Anda di halaman 1dari 11

TUGAS AKHIR AUDIT

PAPER

MATERIALITAS, RISIKO AUDIT DAN STRATEGI AUDIT AWAL

DOSEN PENGAMPU :

Yamasitha SE,MM

Disusun oleh

Nama : Wisye Prana Dewi

NoBP : 19101155110088

Kelas : Akuntansi 2

PROGRAM STUDI AKUNTANSI DAN


BISNIS FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PUTERA INDONESIA
“YPTK”PADANG

i
2022

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya,
Saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "MATERIALITAS, RISIKO
AUDIT DAN STRATEGI AUDIT AWAL" dengan tepat waktu.

Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata kuliah pemeriksaan akuntansi.


Selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang risiko audit, dan strategi
audit awal  bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Saya menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini tidak lepas dari bantuan dan
tuntunan Tuhan Yang Maha Esa serta bantuan berbagai pihak lain untuk itu dalam
kesempatan ini Saya mengucapkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan dan penyusunan makalah ini.

Saya juga menyadari bahwa proses penyusunan dalam penyelesaian makalah ini
masih jauh dari kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya maka dari itu Saya
dengan rendah hati dan dengan tangan terbuka menerima masukan, saran dan usul guna
penyempurnaan makalah ini dan juga dalam penyelesaian tugas-tugas serta makalah
berikutnya.

Saya sebagai penyusun makalah ini yang berkaitan dengan materialitas, risiko,
dan strategi audit awal, berharap dapat berguna dikemudian hari.

PENULIS

WISYE PRANA DEWI

ii
DAFTAR ISI

Cover......................................................................................................................................
I

Kata pengantar.......................................................................................................................
II

Daftar isi.................................................................................................................................
III

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................
1

A. Latar belakang............................................................................................................
1
B. Rumusan masalah......................................................................................................
1
C. Tujuan Penulisan........................................................................................................
1

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................
2

A. Materialitas................................................................................................................
2
B. Risiko audit................................................................................................................
3
C. Strategi audit awal......................................................................................................
4

BAB II PERNUTUP..............................................................................................................
6

iii
A. Kesimpulan................................................................................................................
6
B. Saran .........................................................................................................................
6

DAFTAR PUSTAK...............................................................................................................
7

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Definisi materialitas mengharuskan seorang auditor dalam mempertimbangkan keadaan


baik yang berkaitan dengan entitas dan kebutuhan informasi pihak yang akan meletakkan
kepercayaannya. Materialitas dan resiko audit merupakan konsep penting dalam audit laporan
keuangan karena keduanya memepengaruhi penerapan standar auditing. Khususnya standar
pekerjaan lapangan, dan standar pelaporan. auditor perlu mempertimbangkan materialitas dan
risiko audit dalam melakukan evaluasi atas temuan yang diperoleh melalui penerapan prosedur
audit tersebut

Risiko audit adalah risiko yang terjadi dalam hal auditor, tanpa disadari, tidak
memodifikasi pendapatnya sebagaimana mestinya atas suatu laporan keuangan yang
mengandung salah saji material. Tujuan akhir auditor dalam perencanaan dan pelakasanaan
proses audit adalah mengurangi risiko audit ke tingkat yang cukup rendah untuk mendukung
pendapatnya. Tujuan ini dicapai dengan mengumpulkan bukti audit tentang asersi yang terdapat
dalam laporan keuangan yang disajikan oleh manajemen.
Oleh karena itu materialitas, risiko dan strategi audit pendahuluan sangat penting guna
memperlancar tugas seorang auditor serta sebagai bahan pertimbangannya saat melakukan
audit.

B. RUMUSAN MASALAH
Yang menjadi rumusan masalah, yaitu :
 Apa yang dimaksud dengan Materialitas ?
 Apa Yang Dimaksud dengan Risiko Audit ?
 Apakah yang dimaksud dengan Strategi Audit Awal
C. TUJUAN PENULISAN
 Mengetahui apa yang dimaksud dengan materialitas.
 Mengetahui apa yang dimaksud dengan risiko audit.
 Mengetahui apa yang dimaksud dengan strategi audit awal

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. MATERIALITAS
adalah besarnya salah saji informasi yang dengan memperhitungkan situasinya,
menyebabkan pertimbangan seseorang dengan mengandalkan informasi tersebut atau
terpengaruh oleh salah saji tersebut. dalam istilah akuntansi Materialitas merupakan dasar
penerapan auditing secara nyata, terutama standar pekerjaan lapangan dan standar
pelaporan. Oleh karena itu, materialitas mempunyai pengaruh yang mencakup semua
aspek audit dalam audit atas laporan keuangan.
Standar auditing seksi 312 “Risiko Audit dan Materialitas dalam Pelaksanaan
Audit” mengharuskan auditor untuk mempertimbangkan materialitas dalam perencanaan
audit dan pengevaluasian akhir apakah laporan keuangan secara keseluruhan dsajikan
secara wajar sesuai prinsip akuntansi yang berlaku umum.
Auditor juga harus mempertimbangkan materialitas untuk merencanakan audit
dan merancang prosedur audit. Dengan mempertimbangkan materialitas, auditor dapat
merancang prosedur audit secara efisien dan efektif. Dengan demikian, prosedur audit
tersebut dapat digunakan untuk menghimpun bukti audit kompeten yang cukup. Bukti
audit kompeten yangcukup dapat dijadikan dasar yang memadai untuk melakukan
evaluasi terhadap kewajaran laporan keuangan.
Laporan keuangan mengandung salah saji material apabila laporan keuangan
tersebut mengandung salah saji yang dampaknya, secara individual atau leseluruhan,
cukup signifikan sehingga dapat mengakibatkan laporan keuangan tidak disajikan secara
wajar, dalam semua hal yang material, sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku
umum. Hal ini dapat terjadi akibat dari penerapan yang keliru terhadap prinsip akuntansi
yang berlaku umum, penyimpangan fakta, atau dihilangkannya informasi yang
diperlukamn. Berkaitan dengan pertimabngan mengenai materialitas, auditor harus
mempertimbangkan ukuran dan karakteristik satuan usaha, kondisi yang berkaitan
dengan perusahaan dan informasi yang diperlukan pihak yang mengandalkan laporan
keuangan.

2
B. RISIKO AUDIT

Dalam perencanaan audit, auditor harus mempertimbangkan risiko audit. Adanya risiko
audit diakui dengan pernyataan dalam penjelasan tentang tanggung jawab dan fungsi auditor
independen yang berbunyi sebagai berikut: Karena sifat bukti audit dan karakteristik
kecurangan, auditor dapat memperoleh keyakinan memadai, bukan mutlak, bahwa salah saji
material terdeteksi.

Risiko audit adalah risiko yang timbul karena auditor tanpa disadari tidak memodifikasi
pendapatnya sebagaimana mestinya, atas suatu laporan keuangan yang mengandung salah
saji material (SA Seksi 312). Risiko ini tetap dihadapi oleh auditor meskipun ia telah
melaksanakan audit berdasarkan standar auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia
dan telah melaporkan hasil audit atas laporan keuangan dengan semestinya.

Menurut Taylor dan Glezer tipe risiko audit pada dasarnya ada dua, yaitu :
1. Risiko tipe 1
Adanya risiko bahwa suatu saldo akun mengandung kesalahan yang digabungkan
dengan kesalahan-kesalahan pada saldo akun yang lain, dapat mengakibatkatkan
laporan keuangan salah saji secara material. Hal ini diakibatkan oleh adanya
kesalahan yang dilakukan oleh pegawai klien dalam memproses suatu transaksi
akuntansi.
2. Risiko Tipe 2
Adanya risiko bahwa auditor tidak dapat mendeteksi adanya kesalahan seperti dalam
risiko tipe 1 diatas.
Komponen risiko auditm pada umumnya terdiri atas tiga, yaitu:
1. Risiko bawaan (inherent risk)
Risiko bawaan adalah kerentanan suatu asersi terhadap salah saji material dengan
asumsi tidak ada kebijakan dan prosedur struktur pengendalian intern yang terkait.
Risiko bawaan selalu ada dan tidak pernah mencapai angka nol. Risiko bawaan tidak
dapat diubah oleh penerapan prosedur audit yang paling baik sekalipun. Meskipun
demikian, apabila auditor berkesimpulan bahwa usaha untuk mengevaluasi risiko
bawaan tidak sebanding dengan pengurangan prosedur audit, maka auditor harus
menetapkan risiko bawaan pada tingkat maksimum pada saat merancang prosedur

3
audit.
2. Risiko Pengendalian (control risk)

Risiko pengendalian adalah risiko bahwa suatu salah saji material, yang dapat terjadi
dalam suatu sersi, tidak dapat dideteksi ataupun dicegah secara tepat pada waktunya
oleh berbagai kebijakan dan prosedur struktur pengendalian intern perusahaan.
Risiko pengendalian tidak pernah mencapai angka nol karena struktur pengendalian
ntern tidak dapat menghasilkan keyakinan penuh bahwa semua salah saji material
akan dapat dideteksi ataupun dicegah.
3. Risiko Deteksi
Risiko deteksi merupakan risiko bahwa auditor tidak dapat mendeteksi salah saji
material yang terdapat dalam suatu asersi. Risiko deteksi tergantung atas penetapan
auditor terhadap risiko audit, risiko bawaan dan risiko pengendalian. Semakin besar
risiko audit, semakn besar pula risiko deteksi. Sebaliknya semakin besar risiko bawaa
ataupun risiko pengndalian, semakin kecil risiko deteksi.

C. STRATEGI AUDIT AWAL

Strategi audit awal dalam perencanaan audit atas asersi individual atau sekelompok
asersi. Strategi audit awal dibagi menjadi dua macam: pendekatan terutama
substantif (primarily substantive approach), dan pendekatan tingkat risiko pengendalian
taksiran rendah (lower assessed level of control risk approach).

Unsur Strategi Audit Awal

Dalam  mengembangkan strategi audit awal untuk suatu asersi, auditor menetapkan empat
unsur berikut ini:

 Tingkat risiko pengendalian taksiran yang direncanakan.


 Luasnya pemahaman atas pengendalian intern yang harus diperoleh.
 Pengujian pengendalian yang harus dilaksanakan untuk menaksir risiko
pengendalian.
 Tingkat pengujian substantif yang direncakan untuk mengurangi risiko audit ke
tingkat yang cukup rendah

4
Dalam menentukan strategi audit awal, auditor pada dasarnya menentukan titik berat
pengujian yang akan dilaksanakan oleh auditor: terutama pada pengujian substantif atau terutama
pada pengujian pengendalian.
Jenis – Jenis Strategi Audit
Dua alternatif strategi audit mungkin dikembangkan untuk asersi terkait saldo akun yang
signifikan atau penggolongan transaksi.

Primarily substantive approach ( Pendekatan Terutama Substantif )


Auditor mengumpulkan hampir semua bukti audit, dan hampir atau sama sekali tidak
mempercayai Internal Control. Pada dasarnya ada tiga alasan auditor menggunakan pendekatan
ini :

1) Hanya ada sedikit (jika ada) kebijakan dan prosedur pengendalian internal yang relevan
dengan perikatan audit atas Laporan Keuangan.
2) Kebijakan dan prosedur pengendalian internal yang berkaitan dengan asersi untuk akun
dan golongan transaksi signifikan tidak efektif.
3) Peletakan kepercayaan besar terhadap pengujian substantif lebih efisien untuk asersi
tertentu.
4) Lower control risk approach.

Auditor meletakkan kepercayaan moderat atau tingkat kepercayaan penuh terhadap pengendalian
internal, akibatnya audit hanya sedikit melaksanakan pengujian substantif.

Dalam memilih alternatif strategi audit tersebut, auditor mempertimbangkan faktor-faktor


sebagai berikut:

1. Planned assessed level of control risk


2. Luas pemahaman auditor terhadap struktur pengendalian interaln yang dihimpun
3. Test of control yang dilaksanakan dalam menentukan risiko pengendalian
Planned assessed level of substantive test yang dilaksanakan auditor untuk
mengurangi risiko audit pada tingkat serendah mungkin

5
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Materialitas merupakan dasar penerapan standar auditing, terutama standar pekerjaan


lapangan dan standar pelaporan. Materialitas adalah besarnya nilai yang dihilangkan atau
salah saji informasi akuntansi, yang dilihat dari keadaan yang melingkupinya, dapat
mengakibatkan  perubahan atas atau pengaruh terhadap pertimbangan orang yang meletakan
kepercayaan terhadap informasi tersebut, karena adanya penghilangan atau salah saji itu.

Auditor melakukan pertimbangan awal tentang tingkat materialitas dalam perencanaan


auditnya. Penentuan materialitas ini, yang sering kali disebut dengan materialitas
perencanaan, mungkin dapat berbeda dengan tingkat materialitas yang digunakan pada saat
pengambilan kesimpulan audit dan dalam mengevaluasi temuan audit karena keadaan yang
melingkupi berubah, informasi tambahan tentang klien dapat diperoleh selama
berlangsungnya audit. Kemudian audit yang telah dilaksanakan dapat memastikan bahwa
karena sumber pembelanjaan tersebut, solvabilitas klien dalam periode yang diaudit telah
mengalami peningkatan secara signifikan.

Materialiatas merupakan satu diantara berbagai faktor yang mempengaruhi pertimbangan


auditor tentang kecukupan bukti audit. Dalam membuat generalisasi hubungan antara
materalitas dengan bukti audit, perbedaan istilah materialitas dan saldo akun material harus
tetap diperhatikan, karena semakin rendah tingkat materialitas, semakin besar jumlah bukti
yang diperlukan.

Risiko audit adalah risiko yang terjadi dalam hal auditor, tanpa disadari, tidak
memodifikasi pendapatnya sebagaimana mestinya atas suatu laporan keuangan yang
mengandung salah saji material. Tujuan akhir auditor dalam perencanaan dan pelaksanaan
proses audit adalah mengurangi risiko audit ke tingkat yang cukup rendah untuk mendukung
pendapatnya, apakah dalam sebuah hal yang material, laporan keuangan disajikan secara
wajar sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum (PABU).

B. SARAN

Dalam bab ini dijelaskan tiga langakah tambahan dalam perencanaan audit, setelah
mempelajari bab ini pembaca diharapkan dapat mengetahui dan mempelajari tentang
auditing: Materialitas, Risiko, dan Strategi Audit Awal. Demikian yang dapat kami jabarkan
mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak
kekurangan dan kelemahannya, karena terbatasnya pengetahuan dan kurangannya rujukan
atau referensi yang ada hubungannya dengan materi makalah ini. Semoga makalah ini
berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca yang budiman pada umumnya.

6
DAFTAR PUSTAKA

REFERENSI

https://www.academia.edu/9406657/Materialitas_Risiko_Dan_Strategi_Audit_Awal

https://toaz.info/doc-viewer

http://eprints.unpam.ac.id/5520/3/BAB%20II.pdf

https://auditing1.wordpress.com/strategi-audit-awal/

https://pdfcoffee.com/makalah-materialitas-resiko-audit-strategi-audit-
pendahuluan-pdf-free.html

Anda mungkin juga menyukai