Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH AUDITING

“PERENCANAAN AUDIT”
Dosen Pengampu : Dr.Atma Hayat,DRS.EC., M.Si,AK.,CA

Disusun oleh :
Kelompok 7

Tania Rahmah Febrianti (1810313120058)


Delia Ramadhania(1810313320012)
Vella Anggraini (1810313120044)
Siti Maimunah (1810313220058)
Siti Maisyarah (1810313320056)

JURUSAN S1 AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala limpahan rahmat dan
karunia-Nya kepada kami sehingga dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Perencanaan Audit” ini tepat pada waktuya.

Kami menyadari bahwa di dalam pembuatan makalah ini tidak lepas dari tuntunan
Tuhan Yang Maha Esa dan juga bantuan berbagai pihak. Untuk itu, dalam kesempatan ini
kami menghaturkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah
memberikan dorongan dan sumbangan pikiran yang bersifat positif terhadap penyelesaian
makalah ini. Makalah ini ditulis dari hasil penyusunan data-data yang kami peroleh dari buku
yang berkaitan, serta informasi dari media massa yang berhubungan dengan Perencanaan
Audit.

Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Kami menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari kata sempurna, untuk itu saran dan kritik sangat kami harapkan.

Banjarmasin, 29Maret 2020

Kelompok 7
Kelas B

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI 3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 4
1.2 Rumusan Masalah 4
1.3 Tujuan Penulisan 5
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Perencanaa Audit 6
2.2 Menerima Klien dan Melakukan Perencnaa Awal 7
2.3 Memahami Bisnis dan Indusrti Klien 9
2.4 Memperoleh Informasi Mengenai Kewajiban Hukum Klien 10
2.5 Menilai Risiko Bisnis Klien 12
2.6 Pelaksanaan Prosedur Analiti Pendahuluan 14
2.7 Prosedur Analitis 15
2.8RasioKeuanganUmum....................................................................................................23

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan 26
DAFTAR PUSTAKA 27

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Suatu tahap penting dari setiap perikatan audit adalah perencanaan. Perencanaan
menyajikan tujuan yang sama dalam audit seperti dalam perencanaan pribadi untuk
kuliah atau dalam perencanaan bisnis untuk pengembangan produk baru sepertikomputer
personal. Dalam setiap hal, perencanaan menghasilkan peraturan atas urutan dari bagian-
bagian atau langkah-langkah untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Perencanaan audit adalah total lamanya waktu yang dibutuhkan oleh auditor untuk
melakukan perencanaan audit awal sampai pada pengembangan rencana audit dan
program audit menyeluruh. Variabel ini diukur dengan menggunakan jam perencanaan
audit. Keberhasilan penyelesaian perikatan audit sangat ditentukan oleh kualitas
perencanaan audit yang dibuat oleh auditor.

1.2 RUMUSAN MASALAH


a. Apa yang dimakssud dengan perencanaan audit ?
b. Apa saja tujuan perencanaan audit?
c. Apa saja tahap-tahap dalam perencanaan audit ?
d. Bagaimana langkah awal menerima klien dan melakukan perencanaan audit awal ?
e. Bagaimana strategi memahami bisnis dan industri klien ?
f. Bagaimana auditor memperoleh informasi mengenai kewajiban hukum klien ?
g. Apa yang dimaksud dengan prosedur analitis ?
h. Apa yang dimaksud lima prosedur analitis?
i. Rasio apa saja yang biasanya digunakan dalam prosedur analitis?

4
1.3 TUJUAN PENULISAN
a. Memahami pengertian perencanaan audit.
b. Memahami apa yang dimaksud dengan perencaan audit.
c. Menjelaskan apa saja tahap-tahap dalam perencanaan audit.
d. Menjelaskan bagaimana langkah awal menerima klien dan melakukan perencanaan audit
awal.
e. Menjelaskan bagaimana strategi memahami bisnis dan industri klien ?
f. Memahami bagaimana auditor memperoleh informasi mengenai kewajiban hukum
klien ?
g. Memahami apa yang dimaksud dengan prosedur analitis ?
h. Memahami apa yang dimaksud lima prosedur analitis?
i. Menjelaskan rasio apa saja yang biasanya digunakan dalam prosedur analitis?

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN PERENCANAAN AUDIT


Standar pekerjaan lapangan pertama (IAPI, 2011:310.1) berbunti sebagai berikut:
“Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten harus di
supervisi dengan semestinya”.
Perencanaan audit adalah total lamanya waktu yang dibutuhkan oleh auditor untuk
melakukan perencanaan audit awal sampai pada pengembangan rencana audit dan
program audit menyeluruh. Variabel ini diukur menggunakan jam perencanaan audit.
Perencanaan audit meliputi pengembangan strategi menyeluruh pelaksanaan dan
lingkup audit yang diharapkan. Dalam perencanaan audit auditor harus
mempertimbangkan antara lain :
1. Masalah yang berkaitan dengan bisnis satuan usaha tersebut dan industri di mana
satun usaha tersebut beroperasi didalamnya;
2. Kebijakan dan prosedur akuntansi satuan usaha tersebut;
3. Metode yang digunakan oleh satuan usaha tersebut dalam mengolah informasi
akuntansi yang signifikan, termasuk penggunaan organisasi jasa dari luar untuk
mengolah informasi akuntansi pokok perusahaan;
4. Penetapan tingkat risiko pengendalian yang direncanakam;
5. Pertimbangan awal tentang tingkat materialitas untuk tujuan audit;
6. Pos laporan keuangan yang mungkin memerlukan penyesuaian;
7. Kondisi yang mungkin memerlukan perubahan dan perluasan pengujian audit;
8. Sifat lapran audit yang diharapkan akan diserahkan kepada pemberi tugas.

6
2.2 MENERIMA KLIEN DAN MELAKUKAN PERENCANAAN AWAL
Perencanaaan audit awal meyangkut keputusan apakah auditor akan menerima atau
melanjutkan pelaksanaan audit bagi klien, mengevaluasi alasan-alasan klien untuk di
audit, memilih staf untuk penugasan dan mendapatkan surat penugasan. Walaupun
proses untuk memperoleh dan mempertahankan klien-kliennya tidaklah mudah dalam
kompetisi profesi seperti akuntan publik , KAP haruslah mempertahankan dengan
sungguh-sungguh pada saat memutuskan apakah klien tersebut layak. Tanggung jaab
hukum dan profesi KAP adalah memnentukan bahwa klien yang memiliki integrita yang
rendah atau selalu berargumentasi tetang langkah yang tepat untuk audit dan jumlah yang
harus dibayarkan kepada auditor untuk audit tersebut dapat menimbulkan lebih banyak
masalahdaripada nilai yang dapat diberikan tersebut kepada KAP. Telah dinyatakan
dalam persyaratan risiko audit, auditor tidak akan menerima klien baru atau melanjutkan
memberikan pelayanan kepada klien yag ada bila risiko akseptabilitas auditnya lebih
rendah daripada ambang KAP itu.
Menyelidiki Klien Baru
Sebelum menerima klien baru, sebagian besar kantor kauntan publik menyelidiki
perusahaan untuk memutuskan apakah klie dapat diterima. Selain itu juga harus
dilakukan evaluasi provektif klien dalam lingkungan usaha, stabilitas keuangan, dan
hubungan degan kantor akuntan publik. Untuk calo klien yang sebelumnya diaudit oleh
akuntor akuntan publik lain, auditor pengganti diwajibkan oleh PSA 16 (SA 315) untuk
berhubugan dengan auditor sebelumnya, agar dapat membantu auditor pengganti dalam
mengevaluasi apakah akan menerima penugasan tersebut. Apabila calon klien belum
pernah diaudit oleh kantor akuntan publik , perlu diadakan penyelidikan. Sumber
informasi bisa berassal dari pengacara lokal, kantor akunta, bank dan perusahaan lain.
Melanjutkan Klien Lama
Banyak kantor akuntan publik mengevaluasi klien yang sudah ada setiap tahun
untuk memutuskan apakah ada alasan untuk tidak melanjutkan audit. Perselisihan
sebelumnya seperti kelayakan ruang lingkup audit, jenis pendapat yang diberikan, atau
hononarium dapat menyebabkan auditor tidak melanjutkan hubungan. Auditor dapat juga
memutuskan bahwa klien kurang mempunyai integritas dan karena itu tidak layak lagi
untuk menjadi kliennya.

7
Mengidentifasi Alasan Klien Untuk di Audit
Dua faktor utama yang mempengaruhi bahan bukti yang akan dikumpulkan adalah
siapa pemakai laporan dan maksud dari penggunaan laporan tersebut. Auditor akan
mengumpulkan lebih banyak bahan bukti jika laporan digunakan secara luas. Hal seperti
ini sering terjadi pada perusahaan publik, perusahaan dengan utang banyak, dan
perusahaan yang akan dijual dalam waktu dekat. Kemungkinan terbesar dalam hal
penggunaan laporan dengan melihat pengalaman dalam penugasan yang lalu dan diskusi
dengan manajemen. Selama audit berlangsung, auditor dapat memperoleh informasi
tambahan mengenai mengapa klien menghendaki audit dan untuk apa laporan keuangan
digunakan.
Memilih Staf Untuk Penugasan
Menentukan staf yang panta untuk penugasan adalah penting untuk memenuhi
standar auditing yang ditetapkan IAI dan meningkatkan efisiensi audit. Pertimbangan
utama yang mempengaruhi penyusunan staf adalah perlunya kesinambungan dari tahun
ke tahun. Kesinambungan membantu kantor akuntan publik dalam menjaga mutu
persyaratan teknis dan hubungan yaang lebih erat antar manusia dengan klien.
Pertimbangan lain yaitu bahwa orang-orang yang diberi tugas harus akrab dengan bidang
usaha klien.
Memperoleh Surat Penugasan
Surat penugasan adalah kesepakatan antara kantor akuntan publik degan klien
untuk pelaksanaan audit dan pelayanan lain yang terkait. Surat ini menyebutkan apakah
auditor akan melaksanakan audit, penelaahan, kompilasi, dan jasa lainnya seperti
pengisian SPT dan jasa manajemen. Dalam surat penugasan dinyatakan pembatasan yang
dikenakan terhadap pekerjaan auditor, batas waktu penyelesaian audit, bantuan yang
akan diberikan oleh klien untuk memperoleh catatan dan dokumen serta daftar rincian
yang perlu disiapkan oleh auditor. Seringkali surat penugasan memuat persetujuan yang
menyangkut biaya audit. Surat penugasan merupakan cara untuk memberitahukan klien
bahwa auditor tidak bertanggung jawab untuk menemukan kecurangan.
Surat penugasan tidak mempegaruhi tanggung jawab kantor akuntan publik
terhadap pihak ektern laporan keuangan yang diaudit, tetapi dapat mempengaruhi
tanggung jawab hukum terhadap klien. Informasi dalam surat penugasan sangat penting

8
dalam perencanaan audit, terutama karena surat itu mempengaruhi saat penyajia dan
waktu yang diperlukan untuk audit dan jasa lain.

2.3 MEMAHAMI BISNIS DAN INDUSTRI KLIEN


Diperlukan pengetahuan yang luas mengenai bidang usaha dan industri klien serta
pengetahuan atas operasi perusahaan untuk dpat melakukan audit yang memadai.
Sebagian informassi diperoleh ditempat klien, teruama untuk klien baru. Informasi
mengenai latarbelakang dari klien dapat diperoleh dengan berbagai cara, dijelaskan
seperti berikut.
Memahami Bidang Usaha dan Industri Klien
Ada tiga alasan mengapa diperlukan pemahaman yang baik atas industri klien.
1. Memahami aturan-aturan akuntansi yang khas dari industri tersebut untuk
mengevaluasi apakah laporan keuangan klien sesuai dengan prinsip akuntansi yang
berlaku umum.
2. Mengidentifikasi risiko dalam industri yang akan mempengaruhi risiko audit yang
dapat diterima.
3. Agar dapat mengidentifikasi risiko bawaan.
Pengetahuan mengenai industri klien dapat diperole dengan berbagai cara, seperti :
diskusi dengan para auditor yang mengaudit di tahun-tahun sebelumnya dan dengan
auditor yang sedang melakuka penugasan serupa, serta bisa juga dilakukan dengan
mengadakan pertemuan-pertemuan bersama pegawai klien. Informasi lainnya dapat
diperoleh dari pedoman audit industri, teks pelajaran, dan majalah-majalah yang memuat
informasi mengenai industri klien.
Meninjau Pabrik dan Kantor
Peninjauan atas fasilitas klien sagat bermanfaat untuk memperoleh pemahaman
yang lebih baik mengenai bidag usaha dan operasi klien karena akan diperolah
kesempatan untuk menemui pegawai kunci dan mengamati operasi dari tangan pertama.
Diskui dengan pegawai diluar bidang akuntansi selama proses peninjauan audit dan audit
berguna dalam mendapatkan perspektif yang lebih luas. Peninjauan langssung atas
fasilitas fisik akan membantu auditor dalam memahami pengamanan fisik aktiva dan
meninterpretasikan data akuntansi dengan memberikan kerangka acuan dalam visualisasi
aktiva.

9
Menelaah Kebijakan Perusahaan
Menelaah kebijakan perusahaan berguna untuk menetapkan apakah manajemen
memperoleh wewenang dari dewan komisaris untuk membuat keputusan tertentu dan
untuk meyakinkan bahwa keputusan manajemen telah tercermin dalam laporan
keuangan. Pendekatan yang digunakan kantor akuntan publik (KAP) dalam menelaah
kebijakan perusahaan adalah dengan memsukkan catatan dalam berkass permanen
mengenai kebijakan penting yang dijalankan oleh klien dan nama orang atau kelompok
yang berwenang untuk mengubah kebijakan tersebut. Berkas permanen auditor
seringkali memuat sejarah perusahaan, daftar jalur usaha utama, dan catatan kebijakan
akuntasi yang paling penting dari tahun ke tahun.
Mengidentifikasi Pihak yang Memiliki Hubungan Istimewa
Hubungan istimewa dalam PSA 34 (SA334) diidentifikasi sebagai perusahaan
afiliansi, pemilik utama perusahaan klien, atau pihak lainnya yang berhubungan dengan
klien dimana salah satu pihak dapat mempengaruhi manajemen atau kebijakan pihak
lainnya. Transaksi hubungan istimewa adalah transaksi antara kien dengan pihak yang
mempunyai hubungan istimewa, misalnya: transaksi pembelian dan penjualan antara
perusahaan iduk dengan perusahaan anak, pertukaran peralata antara dua perusahaan
yang dimiliki oleh orang yang sama, danpinjaman kepada pegawai
Mengevaluassi Kebutuhan Akan Spesialis Dari Luar
Auditor harus memiliki pemahaman yang memadai mengenai industri klien untuk
apakah diperlukan seorang spesialis. PSA 39 (SA336) menetapkan aturan untuk
meemilih spesialis dan enelaah pekerjaannya. Contohnya adalah penggunaan spesialis
berlian untuk menilai biaya pergantian berlian, atau seorang spesialis aktuaris untuk
menetapkan kelayakan nilai yang tertulis dari cadangan kerugian assuransi.

2.4 MEMPEROLEH INFORMASI MENGENAI KEWAJIBAN HUKUM KLIEN


Akte Pendirian dan Anggaran Dasar Perusahaan
Akte pendirian perusahaan diterbitkan oleh negara dimana perusahaa didirikan dan
merupakan dokumen hukum yang penting untuk megakui suatu perusahaan sebagai suatu
usaha yang berdiri sendiri. Termasuk didalamnya adalah nama perseroan, tanggal

10
pendirian, jenis dan jumlah modal saham yang disahkan untuk ditempatkan dan jenis
kegiatan usaha yag boleh dilakukan oleh perusahaan.
Anggaran dasar mencakup peraturan dan prosedur yang ditetapkan oleh para
pemegang saham perseroan. Di dalamya diuraikan hal hal sepertitahun fiscal perseroan,
frekuensi rapat pemegang saham, metode pemilihan para direktur dan kewajiban seerta
wewenang dari pada pengurus perusahaan. Auditor haruss memahami akte pendirian dan
anggaran dasar perusahaan utuk megetahui apakah laporan keuanga disajikan secara
pantass.
Notulen Rapat
Notulen rapat adalah catatan resmi rapat dewan direksi dan pemegang saham.
Termasuk di dalamnya adalah ikhtisar masalah terpenting yang akan didiskusikan dalam
rapat dan keputusan yang dibuat oleh direksi dan pemegang saham. Jika auditor tidak
memeriksa notulen, dia tidak akan menyadari adanya informasi yang penting untuk
menetapkan apakah laporan keuangan telah dibuat dengan benar.
Informasi-informasi yag tercakup dalam notule rapat :
1. Pengumuman dividen;
2. Otorisasi penggajian utuk pejabat;
3. Persetujuan kontrak dan kesepakatan;
4. Otorisasi atas perolehan aktiva;
5. Persetujuan merger;
6. Otorisassi pinjaman jagka panjang;
7. Persetujuan untuk menggaadaikan efek-efek;
8. Otorisasi pegawai yang berhak menandatangani cek;
9. Pelaporan mengenai kemajuan operasioal perusahaan.
Kontrak
Kontrak adalah perjanjian kerjasama klien dengan pihak lain. Pada umumnya
setiap kontrak sangat diperlukan dalam setiap bagian audituntuk memperoleh gambaran
yang lebih baik mengenai perusahaan dan untuk membiasakan diri pada bagian yang
mungkin akan menimbulkan masalah. Dalam pemeriksaan kontrak, perhatian utama
difokuskan pada segi kesepakatan hukum yang mempengaruhi pengungkapan keuangan

11
2.5 MENILAI RISIKO BISNIS KLIEN
Risiko bisnis klien adalah risiko dimana klien akan gagal mencapai tujuannya, dan
berhubungan dengan keandalan lapora keuangan, efisiensi dan efektifitas operasi serta
kepatuhan terhadap hukum dan pemerintah. Baik oleh audit internal ataupun eksternal
oleh jasa keuangan, sama-sama merinci seluruh pengeluaran dan sumber dana. Masing-
masing biaya pemaukan atau kas mesti disertai dengan nota atau kwitansi sebagai bukti
pembayaran yang sah. Hal tersebut berguna buat menelusuri kebenaran dari transaksi
yang terjadi.
Pemahaman menyeluruh atas bisnis da industri klien, dan pengetahua tentang
operasional perusahaan merupaka hal yang krusial dalam melakuka suatu audit yang
memadai. Sifat dari bisnis dan industri klien mempengaruhi risiko bisnis klien dan risiko
salah saji dalam laporan keuangan. Auditor menggunakan pegetahuan dari risiko ini buat
menentuka luasan yang tepat dari bukti audit.
Arens (2001) menjelasska faktor-faktor yang mempengaruhi risiko binis klien
adalah :
1. Industri dan lingkungan eksternal
Terdapat 3 alasan mengapa diperlukan pemahaman yang baik atas industri klien daan
lingkungan eksternal, yaitu:
a. Terdapat risiko yang terkait dengan industri tertentu. Risiko ini bisa
mempengaruhi evaluasi atas risiko bisnis da risiko akseptabilitas audit klien
terssebut. Sebagai contoh indusstri ssimpa pinjam dan industri kesehatan yang
memiliki risiko lebih tinggi daripada industri lainnya.
b. Terdapat risiko-risiko inhern yang umumnya dimiliki oleh semua klien oleh
sejumlah industri tertentu. Pemahama akan risiko tersebut akan membantu
auditor dalam mengidentifikasi risiko-rissiko intern yang dimiliki klien. Contoh
risiko inhern atas potensi keuangan peersediaan dalam industri baju, dan risiko
inhern atas cadangan kerugian dalam industri asuransi kecelakaan.
c. Banyak industri yang memiliki persyaratan akuntansi yang unik, yang harrus
dipahami auditor buat mengevaluasi apakah lapora keuangan klien sesuai
dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Contoh bila auditor melakuka
audit atas sebuah kota, auditor harus memahami pemeritahan dan persyaratan

12
audit juga ada persyaratan akuntansi yang unik buat perusahaan kontruksi, jalan
tol, organisasi non-profit, institusi keuangan, dan banyak organisasi lainnya.

2. Manajemen dan Pemerintahan


Manajemen membuat taktik dan proses bisnis yang diikuti oleh bisnis klien. Filosofi
dan gaya operasional manajemen, kemampuan buat mengidentifikasikandan
merespon risiko sangat berdampak pada risiko salah saji material dalam laporan
keuangan. Pemerintah meliputi struktur organisasi klien , aktivitas dewan direksi
sertakomite audit perusahaan. Dewan direksi yang efektif mampu menjamin bahwa
perusahaan mengambil risiko yang sepantasnya. Komite audit melalui tinjauan atas
laporan keuangan, dapat mengurangi kemungkinan akuntansi yang terlalu aagresif.
Selain itu, auditor juga harus mendapatka pengetahuan tentang aturan dasar da atura
rumah tangga dan membaca notulen perusahaan.
3. Tujuan dan Strategi
Strategi adalah pendekatan yang diikuti oleh entitas guna mencapai tujuan organisasi.
Auditor harus memahami tujua klien yang terkait dengan :
a. Pelaporan keuangan dan bisa diandalkan
b. Efektifitas dan efisiensi operasi
c. Pemenuhan hukum dan peraturan
4. Pengukuran dan Kinerja
Sistem pegukuran prestasi klien meliputi indikator presentasi kunci yang digunakan
manajemen buat mengukur kemajuan terhadap tujuan. Indikator presstasi meliputi
pembagian pasar, penjualan per karyawan, dan pertumbuhan unit penjualan. Risiko
salah saji keuangan dapat meningkat bila klien telah menetapkan tujuan yang tak
wajar atau bila sistem pengukuran prestasi mendorong akuntansi yang agresif.
5. Evaaluasi Risiko Bisnis Klien
Dalam evaluasi risiko bisni klien, auditor meenggunakan pengetahuan yang
didapatkan dari pemahaman sistem taktik akan bisnis dan industri klien buat menilai
risiko bisnis klien. Perhatia primer auditor ialah risiko dari salah saji material dalam
laporan keuangan yang disebabkan oleh risiko bisnis klien.
Industri klien, faktor eksternal lainnya, strategi proses, faktor internal lainnya, dari
klien dipertimbangkan dalam evaluasi auditoratas risiko bisnis auditor. Selain itu,
auditor juga mempertimbangkan kontrol manajemen yang dapat mengurangi risiko
bisnis seperti praktek evaluasi risiko efektif perusahaan jasa keuangan.

13
2.6 PELAKSANAAN PROSEDUR ANALITI PENDAHULUAN
Prosedur analitis adalah suatu evaluasi informasi keuangan yang dilakukan dengan
mempelajari hubungan logis antara data keuangan dan non meliputi perbandingan
jumlah-jumlah yang tercatat dengan ekspektasi dari auditor. Tujuan prosedur analisis
dalam perencanaan audit adalah untuk membantu perencanaan sifat, saat, dan luas
prosedur suatu audit yang akan digunakan untuk memperoleh bukti tentang saldo akun
atau jenis transaksi tertentu.
Tujuan pelaksanaan prosedur analitis pendahuluan:
1. Memahami bidang usaha klien;
2. Penetapan kemampuan entitas untuk mempertahankan kelangsungan hidup
3. Indikasi adanya kemungkikan salah saji dalam laporan keuangan;
4. Mengurangi pengujian audit yang terinci.

Tahap-tahap dalam prosedur analisis:

1. Mengidentifikasi perhitungan/perbandingan yang harus dibuat;


2. Mengembangkan harapan;
3. Melaksanakan perhitungan/perbandingan;
4. Menganalisis data dan mengidentifikasi perbedaan signifikan;
5. Menyelidiki perbedaan signifikan yang tidak terduga dan mengevaluasi perbedaan
tersebut;
6. Menentukan dampak hasil prosedur analitik terhadap perencanaan audit.

14
Tabel 8.1. Contoh-contoh prosedur analitis yang dilakukan selama audit

Tujuan Prosedur Analitis yang dilakukan


selama tahap perencanaan

Memamahami industri dan bidang usaha Hitung rasio-rasio kunci dari bidang
klien usaha klien dan bandingkan dengan rata-
rata industri

Menilai kelangsungan hidup Hitung rasio hutang terhadap ekuitas dan


bandingkan dengan tahun lalu dan
perusahaan sejenis yang sukses dalam
industri

Menunjukkan kemungkinan salah saji Bandingkan beban perbaikan dan


pemeliharaan dengan tahun lalu, lihat
fluktuasi yang besar

Mengurangi pengujian terinci Bandingkan biaya yang dibayar dimuka


dan akun terkait dengan tahun lalu

2.7 PROSEDUR ANALITIS


Prosedur analitis adlah suatu evaluasi atas informasi keuangan yang dilakukan dengan
mempelajari hubungan logis antara data keuangan dan data non keuangan, meliputi
perbandingan jumlah-jumlah yang tercatat dengan harapan auditor. Jadi, prosedur
analitis merupakan evaluasi hubungan data keuangan dengan data non keuangan untuk
memperoleh bukti audit melalui analisis perbandingan data-data tersebut.

15
TUJUAN PROSEDUR ANALITIS
Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) dalam Standar Profesional Akuntan publik
(2001) menyatakan bahwa tujuan penggunaan prosedur analitis adalah sebagai berikut:
1. Membantu auditor dalam merencanakan sifat, saat, dan lingkup prosedur analitis
Iainnya;
2. Sebagai pengujian substantif untuk memperoleh bukti tentang asersi tertentu yang
berhubungan dengan saldo akun;
3. Sebagai review menyeluruh informasi keuangan pada tahap review akhir audit.
Tujuan penggunaan prosedur analitis adalah untuk membantu auditor dalam
melaksanakan proses audit, yaitu perencanaan, pengujian dan penyelesaian (review
akhir). Selain itu tujuan prosedur analitis juga untuk mengetahui kemungkinan adanya
salah saji laporan keuangan.

WAKTU PENGGUNAAN
Sebagaimana telah dijelaskan di atas, ada tiga penggunaan waktu prosedur analitis, yaitu
tahap perencanaan, tahap pengujian dan tahap penyelesaian.

1. Tahap Perencanaan
Tahap perencanaan audit dengan menggunakan prosedur analitis adalah tahapan untuk
membantu perencanaan prosedur audit. Prosedur perencanaan audit ini di tujukan
untuk:
a. Meningkatkan pemahaman seorang auditor atas bisnis klien dan transaksi atau
peristiwa yang terjadi sejak tanggal audit terakhir.
b. Mengidentifikasikan bidang yang kemungkinan mencerminkan risiko tertentu
yang bersangkutan dengan audit. Jadi tujuan prosedur ini adalah untuk
mengidentifikasikan hal seperti adanya transaksi atau peristiwa yang tidak biasa,

16
dan jumlah yang dapat menunjukkan masalah yang dapat ber hubungan dengan
laporan keuangan dan perencanaan audit.

2. Tahap Pengujian

Penggunaan prosedur analitis pada tahap pengujian tergantung pada pertimbangan


auditor mengenai efektivitas dan efisiensi prosedur audit. Efektivitas dan efisiensi
yang diharapkan dari suatu prosedur analitis dalam mengidentifi kasikan
kemungkinan salah saji tergantung atas:
a. Sifat asersi;
b. Kelayakan dan kemampuan untuk memprediksikan suatu hubungan;
c. Ketersediaan dan keandalan data yang digunakan untuk mengembangkan
harapan;
d. Ketepatan harapan.
Prosedur analitis mungkin merupakan pengujian efektifdan efisien atas asersi yang
kemungkinan salah sajinya tidak akan tampak dari pemeriksaan bukti rinci atau bila
bukti yang rinci tidak langsung tersedia, Asersi yang dimaksud adala asersi
manajemen yang terkandung didalam laporan keuangan. Penting bagi auditor untuk
memahami alasan yang membuat hubungan menjadi masuk akal sebab data kadang-
kadang seperti berkaitan padahal kenyataan nya tidak demíkian, sehíngga dapat
mengarahkan auditor ke pengambilan kesimpulan yang salah maka dari itu, seorang
auditor harus dapat memprediksi suatu hubungan selain itu auditor harus menilai
keandalan data dengan mempertimbangkan sumber data dan kondisi yang melingkupi
pengumpulan data serta pengetahuan lain yang mungkin dimiliki oleh auditor
mengenai data itu.
Faktor.faktor yang mempengaruhi pertimbangan dari auditor terhadap keandalan data
untuk mencapai tujuan audit:
a. Apakah diperoleh sari sumber yang independen di luar entitas atau dari sumber di
dalam entitas;
b. Apakah sumber dari dalam entitas independen dari mereka yang bertanggungjawab
atas jumlah yang di audit;
c. Apakah data dikembangkan dari sistem yang dapat diandalkan dengan
pengendalian memadai;

17
d. Apakah data menjadi sasaran pengujian dalam tahun berjalan atau tahun
sebelumnya;

e. Apakah harapan yang dikembangkan dengan memakai data dari berbagai sumber
dan harapan auditor harus tepat untuk memberikan tingkat keyakinan yang di
inginkan sehingga perbedaan yang mungkin merupakan salah saji akan
teridentifikasi untuk di audit oleh auditor ketika harapan menjadi lebih.
3. Tahap Penyelesaian
Penggunaan prosedur analitis dalam tahap penyelesaian (review akhir) berguna
sebagai alat bantu peninjau dalam menemukan kesalahan penyajian dan untuk
membantu auditor mengambil pandangan objektif terakhir atas laporan keuangan
yang telah diaudit serta dapat pula membantu untuk meng identifikasikan
kemungkinan adanya kekeliruan di dalam audit menurut Ikatan Akuntansi Indonesia
dalam Standar Profesional Akuntan Publik tercantum mengenai penggunaan prosedur
analitis dalam tahap penyelesaian review akhir sebagai berikut:
"tujuan prosedur analitis yang diterapkan dalam tahap penyelesaian (review
akhir) adalah untuk membantu auditor dalam menilai kesimpulan yang
diperoleh dan dalam mengevaluasi penyajian laporan keuangan secara
menyeluruh".
Berdasarkan kutipan diatas menerangkan bahwa prosedur analitis dalam tahap
penyelesaian (review akhir) adalah untuk membantu auditor mem berikan penilaian
terhadap laporan keuangan yang telah disajikan. Penilaian tersebut dapat berupa
kesimpulan atau opini auditor secara keseluruhan.

Tujuan dari prosedur analitis untuk ketiga fase berbeda saat mereka dilakukan
sebagaimana ditampilkan pada table 8.2. Kotak yang lebih gelap dalam gambar
menunjukkan bahwa sebuah tujuan bisa diterapkan untuk sebuah fase. Sebagai
tambahan, beberapa tujuan ditunjukkan menjadi tujuan utama. Perhatikan bahwa
tujuannya beragam untuk fase berbeda. Prosedur analitis dilakukan selama fase
perencanaan untuk keempat tujuan itu, sedangkan kedua fase lainnya terutama
digunakan untuk menentukan bukti audit yang pantas dan untuk mencapai kesimpulan
tentang presentasi wajar dari laporan keuangan.

18
Tabel 8.2. Penetapan Waktu dan Tujuan Prosedur Analitis
Tujuan Fase
Fase Perencanaan Fase Pengujian Fase Penyelesaian
(wajib)
Memahami industri Tujuan utama
bisnis klien
Menilai Tujuan sekunder Tujuan sekunder
Kelangsungan
Menunjukkan Tujuan utama Tujuan sekunder Tujuan utama
kemungkinan salah
saji (pengarahan
perhatian)
Mengurangi ujian Tujuan sekunder Tujuan utama
rinci

LIMA PROSEDUR ANALITIS


Kegunaan prosedur analitis adalah sebagai bukti audit sangat bergantung pada auditor
yang mengembangkan ekspektasi tentang berapa saldo akun atau rasio yang harus di
catat, tanpa memperhatikan jenis prosedur analitis yang digunakan. Auditor
mengembangkan ekspektasi menyangkut saldo akun atau rasio dengan
mempertimbangkan informasi dari periode sebelumnya, tren industri, ekspektasi
anggaran yang disiapkan klien dan informasi non keuangan. Biasanya auditor
mengembangkan saldo dan rasio klien dengan saldo dan rasio yang diharapkan dengan
menggunakan satu atau lebih jenis prosedur analitis berikut. Dalam setiap kasus auditor
membandingkan data klien dengan beberapa kriteria berikut:

19
DATA INDUSTRI
Melihat data klien dan data industri yang sejenis serta membandingkannya. Manfaat
paling penting dari perbandingan industri adalah membantu memahami bisnis klien dan
sebagai indikasi atas kemungkinan adanya suatu kegagalan keuangan. Namun,
kelemahan utama penggunaan rasio industri dalam auditing adalah perbedaan antara sifat
informasi keuangan klien dengan perusahaan yang membentuk total industri. Karena
data industri adalah rata-rata yang lebih luas, Perbandingannya mungkin tidak berarti.
Sering kali lini bisnis klien tidak sama Seperti standar industri. Selain itu perusahaan
yang berbeda menerapkan metode akuntansi yang juga berbeda, sehingga mempengaruhi
komparabilitas data.

DATA PERIODE SEBELUMNYA YANG SERUPA


Berbagai prosedur analitis akan memungkinkan auditor untuk data klien adalah dengan
beberapa data yang contoh serupa yang dari umum:satu atau lebih Periode Berikut ini
1. Membandingkan saldo tahun berjalan dengan tahun sebelumnya.
Salah satu cara termudah untuk melaksanakan pengujian ini adalah mencantumkan
hasil neraca saldo tahun lalu yang telah disesuaikan ke dalam kolom terpisah dari
spreadsheet neraca saldo tahun berjalan.
2. Membandingkan rincian total saldo dengan rincian Yang serupa untuk tahun
sebelumnya. Perbandingan rincian dapat berbentuk rincian selama beberapa waktu,
misalnya membandingkan total penjualan bulanan, perbaikan, dan akun lainnya
untuk tahun berjalan dengan tahun sebelumnya, atau rincian pada suatu waktu
tertentu, misalnya membandingkan rincian utang pada akhir tahun berjalan dengan
akhir tahun sebelumnya.
3. Menghitung rasio dan hubungan persentase untuk dibandingkan dengan tahun
sebelumnya.
Membandingkan total atau rincian pada tahun berjalan dengan tahun nya memiliki
dua kelemahan yaitu: pertama, hal itu tidak mempertimbangkan tingkat
pertumbuhan atau penurunan aktivitas bisnis. Kedua, hubungan data yang satu
dengan yang Iainnya diabaikan seperti penjualan dengan harga pokok penjualan.

20
Tabel 8.3. Perbandin an dan Hubungan Internal
Rasio atau perbandingan Kemungkinan salah saji
Perputaran bahan baku untuk perusahaan Salah saji persediaan atau harga pokok
manufaktur penjualan atau keusangan persediaan
bahan baku
Komisi penjualan dibagi dengan penjualan bersih Salah saji komisi penjualan
Rasio penjualan dan pengurangan harga di bagi Misklasifikasi retur penjualan dan
dengan penjualan kotor pengurangan harga yang belum tercatat
sesudah akhir tahun.
Nilai penyerahan tunai asuransi jiwa (tahun Kelalaian mencatat perubahan dalam
berjalan) dibagi dengan nilai penyerahan tunai nilai penyerahan tunai atau kekeliruan
asuransi jiwa (tahun sebelumnya) mencatat perubahan
Masing-masing beban manufaktur sebagai Salah saji yang signifikan dari masing-
persentase dari total beban manufaktur masing beban total.

HASIL YANG DIHARAPKAN YANG Dl TENTUKAN KLIEN


Kebanyakan perusahaan menyiapkan anggaran (budget) untuk berbagai aspek operasi
dan hasil keuangannya. Karena anggaran merupakan ekspektasi klien selama periode
berjalan, auditor harus menyelidiki perbedaan yang paling signifikan antara hasil yang
dianggarkan dengan hasil aktual karena area ini dapat mengandung salah saji yang
potensial. Apabila data klien dibandingkan dengan ran, ada dua kepentingan khusus.
Pertama, auditor harus mengevaluasi apakah anggaran itu merupakan rencana yang
realistis. Dalam beberapa organi sasi anggaran disiapkan asal-asalan sehingga bukan
merupakan ekspetasi yang realistis. Informasi semacam itu memiliki nilai yang rendah
sebagai bukti audit. Kedua, yaitu kemungkinan bahwa informasi keuangan saat ini telah
di ubah oleh personil klien agar sesuai dengan anggaran. Penilaian risiko pengendalian
dan pengujian audit yang terinci atas data aktual biasanya dilakukan untuk memini
malkan masalah ini.

HASIL YANG DIHARAPKAN YANG DITENTUKAN AUDITOR

21
Perbandingan umum lainnya antara data klien dengan hasil yang diharapkan terjadi
ketika auditor menghitung saldo yang diharapkan untuk dibandingkan dengan saldo
aktual. Pada jenis prosedur analitis ini auditor membuat estimasi tentang rupa saldo akun
yang seharusnya dengan menghubungkannya ke beberapa akun neraca atau akun laporan
laba-rugi lainnya untuk membuat proyeksi berdasarkan beberapa tren historis. Berikut
ini dua contohnya:
1. Auditor dapat melakukan perhitungan independen terhadap beban bunga atas wesel
bayar dengan suku bunga rata-rata bulanan. Estimasi independen ini di dasar kan
pada pengujian atas kelayakan beban bunga yang tercatat.
2. Auditor dapat menghitung rata-rata bergerak dari penyisihan piutang tak ter tagih
sebagai persentase piutang usaha kotor dan kemudian menerapkan pada saldo
piutang usaha kotor pad akhir tahun audit. Dengan menggunakan tren historis ini
auditor dapat menentukan nilai yang diharapkan untuk penyisihan tahun berjalan.

HASIL YANG DIHARAPKAN DENGAN MENGGUNAKAN DATA NON


KEUANGAN
Membandingkan estimasi yang diharapkan dengan pendapatan yang tercatat sebagai
pengujian atas kelayakan pendapatan yang dicatat. Pendekatan yang sama juga dapat
diterapkan untuk melakukan estimasi dalam situasi lain, seperti pendapatan uang kuliah
di universitas, pengajian pabrik (total jam kerja dikali tarif upah) dan biaya bahan yang
dijual (unit yang terjual dikali biaya bahan per unit).

2.8 RASIO KEUANGAN UMUM

22
Prosedur analitis auditor sering kali meliputi penggunaan rasio keuangan yang umum
selama tahap perencanaan dan review akhir atas laporan keuangan yang telah diaudit.
Analisis keuangan yang umum dapat mengindentifikasikan secara efektif bidang
permasalahan yang mungkin, dimana auditor dapat melakukan analisis tambahan dan
pengujian audit, serta bidang permasalahan yang dihadapi Perusahaan di mana auditor
dapat memberikan bantuan lainnya. Dalam meng gUnakan rasio ini, auditor harus
memastikan diri untuk melakukan perbandingan Yang tepat. Perbandingan yang paling
penting adalah bagi perusahaan tersebut dalam tahun-tahun terdahulu dan terhadap rata-
rata industri atau perusahaan serupa untuk tahun yang sama.

KEMAMPUAN MEMBAYAR HUTANG JANGKA PENDEK


Rasio likuiditas lancar atau kadangkala biasa disebut rasio likuiditas kasikan
kemampuan dari suatu operasi untuk berjumpa dalam obligasi pendek bagi pembayaran
kembali hutang tanpa kesulitan. Laba rugi operasi sebuah bisnis dapat menunjukkan
operasi laba (sebelum pajak) atas laba bersih (setelah pajak) tanpa operasi bisnis
mempunyai kemampuan untuk membayar kewajiban lancar, membiarkan sendiri
kewajiban jangka panjangnya.
Rasio Kas (cash ratio) = (Kas + Sekuritas) / kewajiban lancar
Rasio Cepat (quick ratio) = Piutang usaha bersih / kewajiban lancar
Rasio Lancar (current ratio) = Aktiva lancar / kewajiban lancar

RATIO AKTIVITAS LIKUIDITAS


Ratio aktivitas untuk piutang usaha dan persediaan terutama auditor yang sering kali
menggunakan tren dalam rasio perputaran piutang untuk menilai kelayakan penyisihan
piutang tak tertagih. Auditor menggunakan tren dalam rasio perputaran untuk
mengindentifi-kasikan keuaangan persediaan yang potensial.

Perputaran piutang usaha = Penjualan bersih / piutang kotor rata-rata


Jumlah hari penagihan utang = 365/perputaran piutang usaha
Perputaran Persediaan = Harga pokok penjualan / persediaan rata-rata
Jumlah hari penjualan persediaan = 365/perputaran persediaan

23
KEMAMPUAN UNTUK MEMENUHI KEWAJIBAN UTANG JANGKA
PANJANG
Solvensi jangka panjang perusahaan bergantung pada keberhasilan operasinya dan pada
kemampuannya untuk melakukan pembayaran pokok dan bunga. Kedua rasio ini
merupakan ukuran kunci yang digunakan oleh para kreditor dan investor untuk menilai
kemampuan perusahaan membayar utang-utangnya.
Kemampuan untuk membayar bunga tergantung pada kemampuan suatu
perusahaan untuk menghasilkan arus kas positif dari operasi. Rasio berapa kali bunga
dihasilkan (time interest earned ratio) menunjukkan apakah perusahaan dengan leluasa
melaku-kan pembayaran bunga dengan asumsi bahwa tren laba stabil.

Utang terhadap ekuitas = total kewajiban / total ekuitas

Times interest erned = Laba operasi / beban bunga

KEMAMPUAN PROFITABILITAS
Kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan kas demi membayar suatu kewajiban,
perluasan, dan dividen sangat bergantung pada profitabilitas. Rasio profitabilitas yang
paling umum digunakan adalah laba per saham menghitung rasio tambahan untuk
memberikan pandangan lebih bagian jauh penjualan tentang operasional perusahaan.
Presentase laba kotor memperlihatkan bagian penjualan yang tersedia untuk menutupi
semua beban dan laba setelah dikurangi biaya produk. Auditor menyadari rasio ini
terutama berguna untuk menilai dengansajl penjualan, harga pokok penjualan, piutang
usaha, dan persediaan.

Marjin laba serupa dengan marjin laba kotor setelah kinkan


dikuranglauditor untuk harga pokok penjualan dan beban operasi. Rasio ini
memungkinkan auditor untuk menilai kemungkinan salah saji dalam beban operasi dan
akun neraca yang terkait.

Laba per saham = Laba bersih/rata-rata saham biasa yang beredar


Presentase laba kotor = (Penjualan bersih — Hrg pokok penjualan) / Penjualan
bersih Marjin laba = Laba operasi/penjualan bersih
Pengembalian atas aktiva = Laba sebelum pajak/aktiva total rata-rata

24
Pengembalian atas ekuitas saham biasa = saham preferen/ekuitas pemegang saham
rata- rata.

Pengembalian atas aktiva dan pengembalian atas ekuitas saham biasa adalah
ukuran profitabilitas perusahaan secara keseluruhan. Rasio-rasio ini menunjukkan
kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba bagi setiap dollar aktiva dan
ekuitas.

25
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Bukti Audit merupakan segala informasi yang mendukung angka - angka atau
informasi lain yang disajikan dalam laporan keuangan, yang dapat digunakan oleh
auditor sebagai dasar untuk menyatakan pendapatnya. Bukti audit yang mendukung
laporan keuangan terdiri dari data akuntansi dan semua informasi penguat
(corroborating information) yang tersedia bagi auditor. Perencanaan audit adalah
prosedur – prosedur yang dilakukan setelah proposal disetujui atau perikatan audit
telah ditanda tangani dan merupakan jembatan untuk pekerjaan pengujian.
Perencanaan audit meliputi pengembangan strategi menyeluruh pelaksanaan dan
lingkup audit yang diharapkan. Perencanaaan Audit meliputi pengembangan strategi
pelaksanaan secara menyeluruh dan Lingkup Audit yang diharapkan.

26
DAFTAR PUSTAKA

Ikhsan Arfan, dkk. 2018. Auditing Pemeriksaan Akuntansi Pendekatan Praktis : Madenatera

27
28

Anda mungkin juga menyukai