Anda di halaman 1dari 21

A.

ETIKA DAN MORALITAS

Etika (ethics) berasal dari bahasa Yunani ethos, yang berarti ”karakter”. Kata lain untuk etika
adalah moralitas (morality), yang berasal dari bahasa Latin mores, yang berarti ”kebiasaan”.
Moralitas berpusat pada ”benar” dan ”salah” dalam perilaku manusia. Oleh karena itu, etika
berkaitan dengan pernyataan tentang bagaimana orang akan berperilaku terhadap
sesamanya. Ahli filsafat dan etika telah mengembangkan sejumlah teori tentang perilaku
etika.

1. ETIKA UMUM
Manusia senantiasa dihadapkan pada kebutuhan untuk membuat keputusan yang
memiliki konsekuensi bagi mereka sendiri maupun orang lain. Seringkali dilema etika
(ethical dilemma) yang berasal dari pilihan yang membawakan kebaikan bagi pihak lain.
Dalam situasi seperti ini, orang harus mengajukan dua pertanyaan penting yaitu:
”Kebaikan apa yang saya cari?” dan ”Apa kewajiban saya dalam kondisi seperti ini?”.
Etika umum (general ethics) berusaha menangani pertanyaan-pertanyaan semacam itu
dengan mencoba mendefinisikan apa yang dimaksud dengan baik bagi seseorang atau
masyarakat, dan mencoba menetapkan sifat dari kewajiban atau tugas apa yang harus
dilakukan oleh seseorang bagi dirinya sendiri dan sesamanya. Namun, ketidakmampuan
untuk menyepakati apa yang disebut ”baik” dan ”kewajiban” telah membuat para filsuf
terpecah menjadi dau kelompok aliran. Kelompok aliran pertama disebut aliran etika
absolut (ethical absolutists), yang mengatakan bahwa terdapat suatu standar universal
yang tidak berubah selama-lamanya dan berlaku bagi semua orang. Kelompok aliran
yang lain disebut, kelompok aliran ethical relativists atau kelompok aliran etika relatif,
yang mengatakan bahwa pertimbangan etika manusia ditentukan oleh perubahan
kebiasaan dan dalam tradisi masyarakat di mana mereka hidup. Beberapa orang
berpendapat bahwa kedua kelompok tersebut sama benarnya- bahwa setiap orang akan
membuat sejumlah keputusan hidup harus dituntun oleh standar universal yang tidak
berubah, serta banyak pilihan yang bersumber pada kebiasaan masyarakat yang
berubah.

Karena tidak ada standar universal ataupun kode etik relatif yang dapat secara
gamblang menentukan bagaimana pilihan perilaku yang paling tepat, maka beberapa
ahli telah mengembangkan suatu kerangka kerja etika umum untuk pengambilan
keputusan, yang disebut kerangka enam langkah sebagai berikut:
1) Mendapatkan fakta yang relevan untuk pengambilan keputusan.

2) Mengidentifikasi masalah-masalah etika dari fakta relevan tersebut.


3) Menentukan siapa saja yang dapat dipengaruhi oleh keputusan tersebut dan
bagaimana masing-masing dipengaruhi.
4) Mengidentifikasi alternatif pengambil keputusan.

5) Mengidentifikasi dari setiap alternatif.

6) Membuat pilihan yang beretika.

2. ETIKA PROFESIONAL

Etika profesional (professional ethics) harus lebih dari sekedar prinsip-prinsip moral.
Etika ini meliputi standar perilaku bagi seorang profesional yang dirancang untuk tujuan
praktis dan idealistik. Sedangkan kode etik profesional dapat dirancang sebagian untuk
mendorong perilaku yang ideal, sehingga harus bersifat realistis dan dapat ditegakkan.
Agar dapat memiliki arti maka kedua harus pada posisi di atas hukum, namun sedikit di
bawah posisi ideal.
Negara bagian seringkali memberikan hak monopoli eksklusif untuk melakukan praktik
profesi bagi para profesional. Pada sebagian besar negara bagian, CPA merupakan
satu-satunya profesi yang diberi wewenag untuk menandatangani laporan audit.
Sebagai timbal balik atas monopoli ini, para profesional harus bertindak untuk
kepentingan publik. Etika profesional diberlakukan lebih ketat dibandingkan dengan
kewajiban hukum bagi para anggota profesi yang sukarela menerima perilaku
profesional. Sebagai kode etik secara signifikan akan mempengaruhi reputasi serta
kepercayaan yang diyakininya.

Proyek Visi CPA yang berorientasi pada masa depan, menyatakan bahwa pengakuan
atas profesi harus bertumpu pada nilai-nilai yang diberikan. Proyek Visi CPA telah
mengidentifikasi lima nilai inti berikut yang berkaitan dengan profesi CPA, yaitu:

1) Integritas.

2) Objektifitas.

3) Kompetensi.

4) Pendidikan berkelanjutan dan pembelajaran seumur hidup.

5) Selaras dengan isu-isu bisnis yang luas.

Secara agregat, nilai-nilai ini penting untuk mendapatkan kepercayaan publik. Auditor
memberi nilai kepada pemegang saham dan investor lain ketika mereka memiliki
kompetensi untuk mengidentifikasi salah saji material dalam laporan keuangan dan
mereka juga memiliki integritas untuk mengharapkan klien untuk merevisi laporan
keuangannya atau menyatakan laporan tersebut Wajar dengan Pengecualian (qualified
opinion).

B. KODE ETIK PROFESIONAL AICPA

1. AICPA PROFFESIONAL ETHICS DIVISION (TIM ETIKA PROFESSIONAL AICPA)


Etika profesional sangat penting bagi profesi akuntan, sehingga peraturan AICPA
menetapkan perlunya dibentuk divisi atau Tim Etika Profesional. Misi dari tim ini yakni
(a) menjaga dan mengembangkan standar etika dan secara efektif menegakkan
standar-standar tersebut, sehingga dapat dipastikan bahwa kepentingan masyarakat
terlindungi, (b) meningkatkan kesadaran masyarakat akan nilai-nilai CPA, dan (c)
menyediakan pedoman yang mutakhir dan berkualitas sehingga para anggota mampu
menjadi penyedia nilai utama dalam bidangnya. Tim Etika Profesional ini terdiri dari
beberapa staf penuh waktu, anggota sukarela aktif, dan investigator sukarela sesuai
kebutuhan. Tim tersebut melaksanakan tiga fungsi utama untuk menyelesaikan
misinya sebagai berikut:
1) Penetapan Standar (Standar Setting) : Komite Eksekutif Etika Profesional
melakukan interpretasi atas Kode Perilaku Profesional AICPA serta mengusulkan
perubahan kode perilaku.
2) Penegakkan Etika (Ethics Enforcement) : Tim Etika Profesional melakukan
investigasi atas potensi masalah-masalah disiplin yang melibatkan anggota AICPA

serta masyarakat AICPA negara bagian dan program Joint Ethics Enforcement
Program (JEEP).
3) Jasa Permintaan Bantuan (Technical Inquiry Services) : Tim Etika Profesional
melakukan pendidikan bagi anggota serta mempromosikan pemahaman atas
standar etika yang ada dalam Kode Perilaku Profesional AICPA, dengan cara
menanggapi permintaan bantuan anggota dalam rangka penerapan Kode Perilaku
Profesional AICPA pada bidang praktik yang spesifik.

2. COMPOSITION OF THE AICPA CODE OF PROFFESIONAL CONDUCT

Kode Perilaku Profesional (Code of Professional Conduct) AICPA menjelaskan


tanggungjawab etis untuk anggota-anggota AICPA. Pada tahun 1988, anggota-
anggota AICPA mengadopsi dua seksi dari Kode Perilaku Profesional AICPA yakni:
1) Principles (Prinsip-Prinsip) yang menyatakan ajaran dasar perilaku etika dan
memberikan kerangka kerja bagi peraturan-peraturan.
2) Rules of Conduct (Peraturan Perilaku) yang menetapkan standar minimum
perilaku yang dapat diterima dalam pelaksanaan pelayanan profesional.
Sebagai tambahan, Komite Eksekutif Tim Etika Profesional menambahkan beberapa
pernyataan berikut:

1) Interpretations of the Rules of Conduct (Interpretasi Peraturan Perilaku) yang


menyedikan pedoman tentang lingkup dan penerapan peraturan-peraturan yang
spesifik.
2) Ethical Rulings (Ketetapan Etika) yang menunjukkan penerapan peraturan
perilaku dan interpretasi pada kondisi nyata tertentu.
Para anggota yang menyimpang dari interpretasi atau ketetapan etika harus
memberikan penjelasan dan alasan atas tindakannya tersebut pada rapat dengar
pendapat tentang kedisiplinan.

3. ETHICAL PRINCIPLES

Enam prinsip yang terdapat Kode Etik, dapat diidentifikasi sebagai berikut:

1) Tanggungjawab (Responsibilities)

CPA memberikan jasa yang penting dan perlu sekali dalam sistem persaingan bebas
yang dianut di Amerika Serikat. Seluruh CPA memiliki tanggungjawab kepada
mereka yang menggunakan jasa profesional CPA. Selain itu para CPA juga memiliki
tanggungjawab yang berkesinambungan untuk bekerjasama dengan para anggota
lainnya untuk (1) mengembangkan seni dari dari akuntansi, (2) menjaga kepercayaan
masyarakat pada profesi, dan (3) melaksanakan kegiatan pengaturan diri (self-
regulatory).

2) Kepentingan Publik (The Public Interest)


Kepentingan publik didefinisikan sebagai kemakmuran kolektif dari komunitas
manusia dan intuisi yang dilayani oleh CPA. Kepentingan publik yang harus
dilindungi oleh CPA meliputi klien, penjamin kreditor, pemerintah, pegawai,
pemegang saham, dan masyarakat umum. Hal yang membedakan CPA dengan
profesi lainnya adalah penerimaan tanggungjawabnya kepada publik.

3) Integritas (Integrity)
Integritas merupakan karakteristik pribadi yang tidak dapat dihilangkan dari dalam diri
seorang CPA. Elemen ini merupakan tolak ukut dengan mana setiap anggota pada
akhirnya harus mempertimbangkan semua keputusan yang dibuat dalam penugasan.
Integritas menuntut seorang anggota untuk jujur dalam memberikan keputusan
dengan tetap menjaga batas kerahasiaan klien.
4) Objektivitas dan Independensi (Objectivity and Independency)

Objektivitas adalah suatu sikap mental. Meskipun prinsip ini tidak dapat diukur
secara tepat, namun wajib untuk dipegang oleh semua anggota. Objektivitas berarti
tidak memihak dan tidak berat sebelah dalam semua hal yang berkaitan dengan
penugasan.

Independensi merupakan dasar dari struktur filosofi profesi. Bagaimana


kompetennya seorang CPA dalam melaksanakan audit dan jasa atestasi lainnya.
Opininya akan menjadi kurang bernilai bagi mereka yang mengandalkan laporan

keuangan auditor apabila CPA tidak independen. Para anggota dilarang


mempunyai kepentingan keuangan atau hubungan usaha dengan klien.

5) Due Care
Seorang anggota harus mematuhi standar teknis dan etika profesi, berusaha secara
terus-menerus untuk meningkatkan kompetensi dan kualitas pelayanan, dan
menjalankan tanggungjawab profesional dengan kemampuan terbaik para
anggota.Prinsip kecermatan atau keseksamaan adalah pusat dari pencarian terus—
menerus akan kesempurnaan dalam melakukan pelayanan profesional.
Prinsip ini mengharuskan setiap CPA untuk melaksanakan tanggungjawab
profesionalnya dengan kompetensi dan ketekunan. Kompetensi adalah hasil dari
pendidikan dan pengalaman. Ketekunan meliputi keteguhan, kesungguhan, serta
sikap energik dalam menerapkan dan mengupayakan pelaksanaan jasa-jasa
profesional.

6) Lingkup dan Sifat Jasa (Scope and Nature of Services)


Dalam memutuskan apakah akan memberikan jasa yang spesifik dalam situasi
tertentu, maka CPA tersebut harus mempertimbangkan semua prinsip-prinsip yang
telah ada sebelumnya. Apabila ternyata tidak ada prinsip yang dapat dipenuhi, maka
penugasan tersebut harus ditolak. Selanjutnya seorang CPA harus:
(1) Hanya berpraktik pada suatu kantor yang telah mengimplementasikan
prosedur pengendalian mutu.
(2) Menentukan apakah lingkup dan sifat jasa lain yang diminta oleh klien tidak
akan menciptakan pertentangan kepentingan dalam pemberian jasa audit bagi
klien.
Menilai apakah jasa yang diminta konsisten dengan peran profesional.
C. RULES OF CONDUCT (ATURAN PERILAKU)

Rules of Conduct mengatur Certified Public Accountant (CPA) dalam menentukan perilaku
professional. Sebagai contoh, jika CPA menemukan fraud pada laporan keuangan, siapa
yang harus disampaikan? Manajemen? Dewan Direksi? Security Exchange Commission
(SEC)? Pemegang saham? Creditor? Atau apa dampaknya terhadap independensi jika
induk auditor memiliki saham pada klien audit? Dapatkan partner konsultasi menolong
pemilik perusahaan swasta menjual bisnisnya dan mengambil fee sebagai keuntungan
harga penjualan? Ini merupakan isu-isu yang akan diatur oleh rules of conduct.
Rules of Conduct terdiri dari 11 aturan yang dilaksanakan. Dalam memformulasikan
aturan ini, AICPA berusaha agar aturan tersebut dapat memenuhi kepentingan terbaik dari
publik, profesi dan anggotanya. Aturan ini dimodifikasi dari waktu ke waktu untuk
mengenali perkembangan norma dari kode etik dan pengaruh lainnya seperti perubahan
kekuasaan badan pemerintah. Ringkasan rules of conduct dapat dilihat pada tabel
dibawah ini:

Tabel 1. AICPA rules of conduct


Applicability
Member in
All
Section Rule Public
Member
Practice
Section 100 Independensi, Integritas dan Objektifitas
101 Independensi √
102 Integritas dan objektifitas √
Section 200 Standar Umum dan Prinsip Akuntansi
201 Standar Umum √
202 Kepatuhan terhadap Standar √
203 Prinsip-prinsip Akuntansi √
Section 300 Tanggung jawab terhadap klien
301 Kerahasiaan informasi klien √

302 Biaya Kotijensi √


Tanggung jawab terhadap kolega
Section 400 (Aturan sudah tidak efektif pada seksi
ini)
Section 500 Tanggung jawab dan Praktik lainnya
501 Acts Discreditable √
502 Advertising and other forms of solicitation √
503 Commission and referral fees √
505 Bentuk dan Nama Organisasi √

1. SECTION 100 - INDEPENDENSI, INTEGRITAS DAN OBJEKTIFITAS

1) Rules 101 - Independensi

Anggota dalam praktik publik harus independent dalam melaksanakan jasa


profesionalnya sesuai yang diwajibkan oleh standar yang diterbitkan oleh dewan.
Independensi merupakan dasar dari profesi audit. Hal ini penting bahwa dalam
laporan auditor berjudul “Laporan Auditor Independen”. Independensi terbagi dua,
yaitu:
a. Independent in fact
Independent in fact dapat didefinisikan dengan bersikap integritas dan objektifitas.
Bersikp jujur, tidak mengesampingkan kepercayaan publik untuk keuntungan
pribadi, tidak memihak dan netral dalam melaksanakan jasa pemeriksaan.
Independent in fact merupakan kondisi pikiran (state of mind) yang tidak terlihat
saat pelaksanaan jasa pemeriksaan.
b. Independent in appearance
Independent in appearance didefinisikan adanya potensi benturan kepentingan
(conflict of interest). Sebagai contoh, auditor atau keluarga auditor yang memiliki
saham pada klien audit, kerjasama joint venture dengan klien audit, memiliki
pinjaman pada klien audit dapat mengganggu independensi. Independent in
appearance dapat diperhatikan dan subjek tindak penegasan dalam rules of
conduct.

General Independence Rules (Aturan Independensi Umum)

Pada November 2000, Securities Exchange Commission (SEC) mengadopsi


perubahan pertama tentang aturan independensi sejak tahun 1983. American Institute
of Certified Public Accountant (AICPA) mengadopsi aturan yang sama pada tahun
2001. Perubahan ini dilakukan karena industri akuntansi yang berkembang pesat pada
tahun 1990 yang diikuti oleh kantor CPA yang menawarkan jasa multidisiplin.
Pertumbuhan jasa non-audit yang dapat mempertanyakan kemampuan kantor CPA
untuk mempertahankan independensinya.

An Engagement Based Approach (Pendekatan berdasarkan Perikatan)


Aturan independensi baru mengikuti Pendekatan berdasarkan Perikatan dan
mendefinisikan tingkat profesionalitas akuntansi, a covered member (anggota tertutup)
yang merupakan seseorang yang secara potensial dapat mempengaruhi keputusan
audit dan hasil audit.

Prohibited Activities
Secara ringkat aturan kunci independensi dapat dilihat pada tabel berikut:

Covered member Aktivitas yang dilarang:


 Anggota dalam tim perikatan  Tidak boleh berinventasi pada klien audit baik
 Partner dan manajer dengan tanggung langsung maupun tidak langsung yang
jawab konsultasi atau reviu yang material.
berhubungan dengan perikatan  Tidak boleh menjadi pengawas atau
 Pengawas langsung dari partner eksekutor yang berinvestasi langsung pada
perikatan termasul seluruh tingkat klien audit
senior  Tidak boleh berkerja sama, berinvestasi
 Profesional yang melaksanakan lebih secara material kepada covered member
dari 10 jam jasa non atestasi untuk  Tidak boleh memiliki pinjaman kepada atau
klien dari klien audit
 Partner yang berada satu kantor
dengan pimpinan partner dalam
perikatan
 Kantor, yang benefit plasn dan
entitasnya dikendalikan oleh covered
member
 Orang yang mengevaluasi kinerja dan
kompensasi partner termasuk
kompensasi komite
 Individu yang berkonsultasi dengan tim
audit terkait teknis atau industry
terkait isu spesifik perikatan
 Individu yang terlibat dalam aktivitas
pengendalian internal untuk
perusahaan
Covered Members’ Intermediate Family Aktivitas yang dilarang:
 Pasangan  Sama dengan covered member

 Suami-istri  Tidak boleh dipekerjakan pada posisi kunci


 Tanggungan pada klien audit
- Posisi memiliki pengaruh terhadap
laporan keuangan seperti CEO, CFO,
anggota dewan direksi atau keuangan
- Menyiapkan atau supervise yang
menyiapkan laporan keuangan atau
pencatatan akuntansi yang material
- Terlibat dalam pengambilan keputusan
Akuntansi
Covered Member Close Relatives Aktivitas yang dilarang:
 Orang tua  Tidak memegang posisi kunci pada klien
 Anak yang sudah tidak audit
menjadi tanggungan  Tidak memiliki kepentingan keuangan pada
 Saudara Laki-Laki dan Perempuan klien audit atau memiliki pengaruh signifikan
pada klien audit
All other professional employess and the Aktivitas yang dilarang:
immediate family member  Dilarang memiliki investasi langsung
sebanyak 5% atau lebih pada klien audit
 Dilarang memiliki bisnis atau posisi kunci
pada klien audit
 Dilarang menjadi pengawas, direktir atau
pekerja pada klien audit atau klien pensiun
atao profit sharing trust.

Anggota Keluarga Langsung


Seorang anggota keluarga dekat dari anggota tercakup akan menjadi pasangan anggota yang
tercakup, setara pasangan, atau tanggungan. Tanggungan dapat berupa anak, orang tua, atau
orang lain yang bergantung pada orang yang ditanggung. Anggota keluarga langsung dilarang
melakukan aktivitas yang sama yang dilarang untuk anggota tertutup. Hubungan tersebut
dianggap begitu dekat sehingga setiap hubungan antara anggota keluarga dekat dan klien audit
setara dengan hubungan antara anggota yang tercakup dan klien audit. Selain itu, klien audit
tidak dapat mempekerjakan anggota keluarga dekat dalam apa yang didefinisikan sebagai posisi
kunci. Posisi kunci akan mencakup posisi di mana anggota keluarga dekat dapat memberikan
pengaruh atas laporan keuangan, seperti CEO, CFO, anggota dewan direksi, atau bendahara.
Selain itu, orang kunci adalah seseorang yang menyiapkan, atau mengawasi orang lain yang
menyiapkan, (1) laporan keuangan atau (2) catatan akuntansi material, yang terlibat dalam
pengambilan keputusan akuntansi. Oleh karena itu, anggota keluarga dekat dapat memegang
posisi dalam pemasaran atau manajemen untuk klien audit, selama orang tersebut tidak berada
dalam posisi untuk mempengaruhi penyusunan laporan keuangan. Masalah penting bagi banyak
pasangan adalah kemampuan mereka untuk berpartisipasi dalam rencana kompensasi saham.
Saat ini, banyak karyawan yang mendapatkan kompensasi dengan sekuritas ekuitas selain uang
tunai merupakan hal yang umum. Pasangan dari seorang profesional kantor akuntan yang bukan
anggota yang tercakup dapat berpartisipasi dalam program tunjangan karyawan yang mencakup
program kepemilikan saham karyawan atau program opsi saham karyawan selama manfaat
ditawarkan secara adil kepada semua karyawan yang serupa. Manfaat yang sama juga diberikan
kepada sekelompok terbatas anggota yang tercakup, mitra dan manajer yang tidak teruji, dan
mitra lain di kantor mitra perikatan pemimpin mungkin memiliki anggota keluarga dekat yang
bekerja untuk klien audit selama mereka tidak berada dalam posisi kunci.

Kerabat Dekat
Kerabat dekat dari anggota yang tercakup didefinisikan sebagai orang tua, anak-anak yang tidak
bergantung, dan mengganggu serta saudara perempuan. Kemandirian perusahaan audit
terganggu jika anggota keluarga dekat dari anggota tertutup
(1) memegang posisi kunci dengan klien audit, atau
(2) memiliki investasi langsung pada klien audit yang material bagi kerabat dekat, atau
(3) memiliki investasi yang memungkinkan anggota keluarga dekat memiliki pengaruh yang
signifikan atas klien audit.

Profesional Lain dan Anggota Keluarga Langsungnya


Sejumlah profesional (terutama profesional penasehat pajak dan manajemen) di sebuah kantor
akuntan tidak dianggap anggota tercakup sehubungan dengan perikatan audit menurut standar
baru. Para profesional yang tidak dalam posisi untuk mempengaruhi hasil audit, dan anggota
keluarga langsung mereka, diizinkan untuk memiliki investasi langsung pada klien audit selama
investasinya tidak melebihi 5 persen dari sekuritas ekuitas yang beredar . Misalnya, mitra pajak
di Cleveland, atau pasangannya, dapat memiliki investasi pada klien audit di San Francisco
selama mitra pajak tidak menghabiskan lebih dari 10 jam setahun untuk melakukan layanan
nonaudit untuk klien. Ingat, independensi akan terganggu jika partner pajak melakukan bahkan
satu jam layanan audit untuk klien. Selain itu, profesional lain tidak boleh memiliki bisnis atau
hubungan kerja dengan pakar audit, dan mereka tidak boleh menjadi wali amanat, direktur, atau
petugas dari klien audit atau dana pensiun klien atau perwalian bagi hasil.

Interpretasi Independensi
Karena independensi sangat penting untuk berbagai layanan pembuktian, AICPA telah
menerbitkan 14 interpretasi yang berkaitan dengan Aturan 101. Ini diringkas dalam Gambar 3-5.
Tautan ke interpretasi etis yang sebenarnya dapat ditemukan di http: //
www.aicpa.org/about/code/index.htm. Beberapa tema dijalankan melalui interpretasi ini. Ini
termasuk pengaruh hubungan kerja dengan klien yang terbukti, layanan nonaudit, litigasi, dan
biaya yang belum dibayar untuk layanan profesional pada kemandirian.

Pekerjaan atau Asosiasi dengan Klien Pembuktian


Ketika seorang mitra atau karyawan profesional dari firma CPA meninggalkan firma dan
selanjutnya dipekerjakan oleh klien audit, independensi dapat dirusak sejauh mitra atau karyawan
profesional mungkin memiliki hubungan yang berkelanjutan, seperti pembayaran program
pensiun, dengan firma CPA. Selain itu, jika seorang karyawan profesional bekerja untuk klien
audit, karyawan tersebut mungkin sudah terbiasa dengan rencana audit dan / atau staf yang
mengerjakan penugasan, dan ada risiko bahwa mantan karyawan tersebut dapat memengaruhi
penugasan. Ini adalah risiko penting yang dapat mengganggu independensi kantor audit.
Aturannya berbeda untuk perusahaan publik dan swasta. Sehubungan dengan perusahaan
publik, Bagian 206 dari Sarbanes-Oxley Act of 2002 menyatakan bahwa CEO, Controller, CFO,
Chief Accounting Officer, atau orang dalam posisi yang setara tidak dapat dipekerjakan oleh firma
audit perusahaan selama satu- periode tahun sebelum audit.

Layanan Nonattest
Masalah utama yang dihadapi oleh profesi audit dalam dekade terakhir adalah apakah kinerja
layanan nonattest (seperti layanan akuntansi atau desain dan implementasi laporan keuangan)
mengganggu integritas dan tobjektivitas. Kritikus bertanya-tanya apakah auditor dapat bersikap
objektif sehubungan dengan masalah audit ketika biaya dari layanan nonattest melebihi biaya dari
layanan pengesahan. Dapatkah seorang auditor secara objektif mengevaluasi desain dan operasi
pengendalian internal ketika auditor menerima biaya yang besar untuk desain dan implementasi
sistem informasi? Ketika seorang auditor mempertimbangkan aturan yang terkait dengan layanan
non-pengawasan dan independen, dia perlu memahami bahwa seperangkat aturan yang berbeda
berlaku untuk auditor perusahaan publik dan auditor perusahaan swasta. Baik SEC dan
Sarbanes-Oxley Act of 2002 menetapkan pedoman perusahaan publik. AICPA dan dewan
akuntansi negara bagian memiliki aturan yang sesuai untuk perusahaan swasta. AICPA dan
banyak dewan akuntansi negara mengizinkan kegiatan untuk perusahaan swasta yang tidak
diperbolehkan untuk perusahaan publik karena banyak perusahaan swasta (misalnya, bisnis yang
dikelola pemilik dan organisasi nirlaba kecil yang memerlukan audit) tidak memiliki sumber daya
untuk menginternalisasi layanan yang sering dilakukan dalam perusahaan publik. Aturan untuk
perusahaan publik disajikan pada hal. 120. Pembahasan berikut menguraikan aturan yang sesuai
untuk layanan nonattest yang terkait dengan perusahaan swasta.

Perusahaan Swasta
AICPA Rule 101-3 mengizinkan anggota perusahaannya untuk melakukan layanan nonattest
untuk membuktikan klien dalam kondisi tertentu. Dalam kasus cache CPA harus mengevaluasi
pengaruh layanan nonattest pada independensi. Secara umum, CPA tidak boleh melakukan
fungsi manajemen atau membuat keputusan manajemen untuk klien yang membuktikan. Namun,
anggota dapat memberikan saran, bahan penelitian, dan rekomendasi untuk membantu
manajemen klien dalam menjalankan fungsinya dan membuat keputusan. Selain itu, klien harus
setuju untuk melakukan fungsi berikut sehubungan dengan perikatan untuk melakukan layanan
nonattest:
- Membuat semua keputusan manajemen dan melakukan semua fungsi manajemen.
- Menunjuk karyawan yang kompeten, lebih disukai dalam manajemen senior, untuk
mengawasi layanan.
- Mengevaluasi kecukupan dan hasil layanan yang dilakukan.
- Menerima tanggung jawab atas hasil layanan.
- Menetapkan dan memelihara kontrol internal, termasuk memantau aktivitas yang sedang
berlangsung.
Aturan 101-3 menunjukkan bahwa sebelum melakukan layanan tes ulang, anggota harus
menetapkan, dan mendokumentasikan secara tertulis, pemahaman dengan klien mengenai (1)
tujuan pengikatan, (2) layanan yang akan dilakukan, (3) klien penerimaan tanggung jawabnya, (4)
tanggung jawab CPA, dan (5) batasan penugasan. Lebih disukai pemahaman ini
didokumentasikan dalam surat pertunangan. Selain itu, anggota harus yakin bahwa klien berada
dalam posisi untuk memiliki penilaian yang diinformasikan tentang hasil layanan nonattest.
Tujuan aturan AICPA adalah untuk memungkinkan CPAS membantu banyak klien bisnis kecil
yang mungkin tidak memiliki CPA di dalam perusahaan, atau orang dengan keahlian penting yang
mungkin tinggal di dalam perusahaan CPA. Bisnis-bisnis ini seringkali membutuhkan keahlian
profesional dari luar yang dapat disediakan oleh perusahaan CCPA. Namun demikian, sejumlah
aktivitas umum akan dianggap mengganggu independensi perusahaan CPAS saat mengaudit
perusahaan non-publik. Ini termasuk:
 Mengotorisasi, melaksanakan, atau menyelesaikan transaksi, atau menjalankan kewenangan
atas nama klien atau memiliki kewenangan untuk melakukannya.
 Mempersiapkan dokumen sumber atau data asal, dalam bentuk elektronik atau bentuk lain,
yang membuktikan terjadinya transaksi (misalnya, pesanan pembelian, catatan waktu
penggajian, dan pesanan pelanggan).
 Memiliki hak asuh atas aset klien. Mengawasi karyawan yang efisien dalam melakukan
aktivitas rutin normal mereka.
 Menentukan rekomendasi anggota mana yang harus dilaksanakan.
 Melaporkan kepada direksi atas nama manajemen. Melayani sebagai agen transfer atau
escrow saham klien, registrar, penasihat umum, atau yang setara.
Litigasi
Litigasi yang melibatkan CPAS dan klien mereka menimbulkan pertanyaan tentang kemandirian
anggota. Secara umum, kemandirian dirusak setiap kali keberadaan atau ancaman litigasi telah
secara signifikan mengubah, atau diharapkan untuk mengubah secara material, hubungan normal
antara klien dan CPA. Litigasi yang menghasilkan posisi berlawanan antara klien dan CPA, atau
yang menghubungkan manajemen dan CPA sebagai rekan konspirator dalam menahan informasi
dari pemegang saham, akan mengganggu independensi CPA. Sebaliknya, litigasi yang diajukan
oleh pemegang saham terhadap CPA tidak serta merta mempengaruhi independensi.

Biaya yang Belum Dibayar


Adanya biaya yang belum dibayar untuk layanan profesional telah dianggap sebagai karakteristik
pinjaman dari anggota kepada klien dalam pengertian Aturan 101 dan interpretasinya. Oleh
karena itu, kemandirian firma anggota dianggap terganggu jika, ketika laporan CPA pada tahun
klien diterbitkan, biaya tetap tidak dibayar, baik ditagih atau tidak, untuk layanan profesional yang
diberikan lebih dari satu tahun sebelum tanggal laporan. . Keputusan ini tidak berlaku untuk
biaya yang terhutang dari klien dalam kebangkrutan. Contoh keadaan tambahan yang ditangani
dalam interpretasi lain dan aturan etika tentang kemerdekaan disajikan pada Gambar 3-5.

2) Rules 102 – Integritas dan objektifitas

Dalam pelaksanaan jasa professional, anggota harus menjaga objektifitas dan


integritas, bebas dari benturan kepentingan, secara sengaja salah menyajikan faka
atau menurunkan pertimbangannya terhadap orang lain. Integritas adalah sikap tegas
dan jujur dalam hubungan professionalnya sesuai fakta dan kondisi yang
diperiksanya. Objektifitas adalah sikap yang tidak memihak, menghindari kondisi
dimana adanya benturan kepentingan, atau pengaruh dari pihak lain yang dapat
mengurangi pertimbangan profesionalnya.

2. SECTION 200 - STANDAR UMUM DAN PRINSIP AKUNTANSI

1) Rules 201 - Standar Umum


Anggota harus patuh pada standar dan interpretasinya yang diterbitkan oleh Dewan,
sebagai berikut:
a. Professional Competence (Kompetensi profesional)

Dalam melaksanakan jasa profesional diharapkan memiliki kompetensi sesuai


bidang jasa profesional yang diberikannya. Kompetensi profesional bukan
hanya keahlian teknis, namun juga terkait kemampuan CPA untuk
mengevaluasi dan men-supervisi kualitas pekerjaan yang dilakukan oleh
pihak lain. Hal ini terkait dengan keputusan untuk menerima atau menolak
perikatan.
b. Due Professional Care (Kehati-hatian)

Jasa profesional dilakukan dengan kehati-hatian dan teliti/cermat.

c. Planning and Supervision (Perencanaan dan supervisi)

CPA harus melakukan perencanaan dengan baik dan men-supervisi


pekerjaan jasa profesionalnya.
d. Sufficient Data Relevant (Kecukupan data yang relevan)

CPA harus memperoleh data relevan yang cukup untuk memberikan dasar
yang memadai bagi kesimpulan atau rekomendasi yang terkait dengan jasa
professional yang diberikannya.

Due Professional Care, Planning and Supervision, Sufficient Data Relevant


harus dipatuhi untuk memberikan kontribusi bagi kualitas kinerja perikatan
profesional yang bermanfaat untuk public dan profesi.

Keempat standar umum ini berlaku untuk pelaksanaan seluruh jenis jasa
professional, bukan hanya audit saja. Sedangkan 3 standar Generally
Accepted Auditing Standards (GAAP) merupakan standar untuk pelaksanaan
jasa audit.

2) Rules 202 - Kepatuhan terhadap Standar

Anggota CPA yang melaksanakan jasa profesional seperti audit, reviu,


kompilasi, konsultasi manajemen, pajak, dan lainnya harus mematuhi standar
disusun oleh dewan, AICPA.
3) Rules 203 - Prinsip-prinsip Akuntansi
Apabila saat melakukan audit, ditemukan dampak material terhadap laporan
keuangan atau data secara keseluruhan, maka CPA tidak dibenarkan untuk :
a. Meyatakan pendapat atau menyatakan bahwa laporan keuangan atau data
keuangan lain dari setiap entitas yang diauditnya telah disajikan sesuai
dengan Generally Accepted Accounting Principle (GAAP).
b. Menyatakan bahwa CPA tidak mengetahui setiap modifikasi material yang
dilakukan pada laporan atau data tersebut mengandung penyimpangan dari
GAAP.

3. SECTION 300 - TANGGUNG JAWAB TERHADAP KLIEN

1) Rules 301 (Kerahasiaan informasi klien)

Anggota CPA yang melakukan praktik publik dilarang mengungkapkan


informasi rahasia klien tanpa ijin khusus dari klien.

Merupakan hal mendasar bahwa CPA dalam praktik publik sangat


menjaga kerahasiaan semua informasi tentang urusan bisnis klien.
Kerahasiaan sangat diperlukan dalam membangun dasar saling
percaya antara CPA dan klien. Aturan 301 mewajibkan anggota untuk
mendapatkan persetujuan khusus dari klien sebelum mengungkapkan
informasi rahasia klien. Lebih disukai, persetujuan harus ditulis.

Persetujuan tidak diperlukan jika salah satu dari empat pengecualian


yang disebutkan dalam aturan berlaku. Pengecualian terhadap Aturan
301 memungkinkan anggota untuk memenuhi tanggung jawab
profesional dan hukum. Misalnya, dalam menerbitkan laporan audit,
anggota dapat mengungkapkan informasi yang diperlukan menurut
GAAP yang tidak termasuk dalam laporan keuangan. Persyaratan
Aturan 301 untuk menjaga kerahasiaan harus dibedakan dari konsep
hukum komunikasi istimewa. Undang-undang federal dan negara
bagian memberikan komunikasi istimewa dalam hubungan tertentu
seperti antara pengacara dan klien, đoctor dan pasien, dan pastor dan
paroki. Dalam kasus ini, komunikasi antara profesional dan klien tidak
dapat diungkapkan bahkan ke pengadilan kecuali klien melepaskan hak
istimewanya. Tidak ada undang-undang federal yang memperluas
status komunikasi istimewa ke hubungan CPA-klien. Namun, undang-
undang negara bagian yang terkait dengan komunikasi klien CPA
dengan hak istimewa ada di 18 negara bagian Aturan 301 adalah
sumber sejumlah dilema etika untuk CPAS. Misalnya, dalam mengaudit
Klien A, auditor menemukan A membebankan biaya berlebih pada Klien
B untuk pembelian inventaris. Selain itu, dengan tidak adanya mandat
legislatif atau peraturan, whistleblowing oleh auditor dalam kasus yang
melibatkan tindakan klien ilegal bertentangan dengan Rule 301.

2) Rules 302 (Honor


Kontijensi)
Anggota CPA
dilarang :
a. Melaksanakan jasa professional dengan menerima honor kontijensi
dari klien yang telah melaksanakan:
 Audit atau reviu laporan keuangan

 Kompilasi laporan keuangan saat anggota mengharapkan


bahwa pihak ketiga akan menggunakan laporan keuangan dan
laporan kompilasi oleh anggota yang tidak mengungkap
kurangnya independensi.
 Pemeriksaan laporan keuangan prospektif

b. Menyiapkan surat pelaporan tahunan (SPT) pajak atau klaim atas


pengembalian pajak untuk honor kontijensi

Pertimbangkan tiga situasi berikut ini 1. Dapatkah CPA melakukan audit


untuk biaya yang ditetapkan, tetapi jika tidak ada biaya yang diterima
kecuali klien menerima pinjaman bank menggunakan laporan
keuangan? 2. Dapatkah CPA dalam praktik layanan penasihat
manajemen membantu klien menjual bisnis dengan bayaran tertentu,
tetapi tidak ada biaya yang diterima kecuali bisnis tersebut dijual? 3.
Dapatkah CPA dalam praktik perpajakan menyiapkan pengembalian
pajak yang diubah untuk klien baru, di mana biayanya adalah
persentase dari pengembalian dana yang diterima oleh klien? Sebelum
diubah pada tahun 1990, aturan ini berisi larangan umum terhadap
anggota yang menerima biaya kontinjensi sehubungan dengan layanan
apa pun untuk klien mana pun. Pada tahun 1990, AICPA mengubah
aturan untuk mematuhi perintah dari Komisi Perdagangan Federal AS
(FTC), yang menganggap aturan sebelumnya membatasi perdagangan.
Dalam bentuknya saat ini, aturan tersebut merupakan kompromi antara
AICPA, yang ingin mempertahankan larangan umum, dan FTC, yang
ingin aturan tersebut dihapuskan secara keseluruhan. Aturan tersebut
tidak melarang anggota untuk memungut biaya berdasarkan kerumitan
atau jumlah jam atau hari yang diperlukan untuk menyelesaikan
layanan. Seorang anggota juga dapat memilih untuk menurunkan tarif
penagihan per diem untuk klien yang bermasalah secara finansial atau
melakukan layanan tanpa biaya untuk organisasi amal.

4. TANGGUNG JAWAB DAN PRAKTIK LAINNYA

1) Rules 501 – Acts Discreditable (Perbuatan yang mendiskriditkan)


Perbuatan yag mendiskriditkan merupakan perbuatan yang dilakukan oleh anggota CPA
yang dapat merusak reputasi dan integritas profesi.
Anggota CPA dilarang melakukan perbuatan yang mendikreditkan
profesinya, seperti:
a. Penyimpanan catatan klien dan kertas kerja auditor seperti jurnal
penyesuaian, penting untuk melengkapi catatan klien
b. Diskriminasi dan pelecehan terhadap praktik ketenagakerjaan

c. Tidak mematuhi standar atau prosedur yang ditetapkan badan pemerintah

d. Kelalaian dalam penyiapan laporan keuangan atau pencatatan

e. Tidak mematui persyaratan badan pemerintah, komisi atau badan


regulasi lainnya dalam pelaksanaan atestasi atau jasa lainnya.
f. Mengumpulkan dan mengungkapkan soal dan jawaban ujian CPA

g. Tidak mendokumentasikan SPT atau membayar kewajiban perpajakan

2) Rules 502 – Advertising and other forms of solicitation

Anggota CPA yang melakukan praktik publik tidak diperkenankan untuk


memperoleh klien dengan cara memasang iklan atau bentuk solitasi
lainnya dalam segala hal yang salah, menyesatkan, atau menipu. Dilarang
melakukan solitasi dengan cara memaksa, yang melampaui batas, atau
melakukan tindakan pelecehan.

3) Rules 503 – Commission and referral fees

a. Prohibited Commisssion (Komisi yang tidak diperbolehkan)

Anggota CPA yang melakukan praktik publik tidak diperkenankan


memberikan rekomendasi atau referensi produk atau jasa pihak lain
kepada klien untuk mendapatkan komisi, atau memberikan rekomendasi
atau referensi produk atau jasa yang disediakan oleh klien untuk
mendapatkan komisi, atau menerima komisi jika anggota CPA juga
sedang melaksanakan jasa untuk klien, sebagai berikut:

 Audit atau reviu laporan keuangan


 Kompilasi laporan keuangan saat anggota mengharapkan bahwa
pihak ketiga akan menggunakan laporan keuangan dan laporan
kompilasi oleh anggota yang tidak mengungkap kurangnya
independensi.
 Pemeriksaan laporan keuangan prospektif

b. Disclosure of Permitted Commission (Pengungkapan Komisi Yang


Diperkenankan)
c. Reffreal fees (Honor Referal)

Anngota CPA yang menerima honor referal karena telah


merekomendasikan jasa CPA kepada setiap individu atau entitas, atau
yang membayar honor referral untuk memperoleh klien harus
mengungkapkan hal tersebut kepada kliennya.

4) Rules 505 – Bentuk dan Nama Organisasi

Anggota CPA yang melakukan praktik publik akuntansi hanya organisasi


yang telah memperoleh ijin secara hukum atau regulasi yang sesuai
ketentuan dewan. Tidak boleh mendirikan kantor CPA dengan nama yang
menyesatkan misalnya menambahkan nama salah satu pemilik
sebelumnya pada penerus kantor CPA, menyatakan bahwa kantor CPA
merupakan “Anggota dari American Institue of Certified Public Accountant”
kecuali semua pemilik CPA berasal dari institusi tersebut.

D. ENFORCEMENT OF THE RULES OF CONDUCT


1. PROSEDUR BADAN PENGADILAN BERSAMA

CPA tata lakunya diatur dalam Kode Perilaku Profesional, dan dilakukannya
tindakan penegakan dapat dilakukan atas :
a. Adanya keluhan terhadap anggota dan bukan anggota

b. Ulasan dalam surat kabar atau publikasi seperti SEC Docket atau IRS
bulletin , yang ditulis oleh personil dalam Divisi Etika Profesional
c. Penyampaiannya ada indikasi pelanggaran AICPA oleh pejabat
pemerintah bagian atau federal.
Penegakan hukum dilakukan oleh AICPA dan masyarakat CPA negara
bagian Kewenangan keduanya untuk melakukan investigasi atas keluhan
disampaikan, melakukan dengar pendapat, mengenakan sanksi kepada
yang melanggar peraturan.
Penegakan peraturan AICPA dilakukan oleh Divisi Etika Profesi serta
Badan Pengadilan Bersama (Joint Trial Board), dimana sanksi maksimum
yang dapat dilakukan adalah melakukan pemecatan keanggotaan AICPA.

1) PROSEDUR PENEGAKAN ETIKA BERSAMA /JOINT


ETHIC ENFORCEMENT PROGRAM (JEEP)

Pada umumnya AICPA memiliki lebih dari 1 yuridiksi untuk menangani


kasus

(1) Pada lebih dari satu negara bagian

(2) Litigasi

(3) Masalah yang menarik perhatian dan berskala nasional

2) PROSEDUR BADAN PENGADILAN BERSAMA (JOINT TRIAL


BOARD)
Joint Trial Board melibatkan diri apabila ada keluhan yang
disampaikan anggota ternyata cukup serius dan angota yang terlibat
menolak untuk bekerja sama. Dengar pendapat dilakukan setidaknya
oleh 5 kelompok kerja yang mewakoli bidang umum dimana anggota
tersebut berada. Seorang CPA boleh meminta Joint Trial Board untuk
secara pleno melakukan review atas putusan kelompok tersebut.
Tindakan yang dapat diambil oleh Joint Trial Board adalah:
(1) Menegur CPA

(2) Memberhentikan sementara selama periode waktu tidak lebih dari 2


tahun
(3) Memecat CPA

Joint Trial Board harus memberitahukan AICPA atas setiap putusan


yang telah diambil.

3) AUTOMATIS DISCIPLINARY PROVISION (KETENTUAN


DISIPLIN OTIMATIS)
Secara hukum (BL 7.3.1) meliputi juga ketentuan hukum disiplin
otomatis yang memberi kewenangan untuk memberhentikan
sementara waktu atau mecabut lkeanggitaan tanpa perlu melakukan
dengar pendapat dalam situasi tertentu. Hal ini terjadi bilamana
Sekretaris AICPA diberitahu bahwa pertimbangan seseorang
dinyatakan bersalah telah dijatuhkan kepada CPA yang:
(1) Menjalani hukuman pidana kurungan lebih dari 1 tahun

(2) Dengan sengaja lalai mengarsipkan Surat Pemberitahuan


Pajak Penghasilan.
(3) Pengarsipan Surat Pemberitahuan Pajak Yang Dipalsukan
atau mengandung kecurangan atas nama CPA atau klien.
Pemecatan CPA dapat terjadi apabila CPA tersebut telah melaui
upaya hukum dengan naik banding sampai tingkat maksimal, atas
pertimbangan bersalah yang dinyatakan padanya.

Anda mungkin juga menyukai