BAB 8
MATERIALITAS, RISIKO, DAN PROSEDUR ANALITIKAL
DOSEN PEMBIMBING:
Prof. Dr. R.A Supriyono, S.U., Ak., CA
1
DAFTAR ISI
1. Materialitas ............................................................................................................... 3
1.1 Konsep Materialitas............................................................................................... 3
1.2 Pertimbangan Pendahuluan Mengenai Materialitas.............................................. 3
2. Prosedur Analitis....................................................................................................... 7
2.1 Mengidentifikasi Perhitungan dan Perbandingan yang Akan Dilakukan............. 8
2.2 Mengembangkan Rentang Harapan...................................................................... 10
2.3 Melakukan Perhitungan (menggunakan data entitas)........................................... 12
2.4 Menganalisis Data dan Mengidentifikasi Perbedaan yang Signifikan.................. 12
2.5 Investigasi Perbedaan Signifikan yang Tidak Diharapkan.................................... 13
2.6 Menentukan Dampak Atas Perencanaan Audit..................................................... 13
2
BAB 8
MATERIALITAS, RISIKO, DAN PROSEDUR ANALITIKAL
1. MATERIALITAS
Materialitas mendasari penerapan standar-standar auditing yang berlaku umum,
terutama standar pekerjaan lapangan dan pelaporan. Oleh karena itu, materialitas memiliki
dampak yang mendalam pada audit laporan keuangan. AU 312, audit risk and materiality in
conducting an audit, menyatakan agar auditor mempertimbangkan materialitas dalam
merencanakan audit, dan mengevaluasi apakah laporan keuangan secara keseluruhan telah
disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum. Arti dari
konsep ini dan relevansi dengan perencanaan audit dijelaskan seperti dibawah ini :
Menurut FASB, materialitas adalah besarnya suatu pengabaian atau salah saji informasi
akuntansi yang diluar keadaan di sekitarnya, memungkinkan bahwa pertimbangan seseorang
yang bergantung pada informasi tersebut akan berubah atau terpengaruh oleh pengabaian atau
salah saji tersebut. Definisi tersebut mensyaratkan auditor untuk mempertimbangkan baik
situasi yang berkenaan dengan entitas dan informasi yang dibutuhkan oleh mereka yang akan
bergantung pada laporan keuangan yang diaudit.
Dalam merencanakan suatu audit, auditor harus menilai materialitas pada dua tingkat
berikut :
1. Tingkat laporan keuangan
Karena pendapat auditor mengenai kewajaran meluas sampai laporan keuangan secara
keseluruhan
2. Tingkat saldo akun
Karena auditor menguji saldo akun dalam memperoleh kesimpulan keseluruhan atas
kewajaran laporan keuangan
3
MATERIALITAS PADA TINGKAT LAPORAN KEUANGAN
Materialitas laporan keuangan adalah salah saji agregat minimum dalam suatu laporan
keuangan yang cukup penting untuk mencegah laporan disajikan secara wajar sesuai dengan
prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum. Dalam konteks ini, salah saji mungkin
diakibatkan karena penerapan yang salah dari GAAP, berangkat dari fakta, atau penghilangan
informasi yang diperlukan. Dalam perencanaan audit, auditor harus mengakui bahwa terdapat
lebih dari satu tingkat materialitas yang berhubungan dengan laporan keuangan. Setiap
laporan pada kenyataannya, dapat memiliki beberapa tingkatan. Untuk laporan laba rugi,
materialitas dapat dihubungkan dengan total pendapatan, laba operasi, laba sebelum pajak,
atau laba bersih. Untuk neraca, materialitas dapat didasarkan pada total aktiva, aktiva lancer,
modal kerja, atau ekuitas pemegang saham.
Pertimbangan pendahuluan auditor mengenai materialitas seringkali dibuat enam
hingga sembilan bulan sebelum tanggal neraca. Alternative lain, materialitas dapat ditetapkan
menurut hasil keuangan satu tahun yang lalu atau hasil keuangan lebih dari satu tahun yang
lalu yang disesuaikan dengan perubahan-perubahan pada saat ini, seperti kondisi umum dari
ekonomi dan tren industry. Pertimbangan materialitas melibatkan pertimbangan kuantitatif
dan kualitatif.
PEDOMAN KUANTITATIF
Pada saat ini baik standar akuntansi maupun standar auditing berisi pedoman resmi
mengenai pengukuran kuantitatif dan materialitas. Berikut adalah gambaran mengenai
beberapa pedoman yang digunakan dalam praktik :
5% hingga 10% dari laba bersih sebelum pajak (!0% untuk laba yang lebih kecil, 5%
untuk laba yang lebih besar)
½% hingga 1% dari total aktiva
1% dari ekuitas
1/2% hingga 1% dari pendapatan kotor
Suatu persentase variable berdasarkan mana yang lebih besar antara total aktiva atau
total pendapatan
PEDOMAN KUALITATIF
Pertimbangan kualitatif berhubungan dengan penyebab dari salah saji. Salah saji yang
secara kuantitatif tidak material mungkin secara kualitatif akan material. Hal ini dapat terjadi
misalnya ketika salah saji diakibatkan oleh suatu ketidakberesan atau tindakan melanggar
hukum oleh klien. Penemuan atas terjadinya hal-hal tersebut dapat mengakibatkan auditor
4
menyimpulkan bahwa terdapat risiko yang signifikan akan adanya salah saji tambahan yang
serupa. AU 312.13 menyatakan bahwa walaupun auditor harus waspada terhadap salah saji
yang secara kualitatif material, biasanya tidak praktis untuk merancang prosedur untuk
mendeteksi salah saji tersebut.
5
mempertimbangkan kemungkinan salah saji dalam akun, dan biaya yang mungkin untuk
menguji akun.
6
mempertimbangkan bagaimana salah saji lain dan apakah jumlah salah saji agregat tersebut
material, bahkan jika salah saji individual mungkin tidak material. Ketika mengevaluasi
signifikansi salah saji yang diketahui dan diproyeksikan, auditor juga harus
mempertimbangkan masalah kualitatif.
2. PROSEDUR ANALITIS
7
2.1 MENGIDENTIFIKASI PERHITUNGAN DAN PERBANDINGAN YANG AKAN
DILAKUKAN
8
terdiversifikasi, beberapa agregasi berdasarkan lini produk atau divisi mungkin diperlukan
agar prosedur efektif. Dalam kasus lain, apabila usaha entitas bersifat musiman, lebih
memungkinkan untuk melaksanakan analisis berdasarkan data bulanan atau kuartalan
daripada berdasarkan data tahunan.
Ketika mengembangkan ekspektasi jumlah dan hubungan laporan keuangan, auditor harus
mempertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas prosedur analitik. Beberapa
prosedur analitik berhubungan langsung dengan pernyataan. Misalnya perbandingan gaji
agregat yang dibayarkan dengan jumlah personel dapat menunjukan pembayaran tidak sah
yang mungkin tidak terlihat dengan menguji transaksi individual. Atau, jika seorang auditor
membandingkan margin kotor untuk tahun ini dengan marjin kotor tahun sebelumnya, maka
akan lebih sulit untuk menghubungkan perbandingan dengan pernyataan spesifik yang
mungkin salah saji.
Auditor juga harus mempertimbangkan hal yang masuk akal dan hubungannya dengan
kasus yang sedang di periksa. Misalnya membandingkan rasio tahun ini dengan tahun-tahun
sebelumnya menggunakan akun yang berbeda dengan cara yang berbeda dan melibatkan data
neraca yang hanya mewakili satu titik tertentu. Oleh karena itu, lebih baik melakukan
pemeriksaan laporan laba rugi dan transaksi pengumpulan data arus kas selama periode
tertentu lebih stabil dan dapat diprediksi. Prosedur analitik sering lebih efektif untuk
menemukan salah saji yang tidak disengaja daripada salah saji yang disengaja (Fraud), karena
melalui pelaporan keuangan yang curang, keterkaitan antar rekening sering kali dipaksakan
agar terlihat masuk akal. Berikut disajikan faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas
prosedur analitis.
Kurang efektif Faktor-faktor kunci Lebih efektif
Prosedur analitis terkait atau Sifat tegas Prosedur analitis secara
tidak secara spesifik dengan khusus berhubungan dengan
asersi. asersi
Data yang tidak terkait dapat Masuk akal dan Data yang saling terkait
menyebabkan kesimpulan prediktabilitas hubungan. menyebabkan kesimpulan
yang salah. yang lebih andal
Hubungan yang dinamis atau Hubungan yang stabil lebih
tidak stabil kurang dapat mudah untuk diprediksi.
diprediksi.
Data yang digunakan berasal Ketersedian data yang Data yang digunakan berasal
dari dalam entitas. terpercaya dari sumber yang independen
dari luar entitas.
9
Data tidak dkembangkan Data dikembangkan dibawah
dibawah sistem pengendalian sistem pengendalian internal
internal yang andal. yang andal.
Data belum pernah dijadikan Data telah dijadikan subjek
subjek dari pemeriksaan audit audit pada tahun-tahun
tahun ini atau sebelumnya. sebelumnya.
ekspektasi dikembangkan Ekspektasi dikembangkan
menggunakan data dari satu menggunakan data banyak
sumber sumber.
Model yang tidak tepat Model yang tepat mengarah
menyebabkan lebar rentang Ketepatan dari harapan ke entang harapan yang
harapan sempit.
Model yang tidak tepat Model yang tepat
memiliki banyak faktor yang mengidentifikasi faktor-
mempengaruhi data yang faktor yang mempengaruhi
diaudit, dan sulit untuk data yang diaudit.
membedakan faktor-faktor
yang mempengaruhi hasilnya
Sejumlah sumber yang berbeda mempengaruhi keandalan data yang digunakan untuk
mengembangkan ekspektasi dari prosedur analitis. Misalnya, data entitas tahun sebelumnya
yang diaudit dianggap lebih andal dibandingkan data yang tidak diaudit. Informasi internal
yang menjadi subjek dari prosedur pengendalian internal yang efektif, lebih dapat diandalkan
daripada informasi yang tidak dikendalikan secara efektif.
Akhirnya, auditor harus mempertimbangkan ketepatan model yang digunakan untuk
mengembangkan jumlah yang diharapkan. Penggunaan prosedur analitik statistic oleh auditor
seringkali memungkinkan untuk mengembangkan ekspektasi yang sangat tepat dari jumlah
yang dilaporkan. Prosedur analitis yang berfokus pada lini produk individu seringkali lebih
tepat daripada prosedur analitis yang menggabungkan berbagai lini bisnis.
Dasar pemikiran yang mendasari penggunaan prosedur analitis dalam audit adalah
hubungan antar data diharapkan dapat terus berlanjut tanpa adanya kondisi yang diketahui
yang bertentangan. Sebagai contoh, auditor mungkin mengetahui hubungan yang konsisten
antara data keuangan klien dan statistic industry. Selain itu, penting bagi auditor untuk
mengembangkan secara independen ekspektasi sebelum melaksanakan penghitungan pada
data klien sehingga perbandingan akhir tidak bias. Dasar pemikiran ini digunakan untuk
10
mengembangkan ekspektasi dari berbagai sumber. Sumber-sumber ini mencakup data historis
yang berorientasi masa depan (klien) dan data eksternal (industri).
Informasi keuangan klien untuk periode masa lalu yang dapat dibandingkan (comparable
prior period) memberikan pertimbangan bagi perubahan yang tidak diketahui. Menurut
pendekatan ini, dengan tidak adanya kondisi yang diketahui ,secara sederhana diasumsikan
bahwa suatu saldo akun periode berjalan, persentase ukuran umum, rasio, atau hubungan
antara data keuangan dan data non keuangan harus mempertimbangkan periode masa lalu.
Hasil yang diantisipasi berdasarkan anggaran formal (formal budgets) dan perkiraan
(forecast). Pendekatan ini termasuk penggunaan anggaran yang disiapkan klien, dan
perkiraan untuk periode berjalan, telah disiapkan dan diperkirakan. Hal yang terakhir dapat
termasuk ekstrapolasi dari data interim masa lalu atau data tahunan, atau hasil dari jasa
bernilai tambah lain yang dilaksanakan untuk klien.
Hubungan antara elemen-elemen informasi keuangan dalam suatu period. Hal ini termasuk
mempertimbangkan bagaimana perubahan dalam satu akun diharapkan akan
mempengaruhi akun lainnya. Sebagai contoh, kenaikan penjualan kredit dapat mengarah
pada suatu kenaikan piutang usaha dan beban piutang tak tertagih.
Data industri (industry data). Persentase ukuran umum, rasio, data tren perusahaan dalam
suatu industry tersedia untuk tujuan perbandingan. Dalam beberapa kasus, hanya rata-rata
industri yang luas yang diterbitkan untuk elemen data tertentu. Pada kasus lain, tiga nilai
diterbitkan untuk suatu elemen data, yang mewakili nilai kuartil atas, median, dan nilai
kuartil bawah dari perusahaan yang dilaporkan. Auditor juga melihat data keuangan
tertentu yang diperoleh dari saingan pada industri sejenis.
Setelah auditor menentukan hubungan yang akan digunakan dalam pengembangan yang
akan digunakan dalam ekspektasi jumlah atau rasio laporan keuangan, auditor juga harus
mempertimbangkan salah saji yang dapat diterima untuk akun-akun dan memperkirakan
jumlah perbedaan dari ekspektasi auditor yang akan mengakibatkan salah saji material dalam
laporan keuangan. Auditor yang menggunakan prosedur analitis statistic memliki alat bawaan
yang memungkinkan mereka untuk mengembangkan (1) ekspektasi yang sangat tepat dari
dari jumlah yang dilaporkan,dan (2) rentang ekspekstasi statistik. Jika jumlah yang dilaporkan
berada dalam kisaran itu, maka angka-angkanya tampak masuk akal di permukaan. Jika
jumlah yang dilaporkan berada diluar kisaran ekspektasi statistik, maka auditor perlu
menentukan arah perbedaan antara ekspektasi dan jumlah yang dilaporkan. Jika jumlah yang
dilaporkan tampaknya dilebih-lebihkan, kemungkinan besar berkaitan dengan existence atau
11
occurance atau masalah penilaian dan alokasi. Jika jumlah yang dilaporkan tampaknya
dikecilkan, maka auditor kemungkinan memiliki masalah dengan penilaian kelengkapan.
Langkah ini termasuk mengakumulasi data yang akan digunakan dalam menghitung
jumlah absolut dan persentase perbedaan antara jumlah saat ini dan tahun lalu, menghitung
data ukuran umum serta data rasio, dan lain sebagainya. Karena perencanaan dilakukan
beberapa bulan sebelum salo akun akhir tahun berjalan tersedia, maka langkah ini melibatkan
penggunaan data satu tahun hingga tanggal terakhir dan atau proyeksi data akhir tahun.
Langkah ini juga termasuk pengumpulan data industri untuk tujuan perbandingan. Perangkat
lunak komputer telah secara umum digunakan untuk membuat penghitungan dan
perbandingan, serta dapat juga digunakan untuk memperoleh informasi dari database industri
dan organisasi.
Ketika analisis tren dilakukan, merupakan praktik yang umum untuk menggunakan
skedul yang berkelanjutan. Sebagai bagian dari file kertas kerja permanen, skedul-skedul ini
dirancang untuk memungkinkan penambahan kolom setiap tahun untuk data periode berjalan
yang dapat menghindari penyalinan ulang data tahun lalu untuk tujuan perbandingan.
Analisis atas penghitungan dan perbandingan harus membuat auditor lebih memahami
bisnis entitasnya. Sebagai contoh, analisis mengenai data rasio yang tepat menyediakan
penilaian berkelanjutan atas solvabilitas, efisinsi dan profitabilitas relative terhadap tahun lalu
dan terhadap perusahaan lain dalam bisnis yang sama. Demikian pula, perbandingan entitas
data tahun berjalan dan tahun lalu akan membantu auditor untuk memahami dampak kejadian
atau keputusan penting terhadap laporan keuangan entitas.
Bagian penting dari analisis tersebut adalah mengidentifikasi fluktuasi dalam data yang
tidak diharapkan atau tidak adanya fluktuasi yang yang diharapkan yang dapat memberikan
pertanda adanya penignkatan resiko salah saji. Elemen penting dalam proses ini adalah
menspesifikasikan besarnya perbedaan atau fluktuasi yang harus mendorong keputusan untuk
melakukan penyelidikan.
Beberapa perusahaan menggunakan model statistik sebagai alat bantu keputusan dalam
menentukan kapan sebuah perbedaan dianggap cukup besar sehingga perlu dilakukan
penyelidikan. Namun demikian, kebanyakan perusahaan tetap menggunakan peraturan
12
sederhana untuk mengembangkan rentang harapan. Seperti menyelidiki perbedaan yang
melebihi dari (1) jumlah dolar yang ditentukan, (2) persentase perbedaan, dan (3) kombinansi
keduanya. Auditor harus menyadari bahwa bahkan persentase kecil perubahan antara jumlah
tahun sebelumnya dan tahun berjalan dari akun dengan saldo besar seperti penjualan dapat
menghasilkan perubahan persentase yang jauh lebih besar dalam laba bersih. Pada akhirnya,
proses menentukan kapan perbedaan itu signifikan melibatkan pelaksanaan penilaian tentang
konsep materialitas.
Perbedaan signifikan yang tidak diharapkan harus diselidiki. Hal ini biasanya
melibatkan pertimbangan ulang metode-metode dan faktor-faktor yang digunakan dalam
mengembangkan ekspekstasi dan mengajukan pertanyaan kepada manajemen. Terkadang,
informasi baru akan mendukung perbaikan ekspektasi, yang pada akhirnya akan
menghilangkan perbedaan signifikan. Sebelum tindakan tersebut dilakukna berdasarkan
jawaban manajemen terhadap pertanyaan yang diajukan, jawaban harus dikuatkan dengan
bahan bukti lainnya. Oleh karena itu, perbedaan signifikan harus dipertimbangkan ketika
menentukan dampak atas perencanaan audit dan ketika mengevaluasi bukti audit.
Perbedaan signifikan yang tidak dapat dijelaskan biasanya dianggap sebagai indikasi
suatu peningkatan resiko salah saji dalam akun-akun yang terlibat dalam perhitungan atau
perbandingan. Dalam kasus seperti ini, auditor biasanya akan melakukan pengujian akun yang
lebih rinci. Prosedur analitis sering member petunjuk kepada auditor tentang apakah suatu
akun cenderung lebih saji atau kurang saji. Dengan mengarahkan perhatian auditor pada
bidang-bidang resiko yang lebih besar, prosedur analitis dapat berkontribusi untuk melakukan
audit yang lebih efektif dan efisien.
Siklus Operasi Kotor Perputaran Piutang + Memperkirakan jumlah hari mulai dari
Perputaran Persediaan perusahaan membeli persediaan, menjualnya
dan menagih piutangnya. Angka yang kecil
menunjukan perputaran yang lebih cepat dari
aktiva operasi suatu perusahaan.
Siklus Operasi Bersih Siklus Operasi Kotor – Siklus operasi bersih mengakui bahwa suatu
Perputaran Utang Usaha perusahaan mungkin menggunakan
pembiayaan kreditor untuk mendanai
pembelian persedian. Hal ini merupakan satu
estimasi dari waktu dimana perusahaan
kehabisan kas sementara menunggu untuk
menjual persediaan dan mengumpulkan
penjualan. Angka yang kecil menunjukan
perputaran yang cepat dari aktiva operasi.
Likuiditas dan
Solvabilitas
Kemampuan Arus Kas Arus Kas dari Operasi Memperikirakan kemampuan perusahaan
dari Operasi untuk Bagian Lancar Utang + untuk menutupi utang saat ini yang jatuh
menutupi Utang lancar Dividen tempo dan dividen arus kas operasi. Angka
dan Dividen yang besar menunjukan peningkatan
kemampuan untuk menutupi biiaya
pembiayaan saat ini dan dividen dengan arus
kas operasi.
Arus Kas Bebas Arus Kas dari Operasi – Mengukur arus kas yang tersedia setelah
Pengeluaran Modal menutupi arus kas keluar dari operasi dan
pengeluaran modal. Angka yang tinggi
menunjukan bahwa suatu perusahaan
memiliki kapasitas untuk membiayai operasi
dan pengeluaran modal dengan arus kas
operasi.
16