Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH HUKUM PIDANA, ACARA PERDATA DAN

KRIMINOLOGI

“DELIK MANDIRI & DELIK BERKELANJUTAN”

Oleh :

 Deni Hemanto 14016180


 Ionny Putri 14016180
 Nurul Indah Fitriana 14016180
 Shifa Nur Azizah 1401618069

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PANCASILA DAN


KEWARGANEGARAAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2019

1
Daftar Isi

Kata Pengantar ............................................................................................... 4

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. 5

1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 5

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 5

1.3 Tujuan Masalah ................................................................................... 5

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................... 6

2.1 Pengertian Delik .................................................................................. 6

2.2 Pengertian Delik Mandiri dan Delik Berlanjut .................................... 8

2.2.1 Delik Mandiri................................................................................ 8

2.2.1 Delik Berlanjut.............................................................................. 8

2.3 Dasar Hukum Delik Mandiri dan Delik Berlanjut ............................... 9

2.4 Unsur – Unsur Delik Mandiri dan Delik Berlanjut ........................... 10

2.5 Contoh Delik Mandiri dan Delik Berlanjut ....................................... 11

2.5.1 Contoh Delik Mandiri ................................................................. 11

2.5.2 Contoh Delik Berlanjut ............................................................... 12

2.6 Sanksi yang Berlaku pada Delik Mandiri dan Berlanjut ................... 14

BAB III PENUTUP ..................................................................................... 16

3.1 Kesimpulan ........................................................................................ 16

2
3
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini
dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai Delik Mandiri dan juga Delik
Berlanjut.. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini
terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap
adanya kritik dan saran demi perbaikan makalah yang telah kami buat ini,
mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang


membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan
saran yang membangun demi perbaikan makalah ini di waktu yang akan datang.

Jakarta, 2019

Penyusun

4
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Indonesia adalah negara hukum, sebagaimana yang tercantum dalam pasal 1


ayat 3 Undang – Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Negara
hukum memiliki arti bahwa seluruh aktivitas dan perilaku rakyat Indonesia telah
diatur oleh ketentuan hukum dan peraturan perundang – undangan yang berlaku.
Negara harus memberlakukan hukum secara adil tanpa membeda – bedakan baik
dari segi suku, agama maupun ras. Maka dari itu seluruh tindakan masyarakat
harus berdasarkan peraturan yang berlaku, apabila melanggar ketentuan yang
sudah diberlakukan maka orang tersebut telah melakukan tindak pidana yang
nantinya akan diberikan sanksi setimpal atas apa yang telah diperbuatnya. Di
Indonesia segala hal yang bekaitan dengan hukum pidana diatur dalam KUHP
atau Kitab Undang – Undang Hukum Pidana.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian delik ?


2. Apa itu delik mandiri dan delik berlanjut?
3. Apa dasar hukum delik mandiri dan delik berlanjut?
4. Apa saja unsur – unsur delik mandiri dan delik berlanjut?
5. Apa contoh delik mandiri dan delik berlanjut?
6. Apa sanksi yang berlaku pada delik mandiri dan delik berlanjut?

1.3 Tujuan Masalah

1. Untuk mengetahui pengertian delik


2. Untuk mengetahui delik mandiri dan delik berlanjut
3. Untuk mengetahui dasar hukum delik mandiri dan delik berlanjut
4. Untuk mengetahui unsur delik mandiri dan delik berlanjut
5. Untuk mengetahui contoh delik mandiri dan delik berlanjut
6. Untuk mengetahui sanksi yang berlaku pada delik mandiri dan
berlanjut

5
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Delik

Secara umum delik biasa disebut dengan tindak pidana yaitu tindakan yang
baik disengaja ataupun tidak disengaja telah melawan hukum. Seseorang yang
terbukti telah melakukan tindak pidana maka akan dikenakan sanksi sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang – undangan yang belaku, dalam hal ini
adalah KUHP atau Kitab Undang – Undang Hukum Pidana.

Tindak pidana sendiri berasal dari beberapa bahasa, di antaranya yaitu


“strafbaarfeit” atau “delict” dan juga criminal act dalam bahasa Inggris yang
artinya perbuatan kriminal yang menurut M. A. Elliat yaitu problem dalam
masyarakat modern atau tingkah laku yang gagal dan melanggar hukum dan dapat
dijatuhi hukuman yang bisa berupa hukuman penjara, hukuman mati, hukuman
denda dan lain-lain.

Menurut para ahli, delik atau tindak pidana memiliki beberapa pengertian, di
antaranya yaitu :

 Peristiwa pidana;
 Perbuatan pidana;
 Pelanggaran pidana;
 Perbuatan yang dapat dihukum, dan;
 Perbuatan yang boleh dihukum (Bassar 1984)

Sedangkan menurut VOS pengertian strafbaar feit adalah suatu kelakuan


manusia yang diancam pidana oleh peraturan undang-undang, jadi suatu kelakuan
yang pada umumnya dilarang dengan diancam pidana.1

Sejalan dengan hal itu maka Moeljatno guru besar Fakultas Hukum
Universitas Gajah Mada dalam pidatonya di Dies Natalis ke VI UGM pada
tanggal 19 Desember 1995 yang berjudul “Perbuatan Pidana dan Pertanggungan
Jawab dalam Hukum Pidana” mengatakan tidak terdapat istilah yang sama dalam

1
Vos, terpetik dalam Bambang Poernomo, Asas-Asas Hukum Pidana, Ghalia Indonesia,
Jakarta, 1992, hlm. 86.

6
menterjemahkan strafbaar feit di Indonesia. Untuk perkataan strafbaar feit telah
ada empat istilah yang dipergunakan dalam bahasa Indonesia, yakni2 :

 Peristiwa Pidana (Pasal 14 ayat 1 UUD 1950)


 Perbuatan Pidana atau perbuatan yang dapat atau boleh dihukum (UU
No.1 Tahun 1951 tentang tindakan sementara untuk menyelenggarakan
kesatuan susunan, kekuasaan dan acara pengadilan sipil Pasal 5 sub c)
 Tindak Pidana (UU No. 7 Tahun 1953 tentang pemilihan anggota
konstituante dan DPR)
 Pelanggaran Pidana (Tirtaamidjadja 1995)

C.S.T. Kansil mengatakan delik adalah perbuatan yang melanggar undang-


undang, dan oleh karena itu bertentangan dengan undang-undang yang dilakukan
dengan sengaja oleh orang yang dapat dipertanggungjawabkan (Kansil 1989)

Moelyatno memberikan definisi mengenai tindak pidana yaitu perbuatan


pidana adalah perbuatan yang dilarang oleh suatu aturan hukum, larangan mana
disertai ancaman (sanksi) yang berupa pidana tertentu, bagi barang siapa yang
melanggar larangan tersebut3

Menurut Profesor Pompe, perkataan strafbaar feit itu secara teoritis dapat
dirumuskan sebagai “Suatu pelanggaran norma (gangguan terhadap tertib hukum)
yang dengan sengaja ataupun tidak dengan sengaja telah dilakukan oleh seseorang
pelaku dimana penjatuhan hukuman terhadap pelaku tersebut adalah perlu demi
terpeliharanya tertib hukum dan terjaminnya kepentingan umum” 4

Hazewinkel-Suringa juga telah membuat rumusan mengenai apa itu yang


dinamakan tindak pidana, yaitu “Suatu prilaku manusia yang pada suatu saat
tertentu telah ditolak di dalam sesuatu pergaulan hidup tertentu dan dianggap
sebagai prilaku yang harus ditiadakan, oleh hukum pidana dengan menggunakan

2
Moelyatno, Perbuatan Pidana dan Pertanggungan Jawab Pidana dalam Hukum pidana,
Seksi Kepidanaan Fakultas Hukum Universitas Gajah Mada, Yogyakarta, 1969, hlm.3
3
Moelyatno, Asas-asas Hukum Pidana, Rineka Cipta, Jakarta, 1993, hlm. 54
4
Pompe, terpetik dalam Ibid, hlm. 182.

7
sarana-sarana yang bersifat memaksa yang terdapat didalamnya”. (Hazewinkel-
Suringa 1997)

2.2 Pengertian Delik Mandiri dan Delik Berlanjut

2.2.1 Delik Mandiri

Delik mandiri atau zalfsdige adalah delik atau tindakan pidana


yang dilakukan hanya berupa satu perbuatan dan langsung selesai saat itu
juga tanpa adanya kelanjutan dari perbuatan pidana itu lagi atau tanpa
melibatkan perbuatan pidana lainnya. Delik mandiri atau biasa disebut
delik berdiri sendiri biasanya hanya berupa satu delik atau satu perbuatan
tindak pidana saja. Contohnya yaitu ketika seseorang masuk ke dalam
rumah orang lain dan melakukan pencurian terhadap harta di dalam rumah
tersebut, maka delik mandiri pada kasus ini ditunjukkan dengan satu
tindakan pidana yaitu seseorang yang hanya melakukan pencurian harta
tanpa adanya tindak pidana lain seperti memperkosa, meracuni ataupun
membunuh si pemilik rumah tersebut.

2.2.1 Delik Berlanjut

Delik berlanjut atau biasa disebut dengan voortgezelte delicten


merupakan perbuatan atau tindak pidana yang dilakukan lebih dari satu
kali dan antara perbuatan itu saling berkaitan atau memiliki hubungan
sedemikian rupa sehingga dapat dikatakan sebagai perbuatan yang
berlanjut atau menimbulkan perbuatan pidana lainnya. Perbuatan dalam
hal ini bukan hanya mencakup perbuatan jasmani maupun rohani akan
tetapi perbuatan baik itu pelanggaran – pelanggaran maupun kejahatan -
kejahatan yang sudah terbukti melawan hukum sehingga dapat dikatakan
sebagai perbuatan ataun tindak pidana.

Adapun ciri pokok dari perbuatan berlanjut ialah :

1. Adanya satu keputusan kehendak si pembuat;


2. Masing-masing perbuatan harus sejenis;

8
3. Tenggang waktu antara perbuatan-perbuatan itu tidak
terlalu lama (Ahmad Chazawi 2007)

2.3 Dasar Hukum Delik Mandiri dan Delik Berlanjut

Dasar hukum delik mandiri terletak pada KUHP buku pertama pada Bab 1
pasal 2 yang berbunyi “Ketentuan pidana dalam perundang-undangan
dangan Indonesia diterapkan bagi setiap orang yang melakukan sesuatu tindak
pidana di Indonesia”

Selain itu dasar hukum delik mandiri juga tergantung pada perbuatan atau
tindak pidana yang dilakukan. Tindak pidana yang dilakukan satu kali tersebut
juga harus ditelaah lagi apakah termasuk ke dalam pelanggaran ataupun
kejahatan.. Contohnya delik mandiri berupa penghinan, maka dasar hukumnya
yaitu KUHP buku kedua bab XVI pasal 130 ayat 1 sampai 3. Delik mandiri
berupa penganiayaan maka dasar hukumnya yaitu KUHP buku kedua bab XX
pasal 351 ayat 1 sampai 5. Delik mandiri berupa pencurian maka dasar hukumnya
terletak pada KUHP buku kedua bab XXII pasal 362 ayat 1 sampai 5, dan delik
mandiri lainnya.

Sedangkan dasar hukum delik berlanjut diatur pada Kitab Undnag – Undang
Hukum Pidana atau KUHP pada bab VI 63 KUHP sampai dengan Pasal 71
KUHP, karena pada dasarnya delik berlanjut merupakan bagian dari perbarengan
pidana yang telah diatur dalam Kitab Undang – Undang Hukum Pidana.

Menurut Roeslan Saleh, ada dua alasan pembentuk undang-undang dalam


hal menghendaki agar beberapa tindak pidana atau perbarengan tindak pidana
(concursus) diadili secara serentak dan diputus dalam satu putusan pidana dan
tidak dijatuhkan sendiri-sendiri dengan memperhitungkan sepenuhnya ancaman
pidana pada masing-masing tindak pidana yang dilakukan tersebut, artinya agar
tindak pidana yang terjadi dalam perbarengan terebut tidak dipidana sepenuhnya
sesuai ancaman masing-masing pidana tersebut, ialah adanya pertimbangan
psikologis dan pertimbangan dari segi kesalahan5

5
Roeslan Saleh, Op.Cit, Hlm 106

9
Perbuatan berlanjut diatur dalam Pasal 64 KUHP, rumusan dari isi Pasal 64
KUHP tersebut adalah sebagai berikut :

 Jika beberapa perbuatan, meskipun masing-masing merupakan


kejahatan atau pelanggaran, ada hubungannya sedemikian rupa
sehingga harus dipandang sebagai satu perbuatan berlanjut, maka
hanya diterapkan yang memuat ancaman pidana pokok yang paling
berat.
 Demikian pula hanya dikenakan satu aturan pidana, jika orang
yang dinyatakan bersalah melakukan pemalsuan atau perusakan
mata uang, dan menggunakan barang yang dipalsu atau yang
dirusak.
 Akan tetapi, jika orang yang melakukan kejahatan-kejahatan
tersebut dalam Pasal 364 KUHP, 373 KUHP, 379 KUHP, dan 407
Ayat (1) KUHP, sebagai perbuatan berlanjut dan nilai kerugian
yang ditimbulkan jumlahnya melebihi dari tiga ratus tujuh puluh
lima rupiah, maka ia dikenakan aturan pidana tersebut dalam Pasal
362 KUHP, 372 KUHP, 378 KUHP, dan 406 KUHP.

2.4 Unsur – Unsur Delik Mandiri dan Delik Berlanjut

10
2.5 Contoh Delik Mandiri dan Delik Berlanjut

2.5.1 Contoh Delik Mandiri

Delik mandiri merupakan suatu perbuatan tindak pidana yang hanya


dilakukan satu kali tanpa melibatkan tindak pidana lainnya. Contohnya yaitu :

 Tindak pidana pembunuhan langsung tanpa melakukan penganiayaan,


 Tindak pidana penghinaan tanpa adanya pembullyan,
 Tindak pidana pencurian tanpa adanya pembunuhan,
 Tindak pidana pemerkosaan tanpa adanya pembunuhan,
 dan lain sebagainya.

2.5.1.1 Contoh Kasus Delik Mandiri

Empat orang terlibat kasus pencurian motor di Kota Kupang, Nusa


Tenggara Timur, dua di antaranya adalah pelajar SMA. Empat orang
pelaku itu yakni RGK (18), RPA (16), ME (18), serta IA (15)

Wakil Direktur Reserse Kriminal Umum Polda NTT AKBP


Bambang Hermanto mengatakan, para pemuda itu mencuri dua unit sepeda
motor milik warga yang terparkir di halaman rumah. "Dua sepeda motor
yang dicuri adalah jenis matic. Mereka mencuri, setelah sebelumnya dipesan
oleh penadah yang sedang mencari motor matic," ujar Bambang, Selasa
(30/1/2018).

Menurut Bambang, dari hasil pemeriksaan sementara, tiga pelaku


lain yakni RPA, ME, dan IA merupakan orang baru yang baru terlibat dalam
kasus pencurian kendaraan bermotor. "Ketiganya mengaku diajak oleh RGK
yang merupakan residivis yang pernah terlibat dalam kasus pencurian
sepeda motor beberapa waktu lalu," tuturnya. Bambang mengatakan, pelaku
RGK pernah ditangkap dan kasusnya sempat disidang di Pengadilan Negeri
Kupang. Namun RGK bebas karena masih di bawah umur. "Untuk motif
dari kasus pencurian kendaraan bermotor itu, diduga adanya pesanan dari
beberapa, orang untuk balap liar di jalan," jelasnya.

11
Hingga kini, empat pelaku pencurian kendaraan bermotor itu masih
ditahan di Mapolda NTT untuk diperiksa lebih lanjut. Keempat pelaku itu
dikenai pasal berbeda. Untuk RGK, RPA, dan ME dikenaikan pasal 363
KUHP dengan ancaman hukuman maksimal 7 tahun penjara. Sedangkan IA
dikenakan pasal 480 KUHP karena bertindak sebagai penadah kendaraan
bermotor yang dicuri.6

2.5.2 Contoh Delik Berlanjut

Delik berlanjut merupakan tindak pidana yang dilakukan lebih dari satu
perbuatan dan antara perbuatan – perbuatan tersebut satu dengan lainnya memiliki
keterkaitan satu sama lain.

Contoh delik berlanjut di antaranya, yaitu :

 Seseorang yang melakukan tindak pidana pemerkosaan terhadap seorang


wanita disertai dengan tindakan penganiayaan
 Tindak pidana pencurian pada suatu rumah disertai degan tindakan
pembunuhan
 Tindak pidana pembunuhan yang sebelumnya dilakukan juga tindakan
pemerkosaan sekaligus penganiayaan

2.5.2.1 Contoh Kasus Delik Berlanjut

Fajar Sigit Santoso, kini harus mempertanggungjawabkan


perbuatannya karena membunuh dan memperkosa rekan kerjanya sendiri,
kasir toko bangunan di Boyolali. Pemuda berumur 19 tahun itu pun dijerat
pasal berlapis. Dia terancam dihukum mati.

Tersangka bercat rambut pirang itu kini juga harus meringkuk di sel
tahanan Mapolres Boyolali. Kini, dia masih menjalani penyidikan untuk

6
https://regional.kompas.com/read/2018/01/30/21250481/terlibat-pencurian-sepeda-motor-
2-pelajar-sma-ditangkap-polisi

12
proses hukum lebih lanjut. Kapolres Boyolali, AKBP Aries Andhi,
mengatakan pembunuhan yang dilakukan tersangka kepada korban sudah
direncanakan. Karenanya, dalam kasus tersebut penyidik menerapkan
pasal pembunuhan berencana.

"Terhadap tersangka kita kenakan Pasal 340 KUHP (tentang)


pembunuhan berencana, karena di awal dia bertemu dengan korban karena
mendengar ucapan-ucapan korban, niat tersangka untuk membunuh itu
sudah ada. Artinya dia sudah merencanakan sampai dia pura-pura
menjatuhkan kendaraannya sampai dengan dia melakukan kekerasan
kepada korban," kata Aries Andhi, Selasa (4/12/2018).

Selain Pasal 340 KUHP, pemuda asal Dukuh Waru, Kelurahan


Kemiri, Kecamatan Mojosongo, Boyolali itu juga dikenakan Pasal 338
KUHP dan atau Pasal 365 ayat (3) KUHP Jo Pasal 285 KUHP. Ancaman
hukumannya maksimal hukuman mati.

Korban nekat membunuh korban yang juga rekan kerjanya itu


dengan dalih tersinggung karena ditagih hutangnya. Tersangka masih
memiliki tanggungan hutang sekitar Rp 350.000 ke toko, yang belum
disetorkan ke korban sebagai kasir di toko tersebut.

Tersangka menghabisi nyawa korban dan memperkosanya di tengah


ladang di wilayah Dukuh Banjarsari, Kelurahan Kemiri, Kecamatan
Mojosongo, Boyolali pada Sabtu (1/12) malam. Mayat perempuan berumur
24 tahun itu dutemukan warga Minggu (2/12) pagi.

Polres Boyolali dalam sehari berhasil mengungkap kasus tersebut.


Sekitar pukul 14.00 WIB, Fajar Sigit Santoso alias Kenyung berhasil
ditangkap di kamar mayat RSUD Pandan Arang, Boyolali, tempat korban
disemayamkan.7

7
https://news.detik.com/berita-jawa-tengah/d-4329621/pembunuh-dan-pemerkosa-kasir-di-
boyolali-dijerat-pasal-hukuman-mati

13
2.6 Sanksi yang Berlaku pada Delik Mandiri dan Berlanjut

14
15
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Segala tingkah laku rakyat di Indonesia telah diatur sepenuhnya oleh


Undang – Undang yang berlaku, di antaranya yaitu Kitab Undang – Undang
Hukum Pidana atau biasa disebut KUHP. Seseorang yang melakukan perbuatan
melawan hukum dikatakan telah melakukan tindak pidana. Tindak pidana biasa
disebut dengan delik.

Delik mandiri atau zalfsdige delict merupakan delik atau tindak pidana yang
dilakukan hanya satu kali tanpa melibatkan tindak pidana lainnya.

Delik berlanjut atau voortgezelte delicten merupakan delik atau tindak


pidana yang dilakukan lebih dari satu perbuatan baik itu pelanggaran ataupun
kejahatan yang antartindakan tersebut memiliki keterkaitan satu sama lain. Pada
delik berlanjut berlaku sanksi pidana yang paling berat di antara sanksi – sanksi
tindak pidana tersebut.

16

Anda mungkin juga menyukai