Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH AKUNTANSI MANAJEMEN

“BIAYA KUALITAS & PRODUKTIVITAS”

Dosen Pengampu : Drs. Ec. Akhmad Sayudi, M.Si, Ak, CA.

Disusun oleh :
Kelompok 11

Delia Ramadhania (1810313320012)

Siti Maimunah (1810313220058)

Tania Rahmah Febrianti (1810313120058)

JURUSAN S1 AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala limpahan rahmat dan
karunia-Nya kepada kami sehingga dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Biaya
Kualitas & Produktivitas” ini tepat pada waktuya.

Kami menyadari bahwa di dalam pembuatan makalah ini tidak lepas dari tuntunan
Tuhan Yang Maha Esa dan juga bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, dalam kesempatan
ini kami menghaturkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah
memberikan dorongan dan sumbangan pikiran yang bersifat positif terhadap penyelesaian
makalah ini. Makalah ini ditulis dari hasil penyusunan data-data yang kami peroleh dari buku
yang berkaitan, serta informasi dari media massa yang berhubungan dengan Biaya Kualitas &
Produktivitas.

Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Kami menyadari bahwa makalah ini
masih jauh darikata sempurna, untuk itu saran dan kritik sangat kami harapkan.

Banjarmasin, 20 Februari 2020

Kelompok 11
Kelas B

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI 3
BAB I PENDAHULUAN 5
A. LATAR BELAKANG 5
B. RUMUSAN MASALAH 5
C. TUJUANPENULISAN 5

BAB II PEMBAHASAN 7

Pengertian Surat Pemberitahuan (SPT) 7

1. Pengertian SPT Masa 8


a. Batas Waktu Pembayaran dan Pelaporan SPT Masa 8
b. Contoh SPT Masa 9
2. Pengertian SPT Tahunan 9
a. Batas Waktu Pembayaran dan Pelaporan SPT Tahunan 10
b. Contoh SPT Tahunan Orang Pribadi 1770 11
c. Contoh SPT Tahunan Orang Pribadi 1770ss 12
d. Contoh SPT Tahunan Orang Pribadi 1770s 13
e. Contoh SPT Tahunan Badan 14
3. Tata Cara Penyampaian SPT Masa dan SPT Tahunan 14
4. Denda atas Keterlambatan Pelaporan SPT 15
5. Penghitungan SPT Tahunan.............................................................15
6. Contoh Menghitung PPh yang perlu dibayarkan oleh masyarakat…16
a. Contoh Kasus 1 17
b. Contoh Kasus 2 20

BAB III PENUTUP 23

KESIMPULAN 23

DAFTAR PUSTAKA 24

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Era industrialisasi yang semakin kompetitif sekarang ini menuntut setiap
perusahaanuntuk dapat ikut serta dalam persaingan. Salah satu usaha yang
dilakukanperusahaan agar dapat bersaing adalah meningkatkan kualitas hasil
produksinya. Dengan hasil produksi yang berkualitas, maka diharapkan para
pelanggan/konsumenakan tertarik dan membeli hasil produksi yang ditawarkan oleh
perusahaan.
Untuk mencapai produk yang berkualitas, perusahaan harus selalu
melakukanpengawasan dan peningkatan terhadap kualitas produknya, sehingga akan
diperoleh hasil akhir yang optimal. Kualitas yang meningkat akan mengurangi
terjadinya produkrusak sehingga mengakibatkan biaya-biaya yang terus menurun dan
pada akhirnyameningkatkan laba. Biaya yang dikeluarkan dalam kaitannya dengan
usahapeningkatan kualitas produk disebut biaya kualitas.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan Investasi ?
2. Apa saja tujuan Investasi ?
3. Bagaimana proses keputusan Investasi ?
4. Apa saja teori mengenai Investasi ?
5. Apa saja jenis dari Investasi ?
6. Apa saja prinsip-prinsip dari Investassi ?
7. Apa saja metode dari Investasi ?

C. TUJUAN PENULISAN
1. Memahami pengertian investasi.
2. Mengetahui teori investasi.
3. Memahami tujuan investasi.
4. Mengetahui jenis-jenis investasi.
5. Memahami prinsip-prinsip investasi.
6. Memahami metode untuk menilai suatu investasi.

4
BAB II
PEMBAHASAN

PENGUKURAN BIAYA KUALITAS


Peningkatan kualitas dapat meningkatkan profitabilitas melalui dua cara, seperti :
denganmeningkatkan pelanggan atau menghemat biaya biaya.
Peningkatan kualitas dapat menghasilkan peningkatan yang berarti dalam
profitabilitas danefisiensi perusahaan secara keseluruhan. Kualitas telah menjadi dimensi
kompetitif yangpenting bagi perusahaan manufaktur maupun jasa, juga bagi usaha kecil dan
usaha besar.

DEFINISI KUALITAS
Pengertian kualitas (kamus) adalah “derajat atau tingkat kesempurnaan”. Dalam hal
ini, kualitasadalah ukuran relatif dari kebaikan (Goodness). Harapan pelanggan dapat
digambarkan melaluiatribut atribut kualitas yang sering disebut dengan dimensi kualitas. Jadi
produk atau jasa yangberkualitas adalah yang memenuhi atau melebihi harapan pelanggan
dalam 8 dimensi berikut :
1. Kinerja (Performance)
2. Estetika (Aesthetics)
3. Kemudahan perawatan dan perbaikan (Serviceability)
4. Fitur (Features)
5. Keandalan (Reability)
6. Tahan Lama (Durability)
7. Kualitas kesesuaian ( Quality of Conformace)
8. Kecocokan penggunaan (Fitness for Use)

Perbaikan kualiatas berarti perbaikan satu atau lebih dari 8 dimensi tersebutdiatas sambil
tetap mempertahankan kinerja dimensi yang lainnya. Menyediakan produk yang lebihbaik
kualitasnya daripada pesaing berarti mengungguli produk pesaing setidaknya satu
dimensisementara kinerja dimensi lainnya tetap setara.

5
DEFINISI BIAYA KUALITAS
Biaya kualitas adalah biaya yang muncul karena kualitas yang buruk mungkin
akan atau telah terjadi. Biaya kualitas ini berhubungan dengan dua jenis aktivitas:
1. Aktivitas pengendalian (control activities), yaitu aktivitas yang dilakukanuntuk
mencegah atau mendeteksi kualitas yang buruk (karena kualitas yangburuk mungkin
muncul). Aktivitas pengendalian terdiri dari aktivitaspencegahan dan aktivitas
penilaian. Biaya pengendalian adalah biaya yangdigunakanuntuk melakukan aktivitas
pengendalian.
2. Aktivitas kegagalan (failure activities), yaitu aktivitas yang dilakukan olehorganisasi
atau pelanggannya dalam menanggapi kualitas yang buruk (kualitasyang buruk sudah
terjadi). Aktivitas kegagalan terdiri dari aktivitas kegagalaninternal dan aktivitas
kegagalan eksternal. Biaya kegagalan adalah biaya yangharus ditanggung oleh
perusahaan akibat terjadinya aktivitas kegagalan.

Pembahasan tentang aktivitas yang terkait dengan kualitas menyebabkanmunculnya


empat kelompok biaya kualitas, yaitu:
1. BiayaPencegahan (prevention cost)
Biaya pencegahan adalah biaya yang terjadi untuk mencegah timbulnyakualitas yang
buruk dalam barang atau jasa yang yang dihasilkan. Denganmeningkatnya biaya
pencegahan diharapkan biaya kegagalan akan semakinkecil. Contoh: perekayasaan
kualitas, program pelatihan kualitas, perencanaankualitas, pelaporan kualitas, pemilihan
dan evaluasi pemasok, audit kualitas,dll.
2. Biaya Penilaian (appraisal cost)
Biaya penilaian adalah biaya yang terjadi untuk menentukan apakahproduk dan jasa
sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan atau sesuai dengankebutuhan pelanggan.
Tujuan utama penilaian ini adalah untuk mencegahproduk yang tidak sesuai spesifikasi
dikirimkan ke pelanggan. Contoh:inspeksi dan pengujian bahan, inspeksi pengemasan,
upervise terhadapaktivitas penilaian, penerimaan produk, penerimaan proses, inspeksi
dan pengujian peralatan, dll.

6
3. Biaya Kegagalan Internal (internal failure cost)
Biaya kegagalan internal dalah biaya yang terjadi jika produk dan jasatidak sesuai
dengan spesifikasi atau kebutuhan pelanggan dan hal ini diketahuisebelum produk
dikirimkan kepada pihak di luar perusahaan. Biaya ini tidakakan muncul jika tidak ada
kerusakan/cacat pada produk. Contoh: bahan sisapengerjaan ulang, inspeksi ulang,
pengujian ulang, dan perubahan desain.
4. Biaya Kegagalan Eksternal (external failure cost)
Biaya yang terjadi jika barang dan jasa gagal/tidak sesuai denganspesifikasi atau
memuaskan pelanggan setelah produk dan jasa tersebut sampaidi tangan pelanggan.
Contoh: biaya penarikan produk, kerugian penjualan,return, garansi, ketidakpuasan
pelanggan, hilangnya pangsa pasar, dll.

MENGUKUR BIAYA KUALITAS


Biaya kualitas dapat diklasifikasikan menjadi 2 jenis biaya yaitu:
• Observable quality cost yaitu biaya kualitas yang dapat diketahui jumlahnya dari catatan
yang terdapat dalam system akuntansi yang digunakan perusahaan.
• Hidden quality cost adalah merupakan biaya atau krugian yang muncul karena rendahnya
kualitas tetapi jumlah biaya ini tidak dapat diketahui dari catatan akuntansi perusahaan.
Ada tiga metode yang dapat digunakan untuk mengestimasi biayakualitas yang
tersembunyi, yaitu:
1. Metode Multiplier (Multiplier Method)
Metode yang mengasumsikan bahwa biaya kegagalan total merupakanperkalian dari
beberapa biaya kegagalan.
Biaya kegagalan eksternal total = k (biaya kegagalan total yang terukur),
dimana k = efek pengganda.
2. Metode Penelitian Pasar (Market Research Method)
Metode ini menggunakan metode penelitian pasar yang formal untuk menilai
pengaruh kualitas yang rendah terhadap penjualan dan pangsa pasar. Misal:
melalui survey pelanggan dan wawancara dengan tenaga penjualan
perusahaan.

7
3. Fungsi Kerugian Kualitas Taguchi (Taguchi Loss Function Function)
Metode ini mengasumsikan bahwa variasi dari suatu nilai target dalam
suatukarakteristik kualitas dapat menyebabkan biaya kualitas tersembunyi.
Fungsi ini juga mengasumsikan bahwa kualitas yang tersembunyi hanya terjadi atas
unit-unit yang menyimpang dari batas spesifikasi atas dan bawah. Dimana setiap
penyimpangan dari nilai target suatu karakteristik kualitas dapat menimbulkan biaya
kualitas yang tersembunyi. Sehingga biaya kualitas yang tersembunyi dapat
meningkat secara kuadrat pada saat nilai aktual menyimpang dari nilai
target.Persamaannya :
L(y) = k(y - T)2
Dimana: k = konstanta terkait dengan struktur biaya kegagalan eksternal
y = nilai aktual dari karakteristik kualitas
T = nilai target dari karakteristik kualitas
L = kerugian atas kualitas

PELAPORAN INFORMASI BIAYA KUALITAS


Sebuah sistem pelaporan akuntansi memiliki arti penting bagi perusahaan yang
menaruhperhatian serius pada perbaikan dan pengendalian biaya kualitas. Langkah pertama
dan palingsederhana dalam menciptakan sistem ini ialah dengan menilai biaya kualitas aktual
saat ini.Pencatatan biaya kualitas secara rinci berdasarkan kategorinya memberikan dua
masukanpandangan penting. Pertama catatan tersebut mengungkapkan besarnya biaya
kualitas setiapperiode, sehingga manajer dapat menilai dampak keuangannya. Kedua catatan
tersebutmenunjukkan distribusi biaya kualitas menurut kategori, sehingga para manajer dapat
menilaikepentingan relatif masing-masing kategori.
Laporan Biaya Kualitas
Pentingnya biaya kulaitas terhadap keuangan perusahaan dapat lebih mudah dinilai
denganmenampilkan biaya biaya kualitas sebagai persentase dari penjualan actual.
Fungsi Biaya Kualitas : Pandangan Kualitas yang Dapat Diterima
Pandangan kualitas yang dapat diterima mengasumsikan terdapat perbandingan
terbalik antarabiaya pengendalian dan biaya kegagalan. Ketika biaya pengendalian
meningkat, biayakegagalan seharusnya menurun . Selama penurunan biaya kegagalan lebih
besar daripadakenaikan biaya pengendalian , perusahaan harus terus meningkatkan usahanya
untukmencegahatau mendeteksi unit unit yang tidak sesuai. Pada akhirnya akan dicapai suatu
titik dimana kenaikan tambahan biaya dalam upaya tersebut menimbulkan biaya yang lebih

8
besar daripada penurunan biaya kegagalan. Titik ini mewakili tingkat minimum dari total
biaya kualitas. Hal ini merupakan perbandingan optimal antara biaya pengendalian dan biaya
kegagalan, serta mendefinisikan apa yang dikenal sebagai tingkat kualitas yang dapat
diterima.
Fungsi Biaya Kualitas : Pandangan Cacat-Nol
Dalam pengertian klasik, produk dikatakan cacat, bila kualitasnya di luar batas
toleransikarateristik kualitas. Biaya kegagalan timbul hanya jika produk tidak sesuai
spesifikasi. Selainitu, terdapat perbandingan terbalik optimal antara biaya kegagalan dan
biaya pengendalian.Pada akhir tahun 1970-an, model cacat nol ( zero-defects model )
menentang model AQL karena model cacat nol menyatakan bahwa dengan mengurangi unit
cacat hingga nol maka akandiperoleh keunggulan biaya. Perusahaan dengan semakin sedikit
produk cacat akan lebihkompetitif relatif daripada perusahaan dengan model AQL
tradisional. Pertengahan tahun 1980-an, model cacat nol disempurnakan dengan model
kualitas kokoh (robust quality model), yangmenentang AQL. Menurut pandangan ini
penyimpangan dari spesifikasi ideal adalah merugikandan batas toleransi spesifikasi
tidak menawarkan manfaat apapun, bahkan menipu.Model cacat nol menekankan pada biaya
kualitas dan potensi penghematan dari upaya yanglebih besar untuk meningkatkan kualitas.
Model kualitas kokoh menentang definisi unit cacat,menyempurnakan pandangan terhadap
biaya kualitas, mengintensifkan upaya perbaikankualitas. Perusahaan yang berupaya
mencapai kondisi cacat nol atas produk mereka (kondisidengan toleransi nol), dapat
mengkapitalisasi kualitas dengan menurunkan jumlah unit cacatsambil menekan total biaya
kualitas. Tingkat optimal dari biaya kualitas ialah keadaan di manaproduk-produk yang
diproduksi memenuhi nilai target. Upaya untuk mencapai nilai targetmenciptakan sebuah
dunia kalitas dinamis, berlawanan dengan dunia kualitas statis AQL.
Manajemen Berbasis Kegiatan Dan Biaya Kualitas Optimal
Manajemen berbasis kegiatan (ABM) mengklasifikasikan berbagai kegiatan sebagai
bernilai tambah, serta tidak bernilai tambah, dan hanya mempertahankan kegiatan
yang bernilaitambah. Prinsip ini diaplikasikan pada kegiatan berkaitan dengan kualitas. Biaya
kegagalan, penilaian, dan biaya-biaya yang tidak menghasilkan nilai tambah harus
dihilangkan. ABM mendukung pandangan cacat nol robust, di mana tidak ada perbandingan
terbalik optimalantara biaya kegagalan dan biaya pengendalian; biaya kegagalan tidak
menghasilkan nilaitambah, sehingga harus dikurangi hingga nol. Beberapa biaya
pengendalian juga tidak memberikan nilai tambah, sehingga juga harus dihilangkan.
Sedangkan untuk biaya pengendalian yang memberikan nilai tambah mungkin dijalankan

9
namun tidak efisien, dan biaya untuk kegiatan tidak efisien dianggap tidak bernilai tambah,
sehingga biaya untuk kategori ini juga dapat dikurangi menjadi lebih rendah.
Analisis Trend
Laporan biaya kualitas menunjukkan jumlah dan distribusi biaya kualitas diantara 4
kategori, yaitu biaya pencegahan, penilaian, kegagalan internal dan kegagalan eksternal,
sehingga menunjukkan peluang untuk perbaikan kualitas. Perubahan biaya kualitas dari
waktu ke waktu dapat digambarkan oleh grafik tren atau biasanya disebut laporan tren
kualitas multi-periode.

PENGGUNAAN INFORMASI BIAYA KUALITAS

Tujuan utama pelaporan biaya kualitas adalah memperbaiki dan mempermudah


perencanaan, pengendalian, dan pengambilan keputusan manajerial. Informasi biaya kualitas
dapat digunakan dalam keputusan penetapan harga strategis dan analisis produk baru.
Informasi biaya kualitas menjadi dasar yang sangat penting bagi penelusuran perusahaan atas
perbaikan yang berkelanjutan.

PRODUKTIVITAS : PENGUKURAN DAN PENGENDALIAN

Produktivitas berkaitan dengan memproduksi output secara efisien dan spesifik yang
nantinya akan ada kesinambungan antara output dan input yang mana nantinya digunakan
untuk memproduksi output. Dalam produktivitas ini ada juga istilah mengenai Efisiensi
Produksi Total dimana pengertiannya adalah suatu titik dimana ada dua kondisi yang
terpenuhi, yaitu : Setiap bauran input untuk memproduksi output tertentu, dimana tidak ada
satupun input yang digunakan melebihi yang diperlukan guna menghasilkan yang namanya
output.

Melirik dari bauran yang ada di point pertama, dipilih bauran dengan biaya yang
paling rendah. Kondisi pada point pertama diatas tersebut digerakkan oleh hubungan teknis
dan karenanya sering disebut dengan istilah Efisiensi Teknis atau Technical Efficiency.
Berbeda dengan kondisi yang pertama, kondisi yang ada pada point dua diatas lebih pada
digerakkan oleh hubungan relative dari harga input, maka dari itu kondisi ini sering mendapat
istilah Efisiensi Trade-Off input atau Input Trade-Off Efficiency.

10
Pengukuran Produktivitas Parsial

Pengukuran produktivitas (productivity measurement) adalah penilaian kuantitatif


atas perubahan produktivitas. Tujuan pengukuran ini adalah untuk menilai apakah efesiensi
produktif telah meningkat atau menurun. Pengukuran produktivitas dapat berupa actual atau
perspektif. Pengukuran produktivitas aktual memungkinkan manajer untuk menilai,
memantau, dan mengendalikan perubahan. Pengukuran prospektif melihat ke masa depan,
dan berguna sebagai input bagi pengambilan keputusan strategis.

Secara khusus, pengukuran prospektif memungkinkan para manajer untuk


membandingkan manfaat relatif diri berbagai kombinasi input, pemilihan input dan bauran
input yang memberikan manfaat terbesar. Pengukuran produktivitas dapat dikembangkan
untuk masing-masing input secara terpisah atau seluruh input secara bersama-sama.
Pengukuran produktivitas parsial (partial productivity measurement).

Definisi Pengukuran Produktivitas Parsial adalah produktivitas dari satu input tunggal
biasanya diukur dengan menghitung rasio output terhadap input.

Rasio produktivitas = output/input

Karena hanya produksitivitas dari satu input yang sedang diukur, maka ukuran itu disebut
pengukuran produktivitas parsial. Jika output dan input diukur dalam kuantitas fisik, maka
kita memperoleh ukuran produksitivitas operasional (operational productivity measure). Jika
output dan input dinyatakan dalam dolar, maka kita memperoleh ukuran produktivitas
keuangan (financial productivity measure).

Ukuran-Ukuran Parsial dan Pengukuran Perubahan Efesiensi Produktif

Rasio Produktivitas tenaga kerja sebesar tiga mesin per jam adalah ukuran
produktivitas Ladd Lighting pada tahun 2007, rasio tersebut menunjukkan sedikit informasi
mengenai efesiensi produktif atau apakah produktivitas perusahaan telah meningkat atau
menurun. Namun, dapat juga dibuat laporan mengenai peningkatan atau penurunan. Efesiensi
produktivitas melalui pengukuran perubahan dalam produktivitas. Untuk mengukur
perubahan dalam produktivitas, ukuran prroduktivitas yang aktual berjalan dibandingkan
dengan ukuran produktivitas periode sebelumnya.

11
Periode sebelumnya ini disebut periode dasar (base period) dan menjadi acuan atau
standar bagi pengukuran perubahan efesiensi produktif. Periode sebelumnya dapat ditentukan
secara bebas. Misalnya, tahun sebelumnya, minggu sebelumnya, atau bahkan periode di mana
batch produk terakhir diproduksi. Untuk evaluasi strategis, periode dasar yang biasanya
dipilih adalah tahun sebelumnya. Untuk pengendalian operasional, periode dasar cenderung
mendekati periode berjalan-seperti batch produk terakhir atau minggu sebelumnya.

Keunggulan Ukuran Parsial

Keunggulan parsial memungkinkan manajer untuk memfokuskan perhatiannya pada


penggunaan input tertentu. Penggunaan ukuran parsial memiliki keunggulan, yaitu mudah
diinterprestasikan oleh semua pihak di dalam perusahaan, sehingga ukuran tersebut mudah
digunakan untuk menilai kinerja produktivitas dari karyawan operasional.

Kelemahan Ukuran Parsial

Ukuran parsial yang digunakan secara terpisah, dapat menyesatkan. Penurunan


produktivitas suatu input mungkin diperlukan untuk meningkatkan produktivitas yang
lainnya. Trade-off seperti itu di perlukan jika biaya secara keseluruhannya turun, tetapi
pengaruh tersebut akan hilang jika digunakan ukuran parsial masing-masing. Misalnya,
mengubah proses agar tenaga kerja langsung menggunakan lebih sedikit waktu untuk merakit
sebuah produk mungkin akan meningkatkan sisa bahan baku dan limbah produksi sementara
output totalnya tidak berubah. Dalam hal ini, produktivitas tenaga kerja meningkat, tetapi
produktivitas penggunaan bahan baku menurun. Jika kenaikan biaya sisa bahan baku dan
limbah produksi melebihi penghematan dari pengurangan tenaga kerja, maka produktivitas
secara keseluruhan menurun.

Pengukuran Produktivitas Total

Pengukuran produktivitas dari seluruh input disebut pengukuran produktivitas total


(total productivity measurement). Perusahaan hanya mengukur produktivitas dari faktor-
faktor yang dianggap sebagai indikator relevan bagi keberhasilan dan kinerja perusahaan.
Jadi, pengukuran produktivitas total dapat didefinisikan sebagai pemfokusan perhatian pada
beberapa input yang menunjukkan keberhasilan perusahaan secara total.

Pengukuran produktivitas total mensyaratkan pengembangan dari pendekatan

12
pengukuran multifaktor yang umum disarankan dalam literatur produktivitas adalah
menggunakan indeks produktivitas agregat. Indeks agregat bersifat kompleks, sulit
diinterpretasikan dan belum diterima secara umum. Dua pendekatan yang telah memperoleh
beberapa pengakuan adalah pengukuran profil (profile measurement) dan pengukuran
produktivitas yang berkaitan dengan laba (profit-linked productivity measurement).

Pengukuran Profil Produktivitas

Pengukuran profil adalah menyediakan serangkaian atau sebuah vektor ukuran


operasional parsial yang berbeda dan terpisah

Pengukuran Produktivitas yang Berkaitan dengan Laba

Pengukuran jumlah perubahan laba yang diakibatkan oleh perubahan produktivitas


disebut pengukuran produktivitas yang berkaitan dengan laba. Keterkaitan perubahan
produktivitas dengan laba dijelaskan oleh aturan berikut: Aturan Keterkaitan dengan Laba
(Profit-Linkage Rule): untuk periode berjalan, hitunglah biaya input yang seharusnya
digunakan dalam keadaan tanpa adanya perubahan produktivitas dan bandingkan biaya
tersebut dengan biaya input aktual yang digunakan. Selisih biayanya adalah sejumlah
perubahan laba yang disebabkan oleh perubahan produktivitas. Untuk mengaplikasikan
aturan ini, input yang seharusnya digunakan selama periode berjalan dalam keadaan tanpa
perubahan produktivitas harus dihitung terlebih dahulu.

PQ = Output periode berjalan/Rasio produktivitas periode dasar

KOMPONEN PEMULIHAN HARGA

Komponen pemulihan harga ( price recovery component ) adalah selisih antara


perubahan laba total dan perubahan produktivitas terkait dengan harga. Komponen ini adalah
perubahan pendapatan dikurangi perubahan biaya input, dengan asumsi tidak ada perubahan
produktivitas. Oleh karena itu, komponen pemulihan harga mengukur kemampuan perubahan
pendapatan untuk menutupi perubahan biaya input, dengan asumsi tidak ada perubahan
aktivitas.

Pemulihan harga = Perubahan harga – Perubahan produktivitas terkait dengan laba


Kenaikan pendapatan tidak akan cukup untuk menutupi kenaikan biaya input.

13
Penurunan produktivitas hanya akan memperburuk masalah pemulihan harga. Tetapi
kenaikan produktivitas dapat digunakan untuk mengimbangi kerugian pemulihan harga.

KUALITAS DAN PRODUKTIVITAS

Peningkatan kualitas dapat meningkatkan produktivitas dan juga sebaliknya. Sebagai


contoh, jika pengerjaan ulang berkurang karena menurunnya unit produk cacat maka lebih
sedikit tenaga kerja dan bahan yang digunakan untuk menghasilkan output yang sama.
Penurunan jumlah unit cacat memperbaiki kualitas, sementara pengurangan jumlah output
yang digunakan meningkatkan produktivitas.

Oleh karena sebagian besar peningkatan kualitas mengurangi jumlah sumber daya
yang digunakan untuk memproduksi dan menjual output perusahaan, maka kebanyakan
peningkatan kualitas secara umum akan tercermin pada ukuran – ukuran produktivitas.
Namun, ada juga cara – cara lain untuk meningkatkan produktivitas. Sebuah perusahaan
mungkin saja memproduksi barang dengan sedikit atau tanpa cacat akan tetapi masih
menjalankan proses yang tidak efisien.

INSENTIF PEMBAGIAN KEUNTUNGAN

Insentif pembagian keuntungan (gainsharing) adalah pemberian insentif ulang tunai


bagi seluruh tenaga kerja perusahaan yang menjadi kunci pencapaian kualitas dan
produktivitas. Pembagian keuntungan memberikan insentif dengan menawarkan bonus
kepada pegawai sesuai dengan persentase penghematan biaya. Insentif pembagian
keuntungan dapat digunakan sebagai insentif bagi para manjer dan pekerja untuk mencari
cara – cara untuk meningkatkan kualitas dan produktivitas. Bonus dapat diberikan misalnya
dengan melihat kualitas produk keseluruhan. Jumlah bonus dapat bertambah atau berkurang
tergantung pada seberapa baik target produktivitas dan kualitas dapat dipenuhi.

Daptar Pustaka
14
https://www.academia.edu/29016315/AKUNTANSI_MANAJEMEN_BIAYA_KUALITAS_
DAN_PRODUKTIVITAS?auto=download

http://kepinginlagi.blogspot.com/2014/09/modul-akuntansi-manajemen-bab-7-biaya.html

http://rangkumankite.blogspot.com/2012/05/biaya-kualitas-dan-produktivitas.html

15

Anda mungkin juga menyukai