Anda di halaman 1dari 24

MODUL 4

PROFFESIONAL ETHICS AND LEGAL LIABILITY ETHICS (ETIKA) Apakah Etika itu ? Etika secara garis besar dapat didefinisikan sebagai serangkaian prinsip atau nilai-nilai moral. Setiap orang memiliki rangkaian nilai tersebut, walaupun kita memperhatikannya secara eksplisit. Kebutuhan akan Etika Perilaku beretika wajib hukumnya supaya masyarakat dapat berjalan secara teratur. Kebutuhan etika dalam masyarakat sangat mendesak sehingga lazim memasukkan nilai-nilai etika ini ke dalam undang-undang atau peraturan yang berlaku. Prinsip - Prinsip Etika Oleh Josephson Institute : Keterpercayaan (trustworthiness) Mencakup kejujuran, integritas, reliabilitas, dan loyalitas. Kejujuran menuntut itikad baik untuk mengemukakan hal yang sebenarnya. Integritas berarti bahwa seseorang bertindak sesuai dengan kata hatinya, dalam situasi seperti apapun. Reliabilitas berarti melakukan semua upaya yang pantas untuk memenuhi komitmennya. Loyalitas adalah pertanggungjawaban untuk mengembangkan dan melindungi berbagai kepentingan masyarakat dan organisasi tertentu. Penghargaan (respect) Mencakup gagasan gagasan seperti kesopanan (civility), kesopansantunan (courtesy), harga diri, toleransi, dan penerimaan. Pertanggungjawaban (responsibility) Berarti bertanggung jawab atas tindakan seseorang serta melakukan pengendalian diri. Kesepadanan (fairness) dan keadilan Mencakup isu isu tentang kesejajaran, sikap tidak memihak, proporsionalitas, keterbukaan, serta perlindungan hukum. Perhatian (caring) Berarti sungguh sungguh memperhatikan kesejahteraan sesamanya termasuk di dalamnya adalah tindakan yang selalu memperhatikan kepentingan sesama serta menunjukkan perbuatan baik. Kewarganegaraan (citizenship) Termasuk di dalamnya adalah kepatuhan pada undang undang serta melaksanakan kewajibannya sebagai warga negara agar proses dalam masyarakat berjalan dengan baik. Terdapat dua alasan utama mengapa seseorang bertindak tidak etis : standar etika seseorang berbeda dengan standar etika yang berlaku di masyarakat, atau ia memilih untuk bertindak secara egois. Dilema Etika Dilema Etika merupakan situasi yang dihadapi oleh seseorang dimana ia harus membuat keputusan tentang perilaku seperti apa yang tepat untuk dilakukannya. Berikut ini adalah metode metode rasionalisasi yang sering digunakan, yang dengan mudah dapat menghasilkan tindakan tidak etis : o Setiap Orang Melakukannya

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Marsyaf SE. Ak. AUDITING 1

o o

Berdasarkan pada rasionalisasi bahwa setiap individu lainnya pun melakukan hal tersebut dan hal tersebut merupakan perilaku yang wajar. Jika Merupakan Hal yang Sah Menurut Hukum, Hal itu Etis. Kemungkinan Penemuan dan Konsekuensinya Filosofi ini bersandar pada evaluasi atas kemungkinan bahwa individu lainnya akan menemukan perilaku tersebut. Biasanya, pribadi itu akan menilai pula kerasnya tingkat penalty (konsekuensi) yang akan diterimanya bila hal tersebut terbongkar.

Menyelesaikan Dilema Etika : 1. Memperoleh fakta fakta yang relevan. 2. Mengidentifikasikan isu isu etika berdasarkan fakta fakta tersebut. 3. Menentukan siapa yang akan terkena pengaruh dari keluaran (outcome) dilema tersebut dan bagaimana cara masing masing pribadi atau kelompok itu dipengaruhi. 4. Mengidentifikasikan berbagai alternative yang tersedia bagi pribadi yang harus menyelesaikan dilema tersebut. 5. Mengidentifikasikan konsekuensi yang mungkin terjadi pada setiap alternative. 6. Memutuskan tindakan yang tepat untuk dilakukan. Menyelesaikan Dilema Etika dengan Menggunakan Pendekatan Enam Langkah Fakta Fakta yang Relevan : - Siapa yang Dipengaruhi dan Bagaimana Cara Setiap Orang Terpengaruh? - Konsekuensi dari Setiap Alternative - Tindakan yang Tepat Kebutuhan Khusus Akan Kode etik Profesi Istilah professional menunjukkan tanggung jawab untuk bertindak melebihi kepuasan yang dicapai oleh si professional itu sendiri atas pelaksanaan tanggung jawab yang diembannya maupun yang melebihi ketentuan yang disyaratkan oleh hukum dan peraturan yang berlaku dalam masyarakat. Alasan utama diperlukannya tingkat tindakan professional yang tinggi oleh setiap profesi adalah kebutuhan akan keyakinan public atas kualitas layanan yang diberikan oleh profesi, tanpa memandang masing-masing individu yang menyediakan layanan tersebut. Perbedaan Kantor Akuntan Publik dan Profesional Lainnya Kantor akuntan public memiliki bentuk hubungan dengan para pengguna laporan keuangan yang berbeda dengan bentuk hubungan antara kaum professional lainnya dengan para pengguna jasa mereka. Kantor akuntan public bertugas dan dibayar oleh perusahaan yang menerbitkan laporan keuangan, tetapi manfaat utama dari proses audit ini didapat oleh para pengguna laporan keuangan. Kode Etik Profesi Kode etik ini terdiri dari empat bagian : prinsip prinsip, peraturan etika, interpretasi atas peraturan etika dan kaidah etika. Bagian bagian ini disusun berdasarkan urutan makin spesifiknya standar tersebut. Cara Profesi dan Masyarakat Mendorong Tindakan Akuntan Publik Berkualitas Tinggi

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Marsyaf SE. Ak. AUDITING 1

Ujian akuntan publik Pengendalia n mutu Peer Review SEC

GAAS dan interpretasi nya

Persyaratan pendidikan berkelanjuta n

Perilaku karyawan kantor akuntan publik

Tanggung jawab hukum Divisi kantor akuntan publik

Kode Etik Profesi

Prinsip prinsip Etika 1. Tanggung Jawab. Dalam melaksanakan tanggung jawabnya sebagai professional, para anggota harus berusaha menjadi professional yang peka serta memiliki pertimbangan moral atas seluruh aktivitas mereka. 2. Kepentingan Publik. Para anggota harus menerima kewajiban untuk bertindak sedemikian rupa agar dapat melayani kepentingan public, menghargai kepercayaan public, serta menunjukkan komitmennya pada profesionalisme. 3. Integritas. Mempertahankan dan memperluas keyakinan public, para anggota harus menunjukkan seluruh tanggung jawab professionalnya dengan tingkat integritas tertinggi.

4. Objektivitas dan Independensi.


Anggota harus mempertahankan objektivitas dan terbebas dari konflik antar kepentingan kepentingan dalam melaksanakan tanggung jawab profesionalnya. 5. Due Care. Seorang anggota harus selalu memperhatikan standar teknik dan etika profesi selalu berusaha untuk meningkatkan kompetensi dan kualitas jasa yang diberikannya, serta melaksanakan tanggung jawab professional sesuai dengan kemampuan terbaiknya. 6. Lingkup dan Sifat Jasa. Anggota yang berpraktek bagi public harus memperhatikan prinsip prinsip pada Kode Etik Profesi dalam menentukan lingkup dan sifat jasa yang akan disediakannya.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Marsyaf SE. Ak. AUDITING 1

Interpretasi Peraturan Etika Divisi Etika Profesional AICPA menyiapkan setiap interpretasi berdasarkan pada consensus komite yang anggota utamanya terdiri dari para praktisi akuntan public. Rangkaian interpretasi ini secara formal tidak harus dipatuhi, tetapi penyimpangan dari rangkaian interpretasi ini akan menimbulkan kesulitan jika tidak mustahil bagi seorang praktisi untuk menyampaikannya dalam dengar pendapat disipliner. Rangkaian interpretasi terpenting akan dibahas sebagai bagian dari setiap bagian peraturan etika. Kaidah Etika Kaidah adalah rangkaian penjelasan oleh komite eksekutif pada divisi etika professional tentang situasi spesifik yang nyata (specific factual circumstances), dipublikasikan dalam versi lengkap dari Kode Etik Profesional. INDEPENDENSI Independensi dalam audit berarti mengambil sudut pandang yang tidak bias dalam melakukan ujian audit, mengevaluasi hasilnya, dan membuat laporan audit. Independensi ada dua yaitu : independensi dalam fakta dan independensi dalam penampilan. Independensi dalam fakta hadir saat auditor benar benar mempertahankan perilaku yang tidak bias di sepanjang audit. Sedangkan independensi dalam penampilan adalah hasil dari interpretasi lainnya dari independensi ini. Revisi dari Persyaratan Indepndensi Auditor SEC Kepentingan Kepemilikan Aturan baru melarang kepemilikan untuk orang orang yang tercakup dan keluarga dekat mereka, termasuk (a) anggota dari tim penugasan audit, (b) mereka yang dalam posisi mempengaruhi penugasan audit dalam rangkaian komando perusahaan, (c) rekanan dan para manajer yang memberikan lebih dari 10 jam jasa non audit kepada klien, dan (d) rekanan dalam kantor rekanan yang terutama bertanggung jawab untuk penugasan audit. TI dan Jasa Nonaudit Lainnya Aturan baru mengidentifikasikan jasa non audit yang mengganggu independensi kecuali kondisi tertentu dipenuhi, sebagai tambahan untuk mengkodekan batasan sebelumnya, seperti batasan memberikan jasa pembukuan untuk seorang klien. Tujuan dari pembatasan itu adlah untuk mencegah auditor dari melayani dalam sebuah fungsi manajemen atau berada dalam posisi dimana kantor audit mengaudit pekerjaannya sendiri. Dewan Standar Independen Dewan standar independen disebut juga Independence Standards Board (ISB), sebuah badan sector swasta, telah dibentuk tahun 1997 untuk memberikan rangka kerja konseptual bagi masalah independensi yang berhubungan dengan audit perusahaan public. ISB didirikan dibawah perjanjian antara SEC dan AICPA. Syarat dewan standar independent sebagai berikut : 1. Komite Audit Adalah sejumlah anggota terpilih dari dewan direksi sebuah perusahaan yang tanggung jawabnya membantu auditor untuk tetap independent dari manajemen. 2. Berbelanja untuk Prinsip Prinsip Akuntansi 3. Persetujuan Auditor oleh Pemegang Saham Walaupun tidak diharuskan oleh AICPA atau SEC, makin banyak perusahaan yang meminta pemegang saham untuk menyetujui pemilihan kantor akuntan public baru atau melanjutkan kantor yang ada sekarang.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Marsyaf SE. Ak. AUDITING 1

4. Penugasan dan Pembayaran Fee Audit oleh Manajemen Alternatif penugasan akuntan public dan pembayaran fee audit oleh manajemen barangkali adalah penggunaan baik auditor pemerintah atau seperti pemerintah. Semua hal telah diperhatikan, bias dipertanyakan apakah fungsi audit akan dilaksanakan dengan lebih baik atau lebih murah oleh sector public. PERATURAN INDEPENDENSI PERILAKU DAN INTERPRETASI

Peraturan 101 Independensi Seorang anggota yang berpraktek bagi public harus independent dalam pelaksanaan jasa profesionalnya sebagaimana yang ditentukan oleh badan-badan yang dibentuk oleh Dewan.
Kantor akuntan public harus berada dalam posisi yang independent untuk pelaksanaan beberapa jasa yang mereka sediakan, tetapi tidak untuk beberapa jasa lainnya. Frasa terakhir dalam peraturan 101, sebagaimana yang ditentukan oleh badan-badan yang dibentuk oleh Dewan merupakan cara yang tepat dari AICPA untuk mencantumkan atau tidak mencantumkan persyaratan independensi bagi berbagai jenis jasa yang berbeda. Bagaimanapun, sebuah kantor akuntan public dapat memberikan jasa perhitungan pajak penghasilan dan jasa manajemen tanpa harus berada dalam posisi yang independent. Kepentingan Keuangan Melarang anggota yang tercakup untuk memiliki saham atau investasi langsung lainnya dalam klien audit karena hal ini akan berpotensi merusak independensi audit sebenarnya, dan tentu akan mempengaruhi persepsi pemakai independensi auditor. Investasi tidak langsung, seperti kepemilikan saham dalam perusahaan klien oleh kakek si auditor, juga dilarang tetapi hanya jika jumlahnya material bagi auditor itu. Ada tiga perbedaan penting, dalam peraturan itu saat dihubungkan dengan independensi dan kepemilikan saham. Berbagai Isu Kepentingan Keuangan Yang Saling Terkait 1. Para mantan Praktisi Dalam banyak situasi, interpretasi mengijinkan para mantan rekanan atau mantan pemegang saham meninggalkan perusahaan karena hal-hal seperti pengunduran diri atau menjual kepemilikan saham mereka yang memiliki keterkaitan dengan klien-klien perusahaan yang merupakan jenis kepemilikan yang melanggar. 2. Prosedur Kredit Normal Umumnya tidak diperkenankan adanya perjanjian kredit antara sebuah kantor akuntan public atau para karyawannya dengan seorang klien audit karena hal itu merupakan hubungan financial. Bagaimanapun terdapat beberapa pengecualian atas peraturan tersebut. Selain itu diperkenankan pula menerima sebuah lembaga keuangan sebagai klien perusahaan walaupun para karyawan perusahaan tersebut memiliki sejumlah kredit kepemilikan rumah, jenis kredit lainnya yang dijamin sepenuhnya dengan agunan, serta kredit-kredit yang tidak material lainnya pada lembaga keuangan tersebut.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Marsyaf SE. Ak. AUDITING 1

3. Kepentingan Keuangan dari Sanak Keluarga Terdekat Kepentingan dari pasangan hidup, anak-anak, atau sanak keluarga yang hidup bersama atau kehidupannya didukung oleh seorang anggota perusahaan umumnya diperlakukan seolah-olah merupakan kepentingan keuangan dari anggota itu sendiri. Untuk orang yang berada pada tim penugasan, independensi adalah menggangu bila seorang keluarga dekat memiliki posisi kunci dengan klien atau memiliki kepentingan keuangan yang material dengan keluarga dekat itu atau memampukan keluarga dekat untuk melakukan pengaruh yang penting atas klien. Independensi dianggap terganggu bila orang yang tercakup tidak sadar akan kepentingan kepemilikan keluarga dekat itu. 4. Bersama-sama Memiliki Hubungan sebagai Penanam Modal atau Penerima Modal dengan Klien Investor klien. Bila investasi klien dalam non klien adalah material, suatu investasi langsung atau tidak langsung material oleh akuntan public dalam penginvestasian non klien mengganggu independensi. Bila investasi klien tidak material, independensi hanya terganggu bila investasi akuntan public itu material. Yang diinvestasikan klien. Bila investasi dalam seorang klien adalah material untuk investor non klien, suatu investasi langsung atau tidak langsung material oleh akuntan public dalam non klien mengganggu independensi. Bila investasi non klien dalam klien tidaklah material independensi tidak terganggu kecuali investasi akuntan public untuk melakukan pengaruh penting atas non klien. 5. Direktur, Pejabat, Manajemen, atau Pegawai Sebuah Perusahaan Jika seorang akuntan public merupakan salah satu anggota dari dewan direksi atau seorang pejabat pada sebuah perusahaan klien, maka kemampuannya untuk membuat evaluasi yang independent atas kewajaran penyajian laporan keuangan akan terpenuhi. Keterlibatan yang cukup sering dengan manajemen dan keputusan-keputusan yang dihasilkan dari pertemuan tersebut, kemungkinan besar akan mempengaruhi cara pandang para pengguna laporan terhadap independensinya sebagai auditor. Untuk mengeliminasi kemungkinan ini, interpretasi tidak memperkenankan auditor menjadi seorang direktur atau pejabat dari perusahaan yang menjadi klien perusahaan. Litigasi Antara Kantor Akuntan dan Klien Saat ada tuntutan hukum atau maksud untuk memulai sebuah tuntutan hukum diantara sebuah kantor akuntan public dan kliennya, kemampuan dari kantor akuntan public dank lien untuk tetap obyektif dipertanyakan. Litigasi oleh klien berhubungan dengan pajak atau jasa bon audit , atau litigasi baik terhadap klien dan kantor akuntan public oleh pihak lain, biasanya tidak menggangu independensi. Pembukuan dan Jasa Lainnya Interpretasi mengijinkan kantor akuntan public untuk melakukan pembukuan dan audit untuk klien yang sama. Ada tiga persyaratan penting yang harus dipenuhi auditor sebelum bias diterima melakukan pembukuan dan audit untuk klien : 1) Klien harus menerima tanggung jawab penuh laporan keuangan. Klien harus cukup memiliki pengetahuan tentang aktivitas dan kondisi keuangan perusahaan dan bias menerapkan prinsip-prinsip akuntansi sehingga klien

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Marsyaf SE. Ak. AUDITING 1

bias menerima dengan wajar tanggung jawab demikian, termasuk kewajaran valuasi, penyajian, dan memadainya pengungkapan. 2) Akuntan public tidak boleh mananggung peran karyawan atau menajemen yang melakukan operasi perusahaan. 3) Akuntan public dalam membuat audit laporan keuangan yang disiapkan dari buku dan catatan yang telah dipelihara oleh akuntan public sepenuhnya atau sebagian, harus sesuai dengan GAAS. Untuk klien SEC, SEC melarang melakukan jasa pembukuan dan audit oleh kantor akuntan public yang sama. Kantor akuntan public menawarkan banyak jasa lainnya bagi klien untuk pembuktian yang bisa mengganggu independensi. Fee yang belum Dibayar Independensi dianggap menggangu bila fee yang ditagih atau tidak ditagih tetap belum dibayar untuk jasa professional yang diberikan lebih dari 1 tahun sebelum tanggal laporan. Fee yang belum dibayar demikian dianggap menjadi pinjaman dari auditor kepada klien dan karenanya sebuah pelanggaran dari Peraturan 101. fee yang belum dibayar dari seorang klien dalam kebangkrutan tidak melanggar Peraturan 101. PERATURAN ETIKA LAINNYA

Peraturan 102 Integritas dan Obyektivitas Dalam kinerja jasa professional manapun, seorang anggota yang bias memelihara obyektivitas dan integritas, akan bebas dari konflik kepentingan, dan tidak akan dengan sengaja membuat kesalahan penyajian fakta atau menyerahkan penilaian kepada orang lain yang posisinya lebih rendah.
Seorang auditor percaya bahwa piutang dagang mungkin tidak bisa ditagihkan tetapi menerima opini manajemen tanpa evaluasi independent atas kolektibilitas. Auditor telah menurunkan penilaiannya dan karenanya kekurangan objektivitas. Anggota staf audit tidak boleh menyerahkan penilaian mereka kepada penyelia pada posisi yang lebih rendah atas penugasan audit. Auditor staf bertanggung jawab atas penilaian mereka sendiri yang mendokumentasikan dlam arsip audit dan tidak boleh merubah kesimpulan tersebut atas permintaan penyelia penugasan kecuali auditor staf setuju dengan kesimpulan penyelia. Interpretasi atas Peraturan 102 menyatakan bahwa konflik kepentingan yang terlihat mungkin bukan merupakan pelanggaran terhadap peraturan etika bila informasinya diungkapkan kepada klien anggota atau yang mempekerjakan. Standar Teknis Ketiga kode standar berikutnya berhubungan dengan ketaatan auditor dengan persyaratan standar teknis. Yang berikut adalah persyaratan standar teknis :

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Marsyaf SE. Ak. AUDITING 1

Peraturan 201 Standar Umum Seorang anggota harus memenuhi standar dan interpretasi berikut yang dikemukakan oleh badan yang dirancang oleh Konsul. Kompetensi profesi. Hanya mengerjakan jasa profesi tersebut dimana anggota atau firma anggota secara wajar bias berharap untuk diselesaikan dengan kompetensi profesi. Perhatian profesi. Melakukan perhatian profesi dalam penampilan jasa profesi Perencanaan dan supevisi. Merencanakan dengan cukup dan mengawasi penampilan jasa profesi Data relevan yang cukup. Memperoleh data relevan yang mencukupi sebagai dasar yang wajar untuk kesimpulan atau rekomendasi dalam hubungannya dengan jasa profesi yang dilakukan.

Peraturan 202 Pemenuhan Standar Seorang anggota yang melakukan audit, telaah, pemenuhan, konsultasi manajemen, pajak, atau jasa professional lainnya akan memenuhi standar yang disebarluaskan oleh badan yang ditujukan oleh Dewan Peraturan 203 Prinsip-prinsip Akuntansi Seorang anggota tidak boleh (1) memberikan opini atau menyatakan dengan setuju bahwa Laporan Keuangan atau data keuangan lainnya atas entitas yang disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang diterima secara umum atau (2) menyatakan bahwa ia tidak menyadari suatu modifikasi material yang harus dibuat untuk laporan atau data demikian dengan maksud agar modifikasi itu sesuai dengan prinsip akuntansi yang diterima secara umum bila laporan atau data demikian berisi penyimpangan dari sebuah prinsip akuntansi yang disebarkan oleh badan yang ditunjuk oleh Konsul untuk membuat prinsip demikian yang secara material memberi pengaruh kepada laporan atau data yang diambil secara keseluruhan. Namun, bila laporan atau data berisi penyimpangan demikian dari anggota bias memperlihatkan bahwa karena keadaan tidak biasa, laporan keuangan atau data kalau tidak bias menyesatkan, anggota bias memenuhi peraturan dengan menjelaskan penyimpangannya, perkiraan efeknya. Bila bias diterapkan, dan alasan mengapa pemenuhan prinsip akan menghasilkan laporan yang menyesatkan.
Tujuan utama persyaratan Peraturan 201 hingga 203 adalah untuk memberikan dukungan bagi ASB dan FASB dan badan penetapan standar teknis lainnya. Peraturan 202 menjelaskan bahwa saat seorang praktisi melanggar sebuah standar audit, pearturan etika adalah juga dilanggar secara otomatis. Yang berikut adalah persyaratan khusus dari Peraturan 301 yang berhubungan dengan inforamsi rahasia klien :

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Marsyaf SE. Ak. AUDITING 1

Peraturan 301 Informasi Rahasia Klien Seorang anggota dalam praktek umum tidak akan mengungkapkan informasi rahasia klien tanpa persetujuan dari klien. Peraturan ini tidak boleh ditafsirkan (1) untuk membebaskan seorang anggota dari kewajiban profesionalnya dibawah peraturan 202 dan 203, (2) dengan cara apapun mempengaruhi kewajiban anggota untuk memenuhi panggilan pengadilan yang dibuat secara sah dan bias diterapkan, (3) untuk melarang telaah dari praktek professional anggota dibawah AICPA atau masyarakat akuntan public Negara bagian atau otorisasi Dewan Akuntansi, atau (4) menghalangi seorang anggota untuk memulai sebuah keluhan dengan, atau merespon suatu penyelidikan yang dibuat oleh, divisi etika professional atau dewan pengadilan Institute atau badan investigative atau disipliner dari masyarakat akuntan public Negara bagian atau Dewan Akuntansi. Anggota dari badan yang diidentifikasikan dalam (4) diatas dan anggota yang terlibat dengan praktek professional menelaah yang diidentifikasikan dalam (3) diatas tidak akan menggunakan keuntungan mereka sendiri atau mengungkapkan informasi rahasia klien milik anggota manapun yang datang kepada mereka dalam menjalankan aktivitas tersebut. Larangan ini tidak akan membatasi pertukaran informasi para anggota yang berhubungan dengan cara kerja investigative atau disipliner yang dijelaskan dalam (4) diatas atau telaah oraktek professional yang dijelaskan dlam (3) diatas.
Kebutuhan atas Kerahasiaan Selama audit atau jenis penugasan lainnya. Praktisi memperoleh banyak informasi yang sifatnya rahasia, termasuk gaji pejabat perusahaan, pembuatan harga produk dan rencana periklanan, dan data biaya produk. Bila auditor membocorkan informasi ini ke pihak luar atau kepada karyawan klien yang tidak mempunyai akses kepada informasi itu, hubungan dengan manajemen bias sangat tegang, dan dalam kasus ekstrim, klien bias dicelakai. Persyaratan kerahasiaan diterapkan kepada semua jenis jasa yang diberikan oleh perusahaan akuntan public, termasuk jasa pajak dan manajemen. Pengecualian atas Kerahasiaan Ada 4 pengecualian atas persyaratan kerahasiaan. Keempat pengecualian itu mengenai tanggung jawab yang lebih penting daripada mempertahankan hubungan rahasia dengan klien. 1. Kewajiban yang berhubungan dengan standar teknis 2. Panggilan pengadilan Secara hukum, informasi disebut informasi istimewa bila cara kerja hukum tidak mewajibkan seseorang untuk memberikan informasi bahkan bila ada panggilan pengadilan. 3. Peer Review Saat seorang akuntan public atau perusahaan akuntan public melakukan peer review pengendalian mutu perusahaan akuntan public lainnya. Peer review sudah biasa menguji beberapa kumpulan arsip audit. 4. Respons kepada divisi etika Fee Kontijen (Contingent Fee) Untuk membantu akuntan public mempertahankan obyektivitas dlam melaksanakan audit atau jasa atestasi lainnya, mendasarkan fee pada hasil penugasan itu dilarang. Sebuah persetujuan antara AICPA dan Komisi Perdagangan Federal telah menghilangkan larangan atas fee kontijen untuk jasa non atestasi, kecuali perusahaan

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Marsyaf SE. Ak. AUDITING 1

akuntan public juga melaksanakan jasa atestasi untuk klien yang sama. Dibawah perjanjian itu, misalnya bukanlah pelanggaran bagi akuntan public untuk membebankan fee sebagai saksi ahli yang ditentukan oleh jumlah yang diberikan kepada penggugat atau mendasarkan fee konsultasi atas presentase surat berharga bila perusahaan akuntan public juga tidak melakukan audit atau atestasi lainnya untuk klien yang sama. Tindakan yang Bisa Didiskreditkan Tindakan yang bisa didiskreditkan tidaklah didefinisikan dengan baik dalam peraturan atau interpretasi. Yang berikut adalah sebagian persyaratan yang dikandung dalam interpretasi : 1. Retensi dari catatan klien. Ini adalah sebuah tindakan yang bisa didiskreditkan untuk mempertahankan catatan klien setelah permintaan dilakukan untuk mereka. 2. Diskriminasi dan gangguan dalam praktek karyawan. 3. Standar atas audit pemerintah dan persyaratan badan dan agensi pemerintah. 4. Kelalaian dalam persiapan laporan atau catatan keuangan 5. Kegagalan mengikuti persyaratan dari badan pemerintah. 6. Permohonan atau pengungkapan pertanyaan dan jawaban ujian akuntan public. 7. Kegagalan memasukkan pajak penghasilan atau pembayaran kewajiban pajak. Sebagai bimbingan atas apa yang merupakan tindakan yang bisa didiskreditkan, anggaran rumah tangga AICPA memberikan bimbingan yang lebih jelas daripada Kode Etik Profesional AICPA. Anggaran rumah tangga itu menyatakan bahwa keanggotaan dalam AICPA bisa dihentikan tanpa pemeriksaan tuduhan untuk salah satu dari empat kejahatan ini : (1) sebuah kejahatan bisa dihukum penjara selama lebih dari I tahun; (2) kegagalan sengaja dalam memasukkan suatu pengembalian pajak penghasilan dimana akuntan public sebagai pembayar individual berkewajiban hukum untuk menyerahkannya; (3) memasukkan pengembalian pajak penghasilan yang salah atau curang atas nama klien atau akuntan public; atau (4) sengaja membantu dalam persiapan dan penyajian pengembalian pajak penghasilan yang salah atau curang dari seorang klien.

Peraturan 302 Fee Kontijen Seorang anggota dalam praktek public tidak boleh 1) Melakukan suatu jasa professional untuk fee kontijen, atau menerima fee demikian dari, seorang klien dimana anggota atau firma Seorang melakukan : anggota anggota Peraturan 501 Tindakan yang Bisa Didiskreditkan a) Sebuah audit atau telaah atas laporan keuangan tidak boleh melakukan tindakan yang bisa didiskreditkan untuk profesinya b) Kompilasi dari laporan keuangan saat anggota menduga, atau secara wajar bisa mengharapkan, bahwa pihak ketiga akan menggunakan laporan keuangan dan laporan kompilasi anggota tidak mengungkapkan kurangnya independensi; atau c) Sebuah pengujian dari calon informasi keuangan; Atau, 2) Menyiapkan pengembalian pajak atau tuntutan asli atau yang telah diperbaiki atas pengembalian dana pajak untuk fee kontijen. Larangan (1) diatas diterapkan selama periode dimana anggotaan atau firma terlibat untuk melakukan salah satu jasa yang disebutkan diatas dan periode yang dicakup dalam suatu laporan keuangan histories yang terlibat dalam salah satu jasa di atas. Kecuali seperti yang dinyatakan dalam kalimat berikut, fee kontijen adalah fee yang dibuat untuk penampilan dari suatu jasa menurut sebuah pengaturan dimana tidak ada fee yang dibebankan kecuali temuan khusus atau hasilnya diperoleh, atau dimana jumlah fee bergantung pada temuan atau hasil dari jasa demikian. Hanya untuk tujuan peraturan ini, fe tidak dianggap menjadi kontijen bila ditetapkan oleh pengadilan atau otorisasi public - UMB Pusat Pengembangan Bahan Ajarlainnya, atau, dalam masalah pajak, bila ditentukan Marsyaf SE. Ak. berdasarkan pada cara kerja hukum atau temuan dari agen pemerintahan. AUDITING 1 Fee anggota bisa bervariasi bergantung pada, misalnya, kerumitan dari jasa yang diberikan.

Periklanan dan Permohonan

Peraturan 502 Periklanan dan Bentuk Permohonan Lainnya Seorang anggota dalam praktek public tidak boleh berusaha memperoleh klien dengan iklan atau permohonan bentuk lain dalam cara yang salah, menyesatkan, atau menipu. Permohonan dengan penggunaan kekerasan, melampaui batas, atau mengganggu itu terlarang.
Komisi dan Fee Penyerahan Komisi adalah kompensasi yang dibayarkan untuk merekomendasikan atau menghubungi produk atau jasa pihak ketiga untuk klien atau merekomendasikan atau menghubungi produk atau jasa klien kepada pihak ketiga. Pembatasan atas komisi adalah serupa dengan perturan fee kontijen. Akuntan public umumnya dilarang dari menerima komisi untuk seorang klien yang menerima jasa atestasi dari perusahaan akuntan public. Komisi diijinkan untuk klien lain, tetapi harus diungkapkan. Fee penyerahan yang berhubungan dengan merekomendasikan atau menghubungi jasa seorang akuntan public tidak dianggap komisi dan tidak dibatasi. Namun, fee penyerahan untuk jasa akuntan public juga harus diungkapkan. Aturan untuk komisi dan fee penyerahan berarti bahwa sebuah perusahaan akuntan public tidak melanggar peraturan perilaku AICPA bila ia menjadi hal seperti real estate, sekuritas, dan seluruh perusahaan atas dasar komisi bila transaksi itu tidak melibatkan seorang klien yang menerima jasa atestasi dari perusahaan akuntan public yang sama. Peraturan ini memampukan perusahaan akuntan public untuk mendapatkan keuntungan dengan memberikan banyak jasa kepada klien jasa non atestasi yang sebelumnya dilarang. Bentuk dan Nama Organisasi Peraturan 505 mengijinkan praktisi untuk mengatur salah satu dari enam bentuk ini, sepanjang mereka diijinkan oleh hukum Negara bagian : kepemilikan, rekanan umum, perusahaan umum, perusahaan professional (professional corporation / PC), perusahaan kewajiban terbatas (limited liability company / LCC), atau rekanan kewajiban terbatas (limited liability partnership / LLP). Kepemilikan perusahaan akuntan public oleh non-akuntan public sekarang diijinkan dibawah kondisi berikut : Akuntan public harus memiliki mayoritas kepentingan keuangan perusahaan dan hak pengambilan suara. Akuntan public harus memiliki tanggung jawab akhir untuk semua atestasi laporan keuangan, kompilasi dan jasa lain yang diberikan oleh perusahaan yang diatur oleh Laporan Standar Audit atau Laporan Standar Jasa Akuntansi dan Review. Pemilik harus selalu memiliki modal mereka dalam hak mereka sendiri Peraturan berikut diterapkan kepada pemilik non akuntan public : 1) Mereka harus secara aktif memberikan jasa kepada klien perusahaan sebagai pekerjaan prinsip mereka

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Marsyaf SE. Ak. AUDITING 1

2) Mereka tidak bisa menyebut diri mereka akuntan public tetapi bisa menggunakan suatu gelar yang diijinkan oleh hukum Negara bagian sepertiprinsip-prinsip, pemilik, pejabat, anggota, atau pemegang saham. 3) Mereka tidak bisa mengasumsikan tanggung jawab akhir untuk atestasi laporan keuangan atau penugasan kompilasi. 4) Mereka tidak memenuhi syarat untuk kenggotaan AICPA tetapi harus memenuhi Kode Etik Profesional AICPA. 5) Pemilik baru non-akuntan public harus memiliki gelar kesarjanaan. 6) Mereka harus memenuhi persyaratan pendidikan professional yang terus berlanjut sebagai anggota AICPA.

Peraturan 505 Bentuk dan Nama Organisasi Anggota bisa mempraktekan akuntansi public hanya dalam bentuk organisasi yang diijinkan oleh hukum Negara bagian yang karakteristiknya sesuai dengan resolusi dari Dewan. Seorang anggota tidak boleh mempraktekan akuntansi public dibawah nama firma yang menyesatkan. Nama dari salah satu atau lebih pemilik lama bisa disertakan dalam nama firma dari organisasi penerus. Sebuah firma tidak boleh menunjuk dirinya sendiri sebagai Anggota dari AICPA kecuali semua pemilik akuntan publiknya adalah anggota dari institute itu.

PENEGAKAN HUKUM Kegagalan untuk mengikuti peraturan kode etik bisa menghasilkan dikeluarkan dari AICPA. Dikeluarkan dari AICPA karena sebuah pelanggaran peraturan diterbitkan dalam Laporan Berkala Akuntan Publik, sebuah terbitan yang dikirimkan kepada semua anggota AICPA. Selain peraturan kode etik, anggaran rumah tangga AICPA memberikan skors otomatis atau dikeluarkan dari AICPA untuk tuduhan sebuah kejahatan yang bisa dihukum dengan penjara lebih dari 1 tahun dan untuk beragam kejahatan yang berhubungan dengan pajak. Tindakan oleh Divisi Etika Profesional AICPA Divisi Etika Profesional AICPA bertanggung jawab untuk menyelidiki pelanggaran lain atas Kode dan menentukan tindakan disiplin. Ada dua tingkatan utama tindakan disiplin. Untuk yang tidak terlalu serius, dan barangkali pelanggan tidak sengaja, divisi ini membatasi disiplin hingga persyaratan perbaikan atau tindakan korektif. Tindakan oleh Dewan Akuntansi Negara Bagian Hadirnya peraturan kode etik, serupa dengan milik AICPA, hal itu telah diterpkan oleh Dewan Akuntansi dari seluruh 50 negara bagian Amerika Serikat. Karena setiap Negara bagian memberikan lisensi praktek seorang praktisi individual sebagai akuntan public, pelanggaran penting dari kode etik Dewan Akuntansi Negara bagian bisa menghasilkan kerugian sertifikat akuntan public dan lisensi praktek. Walaupun jarang terjadi, kerugian itu menggeser praktisi itu dari akuntan public. Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Marsyaf SE. Ak. AUDITING 1

Tabel 4-1 No.

Ikhtisar Peraturan Perilaku PENERAPA IKHTISAR PERATURAN NNYA Anggota yang Berpraktek bagi Publik X Seorang anggota yang berpraktek bagi public harus independent dalam pelaksanaan jasa profesionalya sebagaimana yang ditentukan oleh badan-badan yang dibentuk oleh Dewan. Dalam melakukan setiap jasa profesionalnya, seorang anggota harus memelihara obyektivitas dan integritas, terbebas dari konflik antar kepentingan, dan tidak secara sadar melakukan kesalahan penyajian data atau menyerahkan pertimbangannya kepada pihak lain. Untuk seluruh jenis jasa, seorang anggota harus mematuhi standar professional dan interpretasi berikut ini yang disusun oleh badan yang dibentuk oleh Dewan ; (1)hanya melakukan jasajasa professional yang diestimasikan oleh anggota dapat diselesaikan dengan kompetensi professional, (2) menjalankan profesionalisme secara cermat, (3) perencanaan yang matang dan supervisi seluruh penugasan, dan (4) memperoleh data yang relevan dan cukup untuk mendukung suatu dasar yang pantas bagi semua kesimpulan/rekomendasi. Seorang anggota yang melakukan jasa auditing, review, kompilasi, konsultasi manajemen, pajak, atau jasa professional lainnya harus mematuhi standar-standar yang disusun oleh badan-badan yang dibentuk oleh Dewan. Seorang anggota harus mematuhi standar pelaporan audit professional yang disusun oleh badan-badn yang dibentuk oleh Dewan dalam menerbitkan laporan tentang kepatuhan entitas atas prinsip akuntansi yang

PERATURAN PERILAKU Topik Semua Anggota

101

Independensi

102

Integritas dan Obyektivitas

201

Standar Umum

202

Kepatuhan pada Standar

203

Prinsip-prinsip Akuntansi

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Marsyaf SE. Ak. AUDITING 1

301

Informasi Rahasia Klien

302

Contingent Fee

501 502

Tindakan Tercela Advertensi dan bentuk solisitasi lainnya

X X

503

Komisi dan referral fee

505

Bentuk dan Nama Organisasi

berlaku umum. Seorang anggota yang berpraktek bagi public tidak boleh mengungkapkan informasi rahasia klien tanpa persetujuan khusus dari klien, kecuali entuk empat situasi khusus yang dinyatakan dalam Peraturan 301. Seorang anggota yang berpraktek bagi public tidak boleh melakukan praktek demi suatu contingent fee atas jasa professional apapun jika ia pun melakukan suatu jasa audit, review, atau beberpa kompilasi tertentu atas laporan keuangan bagi klien. Seorang anggota yang berpraktek bagi public pun tidak diijinkan untuk menyiapkan suatu perhitungan pajak penghasilan asli atau amandemen atau klaim untk restitusi pajak atas suatu contingent fee bagi klien manapun. Seorang anggota tidak diijinkan untuk melakukan suatu tindakan yang dapat mencemari kredibilitas profesi. Seorang anggota yang berpraktek bagi public tidak diperbolehkan untuk menggunakan advertensi atau bentuk solsitasi lainnya untuk memperoleh klien dengan suatu cara yang salah, menyesatkan, atau menipu. Solsitasi yang menggunakan kekerasan, melampaui batas, atau cara-cara yang mengganggu pun tidak diperkenankan. Seorang anggota yang berpraktek bagi public tidak boleh menerima atau membayar suatu komisi atau referral bagi klien manapun jika anggota itu pun melakukan suatu jasa audit, review, atau beberpa kompilasi tertentu atas laporan keuangan, atau suatu pengujian atas proyeksi laporan keuangan klien. Untuk perolehan komisi dan referral fee yang tidak dilarang, seorang anggota harus mengungkapkan keberadaan feefee tersebut kepada klien. Seorang anggota boleh berpraktek sebagai akuntan public hanya dalam suatu bentuk organisasi yang diijinkan oleh hukum atau peraturan Negara bagian yang karakteristiknya sesuai dengan resolusi Dewan atau tidak diperkenankan melakukan praktek akuntan public dengan suatu nama firma yang dpat menyesatkan.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Marsyaf SE. Ak. AUDITING 1

LEGAL LIABILITY (KEWAJIBAN HUKUM) Bab ini memusatkan perhatian pada kemampuan hukum bagi kantor akuntan baik secara konsep maupun tuntutan hukum khusus terhadap para Akuntan Publik. LINGKUNGAN HUKUM YANG BERUBAH Mempunyai faktor-faktor pokok : 1. Ada peningkatan kesadaran para pengguna Laporan Keuangan akan tanggung jawab Akuntan Publik 2. Ada peningkatan kesadaran divisi-divisi Securities & Exchange Commision (SEC) mengenai dengan kewajibannya melindungi kepentingan para pemegang saham 3. Auditing dan akuntansi semakin kompleks karena ada faktor-faktor seperti meningkatnya ukuran usaha, globalisasi usaha dan intrik-intrik operasi usaha.

4. Masyarakat menerima tuntutan dari pihak yang terlika melawan siapa saja yang
dapat memberikan kompensasi, tanpa melihat siapa yang salah, bersama beberapa doktrin tentang kewajiban. Hal ini biasa disebut: konsep kewajiban deep pocket 5. Keputusan pengadilan sipil pada beberapa kasus yang melawan Akuntan Publik yang telah dipuji-puji, yang telah meyakinkan para pengacara untuk memberikan pelayanan hukum berdasarkan biaya jasa yang tergantung pada keberhasilan. Kesempatan ini menawarkan keuntungan terhadap pihak yang terluka bila tuntutannya berhasil, dan menawarkan kerugian seminimal mungkin bila tuntutannya tidak berhasil 6. Banyak perusahaan Akuntan Publik lebih memilih menyelesaikan maslah hukum mereka di luar pengadilan untuk menghindari biaya pengadilan yang mahal dan publisitas bukannya menyelesaikan melalui proses pengadilan

7. Pengadilan mempunyai kesulitan di dalam memahami dan menafsirkan


masalah-masalah teknis akuntansi dan audit. PERBEDAAN ANTARA KESALAHAN BISNIS, KESALAHAN AUDIT, DAN RISIKO AUDIT Kesalahan usaha terjadi bila usaha tersebut tidak dapat mengembalikan kepada para peminjam atau tidak dapat memenuhi harapan para pemegang saham karena keadaan ekonomi atau keadaan usaha, seperti resesi, pendapat manajemen Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Marsyaf SE. Ak. AUDITING 1

yang tidak bermutu, atau adanya persaingan yang tidak terduga dalam industri tersebut. Kasus ekstrim dari kesalahan usaha ini adalah kebangkrutan. Kesalahan audit terjadi ketika auditor mengeluarkan pendapat audit yang salah karena tidak memenuhi syarat yang tercantum pada standar audit yang dapat diterima (generally accepted auditing standards / GAAS). Contohnya adalah menunjuk asisten yang bermutu untuk menjalankan tugas audit sehingga gagal menemukan kesalahan yang dapat ditemukan oleh auditor yang bermutu. Risiko audit memperlihatkan risiko yang dihadapi auditor yang menyatakan bahwa laporan keuangan tersebut sudah benar sehingga pendapat auditor yang tidak bermutu sudah diterbitkan, tetapi pada kenyatannya laporan tersebut ternyata tidak benar dan tingkat materialitasnya tinggi. KONSEP HUKUM YANG MENYEBABKAN KEWAJIBAN 1. Konsep Kehati-hatian (Prudent Person Concept) Kesepakatan antara profesi akuntan dan Lembaga Hukum bahwa auditor bukanlah penanggung jawab atau penjamin Laporan Keuangan. Auditor diharapkan melaksanakan audit dengan teliti. Auditor tidak dapat diharapkan sempurna atau standar kehati-hatian dimana Auditor diharapkan bisa menyelesaikan tugasnya.Hali ini dikemukakan dalam Cooley on Torts sebagai berikut: Setiap orang yang menawarkan jasa pelayanan kepada yang lain dan dipekerjakan memiliki kewajiban untuk menggunakan keahlian dalam pekerjaannya yang didapat dengan hati-hati dan sungguh-sungguh. Dalam setiap pekerjaan di mana keahlian khusus dibutuhkan, bila seseorang menawarkan jasanya, dia sudah mengerti bahwa dia sudah diakui keluar sebagai pemegang tingkat keahlian yang biasanya sudah dimiliki orang lain pada posisi yang sama, dan bila keinginannya tidak tercapai, ia sudah melakukan penipuan terhadap setiap orang yang mempekerjakannya dalam hubungannya dengan profesi publiknya. Tetapi tak seorangpun, baik terlatih maupun tidak, menjalankan tugas yang dia perkirakan bisa berhasil dan tanpa salah sedikitpun. Dia bertugas dengan semangat dan integrasi yang baik tetapi tidak dengan kemungkinann berbuat salah dan dia bertanggung jawab terhadap atasannya atas kelalaiannya, itikad buruk, atau ketidakjujuran, tetapi tidak bertanggung jawab atas kerugian karena penilaian yang salah.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Marsyaf SE. Ak. AUDITING 1

2. Kewajiban atas Tindakan Rekan Lain Para rekan atau para pemegang saham dalam menghadapi gabungan profesional, bertanggung jawab bersama-sama untuk mengambil tindakan perdata (civil action) yang ditujukan terhadap setiap pemilik. Tetapi bila perusahaan ini beroperasi sebagai Limited iability Partnership (LLP), Limited Liability Company (LLC), gabungan perusahaan umum, atau perusahaan profesional dengan tanggung jawab terbatas, tanggung jawab atas tindakan salah satu pemilik tidak berdampak pada harta pribadi pemilik lain, kecuali pemilik lain langsung terlibat dalam tindakan tindakan yang dilakukan pemilik yang menyebabkan kewajiban ini.Para partner juga bertanggung jawab atas pekerjaan orang yang mereka percayai di bawah hukum perusahaan. Ketiga kelompok yang mungkin sekali harus dipercayai adalah : para karyawan, perusahaan Akuntansi Publik lain yang terikat untuk mengerjakan sebagian dari pekerjaannya dan para ahali yang menyiapkan informasi teknis. 3. Tindakan Ada Komunikasi yang Rahasia Akuntan Publik tidak mempunyai hak menurut hukum adat (common law) untuk menahan informasi dari pengadilan dengan menyatakan bahwa informasi tersebut rahasia. Seorang Akuntan Publik dapat menolak untuk beraksi di suatu negara bagian yang memiliki UU Komunikasi rahasia. 4. Syarat-syarat hukum yang berpengaruh terhadap kewajiban Akuntan Publik Perbedaan antara kewajiban bersama dan beberapa kewajiban laindan antara kewajiban terpisah dengan kewajiban proporsional. Yang akan dijelaskan pada tabel 5-1, karena nilai pengganti antara kedua dasar ini akan berubah sangat besar dalam menilai kerugian.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Marsyaf SE. Ak. AUDITING 1

Syarat-syarat Hukum yang Menimbulkan Kewajiban para Akuntan Publik Syarat hukum Deskripsi

1. Syarat-syarat yang berhubungan dengan kelalaian dan penipuan ketidak pedulian yang biasa diharapkan dari seorang dalam situasi tertentu. Untuk para Auditor, sudah selayaknya melakukan apa yang seharusnya dilakukan 2. Syarat-syarat yang berhubungan dengan hukum kontrak oleh para Auditor yang kompeten pada situasi yang a. Pembatalan kontrak Kesalahan karena satu atau kedua pihak dalam sama. kontak untuk memenuhi syarat di dalam kontrak. Contohnya, kesalahan dari perusahaan Akuntan b. Penipuan Besar Ketidak pedulian, tindakan yang sangt sembrono yang Publik untuk menerbitkan laporan pajak pada bisa diharapkan dari seorang. Beberapa negara bagian tanggal yang sudah disetujui. tidak membedakan antara penipuan biasa dengan penipuan besar b. Kewajiban kepada pihak ketiga Pihak ketiga yang tidak mempunyai kerahasiaan tentang kontrak, tetapi sudah diketahui pihak c. Penipuan yang menyolok Kelalaian yang ekstrim / luar biasa, meskipun yang mempunyai hubungan kontrak dan sebenarnya tidak bermaksud untuk menipu atau dimaksudkan mempunyai beberapa hak dan merugikan. Penipuan konstruktif sering disebut keuntungan sesuai kontrak. Contohnya bank sebagai kesembronoan. yang mempunyai tagihan pinjaman dalam jumlah besar pada tanggal tutup buku, dan d. Penipuan Terjadi bila laporan yang salah sudah dibuat dan membutuhkan audit sebagai bagian dari memang sudah diketahui bahwa terjadi kesalahan dan persetujuan pinjaman bermaksud untuk menipu a. Penipuan biasa

Gambar 5-1

Empat Sumber Utama dari KewajibanHukum Auditor

Sumber kewajiban dan contoh klaim yang potensial Klien kewajiban klien di bawah Klien menuntut auditor karena tidak dapat menemukan Hukum adat (common law) penipuan yang sangat material selama audit Pihak ketiga kewajiban kepada Bank menuntut Auditor karena tidak dapat menemukan Pihak ketiga di bawah hukum adat bahwa laporan Keuangan Peminjam ternyata salah dan nilainya sangat material Kewajiban di bawah UU Hukum Federal Kelompok para pemegang saham menuntut auditor karena tidak menemukan kesalahan yang material dalam laporan keuangan

Kewajiban Kriminal Pemerintah federal menuntut Auditor karenaAk. Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Marsyaf SE. mengetahui bahwa laporan Audit yang AUDITING 1 diterbitkan oleh Auditor tidak benar

Fokus utama pada empat sumber-sumber kewajiban hukum auditor, ke-4 kewajiban ini dibagi sebagai berikut : 1. Kewajiban terhadap klien 2. Kewajiban terhadap pihak ketiga berdasarkan hukum adat (common law) 3. Kewajiban terhadap pihak ketiga berdasarkan hukum keamanan, dan 4. kewajiban kriminal KEWAJIBAN TERHADAP KLIEN Sumber yang paling biasa dari suatu tuntutan terhadap Akuntan Publik adalah dari klien. Tuntutannya sangat bervariasi termasuk klaim seperti kesalahn menyelesaikan kontrak karena tidak sesuai dengan tanggal yang disepakati, dan pembatalan dari suatu proses audit yang tidak bertanggung jawab, kegagalan untuk menemukan kecurangan (pencuri harta perusahaan) dan melanggar syarat-syarat audit yang kerahasiaannya harus dijaga. Kantor Akuntan Publik biasanya menggunakan satu atau kombinasi dari empat pembelaan bila ada tuntutan hukum oleh klien yaitu :

1. Tidak ada kewajiban. Tidak adanya kewajiban untuk melaksanakan jasa berarti
bahwa KAP mengklaim bahwa tidak ada kontrak yang tersirat atau yang tersurat. Misalnya, KAP mengklaim bahwa kekeliruan itu tidak dapat diungkapkan karena kantornya hanya melakukan jasa penelaahan, bukan audit.

2. Tidak ada kelalaian dalam pelaksanaan kerja. Untuk pelaksanaan kerja yang
tidak mengandung kelalaian di dalam suatu audit, KAP mengklaim bahwa auditnya itu dilaksanakan sesui dengan standar GAAS. Suatu audit yang sesuai dengan GAAS mempunyai keterbatasan dan tidak dapat diandalkan dengan pasti bahwa semua kekeliruan akan ditemukan. Mengharuskan auditor untuk menemukan kekeliruan dan kerugian yang material, pada dasarnya, sama dengan menganggap mereka menjadi penjamin ketepatan laporan keungan

3. Kelalaian kontribusi. Pembelaan terhadap kelalaian kontribusi terjadi bila


tindakan klien yang menyebabkan kerugian menjadi dasar bagi kerugian atau mempengaruhi audit sehingga auditor tidak bisa menemukan sebab dari kerugian yang terjadi. Sebagai contoh keadaan pertama klien mengklaim bahwa KAP gagal mengungkapkan pencurian unag kas yang dilakukan pegawainya. Pembelaan auditor terhadap kelalaian kontribusi dapat berupa kalim bahwa KAP tersebut telah memberitahu manajemen tentang kelemahan

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Marsyaf SE. Ak. AUDITING 1

sistem pengendalian intern yang memberi peluang terjadi penipuan itu, tetapi manajemen tidak melakukan perbaikan.

4. Ketiadaan hubungan timbal balik. Klien harus menunjukan adanya hubungan


timbal balik yang dekat antara pelanggaran auditor terhadap kesungguhan dengan kerugian yang dialami klien. KEWAJIBAN TERHADAP PIHAK KETIGA MENURUT COMMON LAW (HUKUM ADAT) 1. Doktrin Ultramares 2. Pemakai yang dapat ditentukan sebelumnya. Umumya, pemakai yang dapat ditentukan sebelumnya merupakan anggota dari pemakai jasa yang dapat diandalkan oleh auditor dalam hal laporan keuangan.Saat ini tida pendekatan yang ada adalah :

A. Credit Alliance Credit Alliance vs Arthur Andersen & CO (1986) adalah


kasus di New York dimana pemberi pinjaman menuntut auditor dari salah satu pinjaman, karena telah mempercayai laporan keungan, yang ternyata menyesatkan. Konsep dasar kerahasiaan seperti pada kasus Ultramares dan memberlakukan hal-hal sebagai berikut : a. auditor harus mengetahui dan menyadari bahwa hasil pekerjaanya akan digunakan oleh penuntut pihak ketiga untuk untuk tujuan khusus dan b. pengetahuan dan perhatian tersebut harus dilaksanakan dibawah pengarahan auditor. Kira-kira 15 negara bagian mengikuti beberapa variasi pendekatan ini.

B. Restatement of Torts. Pendekatan yang dilaksanakan oleh sebagian besar


negara bagian adalah untuk menerapkan peraturan yang ada pada Restatement of Torts, suatu gabungan beberapa prinsip hukum. Syarat Restatement ini adalah pemakai yang sudah diketahui merupakan anggota dari pemakai yang terbatas dan termasuk dalam group yang dapat diketahui yang mengandalkan pekerjaan KAP, seperti kreditur, meskipun orang-orang tersebut tidak dikenal oleh KAP pada saat pelaksanaan audit.

C. Foresseable user.Konsep ini, pemakai harus dapat ditentukan sebelumnya


oleh auditor adalah para pemakai laporan keuangan, yang memiliki hak sama dengan yang memiliki hubungan kontrak.Dalam keputusannya pengadilan menyatakan bahwadalam melaksanakan audit, auditor tidak berhutang kewajiban apapun terhadap orang lain selain kliennya dan

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Marsyaf SE. Ak. AUDITING 1

disebutkan alasan kuat bahwa kewajiban potensial auditor menurut dokrin foresseable user, benar-benar di luar batas kesalahan yang dapat dibuat.

KEWAJIBAN KRIMINAL Terdapat beberapa kasus kriminal yang melibatkan akuntan publik. Sekalipun tidak besar dalam ukuran jumlah, tetapi mempunyai dampak yang merugikan integrasi dan profesi, dan mengurangi kepercayaan orang. Dari sisi positif, tindakan kriminal memaksa para praktisi untuk sangat peduli dan menggunakan itikad baik dalam kegiatannya. Tindakan kriminal yang menyangkut akuntan publik adalah United States vs Simon yang terjadi tahun 1969. Kasus ini diikuti oleh tiga kasus. Dalam kasus United States vs Natelli 1975, dua auditor disalahkan melakukan tindakan kriminal sesuai dengan aturan tahun 1934 oleh karena mensahkan laporan keungan National Student Marketing Corporation yang memuat pengungkapan piutang dengan secara tidak memadai. United States vs Weiner (1975), tiga auditor dituduh melakukan penipuan saham sehubungan dengan audit mereka atas Equity Funding Corporation adalah kongromeral keungan yang laporan keungannya overstated (lebih saji) karena adanya penipuan oleh manajemen. Penipuan itu sangat luas / besar begitu tidak memadai, sehingga pengadilan menyimpulkan bahwa auditor seharusnya memperhatikan penipuan itu dan karena tidak mereka dinyatakan bersalah. ESM Government Services vs Alexander Grant & CO (1986), manajemen mengatakan kepada patner KAP yang mengaudit ESM bahwa laporan keungan tahun lalu yang telah diaudit mengandung salah saji yang material, patner setuju untuk tidak mengungkapkannya, bukannya mengikuti standar profesional karena berharap manajemen dapat menyelesaikan tahun berjalan. TANGGAPAN PROFESI TERHADAP KEWAJIBAN HUKUM Ada banyak hal yang dapat dilakukan oleh AICPA dan profesi secara keseluruhan untuk mengurangi risiko terkena sanksi hukum. Antara lain dengan: Mencari perlindungan dalam proses pengadilan Meningkatkan kerja audit sehingga memenuhi permintaan pemakai dengan lebih baik Mendidik pemakai tentang batas-batas audit

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Marsyaf SE. Ak. AUDITING 1

Beberapa aktivitas khusus antara lain:

a. Riset dalam audit. Riset yang dilakukan secara berkesinambungan


adalah penting untuk menemukan cara-cara yang lebih baik dalam melakukan pekerjaan seperti mengungkapkan salah saji atau penipuan oleh manajemen atau karyawan yang tidak disengaja, menyampaikan hasil audit kepada pemakai laporan, dan meyakinkan bahwa auditor adalah independen b. Penetapan standar dan aturan. AICPA harus secara terus menerus menetapkan standar dan menyesuaikannya agar sejalan dengan kebutuhan audit yang selalu berubah dan peryataanya lain harus disiarkan, sejalan dengan perubahan kebutuhan masyarakat dan timbulnya teknologi baru dari pengalaman dan riset. c. Menetapkan persyaratan untuk melindungi auditor. AICPA dapat membantu anggotanya dengan menetapkan persyaratan yang telah diikuti oleh anggotanya yang termuka. Persyaratan ini tidak boleh bertentangan dengan usaha untuk memenuhi kebutuhan klien. Contoh dari standar yang ditetapkan oleh auditor adalah SAS 85 (AU 333), persyaratan dibutuhkan surat pernyataan tertulis dari pimpinan mengenai seluruh audit. d. Menetapkan persyaratan penelaahan sejawat. Pemeriksaan berkala terhadap cara kerja dan prosedur perusahaan merupakan satu cara untuk mendidik anggota dan mengidentifikasi KAP yang tidak memenuhi standar profesi e. Melawan tuntutan hukum. Adalah penting bagi KAP untuk terus melawan tuntutan yang kurang berdasar, meskipun dalam jangka pendek, biaya untuk memenangkan perkara lebih besar dari pada biaya untuk menyelesaikan perkara f. Pendidikan bagi pemakai laporan keungan. Perlu untuk mendidik investor dan orang lain yang menggunakan laporan keuangan mengenai maksud pendapat auditor, wawasan, serta sifat dari pekerjaan auditor. g. Memberi sanksi kepada anggota karena hasil kerja yang tak pantas. Satu karateristik dari profesi adalah tanggung jawabnya untuk mengawasi anggotanya sendiri.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Marsyaf SE. Ak. AUDITING 1

MELINDUNGI MASING-MASING AKUNTAN PUBLIK TERHADAP KEWAJIBAN HUKUM Seorang auditor yang berpraktek dapat pula mengambil langkah tertentu untuk meringankan kewajibannya. Beberapa langkah yang diambil adalah sebagai berikut :

a. Hanya berurusan dengan klien yang memiliki integritas. Terdapat


kemungkinan besar mendapatkan masalah hukum jika seorang klien kurang dapat dipercaya dalam berurusan dengan para pelanggannya, karyawannya, badan pemerintah atau lainnya. Sebuah KAP membutuhkan serangkaian prosedur untuk menilai integrasi klien dan harus menarik diri apabila klien tersebut ternyata kurang dapat dipercaya

b. Memperkerjakan staf yang kompeten dan melatih serta mengawasi


mereka dengan pantas. Mengingat risiko yang tinggi, yang dihadapi KAP dalam mengaudit, adalah penting jika tenaga-tenaga muda ini harus kompeten dan dilatih dengan baik. Juga diperlukan pengawasan atas pekerjaan mereka oleh ahli yang berpengalaman dan benar-benar kompeten

c. Mengikuti standar profesi. Suatu perusahaan harus menjalankan


prosedur tertentu untuk meyakinkan bahwa seluruh karyawan perusahaan memahami dan mengikuti SAS, pendapat dari FASB, kode etik profesi dan pedoman kerja lain

d. Mempertahankan independensi. Independesi mempunyai arti lebih luas


dari sekedar masalah keungan. Kenyataannya independensi membutuhkan suatu sikap tanggung jawab yang terpisah dari kepentingan klien.

e. Memahami usaha klien. Kurangnya pemahaman terhadap cara kerja


industri dan operasi klien sering kali menjadi faktor kegagalan auditor untuk mengungkapkan kekeliruan dalam banyak kasus. Adalah penting bahwa tim audit dididik dalam masalah.

f. Melaksanakan audit yang bermutu. Audit yang bermutu menuntut


persyaratan bahwa bahan bukti yang memadai diperoleh pertimbangan yang tepat telah dibuat dan

g. Mendokumentasikan pekerjaan dengan memadai. Mempersiapkan


kertas kerja secara seksama akan membantu dalam mengendalikan dan melakukan audit yang bermutu. Kertas kerja yang rapi adalah

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Marsyaf SE. Ak. AUDITING 1

penting sekali dan sangat diperlukan pada saat seorang auditor harus menghadapi perkara audit di pengadilan

h. Mendapatkan surat penugasan dan surat peryataan. Kedua surat ini


sangat diperlukan dan memperjelas kewajiban-kewajiban klien dan auditor. Kedua surat ini terutama sekali bermanfaat dalam perkara hukum antara klien dan auditor, dan juga dalam perkara-perkara yang menyangkut pihak ketiga

i. Mempertahankan hubungan yang bersifat rahasia. Auditor terikat


kepada aturan etika dan kadang-kadang aturan hukum untuk tidak mengungkapkan masalah klien kepada orang luar. j. Perlunya asuransi yang memadai. Penting perlindungan asuransi dalam hal tuntutan hukum. k. Mencari bantuan hukum. Jika masalah serius timbul dalam suatu audit, KAP sebaiknya menghubungi seorang ahli hukum. Jika timbul tuntutan hukum, auditor harus segera mendapatkan seorang pengacara yang berpengalaman l. Pilihan jenis organisasi dengan kewajiban terbatas. Banyak KAP mempunyai perusahaan profesional, perusahaan dengan kewajiban terbatas atau gabungan beberapa orang dengan kewajiban terbatas, dengan maksud menyiapkan perlindungan kewajiban pribadi para pemilik m. Melatih rasa tidak percaya / keragu-raguan yang profesional. Auditor sering menyajikan informasi yang memunculkan masalah yang tidak dapat mereka kenal. Auditor perlu untuk berlatih untuk memelihara rasa tidak percaya pada tingkat yang sehat, yang membuat mereka peka terhadap kesalahan pada laporan, sehingga mereka dapat mengenali kesalahan tersebut. bagi KAP memiliki

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Marsyaf SE. Ak. AUDITING 1

Anda mungkin juga menyukai