Anda di halaman 1dari 14

1

BAB 4
ETIKA PROFESIONAL
ETIKA
Etika ( ethics ) secara garis besar dapat didefinisikan sebagai serangkaian prinsip atau
nilai moral. Contoh serangkaian prinsip atau nilai moral yang telah ditentukan adalah UU dan
peraturan, doktrin gereja, kode etik bisnis bagi kelompok profesi seperti akuntan publik, serta
kode perilaku dalam organisasi.
Ilustrasi Prinsip-Prinsip Etika Yang Telah Ditentukan

Berikut ini adalah enam nilai inti etis mengenai perilaku etis menurut josephson institute :

Dapat dipercaya (trustworthness) mencakup kejujuran, integritas, reliabilita, dan royalitas.
Kejujuran menuntut itikad baik untuk mengemukakan kebenaran. Integritas berarti bahwa
seseorang bertindak sesuai dengan kesadaran yang tiggi, dalam situasi apapun. Reliabilitas
berarti melakukan usaha yang masuk akal untuk memenuhi komitmennya. Loyalitas adalah
tanggung jawab untuk mengutamakan dan melindungi berbagai kepentingan masyarakat dan
organisasi tertentu.

Penghargaan (respect) mencakup gagasan seperti kepantasan (civility), kesopansantunan
(courtesy), kehormatan, toleransi, dan penerimaan.

Pertanggungjawaban (responsibility) berarti bertanggung jawab atas tindakan seseorang
serta dapat menahan diri. Pertanggungjawaban juga berarti berusaha sebaik mungkin dan
memberi contoh teladan.

Kelayakan ( fairness ) dan keadilan mencakup isu-isu tentang kesamaan penilaian , sikap
tidak memihak , proporsionalitas, keterbukaan, dan keseksamaan.

Perhatian (caring ) berarti sungguh-sungguh memperhatn mencakup tindakan yang
memperhatikan kesejahteraan pihak lain dan mencakup tindakan yang memperhatikan
kepentingan sesama serta memperlihatkan perbuatan baik.

Kewarganegaraan (citizenship) termasuk kepatuhan ada undang-undang serta
melaksanakan kewajibannya sebagai warga negara agara proses dalam masyarakat berjalan
dengan baik, anatara lain pemungutan suara, bertindak sebagai juri pengadilan di AS, dan
melindugi sumberdaya alam yang ada.

Ada dua alasan utama mengapa seseorang bertindak tidak etis :
Standar Etika Seseorang Berbeda dengan Masyarakat Umum
Contoh mengenai perilaku yang melanggar standar etika adalah ketika seseorang
berlaku curang dalam perhitungan pajak penghasilannya, memperlakukan sesamanya
dengan penuh rasa permusuhan. Jika seseorang memutuskan bahwa perilaku tersebut

9
merupakan perilaku yang etis dan dapat diterima, maka akan terdapat suatu konflik
nilai etika yang tidak mungkin untuk diselesaikan.

Orang Memilih untuk Bertindak Mementingkan Diri Sendiri
Contoh berikut ini menggambarakan perbedaan antara standar etika yang berbeda dari
standar etika yang dianut masyarakat umum dengan pilihan untuk bertindak secara
egois. Perilaku tidak etis yang terjadi, sebagian besar diakibatkan oleh tindakan yang
egois. Skandal skandal politik terjadi akibat adanya keinginan untuk memperoleh
kekuasaan politik.

DILEMA ETIKA

Dilema Etika (ethical dilemma) adalah situasi yang dihadapi oleh seseorang dimana ia
harus mengambil keutusan tentang prilaku yang tepat.

Berikut ini dalah metode-metode rasionalisasi yang sering digunakan, yang dengan mudah
dapat mengakibatkan tindakan tidak etis.
Setiap orang Melakukannya
Merupakan perilaku yang dapat diterima umumnya didasarkan pada rasionalisasi
bahwa setiap orang melakukan yang sama dan karena itu merupakan peilaku yang
dapat diterima.
Jika sah menurut hukum, hal itu etis
Menurut filosofi ini , seseorang tidak memiiki kewajiban untuk mengembalikan suatu
barang yang hilang kecuali pihak lain dapat membuktikan bahwa barang tersebut
miliknya.
Kemungkinan penemuan dan konsekuensinya
Filosofi ini bergantung pada evaluasi atas kemungkinan bahwa orang lain akan
menemukan perilaku tersebut. Biasanya orang itu juga kan menilai besarnya kerugian
( konsekuensi) yang akan diterimanyabila hal tersebut terbongkar.
Berikut ini menyelesaikan dilema etika dengan menggunakan pendekatan enam - langkah:
1. Memperoleh fakta yang relevan.
2. Engidentifikasi isu-isu etis berdasarkan fakta tsb.
3. Mementukan siap yang terpengaruh oleh akibat dari dilema tersebut dan bagaimana
setiap orag atau kelompok itu terpengaruhi.
4. Mengidentifikasi berbagai alternaif yang tersedia bagi orang yang harus
menyelesaikan dilema tersebut.
5. Mengidentifikasi konsekuensi yang mungkin terjadi dari setiap alternatif.
6. Memutuskan tidakan yang tepat.


10
KEBUTUHAN KHUSUS AKAN PERILAKU ETIS DALAM PROFESI

Seorang profesional diharapkan dapat berperilaku pada tingkat yang ebih tinggi dari
yang dilakukan oleh sebagian besar anggota masyarakat lain.
Arti istilah profesional adalah tanggung jawab untuk bertindak dari sekedar
memenuhi tanggung jawab diri sendiri maupun ketentuan hukum dan peraturan masyarakat.
Akuntan publik sebagai profesioanal, mengakui adanya tanggung jawab kepada masyarakat,
klien , seta rekan praktisi, termasuk perilaku yang terhormat, meskipun itu berarti
pengorbanan diri.
Bagi akuntan publik, kepercayaan klien dan pemakai laporan keuangan eksternal atas
kualitas audit dan jasa lainnya sangat penting.
Kepercayaan masyarakat atas kualitas jasa profesional akan semakin besar bila profesi
mendorong standar kinerja dan perilaku yang tinggi di pihak seluruh praktisi.
Kantor akuntan publik memiliki hubungan khusus dengan para pemakai laporan
keuangan yang berbeda dengan bentuk hubungan antara profesional lain dengan para
pemakai jasanya. Kantor akuntan publik bertugas dan dibayar oleh perusahaan yang
menerbitkan laporan keuangan, tetapi yang mendapat manfaat utama dar audit ini adalah para
pemakai laporan keuangan .
Cara cara profesi dan masyarakat mendorong akuntan publik berperilaku
pada tingkat yang tinggi :















Bagan diatas menunjukkan cara cara paling penting dimana akuntan publik dapat
memperlakuakn diri mereka secara profesioanal dan melaksanakan audit serta jasa terkait
yang bermutu tinggi.
GAAS dan
interpretasi
Persyaratan
penddikan yang
berkelanjutan
Perilaku
personil
kantor
akuntan
publik
Kewajiban
hukum
Seksi
praktik AICPA
Kode Perilaku
Profesional
Peer review
PCAOB dan
SEC
Pengendalian
mutu
Ujian
CPA

11
KODE PERILAKU PROFESIONAL
kode perilaku rofesional AICPA menyediakan baik stadar umum perilaku yang ideal maupun
peraturan perilaku khusus yang harus diberlakukan. Kode etik ini terdiri dari empat bagian :
prinsip-prinsip,peraturan perilaku, interpretasi atas peraturan perilaku, dan kaidah etika.
Prinsip prinsip perilaku Profesional
Bagian prinsip ini teerdiri dari dua bagian utama : enam prinsip etis dan diskusi tentang
prinsip-prinsip tersebut.
Prinsip-prinsip etis
1. tangguang jawab dalam mengemban tangguang jawabnya sebagai profesioanal,
para anggota harus melaksanakan pertimbangan profesioanal dan moral yang sensitif
dalam semua aktivitas mereka.
2. kepentingan publik para anggota harus menerima kewajiban untuk bertindak
sedemikian rupa agara dapat melayani kepentingan publik, menghargai kepercayaan
publik, serta menunjukkan komitmennya pada profesionalisme.
3. integritas untuk mempertahankan dan memperluas kepercayaan publik, para
anggota harus melaksanakan seluruh tanggung jawab profesionalnya denag tingkat
integritas tinggi.
4. objektivitas dan independensi anggota harus mempertahankan objektivitas dan
bebas dari konflik kepentingan dalam melaksanakan tanggung jawab profesioanalnya.
. Anggota yang berpraktik bagi publik harus independent baik dalam fakta maupun
dalam penmpilan ketika menyediakan jasa audit dan jasa atestasi lainnya.
5. keseksamaan anggota harus memperhatikan standar teknis dan etis profesi, terus
berusaha keras meningkatkan kompetensi dan mutu jasa yang diberikannya, serta
melaksanakan tanggung jawab profesioanal sesuai dengan kemampuan terbaiknya.
6. ruang lingkup dan sifat jasa anggota yang berpraktik bagi publik harus
memperhatikan prinsip-prinsip kode perilaku dalam menentukan lingkup dan sifat
jasa yang akan disediakannya.


Perturan Perilaku
Karena bagian tentang peraturan etika ini merupakan satu satunya bagian kode etik
yang bersifat praktis, maka peraturan etika ini dinyatakan dalam ungkapan yang lebih
spesifik. Karena sifat spesifiknya pula, maka banyak praktisi merujuk pada peraturan etika ini
sebagai Kode Etik Profesional AICPA.

12
Perbedaan antara standar etika yang tersusun dalam prinsip prinsip dengan standar etika
yang tersusun dalam peraturan etika ditunjukkan ketika para praktisi mengarahkan diri
mereka sendiri dalam tingkat minimum, maka mereka tidak menunjukan etika yang tidak
memuaskan. Profesi telah menyusun standar yang cukup tinggi agar standar minimum pun
dapat memuaskan. Mayoritas praktisi memimpin diri mereka untuk bertindak dengan tingkat
yang tinggi. Beragam aktivitas dirancang untuk memberikan semangat kepada para akuntan
publik untuk memimpin diri mereka agar bertindak pada tingkat standar yang tinggi
Interprestasi Peraturan Etika
Kebutuhan akan interpretasi peraturan etika yang dipublikasikan timbul ketika terdapat
beragam pertanyaan dari para prktisi tentang sesuatu peraturan spesifik. Sebelum interpretasi
disahkan, interpretasi itu dikirimkan kepada sejumlah individu kunci dalam profesi untuk
diminta masuknnya.
Kaidah Etika
Kaidah adalah rangkaian penjelasan oleh komite eksekutif pada divisi etika profesional
tentang situasi spesifik yang nyata (specifik factual circumstances). Banyak kaidah etika
dipublikasikan oleh AICPA. Sebagai contoh (Praturan 101 Independensi, dan Kaidah No :
16).
Penerapan Peraturan Etika
Peraturan etika diterapkan bagi semua anggota AICPA atas semua jasa yang mereka
sediakan. Setiap peraturan diterapkan untuk jasa jasa atestasi dan kecuali jika dinyatakan
sebaliknya. Terdapat dua peraturan yang dikecualikan bagi jasa jasa non atestasi tertentu :
1) Peraturan 101 Independensi. Peraturan ini menyatakan bahwa independensi hanya
dipersyaratkan jika AICPA telah menyusun ketentuan independensi melalui badan
penyusun peraturan yang berada di bawahnya, seperti misalnya Dewan Standar
Auditing.
2) Peraturan 2003 Prinsip prinsip Akuntansi. Peraturan ini hanya diterapkan pada saat
menerbitkan suatu pendapat audit atau suatu pendapat dari jasa review atas laporan
keuangan.


13
INDEPENDENSI
Independensi dalam fakta ( independence in fact ) ada bila auditor benar-benar
mempertahankan sikap yang tidak bias sepanjang audit.
Independensi dalam penampilan ( independence in appearance ) adalah hasil dari
interpretasi lain atas independensi ini .

Ketentuan Sarbanes Oxley Act dan SEC yang Membahas Independensi Auditor
Jasa Nonaudit
berikut adalah sembilan jasa yang tidak diperkenankan :
1. Jasa pembukuan dan akuntansi lain
2. Perancangan dan implementasi sistem informasi keuangan
3. Jasa penaksiran atau penilaian
4. Jasa aktuarial
5. Outsourcing audit internal
6. Fungsi manajemen dan sumber daya manusia
7. Jasa pialang atau dealer atau penasihat investasi atau bankir investigasi
8. Jasa hukum dan pakar yang tidak berkaitan dengan audit
9. Semua jasa lain yang ditentukan oleh peraturan PCAOB sebagai tidak
dperkenankan.

Jasa non audit yang tidak dilarang oleh aturan sabanes oxley act dan SEC harus disetujui
terlebih dahulu oleh komite audit perusahaan. Sebuan kantor akuntan publik tidak independen
jika partner audit menerima imblan karena menjual jasa kepada klien selain jasa audit,
review, dan atestasi.
Perusahaan diwajibkan mengungkapkan, dalam laporan proksina atau kepada KAP untuk dua
tahun terakhir. Empat kategori fee yang harus dilaporkan : 1. Fee audit
2. fee yang berkaitan dengan audit
3.fee perpajakan
4. semua fee lainnya
Komite Audit
Komite audit adalah sejumlah anggota dewan direki perusahaan yang te]anggung
jawabnya termasuk membantu auditor agar tetap independen dari manajemannya.
Konflik yang Timbul dari Hubungan Personalia

14
Menurut peraturan SEC yang dikeluarkan sebelum sarbanes oxley act dan masih
berlaku hingga kini, kantor akuntan publik dianggap tidak independen berkenaan dengan
klien audit jika mantan partner, prinsipal, pemegang saham, atau karyawan profesional dari
kantor tersebut diterima bekerja pada klien dan mempunyai kepentinagn keuangan dan
berkelanjutan dalam kantor akuntan bersangkutan atau dalam posisi yang mempengaruhi
kebijakan operasi atau keuangan kantor akuntan tersebut.
Rotas Partner
Seperti yang diisyaratkan oleh sarnaes- oxley act, aturan independensi SEC
mengharuskan pimpinan dan parter audit merotasi penugasan audit sesudah lima tahun.
Kepentingan kepemilikan
Aturan SEC tentang hubungan keangan berfokus pada perspektif penugasan dan
melarang kepemilikan pada klien audit bagi orang orang yang dapat memengarugi audit.
Independence Standards Board ( ISB )
Sebah kantor badan sektor swasta, dibentuk pada tahun 1977 guna memberikan
kerangka kerja konseptual bagi masalah independensi yang berhubungtan dengan audit
perusahaan publik. ISB dibubarkan pada tahun 2001 setelah mengadopsi aturan independensi
auditor SEC yang baru/direvisi.
Berbelanja Untuk Prinsip prinsip Akuntansi
Bankir investasi, sering berkomunikasi dengan akuntan lain atas aplikasi prinsip
akuntansi. Walaupun konsultasi dengan akuntan lain dalah praktek yang biasa, hal ini dapat
mengakibatkan kerugian independensi dalam keadaan tertentu. SAS 50 (AU 625)
mendahulukan persyaratan yang harus diikuti saat sebuah kantor akuntan publik diminta
untuk memberikan opini tertulis atau lisan pada aplikasi prinsip akuntansi atau jenis opini
audit yang akan dibuat untuk transaksi khusus atau hipotesis. Tujuan dari persyaratan ini
adalah untuk meminimalkan kemungkinan manajemen yang mengikuti praktek yang
umumnya disebut berbelanja opini.
Penugasan dan Pembayaran Fee Audit oleh Manajemen
Alternatif penugasan akuntan publik dan pembayaran fee audit oleh manajemen
barangkali adalah penggunaan baik auditor pemerintah atau seperti pemerintah.



15
PERATURAN PERILAKU DAN INTERPRETASI INDEPENDENSI
Interpretasi Peraturan 101 melarang anggota yang terlibat untuk memiliki saham atau
investasi langsung lainnya dalam klien audit karena hal itu berpotensi merusak independens
audit aktual, dan pasti akan mempengaruhi persepsi pemakai atas independensi auditor.
Investasi tidak langsung contohnya kepemilikan saham perusahaan klien oleh kakak auditor,
juga dilarang, tetapi hanya jika jumlahnya material bagi auditor.
Ada tiga peraturan penting dalam peraturan manakala berkaitan dengan independensi
dan kepemilikan saham.
1. Anggota yang Tercangkup
1. Orang orang pada tim penugasan atestasi
2. Orang orang yang dapat mempengaruhi penugasan atestasi, seperti orang
yang mengawasi / mengevaluasi partner penugasan.
3. Partner / menejer yang memberikan jasa nonatestasi epada klien.
4. Parter di kantor parter yang bertangguang jawab atas penugasan atestasi.
5. Kantor akuntan dan program tunjanagn karyawannya
6. Entitas yang dapat dikendalikan leh setiap anggota yang terlibat tersebut di
atas atau oleh dua orang atau lebih anggota yang terlibat atau entitas yang
beroperasi bersama.
2. Kepentingan keuangan langsung vs. Tidak langsung
Kepentingn keuangan langsung sebagai contoh jika baik partner dikantor di mana
audit dilakukan ataupun pasangan hidupnya memiliki kepentingan keuangan
dalam perusahaan tertentu, maka kantor akuntan publik tersebut dilarang menurut
perauran 101 untuk memberikan pendapat atas laporan keuangan perusahaan itu.
Kepentingan keuangan tidak langsung muncul ketika terdapat hubungan
kepemilikan yang dekat, tetapi bukan bhubungan langsung, antara auditor dan
kliennya.

3. Material / tidak material
Materialitas mempengaruhi apakah kepemilikan saham merupakan suatu
pelanggaran atas peraturan 101 hanya untuk kepentingan tidak langsung.
Materialitas harus dilihat dalam hubungannya dengan kesejahteraan dan
pendapatan sebagai anggota.

o Masalah kepentigan Keuangan yang berkaitan
Beberapa interpretasi atas peraturan 101 diikhtisarkan dalam subbab berikut ini :
- Para mantan praktisi.
- Prosedur kredit normal.
- Kepentingan keuangan dari sanak keluarga terdekat.

16
- Bersama sama memiliki hubungan sebagai penanaman modal atau penerima modal
dengan klien.
- Direktur, Pejabat, Manajemen, atau Pegawai sebuah perusahaan.
o Perkara Hukum Antara Kantor Akuntan dan Klien
Sebagai contoh, bila manajemen menuntut sebuah kantor akuntan publik dengan
menyatakan defisiensi dalam audit sebelumnya, kantor akuntan publik tidak dianggap
independen untuk audit tahun ini. Litigasi oleh klien berhubungan dengan pajak atau jasa non
audit, atau litigasi baik terhadap klien dan kantor akuntan publik oleh pihak lain, biasanya
tidak mengganggu independensi.
o Jasa Pembukuan dan Jasa Lainnya
Kesimpulan AICPA diperkirakan didasarkan pada perbandingan efek atas independensi
memberikan baik pelayanan pembukuan dan audit yang dilakukan oleh kantor akuntan publik
yang sama dengan tambahan biaya bila menggunakan kantor akuntan publik lain untuk
melakukan audit. Ada tiga persyaratan penting yang harus dipenuhi auditor sebelum bisa
diterima melakukan pembukuan dan audit untuk klien :
1) Klien harus menerima tanggungjawab penuh laporan keuangan.
2) Akuntan publik tidak boleh menanggung peran karyawan atau manajemen yang
melakukan operasi perusahaan.
3) Akuntan, publik dalam membuat audit laporan keuangan yang disiapkan dari buku
dan catatan yang telah dipelihara oleh akuntan publik sepenuhnya atau sebagian,
harus sesuai dengan GAAS.
Untuk klien SEC, SEC melarang melakukan jasa pembukuan dan audit oleh kantor
akuntan publik yang sama.
o Fee yang Belum Dibayar
Dibawah Peraturan 101 dan peraturan dan interpretasinya, independensi dianggap
mengganggu bila fee yang ditagih atau tidak ditagih tetap belum dibayar untuk jasa
profesional yang diberikan lebih dari 1 tahun sebelum tanggal laporan. Fee yang belum
dibayar dari seorang klien dalam kebangkrutan tidak melanggar Peraturan 101.
o Standar Teknis

17
Ketiga standar berikut ini berhubungan dengan ketaatan auditor dengan persyaratan
teknis, Berikut adalah persyaratan standar teknis:
1) Peraturan 201 Standar Umum. Seorang anggota harus memenuhi standar dan
interpretasi yang dikemukakan oleh badan yang dirancang oleh Konsul.
- Kompentensi profesi,
- Perhatian profesi,
- Perencanaan dan surpervisi,
- Data relevan yang cukup.
2) Peraturan 202- Pemenuhan Standar. Seorang anggota yang melakukan audit, telaah,
pemenuhan, konsultasi menejemen, pajak, atau jasa professional lainnya akan
memenuhi standar yang disebarluaskan oleh badan yang ditunjukan oleh Dewan.
3) Peraturan 203- Prinsip-Prinsip Akuntansi. Seorang anggota tidak boleh:
- Memberiakan opini atau menyatakan dengan setuju bahwa laporan keuangan atau
data keuangan lainnya atas entitas yang disajikan sesuai dengan prisip akuntansi yang
diterima secara umum.
- Menyatakan bahwa ia tidak menyadari suatu modifikasi material yang harus dibuat
untuk laporan atau data yang dimaksud agar modifikasi itu sesuai dengan prinsip
akuntansi yang diterima secara umum.
Tujauan utama persyaratan Pertauran 210- 203 adalah untuk memberikan dukungan bagi
ASB dan FASBB dan badan penetapan standar teknis lainnya.
o Kerahasian
Peraturan 301- Infornmasi Rahasa Klien. Seorang anggota dalam prektek umum tidak
akan mengungkapkan informasi rahasia klien tanpa persetujuan dari klien.
Kebutuhan atas Kerasian. Bila auditor memebocorkan informasi klien kepihak luar
atau orang lain atau kepada karyawan pihak klien yang tidak mempunyai akses kepada
informasi itu, hubungan mereka dengan menejemen bisa sangat tegang, dan dalam kasus
ekstrim klien bisa dicelakai. Persyaratan kerahasiaan diterapkan kepada semua jasa yang
diberikan oleh perusahaan akuntan public termasuk jasa pajak dan menejemen.



18
Pengecualian atas Kerahasian. Ada 4 pengecualian atas persyaratan kerahasiaan.
Keeempat pengecualian itu mengenai tanggungjawab yang lebih penting dari pada
mempertahankan hubungan rahasia dengan klien : 1) Kewajiban yang berhungan dengan
standar teknis, 2) Panggilan pengadilan, 3) Peer review, dan 4) Respons kepada devisi etika
o Fee Kontinjen (Contingent fee)
Seorang anggota yang berpraktek bagi public tidak boleh melakukan praktek demi suatu
contingen fee atas jasa professional apapun jika ia pun melakukan suatu jasa audit, review,
atau beberapa kompentensi tertentu atas lapaoran keuangan, atau tinjauan atas proyeksi
laporan keuangan bagi klien. Seorang anggota yang praktek bagi public pun tidak diijinkan
untuk menyiapkan suatu perhitungan pajak penghasilan asli atau amendemen atau klaim
untuk restitusi pajak atas suatu contingent fee bagi klien mana pun. Persyaratan yang
berhubungan fee kontijen adalah peraturan 302.
o Tindakan yang Bisa Didiskreditkan
Peraturan 501- Tindakan yang bisa didiskreditkan. Seoarang anggota tidak boleh
melakukan tindakan yang bisa didiskreditkan untuk profesinya
1. Retensi dari catatan klien,
2. Diskriminasi dan gangguan dalam praktek karyawan,
3. Standar atas audit pemerintah dan persyaratan badan agensi pemerintah,
4. Kelalaian dalam persiapan laporan atau catatan keuangan,
5. Kegagalan mengikuti persyratan dari badan pemerintah, komisi, atau agen regulasi
lainnya,
6. Permohonan atau pengungkapan pertanyaan dan jawaban ujian akuntan public, dan
7. Kegagalan memasukan pajak penghasilan atau pembayaran kewajiban pajak

o Periklanan dan Permohonan
Peraturan 502- Periklanan dan Bentuk Permohonan Lainnya. Seorang anggota dalam
praktek public tidak boleh berusaha memperoleh klien dengan iklan atau permohon bentuk
lain dalam cara yang salah, menyesatkan, atau menipu. Permohonan dengan penggunaan
kekerasan, melampaui batas atau mengganggu itu terlarang.


19
o Komisi dan Fee Refeal
Peraturan 503- Komisi dan Fee Penyerahan
- Komisi yang dilarang,
- Pengungkapan komisi yang diiijinkan, dan
- Fee penerahan.
o Bentuk dan Nama Organisasi
Peraturan 505- Bentuk dan Nama Organisasi. Anggota bisa mempraktekan akuntansi
publik hanya dalam bentuk organisasi yang diijinkan oleh hukum atau regulasi negara bagian
yang karakteristiknya sesuai dengan resolusi dari dewan. Seorang anggota tidak boleh
mempraktekan akuntansi public dibawah nama firma yang menyesatkan. Nama dari salah
satu atau lebih pemilik lama bisa disertakan dalam nama firma dari organisai penerus. Sebuah
firma tidak boleh menunujuk dirinya sendiri sebagai Anggota dari ACPA kecuali semua
pemilik akuntan publiknya adalah anggota dari insitut itu














20
PEMBERLAKUAN
Kelalaian untuk mengikuti peraturan perilaku dapat mengakibatkan pemecatan dari
AICPA. Hal ini tidak mencegah seorang akuntan publik untuk melakukan praktik akuntan
publik, tetapi merupakan sanksi sosial yang berat.

Selain peraturan kode etik, anggaran rumah tangga AICPA memberikan skors otomatis
atau dikeluarkan dari AICPA untuk tuduhan sebuah kejahatan yang bisa dihukum dengan
penjara lebih dari 1 tahun dan untuk beragam kejahatan yang berhubungan dengan pajak.
o Tindakan oleh Divisi Etika Profesional AICPA
Devisi Etika Profesional AICPA bertanggung jawab untuk menyelidiki pelanggaran lain
atas Kode etik dan menentukan tindakan disiplin. Penyelidikan divisi dihasilkan dari
informasi yang banyak diperoleh dari keluhan praktisi atau orang lain, masyarakat akuntan
public Negara bagian, atu agen pemerintah.
o Tindakan oleh Dewan Akuntansi Negara Bagian
Pelanggaran penting dari kode etik Dewan Akuntansi Negara bagian bisa menghasilkan
kerugian sertifikat akuntan public dan lisensi praktek. Walaupun jarang terjadi, kerugian itu
menggeser praktisi itu dari akuntansi public. Kebanyakan Negara bagian mengadopsi
peraturan kode etik AICPA, tetapi beberapa bahkan memiliki kode yang lebih membatasi.












21
DAFTAR PUSTAKA

Arens, Alvin A., Randal J. Elder & Mark S. Beasley. Auditing dan Jasa Assurance Edisi
Keduabelas. 2008. Jakarta : Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai