Anda di halaman 1dari 34

MAKALAH

AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN 1

METODE PEMBAGIAN LABA RUGI PERSEKUTUAN

Dosen Pengampu: Desi Jelanti S.E., M.Ak.

Disusun Oleh:

1. Amelia Mutiara Putri (201011200765)


2. Alifah Mawadah (201011200776)

YAYASAN SASMITA JAYA

UNIVERSITAS PAMULANG
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
Jl. Surya Kencana No. 1 Pamulang, Telp/Fax (021)7412566
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan
karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul “Metode Pembagian Laba Rugi
Persekutuan” dapat kami selesaikan dengan baik dan tepat waktu. Adapun tujuan
dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Akuntansi
Keuangan Lanjutan 1 dengan dosen pengampu Ibu Desi Jelanti S.E.,M.Ak. Kami
berharap makalah ini dapat memberikan pengetahuan dan pengalaman kepada
pembaca tentang Metode Pembagian Laba Rugi Persekutuan.

Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Desi Jelanti
S.E., M.Ak. yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah wawasan
dan pengetahuan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni. Terima kasih juga
kami sampaikan kepada teman-teman seperjuangan yang telah mendukung kami
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini tepat waktu.

Kami menyadari, bahwa makalah yang kami tulis masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.

Pamulang, 20 September 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................. i


DAFTAR ISI ........................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ...................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................ 2
1.3 Tujuan Perumusan Masalah ................................................. 2
1.4 Manfaat ................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN ......................................................................... 3


2.1 Definisi Persekutuan ........................................................... 3
2.2 Ciri Ciri Persekutuan ........................................................... 3
2.3 Karakteristik Perusahaan .................................................... 4
2.4 Metode Pembagian Laba Persekutuan ............................... 7
2.5 Perhitungan Pembagian Laba Persekutuan ........................ 8
2.6 Contoh Soal Pilihan Ganda dan Essay ............................... 19

BAB III PENUTUP ................................................................................. 29


3.1 Kesimpulan ......................................................................... 29

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. iii

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Persekutuan adalah suatu kerjasama 2 (dua) orang atau lebih untuk secara
bersama menjalankan perusahaan dengan tujuan memperoleh laba.
Persekutuan bisa dibentuk dengan preset ujuan lisan sederhana antara dua
orang atau lebih untuk melakukan kegiatan usaha yang mencari keuntungan.
Namun, kemudian pembentukan persekutuan tidak boleh ditujukan untuk
praktek usaha yang tidak sah.

Meskipun persetujuan lisan itu akan bersifat legal dan mengikat, perjanjian
persekutuan harus dibuat dalam bentuk tertulis dan minimal harus
menspesifikasikan:

a) Ketentuan mengenai persekutuan.


b) Ketentuan mengenai sekutu.
c) Ketentuan yang berhubungan dengan modal persekutuan.
d) Ketentuan mengenai pembagian laba.
e) Ketentuan yang berhubungan dengan pembubaran persekutuan.
f) Ketentuan mengenai pertanggungan (asuransi) terhadap masing – masing
sekutu.

Pada persekutuan laba atau rugi selalu dibagi di antara para sekutu sesuai
dengan metode pembagian laba yang telah disepakati. Salah satu Karakteristik
dari persekutuan adalah participation in partnership profit maka laba rugi
persekutuan harus dibagi kepada para sekutu secara adil, artinya adil dalam
pembagian laba kepada masing-masing sekutu disesuaikan dengan
kontribusinya baik berupa waktu, modal dan kemampuan pribadi dalam
menghasilkan laba. Di samping itu adil juga berarti tidak ada perbedaan yang
mencolok dari besarnya asing-masing bagian rugi-laba yang diberikan kepada
sekutu. Oleh karena itu iperlukan metode penghitungan untuk pembagian laba-
rugi yang disepakati bersama. Pembagian laba adalah pemindahan saldo laba
(rugi) persekutuan ke rekening modal masing - masing sekutu. Mengenai
modal sekutu pada dasarnya merupakan keseluruhan dari hak para sekutu
terhadap persekutuan.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa Definisi Persekutuan?
2. Apa ciri ciri perusahaan persekutuan?
3. Apa Karakteristik persekutuan?
4. Bagaimana Metode Pembagian Laba Persekutuan?
5. Menghitung Pembagian Laba Persekutuan?
6. Contoh soal Pilihan Ganda dan Essay?

1.3 Tujuan Perumusan Masalah


1. Untuk Mengetahui Definisi Persekutuan
2. Untuk mengetahui Ciri ciri Perusahaan Persekutuan
3. Untuk mengetahui Karakteristik persekutuan
4. Untuk mengetahui Metode Pembagian Laba Persekutuan
5. Untuk mengetahui Perhitungan Pembagian Laba Persekutuan.
6. Untuk mengetahui contoh soal dan jawaban pembagian laba rugi
persekutuan

1.4 Manfaat
Berdasarkan tujuan di atas, maka manfaatnya adalah:
1. Menambah wawasan dan pengetahuan penulis berkaitan dengan
Pembagian Laba Rugi Persekutuan.
2. Dapat memberikan informasi kepada pihak pembaca mengenai Ciri,
Karakteristik, Metode, dan Perhitungan Pembagian Laba Persekutuan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Persekutuan

Persekutuan (partnership) merupakan gabungan dua orang atau lebih yang


memiliki dan menjalankan usaha untuk mendapatkan laba. Persekutuan jarang
digunakan jika dibandingkan dengan perusahaan perseorangan. Persekutuan
memiliki beberapa karakteristik dengan pengaruh akuntansi. Di Indonesia,
terdapat tiga jenis persekutuan yang diakui oleh Kitab Undang Undang Hukum
Perdata (KUHP): Persekutuan, Perdata, Firma, dan Persekutuan Terbatas (CV).

Persekutuan memiliki masa yang terbatas. Persekutuan akan berakhir saat seorang
rekan mengundurkan diri dari anggota pemilik perusahaan. Dalam kebanyakan
persekutuan, para rekan memiliki kewajiban yang tidak terbatas, artinya setiap
rekan secara individu memiliki kewajiban pada kreditur atas utang ‐utang yang
dibuat oleh persekutuan. Jadi, jika persekutuan tidak memiliki kemampuan
melakukan pembayaran, para rekan harus men yediakan aset pribadi yang
memadai untuk menyelesaikan kewajiban persekutuan.

2.2 Ciri – Ciri Persekutuan

Beberapa ciri perusahaan persekutuan adalah :

1. Umur yang terbatas


Perusahaan persekutuan sangat mudah bubar apabila ada seorang sekutu
mengundurkan diri atau mati. Demikian juga apabila ada sekutu baru yang
masuk dapat merubah komposisi perusahaan.

2. Kewajiban yang tidak terbatas


Masing-masing sekutu mempunyai kewajiban untuk membayar hutang yang
dibuat perusahaan. Tanggungjawabnya tidak terbatas sebesar modal yang
ditanam tetapi juga termasuk kekayaan pribadinya.

3
3. Kekayaan menjadi milik Bersama
Harta yang ditanam dalam persekutuan menjadi milik bersama. Apabila terjadi
pembubaran dan harta-harta tersebut dibagi, maka masing-masing berhak
menuntut sebesar saldo modal mereka.

4. Partisipasi dalam laba


Laba maupun rugi dibagi antara para sekutu sesuai dengan perjanjian yang
mereka buat. Dalam hal tidak ada perjanjian, laba/rugi dibagi sama rata.

5. Perjanjian Persekutuan
Harus ada pasal-pasal perjanjian yang jelas mengenai pembagian laba, masuk
dan keluarnya sekutu dan lain-lain.

2.3 Karakteristik Perusahaan

Suatu persekutuan didirikan secara sukarela. Seseorang tidak dapat dipaksa


untuk bergabung dalam suatu persekutuan dan para sekutu juga tidak dapat
dipaksa untuk menerima orang lain sebagai sekutu. Meskipun perjanjian
persekutuan dapat dilakukan secara lisan, namun perjanjian yang dibuat secara
tertulis dapat mengurangi kemungkinan terjadinya kesalah pahaman. Ada
beberapa karakteristik khusus dalam persekutuan yang membedakan
persekutuan dengan perusahaan perseorangan ataupun bentuk perseroan
terbatas.

1. Karakteristik-karaktersitik tersebut adalah:

a. Perjanjian tertulis suatu persekutuan

Sebuah persekutuan usaha mirip dengan perkawinan. Agar berhasil, para


sekutu harus bekerja sama. Walaupun demikian, para sekutu usaha sulit
untuk terus menerus bersama. Sekutu bisnis dapat berganti-ganti terus.
Untuk memastikan bahwa setiap sekutu sepenuhnya mengerti cara suatu
persekutuan beroperasi, serta untuk mengurangi kesalah pahaman yang
dapat timbul, para sekutu dapat membuat suatu perjanjian persekutuan atau
juga disebut akte perjanjian persekutuan. Perjanjian ini merupakan kontrak
yang dibuat antar sekutu, sehingga semua transaksi yang berkaitan dengan
perjanjian tersebut, semuanya diatur dalam hukum kontrak.

4
Walaupun akte pendirian ini tidak diwajibkan untuk dibuat didepan notaris,
tetapi berdasarkan pengamatan, semua firma di Indonesia didirikan dengan
akte notaris. Akte pendirian ini harus didaftarkan pada Pengadilan Negeri
setempat untuk kemudian diumumkan dalam lembaran berita Negara.

Akte ini harus memuat dengan jelas informasi-informasi berikut ini:

1) Nama, lokasi dan sifat usaha


2) Nama, investasi modal dan kewajiban dari setiap sekutu
3) Metode untuk membagi laba dan rugi antara para sekutu
4) Pengambilan aktiva yang diperbolehkan untuk sekutu
5) Prosedur untuk menyelesaikan perselisihan antar sekutu
6) Prosedur untuk menambah sekutu baru
7) Prosedur penyelesaian bagi sekutu yang ingin keluar dari persekutuan
tersebut
8) Prosedur untuk membubarkan persekutuan, seperti penjualan aktiva,
pembayaran hutang, serta pembagian sisa kas persekutuan pada para
sekutu.

b. Masa usia yang terbatas

Masa hidup dari persekutuan dibatasi oleh masa kebersamaan dari para
sekutu tersebut. Bila seorang sekutu keluar, maka persekutuan tersebut juga
akan berakhir. Seorang sekutu baru dapat saja muncul untuk melanjutkan
usaha yang sama, tetapi persekutuan yang lama telah dibubarkan.
Pembubaran merupakan akhir dari suatu persekutuan. Begitu pula
penambahan sekutu baru, akan membubarkan persekutuan yang lama dan
akan menciptakan persekutuan yang baru.

5
c. Kewajiban Bersama

Kewajiban bersama dalam persekutuan berarti setiap sekutu dapat


mengikat persekutuan dengan kontrak yang mereka buat dengan pihak lain,
selama kontrak tersebut masih dalam ruang lingkup usaha persekutuan tadi.
Jika seorang sekutu dalam kantor akuntan publik membuat kontrak
pemberian jasa akuntansi pada perusahaan lain, maka seluruh persekutuan
(bukan hanya sekutu yang membuat kontrak) akan terikat untuk
memberikan jasa tersebut. Tapi jika sekutu tersebut menandatangani
kontrak untuk memperbaiki rumah pribadinya, maka persekutuan tidak
akan terikat dengan kontrak tersebut. Pembuatan kontrak tersebut bersifat
pribadi dan tidak termasuk dalam kegiatan umum persekutuan.

d. Kewajiban tidak terbatas

Menurut pasal 18 Kitab Undang-undang Hukum Dagang, setiap sekutu


mempunyai kewajiban pribadi yang tidak terbatas terhadap hutang yang
dimiliki persekutuan. Jika aktiva yang dimiliki suatu persekutuan tidak
cukup untuk menutupi hutang-hutangnya, maka kekurangannya akan
diambil dari aktiva pribadi milik masing-masing sekutu.

Kewajiban tidak terbatas dan kewajiban bersama berkaitan erat. Seorang


sekutu yang tidak jujur ataupun seorang sekutu yang tidak kompeten dapat
membuat persekutuan tersebut menerima kontrak yang merugikan. Hal ini
dapat menyebabkan para kreditor memaksa semua sekutu untuk membayar
hutang persekutuan dengan menggunakan harta pribadi dari masing-masing
sekutu. Karena itu, sekutu usaha harus dipilih secara berhati-hati.

6
e. Pemilikan aktiva secara Bersama

Setiap aktiva, baik itu berupa kas persediaan, mesin dan sebagainya, yang
diinvestasikan sekutu dalam persekutuan yang dibentuk, akan menjadi
aktiva bersama para sekutu. Tiap sekutu juga memiliki hak atas laba usaha
persekutuan.

f. Tidak ada pajak penghasilan persekutuan

Suatu persekutuan tidak membayar pajak penghasilan atas laba usahanya.


Laba bersih persekutuan dibagi untuk para sekutu dan merupakan
pendapatan kena pajak bagi para sekutu tersebut.

g. Akun modal untuk sekutu

Akuntansi untuk persekutuan pada dasarnya hampir sama dengan akuntansi


untuk perusahaan perorangan. Pencatatan transaksi penjualan dan
pembelian, penagihan dan pembayaran dalam persekutuan sifatnya sama
dengan pencatatan yang dilakukan dalam perusahaan perorangan. Tetapi,
karena persekutuan memiliki lebih dari 1 pemilik, maka akun modal yang
terdapat dalam persekutuan jumlahnya akan lebih dari 1.

2.4 Metode Pembagian Laba Persekutuan

Metode pembagian laba adalah metoda atau cara yang digunakan untuk dasar
penghitungan pembagian laba.

Ada berbagai macam Metode Pembagian Laba yang digunakan:

1. Laba dibagi sama


2. Laba dibagi dengan rasio tertentu
3. Laba dibagi menurut perbandingan modal

7
4. Laba dibagi dengan memperhitungkan bunga modal dan sisanya dibagi
menurut metode 1,2, atau 3.
5. Laba dibagi dengan memperhitungkan gaji dan atau bonus dan sisanya dibagi
menurut metode1,2 atau 3
6. Laba dibagi dengan memperhitungkan bunga modal serta gaji dan atau bonus
dan sisanya dibagi menurut metode 1,2 atau 3

2.5 Perhitungan Pembagian Laba Persekutuan

1. Laba Dibagi Sama

Masing-masing sekutu selalu mendapatkan bagian laba yang sama.

Misalnya:

A menyetor = Rp 50.000.000
B menyetor = Rp 45.000.000
C menyetor = Rp 55.000.000
Rp 150.000.000

Maka apabila persekutuan memperoleh laba Rp.12.000.000,- dan metode


pembagian lamemakai metode dibagi sama maka rerata masing-masing sekutu
mendapatkan laba Rp.4.000.000 (12.000.000÷3 ).

2. Laba Dibagi Dengan Rasio Tertentu

Misalnya:

Murni menyetor = Rp 50.000.000


Arif menyetor = Rp 45.000.000
Norman menyetor = Rp 55.000.000
Rp 150.000.000

8
Maka apabila persekutuan memperoleh laba Rp 27.000.000, maka
perhitungannya sebagai berikut:

Marni: Arif: Norman = 3 : 1 : 5.

Modal Murni (3/9 x Rp 27.000.000) Rp 9.000.000

Modal Arif (1/9 x Rp 27.000.000) Rp 3.000.000

Modal Norman (5/9 x Rp 27.000.000) Rp 15.000.000

Ikhtisar Laba-rugi Rp 27.000.000

3. Laba Dibagi Dengan Rasio Modal

a. Laba-rugi dibagi menurut rasio modal awal pendirian

Contoh:

Firma KOTA didirikan pada tanggal 2 Januari 1992, dengan masing-


masing modal sekutu Karto Rp.10.000.000, Titin Rp 30.000.000, dan Amir
Rp.40.000.000, Pada tahun 1992 Firma KOTA memperoleh laba sebesar
Rp.24.000.000,

Perbandingan modal Karto : Titin: Amir = 1 : 3 : 4

Pembagian laba untuk sekutu:

- Karto = 1/8 x Rp 24.000.000,00 = Rp 3.000.000,00

- Titin = 3/8 x Rp 24.000.000,00 = Rp 9.000.000,00

- Amir = 4/8 x Rp 24.000.000,00 = Rp 12.000.000,00

9
Jurnal pembagian laba-rugi 1992

Ikhtisar Laba-rugi Rp 24.000.000,00

Modal Karto Rp 3.000.000,00


Modal Titin Rp 9.000.000,00
Modal Amir Rp 12.000.000,00

b. Laba-rugi dibagi menurut rasio modal awal tiap periode fiscal

Contoh:

Dengan menggunakan diatas, bila laba pada tahun 1993 sebesar


Rp.52.000.000

Perbandingan modal awal tahun 1993 = Karto : Titin : Amir = 13 : 39 : 52.

Pembagian laba 1993 untuk sekutu:

- Karto = 13/104 x Rp 52.000.000 = Rp 6.500.000

- Titin = 39/104 x Rp 52.000.000 = Rp 19.500.000

- Amir = 52/104 x Rp 52.000.000 = Rp 26.000.000

Jurnal pembagian laba-rugi 1992:

Ikhtisar Laba-rugi Rp 52.000.000

Modal Karto Rp 6.500.000


Modal Titin Rp 19.500.000
Modal Amir Rp 26.000.000

Perbandingan rasio modal awal tiap periode akan berubah bila salah seorang

sekutu mengambil/menyetor modalnya.

10
c. Laba-rugi dibagi menurut rasio modal akhir periode fiscal

Contoh:

Dengan menggunakan contoh soal pada nomor 1), bila laba pada
tahun 1993 sebesar Rp.52.000.000Pada tahun 1993, sekutu Amir menyetor
tambahan modal sebesar Rp 9.000.000 sekutu Titin mengambil modal
sebesar Rp.5.000.000dan sekutu Amir mengambil modal sebesar
Rp.4.000.000.

Modal sekutu pada akhir tahun 1993

- Karto = Rp13.000.000+Rp9.000.000,00 = Rp 22.000.000


- Titin = Rp 39.000.000 - Rp 5.000.000,00 = Rp 34.000.000
- Amir = Rp52.000.000-Rp 4.000.000,00 = Rp48.000.000

Pembagian laba 1993 untuk sekutu

- Karto = 22/104 x Rp 52.000.000 = Rp 11.000.000

- Titin = 34/104 x Rp 52.000.000 = Rp 17.000.000

- Amir = 48/104 x Rp 52.000.000 = Rp 24.000.000

Jurnal pembagian laba-rugi 1993

Ikhtisar Laba-rugi Rp 52.000.000

Modal Karto Rp 11.000.000,00

Modal Titin Rp 17.000.000,00

Modal Amir Rp 24.000.000,00

11
Rp 11.000.000
d. Laba-rugi dibagi menurut rasio modal rata-rata untuk periode fiskal
Rp 17.000.000
Contoh : Rp 24.000.000
Firma WITA membagi laba-rugi berdasarkan perbandingan saldo modal
rata periode fiskal. Perkiraan buku besar modal sekutu terdiri dari :

Pada tahun 1993 Firma WITA memperoleh laba sebesar Rp 81.900.000,00.


Perhitungan modal rata-rata :

Perbandingan modal rata-rata = Winarto : Anita = 405 : 414


Bagian laba untuk sekutu :
- Winato = 405/819 x Rp 81.900.000,00 = Rp 40.500.000,00
- Anita = 414/819 x Rp 81.900.000,00 = Rp 41.400.000,00

12
Jurnal Firma WITA atas pembagian laba-rugi :

Ikhtisar Laba-rugi Rp 81.900.000,00


Modal Winarto Rp 40.500.000,00
Modal Anita Rp 41.400.000,00

4. Laba-rugi dibagi dengan memberikan bunga atas modal sekutu,


sedangkan sisanya dibagi berdasarkan perjanjian
Contoh :
Dengan menggunakan contoh soal pada 4) diatas, untuk modal sekutu,
bunga sebesar 10% dari saldo modal rata-rata diberikan kepada para sekutu,
sedangkan sisanya dibagi berdasarkan rasio, Winarto : Anita = 2 : 3. Laba
Firma WITA tahun 1993 sebesar Rp 7.800.000,00.

Perhitungan :
Bunga modal sekutu :
- Winarto = 10% x (Rp 405.000.000,00 : 12) = Rp 3.375.000,00
- Anita = 10% x (Rp 414.000.000,00 : 12) = Rp 3.450.000,00
Jumlah = Rp 6.825.000,00

Sisa laba-rugi dibagikan kepada sekutu :


-Winarto = 2/5 (Rp 7.800.000,00 - Rp 6.825.000,00) = Rp 390.000,00
-Anita = 3/5 (Rp 7.800.000,00 - Rp 6.825.000,00) = Rp 585.000,00

Daftar pembagian laba-rugi :

13
Jurnal Firma WITA atas pembagian laba :
Ikhtisar Laba-rugi Rp 7.800.000,00
Modal Winarto Rp 3.765.000,00
Modal Anita Rp 4.035.000,00

5. Laba-rugi dibagi dengan memberikan gaji atau bonus pada jasa


sekutu dan sisanya dibagi berdasarkan perjanjian

Gaji
Sekutu yang menyerahkan modal kepada persekutuan tidak harus aktif
dalam mengelola persekutuan. Sekutu yang aktif dalam mengelola
persekutuan mengharapkan gaji yang diberikan dari persekutuan.

Contoh :
Persekutuan Umar dan Tety memperoleh laba tahun 1990 sebesar Rp
9.000.000,00. Sekutu Umar turut mengelola persekutuan dengan
memberikan gaji Rp 1.000.000,00 per bulan. Pembagian laba-rugi
persekutuan dengan memberikan gaji dan sisanya dibagi sama.

Jurnal persekutuan atas pembagian laba :

14
Ikhtisar Laba-rugi Rp 9.000.000,00
Modal Tety Rp 1.500.000,00
Modal Umar Rp 10.500.000,00

Bonus
Gaji atau bonus diberikan kepada sekutu pengelola, pada umumnya
diberikan kepada sekutu yang telah berprestasi misalnya, sekutu A telah
melakukan penjualan melebihi target penjualan yang telah ditentukan.
Bonus biasanya dinyatakan dalam persentase, dihitung dengan cara
sebagai berikut :
a. Bonus dari laba
Contoh :
Firma Ade dan Hartono memperoleh laba tahun 1992 sebesar Rp
50.000.000,00. Sekutu Ade diberikan bonus sebesar 5% dari laba,
sedangkan sisanya dibagi sama.

Perhitungan :
Bonus untuk sekutu = 5% x Rp 50.000.000,00 = Rp 2.500.000,00

Sisanya sebesar Rp 47.500.000,00 dibagi kepada sekutu :


-Ade = 1/2 x Rp 47.500.000,00 = Rp 23.750.000,00
-Hartono = 1/2 x Rp 47.500.000,00 = Rp 23.750.000,00

Jurnal Firma atas pembagian laba :


Ikhtisar Laba-rugi Rp 50.000.000,00
Modal Ade Rp 26.250.000,00
Modal Hartono Rp 23.750.000,00

b. Bonus dari laba setelah dikurangi bonus

15
Contoh :
Persekutuan Herman dan Inge memperoleh laba tahun 1992 sebesar
Rp.100.000.000,00. Sekutu Inge diberikan bonus sebesar 25% dari laba
setelah dikurangi bonus, bila ada sisa dibagi dengan rasio 2 : 3.

Perhitungan :
Rumus : Bonus = % Bonus (Laba - Bonus)
Bonus = 25% (100.000.000,00 - Bonus)
Bonus=25.000.000,00-0,25Bonus

25.000.000,00
Bonus = = Rp 20.000.000,00
1,25

Cek perhitungan Bonus = 25% (Rp 100.000.000,00 - Rp 20.000.000,00)


= Rp.20.000.000,00

Sisanya sebesar Rp 80.000.000,00 dibagi kepada sekutu :


-Herman = 2/5 x Rp 80.000.000,00 = Rp 32.000.000,00
-Inge = 3/5 x Rp 80.000.000,00 = Rp 48.000.000,00

Jurnal persekutuan atas pembagian laba :


Ikhtisar Laba-rugi Rp 100.000.000,00
Modal Herman Rp 32.000.000,00
Modal Inge Rp 68.000.000,00

c. Bonus dari laba setelah dikurangi gaji dan bonus

16
Contoh :
Persekutuan Eddy dan Robin memperoleh laba pada tahun 1993 sebesar
Rp.200.000.000,00. Modal awal pendirian persekutuan terdiri dari sekutu
Eddy Rp.10.000.000,00 dan sekutu Robin Rp 40.000.000,00.

Pembagian laba-rugi menurut perjanjian adalah sebagai berikut :


- Bonus diberikan kepada sekutu Eddy sebesar 20% dari laba setelah
dikurangi gaji dan bonus.
- Gaji diberikan kepada sekutu Eddy Rp 20.000.000,00 per tahun dan
sekutu Robin Rp 30.000.000,00 per tahun.
- Sisanya dibagi dengan rasio modal awal pendirian.

Perhitungan :
Rumus Bonus : % Bonus (Laba - Gaji - Bonus)
Bonus = 20% (Rp 200.000.000,00 - Rp 50.000.000,00 - Bonus)
Bonus = Rp 30.000.000,00 - 0,2 Bonus
Bonus = Rp 25.000.000,00

Cek perhitungan Bonus:


Bonus = 20% (Rp 200.000.000,00 - Rp 50.000.000,00 - Rp 25.000.000,00)
= Rp 25.000.000,00
Pembagian laba-rugi:

Jurnal persekutuan atas pembagian laba :


Ikhtisar Laba-rugi Rp 200.000.000,000
Modal Eddy Rp 70.000.000,00
Modal Robin Rp 130.000.000,00

17
6. Bunga atas modal sekutu, gaji atau bonus diberikan pada jasa sekutu,
sedangkan sisanya dibagi berdasarkan perjanjian.

Contoh :
Dengan menggunakan contoh soal 4) sebelumnya, bila Firma WITA
memperoleh laba tahun 1992 sebesar Rp.15.000.000,00.
Menurut perjanjian pembagian laba-rugi sebagai berikut :
- Bonus diberikan kepada sekutu Winarto sebesar 10% dari laba.
- Bonus diberikan kepada para sekutu sebesar 10% dari modal rata-rata.
- Gaji diberikan kepada para sekutu sebesar Rp 500.000,00 per bulan.
- Sisa laba-rugi dibagi sama kepada para sekutu.

Rekapitulasi pembagian laba sebesar Rp 15.000.000,00.

Jurnal Firma atas pembagian laba


Ikhtisar Laba-rugi Rp 15.000.000,00
Modal Winarto Rp 8.212.500,00
Modal Anita Rp 6.787.500,00

2.6 Contoh soal Pilihan Ganda dan Essay

1. Berikut ini cara dalam pembagian laba (rugi) persekutuan, kecuali …

18
a. Mula-mula ditentukan bunga modal dari masing-masing anggota, selebihnya
atasdasar perjanjian.

b. Dengan perbandingan atas dasar perjanjian.

c. Dibagi sama.

d. Sesuai keputusan managing partner.

Jawaban: d. Sesuai keputusan managing partner.

2. Berikut ini metode mana yang termasuk kedalam metode pembagian laba
Rugi…

a. Laba dibagi sama.

b. Laba Tidak dibagi dengan Ratio Tertentu.

c. Metode Menentukan Modal Terlebih dahulu.

d. Metode Garis lurus.

Jawaban: a. Laba dibagi sama

3. Berikut ini Laporan Keuangan untuk persekutuan, kecuali…

a. Neraca.

b. Laporan Arus Kas

c. Laporan Laba Rugi.

d. Laporan Pendapatan

Jawaban: d. Laporan Pendapatan

4. Yang termasuk dalam rasio modal pembagian laba, kecuali…

a. Modal mula-mula.

19
b. Setoran Modal.

c. Modal akhir periode.

d. Modal awal periode

Jawaban: b. Setoran Modal.

5. Yang bukan termasuk karakteristik dari Persekutuan adalah…

a. Berusaha bersama.

b. Tanggung jawab terbatas.

c. Jangka waktu terbatas.

d. Pengambilan bagian keuntungan perusahaan

Jawaban: B. Tanggung jawab terbatas

6. Metode pembagian laba rugi dibedakan menjadi…

a. 4

b. 5

c. 6

d. 7

Jawaban: c. 6

Data berikut untuk menjawab soal nomor 7 sampai 10.

Tuan Regi, Rijal dan Rusni mendirikan Persekutuan dan pada akhir tahun 2020

20
mendapatkan laba sebesar Rp. 3.000.000,-. Dengan data saldo modal awal dan
modal akhir dari masing- masing sekutu berikut ini :

Sekutu Modal Awal Modal Akhir


Regi Rp. 3.000.000,- Rp. 4.000.000,-
Rijal Rp. 5.000.000,- Rp. 5.500.000,-
Rusni Rp. 8.000.000,- Rp. 10.500.000,-
Jumlah Rp. 16.000.000,- Rp. 20.000.000,-

7. Berapakah rasio persentase saldo modal awal dari Regi : Rijal : Rusni ?

a. 17% : 33% : 50%

b. 18,75% : 31,25% : 50%

c. 16,25% : 33,75% : 50%

d. 19% : 61% : 20%

Jawaban: b. 18,75% : 31,25% : 50%

8. Berapakah rasio persentase saldo modal akhir dari Regi : Rijal : Rusni ?

a. 20% : 28,5% : 51,5%

b. 50% : 45% : 5%

c. 20% : 30% : 50%

d. 20% : 27,5% : 52,5%

Jawaban : d. 20% : 27,5% : 52,5%

9. Berapakah alokasi laba tahun 2020 untuk Tuan Regi : Rijal : Rusni, dengan
menggunakan rasio persentase saldo modal awal ?

21
a. Regi Rp. 510.000,- : Rijal Rp. 990.000,- : Rusni Rp. 1.500.000,-

b. Regi Rp. 487.500,- : Rijal Rp. 1.012.500,- : Rusni Rp. 1.500.000,-

c. Regi Rp. 562.500,- : Rijal Rp. 937.500,- : Rusni Rp. 1.500.000,-

d. Regi Rp. 570.000,- : Rijal Rp. 1.830.000,- : Rusni Rp. 600.000,-

Jawaban : c. Regi Rp. 562.500,- : Rijal Rp. 937.500,- : Rusni Rp. 1.500.000,-

10. Berapakah alokasi laba tahun 2020 untuk Tuan Regi : Rijal : Rusni, dengan
menggunakanrasio persentase saldo modal akhir ?

a. Regi Rp. 600.000,- : Rijal Rp. 825.000,- : Rusni Rp. 1.575.000,-

b. Regi Rp. 600.000,- : Rijal Rp. 855.000,- : Rusni Rp. 1.545.000,-

c. Regi Rp. 1.500.000,- : Rijal Rp. 1.350.000,- : Rusni Rp. 150.000,-

d. Regi Rp. 600.000,- : Rijal Rp. 900.000,- : Rusni Rp. 1.500.000,-

Jawaban : A. Regi Rp. 600.000,- : Rijal Rp. 825.000,- : Rusni Rp. 1.575.000,-

SOAL ESSAY:

1. Jelaskan yang anda ketahui tentang Persekutuan!

22
Jawaban:

Persekutuan (Patnership) adalah suatu penggabungan diantara dua orang


(badan) atau lebih untuk memiliki bersama sama dan menjalankan suatu
perusahaan guna mendapatkan keuntungan atau laba.

2. Apakah persekutuan memiliki kekurangan? Mohon berikan penjelasan anda!

Jawaban:

Kekurangan utama persekutuan adalah kewajiban para rekan yang tidak


terbatas. Selain itu, masa persekutuan terbatas, dan satu rekan dapat
mengikat mengikat persekutuan persekutuan dalam suatu kontrak kontrak.
Untuk memperoleh modal dalam jumlah besar juga merupakan hal yang lebih
sulit bagi persekutuan jika dibandingkan dengan perseroan terbatas.

3. Sebutkan dan jelaskan macam-macam dasar rasio modal yang digunakan


untuk membagi laba?

Jawaban:

a. Modal mula-mula

b. Modal awal periode

c. Modal akhir periode

d. Modal rata-rata

e. Kelebihan modal diatas jumlah tertentu

4. Dalam menentukan pembagian laba persekutuan, para sekutu biasanya


mempertimbangkantiga hal pokok. Sebutkan tiga hal pokok tersebut!

23
Jawaban:

a. Seberapa banyak modal yang disetor dalam perusahaan

b. Seberapa banyak waktu kemampuan, pikiran dan tenaga yang dicurahkan


dalam firmamasing-masing sekutu

c. Resiko yang ditanggung oleh sekutu

5. Jelaskan secara singkat mekanisme pembagian laba rugi persekutuan!

Jawaban:

Mekanisme pembagian laba rugi dibagikan setelah dikurangi beberapa


ketentuan dan kesepakatan sesuai dengan perjanjian di dalam persekutuan,
adapun ketentuannya antara lain:

a. Adanya pembagian gaji kepada sekutu

b. Adanya pembagian jasa modal

c. Adanya bonus tahunan

d. Adanya ketentuan lain yang diatur dalam persekutuan

Setelah dikurangi ketentuan tersebut di atas baru sisanya dibagikan


kepada para sekutudengan tata cara sebagai berikut :

a. Laba rugi dibagi rata

b. Laba rugi dibagi sesuai dengan perbandingan modal

c. Laba rugi dibagi sesuai dengan komposisi modalnya

6. Firma Cityzen yang beranggotakan Jaeman, Jeno dan Jepri dengan komposisi
modal masing-masing sebesar Rp150.000.000, Rp200.000.000, dan

24
Rp200.000.000. Selama tahun 2021 perusahaan memperoleh laba bersih
Rp142.000.000,-. Dari data tersebut ditanyakan:

a. Hitunglah pembagian laba berdasarkan perbandingan modal serta buat


jurnalnya

b. Hitunglah pembagian laba dengan ketentuan: lebih dahulu masing-masing


mendapat15% dari modalnya setelah dibagi sama rata serta buat jurnalnya?

Jawaban :

a) Pembagian laba berdasarkan perbandingan modal

Modal Jaeman : Modal Jeno : Modal Jepri

= Rp150.000.000 : Rp200.000.000 : Rp200.000.000

= 2:3:3
Perbandingan Modal sekutu
= Rp142.000.000
Jumlah laba
Perhitungan pembagian laba
= Rp 35.500.000
Jaeman = 2/8 x Rp142.000.000
= Rp 53.250.000
Jeno = 3/8 x Rp142.000.000
= Rp 53.250.000 +
Jepri = 3/8 x Rp142.000.000
Total = Rp142.000.000

Saldo 0

Jurnalnya:

31 Des 2021, Ikhtisar laba rugi Rp142.000.000


Modal Jaeman Rp35.500.000
Modal Jeno Rp53.250.000
Modal Jepri Rp53.250.000

b) Pembagian sama rata setelah menerima 15% dari modalnya

25
Jumlah laba Rp142.000.000

Bunga modal:

Jaeman = 15% x Rp150.000.000 = Rp22.500.000

Jeno = 15% x Rp200.000.000 = Rp30.000.000

Jepri = 15% x Rp200.000.000 = Rp30.000.000 +

Total Rp 82.500.000 –

Sisa Rp 59.500.000

Bagian sisa laba masing-masing :


1/3 x Rp59.500.000= Rp19.833.333
Bagian laba masing-masing anggota sekutu adalah :
Jaeman = Rp22.500.000 + Rp19.833.333 = Rp42.333.333
Jeno =Rp30.000.000 + Rp19.833.333 = Rp49.833.333
Jepri = Rp30.000.000 + Rp19.833.333 = Rp49.833.333 +
Total Rp142.000.000

Jurnalnya :
31 Des 2021, Ikhtisar laba rugi Rp142.000.000
Modal Jaeman Rp42.333.333
Modal Jeno Rp49.833.333
Modal Jepri Rp49.833.333

7. Buatlah Jurnal dengan menggunakan Metode Atas Pembagian Laba Rugi!


Firma MAN dengan modal sekutu Marni Rp 25.000.000 Arif Rp 15.000.000 dan
Norman Rp.50.000.000 pada tanggal 1 Januari 1993. Firma MAN membagi laba-
rugi sama rata. Pada tahun 1993 perusahaan menderita kerugian sebesar
Rp.27.000.000,-
Jawaban:
Jurnal Firma Man atas Pembagian Laba Rugi

26
Modal Marni (D) Rp 9.000.000
Modal Arif (D) Rp 9.000.000
Modal Norman (D) Rp 9.000.000
Ikhtisar Laba Rugi (K) Rp 27.000.000

Penjelasan :

Kerugian sebesar Rp 27.000.000,00, dimana masing-masing sekutu menerima


1/3 bagian (Rp 9.000.000,00). Kerugian persekutuan akan mengurangi modal
sekutu dengan mendebet modal sekutu, tetapi ada persekutuan yang lain
mencatat kerugian dengan mendebet prive sekutu. Kalau laba-rugi dicatat pada
perkiraan prive sekutu, sesudah itu dipindahkan ke modal sekutu.

8. Ara, Devy dan Dwi mendirikan Persekutuan dan pada akhir tahun 2019
mendapatkan laba sebesar Rp.500.000,-. Diketahui saldo modal akhir Ara :
Devy : Dwi = Rp.1.500.000,- : Rp.2.500.000,- : Rp.3.000.000,-. Hitunglah
pembagian laba para sekutu jika masing- masing sekutu diberi gaji
Rp.100.000,- sisanya dibagi berdasarkan rasio saldo modal akhir dan buatlah
jurnalnya !

Jawaban:

Rasio Pembagian Sisa Bagian Laba


Sekutu Gaji Sekutu Sisa Laba Saldo Laba Sekutu
Akhir

Ara Rp. 100.000,- Rp. 2.200.000,- 15/70 Rp. 471.429,- Rp. 571.429,-
Devy Rp. 100.000,- Rp. 2.200.000,- 25/70 Rp. 785.714,- Rp. 885.714,-
Dwi Rp. 100.000,- Rp. 2.200.000,- 30/70 Rp. 942.857,- Rp. 1.042.857,-
Jumlah Rp.300.000,- 70/70 Rp. 2.200.000,- Rp. 2.500.000,-

27
Jurnalnya :

Ikstisar Laba Rugi (D) Rp. 2.500.000,-


Modal Ara (K) Rp. 571.429,-
Modal Devy (K) Rp. 885.714,-
Modal Dwi (K) Rp. 1.042.857,-

9. Firma KOTA didirikan pada tanggal 2 Januari 1992, dengan masing-masing


modal sekutu Karto Rp.10.000.000,- Titin Rp 30.000.000,- dan Amir
Rp.40.000.000,-. Pada tahun 1992 Firma KOTA memperoleh laba sebesar
Rp.24.000.000,-. Dengan perbandingan modal Karto: Titin: Amir = 1 : 3 : 4.
Hitunglah Pembagian laba untuk sekutu serta buatkan jurnalnya !
Jawaban:
Pembagian laba untuk sekutu :
• Karto = 1/8 x Rp 24.000.000 = Rp 3.000.000
• Titin = 3/8 x Rp 24.000.000 = Rp 9.000.000
• Amir = 4/8 x Rp 24.000.000 = Rp 12.000.000

Jurnal pembagian laba-rugi :

Ikstisar Laba Rugi (D) Rp 24.000.000


Modal Karto (K) Rp 3.000.000
Modal Titin (K) Rp 9.000.000
Modal Amir (K) Rp 12.000.000

10. Upin, Ipin dan Apin mendirikan Firma Durian Runtuh dan pada akhir tahun
2018 mendapatkan laba sebesar Rp. 2.000.000,-. Saldo modal akhir dari Upin :
Ipin : Apin = Rp. 3.000.000,- : Rp. 5.000.000,- : Rp. 8.000.000,-. Hitunglah
pembagian laba para sekutu jika diberikan bunga atas modal 12% berdasarkan
saldo modal akhir, sisanya dibagidengan perbandingan 2:1:3 (UpinIpin:Apin) !
Jawaban:

28
Rasio Pembagian Bagian
Sekutu Saldo Akhir Bunga (12%) Sisa Laba Pembagian Sisa Laba Laba
Sisa Laba Sekutu

Upin Rp. 3.000.000,- Rp. 360.000,- Rp. 80.000,- 2/6 Rp. 26.667,- Rp. 386.667,-

Ipin Rp. 5.000.000,- Rp. 600.000,- Rp. 80.000,- 1/6 Rp. 13.333,- Rp. 613.333,-

Apin Rp. 8.000.000,- Rp. 960.000,- Rp. 80.000,- 3/6 Rp. 40.000,- Rp. 1.000.000,-

Jumlah Rp.16.000.000, Rp. 1.920.000,- 6/6 Rp. 80.000,- Rp. 2.000.000,-

29
BAB III
PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Persekutuan (partnership) merupakan gabungan dua orang atau lebih yang


memiliki dan menjalankan usaha untuk mendapatkan laba. Persekutuan
jarang digunakan jika dibandingkan dengan perusahaan perseorangan.
Persekutuan memiliki beberapa karakteristik dengan pengaruh akuntansi. Di
Indonesia, terdapat tiga jenis persekutuan yang diakui oleh Kitab Undang
Undang Hukum Perdata (KUHP): Persekutuan, Perdata, Firma, dan
Persekutuan Terbatas (CV).

Sejak berdirinya persekutuan dan operasinya akan menghasilkan laba-rugi


selama satu periode akuntansi. Pembagian laba-rugi persekutuan harus
dicantumkan dalam akte pendirian persekutuan. Jika tidak dijelaskan, maka
pembagian laba-rugi akan dibagi sama diantara para sekutu.

Ada berbagai macam Metode Pembagian Laba yang digunakan:

1. Laba dibagi sama

2. Laba dibagi dengan rasio tertentu

3. Laba dibagi menurut perbandingan modal

4. Laba dibagi dengan memperhitungkan bunga modal dan sisanya dibagi


menurut metode 1,2, atau 3.

5. Laba dibagi dengan memperhitungkan gaji dan atau bonus dan sisanya
dibagi menurut metode1,2 atau 3

6. Laba dibagi dengan memperhitungkan bunga modal serta gaji dan atau
bonus dan sisanya dibagi menurut metode 1,2 atau 3

30
DAFTAR PUSTAKA

http://web-suplemen.ut.ac.id/ekma4115/ekma4115a/isimt2_2.htm

https://www.coursehero.com/file/117028360/Bank-Soal-Akuntansi-Keuangan-

Lanjutan-1-Kelompok-2docx/

http://web-suplemen.ut.ac.id/ekma4115/ekma4115a/isimt2.htm

https://www.slideshare.net/fajarpoing/bab-1-materi-persekutuan-akuntansi-

keuangan-lanjutan

http://web-suplemen.ut.ac.id/ekma4115/ekma4115a/isimt2.htm

iii

Anda mungkin juga menyukai