Anda di halaman 1dari 16

RANGKUMAN MATERI AUDITING

BAB 8
MATERIALITAS, RISIKO, DAN PROSEDUR ANALITIKAL

DOSEN PEMBIMBING:
Prof. Dr. R.A Supriyono, S.U., Ak., CA

Disusun Oleh Kelompok 4 :

Tasdikul Hairul (MAT81774)


I Komang Gede Darma Putra Sadia (MAT81798)
Erika Fatimah Nugroho (MAT82776)

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS


MATRIKULASI MAGISTER AKUNTANSI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
2019/2020

1
DAFTAR ISI

1. Materialitas ............................................................................................................... 3
1.1 Konsep Materialitas............................................................................................... 3
1.2 Pertimbangan Pendahuluan Mengenai Materialitas.............................................. 3
2. Prosedur Analitis....................................................................................................... 7
2.1 Mengidentifikasi Perhitungan dan Perbandingan yang Akan Dilakukan............. 8
2.2 Mengembangkan Rentang Harapan...................................................................... 10
2.3 Melakukan Perhitungan (menggunakan data entitas)........................................... 12
2.4 Menganalisis Data dan Mengidentifikasi Perbedaan yang Signifikan.................. 12
2.5 Investigasi Perbedaan Signifikan yang Tidak Diharapkan.................................... 13
2.6 Menentukan Dampak Atas Perencanaan Audit..................................................... 13

2
BAB 8
MATERIALITAS, RISIKO, DAN PROSEDUR ANALITIKAL

1. MATERIALITAS
Materialitas mendasari penerapan standar-standar auditing yang berlaku umum,
terutama standar pekerjaan lapangan dan pelaporan. Oleh karena itu, materialitas memiliki
dampak yang mendalam pada audit laporan keuangan. AU 312, audit risk and materiality in
conducting an audit, menyatakan agar auditor mempertimbangkan materialitas dalam
merencanakan audit, dan mengevaluasi apakah laporan keuangan secara keseluruhan telah
disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum. Arti dari
konsep ini dan relevansi dengan perencanaan audit dijelaskan seperti dibawah ini :

1.1 KONSEP MATERIALITAS

Menurut FASB, materialitas adalah besarnya suatu pengabaian atau salah saji informasi
akuntansi yang diluar keadaan di sekitarnya, memungkinkan bahwa pertimbangan seseorang
yang bergantung pada informasi tersebut akan berubah atau terpengaruh oleh pengabaian atau
salah saji tersebut. Definisi tersebut mensyaratkan auditor untuk mempertimbangkan baik
situasi yang berkenaan dengan entitas dan informasi yang dibutuhkan oleh mereka yang akan
bergantung pada laporan keuangan yang diaudit.

1.2 PERTIMBANGAN PENDAHULUAN MENGENAI MATERIALITAS

Auditor membuat pertimbangan pendahuluan mengenai tingkat materialitas dalam


merencanakan audit. Penilaian ini, seringkali disebut materialitas perencanaan mungkin
berbeda dari tingkat materialitas yang digunakan pada penyelesaian audit dalam mengevaluasi
temuan audit karena situasi yang ada di sekitarnya mungkin akan berubah dan informasi
tambahan mengenai klien akan diperoleh selama pelaksanaan audit.

Dalam merencanakan suatu audit, auditor harus menilai materialitas pada dua tingkat
berikut :
1. Tingkat laporan keuangan
Karena pendapat auditor mengenai kewajaran meluas sampai laporan keuangan secara
keseluruhan
2. Tingkat saldo akun
Karena auditor menguji saldo akun dalam memperoleh kesimpulan keseluruhan atas
kewajaran laporan keuangan
3
MATERIALITAS PADA TINGKAT LAPORAN KEUANGAN
Materialitas laporan keuangan adalah salah saji agregat minimum dalam suatu laporan
keuangan yang cukup penting untuk mencegah laporan disajikan secara wajar sesuai dengan
prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum. Dalam konteks ini, salah saji mungkin
diakibatkan karena penerapan yang salah dari GAAP, berangkat dari fakta, atau penghilangan
informasi yang diperlukan. Dalam perencanaan audit, auditor harus mengakui bahwa terdapat
lebih dari satu tingkat materialitas yang berhubungan dengan laporan keuangan. Setiap
laporan pada kenyataannya, dapat memiliki beberapa tingkatan. Untuk laporan laba rugi,
materialitas dapat dihubungkan dengan total pendapatan, laba operasi, laba sebelum pajak,
atau laba bersih. Untuk neraca, materialitas dapat didasarkan pada total aktiva, aktiva lancer,
modal kerja, atau ekuitas pemegang saham.
Pertimbangan pendahuluan auditor mengenai materialitas seringkali dibuat enam
hingga sembilan bulan sebelum tanggal neraca. Alternative lain, materialitas dapat ditetapkan
menurut hasil keuangan satu tahun yang lalu atau hasil keuangan lebih dari satu tahun yang
lalu yang disesuaikan dengan perubahan-perubahan pada saat ini, seperti kondisi umum dari
ekonomi dan tren industry. Pertimbangan materialitas melibatkan pertimbangan kuantitatif
dan kualitatif.
PEDOMAN KUANTITATIF
Pada saat ini baik standar akuntansi maupun standar auditing berisi pedoman resmi
mengenai pengukuran kuantitatif dan materialitas. Berikut adalah gambaran mengenai
beberapa pedoman yang digunakan dalam praktik :
 5% hingga 10% dari laba bersih sebelum pajak (!0% untuk laba yang lebih kecil, 5%
untuk laba yang lebih besar)
 ½% hingga 1% dari total aktiva
 1% dari ekuitas
 1/2% hingga 1% dari pendapatan kotor
 Suatu persentase variable berdasarkan mana yang lebih besar antara total aktiva atau
total pendapatan

PEDOMAN KUALITATIF
Pertimbangan kualitatif berhubungan dengan penyebab dari salah saji. Salah saji yang
secara kuantitatif tidak material mungkin secara kualitatif akan material. Hal ini dapat terjadi
misalnya ketika salah saji diakibatkan oleh suatu ketidakberesan atau tindakan melanggar
hukum oleh klien. Penemuan atas terjadinya hal-hal tersebut dapat mengakibatkan auditor
4
menyimpulkan bahwa terdapat risiko yang signifikan akan adanya salah saji tambahan yang
serupa. AU 312.13 menyatakan bahwa walaupun auditor harus waspada terhadap salah saji
yang secara kualitatif material, biasanya tidak praktis untuk merancang prosedur untuk
mendeteksi salah saji tersebut.

MATERIALITAS PADA TINGKAT SALDO AKUN


Materialitas saldo akun adalah salah saji minimum yang dapat muncul dalam suatu
saldo akun hingga dianggap mengandung salah saji material. Salah saji hingga tingkat
tersebut dikenal sebagai salah saji yang dapat ditolerir. Konsep materialitas pada tingkat saldo
akun tidak boleh dikacaukan dengan istilah saldo akun material. Istilah yang terakhir tersebut
merujuk pada ukuran dari suatu saldo akun yang tercatat, sedangkan konsep materialitas
berkenaan dengan jumlah salah saji yang dapat mempengaruhi keputusan seorang pemakai.
Saldo yang tercatat dari suatu akun secara umum menyajikan batas atas jumlah dimana suatu
akun dapat disajikan lebih. Oleh karena itu, akun dengan saldo yang lebih rendah dari
materialitas kadangkala disebut tidak material berkenaan dengan risiko salah saji. Namun
dengan saldo tercatat yang sangat kecil mungkin disajikan kurang. Oleh karena itu, harus
disadari bahwa akun-akun yang tampak memiliki saldo tidak material mungkin akan
mengandung kurang saji yang melebihi materialitas.
Dalam membuat pertimbangan mengenai materialitas pada tingkat saldo akun, auditor
harus mempertimbangkan hubungan antara materialitas pada tingkat saldo akun dan
materialitas pada tingkat laporan keuangan. Pertimbangan ini harus mengarahkan auditor
untuk merencanakan audit guna mendeteksi salah saji yang mungkin tidak material secara
individual, tetapi apabila diagregasi dengan salah saji pada saldo akun lainnya, mungkin akan
material terhadap laporan keuangan secara keseluruhan.

MENGALOKASIKAN MATERIALITAS LAPORAN KEUANGAN PADA AKUN-AKUN


Ketika pertimbangan pendahuluan auditor mengenai materialitas laporan keuangan
dikuantifikasi, suatu estimasi pendahuluan mengenai materialitas setiap akun dapat diperoleh
dengan mengalokasikan materialitas laporan keuangan pada akun-akun individual.
Pengalokasian ini dapat dilakukan baik pada akun-akun neraca maupun akun-akun laporan
laba rugi. Namun demikian, karena kebanyakan salah saji pada laporan laba rugi juga
mempengaruhi neraca, dan karena hanya terdapat sedikit akun neraca, maka banyak auditor
membuat alokasi berdasarkan akun-akun neraca. Dalam membuat alokasi, auditor harus

5
mempertimbangkan kemungkinan salah saji dalam akun, dan biaya yang mungkin untuk
menguji akun.

HUBUNGAN ANTARA MATERIALITAS DAN BUKTI AUDIT


Materialitas adalah satu dari faktor-faktor yang mempengaruhi pertimbangan auditor
mengenai kecukupan bahan bukti. Dalam membuat generalisasi mengenai hubungan tersebut,
perbedaan antara istilah materialitas dan saldo akun material yang telah disinggung
sebelumnya harus tetap diingat. Secara umum, adalah benar untuk mengatakan bahwa
semakin rendah tingkat materialitas, semakin besar jumlah bukti yang diperlukan. Hal ini
sama dengan mengatakan bahwa diperlukan lebih banyak bukti untuk memperoleh keyakinan
yang memadai bahwa setiap salah saji yang terdapat dalam saldo persediaan tidak melebihi
$100.000 daripada memastikan bahwa salah saji tidak melebihi $200.000. Secara umum juga
benar untuk mengatakan bahwa semakin besar atau semakin signifikan suatu saldo akun,
maka semakin besar jumlah bukti yang diperlukan. Hal ini sama dengan mengatakan bahwa
semakin banyak bukti yang diperlukan untuk persediaan ketika bukti mewakili 30% dari total
aktiva, daripada jika bukti tersebut mewakili 10% dari total aktiva.

MATERIALITAS DAN EVALUASI BUKTI


Konsep materialitas laporan keuangan dan salah saji yang dapat ditoleransi juga
memainkan peran penting dalam evaluasi bukti yang ditemukan selama audit. Pada akhir
audit, auditor pertama-tama mengevaluasi kembali materialitas pada tingkat kondisi keuangan
dengan pengetahuan baru yang mungkin diperoleh pada akhir audit. Sebagai contoh, auditor
sering membuat keputusan perencanaan materialitas berdasarkan informasi sementara, dan
informasi akhir tahun mungkin berbeda dari apa yang diproyeksikan pada tanggal sementara.
Auditor kemudian akan mempertimbangkan salah saji yang dapat mempengaruhi pengguna
laporan keuangan pada tingkat saldo akun.
Kemudian auditor perlu mempertimbangkan bukti yang diperoleh selama audit.
Seringkali bukti diperoleh melalui sampel, dan ketika pengambilan sampel digunakan, hasil
sampel perlu diproyeksikan pada seluruh populasi. Auditor akan mempertimbangkan
penyebab masalah besarnya salah saji dibandingkan dengan piutang dagang, serta dampak
dari pernyataan yang salah pada total pendapatan, laba bersih, dan arus kas dari operasi.
Audiens akan membandingkan jumlah yang diproyeksikan ini dengan salah saji yang dapat
ditoleransi dan menggunakan penilaian professional dalam mempertimbangkan bagaimana
besarnya potensi masalah akan mempengaruhi pengguna laporan keuangan. Auditor juga akan

6
mempertimbangkan bagaimana salah saji lain dan apakah jumlah salah saji agregat tersebut
material, bahkan jika salah saji individual mungkin tidak material. Ketika mengevaluasi
signifikansi salah saji yang diketahui dan diproyeksikan, auditor juga harus
mempertimbangkan masalah kualitatif.

2. PROSEDUR ANALITIS

AU 329.02 mendefinisikan prosedur analitis sebagai evaluasi terhadap informasi


keuangan yang dibuat berdasarkan studi tentang hubungan yang masuk akal antara data
keuangan dan non keuangan, prosedur tersebut berkisar dari perbandingan sederhana hingga
perbandingan penggunaan model matematika dan statistik yang kompleks yang melibatkan
banyak hubungan dan elemen data. Prosedur analitik digunakan dalam audit untuk tujuan
berikut :
1. Pada tahap perencanaan audit, untuk membantu auditor dalam merencanakan
penentuan waktu, dan sejauh mana prosedur audit lainnya
2. Dalam tahap pengujian, sebagai pengujian substantif, untuk memperoleh materi
pembuktian tentang asersi khusus yang terkait dengan saldo akun atau golongan
transaksi
3. Di akhir audit, dalam ulasan akhir atas kewajaran keseluruhan dari laporan keuangan
yang diaudit
Penggunaan pertama dan ketiga diperlukan pada semua audit laporan keuangan.
Penggunan kedua adalah opsional. Namun, penulis merekomendasikan untuk merancang
prosedur analitis untuk mendapatkan materi bukti tentang setiap saldo akun material atau
kelas transaksi. Prosedur analitis memberikan keseimbangan antara menggunakan
pengetahuan auditor tentang entitas dan lingkungannya serta menguji saldo dan transaksi
dengan tes substantif lain yang menguji jejak audit.
Penggunaan prosedur analitik dapat membantu auditor dalam perencanaan dengan
meningkatkan pemahaman auditor tentang bisnis klien, dan mengidentifikasi hubungan yang
tidak biasa dan fluktasi data yang tak terduga yang mungkin menunjukan area dengan risiko
salah saji yang lebih besar. Alternatif kedua sering digambarkan sebagai tujuan mengarahkan
perhatian prosedur analitis. Tahapan yang terlibat dalam melaksanakan prosedur analitik :

7
2.1 MENGIDENTIFIKASI PERHITUNGAN DAN PERBANDINGAN YANG AKAN
DILAKUKAN

Kecanggihan dan luasnya prosedur analitis yang digunakan dalam perencanaan


bervariasi berdasarkan ukuran dan jenis kompleksitas klien, ketersediaan data, dan
pertimbangan auditor. Jenis penghitungan dan perbandingan yang digunakan secara umum
termasuk hal-hal berikut :
 Perbandingan data absolut. Prosedur ini melibatkan perbandingan sederhana suatu jumlah
saat ini, seperti saldo akun, dengan suatu jumlah yang diharapkan atau diprediksi.
 Laporan keuangan ukuran umum. Juga dikenal sebagai analisis vertikal, teknik ini
melibatkan penghitungan persentase dari total yang berhubungan yang direpresentasikan
oleh komponen laporan keuangan (misalnya, kas sebagai persentase dari aktiva, atau
marjin kotor sebagai suatu persentase dari penjualan). Persentase ini kemudian
dibandingkan dengan jumlah yang diharapkan, seperti data industri.
 Analisis resiko. Sejumlah rasio yang seringkali digunakan oleh manajemen atau analisis
keuangan dapat dihitung dan dibandingkan dengan nilai yang diharapkan untuk rasio
tersebut. Jumlah dari hasil perhitungan dapat dianalisis secara individual atau dalam
kelompok yang berhubungan, seperti rasio solvabilitas, efisiensi dan profitabilitas.
(lampiran 8A menjelaskan tujuan, penghitungan dan interpretasi dari sepuluh rasio
keuangan yang paling umum digunakan dalam prosedur analitis.
 Analisis tren. Analisis tren melibatkan perbandingan beberapa data (absolute, ukuran
umum, atau rasio) lebih dari dua periode akuntansi untuk mengidentifikasi perubahan
penting yang mungkin tidak nyata dari perbandingan yang terbatas pada periode saat ini
dan periode masa lalu.
 Hubungan informasi keuangan dengan informasi non keuangan yang relevan. Data non-
keuangan seperti jumlah karyawan, luas ruang penjualan, dan volume barang yang
diproduksi mungkin berguna dalam memperhitungkan saldo akun yang berhubungan
seperti beban gaji, penjualan, dan harga pokok produksi. Informasi non-keuangan menjadi
penting karena dapat mengukur aktivitas ekonomi yang mendorong pengeluaran keuangan.
Informasi jenis ini juga harus dibuat khusus untuk industry, dan terkadang untuk tiap klien
yang memiliki segmen pasar yang unik dalam sebuah industri.
Secara umum, prosedur analitis yang dilaksanakan dalam tahap perencanaan
menggunakan data organisasi yang diagregasi, basis data organisasi yang luas selama setahun
atau data tahunan yang diproyeksi. Akan tetapi, untuk organisasi dengan operasi yang

8
terdiversifikasi, beberapa agregasi berdasarkan lini produk atau divisi mungkin diperlukan
agar prosedur efektif. Dalam kasus lain, apabila usaha entitas bersifat musiman, lebih
memungkinkan untuk melaksanakan analisis berdasarkan data bulanan atau kuartalan
daripada berdasarkan data tahunan.

EFEKTIVITAS PROSEDUR ANALITIS

Ketika mengembangkan ekspektasi jumlah dan hubungan laporan keuangan, auditor harus
mempertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas prosedur analitik. Beberapa
prosedur analitik berhubungan langsung dengan pernyataan. Misalnya perbandingan gaji
agregat yang dibayarkan dengan jumlah personel dapat menunjukan pembayaran tidak sah
yang mungkin tidak terlihat dengan menguji transaksi individual. Atau, jika seorang auditor
membandingkan margin kotor untuk tahun ini dengan marjin kotor tahun sebelumnya, maka
akan lebih sulit untuk menghubungkan perbandingan dengan pernyataan spesifik yang
mungkin salah saji.
Auditor juga harus mempertimbangkan hal yang masuk akal dan hubungannya dengan
kasus yang sedang di periksa. Misalnya membandingkan rasio tahun ini dengan tahun-tahun
sebelumnya menggunakan akun yang berbeda dengan cara yang berbeda dan melibatkan data
neraca yang hanya mewakili satu titik tertentu. Oleh karena itu, lebih baik melakukan
pemeriksaan laporan laba rugi dan transaksi pengumpulan data arus kas selama periode
tertentu lebih stabil dan dapat diprediksi. Prosedur analitik sering lebih efektif untuk
menemukan salah saji yang tidak disengaja daripada salah saji yang disengaja (Fraud), karena
melalui pelaporan keuangan yang curang, keterkaitan antar rekening sering kali dipaksakan
agar terlihat masuk akal. Berikut disajikan faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas
prosedur analitis.
Kurang efektif Faktor-faktor kunci Lebih efektif
Prosedur analitis terkait atau Sifat tegas Prosedur analitis secara
tidak secara spesifik dengan khusus berhubungan dengan
asersi. asersi
Data yang tidak terkait dapat Masuk akal dan Data yang saling terkait
menyebabkan kesimpulan prediktabilitas hubungan. menyebabkan kesimpulan
yang salah. yang lebih andal
Hubungan yang dinamis atau Hubungan yang stabil lebih
tidak stabil kurang dapat mudah untuk diprediksi.
diprediksi.
Data yang digunakan berasal Ketersedian data yang Data yang digunakan berasal
dari dalam entitas. terpercaya dari sumber yang independen
dari luar entitas.

9
Data tidak dkembangkan Data dikembangkan dibawah
dibawah sistem pengendalian sistem pengendalian internal
internal yang andal. yang andal.
Data belum pernah dijadikan Data telah dijadikan subjek
subjek dari pemeriksaan audit audit pada tahun-tahun
tahun ini atau sebelumnya. sebelumnya.
ekspektasi dikembangkan Ekspektasi dikembangkan
menggunakan data dari satu menggunakan data banyak
sumber sumber.
Model yang tidak tepat Model yang tepat mengarah
menyebabkan lebar rentang Ketepatan dari harapan ke entang harapan yang
harapan sempit.
Model yang tidak tepat Model yang tepat
memiliki banyak faktor yang mengidentifikasi faktor-
mempengaruhi data yang faktor yang mempengaruhi
diaudit, dan sulit untuk data yang diaudit.
membedakan faktor-faktor
yang mempengaruhi hasilnya

Sejumlah sumber yang berbeda mempengaruhi keandalan data yang digunakan untuk
mengembangkan ekspektasi dari prosedur analitis. Misalnya, data entitas tahun sebelumnya
yang diaudit dianggap lebih andal dibandingkan data yang tidak diaudit. Informasi internal
yang menjadi subjek dari prosedur pengendalian internal yang efektif, lebih dapat diandalkan
daripada informasi yang tidak dikendalikan secara efektif.
Akhirnya, auditor harus mempertimbangkan ketepatan model yang digunakan untuk
mengembangkan jumlah yang diharapkan. Penggunaan prosedur analitik statistic oleh auditor
seringkali memungkinkan untuk mengembangkan ekspektasi yang sangat tepat dari jumlah
yang dilaporkan. Prosedur analitis yang berfokus pada lini produk individu seringkali lebih
tepat daripada prosedur analitis yang menggabungkan berbagai lini bisnis.

2.2 MENGEMBANGKAN RENTANG HARAPAN

Dasar pemikiran yang mendasari penggunaan prosedur analitis dalam audit adalah
hubungan antar data diharapkan dapat terus berlanjut tanpa adanya kondisi yang diketahui
yang bertentangan. Sebagai contoh, auditor mungkin mengetahui hubungan yang konsisten
antara data keuangan klien dan statistic industry. Selain itu, penting bagi auditor untuk
mengembangkan secara independen ekspektasi sebelum melaksanakan penghitungan pada
data klien sehingga perbandingan akhir tidak bias. Dasar pemikiran ini digunakan untuk

10
mengembangkan ekspektasi dari berbagai sumber. Sumber-sumber ini mencakup data historis
yang berorientasi masa depan (klien) dan data eksternal (industri).
 Informasi keuangan klien untuk periode masa lalu yang dapat dibandingkan (comparable
prior period) memberikan pertimbangan bagi perubahan yang tidak diketahui. Menurut
pendekatan ini, dengan tidak adanya kondisi yang diketahui ,secara sederhana diasumsikan
bahwa suatu saldo akun periode berjalan, persentase ukuran umum, rasio, atau hubungan
antara data keuangan dan data non keuangan harus mempertimbangkan periode masa lalu.
 Hasil yang diantisipasi berdasarkan anggaran formal (formal budgets) dan perkiraan
(forecast). Pendekatan ini termasuk penggunaan anggaran yang disiapkan klien, dan
perkiraan untuk periode berjalan, telah disiapkan dan diperkirakan. Hal yang terakhir dapat
termasuk ekstrapolasi dari data interim masa lalu atau data tahunan, atau hasil dari jasa
bernilai tambah lain yang dilaksanakan untuk klien.
 Hubungan antara elemen-elemen informasi keuangan dalam suatu period. Hal ini termasuk
mempertimbangkan bagaimana perubahan dalam satu akun diharapkan akan
mempengaruhi akun lainnya. Sebagai contoh, kenaikan penjualan kredit dapat mengarah
pada suatu kenaikan piutang usaha dan beban piutang tak tertagih.
 Data industri (industry data). Persentase ukuran umum, rasio, data tren perusahaan dalam
suatu industry tersedia untuk tujuan perbandingan. Dalam beberapa kasus, hanya rata-rata
industri yang luas yang diterbitkan untuk elemen data tertentu. Pada kasus lain, tiga nilai
diterbitkan untuk suatu elemen data, yang mewakili nilai kuartil atas, median, dan nilai
kuartil bawah dari perusahaan yang dilaporkan. Auditor juga melihat data keuangan
tertentu yang diperoleh dari saingan pada industri sejenis.
Setelah auditor menentukan hubungan yang akan digunakan dalam pengembangan yang
akan digunakan dalam ekspektasi jumlah atau rasio laporan keuangan, auditor juga harus
mempertimbangkan salah saji yang dapat diterima untuk akun-akun dan memperkirakan
jumlah perbedaan dari ekspektasi auditor yang akan mengakibatkan salah saji material dalam
laporan keuangan. Auditor yang menggunakan prosedur analitis statistic memliki alat bawaan
yang memungkinkan mereka untuk mengembangkan (1) ekspektasi yang sangat tepat dari
dari jumlah yang dilaporkan,dan (2) rentang ekspekstasi statistik. Jika jumlah yang dilaporkan
berada dalam kisaran itu, maka angka-angkanya tampak masuk akal di permukaan. Jika
jumlah yang dilaporkan berada diluar kisaran ekspektasi statistik, maka auditor perlu
menentukan arah perbedaan antara ekspektasi dan jumlah yang dilaporkan. Jika jumlah yang
dilaporkan tampaknya dilebih-lebihkan, kemungkinan besar berkaitan dengan existence atau

11
occurance atau masalah penilaian dan alokasi. Jika jumlah yang dilaporkan tampaknya
dikecilkan, maka auditor kemungkinan memiliki masalah dengan penilaian kelengkapan.

2.3 MELAKUKAN PERHITUNGAN (menggunakan data entitas)

Langkah ini termasuk mengakumulasi data yang akan digunakan dalam menghitung
jumlah absolut dan persentase perbedaan antara jumlah saat ini dan tahun lalu, menghitung
data ukuran umum serta data rasio, dan lain sebagainya. Karena perencanaan dilakukan
beberapa bulan sebelum salo akun akhir tahun berjalan tersedia, maka langkah ini melibatkan
penggunaan data satu tahun hingga tanggal terakhir dan atau proyeksi data akhir tahun.
Langkah ini juga termasuk pengumpulan data industri untuk tujuan perbandingan. Perangkat
lunak komputer telah secara umum digunakan untuk membuat penghitungan dan
perbandingan, serta dapat juga digunakan untuk memperoleh informasi dari database industri
dan organisasi.
Ketika analisis tren dilakukan, merupakan praktik yang umum untuk menggunakan
skedul yang berkelanjutan. Sebagai bagian dari file kertas kerja permanen, skedul-skedul ini
dirancang untuk memungkinkan penambahan kolom setiap tahun untuk data periode berjalan
yang dapat menghindari penyalinan ulang data tahun lalu untuk tujuan perbandingan.

2.4 MENGANALISIS DATA DAN MENGIDENTIFIKASI PERBEDAAN YANG


SIGNIFIKAN

Analisis atas penghitungan dan perbandingan harus membuat auditor lebih memahami
bisnis entitasnya. Sebagai contoh, analisis mengenai data rasio yang tepat menyediakan
penilaian berkelanjutan atas solvabilitas, efisinsi dan profitabilitas relative terhadap tahun lalu
dan terhadap perusahaan lain dalam bisnis yang sama. Demikian pula, perbandingan entitas
data tahun berjalan dan tahun lalu akan membantu auditor untuk memahami dampak kejadian
atau keputusan penting terhadap laporan keuangan entitas.
Bagian penting dari analisis tersebut adalah mengidentifikasi fluktuasi dalam data yang
tidak diharapkan atau tidak adanya fluktuasi yang yang diharapkan yang dapat memberikan
pertanda adanya penignkatan resiko salah saji. Elemen penting dalam proses ini adalah
menspesifikasikan besarnya perbedaan atau fluktuasi yang harus mendorong keputusan untuk
melakukan penyelidikan.
Beberapa perusahaan menggunakan model statistik sebagai alat bantu keputusan dalam
menentukan kapan sebuah perbedaan dianggap cukup besar sehingga perlu dilakukan
penyelidikan. Namun demikian, kebanyakan perusahaan tetap menggunakan peraturan

12
sederhana untuk mengembangkan rentang harapan. Seperti menyelidiki perbedaan yang
melebihi dari (1) jumlah dolar yang ditentukan, (2) persentase perbedaan, dan (3) kombinansi
keduanya. Auditor harus menyadari bahwa bahkan persentase kecil perubahan antara jumlah
tahun sebelumnya dan tahun berjalan dari akun dengan saldo besar seperti penjualan dapat
menghasilkan perubahan persentase yang jauh lebih besar dalam laba bersih. Pada akhirnya,
proses menentukan kapan perbedaan itu signifikan melibatkan pelaksanaan penilaian tentang
konsep materialitas.

2.5 INVESTIGASI PERBEDAAN SIGNIFIKAN YANG TIDAK DIHARAPKAN

Perbedaan signifikan yang tidak diharapkan harus diselidiki. Hal ini biasanya
melibatkan pertimbangan ulang metode-metode dan faktor-faktor yang digunakan dalam
mengembangkan ekspekstasi dan mengajukan pertanyaan kepada manajemen. Terkadang,
informasi baru akan mendukung perbaikan ekspektasi, yang pada akhirnya akan
menghilangkan perbedaan signifikan. Sebelum tindakan tersebut dilakukna berdasarkan
jawaban manajemen terhadap pertanyaan yang diajukan, jawaban harus dikuatkan dengan
bahan bukti lainnya. Oleh karena itu, perbedaan signifikan harus dipertimbangkan ketika
menentukan dampak atas perencanaan audit dan ketika mengevaluasi bukti audit.

2.6 MENENTUKAN DAMPAK ATAS PERENCANAAN AUDIT

Perbedaan signifikan yang tidak dapat dijelaskan biasanya dianggap sebagai indikasi
suatu peningkatan resiko salah saji dalam akun-akun yang terlibat dalam perhitungan atau
perbandingan. Dalam kasus seperti ini, auditor biasanya akan melakukan pengujian akun yang
lebih rinci. Prosedur analitis sering member petunjuk kepada auditor tentang apakah suatu
akun cenderung lebih saji atau kurang saji. Dengan mengarahkan perhatian auditor pada
bidang-bidang resiko yang lebih besar, prosedur analitis dapat berkontribusi untuk melakukan
audit yang lebih efektif dan efisien.

RASIO-RASIO KEUANGAN UTAMA YANG DIGUNAKAN DALAM PROSEDUR


ANALITIS
Pemakai laporan keuangan dapat memperoleh tinjauan yang berharga mengenai kondisi
keuangan dan kinerja keuangan suatu perusahaan melalui analisis rasio-rasio keuangan utama.
Analisis yang sama dilakukan oleh auditor untuk memberikan mereka suatu pemahaman yang
lebih baik tentang bisnis klien. Lebih lanjut, apabila rasio-rasio yang dihitung berdasarkan
data tahun berjalan dibandingkan dengan ekspektasi yang dikembangkan dari data tahun-
13
tahun sebelumnya, jumlah anggaran atau norma industry, maka dapat diperoleh masukan
dalam bidang-bidang dengan resiko salah saji yang tinggi.
Gambar diabawah menjelaskan penghitungan rasio-rasio yang secara umum digunakan
unutk analisis rasio dan bagaimana ditafsirkan.
Rasio Penghitungan Tujuan dan Interpretasi
Profitabilitas
Perputaran aktiva Penjualan Mengukur hubungan antara penjualan dan
Total aktiva total aktiva. Semakin besar angka yang
diperoleh semakin mampu perusahaan
menghasilkan penjualan dengan dasar
aktivanya.

Marjin laba Laba bersih + Mengukur profitabilitas yang indepenen dari


(bunga*(1-tarif pajak)) biaya pendanaan, sebagai persentase
Penjualan penjualan. Semakin besar angka yang
diperoleh, semakin tinggi marjin laba bersih
perusahaan (independensi biaya pendanaan).

Pengembalian atas Perputaran aktiva x Pengembalian atas aktiva adalah suatu


aktiva Marjin laba pengukuran profitabilitas dalam
hubungannya dengan struktur aktiva
perusahaan. Rasio ini merupakan pengukuran
yang baik untuk membandingkan kinerja
antar perusahaan karena karena independen
dari keputusan pembiayaan. Semakin tinggi
angka yang diperoleh maka semkain tinggi
tingkat pengembalian terhadap aktiva yang
telah dihasilkan oleh perusahaan

Leverage laba biasa Laba bersih – Mengukur dampak keputusan pembiayaan


Dividen preferen atas laba. Rasio ini membandingkan laba
Laba bersih + bersih terhadap pemegang saham biasa,
(bunga * (1 – Tarif pajak)) setelah semua biaya pembiayaan (termasuk
biaya ekuitas pilihan) sebagai persentase dari
laba sebelum pembiayaan. Angka ini lebih
kecil atau sama dengan satu, dan semakin
tinggi angka yang diperoleh semakin kecil
laba sebelum pembiayaan yang digunakan
oleh biaya pembiayaan

Leverage struktur Total Aktiva Mengukur dampak dari pembiayaan terhadap


modal. Ekuitas Saham Biasa neraca. Ekuitas biasa didefinisikan sebagai
total ekuitas dikurangi resiko pilihan.
Semakin besar rasio yang diperoleh semakin
banyak total aktiva yang dibiayai oleh utang.

Pengembalian atas Pengembalian atas Aktiva x Mengukur tingkat pengembalian setelah


Ekuitas Saham Biasa. Leverage Laba Biasa x semua biaya pembiayaan dibandingkan
Leverage Struktur Modal dengan ekuitas pemegang saham umum.
Semakin besar rasio, semakin banyak
14
pengembalian yang telah dihasilkan
perusahaan dari pemegang saham, setelah
semua biaya pembiayaan dipertimbangkan.
Siklus Operasi
Perputaran Utang Usaha Piutang Usaha, Bersih x 365 Memperkirakan jumlah hari yang diperlukan
(hari) Penjualan untuk menagih piutang usaha. Angka yang
kecil menunjukan waktu pengumpulan yang
lebih cepat

Perputaran Persediaan Persediaan Memperkirakan jumlah hari dimana


(hari) Harga Pokok Penjualan perusahaan menyimpan persediaan, mulai
dari saat dibeli hingga dijual. Angka yang
kecil menunjukan periode persediaan yang
pendek.

Siklus Operasi Kotor Perputaran Piutang + Memperkirakan jumlah hari mulai dari
Perputaran Persediaan perusahaan membeli persediaan, menjualnya
dan menagih piutangnya. Angka yang kecil
menunjukan perputaran yang lebih cepat dari
aktiva operasi suatu perusahaan.

Perputaran Utang Usaha Pembelian Memperkirakan jumlah hari yang diperlukan


Harga Pokok Penjualan oleh suatu perusahaan untuk membayar
hutangnya. Angka yang besar menunjukan
periode pembayaran kreditor yang lebih
lambat.

Siklus Operasi Bersih Siklus Operasi Kotor – Siklus operasi bersih mengakui bahwa suatu
Perputaran Utang Usaha perusahaan mungkin menggunakan
pembiayaan kreditor untuk mendanai
pembelian persedian. Hal ini merupakan satu
estimasi dari waktu dimana perusahaan
kehabisan kas sementara menunggu untuk
menjual persediaan dan mengumpulkan
penjualan. Angka yang kecil menunjukan
perputaran yang cepat dari aktiva operasi.
Likuiditas dan
Solvabilitas
Kemampuan Arus Kas Arus Kas dari Operasi Memperikirakan kemampuan perusahaan
dari Operasi untuk Bagian Lancar Utang + untuk menutupi utang saat ini yang jatuh
menutupi Utang lancar Dividen tempo dan dividen arus kas operasi. Angka
dan Dividen yang besar menunjukan peningkatan
kemampuan untuk menutupi biiaya
pembiayaan saat ini dan dividen dengan arus
kas operasi.

Arus Kas Bebas Arus Kas dari Operasi – Mengukur arus kas yang tersedia setelah
Pengeluaran Modal menutupi arus kas keluar dari operasi dan
pengeluaran modal. Angka yang tinggi
menunjukan bahwa suatu perusahaan
memiliki kapasitas untuk membiayai operasi
dan pengeluaran modal dengan arus kas
operasi.

Rasio Lancar Mengukur tingkat dimana kewajiban lancer


15
Aktiva Lancar ditutupi oleh aktiva lancar. Semakin besar
Kewajiban lancar rasio semakin tinggi likuiditas.

Rasio Cepat Memperkirakan perlindungan yang


Aktiva Moneter Lancar disediakan terhadap kreditor jangka pendek
Kewajiban Moneter Lancar dengan kas atas aktiva yang mendekati kas.
Semakin besar rasio semakin tinggi
likuiditas.

Utang terhadap Ekuitas Mengukur sejauh mana suatu perusahaan


Total Kewajiban menggunakan kapasitas pembiayaan
Ekuitas Pemegang Saham hutangnya. Secara umum, rasio ini
seharusnya tidak melebihi 100% karena
dalam beberapa kasus kreditor akan memiliki
hal yang lebih banyak dipertaruhkan daripada
pemilik..

16

Anda mungkin juga menyukai