Anda di halaman 1dari 12

1 | P a g e

BAB I
PENDAHULUAN

I.I Latar Belakang Masalah
Melihat semakin maraknya terjadinya pelanggaran kode etik profesi di negeri ini
membuat kami merasa prihatin dengan hal itu. Bahkan media (baik media cetak maupun
media elektronik) setiap hari terpampang berbagai macam bentuk pelanggaran kode etik
profesi mulai dari fraud, korupsi, kolusi, nepotisme, dll. Untuk itu kode etik profesi
sangat di perlukan, karena kode etik profesi tersebut tidak hanya menentukan batasan-
batasan apa saja yang baik dan tidak baik, apa yang benar dan apa yang salah, tetapi juga
membatasi antara hak dan kewajiban pelaku profesi. Kode etik ini mengatur standar
mutu terhadap pelaksanaan pekerjaan.
Kode etik profesi merupakan norma-norma yang telah di bahas dan di rumuskan
oleh organisasi profesi, sehingga masing masing profesi memiliki kode etiknya sendiri.
Kode etik ini memperjelas, mempertegas, dan memperinci norma norma ke bentuk yang
lebih sempurna. Walaupun sebenarnya norma norma tersebut sudah tersirat dalam etika
profesi.




2 | P a g e

I.II Rumusan Masalah
Makalah ini merumuskan tentang :
1. Pengertian kode etik profesi
2. Tujuan dan Fungsi Kode Etik
3. Penyebab pelanggaran kode etik profesi
4. Contoh pelanggaran kode etik dan cara mengatasinya

I.III Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini kami ingin mengetahui penyebab terjadinya
pelanggaran kode etik yang sering terjadi belakangan ini dan bagaimana cara
menghindari berbagai pelanggaran tersebut agar tidak menimbulkan dampak
berkepanjangan.

I.IV Metode Penelitian
Metode penelitian yang kami gunakan adalah Studi kepustakaan. Studi
kepustakaan merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan
menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar maupun elektronik.
Berikut ini adalah bagan studi kepustakaan yang penulis lakukan dalam penelitian ini.



3 | P a g e

BAB II
PEMBAHASAN

Pengertian Kode Etik
Sejak dahulu, kode etik telah menjadi pacuan dalam memilih jalan terbaik untuk
melakukan kegiatan dan alat kunci untuk menjabarkan nilai profesi. Dalam tata tertibnya
biasanya menjelaskan tentang tujuan dan fungsi profesi, nilai dan prinsip etika, dan
beberapa standar praktek profesional.
Kode etik sering di jumpai pada pendatanganan profesi karena kode etik profesi
merupakan suatu tatanan etika yang telah disepakati oleh suatu kelompok masyarakat
tertentu. Kode etik umumnya termasuk dalam norma sosial, namun bila ada kode etik
yang memiliki sanksi yang agak berat, maka masuk dalam kategori norma hukum.
Kode Etik juga dapat diartikan sebagai pola aturan, tata cara, tanda, pedoman etis
dalam melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan. Kode etik merupakan pola aturan atau
tata cara sebagai pedoman berperilaku. Tujuan kode etik agar profesional memberikan
jasa sebaik-baiknya kepada pemakai atau nasabahnya. Adanya kode etik akan melindungi
perbuatan yang tidak profesional.
Tujuan dan Fungsi Kode Etik
Kode etik adalah rumusan yang bertujuan mengidentifikasi nilai, prinsip, dan standar
etika tingkah laku dalam suatu profesi. Contohnya diantara National Association of
Social Workers (NASW) dan the Australian Association of Social Workers (AASW)
4 | P a g e

menyatakan bahwa kode memiliki beberapa tujuan. Meski berbeda, intisari dalam tujuan
tersebut hampir sama, diantaranya :
1. Mengidentifikasi inti dari nilai dan prinsip yang mendukung pekerjaan sosial
2. Menyediakan tuntunan dan standar untuk etika tingkah laku pekerjaan sosial yang
secara umum dapat memegang tanggung jawab pekerjaan sosial.
3. Menolong pekerja sosial dalam merefleksikan etika dan pengambilan keputusan
4. Kegiatan berdasarkan penyelidikan dan penilaian bagimana pekerjaan sosial telah
menyelesaikan proses permasalahan.

Beberapa Penyebab Pelanggaran Kode Etik Profesi
1. Idealisme yang terkandung dalam kode etik profesi tidak sejalan dengan fakta yang
terjadi di sekitar para profesional, sehingga harapan terkadang sangat jauh dari
kenyataan.
2. Memungkinkan para profesional untuk berpaling kepada kenyataan dan mengabaikan
idealisme kode etik profesi. Kode etik profesi bisa menjadi pajangan tulisan
berbingkai.
3. Kode etik profesi merupakan himpunan norma moral yang tidak dilengkapi dengan
sanksi keras karena keberlakuannya semata-mata berdasarkan kesadaran profesional.
4. Memberi peluang kepada profesional yang untuk berbuat menyimpang dari kode etik
profesinya.



5 | P a g e

Kode Etik Profesi Akuntansi Indonesia
Kode etik akuntan Indonesia memuat delapan prinsip etika sebagai berikut : (Mulyadi,
2001: 53)
1. Tanggung Jawab profesi
Dalam melaksanakan tanggung jawabnya sebagai profesional, setiap anggota
harus senantiasa menggunakan pertimbangan moral dan profesional dalam semua
kegiatan yang dilakukannya.
Sebagai profesional, anggota mempunyai peran penting dalam masyarakat. Sejalan
dengan peran tersebut, anggota mempunyai tanggung jawab kepada semua pemakai jasa
profesional mereka. Anggota juga harus selalu bertanggungjawab untuk bekerja sama
dengan sesama anggota untuk mengembangkan profesi akuntansi, memelihara
kepercayaan masyarakat dan menjalankan tanggung jawab profesi dalam mengatur
dirinya sendiri.

2. Kepentingan Publik
Setiap anggota berkewajiban untuk senantiasa bertindak dalam kerangka
pelayanan kepada publik, menghormati kepercayaan publik, dan menunjukan komitmen
atas profesionalisme.
Kepentingan utama profesi akuntan adalah untuk membuat pemakai jasa akuntan
paham bahwa jasa akuntan dilakukan dengan tingkat prestasi tertinggi sesuai dengan
persyaratan etika yang diperlukan untuk mencapai tingkat prestasi tersebut. Dan semua
anggota mengikat dirinya untuk menghormati kepercayaan publik. Atas kepercayaan
yang diberikan publik kepadanya, anggota harus secara terus menerus menunjukkan
6 | P a g e

dedikasi mereka untuk mencapai profesionalisme yang tinggi.
Untuk memelihara dan meningkatkan kepercayaan publik, setiap anggota harus
memenuhi tanggung jawab profesionalnya dengan integritas setinggi mungkin.

3. Integritas
Integritas adalah suatu elemen karakter yang mendasari timbulnya pengakuan
profesional. Integritas merupakan kualitas yang melandasi kepercayaan publik dan
merupakan patokan (benchmark) bagi anggota dalam menguji keputusan yang
diambilnya.
Integritas mengharuskan seorang anggota untuk, antara lain, bersikap jujur dan
berterus terang tanpa harus mengorbankan rahasia penerima jasa. Pelayanan dan
kepercayaan publik tidak boleh dikalahkan oleh keuntungan pribadi. Integritas dapat
menerima kesalahan yang tidak disengaja dan perbedaan pendapat yang jujur, tetapi
tidak menerima kecurangan atau peniadaan prinsip.

4. Obyektivitas
Setiap anggota harus menjaga obyektivitasnya dan bebas dari benturan
kepentingan dalam pemenuhan kewajiban profesionalnya. Obyektivitasnya adalah suatu
kualitas yang memberikan nilai atas jasa yang diberikan anggota. Prinsip obyektivitas
mengharuskan anggota bersikap adil, tidak memihak, jujur secara intelektual, tidak
berprasangka atau bias, serta bebas dari benturan kepentingan atau dibawah pengaruh
pihak lain.

7 | P a g e

5. Kompetensi dan Kehati-hatian Profesional
Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan berhati-hati,
kompetensi dan ketekunan, serta mempunyai kewajiban untuk mempertahankan
pengetahuan dan ketrampilan profesional pada tingkat yang diperlukan untuk
memastikan bahwa klien atau pemberi kerja memperoleh manfaat dari jasa profesional
dan teknik yang paling mutakhir.
Hal ini mengandung arti bahwa anggota mempunyai kewajiban untuk
melaksanakan jasa profesional dengan sebaik-baiknya sesuai dengan kemampuannya,
demi kepentingan pengguna jasa dan konsisten dengan tanggung jawab profesi kepada
publik.

6. Kerahasiaan
Setiap anggota harus menghormati kerahasiaan informasi yang diperoleh selama
melakukan jasa profesional dan tidak boleh memakai atau mengungkapkan informasi
tersebut tanpa persetujuan, kecuali bila ada hak atau kewajiban profesional atau hukum
untuk mengungkapkannya.

7. Perilaku Profesional
Setiap anggota harus berperilaku yang konsisten dengan reputasi profesi yang
baik dan menjauhi tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi. Kewajiban untuk
menjauhi tingkah laku yang dapat mendiskreditkan profesi harus dipenuhi oleh anggota
sebagai perwujudan tanggung jawabnya kepada penerima jasa, pihak ketiga, anggota
yang lain, staf, pemberi kerja dan masyarakat umum.
8 | P a g e

8. Standar Teknis
Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya sesuai dengan standar
teknis dan standar profesional yang relevan. Sesuai dengan keahliannya dan dengan
berhati-hati, anggota mempunyai kewajiban untuk melaksanakan penugasan dari
penerima jasa selama penugasan tersebut sejalan dengan prinsip integritas dan
obyektivitas.
Standar teknis dan standar professional yang harus ditaati anggota adalah standar yang
dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia. Internasional Federation of Accountants,
badan pengatur, dan pengaturan perundang-undangan yang relevan













9 | P a g e

BAB V
KESIMPULAN

V.I Kesimpulan
Dari pembahasan sebelumnya maka dapat di simpulkan bahwa kode etik profesi
merupakan pedoman mutu moral profesi dalam masyarakat yang di atur sesuai dengan
profesi masing-masing.
Hanya kode etik yang berisikan nilai-nilai dan cita-cita di terima oleh profesi itu
sendiri serta menjadi tumpuan harapan untuk di laksanakan dengan tekun dan
konsekuen. Kode etik tidak akan efektif kalau di drop begitu saja dari atas yaitu instansi
pemerintah karena tidak akan di jiwai oleh cita-cita dan nilai hidup dalam kalangan
profesi itu sendiri.

V.II Saran
Agar dapat memahami dan memperoleh pengetahuan baru maka usaha yang dapat
di lakukan adalah :
1. Memperbanyak pemahaman terhadap kode etik profesi
2. Mengaplikasikan keahlian sebagai tambahan ilmu dalam praktek pendidikan yang
di jalani.
3. Pembahasan makalah ini menjadikan individu yang tahu akan pentingnya kode etik
profesi.
10 | P a g e

DAFTAR PUSTAKA

Institut Akuntan Publik Indonesia (2008). Kode Etik Profesi Akuntansi Publik : Salemba
Empat
Koehn, Daryl (2000), Landasan Etika Profesi : Kanisius
Tim CBDC 2014 (2014), CB: Professional Development
Abdi ilyasa, dkk. (2013), Bentuk Bentuk Pelanggaran Etika Profesi
http://www.slideshare.net/ferlianusgulo58/makalah-pelanggaran-kode-etik
Joko Setiawan (2009). From https://bocahbancar.files.wordpress.com/
Aira Nursyahidah. Kode Etik Profesi Akuntansi Indonesia..From
http://airanursyahidah90.wordpress.com/kode-etik-akuntan-indonesia/
Iswandi. From : http://noenank.wordpress.com/daftar-isi-kata-pengantar-bab-i-
pendahuluan-i-1-latar-belakang-i-2-tujuan-dan-manfaat-bab-ii-pentingnya-etika-profesi-
ii-1-kode-etik-profesi-ii-2-pentingnya-kode-etik-profesi-bab-iii-kesimpulan/








11 | P a g e

KATA PENGANTAR

Rasa syukur yang dalam kami sampaikan kehadiran TUHAN yang maha pemurah , karna berkat
kemurahannya makalah ini dapat kami selesaikan sesuai yang di harapkan, dalam makalah ini
kami membahas " Kode Etik Profesi"
Makalah ini di buat dalam rangka pendalaman pemahaman masalah topik dan Matakuliah
Character Building yang Sangat Di Perlukan dalam suatu harapan mendapatkan pengetahuan
dan informasi terutama tentang kode etik profesi Akuntan di indonesia dan penerapan kode etik
Akuntan dalam pelaksanaan tugasnya.
Dalam proses pendalaman materi ini , tentunya kami memohon bimbingan , arahan , koreksi
dan saran untuk itu rasa terimakasih yang dalam - dalamnya kami sampaikan :
- Dosen Matakuliah "Character Building
- Rekan Rekan dalam kelompok mahasiswa/i yang telah banyak memberikan masukan .


Jakarta, 7 October 2014

Ketua Kelompok
12 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai