KRIMINOLOGI
Oleh :
1
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. 5
2.6 Sanksi yang Berlaku pada Delik Mandiri dan Berlanjut ................... 14
2
3
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini
dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai Delik Mandiri dan juga Delik
Berlanjut.. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini
terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap
adanya kritik dan saran demi perbaikan makalah yang telah kami buat ini,
mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Jakarta, 2019
Penyusun
4
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
5
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Delik
Secara umum delik biasa disebut dengan tindak pidana yaitu tindakan yang
baik disengaja ataupun tidak disengaja telah melawan hukum. Seseorang yang
terbukti telah melakukan tindak pidana maka akan dikenakan sanksi sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang – undangan yang belaku, dalam hal ini
adalah KUHP atau Kitab Undang – Undang Hukum Pidana.
Menurut para ahli, delik atau tindak pidana memiliki beberapa pengertian, di
antaranya yaitu :
Peristiwa pidana;
Perbuatan pidana;
Pelanggaran pidana;
Perbuatan yang dapat dihukum, dan;
Perbuatan yang boleh dihukum (Bassar 1984)
Sejalan dengan hal itu maka Moeljatno guru besar Fakultas Hukum
Universitas Gajah Mada dalam pidatonya di Dies Natalis ke VI UGM pada
tanggal 19 Desember 1995 yang berjudul “Perbuatan Pidana dan Pertanggungan
Jawab dalam Hukum Pidana” mengatakan tidak terdapat istilah yang sama dalam
1
Vos, terpetik dalam Bambang Poernomo, Asas-Asas Hukum Pidana, Ghalia Indonesia,
Jakarta, 1992, hlm. 86.
6
menterjemahkan strafbaar feit di Indonesia. Untuk perkataan strafbaar feit telah
ada empat istilah yang dipergunakan dalam bahasa Indonesia, yakni2 :
Menurut Profesor Pompe, perkataan strafbaar feit itu secara teoritis dapat
dirumuskan sebagai “Suatu pelanggaran norma (gangguan terhadap tertib hukum)
yang dengan sengaja ataupun tidak dengan sengaja telah dilakukan oleh seseorang
pelaku dimana penjatuhan hukuman terhadap pelaku tersebut adalah perlu demi
terpeliharanya tertib hukum dan terjaminnya kepentingan umum” 4
2
Moelyatno, Perbuatan Pidana dan Pertanggungan Jawab Pidana dalam Hukum pidana,
Seksi Kepidanaan Fakultas Hukum Universitas Gajah Mada, Yogyakarta, 1969, hlm.3
3
Moelyatno, Asas-asas Hukum Pidana, Rineka Cipta, Jakarta, 1993, hlm. 54
4
Pompe, terpetik dalam Ibid, hlm. 182.
7
sarana-sarana yang bersifat memaksa yang terdapat didalamnya”. (Hazewinkel-
Suringa 1997)
8
3. Tenggang waktu antara perbuatan-perbuatan itu tidak
terlalu lama (Ahmad Chazawi 2007)
Dasar hukum delik mandiri terletak pada KUHP buku pertama pada Bab 1
pasal 2 yang berbunyi “Ketentuan pidana dalam perundang-undangan
dangan Indonesia diterapkan bagi setiap orang yang melakukan sesuatu tindak
pidana di Indonesia”
Selain itu dasar hukum delik mandiri juga tergantung pada perbuatan atau
tindak pidana yang dilakukan. Tindak pidana yang dilakukan satu kali tersebut
juga harus ditelaah lagi apakah termasuk ke dalam pelanggaran ataupun
kejahatan.. Contohnya delik mandiri berupa penghinan, maka dasar hukumnya
yaitu KUHP buku kedua bab XVI pasal 130 ayat 1 sampai 3. Delik mandiri
berupa penganiayaan maka dasar hukumnya yaitu KUHP buku kedua bab XX
pasal 351 ayat 1 sampai 5. Delik mandiri berupa pencurian maka dasar hukumnya
terletak pada KUHP buku kedua bab XXII pasal 362 ayat 1 sampai 5, dan delik
mandiri lainnya.
Sedangkan dasar hukum delik berlanjut diatur pada Kitab Undnag – Undang
Hukum Pidana atau KUHP pada bab VI 63 KUHP sampai dengan Pasal 71
KUHP, karena pada dasarnya delik berlanjut merupakan bagian dari perbarengan
pidana yang telah diatur dalam Kitab Undang – Undang Hukum Pidana.
5
Roeslan Saleh, Op.Cit, Hlm 106
9
Perbuatan berlanjut diatur dalam Pasal 64 KUHP, rumusan dari isi Pasal 64
KUHP tersebut adalah sebagai berikut :
10
2.5 Contoh Delik Mandiri dan Delik Berlanjut
11
Hingga kini, empat pelaku pencurian kendaraan bermotor itu masih
ditahan di Mapolda NTT untuk diperiksa lebih lanjut. Keempat pelaku itu
dikenai pasal berbeda. Untuk RGK, RPA, dan ME dikenaikan pasal 363
KUHP dengan ancaman hukuman maksimal 7 tahun penjara. Sedangkan IA
dikenakan pasal 480 KUHP karena bertindak sebagai penadah kendaraan
bermotor yang dicuri.6
Delik berlanjut merupakan tindak pidana yang dilakukan lebih dari satu
perbuatan dan antara perbuatan – perbuatan tersebut satu dengan lainnya memiliki
keterkaitan satu sama lain.
Tersangka bercat rambut pirang itu kini juga harus meringkuk di sel
tahanan Mapolres Boyolali. Kini, dia masih menjalani penyidikan untuk
6
https://regional.kompas.com/read/2018/01/30/21250481/terlibat-pencurian-sepeda-motor-
2-pelajar-sma-ditangkap-polisi
12
proses hukum lebih lanjut. Kapolres Boyolali, AKBP Aries Andhi,
mengatakan pembunuhan yang dilakukan tersangka kepada korban sudah
direncanakan. Karenanya, dalam kasus tersebut penyidik menerapkan
pasal pembunuhan berencana.
7
https://news.detik.com/berita-jawa-tengah/d-4329621/pembunuh-dan-pemerkosa-kasir-di-
boyolali-dijerat-pasal-hukuman-mati
13
2.6 Sanksi yang Berlaku pada Delik Mandiri dan Berlanjut
14
15
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Delik mandiri atau zalfsdige delict merupakan delik atau tindak pidana yang
dilakukan hanya satu kali tanpa melibatkan tindak pidana lainnya.
16