Disusun oleh :
Kelompok 11
JURUSAN S1 AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala limpahan rahmat dan
karunia-Nya kepada kami sehingga dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Biaya
Kualitas & Produktivitas” ini tepat pada waktuya.
Kami menyadari bahwa di dalam pembuatan makalah ini tidak lepas dari tuntunan
Tuhan Yang Maha Esa dan juga bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, dalam kesempatan
ini kami menghaturkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah
memberikan dorongan dan sumbangan pikiran yang bersifat positif terhadap penyelesaian
makalah ini. Makalah ini ditulis dari hasil penyusunan data-data yang kami peroleh dari buku
yang berkaitan, serta informasi dari media massa yang berhubungan dengan Biaya Kualitas &
Produktivitas.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Kami menyadari bahwa makalah ini
masih jauh darikata sempurna, untuk itu saran dan kritik sangat kami harapkan.
Kelompok 11
Kelas B
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI 3
BAB I PENDAHULUAN 5
A. LATAR BELAKANG 5
B. RUMUSAN MASALAH 5
C. TUJUANPENULISAN 5
BAB II PEMBAHASAN 7
KESIMPULAN 23
DAFTAR PUSTAKA 24
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Era industrialisasi yang semakin kompetitif sekarang ini menuntut setiap
perusahaanuntuk dapat ikut serta dalam persaingan. Salah satu usaha yang
dilakukanperusahaan agar dapat bersaing adalah meningkatkan kualitas hasil
produksinya. Dengan hasil produksi yang berkualitas, maka diharapkan para
pelanggan/konsumenakan tertarik dan membeli hasil produksi yang ditawarkan oleh
perusahaan.
Untuk mencapai produk yang berkualitas, perusahaan harus selalu
melakukanpengawasan dan peningkatan terhadap kualitas produknya, sehingga akan
diperoleh hasil akhir yang optimal. Kualitas yang meningkat akan mengurangi
terjadinya produkrusak sehingga mengakibatkan biaya-biaya yang terus menurun dan
pada akhirnyameningkatkan laba. Biaya yang dikeluarkan dalam kaitannya dengan
usahapeningkatan kualitas produk disebut biaya kualitas.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan Investasi ?
2. Apa saja tujuan Investasi ?
3. Bagaimana proses keputusan Investasi ?
4. Apa saja teori mengenai Investasi ?
5. Apa saja jenis dari Investasi ?
6. Apa saja prinsip-prinsip dari Investassi ?
7. Apa saja metode dari Investasi ?
C. TUJUAN PENULISAN
1. Memahami pengertian investasi.
2. Mengetahui teori investasi.
3. Memahami tujuan investasi.
4. Mengetahui jenis-jenis investasi.
5. Memahami prinsip-prinsip investasi.
6. Memahami metode untuk menilai suatu investasi.
4
BAB II
PEMBAHASAN
DEFINISI KUALITAS
Pengertian kualitas (kamus) adalah “derajat atau tingkat kesempurnaan”. Dalam hal
ini, kualitasadalah ukuran relatif dari kebaikan (Goodness). Harapan pelanggan dapat
digambarkan melaluiatribut atribut kualitas yang sering disebut dengan dimensi kualitas. Jadi
produk atau jasa yangberkualitas adalah yang memenuhi atau melebihi harapan pelanggan
dalam 8 dimensi berikut :
1. Kinerja (Performance)
2. Estetika (Aesthetics)
3. Kemudahan perawatan dan perbaikan (Serviceability)
4. Fitur (Features)
5. Keandalan (Reability)
6. Tahan Lama (Durability)
7. Kualitas kesesuaian ( Quality of Conformace)
8. Kecocokan penggunaan (Fitness for Use)
Perbaikan kualiatas berarti perbaikan satu atau lebih dari 8 dimensi tersebutdiatas sambil
tetap mempertahankan kinerja dimensi yang lainnya. Menyediakan produk yang lebihbaik
kualitasnya daripada pesaing berarti mengungguli produk pesaing setidaknya satu
dimensisementara kinerja dimensi lainnya tetap setara.
5
DEFINISI BIAYA KUALITAS
Biaya kualitas adalah biaya yang muncul karena kualitas yang buruk mungkin
akan atau telah terjadi. Biaya kualitas ini berhubungan dengan dua jenis aktivitas:
1. Aktivitas pengendalian (control activities), yaitu aktivitas yang dilakukanuntuk
mencegah atau mendeteksi kualitas yang buruk (karena kualitas yangburuk mungkin
muncul). Aktivitas pengendalian terdiri dari aktivitaspencegahan dan aktivitas
penilaian. Biaya pengendalian adalah biaya yangdigunakanuntuk melakukan aktivitas
pengendalian.
2. Aktivitas kegagalan (failure activities), yaitu aktivitas yang dilakukan olehorganisasi
atau pelanggannya dalam menanggapi kualitas yang buruk (kualitasyang buruk sudah
terjadi). Aktivitas kegagalan terdiri dari aktivitas kegagalaninternal dan aktivitas
kegagalan eksternal. Biaya kegagalan adalah biaya yangharus ditanggung oleh
perusahaan akibat terjadinya aktivitas kegagalan.
6
3. Biaya Kegagalan Internal (internal failure cost)
Biaya kegagalan internal dalah biaya yang terjadi jika produk dan jasatidak sesuai
dengan spesifikasi atau kebutuhan pelanggan dan hal ini diketahuisebelum produk
dikirimkan kepada pihak di luar perusahaan. Biaya ini tidakakan muncul jika tidak ada
kerusakan/cacat pada produk. Contoh: bahan sisapengerjaan ulang, inspeksi ulang,
pengujian ulang, dan perubahan desain.
4. Biaya Kegagalan Eksternal (external failure cost)
Biaya yang terjadi jika barang dan jasa gagal/tidak sesuai denganspesifikasi atau
memuaskan pelanggan setelah produk dan jasa tersebut sampaidi tangan pelanggan.
Contoh: biaya penarikan produk, kerugian penjualan,return, garansi, ketidakpuasan
pelanggan, hilangnya pangsa pasar, dll.
7
3. Fungsi Kerugian Kualitas Taguchi (Taguchi Loss Function Function)
Metode ini mengasumsikan bahwa variasi dari suatu nilai target dalam
suatukarakteristik kualitas dapat menyebabkan biaya kualitas tersembunyi.
Fungsi ini juga mengasumsikan bahwa kualitas yang tersembunyi hanya terjadi atas
unit-unit yang menyimpang dari batas spesifikasi atas dan bawah. Dimana setiap
penyimpangan dari nilai target suatu karakteristik kualitas dapat menimbulkan biaya
kualitas yang tersembunyi. Sehingga biaya kualitas yang tersembunyi dapat
meningkat secara kuadrat pada saat nilai aktual menyimpang dari nilai
target.Persamaannya :
L(y) = k(y - T)2
Dimana: k = konstanta terkait dengan struktur biaya kegagalan eksternal
y = nilai aktual dari karakteristik kualitas
T = nilai target dari karakteristik kualitas
L = kerugian atas kualitas
8
besar daripada penurunan biaya kegagalan. Titik ini mewakili tingkat minimum dari total
biaya kualitas. Hal ini merupakan perbandingan optimal antara biaya pengendalian dan biaya
kegagalan, serta mendefinisikan apa yang dikenal sebagai tingkat kualitas yang dapat
diterima.
Fungsi Biaya Kualitas : Pandangan Cacat-Nol
Dalam pengertian klasik, produk dikatakan cacat, bila kualitasnya di luar batas
toleransikarateristik kualitas. Biaya kegagalan timbul hanya jika produk tidak sesuai
spesifikasi. Selainitu, terdapat perbandingan terbalik optimal antara biaya kegagalan dan
biaya pengendalian.Pada akhir tahun 1970-an, model cacat nol ( zero-defects model )
menentang model AQL karena model cacat nol menyatakan bahwa dengan mengurangi unit
cacat hingga nol maka akandiperoleh keunggulan biaya. Perusahaan dengan semakin sedikit
produk cacat akan lebihkompetitif relatif daripada perusahaan dengan model AQL
tradisional. Pertengahan tahun 1980-an, model cacat nol disempurnakan dengan model
kualitas kokoh (robust quality model), yangmenentang AQL. Menurut pandangan ini
penyimpangan dari spesifikasi ideal adalah merugikandan batas toleransi spesifikasi
tidak menawarkan manfaat apapun, bahkan menipu.Model cacat nol menekankan pada biaya
kualitas dan potensi penghematan dari upaya yanglebih besar untuk meningkatkan kualitas.
Model kualitas kokoh menentang definisi unit cacat,menyempurnakan pandangan terhadap
biaya kualitas, mengintensifkan upaya perbaikankualitas. Perusahaan yang berupaya
mencapai kondisi cacat nol atas produk mereka (kondisidengan toleransi nol), dapat
mengkapitalisasi kualitas dengan menurunkan jumlah unit cacatsambil menekan total biaya
kualitas. Tingkat optimal dari biaya kualitas ialah keadaan di manaproduk-produk yang
diproduksi memenuhi nilai target. Upaya untuk mencapai nilai targetmenciptakan sebuah
dunia kalitas dinamis, berlawanan dengan dunia kualitas statis AQL.
Manajemen Berbasis Kegiatan Dan Biaya Kualitas Optimal
Manajemen berbasis kegiatan (ABM) mengklasifikasikan berbagai kegiatan sebagai
bernilai tambah, serta tidak bernilai tambah, dan hanya mempertahankan kegiatan
yang bernilaitambah. Prinsip ini diaplikasikan pada kegiatan berkaitan dengan kualitas. Biaya
kegagalan, penilaian, dan biaya-biaya yang tidak menghasilkan nilai tambah harus
dihilangkan. ABM mendukung pandangan cacat nol robust, di mana tidak ada perbandingan
terbalik optimalantara biaya kegagalan dan biaya pengendalian; biaya kegagalan tidak
menghasilkan nilaitambah, sehingga harus dikurangi hingga nol. Beberapa biaya
pengendalian juga tidak memberikan nilai tambah, sehingga juga harus dihilangkan.
Sedangkan untuk biaya pengendalian yang memberikan nilai tambah mungkin dijalankan
9
namun tidak efisien, dan biaya untuk kegiatan tidak efisien dianggap tidak bernilai tambah,
sehingga biaya untuk kategori ini juga dapat dikurangi menjadi lebih rendah.
Analisis Trend
Laporan biaya kualitas menunjukkan jumlah dan distribusi biaya kualitas diantara 4
kategori, yaitu biaya pencegahan, penilaian, kegagalan internal dan kegagalan eksternal,
sehingga menunjukkan peluang untuk perbaikan kualitas. Perubahan biaya kualitas dari
waktu ke waktu dapat digambarkan oleh grafik tren atau biasanya disebut laporan tren
kualitas multi-periode.
Produktivitas berkaitan dengan memproduksi output secara efisien dan spesifik yang
nantinya akan ada kesinambungan antara output dan input yang mana nantinya digunakan
untuk memproduksi output. Dalam produktivitas ini ada juga istilah mengenai Efisiensi
Produksi Total dimana pengertiannya adalah suatu titik dimana ada dua kondisi yang
terpenuhi, yaitu : Setiap bauran input untuk memproduksi output tertentu, dimana tidak ada
satupun input yang digunakan melebihi yang diperlukan guna menghasilkan yang namanya
output.
Melirik dari bauran yang ada di point pertama, dipilih bauran dengan biaya yang
paling rendah. Kondisi pada point pertama diatas tersebut digerakkan oleh hubungan teknis
dan karenanya sering disebut dengan istilah Efisiensi Teknis atau Technical Efficiency.
Berbeda dengan kondisi yang pertama, kondisi yang ada pada point dua diatas lebih pada
digerakkan oleh hubungan relative dari harga input, maka dari itu kondisi ini sering mendapat
istilah Efisiensi Trade-Off input atau Input Trade-Off Efficiency.
10
Pengukuran Produktivitas Parsial
Definisi Pengukuran Produktivitas Parsial adalah produktivitas dari satu input tunggal
biasanya diukur dengan menghitung rasio output terhadap input.
Karena hanya produksitivitas dari satu input yang sedang diukur, maka ukuran itu disebut
pengukuran produktivitas parsial. Jika output dan input diukur dalam kuantitas fisik, maka
kita memperoleh ukuran produksitivitas operasional (operational productivity measure). Jika
output dan input dinyatakan dalam dolar, maka kita memperoleh ukuran produktivitas
keuangan (financial productivity measure).
Rasio Produktivitas tenaga kerja sebesar tiga mesin per jam adalah ukuran
produktivitas Ladd Lighting pada tahun 2007, rasio tersebut menunjukkan sedikit informasi
mengenai efesiensi produktif atau apakah produktivitas perusahaan telah meningkat atau
menurun. Namun, dapat juga dibuat laporan mengenai peningkatan atau penurunan. Efesiensi
produktivitas melalui pengukuran perubahan dalam produktivitas. Untuk mengukur
perubahan dalam produktivitas, ukuran prroduktivitas yang aktual berjalan dibandingkan
dengan ukuran produktivitas periode sebelumnya.
11
Periode sebelumnya ini disebut periode dasar (base period) dan menjadi acuan atau
standar bagi pengukuran perubahan efesiensi produktif. Periode sebelumnya dapat ditentukan
secara bebas. Misalnya, tahun sebelumnya, minggu sebelumnya, atau bahkan periode di mana
batch produk terakhir diproduksi. Untuk evaluasi strategis, periode dasar yang biasanya
dipilih adalah tahun sebelumnya. Untuk pengendalian operasional, periode dasar cenderung
mendekati periode berjalan-seperti batch produk terakhir atau minggu sebelumnya.
12
pengukuran multifaktor yang umum disarankan dalam literatur produktivitas adalah
menggunakan indeks produktivitas agregat. Indeks agregat bersifat kompleks, sulit
diinterpretasikan dan belum diterima secara umum. Dua pendekatan yang telah memperoleh
beberapa pengakuan adalah pengukuran profil (profile measurement) dan pengukuran
produktivitas yang berkaitan dengan laba (profit-linked productivity measurement).
13
Penurunan produktivitas hanya akan memperburuk masalah pemulihan harga. Tetapi
kenaikan produktivitas dapat digunakan untuk mengimbangi kerugian pemulihan harga.
Oleh karena sebagian besar peningkatan kualitas mengurangi jumlah sumber daya
yang digunakan untuk memproduksi dan menjual output perusahaan, maka kebanyakan
peningkatan kualitas secara umum akan tercermin pada ukuran – ukuran produktivitas.
Namun, ada juga cara – cara lain untuk meningkatkan produktivitas. Sebuah perusahaan
mungkin saja memproduksi barang dengan sedikit atau tanpa cacat akan tetapi masih
menjalankan proses yang tidak efisien.
Daptar Pustaka
14
https://www.academia.edu/29016315/AKUNTANSI_MANAJEMEN_BIAYA_KUALITAS_
DAN_PRODUKTIVITAS?auto=download
http://kepinginlagi.blogspot.com/2014/09/modul-akuntansi-manajemen-bab-7-biaya.html
http://rangkumankite.blogspot.com/2012/05/biaya-kualitas-dan-produktivitas.html
15