Anda di halaman 1dari 13

NAMA : MUHAMMAD AIN LADIKU

KELAS :B

NIM : 1011418087

Pendahuluan

Kata Pengantar

Alhamdulillah

Hanya dengan pertolongan allah SWT saya mampu menyelesaikan


penulisan tugas kali ini. Segala puji kita panjatkan kepada Allah SWT salawat dan
salam kita haturkan kepada nabi Muhammad SAW semoga kita selalu
,mendapatkaan pertolongan,petunjuk dan perlindungan allah.

Kalau kita perhatikn disekitr kita, akan terlihat banyak yang terjadi tingkah
laku antar sesame manusia yang kurang pada tempatnya, sering terjadi benturan-
benturan di sana-sini,,bahkan terkadang terjadi pengangkatan terhadap hak-hak
dasar oleh individu yang satu terhadap individu yang lain.

Kondisi ini juga yang merambah kedalam dunia profesi hukum kita telah
terpolusi oleh tingkah laku paara prefesionalnnya .

Kondisi ini pula mungkin yang mendorong konsorsium ilmu hukum untuk
memasukan materi etika profesi hukum hal ini telah dikukuhkan dengan
keputusan mendikbud republik Indonesia Nomor: 17/D/1993 tentng kurikulum
yang berlaku secara nasional pendidikan tinggi program sarjana ilmu hukum pada
fakultas hukum.

Pada dasarnya setip profesi mendudukn profesional yang bersangkutan


dalam suatu keadaan yang lebih tinggi, sebab kepadanya diserahkan kekuasaan
yang luar biasa, (seperti jaksa dan hakim), Nasib (seperti pembela), kepercayaan
(seperti notaries dan pembuat undang-undang atau peraturan).
Pembahasan

A. ARTI ETIKA
Bertens (1994) menjelaskan,etika berasal dari bahasa Yunani Kuno
Ethos dalam bentuk tunggal yang berarti adat kebiasaan, adat istiadat,
akhlak yang baik. Bentuk jamak dari Ethos adalah ta etha artinya adat
kebiasaan. Dari bentuk jamak ini terbentuklah istilah Etika yang oleh filsuf
yunani Aristoteles ( 384-322 BC) sudah dipakai untuk menunjukan filsafat
moral. Berdasarkan asal usul kata ini maka Etika berarti ilmu tentang apa
yang biasa dilakukan atau ilmu tentang adat kebiasaan.1

Dalam kamus besar Bahasa Indonesia terbitan Departemen Pendidikan dan


kebudayaan (1988) Etika ddirumuskan dalam 3 arti yaitu :2

1. Ilmu tentang apa yang baik dana pa yang buruk dan tentang hak dan
kewajiban moral (Akhlak) ;
2. Kumpulan asas atau nilai-nilai yang berkenaan dengan akhlak ;
3. Nilai nyang mengenai benar dan salah yang dianut satu golongan atau
masyarakat.

Bertolang dari oengertian di atas, kemudian etika berkembang


menjadi studi kebiasaan manusia berdasarkan kesepakatan menurut ruang
dan waktu yang berbeda mengambarkan perangai manusia dalam
kehidupan pada umumnya. Selain itu, etika juga berkembang menjadi
studi tentang kebenaran dan ketidakbenaran berdasarkan kodrat manusia
yang diwujudkan melalui kehendak manusia. Berdasarkan perkembangan
arti tadi, etika dapat dibedakan antara etika perangai dan moral.

1
Abdulkadir Muhammad,Etika Profesi Hukum, ,Bandung, PT Citra Aditya Bakti,2014,Hlm.13
2
Ibid
1. Etika Perangai
Etika Peragai adalah adat istiadat atau kebiasaan yang
menggambarkan perangai manusia dalam kehidupan masyarakat di
daerah-daerah, pada waktu tertentu. Etika perangai diakui dan berlaku
karena disepakati masyarakat berdasarkan hasil nilai perilaku
Contoh etika perangai
a. Berbusana adat
b. Pergaulan muda –mudi
c. Perkawinan semeda
d. Upacara adat.
2. Etika Moral
Etiak moral berkenaan dengan kebiasaan berperilaku yang baik
dan benar berdasarkan kodrat manusia. Apabila buku ini dilanggar maka
timbullah kejahatan, yaitu perbuatan yang tidak baik dan tidak benar.
Kebiasaan ini berasal dari kodrat manusia yang disebut moral.
Contoh etika moral adalah:3
a. Berkata denga berbuat jujur
b. Menghargai hak orang lain
c. Monghormati orang tua atau guru
d. Membela kebenaran dan keadilan
e. Menyantuni anak yatim/yatim piatu
B. Sistematika Etika
Secara sistematis, etika dibedakan menjadi etika umum dan etika
khusus. Etika khusus selanjutnya dibedakan lagi menjadi etika individual
dan etika social4
Etika umum membahas tentang prinsip-prinsip dasar dari moral,
seperti pengertian tentang, etika fungsi etika, masalah kebebasan,
tanggung jawab, dan peran surat hati. Di lain pihak, etik khusus

3
Mardani,Etika Profesi Hukum, Depok,PT Raja Grafindo Persada, 2017,Hlm.9-10
4
C.S.T. Kansil, dan Christine Kansil,Pokok-Pokok Etika ProfesiHukum, Jakarta, PT
PradnyaParamita, 2006, hlm.4
menerapkan prinsip-prinsip dasar dan moral itu pada masing-masing
bidang kehidupan manusia pertanyaan dasar etika khusus ialah: bagaimana
saya harus bertindak dalam bidang yang bersangkutan,atau bagaimana
bidang itu perlu di tata agar menunjang pencapaian kebaikan manusia
sebagai manusia? 5

Etika khusus yang individual memuat kewajiban manusia terhadap


diri sendiri, dan etika social membicarakan tentang kewajiban manusia
sebagai anggota umat manusia. Dua jenis etika khusus tersebut tidak dapat
dipisahkan satu dengan lainnya. Etika social ini banyak sekali
pembidangannya, seperti etika keluarga, etika politik, etika lingkungan
hidup, kritik ideology-ideologi, dan etika profesi.6

C. Pengertian Profesi
Kata profesi dan professional dalam perkataan sehari-hari diartikan
sebagai suatu bentuk “pekerjaan tetap” yang dilakukan oleh seseorang
untuk memperoleh nafkah, baik secara legal maupun tidak. Kata “profesi”
diartikan sebagai suatu pekerjaan (okupasi) untuk memperoleh uang.7
Adanya beberapa definisi profesi yang diberikan oleh beberapa
pakar, diantaranya sebagai beriku:8
1. Menurut Habeyb,, profesi adalah pekerjaan dengan keahlian khusus
sebagai mata pencaharian yang tepat
2. Menurut komaaruddin, profesi atau profession ialah jenis pekerjaan yang
enuntut pengetahuan tinggi khusus dan latihan latihan istimewa
professional job adalah suatu jenis tugas, pekerjaan atau jabatan yang
memerlukan standar kualifikasi keahlian dan perilaku tertentu.
3. Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, profesi adalah pekerjaan
yangdilandasi pendidikan keahlian tertentu (keterampilan,, kejujuran,,dan
sebagainya).

5
Ibid.
6
Ibid.
7
Mardani., Op.cit, hlm.87
8
Ibid.
4. Menurut Muhammad Nuh, profesi adalah suatu kegiatan tertentu untuk
memperoleh nafkah yang diharapkan berdasarkan suatu keahlian.
D. Kode etik profesi
Kode, yaitu tanda-tanda atau simbol-simbol yang berupa kata-kata
tulisan atau benda yang disepakati untuk maksud-maksud tertentu,
misalnya untuk menjamin suatu berita, keputusan atau kesepakatan dalam
suatu organisasi. Kode juga dapat berarti kumpulan peraturan yang
sistematis. Kode etik, yaitu norma atau asas yang dierima oleh kelompok
tertentu sebagai landsan tingkah laku sehari-hari dimasyarakat maupun
ditempat kerja9
Kode etik profesi dapat menjadi penyeimbang segi-segi negatif
dari suatu profesi sehingga kode etik ibarat kompas yang menunjukan arah
moral bagi suatu profesi, sekaligus menjamin mutu moral profesi itu
dimata masyaraka. Kode etik bisa dilihat sebagai produk dari etika terapan,
sebab dihasilkan berkat penerapan pemikiran etis atau suatu wilayah
tertentu, yaitu profesi. Akan tetapi, setelahn kode etik ada,pemikiran etis
tidak berhenti10
Kode etik tidak menggantikan pemikiran etis, tetapi sebaliiknya
selalu didampingi refleksi etis. Agar kode etik dapat berfungsi dengan
semestinya, syarat mutlaknya adalah kode etik itu dibuat oleh kaum
profesi sendiri. Kode etik tidak akan efektif kalau didrop begitu saja dari
atas yaitu istansi pemerintah atau instansi-instansi lain; krena tidak dijiwai
oleh cita-cita dan nilai-nilai yang hidup dalam kalangan profesi itu
sendiri.11
Tujuan kode etik pprofesi;12
1. Menjunjung tinggi martabat pprofesi;
2. Menjaga dan memelihara kesejateraan para anggota;

9
Muhammad Nuh .S.H., M.H.,Adv. Etika Profesi Hukum, CV. PUSTAKA SETIA,Bandung, 2011,Hlm.
122
10
Ibid,hlm.123
11
Ibid.
12
Ibid., Hlm. 124
3. Meningkatkan pengabdian para anggota profesi;
4. Meningkatkan mutu profesi;
5. Meningkatkan mutu organisasi profesi;
6. Meningkatkan layanan di atas keuntungan di atas;
7. Mempunyai organisasi professional yang kuat dan terjalin erat;
8. Menentukan baku standar sendiri;

Adapun fungsi kode etik13

1. Memberikan pedoman setiap anggota profesi tentang prinsip


profesionalitas yang digariskan;
2. Sebagai sarana kontrol social bagi masyarakat atas profesi yang
bersangkutan.
3. Mencegah campur tangan pihak diluar organisasi profesi tentang hubungan
etika dalam keanggotaan profesi;
E. Fungsi kode etik
Suatu kode etik presi yang dibuat Dalam bentuk tertulis dengan
maksud agar dapat dipahamai secara kongkret oleh para anggota profesi
tersebut. Dengan tertulsnya suatu kode etik, tidak ada alas an bagi anggota
profesi tersebut untu tidak membacanya sekaligus merupakan pegangan
yang sangat berarti bagi dirinya. Menurut Sumaryono, fungsi kode etik
profesimemiliki tiga makna yaitu;14
1. Sebagai sarana kontrol social;
2. Sebagai pencegah campur tangan pihak lain;
3. Sebagai pencegah kesalah pahaman dan konflik;

Dengan demikian, kalau dikatakan bahwa Etika profesi merupakan


peganganan bagi anggota yang bergabung dalam profesi tersebut, maka
dapat pula dikatakan bahwa terdapat hubungan yang sistematis dengan
etika dengan profesi hukum. Etika profesi adalah sebagai sikap hidup,

13
Ibid.
14
Supriadi.,Etika dan tanggun jawab profesi hukum diindonesia, Jakarta,Sinar Grafika,
,2016,Hlm.24
yang mana bverupa kesediaan untuk memberikan pelayanan professional
di bidang hukum terhadap masyarakat dengan keterlibatan penuh dengan
keahlian sebagai pelayanan dalam rangka dalam melaksanakan tugas yang
berupa kewajiban terhadap masyarakat yang membutuhkan pelayanan
hukum yang disertai refleksi yang seksama, dan oleh karena itulah didalam
melaksanakan profesi terdapat kaidah-kaidah pokok berupa etka profesi.15

F. Kode etik profesi kurang berfungsi


Dewasa ini mulai menggelaja bahwa kode etik profesi kurang
berfungsi sebagaimana mestinya dikalangan para professional. Beberapa
contoh gejala yang dapat dikemukakan antara lain adalah hubungan yang
berikut ini;16
a) Hubunag dokter dan pasien
Dokter menyuruh pasiennya agar membeli obat resep di apotek yang
di tunjukan. Hal ini menimbulkan dugaan ada kolusi bermotif bisnis antara
doter dan apoteker,bukan motif professional. Ini kode etik profesi dokter
kurang berfungsi sebagai mestinya.
b) Hubungan insinyur pemborong dan pimpro
Insinyur pembohong bangunan membangun gedung menurut
konstruksi yang ditetpkan dalam kontrak. Ketentuan kontrak menyatakan
bahwa semua bahan kayu adalah standar kelas satu. Nyatanya kayu kusen
adalah standar kelas dua. Di sini terjadi pengurangan nilai yang di anggap
bermotif bisnis antara insinyur dan pimpro. Ini berarti kode etik profesi
insinyur berfungsi sebagai mestinya.
c) Hubungan hakim dengan terdakwa
Hakim memutus perkara perkosaan denga hukuman percobaan pada
hal-hal saksi penderita denga tegas dan gamblang menerangkan dibawah
sumpah perbuatan kekerasan terdakwa menyetubuhinya bertentangan
denga kehendaknya. Disini tampak tidak sebanding antara kehormatan
yang ternoda denga hukuman tanpa dijalani. Hal ini menimbulkan

15
Ibid,Hlm.25
16
Abdulkadir Muhammad,loc,it,hlm.79-80
dugaan,ada suap terdakwa kepada hakim. Ini berarti kode etik profesi
insinyur kurang berfungsi sebagaimna mestinya.
d) Hubugan dosen dengan mahasiswa
Seorang dosen perguruan tinggi tertentu baru bersedia member
ujiankepada mahasiswanya apabila sudah tedaftar minimal 10 mahasiswa
dan sudah lunas membayar uang ujian. Padahal menguji mahasiswa itu
tidak perlu di ukur dengn jumlahminimal terdaftar dan lunas membayar
uang ujian. Kewajiban professional dosen menguji mahasiswa berdasaran
jadwal ujian yang ditetapkan oleh peraturan akademiik. Hal ini
menimbulkan dugaan profesi dosen menggeser kekegiatan bisnis,hanya
menguji profesi dosen kurang berfungsi sebagaiman mestinya.
G. Rahasia profesi bagi profesi hukum
Salah satu kewajiban yang harus dilaksanakan dan berpegang
teguh oleh para professional adalah menyimapan dan/atau memegang
rahasia jabatan. Hal ini merupakan pelaksanaan dari cofedential profession
(jabatan kepercayaan) yang telah diberikan oleh masyarakat, khususnya
klien. Rahasia ini tetap dijaga, meskipun hubungan para profesional
dengan kliennya telah berakhir.17
Wajib menyimpan/memegang rahasia ini dapat diketahui dari kode
etik profesi. Beberapa kode etik profesi hukum engaturnya sebagai
berikut18
1. Pasal 2.12 kode etik advokad Indonesia menyebutkan :
Advokad harus selalu memegang teguh rahasia jabatan tentang
apa yang diberitahukan kepadanya oleh klien secara
kepercayaan dengan ketentuan bahwa kewajiban menjaga
rahasia ini berlangsung terus setelah berkhirnya hubungan
advokat dengan klien
2. Point ke-5 sumpah jabaatan notaris menyatakan:

17
Liliana Tedjosaputro,Etika Profesi dan Profesi Hukum,semarang,CV.Aneka Ilmu,2003,Hlm.80
18
Ibid.,Hlm.80-81
Bahwa saya akan merahasiakan serapat-rapatnya isi akta-akta
selaras dengan ketentuan-ketentuan peraturan ini
3. Point ke-3 Mukkadimah Doktrin Tri Karma Adhyaksa
menyatakan:
Demi terjaminnya keseimbangan dan kerahasiaan antara
kewibawaan pemerintah di satu pihak lainnya kepentingan
masyarakat
4. Bab III.2 Pedoman Pengalaman Kode Etik Kepolisisan Negara
Repobliik Indonesia menyebutkan:
Mampu mengendaliakan diri pembuatan pembuatan penyalah
gunaan.

H. Kode Etik Notaris


Lembaga notariat merupakan lembaga keasyrakatan yang timbul
karena adanya kebutuhn dalam pergaulan yang menghendaki adanya alat
bukti bagi mereka dalam hubungan hukum. Alat bukti tertulis itulah yang
mereka butuhkan untuk pembuktian apabialaada sengketa atau
permasalahan, sehingga mereka membutuhkan adanya akta otentik yang
dibuat oleh notaris.19
Meskiun lembaga notariat merupakan lembaga suatu lembaga yang
berada doseluruh dunia. Tiap Negara mempuyai ciri-ciri lembaga notariat
yang mereka tuliskan masing masing dalam atlas Du Notariat (Le Notariat
dans le monde)20
Meskipun lembaga notariat terdaapat di berbagai Negara, tetapi ada
peerbedaan antara lembaga notariat yang satu denga yang lain, karena
lembaga notariat dari kelompok menganut civil law system akan berada
dalam kelompok yang mengikuti commen law system. Juga berada dari
kelompok Negara-negara asia dan afrika. Kelompok yang menganut sivil
law system adalah Negara-negara eropa seperti Belanda, Prancis, Belgia

19
Ibid.,Hlm.91
20
Ibid.
Luxemburg, Jerman, Australia, Swiss, Skandinavia, Italia,, Yunani,
Spanyol, dan juga Negara-negara bekas jajahan Negara. 21
Berdasarkan pasal 83 ayat (1) Undang-Undang Nomor 30 tahun
2004 tentang notaries, Ikatan Notaris Indonesia (INI) pada kongres luar
biasa di bandung pada 27 Januari 2005, telah menetapkan kode etik yang
terdapat dalam pasal 13 anggaran dasar. 22
I. Advokad
Dalam kenyataannya setiap Negara memiliki sebuah organisasi
atau lembaga yang memberikan jasa pelayanan hukum terhadap orang atau
lembaga yang membutuhkan layanan huku tersebut. Lembaga tersebut
lazim disebut “ADVOKAD” atau pengacara. Di Indonesia keberadaan
advokad tidak terlepas pengaruh dari pemerintah Belanda yang menjajah
Indonesia pada waktu itu sehingga pengaturan advokad tetap mengacu
kepada ketentuan peraturan pemerintah Belanda tersebut. Adapun
peraturan perudang-undangan peninggalan colonial belanda, reglement op
de rechterlijke organisatie en het beleid der justitie in Indonesia (stb.
1847: 33.jo.stb.1848: 57), pasal 185 sampai pasal 192 dengan segla
perubahan dan penambahannya, kemudian Bepaligen betreffende het
cotuum der rechterlijke ambtebaren dat der Advokaten procerous en
deuwaarders (stb.1848: 8) bevoegdheid department hoof burgelijke zaken
van land (stb. 1910: 446 jo. Stb. 1922: 523) dan vertegenwoordiging van
23
de land iin rechten (K.B.S. 1922 :522).
Bagi kalangan profesi penasehat hukum Indonesia,etika profesinya
telah ada yang diatur oleh organisasi-organisasi masing-masing profesi,
seperti ikatan advokad Indonesia (ikadin) dalam musyawarah nasionalnya
pada tanggal 10 november 1985 yang diadakan dijakarta telah
menetapkan kode etiknya,yang antara lain mencantumkan kode-kode
sebagai berikut: 24

21
Ibid.
22
Mardani,Loc.it,Hlm.128
23
Supriadi, loc.it.,56
24
Suhrawardi K.Lubis,Etika Profesi Hukum,Jakarta,Sinar Grafika,2006,hlm,30
1. Bertakwa kepada tuhan yang maha esa
2. Harus selalu berkenan untuk member nasehat dan bantuan hukum
tanpa ada diskriminasi
3. Tujuan utama adalah untuk menegakkan hukum, keadilan dan
kebenaran dengan jujur dan bertanggung jawab.
4. Memegang teguh rasa solidartas antara sesame teman seprofesi
5. Bersikap sopan terhadap sesama penegak hukum, namun demikian
tetap mempertahankan hak dan martabat advokad
6. Mendahulukan kepentingan klien
7. Memprioritaskan pemecahan konflik secara damai
8. Tidak membatasi kebebasan klien
9. Mengurus perkara prodeo sebagaimna perkara-perkara lainnya yang ia
menerima jasa untuk itu
10. Memegang teguh rahasia jabatan
11. tidak mencari publisitas pribadi melalui media massa.
J. Kedudukan, fumgsi dan tugas hakim
Hakim merupakan pilar utama dan tempat terakhir bagi pencari
keadilan dala proses peradilan. Sebagai salah satu elemen kekuasaan
kehakiman yang menerima, memeriksa, dan memutuskan perkara hakim di
tuntut untukmemberi keadlan kepada pencari keadilan.25
Hakim adalah pejabat yang melaksanakan tugas kekuasaan
kehakiman (pasal 11 ayat (1) undang-undang nomor 7 tahun 1989, pasal
12 ayat (1) undang-undang nomor 5 tahun 1986), yakni pejabat peradilan
yang diberi wewenang oleh undang-undang untuk mengadili (pasal 1 butir
(8) undang-undang nomor 8 tahun1981). Istilah pejabat membawa
konsekuensi yang berat oleh karena wewenang dan tanggung jawabnya
terumuskan dalam rangkaian tugas, kewajiban, sifat, dan sikap tertentu,
26
yaitu penegak hukum dam keadilan.

25
Wildan Suyuthi Mustofa,Kode Etik Hakim,Jakarta,Prenada media Group,2013,Hlm.55
26
Ibid.,55-56
Penutup

Kesimpulan

Etika adalah cabang filsafat yan membiarakan tingkah aku atau perbuatan
manusia dalam hubungannya dengan bak buruk. Yang dapat dinilai baik buruk
adalah sikap manusia yaitu yang menyangkut perbuatan, tingkah laku,gerakan-
gerakan, kata-kata dan sebgainya. Adapun motif, watak, suara hari, sulit untu
dinilai. Sdangkan yang dikerjakan dengan tidak sadar tidak dapat dinilai baik
buruk.

Frofesi adalah salah prestasi yang di sandang oleh seseorang karena dia
telah memenuhi criteria menjadi sesorang yang pantas mennyandang sebuah
profesi

Sedangkan hukum merupakan suatu bagian yang tidak dapat dipisahkan


dari kehidupan bermasyarakat yang memiliki etika moral dan norma-nrma
didalamnya hukum berperan sebagai “penjaga” agar etika, moral dn norma-norma
dalam masyarakat dapat berjalan dengan baik apaa bila terjdi pelanggaran
terhadap etika,moral,dan norma maka hukum aakan berperan sebagai sanksi.
Daftar pustaka

Tedjosaputro, L. 2003. Etika Profesi dan Profesi Hukum. Semarang. CV.Aneka


ilmu

Lubis, SK.2006. Etika Profesi Hukum. Jakarta. Sinar Grafika

Mustofa, WS. 2013. Kode Etik Hakim. Jakarta. prenada media group

Nuh, M. 2011. etika Profesi Hukum. Bandung. CV Pustaka Setia

Muhammad, A. 2014. Etika Profesi Hukum. Bandung. PT. Citra Aditya Bakti

Supriadi. 2016. Etika dan tanggung jawab profesi hukum di Indonesia. Jakarta.
Sinar Grafika

Mardani. 2017. Etika Profesi Hukum. Depok. PT Raja Grafindo Persada

Kansil, C.S.T. dan Kansil C. 2006. Pokok-Pokok Etika ProfesiHukum, Jakarta, PT


PradnyaParamita

Anda mungkin juga menyukai