(Anggota)
ETIKA PROFESIONAL
b. Solusi
Beberapa solusi untuk dilema etika, antara lain:
1. Memperoleh fakta yang relevan,
2. Mengidentifikasi isu-isu etis berdasarkan fakta tersebut,
3. Menentukan siapa yang akan terpengaruh oleh akibat dari dilema
tersebut dan bagaimana setiap orang atau kelompok itu terpengaruhi,
4. Mengidentifikasi berbagai alternatif yang tersedia bagi orang yang harus
menyelesaikan dilema tersebut,
5. Mengidentifikasi konsekuensi yang mungkin terjadi dari setiap alternatif,
6. Memutuskan tindakan yang tepat.
Beberapa definisi yang diambil dari kode perilaku profesional AICPA harus
dipahami agar dapat menginterpretasikan aturan–aturannya.
1. Klien; setiap orang atau entitas, selain dari atasan anggota yang menugaskan
anggota atau kantornya untuk melaksanakan jasa profesional.
2. Kantor akuntan; bentuk organisasi yang diizinkan oleh hukum atau
peraturan yang karakteristiknya sesuai dengan resolusi Dewan American
Institute of Certified Public Accountants yang bertugas dalam praktik
akuntansi publik kecuali untuk tujuan menerapkan rule 101. Independensi
kantor mencakup setiap partner.
3. Institut; Institut Akuntan Publik Bersertifikat Amerika.
4. Anggota; seorang anggota, anggota asosiasi, atau asosiasi internasional dan
American Institute of Certified Public Accountants.
5. Praktik akuntansi publik; praktik akuntansi publik terdiri dari pelaksanaan
kerja untuk klien oleh seorang anggota atau kantor akuntan anggota, yang
bertindak sebagai akuntan publik, atas jasa profesional akuntansi,
perpajakan, perencanaan keuangan pribadi, jasa pendukung litigasi, dan
jasa–jasa profesional dimana standar telah ditetapkan oleh lembaga yang
ditunjuk oleh dewan.
Integritas artinya tidak memihak dalam melakukan semua jasa. Peraturan 102 tentang
integritas dan objektivitas disajikan berikut ini:
Anggota staf audit tidak boleh menyerahkan penilaiannya kepada penyelia dalam suatu
penugasan audit. Auditor staf bertanggung jawab atas penilaian mereka sendiri yang
didokumentasikan dalam arsip audit, dan tidak boleh mengubah kesimpulan tersebut
atas permintaan penyelia kecuali auditor staf itu setuju dengan kesimpulan penyelia.
Dalam contoh yang jarang terjadi di mana anggota staf tidak setuju dengan kesimpulan
yang melibatkan masalah penting, mereka harus mendokumentasikan alasannya.
Bebas dari konflik kepentingan berarti tidak ada hubungan yang dapat mencampuri
objektivitas atau integritas. Sebagai contoh, tidak tepat bagi auditor yang juga
pengacara untuk mewakili klien dalam masalah hukum. Pengacara adalah seorang
penasihat bagi klien, sedangkan auditor harus tidak memihak.
Interpretasi atas Peraturan 102 menyatakan bahwa konflik kepentingan yang terlihat
mungkin tidak melanggar peraturan perilaku jika informasinya diungkapkan kepada
klien anggota atau yang mempekerjakan. Sebagai contoh, jika partner dari sebuah
kantor akuntan publik merekomendasikan kepada klien agar keamanan Web site
Internetnya dievaluasi oleh perusahaan konsultan teknologi yang dimiliki oleh
pasangan hidup dari partner tersebut, maka ada konflik kepentingan. Tidak ada
pelanggaran atas Peraturan 102 jika partner itu memberi tahu manajemen klien tentang
hubungan itu dan manajemen melanjutkan evaluasinya dengan pengetahuan tersebut.
Interpretasi menjelaskan bahwa persyaratan independensi menurut Peraturan 101
tidak dapat dihilangkan oleh pengungkapan tersebut. Peraturan 102 juga berlaku bagi
akuntan publik yang tidak berkecimpung dalam praktek publik. Sebagai contoh,
akuntan publik yang, seperti karyawan entitas, membuat ayat jurnal atau representasi
yang salah atau menyesatkan dalam laporan keuangan adalah melanggar Peraturan
102.
Tujuan utama persyaratan dari Peraturan 201 hingga 203 adalah untuk memberikan
dukungan kepada ASB, PCAOB, FASB, dan badan penyusun-penyusun teknis lainnya.
Pada tahun 2008 AICPA menunjuk IASB sebagai badan yang menetapkan standar
profesional menyangkut akuntansi keuangan internasional dan prins prinsip pelaporan
menurut Peraturan 202 dari Kode.
Kerahasiaan
Para praktisi dilarang keras mengungkapkan informasi rahasia yang diperoleh dari
setiap jenis penugasan tanpa persetujuan klien. Persyaratan spesifik dari Peraturan 301
yang berkaitan dengan informasi rahasia klien (confidential client information) adalah
sebagai berikut:
Peraturan ini tidak boleh diartikan (1) untuk membebaskan seorang anggota dari
kewajiban profesionalnya menurut Peraturan 202 dan 203, (2) untuk mempengaruhi
dengan cara apapun kewajban anggota memenuhi panggilan pengadilan yang dibuat
secara sah dan dapat diberlakukan, (3) untuk menghambat review atas praktik
profesional anggota menurut AICPA atau perkumpulan akuntan publik negara bagian
atau otorisasi Dewan Akuntansi, atau (4) untuk menghalangi seorang anggota
mengajukan keluhan dengan, atau menanggapi suatu peryelidikan yang dilakukan
oleh, divisi etika profesional atau dewan pengadilan institut atau baden investigatif
atau disipliner dari perkumpulan akuntan publik negara bagian atau Dewan
Akuntansi.
Anggota dari setiap badan yang diidentifikasi dalam butir (4) dan anggota yang
terlibat dengan review politik professional yang diidentifikasi dalam butir (3) tidak
boleh menggunakan keunggulan posisinya atau mengungkapkan setiap informasi
rahasia klien milik anggota manapun yang datang kepada mereka dalam
menjalankan aktivitas tersebut. Larangan ini tidak akan membatasi pertukaran
informasi para anggota yang berhubungan dengan hasil investigatif atau disipliner
yang dijelaskan dalam butir (4), atau review praktik profesional yang dijelaskan
dalam butir (3)
Kebutuhan akan Kerahasiaan. Selama melakukan audit dan sebagian besar jenis
penugasan lainnya, para praktisi memperoleh sejumlah informasi rahasia, termasuk gaji
pejabat perusahaan, rencana penetapan harga produk dan periklanan, serta data biaya
produk. Jika auditor membocorkan informasi ini ke pihak luar atau kepada karyawan
klien yang tidak mempunyai akses ke informasi itu, hubungan mereka dengan
manajemen bisa sangat tegang, dan dalam kasus ekstrem, dapat membahayakan klien.
Persyaratan kerahasiaan berlaku untuk semua jasa yang diberikan oleh akuntan publik,
termasuk jasa perpajakan dan manajemen.
Biasanya, file audit akuntan publik dapat diberikan kepada orang lain hanya atas seizin
klien. Ini juga berlaku meskipun seorang akuntan publik menjual praktiknya kepada
kantor akuntan publik lain atau mengizinkan auditor penerus menguji dokumentasi
audit yang disiapkan untuk mantan kliennya.
Peraturan 302-Fee Kontinjen. Seorang anggota dalam praktik publik tidak boleh
2) Menyiapkan SPT pajak yang asli atau yang telah diperbaiki atau klaim atas
restitusi pajak agar mendapatkan fee kontinjen dari klien.
Larangan (1) di atas berlaku selama periode di mana angg ta atau kantor anggota
ditugaskan untuk memberikan salah satu jasa di atas, dan periode yang dicakup oleh
setiap laporan keuangan historis yang terlibat pada salah satu jasa di atas.
Kecuali seperti dinyatakan dalam kalimat berikut, fee kontinjen adalah fee yang
diperoleh dari pelaksanaan suatu jasa sesuai dengan peerjanjian di mana tidak ada
fee yang dibebankan kecuali temuan atau hasil spesifik dicapai, atau jumlah fee
bergantung pada temuan atau hasil dan jasa seperti itu. Hanya untuk tujuan
peraturan ini, fee tidak dianggap sebagai kontinjen bila ditetapkan oleh pengadilan
atau otoritas publik lainnya, atau dalam masalah pajak, bila ditentukan berdasarkan
hasil dari proses hukum atau temuan institut pemerintahan. Fee anggota dapat
bervariasi tergantung pada, misalnya, kerumitan jasa yang diberikan.
Kantor akuntan publik diperkenankan untuk membebankan fee kontijen atas jasa
nonatestasi, kecuali kantor akuntan publik tersebut juga melaksanakan jasa atestasi
pada klien yang sama. Sebagai contoh, bukan merupakan pelanggaran bagi akuntan
publik untuk membebankan fee sebagai saksi ahli yang ditentukan oleh jumlah yang
diberikan kepada penggugat atau mendasarkan fee konsultasi pada persentase obligasi
yang diterbitkan jika kantor akuntan publik tidak juga melakukan audit atau atestasi
lain pada klien yang sama.
Melarang fee kontinjen untuk jasa atestasi dan penyiapan SPT pajak sangat dianjurkan
karena pentingnya independensi dan objektivitas. Ketika menyediakan jasa lain,
akuntan publik bersaing dengan profesi lain yang tidak mempunyai pembatasan fee
kontinjen, maka tidak adil melarang akuntan publik memberikan jasa-jasa ini atas dasar
yang sama. Jika jasa nonatestasi ini diberikan kepada klien yang menerima jasa atestasi,
kebutuhan akan independensi serta objektivitas menjadi lebih penting dan auditor
tidak diperkenankan memberikan jasa-jasa itu atas dasar fee kontinjen
Karena kebutuhan khusus bagi kantor akuntan untuk berperilaku dengan cara yang
profesional. Kode Etika mempunyai aturan khusus yang melarang tindakan yang dapat
didiskreditkan bagi profesi. Meskipun tindakan yang dapat didiskreditkan belum
didefinisikan dengan baik dalam peraturan atau interpretasi, berikut ini adalah
beberapa dari persyaratan tersebut:
Peraturan 501-Tindakan yang Dapat Didiskreditkan. Seorang anggota tidak
boleh melakukan tindakan yang dapat didiskreditkan bagi profesinya.
Apakah bermabuk-mabukan, atau tindakan lain yang dianggap orang awam sebagai
tidak profesional merupakan tindakan yang dapat didiskreditkan? Mungkin tidak.
Menentukan apa yang merupakan perilaku profesional akan terus menjadi tanggung
jawab setiap profesional.
Sebagai pedoman atas apa yang dianggap sebagai tindakan yang dapat didiskreditkan,
anggaran rumah tangga AICPA memberikan pedoman yang lebih jelas daripada Kode
Perilaku Profesional AICPA. Dalam anggaran rumah tangga itu dinyatakan bahwa
keanggotaan pada AICPA dapat dihentikan tanpa mempertimbangkan sanksi atas salah
satu dari empat kejahatan berikut: (1) kejahatan yang bisa dihukum penjara selama
lebih dari 1 tahun; (2) kelalaian yang disengaja dalam menyerahkan SPT pajak
penghasilan di mana akuntan publik, sebagai wajib pajak perorangan, diwajibkan
menurut hukum untuk menyerahkannya; (3) menyerahkan SPT pajak penghasilan yang
salah atau curang atas nama akuntan publik itu atau atas nama kliennya: atau (4)
sengaja membantu klien dalam menyiapkan dan menyajikan SPT pajak penghasilan
yang salah atau curang. Amatilah bahwa tiga di antaranya berhubungan dengan
masalah pajak penghasilan dari anggota atau klien.
Peraturan 501 berlaku bagi semua akuntan publik, bahkan yang tidak berkecimpung
dalam praktek publik. Sebagai contoh, seorang anggota dianggap telah melakukan
tindakan yang dapat didiskreditkan bila akibat kelalaiannya, orang lain membuat atau
diizinkan atau diarahkan untuk membuat ayat jurnal yang salah dan menyesatkan
secara material dalam laporan keuangan serta catatan sebuah entitas, anggota tersebut
lalai memperbaiki laporan keuangan yang secara material salah dan menyesatkan, atau
anggota itu menandatangani atau mengizinkan atau mengarahkan orang lain untuk
menandatangani suatu dokumen yang berisi informasi yang salah dan menyesatkan
secara material. Selain itu, jika anggota itu menyusun laporan keuangan atau informasi
terkait untuk pelaporan kepada lembaga pemerintah, komisi, atau agen regulatori,
anggota itu juga harus menge persyaratan organisasi bersangkutan selain persyaratan
standar akuntansi.
Interpretasi lain dari Peraturan 501 menguraikan tindakan lainnya yang dianggap
sebagai dapat didiskreditkan. Sebagai contoh, auditor yang melakukan audit entitas
pemerintahan harus mengikuti standar audit pemerintah. Demikian juga, ketika
seorang anggota menerima penugasan yang melibatkan pelaporan kepada sebuah
lembaga pengatur seperti SEC, anggota tersebut harus mengikuti persyaratan tambahan
dari lembaga pengatur itu.
Permohonan terdiri dari berbagai cara yang dapat digunakan kantor akme publik untuk
mendapatkan klien baru selain klien yang meminta sendiri. Contohnya mencakup
mengajak calon klien untuk makan siang dan menjelaskan jasa-jasa akuntan publik,
menawarkaran seminar tentang perubahan hukum pajak baru kepada klien potensial,
dan iklan di Halaman Kuning buku telepon. Contoh terakhir ada iklan, yang hanya
merupakan salah satu bentuk dari permohonan.
Banyak kantor akuntan publik telah mengembangkan periklanan yang canggih pada
jurnal nasional yang dibaca oleh para pelaku bisnis dan pada surat kabar local. Sudah
umum bagi kantor akuntan publik untuk mengidentifikasi calon klien yang saat itu
menggunakan jasa kantor akuntan publik lain, dan membuat presentsi formal serta
informal guna meyakinkan manajemen agar mengganti kantor akuntan publik.
Penawaran harga untuk audit dan jasa lainnya sekarang sudah umum dan sering kali
sangat kompetitif. Akibat dari perubahan-perubahan tersebut, beberapa perusahaan
sekarang lebih sering mengganti auditor daripada sebelumnya unttuk mengurangi
biaya audit.
Apakah mutu audit terancam oleh perubahan ini? Meskipun ada beberapa kasus tingkat
tinggi yang melibatkan kelalaian audit, adanya exposure hukum bagi kantor akuntan
publik, persyaratan peer review, dan potensi campur tangan SEC serta pemerintah telah
membuat mutu audit tetap tinggi.
A. Komisi yang dilarang Seorang anggota dalam praktik publik tidak boleh
menerima komuntik merekomendasikan atau mereferensikan produk atau jasa
kepada klien, atau menerima komisi untuk merekomendasikan atau
mereferensikan suatu produk atau jasa yang dipasok oleh klien, atau menerima
komisi, apabila anggota atau kantor anggota tersebut juga melakukan untuk
klien tersebut
(a) audit atau review atas laporan keuangan, atau
(b) kompilasi laporan keuangan bila anggota itu menduga, atau bila secara wajar
dapat diduga bahwa pihak ketiga akan menggunakan laporan keuangan itu dan
laporan kompilasi anggota tidak mengungkapkan kurangnya independensi, atau
(c) pemeriksaan atas informasi keuangan prospektif.
B. Pengungkapan komisi yeng dizinkan. Anggota dalam praktik publik yang tidak
dilarang oleh peraturan ini untuk melaksanakan jasa atau menerima komisi dan
bayaran, atau berharap mendapat komisi, harus mengungkapkan fakta tersebut
kepada orang atau entites di mana anggota itu merekomendasikan atau
mereferensikan suatu produk atau jasa yang berkaitan dengan komisi ini
C. Fee referal. Setiap anggota yang menerima fee referal untuk merekomendasikan
atau mereferensikan jasa akuntan publik kepada orang atau entitas atau yang
membayar fee referal untuk memperoleh klien harus mengungkapkan
penerimaan atau pembayaran semacam itu kepada klien.
Dengan adanya aturan untuk komisi dan fee referal ini berarti bahwa kantor akuntan
publik tidak melanggar peraturan perilaku AICPA bila menjual sesuatu seperti real
estat, sekuritas, dan kantor secara keseluruhan atas dasar komisi jika transaksi itu tidak
melibatkan klien yang menerima jasa atestasi dari kantor akuntan publik tersebut.
Peraturan ini memungkinkan kantor akuntan publik meraih keuntungan dengan
memberikan banyak jasa kepada klien nonatestasi yang sebelumnya dilarang.
Alasan bagi AICPA terus melarang komisi untuk klien jasa atestasi adalah kebutuhan
guna memastikan bahwa kantor akuntan publik tetap independen. Persyaratan ini dan
alasannya sama seperti yang dibahas untuk fee kontinjen.
Peraturan 505 mengizinkan para praktisi untuk membentuk organisasi sesuai dengan
salah satu dari enam bentuk ini, selama hal itu diizinkan oleh hukum negara bagian:
perusahaan perorangan, persekutuan umum, korporasi umum (general corporations),
korporasi profesional (professional corporation/PC), perusahaan dengan kewajiban
terbatas (limited liability company/LLC), atau persekutuan dengan kewajiban terbatas
(limited liability partnership/LLP).
Seorang anggota tidak boleh berpraktik dalam bidang akuntansi publik dengan nama
kantor yang menyesatkan. Nama dari satu atau lebih pemilik lama bisa disertakan
dalam nama kantor organisasi penerus.
Sebuah kantor akuntan tidak boleh menunjuk dirinya sendiri sebagai "Anggota dari
AIC” kecuali semua pemilik kantor akuntan publiknya adalah anggota dari Institute
itu.
Kepemilikan kantor akuntan publik oleh bukan akuntan publik sekarang dizinkan
menurut kondisi berikut:
PEMBERLAKUAN
Ada dua tingkatan utama dari tindakan disiplin atau hukuman. Untuk yang terlalu
serius, dan mungkin pelanggaran yang tidak disengaja, divisi ini membatasi hukuman
hingga persyaratan untuk mengambil tindakan perbaikan atau korektif. Tingkat kedua
dari tindakan disipliner adalah tindakan di hadapan Dewan Pengadilan Gabungan (Joint
Tra Board). Dewan ini memiliki otoritas untuk menskors atau mengeluarkan anggota d
AICPA karena berbagai pelanggaran atas etika profesional. Biasanya, hasil Tindakan
oleh dewan juga dipublikasikan dalam CPA Newsletter lengkap dengan nama dan alamat
orang yang diskors atau dikeluarkan serta alasan tindakan tersebut.
Karena setiap negara bagian memberikan lisensi kepada para praktisi untuk berpraktik
sebagai akuntan publik, pelanggaran serius atas kode perilaku Dewan Akuntansi negara
bagian dapat mengakibatkan hilangnya sertifikat akuntan publik dan lisensi praktiknya.
Walaupun jarang terjadi, hilangnya kedua hal itu akan menyingkirkan praktisi tersebut
dari akuntansi publik. Sebagian besar negara bagian mengadopsi peraturan penilaian
AICPA, tetapi beberapa bahkan mempunyai kode yang lebih restriktif. Seperti contoh,
beberapa negara bagian tetap mempertahankan pembatasan atas periklanan dan
bentuk permohonan lain. Dalam tahun-tahun terakhir, semakin banyak negara bagian
yang mengadopsi peraturan perilaku yang lebih restriktif daripada AICPA.
Selain tindakan pemberlakuan oleh AICPA dan dewan akuntansi negara bagian auditor
perusahaan publik juga menjadi subjek sanksi PCAOB. PCAOB memiliki kewenangan
untuk menyelidiki dan mendisiplinkan kantor akuntan publik yang terdaftar serta
orang-orang yang terkait dengan kantor akuntan karena ketidaktaatan dengan
Sarbanes-Oxley Act tahun 2002, termasuk peraturan PCAOB dan sekuritas and
Exchange Commission yang mengatur audit perusahaan publik. Ketika ditemukan
pelanggaran, PCAOB dapat menjatuhkan sanksi yang sesuai, penangguhan atau
pencabutan terhadap registrasi perusahaan, penangguhan atau pembatasan individu
dari pergaulan dengan kantor akuntan publik terdaftar, dan denda uang. PCAOB juga
mungkin mensyaratkan perbaikan pengendalian mutu perusahaa, pelatihan tambahan,
atau langkah-langkah perbaikan lainnya.
IKHTISAR
Permintaan akan audit dan jasa assurance lainnya yang diberikan oleh kantor akuntan publik
tergantung pada kepercayaan publik pada profesi itu. Bab ini membahas peran etika dalam
masyarakat dan tanggung jawab etis yang unik dari akuntan publik.
Aktivitas profesional akuntan publik diatur oleh Kode Perilaku Profesional AICPA, dan para
auditor perusahaan publik juga mendapat pengawasan dari PCAOB serta SEC. Hal terpenting
dari semua tanggung jawab etis akuntan publik adalah kebutuhan akan independensi.
Peraturan perilaku dan interpretasinya memberikan pedoman tentang kepentingan keuangan
yang diizinkan dan kepentingan lainnya guna membantu akuntan publik mempertahankan
independensi. Peraturan perilaku lainnya juga dirancang untuk mempertahankan kepercayaan
publik atas profesi akuntan publik. Tanggung jawab etis akuntan publik diberlakukan oleh
AICPA untuk para anggotanya dan oleh dewan akuntansi negara bagian bagi akuntan publik
yang memiliki lisensi.
STANDAR AUDITING