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh

lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan

dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman

Kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun

dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Baubau, April 2021

penyusun

Kelompok 6

ii
DAFTAR PUSTAKA

HALAMAN SAMPUL................................................................................. i

KATA PENGANTAR.................................................................................. ii

DAFTAR ISI................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................. 1

A. Latar Belakang................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah.............................................................................. 2

C. Tujuan................................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN.............................................................................. 3

A. Persaingan Industri ............................................................................ 3

B. Kekuatan dan Penawaran Pembelian................................................. 5

C. Bentuk Barang Subsidi .................................................................... 6

D. Kekuatan Subsidi............................................................................... 7

E. Kemampuan Pesaing Baru untuk Masuk .......................................... 9

F. Kajian dalam Aspek lingkungan Industri ......................................... 10

G. Solusi untuk Aspek Lingkungan Industri.......................................... 11

BAB III PENUTUP...................................................................................... 14

A. Kesimpulan........................................................................................ 14

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Untuk menjalankan usaha diperlukan sebuah studi kelayakan bisnis, apakah

sebuah usaha layak dijalankan atau tidak layak dijalankan. Studi kelayakan bisnis

bisa disimpulkan untuk menentukan seberapa besar pengembalian sebuah

investasi atas suatu aktifitas usaha dan implikasi usaha tersebut dalam sebuah

investasi, selalu ada nilai investasi awal atau disebut sumber daya yang akan di

alokasikan. Pengembaliannya adalah perbandingan antara input investasi dengan

dibandingkan dengan output yang akan dihasilkan dengan mempertimbangkan

seluruh aspek yang perlu dijalankan. Studi kelayakan dilakukan sebelum sebuah

usaha benar-benar akan dijalankan, masih dalam tahap awal perencanaan dan

sangat penting dalam pengambalian keputusan strategis.

Studi kelayakan peroyek atau bisnis adalah penelitihan yang menyangkut berbagai

aspek baik itu dari aspek hukum, sosial ekonomi dan budaya, aspek pasar dan

pemasaran, aspek teknis dan teknologi sampai dengan aspek manajemen dan

keuangannya, dimana itu semua digunakan untuk dasar penelitian studi kelayakan

dan hasilnya digunakan untuk mengambil keputusan apakah suatu proyek atau

bisnis dapat dikerjakan atau ditunda dan bahkan ditadak dijalankan. Studi

kelayakan sangat diperlukan oleh banyak kalangan, khususnya terutama bagi para

investor yang selaku pemrakarsa, bank selaku pemberi kredit, dan pemerintah

yang memberikan fasilitas tata peraturan hukum dan perundang-undangan, yang

tentunya kepentingan semuanya itu berbeda satu sama lainya. Investor

1
berkepentingan dalam rangka untuk mengetahui tingkat keuntungan dari investasi,

bank berkepentingan untuk mengetahui tingkat keamanan kredit yang diberikan

dan kelancaran pengembaliannya, pemerintah lebih menitik-beratkan manfaat dari

investasi tersebut secara makro baik bagi perekonomian, pemerataan kesempatan

kerja, dll.

Dalam makalah ini, kita tertarik untuk membahas studi kelayakan bisnis yang

termasuk dalam aspek lingkungan .

B.     Rumusan Masalah

1. Bagaimana persaingan industri itu?


2. Bagaimana kekuatan dan penawaran pembeli?
3. Apa saja bentuk barang subtitusi?
4. Bagaimana kekuatan supplier?
5. Bagaimana kemampuan pesaing baru untuk masuk?
6. apa saja Aspek Lingkungan Industri?

C.     Tujuan

Untuk mengetahui dampak apa saja yang diakibatkan oleh kegiatan bisnis

terhadap lingkungan dari dampak positif dan negatifnya.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A.          Persaingan Industri

Industri  dalam arti sempit adalah kumpulan perusahaan yang menghasilkan

barang-barang yang sejenis, dimana terdapat kesamaan dalam bahan baku yang

digunakan dalam proses, bentuk produk akhir, dan konsumen akhir.  Dalam arti

luas, industri dapat didefinisikan sebagai kumpulan perusahaan yang

memproduksi barang dan jasa dengan elastisitas silang (cross elasticity demand)

yang positif tinggi. Definisi lain dari industri adalah kelompok perusahaan yang

memproduksi barang atau jasa yang sama atau bersifat substitusi dekat.  Dari segi

pembentukan pendapatan, industri adalah kegiatan ekonomi yang menciptakan

nilai tambah.

Dalam industri yang sudah kita tentukan kita perlu meneliti bagaimana bentuk

kompetisi yang ada di industri tersebut, berapa banyak pesaing dan bagaimana

cara mereka berkompetisi., apakah kompetisi sudah sangat ketat. Dalam siklus

industri yang kita ambil dimana letak industrinya masih dalam tahap bertumbuh

atau sudah matang. Apakah akan rugi atau sangat menguntungkan. Dalam analisa

ini kondisi tersebut harus melihat dari saat ini dan juga pada data histori atau

cerita, apakah trendnya membaik terus atau justru melemah.

Agar tidak terjebak dalam kompetisi yang ada kita harus menentukan posisi pasar

kita dengan perlu mendapatkan keunggulan kompetisi yang bisa dicapai dari segi

biaya, segi kualitas produksi maupun dari segi penentuan variabel yang

diinginkan oleh konsumen melalui inovasi dan kreativitas.

3
Salah satu contoh kasus dalam persaingan industri adalah bagaimana industri

radio kecil berinovasi, 20 tahun yang lalu dikuasai oleh walkman, dan munculnya

mp3, kemudain 5 tahun terakhir ipod dengan cepat masuk kepasar dan bisa

diterima oleh konsumen dan menjadi salah satu produk yang paling laku didunia.

Karena bentuknya yang kecil, kemampuan isi lagunya yang banyak dan

kemudahan dalam pemakaian, membuat konsumen membelinya. Apple juga terus

menerus berinovasi agar tidak dikejar oleh pesaingnya, mulai dari ipod mini, ipod

shuffle, ipod yang dapat menonton video dan terakhir iphone. Yang sekarang

sedang bersaing dengan android smartphone Samsung.

Intensitas rivalitas antar pemain dalam industri dipengaruhi oleh struktur biaya

produk, tingkat diferesiasi produk, pertumbuhan industri, dan tingkat kapasitas

terpasang. Semakin besar porsi biaya tetap dalam struktur biaya produksi,

semakin tinggi intensitas rivalitas. Semakin homogen produk, semakin tinggi

rivalitas. Pertumbuhan industri yang menurun dan tingkat kapasitas terpasang

yang besar akan mempengaruhi intensitas rivalitas antarpelaku industri.

Intensitas persaingan antarperusahaan dalam industri tergantung pada :

1.      Jumlah pesaing banyak dengan kekuatan berimbang

2.      Pertumbuhan industri lambat

3.      Produk atau jasa yang dihasilkan kurang terdiferensiasi atau memiliki

switching cost yang rendah

4.      Produk memiliki biaya tetap tinggi dan tidak tahan lama

5.      Penambahan kapasitas dalam jumlah besar akan mengganggu keseimbangan

permintaan dan penawaran dalam industri

4
6.      Rintangan keluar yang tinggi

7.      Pesaing memiliki perbedaan dalam strategi, asal, dan kepribadian.

B.           Kekuatan dan Penawaran Pembeli

Dalam industri pembeli mempunyai kekuatan untuk menentukan pilihan dan

industri yang sangat kompetitif dan efisien, dimana karakteristik produk sangat

kecil perbedaannya dan pembeli dapat dengan mudah menggantikan supplier dari

yang satu ke yang lainnya, maka perusahaan yang baru perlu mempertimbangkan

dengan sangat matang. Sedangkan untuk kekuatan pembeli yang masih lemah,

maka secara tidak langsung kekuatan penjual sangat kuat memungkinkan untuk

mendapatkan keuntungan yang lebih tinggi sehingga industri ini memugkinkan

untuk dimasuki.

Kemampuan berinovasi sebuah produk, akan menghindarkan atau menurunkan

kekuatan pembeli untuk menekankan harganya, sebenarnya dimata pembeli,

sebuah produk berharga jika nilai uang yang dibayarkan seimbang dengan barang

yang bisa dinikmatinya.

Dalam beberapa industri penting, pembeli produk adalah pembeli tunggal, seperti

produsen energi listrik, maka pembelinya adalah perusahaan listrik negeri itu

sendiri, sehingga harganya telah ditentukan sebelum pembangunan pembangkit

listrik dilakukan.

Pembeli mampu mempengaruhi perusahaan untuk memotong harga,

meningkatkan mutu dan pelayanan serta mengadu perusahaan dengan kompetitor

melalui kekuatan yang mereka miliki.

Pembeli akan mempunyai kekuatan tawar, jika :

5
1. Pembeli terkosentrasi membeli dalam jumlah besar,

2. Produk yang dibeli dari industri standar atau tidak terdiferensiasi

3. Produk yang dibeli dari industri mempunyai porsi yang signifikan dari

biaya beli sehingga tidak ada kenaikan harga atau perusahaan lain

menawarkan harga yang lebih murah akan segera berpindah

4. Produk yang dibeli hanya akan mendatangkan keuntungan kecil bagi

pembeli

5. Produk yang ditawarkan industri dipandang memiliki resiko keuangan

yang tinggi

6. Produk yang ditawarkan industri dipandang tidak begitu penting bagi

pembeli

7. Pembeli memilki ancaman yang kuat untuk berintegrasi ke belakang

masuk ke industri pemasok.

C.          Bentuk Barang Subsidi

Sesudah persaingan industri dan kekuatan pembeli, selanjutnya barang substitusi

yang ada untuk produk yang akan ditawarkan, dan bagaimana strategi kompetisi

dari barang substitusi yang ada termasuk bauran pemasarannya. Dan contoh

seperti yang dibahas sebelumnya ipod pada saat awal hanya pemutar lagu,

handphone pada awalnya hanyalah sebuah alat komunikasi, tetapi handphone

sekarang telah menambah fitur memutar lagu, kemudian ipod juga berubah

dengan produk terbarunya yaitu iphone yang bisa berkomunikasi juga memutar

lagu.

6
Dari contoh diatas, bisa kita simpulkan bahwa produk yang tadinya tidak

bersubstitusi, berkembang menjadi barang substitusi karena perkembangan

teknologi. Diakhir tahun 2009, beberapa produsen komputer, mengembangkan

komputer ringan yang disebut netbook, yang berfungsi sebagai jelajah dunia maya

bersaing dengan handphone untuk juga menjelajahi dunia maya. Akibatnya

produsen handphone nokia akhirnya juga ikut memproduksi netbook ini.

Selain produk, penjual jasa juga ada yang subtitusi. Misalnya kalau kita membeli

voucher handphone prabayar, kita biasanya bisa membelinya di kios-kios

telekomunikasi atau wartel, tapi pada saat ini, berapa bank juga menawarkan

anjungan tunai mandiri (atm) sebagai salah satu tempat membeli voucher

handphone.

Inovasi dalam peluncuran produk, juga dapat menurunkan tingkatan barang

substitusi, kembali kecontoh ipod, pada beberapa saat peluncuran, banyak pesaing

lainnya juga meluncurkan barang sejenis ipod dengan desain yang sama, akan

tetapi ipod terus berinovasi. Untuk jasa, kemampuan substitusi dari pesaing juga

relative kecil, asalkan memliki keahlian jasa yang spesifik dan pengalaman yang

memberikan jasa dan mesti dipelajari dalam hitungan tahun.

D.          Kekuatan Supplier

Selanjutnya bagaimana dengan kekuatan supplier bahan baku, apakah ada

perusahaan yang

sebenarnya telah terjadi integrasi vertical, sehingga perusahaan lain yang masuk

sebenarnya sangat tergantung pada supplier yang monopoli atau oligopoli.

7
Terkadang kita melihat perusahaan yang bergerak di industri yang sangat menarik

dan menguntungkan untuk dimasuki sebagai usaha baru tapi ternyata perusahaan

tersebut dapat melakukan karna adanya dukungan supplier yang kuat

dibelakangnya dan dimiliki oleh investor yang sama. Jika hal ini terjadi

perusahaan baru wajib untuk mempertimbangkan kembali industri ini, karena

sekalipun industrinya sangat menarik, tetapi karena suppliernya terjadi monopoli

maka tekanan harga akan sangat tidak menguntungkan bagi perusahaan baru.

Pemasok dapat mempengaruhi industri lewat kemampuan mereka menaikkan

harga atau mengurangi kualitas produk atau servis.

Para pemasok memilki kekuatan tawar menawar yang mempengaruhi

ketersediaan bahan.

Akibatnya, harga bahan dapat pula dipengauhinya. Oleh karna itu, informasi

tentang kekuatan tawar menawar pemasok penting diketahui, baik bagi

perusahaan yang ada maupun bagi prusahaan yang sedang diuji kelayakan

bisnisnya ini.

Pemasok akan memiliki kekuatan jika ;

1.   Pemasok didominasi oleh sedikit perusahaan,

2. Produk yang dihasilkan unik sehingga sulit untuk mencari pengganti,

3. Produk pemasok sangat penting bagi pembeli,

4.  Pemasok merupakan ancaman serius apabila berintegrasi ke depan ke arah

industri pembeli,

5.      Pembeli bukan merupakan konsumen penting bagi pemasok.

8
E.           Kemampuan Pesaing Baru Untuk Masuk

Selanjutnya perlu dipertimbangkan akan hambatan dalam industri untuk jangka

pendek, menengah dan panjang. Jika dalam waktu jangka pendek, industri ini

sangat tidak mudah untuk dimasuki, maka kompetisi akan sedikit, sehingga

ptofitabilitas akan menguntungkan. Begitu juga untuk jangka menengah hingga

panjang, perlu dianalisa.

Sebagai contoh kasus, untuk industri telekomunikasi mobile, pada awal

berdirinya, pemerintah hanya membatasi beberapa pemain yang boleh main

industri ini, hingga kita mengenal adanya 3 operator utama. Akan tetapi pada

akhir-akhir ini, muncullah banyak operator komunikasi baru yang masuk, tidak

hanya sama dengan ketiga operator awal, tetapi juga mulai masuk ke dalam

frekuensi yang berbeda. Selain itu muncul juga peraturan pemerintah dalam

pengaturan maksimal yang boleh diberlakukan kepada konsumen. Sehingga bisa

jadi ada beberapa operator baru maupun lama yang akhirnya mengalami kerugian

yang sangat signifikan.

Hambatan berkompetisi karena regulasi dan kebutuhan investasi yang sangat

besar yang diperlukan untuk menjalankan suatu usaha. Dapat juga disebabkan

pengetahuan akan satu inovasi atau bahan pokok yang tidak mudah didapatkan

oleh yang lainnya, sehingga terjadi monopoli. Seperti dalam dunia farmasi,

penemuan obat tertentu, dapat dilakukan pematenan, sehingga monopoli obat

tersebut bisa dilakukan. Visi dan misi perusahaan juga diperlukan untuk

memfokuskan rencana sesuai dengan tujuan.

9
F.           Kajian dalam Aspek Lingkungan Industri

1.            Persaingan sesama perusahaan dalam industrinya

Persaingan dalam industry sangat mempengaruhi kebijakan dan kinerja

perusahaan. Dalam situasi persaingan yang oligopoly, perusahaan mempunyai

kekuatan yang cukup besar untuk mempengaruhi pasar. Sementara itu, persaingan

pasar yang sempurna biasanya akan yang sempurna biasanya akan memaksa

perusahaan menjadi follower termasuk dalam hal harga produk. Jadi, perusahaan

perlu mengetahui persaingannya.

2.            Ancaman masuk pendatang baru

Perusahaan sebagai pendatang baru akan menimbulkan sejumlah implikasi bagi

perusahaan yang sudah ada implikasi tersebut misalnya adalah kapasitas menjadi

bertambah, terjadinya perebutan pangsa pasar serta perebutan sumber daya

produksi yang terbatas. Kondisi seperti ini menimbulkan ancaman bagi

perusahaan yang telah ada. Ada beberapa factor yang menghambat pendatang

baru untuk masuk kedalam suatu industry, yang sering disebut dengan hambatan

masuk. Faktor-faktor yang dimaksud adalah skala ekonomi, diferensial produk,

kecukupan modal, biaya peralihan, aspek kesaluran distribusi dan peraturan

pemerintah.

3.            Ancaman dari produk pengganti

Perusahaan-perusahaan yang berada dalam suatu industry bersaing dengan produk

pengganti. Walaupun karakteristik berbeda, barang subsitusi dapat memberikan

fungsi atau jasa yang sama. Ancaman produk subtitusi adalah kuat bilamana

konsumen dihadapkan pada sedikitnya switching cost dan jika produk substitusi

10
itu mempunyai harga yang lebih murah atau kualitasnya sama, bahkan lebih tinggi

dari produk-produk suatu industry.

4.            Kekuatan tawar-menawar pembeli

Pembeli mampu mempengaruhi perusahaan untuk memotong harga , untuk

meningkatkan mutu dan servis, serta menghadapkan perusahaan dengan

competitor (pesaing) melalui kekuatan yang mereka miliki.

5.            Kekuatan tawar menawar pemasok

Pemasok dapat mempengaruhi industry lewat kemampuan mereka untuk

menaikkan harga atau mengurangi kualitas produk atau servis. Oleh karena itu,

perusahaan harus mampu mengandalkan perilaku pemasok.

6.            Pengaruh kekuatan stakeholder lainnya

Kekuatan ke enam yang ditambahkan oleh freeman yang dilakukan wheelen

adalah kekuatan di luar perusahaan yang mempunyai perusahaan secara langsung

kepada perusahaan. Stakeholder yang serikat pekerja, lingkungan masyarakat,

kreditor, pemasok, asosiasi dagang, kelompok yang mempunyai kepentingan lain

dan pemegang saham. Pengaruh dari masing-masing stakeholder bervariasi antara

satu industry dengan industry lainnya.

G.          Solusi untuk aspek lingkungan industri.

Hasil studi aspek lingkungan hendaknya memberikan perihal :

a.       Studi dan kondisi ancaman bagi pendatang baru untuk masuk

Rencana bisnis yang sedang dikaji kelayakannya pendatang baru, maka untuk

masuk kesatu industry tertentu perlu diketahui ketentuan dan kelemahannya. Jika

11
perusahaan diperkirakan tidak sangup untuk masuk keindustri tersebut, maka

perusahaan dianjurkan untuk mengundurkan diri.

b.      Situasi persaingan sesame perusahaan dalam industry

Hal ini perlu diketahui agar perusahaan dapat menyusun kekuatan untuk masuk ke

suatu industri. Hal ini perlu diketahui agar perusahaan dapat menyusun kekuatan

untuk masuk ke suatu industry. Mengukur persaingan antar perusahaan dalam

industry yang sama dapat dilihat dari factor-faktornya, yang menurut porter,

ialah : jumlah competitor, tingkat pertumbuhan industry, karakteristik produk,

biaya tetap, kapasitas produksi, dan hambatan perusahaan untuk mengundurkan

diri.

c.       Ancaman dari produk jasa pengganti

Rencana suatu bisnis adalah menghasilakan produk pengganti bagi produk-produk

pengganti bagi produk-produk yang sudah beredar.

d.      Kekuatan tawar menawar pembeli

Pembeli-pembeli perlu dicari tahu kekuatannya dalam mempengaruhi harga jasa.

Pasa pembeli dapat mempengaruhi seluruh perusahaan dalam industrinya,

temasuk perusahaan yang sedang melakukan uji kelayakan bisnis.

e.       Kekuatan tawar menawar pemasok

Para pemasok memiliki kekuatan tawar menawar yang mempengaruhi

ketersediaan bahan. Akibatnya, harga bahan dapat pula dipengaruhinya. Oleh

karna itu, informasi tentang kekuatan tawar menawar pemasok penting diketahui,

baik bagi perusahaan yang ada maupun bagi perusahaan yang sedang diuji

kelayakan bisnisnya ini.

12
f.       Pengaruh kekuatan stakeholder

Kekuatan para stakeholder perusahaan untuk mendukung rencana bisnis, perlu

dikaji baik dalam rangka untuk menyetujui maupun untuk menolak rencana

bisnis.

Ini merupakan hasil terhadap elemen-elemen persaingan bisnis di atas akan

berguna sebagai masukan untuk menganalisis kelayakan bisnis, baik secara

langsung maupun tidak langsung. Perlu di ketahui bahwa aspek persaingan mulai

dianggap penting untuk kajian kelayakan bisnis.

13
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya,

keadaan dan makhluk hidup, termasuk di dalamnya manusia dan perilakuknya,

yang mempengaruhi kelangsungan kehidupan dan kesejahteraan manusia serta

makhluk hidup lainnya

Lingkungan tempat bisnis akan dijalankan harus dianalisis dengan cermat. Hal ini

disebabkan lingkungan di satu sisi dapat menjadi peluang dari bisnis yang akan

dijalankan, namun disisi lain lingkungan juga dapat menjadi ancaman bagi

perkembangan bisnis. Keberadaan bisnis dapat berpengaruh terhadap lingkungan,

baik lingkungan masyarakat maupun lingkungan ekologi tempat bisnis yang akan

dijalankan.

Analisis aspek lingkungan tidak hanya membahas tentang kesesuaian lingkungan

dengan bisnis yang akan dijalankan, tetapi juga membahas tentang dampak bisnis

terhadap lingkungan serta pengaruh perubahan lingkungan yang akan datang

terhadap bisnis. Suatu bisnis dapat menimbulkan berbagai aktivitas sehinggga

menimbulkan dampak bagi lingkungan disekitar lokasi bisnis. Perubahan

kehidupan masyarakat sebagai akibat dari adanya aktivitas bisnis dapat berupa

semakin ramainya lokasi disekitar lokasi bisnis, timbulnya kerawanan sosial,

timbulnya penyakit masyarakat, juga perubahan gaya hidup sebagai akibat

masuknya tenaga kerja dari luar daerah. Oleh karena itu, analisis pada aspek

lingkungan memerlukan kemampuan analisis yang lebih komprehensif.

14
DAFTAR PUSTAKA

Johan , Suwinto . 2011 . Studi Kelayakan Pengembangan Bisnis . Yogyakarta :

Graha Ilmu

DR. Suliyanto. 2008 . Studi Kelayakan Bisnis Pendekatan Praktis. Yogyakarta:

Penerbit Andi.

Suliyanto. Dr. 2008.  Studi Kelayakan Bisnis Pendekatan Praktis, Yogyakarta,

Andi.

Umar, Husein. 2005. Studi Kelayakan Bisnis Teknik Menganalisis Kelayakan

Rencana Bisnis Secara Komprehensif, Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Jumingan, Drs. S.E., M.M., M.Si. 2009. Studi Kelayakan Bisnis Teori &

Pembuatan Proposal Kelayakan, Jakarta : Bumi Aksara.

http://ofosiharefa-anknias.blogspot.co.id/2011/09/study-kelayakan-bisnis-ditinjau-

dari.html  diakses pada tanggal 26 April 2017 pukul 09.00 WIB.

15

Anda mungkin juga menyukai