Disusun Oleh:
Kelompok 4
1. Shintya Lorenza Simarmata
2. Rut Sri Herta Lumban Raja
3. Silvia Sumarni Simbolon
4. Cindi Lewia Sinaga
5. Desima Yustina Lumban Gaol
6. Resi Puspita
7. Juniwati sagala
8. Lestari Ayu Sari Tampubolon
Dengan menyebut nama Tuhan Yang Maha Esa, kami panjatkan puji syukur atas
kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmatNya kepada kami. Sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah audit yang berjudul “Materialitas Dan Risiko audit”. Terlepas dari itu
semua, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat
maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan
kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.Kami berharap semoga makalah
yang berjudul “Materialitas Dan Risiko Audit” yang kami buat bermanfaat dan diterima bagi
para pembaca . Akhir kata kami ucapkan terimakasih.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................................................ii
BAB I : PENDAHULUAN...........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang……………………………………………………………………...1
1.2 Rumusan Masalah......................................................................................................1
BAB II : PEMBAHASAN............................................................................................................2
2.1 Konsep Materialitas…..............................................................................................2
2.2 Pertimbangan Awal Tentang Materialitas……………………………………….2
2.2.1 Materialitas pada Tingkat Laporan Keuangan…………………………3
2.2.2 Materialitas pada Tingkat Saldo Akun………………………………….4
2.2.3 Alokasi Materialitas Laporan Keuanagan ke Akun……………………4
2.3 Hubungan antara Materialitas dengan Bukti Audit……………………………..,4
2.4 Risiko Audit………………………………………………………………………....4
2.5 Unsur Risiko Audit ………………………………………………………………..5
2.6 Hubungan antara Materialitas, Risiko Audit, dan Bukti Audit………………..6
2.7 Strategi Audit Awal………………………………………………………………...6
2.7.1 Unsur Strategi Audit Awal……………………………………………..6
2.7.2 Pendekatan Terutama Substantif…………….………………………..7
2.7.3 Pendekatan Risiko Pengendalian Rendah…………………………….7
BAB III : PENUTUP...................................................................................................................8
3.1 KESIMPULAN..........................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................10
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Materialitas merupakan dasar penerapan standar auditing, terutama standar pekerjaan
lapangan dan standar pelaporan. Materialitas adalah besarnya nilai yang dihilangkan atau salah
saji informasi akuntansi, yang dilihat dari keadaan yang melingkupinya, dapat
mengakibatkan perubahan atas atau pengaruh terhadap pertimbangan orang yang meletakan
kepercayaan terhadap informasi tersebut, karena adanya penghilangan atau salah saji itu.
Risiko audit adalah risiko yang terjadi dalam hal auditor, tanpa disadari, tidak
memodifikasi pendapatnya sebagaimana mestinya atas suatu laporan keuangan yang
mengandung salah saji material. Semakin pasti auditor dalam menyatakan pendapatnya, semakin
rendah resiko audit yang auditor bersedia menanggung nya.
Tujuan akhir auditor dalam perencanaan dan pelakasanaan proses audit adalah
mengurangi risiko audit ke tingkat yang cukup rendah untuk mendukung pendapatnya. Tujuan
ini dicapai dengan mengumpulkan bukti audit tentang asersi yang terdapat dalam laporan
keuangan yang disajikan oleh manajemen.
PEMBAHASAN
Materialitas adalah besarnya nilai yang dihilangkan atau salah saji informasi akuntansi,
yang dilihat dari keadaan yang melingkupinya, dapat mengakibatkan perubahan atau pengaruh
terhadap pertimbangan orang yang meletakan kepercayaan terhadap informasi tersebut, karena
adanya penghilangan atau salah saji tersebut.
Berikut ini disajikan contoh pertimbangan kuantitatif dan kualitatif yang dilakukan oleh
auditor dalam mempertimbangkan materialitas.
1. Hubungan salah saji dengan jumlah kunci tertentu dalam laporan seperti:
• Laba bersih sebelum pajak dalam laporan keuangan.
• Total aktiva dalam neraca.
• Total aktiva lancer dalam neraca
• Total equitas pemegang saham dalam neraca
2. Faktor kualitatif, seperti:
• Kemungkinan terjadinya pembayaran yang melanggar hukum
• Kemungkinan terjadinya kecurangan
• Syarat yang tercantun dalam perjanjian penarikan kredit dari bank yang
mengharuskan klien untuk mempertahankan beberapa rasio keuangan pada
.tingkat minimum tertentu.
• Adanya gangguan dalam tren laba
• Sikap manajemen terhadap integritas laporan keuangan .
Risiko audit adalah risiko yang terjadi dalam hal auditor, tanpa disadari, tidak
memodifikasi pendapatnya sebagaimana mestinya atas suatu laporan keuangan yang
mengandung salah saji material.
Semakin pasti auditor dalam menyatakan pendapatnya, semakin rendah resiko audit yang
auditor bersedia untuk menanggungnya. Jika diinginkan tingkat kepastian 99%, risiko audit yang
auditor bersedia untuk menanggungnya adalah 1%, sedangkan jika 95% kepastian dipandang
mencukupi, risiko audit yang auditor bersedia untuk menanggungnya adalah 5%. Dalam audit
atas laporan keuangan perusahaan yang go publik, auditor biasanya menetapkan risiko audit pada
tingkat yang rendah, mengingat banyaknya pemakai laporan audit, dibandingkan dengan
pemakai laporan audit perusahaan perorangan. Begitu juga jika auditor menghadapi perusahaan
yang mengalami kesulitan keuangan, risiko audit yang auditor bersedia untuk menanggungnya
adalah rendah
Risiko audit adalah risiko yang terjadi dalam hal auditor, tanpa disadari, tidak
memodifikasi pendapatnya sebagaimana mestinya atas suatu laporan keuangan yang
mengandung salah saji material.
Tujuan akhir auditor dalam perencanaan dan pelaksanaan proses audit adalah mengurangi
risiko audit ke tingkat yang cukup rendah untuk mendukung pendapatnya, apakah dalam sebuah
hal yang material, laporan keuangan disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi
berterima umum (PABU).
Daftar Pustaka
https://www.google.co.id/search?safe=strict&source=hp&ei=XOpvXKnqDoqy9QPe9LbYCQ&q=konsep+
materialitas&oq=konsep+material&gs_l=mobile-gws-wiz-
https://www.google.co.id/search?safe=strict&ei=mepvXNyiBsvyrAGaib7wCg&q=materialitas+dan+risiko
+audit&oq=materialitas&gs_l=mobile-gws-wiz-
1.Yolanda(kelompok 6)
Mengapa materialistis itu pada tingkat laporan keuangan itu penting untuk diperhatikan
oleh auditor?
Jawaban: Mengapa Konsep Materialitas Penting dalam Audit atas Laporan keuangan?
Dalam laporan audit atas laporan keuangan, auditor tidak dapat memberikan jaminan
(guarantee) bagi klien atau pemakai laporan keuangan yang lain, bahwa laporan keuangan
auditan adalah akurat. Hal ini karena akan memerlukan waktu dan biaya yang jauh
melebihi manfaat yang dihasilkan. Karena itu, dalam audit atas laporan keuangan, auditor
memberikan keyakinan berikut ini :Bahwa jumlah-jumlah yang disajikan dalam laporan
keuangan beserta pengungkapannya telah dicatat, diingkas, digolongkan, dan
dikompilasi.Bahwa ia telah mengumpulkan bukti audit kompeten yang cukup sebagai
dasar memadai untuk memberikan pendapat atas laporan keuangan auditan.Dalam
bentuk pendapat atau memberikan informasi, dalam hal terdapat perkecualian), bahwa
laporan keuangan sebagai keseluruhan disajikan secara wajar dan tidak terdapat salah
saji material karena kekeliruan dan kecurangan.
2.Agnes Maria(kelompok 3)
Dalam penentuan materialitas dikenal ada dua dasar yang digunakan, yakni dasar
kuantitatif dan kualitatif. Sebutkan apa saja dasar kuantitatif dalam menentukan
materialitas?
materialitas kinerja adalah suatu jumlah yang ditetapkan oleh auditor , pada tingkat yang
lebih rendah dari pada materialitas untuk laporan keuangan secara keseluruhan
5.Nabila Sarah(1)
jelaskan bagaimana hubungan antara risiko audit dengan materialitas dan mengapa
keduanya perlu di pertimbangkan bersama – sama dalam perencanaan suatu audit ?
6.Nabila Rahmadani(6)
Jawaban: Risiko dalam auditing berarti bahwa auditor menerima suatu tingkatan
ketidakpastian tertentu dalam pelaksanaan audit. Auditor menyadari, misalnya, bahwa
ada ketidakpastian mengenai kompetensi bahan bukti, efektif struktur pengendalian
intern klien, dan ketidakpastian apakah laporan keuangan memang telah tersaji secara
wajar setelah audit selesai
Seorang auditor yang efektif menyadari bahwa risiko-risiko ada dan akan menangani
dengan sepantasnya. Kebanyakan dari risiko tersebut sukar diukur dan memerlukan
penanganan yang hati-hati dan seksama. Misalkan, kalau auditor menyadari bahwa
bidang industri sebuah klien mengalami perubahan teknologi besar-besaran, yang tidak
saja mempengaruhi klien tadi, tapi juga pelanggannya.Ini akan menyebabkan usangnya
persediaan klien, mempengaruhi kolektibilitas piutang usaha, bahkan dapat
mempengaruhi kesinambungan usahanya. Bagaimana auditor menangani risiko-risiko ini
dengan pantas adalah sangat penting dalam menjaga mutu suatu audit.
7.Chairunnisa(kelompok 2)
Berikan 2 contoh kapan auditor mungkin akan menetapkan materialitas pada tingkat
rendah untuk suatu kelompok transaksi saldo akun atau pengungkapan?
Jawab:contoh 1 untuk suuuatu piutang usaha bersaksi satu juta, auditor harus
mengumpulkan bukti yang lebih banyak apabila kesalahan penyajian sebesar 50.000
dipandang material,daripada apabilag kesalahan penyajian sebesar 300.000,dipandang
material.