Oleh :
1
DAFTAR ISI
BAB I. Pendahuluan 3
1.1.Latar Belakang............................................................3
BAB II. Tinjauan Pustaka 5
2.1 Materialitas...................................................................5
2.2 Risiko Audit ................................................................7
2.3 Perbedaan antara risiko dalam.....................................9
2.4 Hubungan risiko dengan bukti.....................................9
2.5 Pengendalian Internal................................................10
2.6 Tanggung jawab manajemen dan auditor..................11
2.7 Komponen Pengendalian Internal..............................12
2.8 Menilai Risiko pengendalian.....................................14
2.9 Kondisi yang menyebabkan terjadinya kecurangan...17
2.10 Faktor risiko untuk kecurangan dalam LK..............17
2.11 Faktor-faktor risiko penyalahgunaan aset................18
2.12 Mengukur risiko kecurangan...................................18
2.13 Pengawasan tata kelola perusahaan.........................18
2.14 Menghadapi Risiko Kecurangan.............................19
2.15 Tanggung jawab ketika kecurangan terjadi.............21
BAB III. Pembahasan 26
3.1 Kasus Sun Beam Corp.............................................. 26
Kesimpulan 28
Saran 28
BAB I
2
Pendahuluan
Kegiatan audit intern dalam suatu badan usaha seperti merupakan tuntutan
atau kebutuhan bagi semua pihak guna melahirkan usaha yang sehat. Kegiatan ini
pada hakikatnya mendorong terciptanya efisiensi usaha, sehingga perusahaan
mampu bersaing secara sehat dalam pasar yang makin kompetitif, mengacu
penciptaan laba yang baik. Dalam hal ini tentunya perusahaan diharapkan terjaga
kelangsungan hidupnya serta mampu memberikan kontribusi bagi masyarakat
banyak dan pemerintah.
Tugas seorang auditor adalah mampu untuk menemukan salah saji pada
laporan keuangan, namun pada kenyataannya masih ada saja yang memanfaatkan
profesinya sebagai auditor untuk mendapatkan keuntungan pribadi. Banyak kasus
yang memperlihatkan bagaimana perusahaan melakukan kecurangan namun juga
ditutupi oleh seorang auditor, Salah satu kasusnya adalah kasus Sunbeam Corp.
Sunbeam corp merupakan perusahaan yang bergerak di bidang peralatan camping
terletak di Boca Raton, Florida.
CEO dari perusahaan ini adalah Chainsaw Al. Masalah Andersen dengan
Sunbeam bermula dari kegagalan audit yang membuat kesalahan serius pada
3
akuntansinya yang akhirnya menghasilkan tuntutan class action dari investor
Sunbeam. Baik dari gugatan hukum dan perintah sipil yang diajukan SEC
menuduh Sunbeam membesar-besarkan penghasilan melalui strategi penipuan
akuntansi, seperti pendapatan “cookie jar”, recording revenue on contingent
sales, dan mempercepat penjualan dari periode selanjutnya ke kuartal masa kini.
Perusahaan juga dituduh melakukan hal yang tidak benar melakukan
transaksi “bill-and-hold”, dimana menggembungkan pesanan bulan depan dari
pengiriman sebenarnya dan tagihannya.
Etika pada dasarnya memang tidak memberikan sanksi jika saja tidak
bersentuhan dengan hukum yang berlaku. Pada pelanggaran etika pada nomor
satu, perusahaan telah melanggar hukum. Namun pada keterangan pelanggaran
nomer dua, perusahaan tidak bersentuhan dengan pelanggaran hukum, perusahaan
hanya melanggar etika bisnis. Walaupun tidak memiliki sanksi, namun etika
bisnis itu sendiri sangat bermanfaat untuk menghindari dampak-dampak yang
akan terjadi pada masa yang akan datang. Dalam makalah ini akan dibahas lebih
lanjut mengenai kasus sunbeam corp.
BAB II
Tinjauan Pustaka
4
AUDIT RISK ANALYSIS AND INTERNAL CONTROL CONCEPT
2.1 Materialitas
Materialitas adalah pertimbangan utama dalam menentukan ketepatan
laporan audit yang tepat untuk diterbitkan. Menurut FASB 2 mendefinisikan
materialitas sebagai berikut:“Besarnya penghapusan atau salah saji informasi
keuangan yang, dengan memperhitungkan situasinya, menyebabkan pertimbangan
seseorang yang bijaksana yang mengandalkan informasi mungkinakan berubah
atau terpengaruh oleh penghapusan atau salah saji” (kata-kata bercetak miring
ditambahkan).
Oleh karena para auditor bertanggung jawab untuk menentukan apakah
terdapat salah saji material, mereka harus membuatnya menjadi perhatian klien
sehingga dapat dilakukan koreksi atas salah saji tersebut.Jika klien menolak untuk
mengoreksi salah saji tersebut, maka auditor harus menerbitkan opini wajar
dengan pengecualian atau tidak wajar, bergantung pada berapa signifikan salah
saji tersebut.Hal ini sangat tergantung pada pengetahuan yang mendalam atas
penerapan materialitas.
5
Alokasi pertimbangan pendahuluan tentang materialitas ke segmen-
segmen perlu dilakukan karena auditor mengumpulkan bukti per
segmen dan bukan untuk laporan keuangan secara keseluruhan. Jika
auditor memiliki pertimbangan pendahuluan tentang materialitas
untuk setiap segmen, petimbangan tersebut akan membantu auditor
dalam memutuskan bukti audit yang tepat yang harus dikumpulkan.
Auditor menghadapi tiga kesulitan utama dalam mengalokasikan
materialitas pada akun-akun neraca:
6
mengandung salah saji material. Pada tingkat saldo akun atau golongan transaksi,
risiko audit terdiri dari :
7
desain dan operasi pengendalian interen untuk mencapai tujuan entitas yang
relevan dengan penyusunan laporan keuangan entitas. SAS 107 (AU 312)
menyebut kombinasi risiko inheren dan risiko pengendalian ini risiko salah
saji yang material (risk of material misstatement). Auditor dapat
menggabungkan penilaian atas risiko salah saji yang material atau dapat
juga menilai risiko inheren dan risisko pengendalian secara terpisah. Risiko
inheren merupakan salah saji sebelum mempertimbangkan pengaruh
pengendalian internal.
8
b. Kemungkinan bahwa klien akan mengalami kesulitan keuangan
setelah laporan audit dikeluarkan
c. Evaluasi auditor atas integritas manajemen
9
2. Penugasan akan direview secara lebih seksama daripada biasanya.
Kantor akuntan publik harus memastikan bahwa file audit yang
mendokumentasikan rencana auditor , bukti yang dikumpulkan serta
kesimpulan, dan masalah-masalah lain dalam audit, direview dengan
memadai. Bila risiko audit yang dapat diterima rendah , sering kali harus
dilakukan review yang lebih ekstensif, termasuk review oleh personil
yang tidak ditugaskan dalam penugasan itu. Jika risiko salh saji yang
material (gabungan risiko inheren dan risiko pengendalian) tinggi untuk
akun-akun tertentu, staf yang meriview mungkin akan menghabiskan
lebih banyak waktu untuk memastikan bukti sudah tepat dan dievaluasi
dengan benar.
10
langsung dengan akuntansi, secara UU perlindungan lingkungan dan hak
sipil, sementara yang lainnya berkaitan erat dengan akuntansi, seperti
peraturan pajak pengahsilan dan kecurangan.
2. Keterbatasan Inheren
Pengendalian internal tidak akan pernah bisa efektif 100%, tanpa
menghiraukan kecermatan yang diterapkan dalam perancangan dan
implementasinya. Misalnya kita asumsikan bahwa prosedur perhitungan
persediaan yang dikembangkan dengan cermat mengharuskan dua
karyawan menghitung persediaan secara independen. Jika tidak ada dari
11
karyawan tersebut yang memahami instruksi atau jika keduanya ceroboh
dalam melakukan perhitungan maka mungkin saja hasilnya akan salah.
2. Penilaian risiko
Penilain resiko atas pelaporan keuangan adalah tindakan yang dilakukan
oleh manajemen untuk mengidentifikasi dan menganalisis resiko-resiko
yang relevan dengan penyusunan laporan keuangan yang sesuai dengan
GAAP. Penilaian risiko oleh manajemen berbeda, tetapi berhubungan erat
dengan penilaian risiko oleh auditor. Apabila manajemen menilai risiko
sebagai bagian dari perancangan dan pelaksanaan penegndalian internal
untuk meminimalkan kekeliruan serta kecurangan, auditor menilai risiko
untuk memutuskan bukti yang dibutuhkan dalam audit.
Jika manajemen secara efektif menilai dan merespon risiko itu, biasanya
auditor akan mengumpulkan lebih sedikit bukti ketimbang jika manajemen
gagal mengidentifikasi atau merespon risiko signifikan. Auditor akan
memperoleh pengetahuan tentan proses penilaian risiko oleh manajemen
dengan memanfaatkan kuesioner dan diskusi dengan manajemen untuk
12
menetukan bagaimana manajemen mengidentifikasi risiko-risiko yang
relevan dengan pelaporan keuangan, mengevaluasi signifikansi dan
kemungkinan terjadinya risiko itu, serta memutuskan tindakan apa yang
perlu untuk menangani risiko itu.
3. Aktivitas pengendalian
Aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur selain yang sudah
termasuk kedalam empat komponen lainnya, yang membantu memastikan
bahwa tindakan yang diperlukan telah diambil untuk menangani risiko
guna mencapai tujuan entitas. Aktivitas penegendalian umumnya dibagi
menjadi lima jenis:
a. Pemisahan tugas yang memadai
b. Otorisasi yang sesuai dengan transaksi dan aktivitas
c. Dokumen dan catatan yang memadai
d. Pengendalian fisik atas aktiva dan catatan
e. Pemeriksaan kinerja secara independen
5. Pemantauan
Aktivitas pemantauan berhubungan dengan penilaian mutu penegndalian
internal secra berkelanjutan atau periodic oleh manajemen untuk
menentukan bahwa pengendalian itu telah beroperasi seperti yang
diharapkan, dan telah dimodifikasi sesuai dengan perubahan kondisi.
Informasi yang dinilai ini berasal dari berbagai sumber, termasuk studi atas
penegndalian internal yang ada, laporan auditor internal, pelaporan
pengecualian tentang aktivitas pengendalian, laporan dari pembuat peraturan
seperti badan pengatur bank, umpan balik dari personil operasional, dan
keluhan pelanggan tentang jumlah tagihan.
13
pengendalian sebagai bagian dari penilaian risiko salah saji yang material secara
keseluruhan. Auditor menggunakan penilaian pendahuluan atas risiko
pengendalian tujuannya adalah untuk merencanakan audit bagi setiap transaksi
yang material. Akan tetapi, dalam beberapa kasus auditor mungkin mengetahui
bahwa defisiensi penegndalian sangat signifikan sehingga laporan keuangan klien
mungkin tidak bisa diaudit. Jadi sebelum melakukan penilaian pendahuluan atas
risiko pengendalian bagi setiap kelas transaksi yang material, Pertama auditor
harus memutuskan apakah entitas tersebut bisa diaudit atau tidak.
14
Auditor harus mengidentifikasi dan hanya memasukkan pengendalian yang
diperkirakan akan berdampak paling besar terhadap pencapaian tujuan audit
yang berhubungan dengan transaksi. Pengendalian ini sering kali disebut
dengan pengendalian kunci (key control). Alasan hanya memasukkan
pengendalian kunci adalah bahwa pengendalian ini sudah mencukupi untuk
mencapai tujuan audit yang berhubungan dengan transaksi.
15
dengan defisiensi yang signifikan lainnya, mengakibatkan
kemungkinannya lebih kecil bahwa pengendalian internal tidak
akan mencegah atau mendeteksi salah saji yang material dalam
laporan keuangan.
3 AUDIT KECURANGAN
Dalam konteks kecurangan atas laporan keuangan, kecurangan
didefinisikan sebagai salah saji dalam laporan keuangan yang dilakukan dengan
sengaja. Jenis – jenis kecurangan adalah:
1. Kecurangan dalam laporan keuangan
Kecurangan dalam laporan keuangan merupakan salah saji atau penghapusan
terhadap jumlah ataupun pengungkapan yang sengaja dilakukan dengan
tujuan untuk mengelabui para penggunanya. Beberapa contoh kecurang
dalam laporan keuangan ini antara lain melebihsajikan pendapatan, apakah
dengan cara melebihsajikan asset dan pendapatan atau dengan menghapus
liabiltis dan beban-beban, mengurangsajikan laba, mengurangsajikan
pendapatan ketika laba perusahaan tinggi untuk menciptakan cadangan laba
atau sebagai “celengan”, yang dapat digunakan untuk menaikkan laba
dikemudian hari. Praktek semacam ini dikenal dengan perataan laba dan
manajemen laba. Meskipun jarang ditemukan, beberapa kasus penting terkait
kecurangan dalam laporan keuangan melibatkan pengungkapan yang tidak
memadai.
16
2. Penyalahgunaan asset
Penyalahgunaan asset merupakan kecurangan yang melibatkan pencurian atas
asset milik suatu entitas. Istilah penyalah gunaan aset sering kali digunakan
untuk mengacu pada pencurian yang dilakukan oleh pegawai dan pihak-pihak
internal lainnya didalam suatu organisasi. Biasanya pelaku penyalah gunaan
asset berada di tingkat hierarki organisasi yang lebih rendah. Namun dapat
juga melibatkan manajemen puncak.
3. Sikap/Rasionalisasi
Sikap manajemen puncak terhadap laporan keuangan merupakan factor risiko
penting dalam menilai kemungkinan adanya kecuranga dalam laporan
keuangan.
17
2.11 Faktor- Faktor Resiko untuk Penyalahgunaan Aset
1.Insentif/Tekanan
Tekanan keuangan merupakan insentif umum bagi pegawai yang
menyalahgunakan asset.
2.Kesempatan
Kesempatan melakukan pencurian lebih besar pada perusahaan yang akses
kasnya sangat mudah atau pada perusahaan yang memiliki persediaan atau
asset berharga lainnya, khusunya jika ukuran asset tersebut kecil dan mudah
dipindah-pindahkan.
3.Sikap/Rasionalitas
Sikap manajemen terhadap pengendalan dank ode etik dapat menyebabkan
para karyawan dan manajer membenarkan pencurian terhadap asset.
18
c. Mempekrjakan dan mempromosikan pegawai yang tepat
d. Pelatihan
e. Konfirmasi
f. Disiplin
19
d. Memutakhirkan proses penilaian risiko
20
1. Komunikasi diantara sesama tim audit.
2. Tanya jawab dengan manajemen.
3. Faktor-faktor resiko.
4. Prosedur analitis.
5. Informasi lainnya.
21
berakibat terjadinya salah saji dalam laporan keuangan, berupa tindakan yang
disengaja atau tidak disengaja.2Ada dua tipe salah saji yang relevan dengan
pertimbangan auditor tentang kecurangan dalam audit atas laporan keuangan-salah
saji yang timbul sebagai akibat dari kecurangan dalam pelaporan keuangan
dan kecurangan yang timbul dari perlakuan tidak semestinya terhadap
aktiva.3Kedua salah saji ini dijelaskan lebih lanjut dalam paragraf berikut ini.
22
Meskipun kecurangan biasanya disembunyikan, adanya faktor risiko atau
kondisi lain dapat memperingatkan auditor tentang kemungkinan adanya kecurangan.
Sebagai contoh, suatu dokumen yang hilang, buku besar yang tidak seimbang,
atau hubungan analitik yang tidak masuk akal.Namun, kondisi tersebut mungkin
juga sebagai akibat dari keadaan selain kecurangan.Dokumen mungkin hilang
secara sah; buku besar mungkin tidak seimbang karena kekeliruan akuntansi yang
tidak disengaja; dan hubungan analitik mungkin sebagai akibat dari perubahan
faktor-faktor ekonomi yang tidak diketahui.Bahkan laporan tentang
kecurangan yang diduga keras terjadi belum tentu selalu dapat dipercaya, karena
karyawan atau pihak luar mungkin salah atau mungkin didorong untuk
melakukan tuduhan palsu.
23
Auditor biasanya mempertimbangkan hukum dan peraturan yang
dipahaminya sebagai hal yang memiliki pengaruh langsung dan material dalam
penentuan jumlah-jumlah yang disajikan dalam laporan keuangan. Sebagai contoh,
peraturan perpajakan mempengaruhi besarnya accrual dan besarnya jumlah yang
diperlakukan sebagai beban dalam suatu periode akuntansi; demikian pula halnya
dengan penerapan hukum dan peraturan akan mempengaruhi jumlah piutang
pendapatan dalam kontrak kerja dengan pihak pemerintah. Namun, auditor lebih
mempertimbangkan hukum dan peraturan dari sudut pandang hubungan hukum
dan peraturan dengan tujuan audit yang ditentukan atas dasar pernyataan dalam
laporan keuangan, daripada tinjauan semata-mata dari sudut pandang hukum.
Tanggung jawab auditor untuk mendeteksi dan melaporkan salah saji sebagai akibat
adanya unsur tindakan pelanggaran hukum yang berdampak langsung dan material
terhadap penentuan jumlah-jumlah yang disajikan dalam laporan keuangan
adalah sama dengan tanggung jawab auditor untuk mendeteksi adanya salah saji
yang disebabkan oleh kekeliruan atau kecurangan sebagaimana dijelaskan dalam
SA Seksi 110 [PSA No. 02] Tanggung Jawab dan Fungsi Auditor Independen..
24
BAB III
PEMBAHASAN
KASUS
SUNBEAM CORP.
Latar Belakang
Perusahaan Sunbeam terletak di Boca Raton, Florida yang bergerak di
bidang peralatan camping yang dipimpin oleh Albert Dunlap
Pada tahun 1996 perusahaan ini mengalami kemunduran dengan
memberhentikan 12.000 pekerja dan menutup kantor dan gudang -
gudangnya
tahun 1997 Sunbeam dilaporkan menghasilkan $ 109. 4 juta atau $ 141 per
saham setiap penjualan $ 1.2 miliyar
pada tahun 1998 Sunbeam jatuh bangkrut dengan kehilangan $ 44.6 juta
dengan mengalami kemunduran penjualan 3.6%.
Permasalahan.
b. Pada akhir tahun neraca 1997, biaya dibayar dimuka danaktiva lancar
lainnyamenurun turun menjadi $17.2 juta dari $40.4 juta pada tahun 1996.
Bagian dari biaya restrukturisasi tahun 1996, Sunbeam menghapus
beberapa biaya yang mempunyai manfaat ekonomi di masa depan sampai
tahun 1997.
25
d. Bagian dari biaya restrukturisasi tahun 1996, Sunbeam menghapus nilai
properti, pabrik, dan peralatan sebesar $92 juta. Beberapa dari
penghapusan ini berlaku untuk aset perusahaan yang terjual, tetapi
sebagian besar berlaku untuk asset yg digunakan dalam operasi yang
sedang berjalan.
KESIMPULAN
26
pengiriman sebenarnya dan tagihannya. Akibatnya, Sunbeam dipaksa meyatakan
kembali laporan keuangan selama enam kuartal.
Pelaporan keuangan yang tidak biasa ini telah membuat direktur utama
Sunbeam Al Dunlap mengundurkan diri. Tahun 2001, SEC menuntut lima bekas
ekesekutif Sunbeam dan Andersen LLP, atas pekerjaan auditnya untuk Sunbeam,
dan setuju untuk membayar $ 110 juta untuk menyelesaikan tuntutan hukum atas
kecurangan akuntansi di atas.
SARAN
27