Anda di halaman 1dari 19

RANGKUMAN MATERI AUDITING BAB 3

ETIKA PROFESIOANAL

DOSEN PEMBIMBING:

Prof.,Dr.R.A, Supriyono, S.U., Ak., CA

Disusun Oleh Kelompok 4 :

Tasdikul Hairul (MAT81774)


I Komang Gede Darma Putra Sadia (MAT81798)
Erika Fatimah Nugroho (MAT82776)

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS

MATRIKULASI MAGISTER AKUNTANSI

UNIVERSITAS GADJAH MADA

TAHUN AJARAN 2019/2020

1
1. ETIKA PROFESIONAL

Etika dan Moralitas

Etika (ethics) berasal dari bahasa yunani ethos, yang berarti ‘karakter” kata lain dari
etika adalah moralitas (morality) yang berasal dari bahasa latin mores, yang berarti “
kebiasaan”. Moralitas berpusat pada “benar” dan “salah” dalam perilaku manusia. Oleh
karena itu, etik berkaitan dengan pertanyaan tentang bagaimana orang akan berperilaku
terhadap sesamanya.

Etika Umum

Manusia senantiasa dihadapkan pada kebutuhan untuk membuat keputusan yang


memiliki konsekuensi bagi diri mereka sendiri maupun orang lain. Seringkali dilema etika
( ethical dilemma) yang berasal dari pilihan yang membawa kebaikan pada satu pihak,
ternyata tidak membawa kebaikan pada bagi pihak lain. Dalam situasi seperti itu, orang harus
mengajukan dua pertanyaanpenting, yaitu: “kebaikan apa yang sayacari?” Dan “apa
kewajiban saya dalam kondisiseperti ini?”.

Etika umum (general ethics) berusaha menanggani pertanyaan-pertanyaan semacam itu


dengan mencoba mendefinisikan apa yang dimaksud dengan baik bagi seseorang atau
masyarakat, dan mencoba menetapkan sifat dari kewajiban atau tugas yang harus dilakukan
oleh seseorang bagi bagi dirinya sendiri dan sesamanya, namn, ketidakmampuan untuk
menyepakati apa yang disebut “baik” dan “kewajiban” telah membuat filsuf terpecah menjadi
dua kelompok aliran yaitu aliran etika absolut ( ethical absolutists) dan aliran etika relativs 9
ethical relativists). Beberapa orang berpendapat bahwa kedoa kelompok tersebut sama
benarnya bahwa setiap orang akan membuat sejumlah keputusan hidup yang harus dituntun
oleh standar universal yang tidak berubah, serta banyak pilihan lain yang bersumber pada
kebiasaan masyarakat yang berubah.

Karena tidak ada standar universal ataupun kode etik relatif yang dapat secara gamnag
menetukan bagaimana pilihan perilaku yang paling tepat, maka beberapaahli etika telah
mengembangkan suatu kerangka kerja etika umum untuk pengambilan keputusan, yang
disebut kerangka kerja enam langkah sebagai berikut:

 Mendapatkan fakta yang relevan untuk pengambilan keputusan


 Mengidentifikasi masalah-masalah etika dari fakta-fakta relevan tersebut

2
 Menetukan siapa saja yang dapat dipengaruhi oleh keputusan-keputusan tersebut dan
bagaimana masing-masing dipengaruhi.
 Mengidentifikasi alternatif pengambilan keputusan
 Mengidentifikasi konsekuensi setiap alternatif
 Membuat pilihan yang beretika

Etika Profesional

Etika profesional (profesiossional ethics) harus lebih darisekedar prinsip-prinsip moral.


Etika ini meliputi standar keprilakuan bagi seseorang profesional yang dirancang untuk
tujuan praktis dan idealistik. Sedangkan kode etik profesional dapat dirancang sebagian untuk
mendorong perilaku yang ideal, sehingga harus bersifatrealistis dan dapat ditegakan, agar
dapat memiliki arti, maka keduanya harus pada posisi diatas hukum , namun sedikit dibawah
posisi ideal.

Etika profesional diberlakukan lebih ketat dibandingkan dengan kewajiban hukum bagi
para anggota profesi yang secara sukarela menerima standar perilaku profesional. Sebuak
kode etik secara signifikan akan mempengaruhi reputasi profesi serta kepercayaan yang
diyakinkan.

Proyek visi CPA yang berorientasi pada masa depan menyataan bahwa pengakuan
atasprofesi harus berrtumpu pada nilai-nilai layanan yang diberikan. Proyek visi CPA telah
mengidentifikasikan lima nilai inti berikut yang berkaitan dengan reputasi CPA, yaitu :

 Pendidikan berkelanjutan dan pembelajaran seumur hidup


 Kompetensi
 Integritas
 Selaras dengan isu-isu bisnis yang laus

Secara keseluruhan nilai-nilai diatas merupak hal terpenting guna mendapatkan


kepercayaan dan keyakinan dari mereka yang mengandalkan jasa-jasa CPA.

2 KODE PERILAKU PROFESIONAL AICPA

Sekarang kita mengalaihkan perhatian pada kode perilaku profesional AICPA, yang
mengatur aanggota AICPA dan dikelola oleh tim etika profesional AICPA. Perlu diketahui

3
bahwa setiap negara bagian memiliki kode etik sendiri yang serupa dengan kode etik perilaku
profesional AICPA.

Etika Profesional AICPA

Pengaturan sendiri dan etika profesional demikian penting bagi profe akuntan, sehingga
peraturan AICPA menetapkan perlunya bentuk devisi atau tim etika profesional. Misi dari
tim ini adalah untuk (a) mengembangkan dan menjaga standar etika dan secara efektif
menegakkan standar-standar tersebut sehingga dapat dipastikan bahwa kepenting masyarakat
terlindungi (b) meningkatkan kesadaran masyarakat akan nilai-nilai CPA (c) menyediakan
pedoman yang mutahir dan berkualitas sehingga para anggota mampu menjadi penyedia nilai
utama dalam bidangnya. Tim ini terdiri dari bebrapa staff penuh waktu, anggota sukarela
aktif, dan investigator sementara yang juga bersifat sukarela sesuai kebutuhan. Tim tersebut
melaksanakan tiga fungsi utama untuk menyelesaikan misinya sebagai berikut:

 Menetapkan standar: komite eksekutif etika profesional melakukan interprestasi atas


dasar kode perilaku profesional aicpa serta menugaskan perubahan pada kode
perilaku.
 Menegakkan etika: tik etika profesional melakukan investigasi atas potensi masalah-
masalah disiplin yang melibatkan anggota aicpa serta masyarakat CPA negara bagian
dan program penegakan etika bersama.
 Jasa permintaan bantuan teknis (ethics hotline): tim etika bisnis profesional
melakukan pendidikan bagi anggota serta mempromosikan pemahaman atas standar
etika yang ada dalam kode perilaku profesional AICPA, dengan cara menanggapi
permintaan bantuan anggota dalam rangka penerapan kode perilaku profesonal
AICPA pada bidang praktik yang spesifik.

Komposisi Kode Etik AICPA

Kode prilaku profesional (code of prefessional conduct) AICPA yang telah direvisi dan
diterima oleh sidang keanggotan tahun 1988 terdiri dari dua devisi sebagai berikut:

 Prinsip-prinsip (principles) yang menyatakan ajaran dasar perilaku etika dan


memberikan kerangka kerja bagi peraturan-peraturan
 Peraturan perilaku ( rules of conduct) yang menetapkan standar minimum perilaku
yang dapat diterima dalam pelaksanaan layanan profesional.

4
Sebagai tambahan kedua seksi dari kode tersebut, maka komite eksekutif devisi etika
profesional mengeluarkan pengumuman-pengumuman sebagai berikut:

 Interprestasi peraturan perilaku (interprestation of the rule of conduct) yang


menyediakan pedoman tengtang linkup dan penerapan peraturan-peraturan spesifik.
 Ketetapan etika (ethics rulings) yang menunjukkan penerapan peraturan perilaku dan
interprestasi pada kondisi nyata tertentu.

Definisi Kode Etik

Kode etik ditulis dalam bahasa teknis. Oleh karena itu penting sekali untuk mengetahui
defenisi kode etik (code definitions) berikut ini guna memahami penerapan prinsip-prinsip
kode dan peraturan:

 Klien (clien): setiap orang atau entitas, selain pegawaianggota CPA yang menugaskan
anggota atau kantor anggota CPA untuk melaksanakan jasa profesional bagi
perorangan atau entitas yang akan menerima jasa profesional tersebut.
 Dewan (council): dewan yang berada dalam lembaga AICPA
 Perusahaan (enterprise); sinomin dengan istilah “klien”
 Kantor akuntan publik ( firm): bentuk organisasi yang diizinkan oleh undang-undang
negara bagian atau peraturan yang memiliki karakteristik sesuai dengan keputusan
dewan, untuk melaksanakan praktikakuntan publik, termasuk untuk perorangannya
sebagai pemilik
 Status keanggotaan (holding out): setiap tindakan yang dilakukan oleh seorang
anggota yang menginformasikan status sebagai CPA atau spesialis AICPA yang
terakreditasi.
 Praktik akuntan publik (pratice of publik accounting): pemebrian jasa profesional
berupa jasa akuntansi, perpajakan, perencanaan keuanagan pribadi, jas dukungan
litigasi, serta jasa profesional lainnya oleh seorang anggota atau kantor akuntan publik
yang terdaptar sebagai pemegang CPA atau spesialis AICPA yang terakreditasi,
sesuai dengan standar yang diumumkan oleh badan-badan yang ditunjuk oleh dewan.
 Jasa profesional (profesional services): semua jasa yang dilaksanakan oleh seorang
CPA yang masih berstatus sebagai pemegang CPA .

5
Prinsip-Prinsip

Enam prinsip yang terdapat dalam kode etik, dapat diidentifikasikan sebagai berikut:

 Tnggung jawan
 Kepentingan publik
 Integritas
 Objektivitas dan indepensi
 Lingkup dan sifat jasa

Pernyataan dari setiap prinsip berikut penjelasan singkat akan dijelaskan sebagai berikut:

 Tanggung jawab
Dalam melaksanakan tanggung jawab sebagai profesional, paran anggota harus
mewujudkan kepekaan profesional dan pertimbangan maoral dalam semua aktivitas
mereka.
 Kepetingan publik
Para CPA harus menerima kewajiban untuk melakukan tindakan yang mendahulukan
kepentingan publik, menghargai kepercayaan publik, dan menunjukkan komitmen
pada profesionalisme.
 Integritas
Untuk mempertahankan dan memprluas kepercayaan masyarakat, para CPA harus
melaksanakan semua tanggung jawab profesional dengan integritas tertinggi.
 Objektivitas dan independensi
Seorang CPA harus mempertahankan objektivitas dan bebas dari prtentangan
kepentingan dalam melakukan tanggung jawab profesional. Seorang CPA yang
berpraktik sebagai akuntan publik harus bersikap independen dalam pernyataan dan
menampilkan pada waktu melaksanakan audit atas jasa atestesi lainnya.
 Kecermatan dan kesaksamaan
Seoarang CPA harus mengamati standar teknis dan etika profesi, terus meningkatkan
kompetensi serta mutu jasa, dan melaksanakan tanggung jawab profesional dengan
kemampuan terbaik.
 Lingkup dan jasa
Seorang CPA yang berpraktik sebagai akuntan publik, harus mematuhi prisip-prinsip
kode perilaku profesional dalam menentuka lingkup dan sifat jasa yang diberikan.

6
3 PERATURAN PERILAKU

Seksi kedua dari kode etik perilaku profesional AICPA terdiri dari sebelas peraturan
yang mengandung sanksi. Dalam memformulasikan peraturan-peraturan ini, AICPA telah
berusaha untuk dapat memberikan layanan yang terbaik bagi para anggotanya, profesi, dan
masyarakat. Dari waktu ke waktu, peraturan tersebut dimodifikasi untuk dapat
mengakomodasikan perubahan norma dari perilaku etik serta pengaruh-pengaruh lainnya
seperti perubahan-perubahan pada ketentuan pemerintah.

Peraturan organisasi AICPA mengharuskan para CPA mematuhi peraturan perilaku..


peraturan tersebut dapat diterapkan kepada semua CPA dan kepada semua jasa profesioanal
yang dilaksanakan, kecuali apabila (1) susunan kata dalam peraturan menunjukan lain
(minsalnya, beberapa peraturan menunjukan hanya berlaku untuk CPA yang melakukan
praktik publik saja) (2) CPA yang berpraktik diluar amerika serta menyesuaikan diri dengan
peraturan profesi akuntan di negara tuan rumah.

Seorang CPA dalam praktik publik mungkin garus bertanggung jawab untuk memenuhi
semua peraturan bagi setiap orang yang berada dalam supervisi anggota atau anggota partner
untuk pemegang saham dalam praktik. Selain itu, seorang CPA tidak dapat mengijinkan
orang lain untuk bertindak atas namanya, apabila hal ini dilakakukan , berarti melanggar
peraturan.

Peraturan 101- Independensi

Seorang CPA yang berpraktik publik harus bersikap independensi dalam melaksanakan
jasa profesional sebagaimana disyarakat oleh standar resmi yang diumumkan oleh badan-
badan yang ditunjukan oleh dewan.

Peraturan yang digabungkan dalam kode etik, dengan menunjukan persyaratan


independensi dalam standar teknis yang diterbitkan oleh AICPA. Badan-badan yang telah
menerbitkan standar-standar yang mewajibkan CPA bersikap independensi adalah auditing
standar board (ASB) dan accounting dan review services commitee.

Karena pentingnya masalah independensi ini diberbgai jasa atestasi, maka hingga saat
ini AICPA telah menerbitkan 14 interprestasi yang berkaitan dengan peraturan 101.

Berikut ini 14 interprestasi yangbberkaitan dengan peraturan 101 yang diterbitkan oleh
AICPA sebagai berikut:

7
101-1 : interprestasi peraturan

101-2 : independensi praktisi dan kantor akuntan publik pendahulu

103-3 : jasa akuntansi

104-4 : direktur dan perwakilan kehormatan dari organisasi nirlaba

105-5 : pinjaman dari lembaga keuangan klien serta lembaga terminologi terkait

106-6 : pengaruh dari litigasi yang nyata atau potensial pada indepedensi

107-7 : (dihapuskan)

108-8 : pengaruh terhadap indepedensi kepentingan keuangan pada pihak non klien yang
memiliki hubungan sebagai investor atau investee dengan pihak anggota klien.

109-9:arti terminologi independensi tertentu serta dampak dari hubungan kekerabatan bagi
independensi

101-10:penegaruh hubungan dengan entitas termasuk laporan keuanagan pemerintah terhadap


independensi

101-1: independensi dan pelaksanaan jasa profesional dibawah pernyataan standar perilaku
atestasi dan pernyataan standar auditing no 75, perilaku untuk menerapkan prosedur yang
telah disepakati pada elemen, akun, atau butir tertentu dalam laporan keuangan.

101-12: indepedensi dan kerja sama dengan klien

101-13: perluasan jasa audit

104-14: pengaruh struktur praktik alternatif terhadap penerapan peraturan tentang


independensi

Interprestasi Indepedensi

Terdapat bebrapa tema dalam interprestasi independensi yang meliputi pengaruh dari
(1) kepentingan perusahaan (2) hubungan bisnis (3) arti ungkapan CPA atau kantor akuntan
publik (4) jasa lainnya yang meliputi jasa akuntansi , jasa audi yang diperluas, dan jasa
konsultasi manajemen (5) ligitasi (6) imbalan yang belum dibayar oleh klien.

8
Kepentingan keuangan: larangan terhadap kepentingan keuangan bersifat sangat
ekspinsit.

Pertama, CPA atau kantor akauntan publik (KAP) tidak boleh mempunyai kepentingan
keuangan langsung dengan klien. Oleh karena itu, seorang CPA tidak boleh memiliki atau
mempunyai opsi untuk membeli satu lembar saham pun dari klien.

Kedua, seorang CPA tidak diperkenankan memiliki hubungankerjasam atau memegang


investasi bisnis dengan perusahaan klien, direktur, atau pemegang saham utama dalam
perusahaan tersebut yang bersifat material bagi CPA atau pun aktiva bersih perusahaan.

Ketiga, seorang CPA tidak diperbolehkan memiliki pinjaman kepada atau dari perusahaan
klien, komisiaris, direktur, atau pemegang saham utama dalam perusahaan tersebut, kecuali
diperbolehkan sesuai dengan interprestasi 101-5.

Apabila seorang CPA mempunyai kepentingan keuangan pada klienprosfektif sebelum


memulai pekerjaan penugasan, biasanya CPA akan menjual saham klien yang dimilikinya
sebelum memulai penugasan, guna menjaga jangan samapi independensi menjadi lemah.

Hubungan Bisnis

Seorang CPA tidak diperboleh memberikan layanan dalam kapasitas sebagai anggota
manajemen atau sebagai pegawai klien, karena dapat memperlemah independensi, penerapan
interprestasi ini akan menjadi semakin kompleks apabila CPA memiliki anggota keluarga
yang justru menjadi anggota manajemen atau menjadi pegawai klien.

Sebagai contoh, apabila auditor juga menjadi direktur , anggota manajemen, tau
pegawai klien pada periode yang menjadi lingkup audit, maka independensinya menjadi
lemah. Kelemahan tersebut tidak akan terselesaikan dengan memutuskan hubungan begitu
saja sebelum audit dimulai. Alasanya dalah meskipun hubungan telah diputuskan, namun
CPA tersebut masih harus dilakukan audit dan melaporkan hasil-hasil keputusannya atau
partisipasinya selama ia dalam kapasitas sebagai bagian dari klien.

Arti Ungkapan “CPA atau Kantor Akuntan Publik”

Interprestasi 101-9 menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan CPA atau kantor
akuntan publik (member or member’s firm) meliputi semua dari kantor berikut ini:

9
 Semua orang (dari setiap angkatan) yang berpartisipasi dalam perikatan, kecuali mereka
yang hanya melaksanakan fungsi klerk rutin, seperti juru ketik atau operator foto kopi
 Semmua orang yang memiliki posisi manajerial dan berlokasi dalam kantor yang
berpatisipasi signifikan dalam perikatan (minsalnya direktur sumber daya manusia)
 Semua pemilik, partner, atau pemegang saham dari kantor akuntan publik
 Semua entitas (minsalnya kemitraan, korporasi, perwakilan, atau kerjasama) yang
kewajiban usaha, keuangan, atau akuntansinya dapat dikendalikan oleh seorang atau
lebih dari orang-orang yang telah disebut diatas atau dua orang atau lebih yang dipilih
dan ditujuk untuk bertindak kerjasama.

Interprestasi 101-9 menunjukan bahwa adanya anggota keluarga seorang CPA yang bekerja
pada perusahaan klien selama periode waktu yang berkaitan dengan hubungan bisnis hanya
akan melemahkan independensi dalam keadaan berikut:

 Posisi peka audit (audit sesitive position ) posisi yang dimaksud adalah posisi untuk
pasangan, keluarga, atau keluarga dekat yang menadiri yang memiliki posisi dalam
kegiatan klien yang berkaitan dengan atau elemen dari pengendalian intern yang
signifikan, seperti posisi kasir, aauditor internal, kepala akuntan, atau kepala gudang
persediaan. Larangan ini hanya berkaitan dengan keluarga CPA yang berpartisipasi
dalam perikatan
 Pengaruh signifikan (significant influence) hal ini mencangkup pasangan, keluraga,
atau keluarga dekat mandiri yang memiliki posisi yang memungkinkan untuk
memberikan pengaruh signifikan atas kebijakan operasional, keuangan, atau akuntansi
klien, seperti posisi direktur, chief executive, atau pejabat keuangan atau akuntansi.

Jasa Lain Bagi Klien

Sering kali CPA menyediakan jasa lain sebagai tambahan atas jasa atestasi kepada
klien. Sebagai contoh, seorang CPA dapat melaksanakan kegiatan pembukuan dan jasa
akuntansi bagi klien atestasinya. CPA yang melakukan praktik sedemikian harus memenuhi
persyaratan berikut agar dapat mempertahankan penampilannya bahwa ia bukan menjadi
klien, sehingga dapat menjadi kurang independen menurut pabndangan seorang pengamat
yang layak.

 CPA tidak diperkennakan memiliki hubungan lain, seprti kepentingan keuangan yang
dapat memperlemah objektivitasnya.

10
 Klien harus bertanggung jawab penuh atas laporan keuangannya.
 CPA tidak diperbolehkan melakukan peran lain sebagai pegawai atau manajemen
dalam usaha klien (minsalnya, CPA tidak diperbolehkan melakukan gtransaksi atau
menandatangi cek)
 CPA harus bbekerja sesuai standar profesional dalam melaksanakan perikatan atestasi

Klien atastasi sering kali meminta CPA untuk menjalankan peran dan fungsi sebagai auditor
internal (melalui pola alihdaya/outsourcing). Independensi tidak dipandang melemah, apabila
CPA atau kantor akuntan publik bertindak atua tampil untuk bertindak dalam kapasitas yang
setara dengan anggota manajemen atau sebagai klien. Selai itu, terdapat bebrapa kondisi lain
yang harus dipenuhi, yaitu:

 Dewan direksi, komite audit, majemen klien, serta anggota CPA semuanya harus
memiliki pemahaman yang jelas tentang tanggung jawab masing-masing dalam fungsi
audit internal
 Pemahaman tersebut sebaiknya didokumtasikan dalam suatu perikatan
 CPA harus merasa puas bahwa klien memahami tanggung jawabnya untuk menetapkan
dan menjaga pengendalian intern serta mengarahkan fungsi audit internal, sebagai
bagian dari pemantauan penegndalian intern
 Klien harus bertanggung jawab untuk (1) menunjukan seorang yang kompeten, lebih
baik apabila diambil dari manajemen senior, untuk bertanggung jawab dalam fungsi
audit internal, (2) menentukan lingup, resiko, dan frekuensi fungsi audit internal dan
(3) menegvaluasi kecukupan prosedur audit yang dilaksanakan, temuan serta hasil
kegiatan audit internal sebagai mana yang disajikan dalam laporan audit yang disusun
sesuai dengan pedoman CPA perihal pelaksanaan layanan publik untuk jasa tersebut.

Litigasi

Litigasi melibatkan CPA dan kliennya yang mempertanyakan independennsi CPA.


Pada umumnya, independensi akan melemah apabila keberadaan atau potensi ancaman
litigasi telah berubah secara signifikan atau diharapkan hubungan antara klien dengan CPA
akan berubah secara material. Litigasi yang mengakibatkan memburuknya posisi antara klien
dengan CPA, atau justru menyatukan manajemen dengan CPA untuk berkontribusi dalam
menghambat informasi dari pemegang saham, dapat melemahkan independensi CPA.

11
Sebaliknya, litigasi yang diajukan pemegang saham terhadpa CPA tidak harus mempengaruhi
independensi.

Imbalan Yang Belum Dibayar

Imbalan yang belum dibayar untuk jasa profesional yang telah diberikan akan dianggap
sebagai pnjaman yang diberikan anggota kepada klien, sesuai dengan apa yang dimaksudkan
dalam peraturan 101 dan interprestasinya. Oleh karena itu, independensi kantor akuntan
publik dapat dianggap meelmah apabila CPA telah menerbitkan lapoaran audit untuk tahun
berjalan bagi klien, namun CPA belum menerima imbalan, baik telah ditagihkan atau belum
ditagihkan selama lebih dari satu tahun. Ketetapan ini berlaku bagi imbalan yang belum
dibayar akibat pailitnya klien.

Independence Standards Board (ISB)

Dewan standar independen (independence standards board) didirikan pata thaun 1997
berdasarkan hasil diskusi antara AICPA dengan perwakilan dari profesi dan SEC. Misi yang
diembankan oleh ISB menurut terbitan merekaa adalah untuk menetapkan standar
independensi yang dapat diterapkan pada audit atas entitas publik dalam rangka melayani
kepentingan masyarakat serta melindungi dan meningkatkan kepercayaan investor dalam
pasar bursa.

Pada bulan april 1999, ISB menerbitkan independensi standards board standard no 1
(standar dewan standar independensi no.1), tentang independence discussions with audit
commitees. Standar ini dapat diterapkan pada setiap auditor yang bermaksud untuk bersikap
independenpada setiap entitas sesuai dengan yang dikenhendaki oleh securities act yang
dikelola oleh SEC. Setidaknya setahun sekali, auditor tersebut harus:

 Mengungkapn secara tertulis kepada konite audit perusahaan, bahwa menurut


pertimbangan profesional auditor, semua hubungan yang ada antara auditor dengan
entitas terkait telah secara layak dianggap memiliki independensi.
 Mengkomfirmasikan dalam surat tersebut bahwa pertimbangan profesional yang
diberikan telah cukup independensi terhadap perusahaan sesuai dengan apa yang
dimaksud dalam undang-undang SEC.
 Membahas independensi auditor dengan komite audit.

12
Peraturan 102- Integritas dan Objektivitas

Dalam melaksanakan setuap jasa profesional, seorang CPA harus menjaga objektivitas
dan integritas, harus bebas dari pertentangan kepentingan, dan tidk diperbolehkan salah
menyajikan fakta atau mensubordinasikan pertimbangan kepada pihak lain.

Peraturan 201- Standar Umum

Setiap anggota harus memenuhi standar-standar berikut ini dan setiap interprestasi dari
badan-badan yang ditunjuk oleh dewan.

 Kompetensi profesional: hanya melaksanakan jasa profesional yang diyakini dapat


diselesaikan oleh anggota atau kantor akuntan publik dengan kompetensi profesional.
 Penggunaan kemahiran profesional: mempergunakan kemahiran profesional dengan
cermat dan seksama dalam melaksanakan setiap jasa profesional.
 Perencanaan dan supervisi: merencanakan dengan cermat dan engawasi jalannya
pelaksanaan jasa profesional
 Data releva yang mencukupi: memperoleh data releva yang mencukupi agar
mendapatkan dasar yang layak untuk membuat kesimpulan atau memberikan
rekomendasi yang berkaitan dengan setiap jasa profesional yang dilaksanakan.

Peraturan 201- Kepatuhan Terhadap Standar

Seorang CPA yang melaksankan auditing, review, kompilasi, konsultasi manajemen,


perpajakan, atau jasa profesional lainnya harus memiliki standar-standar dan setiap
interprestasi yang diterbitkan oleh badan-badan yang ditunjuk oleh dewan.

Peraturan 203- Prinsip-Prinsip Akuntansi

Seorang CPA tidak dibenarkan untuk (1) menyatakan pendapat atau menyatakan bahwa
laporan keuangan atau data keuangan lain dari setiap entitas yang diaudit telah disajikan
sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum atau (2) menyatakan bahwa ia
tidak mengetahui setiap midifikasi material yang telah dilakukan pada laporan atau data
tersebut agar sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum, apabila laporan
atau data tersebut mengandung penyimpangan dari prinsip-prinsip akuntansi yang telah
ditetapkan oleh badan berwewenang yang ditunjuk oleh dewan untuk menyusun prinsip-
prinsip yang mempunyai dampak material terhadap keseluruhan laporan atau data. Namun
apabila CPA mampu menunjukkan adanya penyimpangan pada laporan dan data yang dapat
13
menimbulkan keadaan yang menyesatkan, maka CPA tersebut harus mematuhi peraturan ini
dengan menjelaskan dalam laporannya yang mengurraikan tentang penyimpangan tersebut,
perkiraan akibat yang akan ditimbulkan, dan sepanjang dianggap praktis, akan menyebutkan
juga alasan-alasan mengapa kepatuhan terhadap prinsip-prinsip tersebut dapat menimbulkan
pernyataan yang justru menyesatkan.

Peraturan 301- Informasi Rahasia Klien

Setiap anggota yang melakukan praktik publik tidak diperkenankan untuk


mengungkapkan semua informasi rahasia klien tanpa izin khusus dari klien.

Peraturan ini tidak boleh diartikan (1) membebaskan seseorang anggota dari kewajiban
profesionalnya sesuai peraturan 202 dan 20, (2) untuk menpengaruhi dengan cara apapun
kewajiban anggota untuk mematuhi permintaan dan panggilan pengadilan yang sah dan
berlaku, atau untuk melarang anggota mematuhi ketentuan dan peraturan pemerintah yang
berlaku (3) untuk meghalangi review atas praktik profesional anggota menurut wewenang
AICPA atau masyarakat CPA negara bagian, atau dewan akuntansi atau (4) menghindarkan
seseorang anggota dari pernyataan keberatan atau kewajiban untuk menjawab permintaan
keterangan yang diajukan devisi etika profesional atau badan pengendalian institusi atau
badan investigasi dan disiplin dari masyarakat CPA negara bagian atau dewan akuntansi

Setiap anggota dari badan-badan yang disebutkan dalam rangka (4) diatas serta para
anggota yang terlibat dalam praktik review profesional yang disebut dalam angka (3) diatas
tidak diperkenankan mempergunakan untuk kepentingan sendiri atau mengungkapkan
informasi rahasia klien anggota yang menarik perhatiannya dalam melaksanakan kegiatan
tersebut. Namun demikian, larangan tersebut tidak boleh mebatasi pertukaran informasidalam
kaitannya dengan kigiatan investigasi dan disiplin yang dilakukan oleh badan-badan tersebut
pada angka (4) atau kegiatan praktik review profesional yang disebut dalam rangka (3)di atas.

Peraturan 302- Honor Kontijen

Setiap anggota yang melakukan praktik publik tidak diperkenankan untuk:

1. Melaksanakan jasa profesional dengan menerima honor kontijen atau imbalan semacam
itu dari klien yang CPA atau kantor akuntan publiknya juga melaksanakan.
 Suatu audit atau review atas laporan keuangan, atau

14
 Suatu kompilasi laporan keuangan, diimana anggota mengharapkan atau
mungkin menharapkan adanya pihak ketiga yang akan menggunkan laporan
keuangan dan laporan kompilasi yang tidak mengungkapkan kurangnya
independensi , atau
 Pemeriksaan atas informasi keuangan prospektif
2. Membuat surat pemberitahuan pajak penghasilan perdana atau yang telah diperbaiki
atau klaim atas pengembalian pajak untuk honor kontinjen.

Peraturan 501- Tindakan Yang Mendeskripsikan

Seorang CPA tidak boleh melakukan suatu perbuatan yang mendiskreditkan profesi.
Menurut peraturan 501, tindakan mendeskreditkan diartikan sebagai tindakan yang dilakukan
anggota yang dapat merusak atau mengganggu reputasi dan integritas profesi. Peraturan ini
memungkinkan dilakukannya tindakan disiplin bagi seorang anggota yang melakukan
tindakan tidak beretika yang tidak dicakup secara spesifik dalam peraturan lainnya. Tindakan
tercela meliputi semua tindakan yang akan dibahas lebih lanjut dalam persyaratan disiplin
otomatis, dan termasuk juga kegagalan untuk mematuhi persyaratan pendidikan profesional
berkelanjutan.

Peraturan 502- Periklanan Dan Bentuk Solisitasi Lainnya

Setiap anggota yang melakukan praktik akuntan publik tidak diperkenankan untuk
mendapatkan klien dengan cara memasang iklan atau bentuk solisitasi lainnya dalam segala
hal yang salah, menyesatkan, atau menipu. Solisitasi dengan cara memaksa, yang melampaui
batas atau melecehkan dilarang.

Peraturan 503- Komisi Dan Honor Raferal

1. Larangan komisi
Seoran CPA yang melakukan praktik publiktidak diperkenankan memberikan
rekomendasi atau referensi produk atau jasa pihak lain kepada klien demi mendapatkan
komisi, atau memberikan rekomendasi ata referensi produk atau jasa yang disediakan
oleh klien untuk mendapatkan komisi, atau menerima komisi ketika CPA atau kantor
akuntan publik juga sedang melaksanakan juaga jasa berikut;
a. Suatu audit atau review laporan keuangan; atau

15
b. Kompilasi laporan keuangan, jika CPA mmemperkirakan atau mungkin
memperkirakan bahwa ada pihak ketiga yang akan mempergunakan laporan
keuangan independensi; atau
c. Pemeriksaan atas laporan keuangan prospektif
2. Pengungkapan komisi yang diperkenankan
Seorang CPA dalam praktik publik yang tergolongkan tidak dilarang oleh peraturan in
untuk melaksanakan jasa dnegan imbalan komisi atau menerima komisi atau yang
dibayar atau mengharapkan untuk dibayar dengan komisi haus mengungkapkan fakta
ini kepada setiap orang atau entitas kepada siapa CPA merekomendasikan atau merujuk
produk dan jasa yang berkaitan dengan komisi tersebut.
3. Honor referal
Seorang CPA yang menerima honor raferal (raferal fee) karena merekomendasikan atau
merujuk jasa CPA ataupun kepada setiap orang atau entitas, atau yang membayar honor
raferal untuk mendapatkan klien, harus mengungkapkan hal tersebut kepada klien.

Peraturan 505- Bentuk Organisasi dan Nama

Seorang CPA dapat membuka praktik akuntan publik hanya dalam bentuk organisasi
yang diizinkan oleh hukum dan peraturan negara bagian yang ciri-cirinya sesuai dengan
ketentuan dari resolusi dewan (resolution of council)

Seorang CPA tdak diperkenankan membuka praktik akuntan publik dengan nama yang
menyesatkan. Nama dari satu atau lebih pemilik yang yang lama dapat dicantumkan dalam
nama kantor organisasi penerus.

Sebuah kantor tidak dapat menyebut dirinya sendiri sebagai “anggota american institute
of certified public accountants” kecuali semua partner atau pemiliknya adalah anggota dari
lembaga tersebut.

4 PENEGAKAN PERATURAN

Seorang CPA hanya dapat dihukum karena melanggar peraturan-peraturandari kode


perilaku profesional. Akan tetapi, dalam hal adanya dugaan pelanggaran atas peraturan,
seorang CPA harus memberikan alasan atas setiap penyimpangan dari interprestasiperaturan
perilaku dan peraturan etika yang berlaku. Tindakan penegakan dapat dilakukan sebagai
tanggapan atas (1) adanya keluhan terhadap anggota dan bukan anggota (2) ulusan dalam

16
surat kabar atau publikasi (3) penyampaian adanya indikasi pelanggaran kepada AICPA oleh
pejabat pemerintah negara bagian atau federal.

Penegakan peraturan dilakukan oleh dua kelompok, yaitu oleh AICPA dan masyarakat
CPA negara bagian. Keduanya memiliki wewenang untuk melakukan investigasi atas
keluhan yang disampikan, melakukan dengan pendapat, serta mengenakan sanksi pada
mereka yang tellah melanggar peraturan.

Penegakan peraturan AICPA dilakukan melalui devisi etika profesi serta badan
pengendalian bersama. Sanksi minimum yang dapat dikenakan oleh AICPA adalah mencatat
CPA dari keanggotaan AICPA.

Prosedur Penegakan Rtika Bersama

Sebagai upaya agar penegakan peraturan perilaku lebih efektif serta lebih
menyeragamkan tindakan disiplin yang dilakukan, AICPA telah mengembangkan program
penegakan etika bersama (joint ethics enforcement program/JEEP) menurut ketentuan dalam
JEEP, keluhan terhadap seseorang CPA dapat disampaiakan melalui AICPA atau masyarakat
CPA negara bagian. Pada umumnya AICPA memiliki yuridiksi untuk menangani kasus (1)
pada lebih satu negara bagian, (2) litigasi, (3) masalah-masalah yang menarik perhatian dan
berskala nasional.

Prosedur Badan Pengendalian Bersama

Badan pengendalian bersama dapat mengambil tindakan disiplin (disciplinary actions)


sebagai berikut:

 Menegur CPA
 Memberhentikaan sementara CPA selama periode waktu yang tidak lebih dari dua
tahun
 Memecat CPA

Apabila kekurangan atau kelemahan CPA terletak pada penyimpangan dari standar
teknis profesional, maka badan pengendalian memiliki wewenang untuk menegakkan
persyaratan tambahan.

17
Ketentuan Disiplin Otomatis

Peraturan tambahan atau bylaw AICPA (BL 7.3.1) meliputi juga ketentuan disiplin
otomatis (automatic disciplinary provisions) yang memberikan wewenang untuk mengentikan
sementara atau mencabut keanggotaan tanpa perlu malakukan dengar pendapat dalam situasi
tertentu. Pengheentian sementara dapat terjadi bila sekretaris AICPA diberitahu bahwa
pertimbangan atau pernyataan bersalah telah dijatuhkan kepada seorang CPA yang

 Menjalani hukuman pidan kurungan untuk masa lebih dari satu tahun
 Dengan sengaja lalai mengarsipkan surat pemberitahuan pajak penghasilan, di mana
CPA secara pribadi adalah seorang wajib pajak yang menurut undang-undang wajib
mengarsipkan suarat pemebritahuan pajak penghasilan tersebut.
 Pengarsipan suarat pemberitahuan pajak penghasilan yang dipalsukan atau yang
mengandung kecurangan atas nama CPA atau atas nam klien.
 Dengan sengaja membantu menyusun dan menyajikan surat pemberitahuan pajak
penghasilan atas nam klien yang dipalsukan atau yang mengandung kecurangan.

Sesuia dengan ketentuan disiplin otomatis yang ada dalam peraturan tambahan tersebut,
keanggotaan AICPA dapat dicabut tanpa perlu mengadakan dengar pendapat apabila
sertifikat keanggotaan tersebut ditarik kembali, dicabut, atau dibatalkan sebagai tindakan
disiplin yang dikenakan pejabat pemerintah. Ketentuan ini juga berlaku apabila sertifikat
terakhir atau satu-satunya yang dimiliki oleh CPA dan kemudian dicabut oleh dewan
akuntansi negara bagian karena anggota tersebut gagal memenuhi persyaratan pendidikan
profesional berkelanjutan, kecuali apabila CPA tersebut ternyata telah pensiun atau menderita
cacat tetap.

18
19

Anda mungkin juga menyukai